Konsep Istirahat Dan Tidur
Konsep Istirahat Dan Tidur
Konsep Istirahat Dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi, beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang, berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan
tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita, kita gunakan untuk tidur.
Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
1.
2. 3.
4.
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian yang melengkapi siklus selama 24 jam. Yang dapat mempengaruhi pola fungsi biologis utama dan fungsi perilaku, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperature, sekresi hormone, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya.
Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah (Lilis,Taylor,Lemone,1989).
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yg dipertahankan oleh sistem saraf pusat, perifer, endokrin, kardiovaskuler, pernafasan, dan muskular. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu a. Reticular Activating System (RAS) b. Bulbar Synchronizing Region(BSR).
Berlokasi pada batang otak teratas Terdiri sel sel khusus yg mempertahankan kewaspadaan dan terjaga Menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri Saat terbangun merupakan hasil dari neuron dalam SAR yg mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin.
Terdapat pada daerah pons dan otak depan bagian tengah Mengeluarkan serotonin untuk meningkatkan respon tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu
a. Non-Rapid Eye Movement(NREM) b. Rapid Eye Movement (REM).
Tidur Non REM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu, semua proses metabolik termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat.
Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (IIV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
merupakan tingkat paling dangkal dari tidur Tahap berakhir beberapa menit Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap tanda tanda vital dan metabolisme Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensoris seperti suara ketika terbangun seseorang merasa seperti telah melamun
Merupakan periode tidur bersuara Kemajuan relaksasi Untuk terbangun relatif mudah Tahap berakhir 10 hingga 20 menit Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lambat
Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yg dalam Orang yg tidur sulit di bangunkan dan jarang bergerak Otot otot dalam keadaan santai penuh Tanda tanda vital menurun tetap teratur Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam Sangat sulit untuk membangunkan orang yg tidur Tanda tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga Tahap berakhir kurang lebih 15 s/d 30 menit Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup Tidur REM biasanya di mulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini.
Selama tidur REM, otak cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap ini individu menjadi sulit untuk dibangunkan. Tonus otot menurun ,sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.
Tidur REM
Umur
Neonatus (0 3 bulan) Bayi (3 12 bulan) Toodler (1 3 Tahun) Pra sekolah (3 5 Tahun) Usia sekolah (6 12 Tahun)
Kebutuhan tidur
Rata rata sekitar 16 jam sehari Rata rata sekitar 8 10 Jam sehari Rata rata 12 jam sehari Rata rata 12 jam sehari Rata rata 11 12 jam sehari
Remaja Rata rata 7 jam sehari (13 17 Tahun) Dewasa muda Rata rata 6 s/d 8 jam sehari (18 25 Tahun)
Penyakit Lingkungan Kelelahan Gaya hidup Stress emosional Stimulant dan alcohol Medikasi Motivasi.
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya.di samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi trsebut
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Semakin lelah seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alcohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM,metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (mis; meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk
ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena factor mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia: 1. Insomnia inisial. Kesulitan untukmemulai tidur. 2. Insomnia intermiten. Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga. 3. Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari ransangan tidur di sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (mis; membaca, mendengarkan music),dan tidur jika benarbenar mengantuk.
Perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain: somnambulisme, terjaga malam, mimpi buruk, enuresis nokturnal, bruksisme
adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai serangan tidur atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetic system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatife pencegahannya adalah dengan obatobatan, seperti; amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
Gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada 3 jenis apnea tidr al : 1. apnea sentral 2. apnea obstruktif 3. apnea campuran
Menurut NANDA (2003), diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk klien dengan masalah tidur adalah gangguan pola tidur. etiologi untuk label diagnosis ini dapat bervariasi dan spesifik untuk masing-masing individu. hal ini meliputi ketidaknyamanan fisik atau nyeri, ansietas, perubahan waktu tidur yang sering, serta perubahan lingkungan tidur atau ritual sebelum tidur. Selain sebagai label diagnosis, gangguan pola tidur juga bisa menjadi etiologi untuk diagnosis yang lain, seperti Risiko Cedera, kelelahan, Ketidakefektifan Koping, Asietas, Intoleransi Aktivitas,dll
Tujuan utama asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan tidur adalah untuk mempertahankan (atau membentuk) pola tidur yang memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Sedangkan tujuan lainnya dapat terkait dengan upaya miningkatkan perasaan sejahtera klien atau meningkatkan kualitas tidurnya.
No 1
Diagnosa Keperawatan Gangguan pola tidur. Yang berhubungan dengan: Sering terjaga di malam hari, sekunder akibat (gangguan transport oksigen, gangguan eliminasi, gangguan metabolisme). Tidur berlebihan di siang hari, sekunder akibat medikasi (mis; sedatif, hipnotik, antidepresan, amfetamin, barbiturate, dll). Depresi. Nyeri. Aktivitas siang hari yang tidak adekuat. Perubahan lingkungan. Perubahan ritme sirkadian Takut.
Intervensi Identifikasi faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperature, aktivitas yang tidak adekuat). Kurangi atau hilangkan gangguan tidur. Bising Tutup pintu kamar. Cabut kabel telepon. Nyalakan bunyi-bunyi yang lembut (mis; kipas angin, music yang tenang, suara hujan, angin). Pasang lampu tidur. Turunkan volume alarm dan TV. Gangguan
Rasional Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi. Lingkungan rumah sakit yang asing dapat menghambat relaksasi. Agar merasa segar, individu biasanya harus menyelesaikan keseluruhan siklus tidur (70100 menit) sebanyak 4 atau 5 kali semalam (Cohen & Meritt, 1992; Thelan et al, 1998).