Tugas Kelompok Etika Profesi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

Daftar Isi

ETIKA PROFESI AKUNTANSI Pendahuluan ...................................................................... ..................... 2 Kode Etik IAI ....................................................................................... ..... 4 Kode Etik IAPI ..................................................................................... ... 10 Kode Etik IAMI .................................................................................... .. 12 Kode Etik Profesi lainnya ...................................................................... 16 Sarbanes Oxley .................................................................................. ... 16 PMK No. 17/2008 .............................................................................. ... 19 KASUS PELANGGARAN KODE ETIK AKUNTAN

Latar belakang masalah ........................................................................ 21 Pembahasan Masalah .......................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA

ETIKA PROFESI AKUNTANSI


Pendahuluan
Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi dituntut untuk bekerja secara professional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha sekarang ini. Selain keahlian dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu profesi, dalam menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi. Etika Bisnis dan Profesi Page | 2

Dengan adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturanaturan khusus yang harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak melanggar batas-batas tertentu yang dapat merugikan suatu pribadi atas masyarakat luas. Etika tersebut akan memberi batasan-batasan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi. Etika profesi menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi. Apabila etika suatu profesi dilanggar maka harus ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut. Jika tidak maka akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut akan berkurang. Sedangkan apabila suatu profesi dijalankan berdasarkan etika profesi yang ada maka hasilnya tidak akan merugikan kepentingan umum dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut. Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara profesional dan sesuai dengan etika. Hal tersebut karena profesi akuntan mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat baik terhadap pekerjaannya, organisasinya, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak sesuai dengan etika maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan akan meningkat.Terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan oleh perusahaan, khususnya perusahaan yang akan masuk pasar modal. Hal ini disebabkan setiap perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib diaudit oleh akuntan publik. Untuk mendukung profesionalisme akuntan, Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI), sejak tahun 1975 telah mengesahkan Kode Etik

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 3

Akuntan Indonesia yang telah mengalami revisi pada tahun 1986, tahun 1994 dan terakhir pada tahun 1998. Dalam mukadimah Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi akuntan : Namun kenyataanya dalam praktek sehari-hari masih banyak terjadi pelanggaran terhadap Kode Etik tersebut. Berbagai pelanggaran terjadi di Indonesia. Di Indonesia sendiri pelanggaran Kode Etik sering dilakukan oleh akuntan publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Setiap orang yang memiliki gelar akuntan, wajib menaati kode etik dan standar akuntan, terutama para akuntan publik yang sering bersentuhan kepada masyarakat dan kebijakan pemerintah. Kewajiban menaati kode etik ini telah diatur oleh Departemen Keuangan dan mempunyai aturan sendiri, yaitu Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Intinya, peraturan ini mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas atas kliennya itu selalu berdasarkan pada SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik yang diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing Standar. Terdapat dua tujuan utama dari kode etik: 1) kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh anggota profesi. 2) kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilakuperilaku menyimpang oleh anggota profesi.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 4

Agar kode etik dapat berfungsi dengan optimal, minimal ada 2 (dua) syarat yang arus dipenuhi. 1. Kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri. Kode etik tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah atau instansi di luar profesi itu. 2. Pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus. Setiap pelanggaran akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh suatu dewan yang khusus dibentuk.

Kode Etik IAI ( Ikatan Akuntan Indonesia )


Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan diatur oleh kode etik akuntan.Kode etik ikatan akuntan Indonesia merupakan norma perilaku yang mengatur hubunganantara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya dan antara profesidengan masyarakat. Keberadaan kode etik menyatakan secara eksplisit beberapa kriteriatingkah laku yang harus ditaati oleh profesi. Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan disebut dengan Kode Etik Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini perlu diingat bahwa IAI adalah satusatunya organisasi profesi akuntan di Indonesia. Anggota IAI meliputi auditor dalam berbagai jenisnya (auditor independen/publik, auditor intern dan auditor pemerintah), akuntan manajemen, dan akuntan pendidik. Oleh sebab itu, kode etik IAI berlaku bagi semua anggota IAI, tidak terbatas pada akuntan anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik. Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti dengan tanya jawab dalam kaitannya Etika Bisnis dan Profesi Page | 5

