SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyempatkan mampir ke Asrama Pelajar Papua Amor di kawasan Mangunharjo, Semarang. Ia ingin memastikan para pelajar Papua bisa belajar dengan baik selama PPKM Darurat.
“Saya itu mendapatkan informasi anak-anak dari Papua ini tidak semua pulang. Mereka masih di sini dan ini rata-rata SMP dan SMA. Ya (ini) untuk memastikan aja mereka yang ada di sini belajarnya baik. Ya rajin, ya seneng,” kata Ganjar.
Tiba di lingkungan asrama sekitar pukul 14.30, Ganjar disambut belasan pelajar. Sesaat bertanya kabar, ia pun langsung terlibat perbincangan hangat dengan mereka.
“Kalian jadi nggak pulang ya? Sekolahnya gimana? Masih online kan?,” tanya Ganjar.
“Masih Pak, online sekolahnya,” sahut para pelajar.
Menyadari dunia anak adalah dunia bermain, Ganjar tergelitik ingin tahu apa yang dilakukan anak-anak perantauan ini selain sekolah daring. Seharian di rumah dan hanya sekolah, bagi anak-anak pasti membosankan. Seorang anak mengatakan, mereka bermain bersama untuk mengisi waktu luang.
“(Kami) Main bola Pak,” jawab salah seorang penghuni asrama, yang merupakan pelajar SMA Saint Louis Semarang.
Tidak puas hanya dengan jawaban itu, lewat gaya bertanya yang khas, Ganjar menggoda mereka untuk terus terang mengungkap kegiatan-kegiatan mereka lainnya.
“Hayo, ngaku aja mainnya di mana? Nggak apa apa asal prokesnya ya,” kata Ganjar.
Ganjar kemudian bertanya tentang kesulitan mereka selama melakukan pembelajaran secara daring. Pada Ganjar mereka mengaku, dengan cara ini lebih sulit untuk memahami beberapa mata pelajaran, termasuk Bahasa Jawa. Ganjar terkejut saat mengetahui anak-anak Papua ini juga diajari bahasa daerah.
“Lho diajari Bahasa Jawa juga? Coba, kalau bahasa Jawanya “Aku mau mandi,” apa?,” pertanyaan ini kontan mengundang kebingungan para pelajar karena tidak mampu menjawab dan justru memecah tawa bersama.
Sebelum pamit pulang, Ganjar mendapat permintaan bola voli dan bola basket dari para pelajar. Ganjar pun berjanji akan mengirimkan bola-bola yang mereka inginkan tersebut sesegera mungkin. Sebagai tanda kasih dari penghuni asrama, Ganjar menerima pemberian tas tradisional masyarakat Papua atau noken.
Menurut Ganjar, pertemuan sejenak dengan anak-anak Papua yang penuh semangat dan ceria itu sangat berkesan. Selain pada kepatuhan mereka mentaati protokol kesehatan, Ganjar juga salut akan kegigihan mereka menuntut ilmu hingga ke luar pulau dalam usia yang masih sangat muda.
“Mudah-mudahan (kita) bisa saling berbagi saling mengingatkan, agar mereka di sini bisa belajar dengan baik dan mudah-mudahan (jadi) anak-anak yang hebat. Selesai belajar di sini, pulang lagi membangun Papua,” harapnya.
Reporter: Nugi Nugroho
Penulis: Nugi Nugroho
Editor: Gunadi
Editor | : |
---|