Analisis Kasus KFC Jepang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

KFC adalah perusahaan fastfood, terbesar di Amerika dan jaringan pemasarannya sudah tersebar di seluruh dunia.

KFC Japan (KFC-J) berafiliasi dengan Mitsubishi pada tahun 1970-an dan memulai ekspansi pasar fastfood ke kota-kota Jepang. Poin-poin yang menjadi pembelajaran bagi pemasar global didalam kasus ini adalah sebagai berikut:

1. Pahami Lingkungan Sosial Budaya Suatu Negara Lingkungan sosial budaya yang dimiliki oleh orang Jepang akan mempengaruhi pola pikir dan adaptasinya tehadap suatu produk. Orang Jepang merupakan orang yang memiliki budaya konteks tinggi. Didalam kasus ini, contohnya dapat dilihat dari sikap orang Jepang yang mengambil tantangan untuk membuka pasar fastfood ala Amerika ke Jepang. Orang Jepang suka terhadap tantangan dan peluang. 2. Berpikir Global, Bertindak Lokal Orang Jepang didalam kasus ini, melihat bagaimana potensi KFC sebagai perusahaan global dapat menguntungkan perusahaan dan negaranya. KFC-J yang dibentuk memasuki persaingan pasar makanan Jepang, yang pada segi kondisi menu dan servisnya disesuaikan oleh budaya orang Jepang itu sendiri. 3. Lakukan Pendekatan Pemasaran yang Tepat Pendekatan pemasaran mengacu pada bagaimana memanfaatkan tren, mode dan perilaku orang Jepang sebagai daya tarik/promosi KFC-J. Disebutkan didalam kasus ini, beberapa pendekatannya adalah: Produk KFC-J dipromosikan sebagai mode/tren dari Amerika, sehingga memunculkan pemikiran bahwa mengkonsumsi ayam goreng KFC-J adalah sesuatu yang fashionable/update. Merek, iklan dan promosi penjualan sebagian besar menggunakan fonetik Jepang untuk memudahkan penyampaian informasi produk. Daya tarik harga dan kualitas produk harus bersaing dengan makanan yang disantap diluar rumah atau diantar ke rumah, yang populer di masyarakat Jepang. Lokasi KFC-J terletak di pusat kota atau tempat yang didominasi oleh pekerja kantor, kaum eksekutif muda dan keluarga menengah ke atas, yang dianggap sebagai pelanggan potensial. Menonjolkan fungsi dari tempat penjualan itu sendiri. Makan ditempat akan dipromosikan disamping penjualan untuk dibawa pergi.

4. Pengawasan Terhadap Operasional Cabang Perusahaan KFC-J yang tetap berada dibawah pengawasan KFC pusat, walaupun melakukan customize terhadap menu dan servisnya, pelaporan, royalti dan manual operasional standar harus tetap dijalankan agar kulaitas dan standar dari brand KFC sendiri tetap terlihat baik di mata masyarakat.

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL Analisis Kasus KFC Jepang

Oleh: Wayan Sukmantara 0906205113 Manajemen

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA 2011

Anda mungkin juga menyukai