dengan interpretasi aturan etika. Prinsip-prinsip etika dalam Kode Etik IAI ada 8 (delapan), yaitu: tanggung jawab, kepentingan umum (publik), integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, standar teknis. Aturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsipprinsip etika dan ditetapkan untuk masing-masing kompartemen. Untuk akuntan sektor publik, aturan etika ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP). Sampai saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang penyusunannya mengacu pada Standard of Professional Practice on Ethics yang diterbitkan oleh the International Federation of Accountants (IFAC). Panduan umum lainnya yang tercantum dalam aturan etika IAI-KASP terdiri dari tiga hal yaitu panduan good governance dari organisasi/instansi tempat auditor bekerja, panduan identifikasi pertentangan kepentingan, panduan atas pemberian fasilitas dan hadiah, dan panduan penerapan aturan etika bagi auditor yang bekerja di luar wilayah hukum aturan etika. Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang diikuti dengan tanya jawab dalam kaitannya dengan interpretasi aturan etika. Kode etik Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi,2001:53) 1. Tanggung Jawab profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 6

tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi. 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan

terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya,

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 7

anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. 4. Obyektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 8

Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas

pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.

Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 9

seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya 6. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir. 7. Perilaku Profesional

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 10

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat

mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. 8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan

Kode Etik IAPI ( Institut Akuntan Publik Indonesia )


Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harusditerapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atauJaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukanmerupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputijasa assurance2 dan jasa selain assurance seperti yang tercantum dalam standar profesi dan kode etik profesi.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 11

Untuk tujuan Kode Etik ini, individutersebut di atas selanjutnya disebut Praktisi. Anggota IAPI yang tidakberada dalam KAP atau Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesionalseperti tersebut di atas tetap harus mematuhi dan menerapkan Bagian A dariKode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh menetapkan kodeetik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan yangdiatur dalam Kode Etik ini. Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar danaturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasardan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuanhukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata berbeda dari Kode Etikini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesiyang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsipdasar dan aturan etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.Kode Etik ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2010. Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, setiap Praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik ini. Setiap Praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi di bawah ini: 1. Prinsip integritas

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 12

Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional 2. dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. Prinsip objektivitas Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
3.

Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-

hatian profesional (professional competence and due care). Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya. 4. Prinsip kerahasiaan sebagai hasil dari hubungan boleh profesional dan Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh hubungan bisnisnya, serta tidak mengungkapkan

informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga. 5. Prinsip perilaku profesional

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 13

Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Kode Etik IAMI ( Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia )


Praktik akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu manajer memaksimumkan laba. Para manajer dan akuntan manajemen seharusnya tidak terlalu fokus pada laba sehingga mereka dapat membangun suatu keyakinan bahwa satu-satunya tujuan bisnis adalah memaksimumkan kekayaan bersih dan harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba dicapai dengan cara-cara yang sah dan etis. Untuk mencapai tujuan ini, maka ditekankan pertimbangan eksplisit terhadap isu-isu etika. Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar, sesuai,

sertaadil. Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan etis. Pemikiran mengenai pengorbanan kepentingan seseorang untuk kebaikan orang lain menghasilkan beberapa nilai inti yang menjelaskan arti dari benar dan salah secara lebih konkret. Organisasi pada umunya menerapkan standar perilaku untuk para manajer dan pekerjanya. Asosiasi-asosiasi professional juga menetapkan standar etika. Akuntan manajemen membantu manajer untuk meningkatkan kinerja ekonomis perusahaan. Sayangnya, beberapa manajer terlalu menekankan pada dimensi ekonomi dan terlibat dalam tindakan yang tidak etis dan melanggar hukum. Banyak dari aktivitas ini tergantung pada sistem akuntansi manajeman untuk melakukan dan bahkan untuk mendukung

perilaku tidak etis. Untuk hal itu, Sangatlah penting untuk mendesain

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 14

sistem Akan

evaluasi tetapi,

dan

penghargaan

sehingga

dorongan

untuk

melakukan tindakan yang tidak diinginkan, dapat diminimalkan. mendesain sistem penghargaan yang sempurna bukanlah suatu harapan yang realistis. Manajer juga mempunyai kewajiban untuk menghindari pelanggaran sistem. Kode etik akuntan manajemen di luar negeri Menurut James W. Brackner, penulis Ethics Column dalam management Accounting, ada sepuluh nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum. Sepuluh nilai tersebut adalah: 1. Kejujuran (honesty) 2. Integritas (integrity) 3. Memegang janji (promise keeping) 4. Kesetiaan (fidelity) 5. Keadilan (fairness) 6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others) 7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others) 8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship) 9. Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence) 10. Akuntabilitas (accountibility) IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu pernyataan yang menguraikan tentang standar perilaku etis akuntan manajemen. Kode etik IMA menerapkan standar minimum perilaku yang ditujukan untuk mengarahkan akuntan manajemen dan menginspirasikan profesionalisme yang sangat tinggi pada semua level akuntan manajemen. Dengan mematuhi standar ini, akuntan manajemen meningkatkan derajat profesi mereka dan membantu mengembangkan hubungan kepercayaan dimana para manajer dan

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 15

pihak-pihak lainnya dapat secara yakin bergantung pada pekerjaan mereka. Akuntan manajemen tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan standar ini atau mereka tidak akan menerima pelaksanaan tindakan-tindakan tersebut dari orang lain dalam organisasi mereka. Standar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk a. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar teknis yang berlaku c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkat serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya 2. Kerahasiaan Akuntan manajemen bertanggun jawab untuk: a. Menahan informasi diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin rahasia berkenaan dengan bawahan seperlunya tugas-tugasnya, kerahasiaan dari

kecuali diharuskan secara hukum b. Memberitahu informasi yang berkenaan denga tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan dengan tugas-tugasnya untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 16

3. Integritas Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk: a. Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan semua pihak terhadap potensi konflik b. yang etis c. Menolak pemberian, penghargaan, dan keramahmereka dalam melakukian dan tamahan yang dapat mempengaruhi bertugas d. Menahan diri terhadap dan untuk tidak penggerogotan e. Mengenali legitimasi organisasi Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas akan menimbulkan kecurigaan terhadap

kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara

tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif mengkomunikasikan berbagai yang akan batasan profesional atau kendala lainnya jawab atau kinerja sukses dari suatu aktivitas f.Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini profesional g. 4 Objektivitas Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk a. objektif b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi

menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 17

1. Resolusi konfik etika Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis, atau dalam meyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengiuti kebijakan yang ditetapkan organisasidalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini: a. Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah itu melibatkan atasannya. Dalam kasus ini, masalah tersebut harus dilaporkan secepatnya kepada jenjang yang lebih tinggi berikutnya. Jika resolusi akhir yang memuaskan tidak dapat diungkapkan, b. Jika sampaikan langsung jenjang yang lebih tinggi. atasan merupakan kepala eksekutif pelaksana (CEO), atau setingkat wewenang untuk mengatasi mungkin berada di tangan suatu kelompok seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan perwalian, atau pemilik. Berhubungan dengan jenjang di atas atasan langsung sebaiknya dilakukan dengan sepengetahuan atasan. c. Menjelaskan konsep-konsep yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang objektif untuk mencapai pemahanan terhadap tindakan yang mungkin dilakukan dicapai pada saat masalah masalah tersebut manajemen

Kode Etik Profesi Dalam Asosiasi Akuntansi Lainnya


Auditor APIP adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk melakukan audit, karena itu auditor pemerintah dapat

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 18

diibaratkan sebagai seseorang yang kaki tangannya terikat pada ketentuan-ketentuan sebagai pegawai negeri sedangkan kaki kirinya terikat pada ketentuan-ketentuan profesinya. Auditor APIP yang meliputi auditor auditor dilingkungan BPKP, Inspektorat jenderal departemen, unit pengawasan LPND, dan inspektorat provinsi, kabupaten dan kota dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan statusnya sebagai pegawai negeri dan standar audit APIP sebagaimana diatur dalam Peraturan Maret 2008. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No PER/04/M.PAN/03/2008 dan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31

Sarbanes-Oxley (SARBOX)
Sarbanes-Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat SOx atau Sarbox adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal akuntansiperusahaan besar yang termasuk di antaranya melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems danWorldCom. Skandal-skandal yang terpengaruh yang ini menyebabkan mengguncang kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham nasional. Akta yang diberi nama berdasarkan dua sponsornya, Senator Paul Sarbanes (DMD) and Representatif Michael G. Oxley (R-OH), ini disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush. Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 19

kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagi perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 judul atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Perdebatan mengenai untung rugi penerapan Sarbox masih terus terjadi. Para pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal nasional dengan antara lain memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan. Sementara para penentangnya berkilah bahwa Sarbox tidak diperlukan dan campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan menempatkan perusahaan-perusahaan AS pada kerugian kompetitif terhadap perusahaan asing. Sarbox menetapkan suatu lembaga semi pemerintah, Public

Company Accounting Oversight Board (PCAOB), yang bertugas mengawasi, mengatur, memeriksa, dan mendisiplinkan kantorkantor akuntan dalam peranan mereka sebagai auditor perusahaan publik. Sarbox juga mengatur masalah-masalah seperti kebebasan auditor, tata kelola perusahaan, penilaian pengendalian internal, serta pengungkapan laporan keuangan yang lebih dikembangkan. Hal-hal yang Diatur dalam Sarbanes-Oxley Act Dalam Sarbanes-Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan danpembaharuan governance; yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyakmengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen,kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif,

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 20

danpembentukan komite audit yang independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-halsebagai berikut: - Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komite auditdan pihak manajemen - Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewan yangindependen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal - Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC secara signifikan - Mendefinisikan jasa non-audit yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien - Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud - Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interest - Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru. Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua perusahaan publikuntuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu(whistleblowers) untuk melaporkan terjadinya oleh penyimpangan. komite audit. Sistem pelaporan dapat inidiselenggarakan Perusahaan

menggunakan jasa pelaporan hotlinesseperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu menyusun hotlines pengaduan yangakan menerima dan merahasiakan pengaduan, dan memberikan informasi kepadaperusahaan agara dapat mengambil tindakan yang tepat. Sistem hotlines ini akanmendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman dari tindakanpembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen Act penting dan kritis bagi programpencegahan fraud yang kuat (a robust fraud prevention program).Sarbanes-Oxley juga meningkatkan program perlindungan bagi pegawai yangmenjadi pengadu atau pemberi informasi, yang mendapatkan perlakuan buruk dariperusahaannya

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 21

setelah membeberkan adanya fraud dan membantu investigasi seperti:dipecat, didemosikan, diskors, diancam, dilecehkan dan berbagai perlakuan diskriminatiflainnya Pegawai tersebut dapat mencari perlindungan melalui Departemen Tenaga Kerja dan pengadilan distrik setempat. Dengan adanya undang-undang ini, tindakanpembalasan pelanggaran konsekuensi Federal hukum terhadap (a pidana pengadu orang dianggap yang sebagai terdapat Federal bagi offense)sehingga

melakukannya

berupahukuman penjara sampai dengan 10 tahun!

PMK No. 17/2008 Dan Peraturan Pemerintahan Indonesia Yang Relevan


Sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien, diperlukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang dan profesional dan handal melalui dan pengaturan, pembinaan, pengawasan yang efektif

berkesinambungan. Untuk menciptakan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan berkesinambungan serta dalam rangka melindungi kepentingan telah diubah umum, dengan Keputusan Keputusan Menteri Menteri Keuangan Keuangan Nomor Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan Publik sebagaimana 359/KMK.06/2003 tidak memadai lagi sehingga dipandang perlu mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dimaksud. Bidang jasa Akuntan Publik dan KAP adalah atestasi, yang meliputi: 1) jasa audit umum atas laporan keuangan; 2) jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 22

3) jasa

pemeriksaan

atas

pelaporan

informasi

keuangan

proforma; 4) jasa reviu atas laporan keuangan; dan 5) jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP Dalam memberikan jasa, Akuntan Publik dan KAP wajib mematuhi: 1) SPAP yang ditetapkan oleh IAPI; 2) Etika Profesi yang ditetapkan oleh IAPI; dan 3) Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan bidang jasa yang diberikan

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 23

Kasus Pelanggaran Kode Etik akuntansi


Latar belakang masalah
Amerika Serikat, akuntan yang berpraktek disebut Certified Public Accountant (CPA), Certified Internal Auditor (CIA) dan Certified Management Accountant (CMA). Perbedaan jenis sertifikasi adalah dalam hal jenis-jenis jasa yang ditawarkan, walaupun mungkin saja satu orang memiliki lebih dari satu sertifikat. Sebagai tambahan, banyak pekerjaan akuntansi dikerjakan oleh seseorang tanpa memiliki sertifikasi namun di bawah pengawasan seorang akuntan bersertifikat. Sertifikasi CPA dikeluarkan di negara bagian tempat kedudukan yang bersangkutan berupa ijin untuk menawarkan jasa auditing kepada publik, walaupun kebanyakan kantor akuntan juga menawakan jasa akuntansi, perpajakan, bantuan litigasi dan konsultansi keuangan lainnya. Persyaratan untuk mendapat sertifikat CPA bervariasi di antara negara bagian, namun ujian Uniform Certified Public Accountant diharuskan di setiap negara bagian. Ujian ini dibuat dan diperiksa oleh American Institute of Certified Public Accountants. Sertifikasi CIA dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA), yang diberikan kepada kandidat yang lulus dalam empat bagian ujian. CIA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 24

Sertifikasi CMA diberikan oleh Institute of Management Accountants (IMA), yang diberikan kepada kandidat yang dinyatakan lulus dalam empat bagian ujian dan memenuhi pengalaman praktek tertentu berdasarakan ketentuan IMA. CMA kebanyakan memberikan jasanya kepada pemberi kerja langsung bukan kepada publik. CMA juga bisa menawarkan jasanya kepada publik, namun dengan lingkup yang lebih kecil dibanding CPA. Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics) dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (United States Department of Labor) memperkirakan ada sekitar satu juta orang yang bekerja sebagai akuntan dan auditor di Amerika Serikat. Kantor akuntan the Big Four merupakan kantor akuntan internasional terbesar di dunia yang terdiri dari: 1. PricewaterhouseCoopers 2. Deloitte 3. Ernst & Young 4. KPMG Kalau ditelusuri, sejarah keempat kantor akuntan terbesar tersebut berasal dari Eropa, yang sampai saat ini terbentuk dari serangkaian panjang penggabungan usaha. PricewaterhouseCoopers dan Deloitte didirikan di Inggris. Ernst & Young didirikan oleh seorang akuntan dari Skotlandia. KPMG merupakan produk gabungan dari dua kantor besar dari Belgia dan Belanda. Namun, karena pengaruh ekonomi Amerika Serikat yang sangat dominan, kantor-kantor cabang the Big Four yang berlokasi di Amerika Serikat selalu berhasil memperoleh penghasilan yang lebih besar dibanding dengan gabungan kantor-kantor cabangnya seluruh dunia. Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi Arthur Andersen, di

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 25

Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal sebagai the Big Six dan the Big Eight. Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi. Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatankekuatan integritasnya Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah besar karakter membuka ini teguh hati dan integritas besar yang yang merupakan firma profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien skandal-skandal Bagian membuat akuntansi tutup. selanjutnya adalah menjabarkan

Segelintir Kasus yang Membuat Keruntuhan Andersen.

Pembahasan Masalah
Kebangkitan Andersen Ketika Leonard Spacek bergabung di tahun 1947, ia mulai mengembangkan jasa konsultan kepada klien-klien besar. Selama rentang waktu 30 tahunan, bisnis konsultasi Andersen menjadi lebih menguntungkan daripada usaha aslinya. Di Andersen, pertumbuhan menjadi prioritas dan penekanannya pada perekrutan dan mempertahankan klien-klien besar berdampak

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 26

pada kualitas dan independensi audit. Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya perusahaan. Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan paling menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya sebagai model sukses yang ditiru frimafirma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities and Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan berkaitan independensi auditing. Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturanaturan baru untuk membatasi layanan di luar audit. Tetapi saran ini ditolak Andersen. Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung melemahkan dan memicu kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot, merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis. Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian. Tahun 2000 dalam pengadilan arbitrase, hakim memutuskan bahwa konsultan Andersen bisa memisahkan diri dan bekerja secara efektif. Perusahaan konsultasi berubah namanya menjadi Accenture. Pada Januari 2001, Andersen mengangkat Joseph Berardino sebagai CEO baru dalam auditing. Tugas pertamanya adalah melacak perusahaan yang lebih kecil melalui sejumlah tuntutan hukum yang sudah ada. Andersen membayar amat mahal untuk tuntutantuntutan ini. Tahun berikutnya, banyak perusahaan klien Andersen meninjau ulang hubungannya dengan Andersen.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 27

Keruntuhan Andersen Dari permasalahan tersebut menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu; 1. BFA Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan terbesar perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen bertindak sebagai auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar $570 juta. BFA didirikan untuk menghimpun dana dan mengelola gereja di Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini merupakan investasi yang lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan lembaga pembaptis lainnya. Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga menyembunyikan kerugian dari investor sejak 1986 dengan menjual beberapa properti dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang telah meminjam uang dari ayyasan yang tak mungkin membayar properti kecuali kondisi pasar real estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa yang disebut dengan skema Ponzi setelah kasus peniupuan yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang dari investor baru untuk membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu, pejabat puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada investigasi kriminal dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11 mengenai perlindungan kebangkrutan pada tahun 1999.

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 28

Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan pemalsuan dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di tahun 2000, Andersen merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan opininya tentang audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk membayar $217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun 2002. 2. Sunbeam Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-besarkan penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan cookie jar, recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan transaksi bill-andhold, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari pengiriman sebenarnya dan tagihannya. Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama enam kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan. Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta. Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 29

$4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam terbebas dari kebangkrutan. 3. Waste Management Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang dipertanyakan mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari Waste Management. Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste Management membayar jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa memperoleh biaya tambahan melalui tugas khusus. Awalnya Andersen mengidentifikasi praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan disajikan kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste Management menolak mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan masa lalu untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220 juta ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk melakukan perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin usahanya akan dicabut suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya dengan Enron.

4. Enron Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan minyak dan

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 30

gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron bangkrut. Departemen Kehakiman AS memulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat putusan. Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang menamainya sebagai bujukan koruptif yang menyesatkan. Dia menginstruksikan David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya. Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat peradilan, menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju untuk menghentikan auditing publik pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya mematikan bisnisnya.

DAFTAR PUSTAKA
Etika Bisnis dan Profesi Page | 31

http://www.scribd.com/doc/17434707/BAB-IV-Perbaikan-8 http://iamiglobal.or.id http://iaiglobal.or.id http://manajemenusaha.com


Santoso D, Huda , Keterkaitan Sarbanes-Oxley Act SAS No. 99 Dan Corporate Finance, Hal-hal apa saja yang perlu kita ketahui, M.N. Huda D. Santoso, Ak., M.H., CFE

Etika Bisnis dan Profesi

Page | 32

Anda mungkin juga menyukai