Emosi Dan Rasio
Emosi Dan Rasio
Emosi Dan Rasio
Kedua-duanya sama pentingnya bagi manusia. Manusia tanpa emosi adalah benda, manusia tanpa rasio adalah hewan. Sekarang yang menjadi masalah adalah seberapa besar kadar komposisi dari emosi dan rasio yang ada dalam diri tiap manusia. Emosi adalah sifat yang kita miliki baik positif maupun negatif. Emosi positif seperti cinta, kasih sayang, rasa, seni, dsb. Emosi negatif seperti marah, arogan, iri hati, benci, dendam, dsb. Rasio adalah akal sehat yang memungkinkan manusia lebih dari mahluk hidup lainnya. Rasiopun dapat positif maupun negatif. Rasio positif bersifat membangun, sedangkan rasio negatif bersifat merusak, baik untuk diri sendiri ataupun kepada orang lain atau lingkungan. Sebagai manusia, maka komposisi manakah yang paling sesuai dengan diri kita? 1. Emosi > Rasio Perlukah kita menuruti emosi secara berlebihan? Sekarang kalau kita selalu mengutamakan emosi daripada nalar, apa bedanya dengan hewan? Karena hewan lebih mengutamakan emosi / naluri / insting. Bisakah kita belajar bijaksana kalau emosi > rasio ? 2. Emosi = Rasio Pada tingkat ini terjadi keseimbangan antara emosi dan rasio. Mungkin kita akan menjadi manusia yang lebih manusiawi. Tetapi disini mungkin pula akan terjadi konflik batin karena kadar emosi dan rasio sama besar, sehingga masing-masing memiliki kepentingan yang sama. 3. Emosi < Rasio Inilah tingkat paling ideal bagi kita manusia. Pada tingkat ini kita dapat memegang kendali terhadap masalah yang timbul dari luar diri kita atau lingkungan. Disini kita akan banyak belajar untuk lebih matang, dewasa dan bijaksana. Akhirnya dalam kaitan dengan Siu Tao ( ) kita yang sangat menekankan Wu, hanya maukah kita untuk dapat berusaha maju menjadi lebih baik dan lebih baik lagi? Semuanya terpulang pada diri sendiri. Emosi Bukan Sekedar Marah Sekelumit Tentang Emosi Kamu mah emosian sih. Kata-kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang marah. Emosi sering dikaitkan dengan orang yang pemarah. Pengertian
tersebut secara awam dikenali dan dipakai oleh banyak orang. Jangan emosian dunk. Pengertian emosi yang dikaitkan dengan marah, malah terkadang diidentikkan dengan sifat suku, misalnya suku tertentu berasal dari Sumatera. Emosi melekat pada setiap orang, namun apakah setiap orang pemarah? Emosi tidak sekedar menunjukkan orang yang pemarah apalagi merujuk kepada streotip untuk suku tertentu. Apabila emosi ditilik dari bahasa Inggris, kata emosi adalah emotion. Emotion merujuk pada sesuatu dan perasaan yang sangat menyenangkan atau sangat mengganggu. Misalnya, Seseorang merasakan situasi yang menyenangkan ketika bersama pacar, rasa bahagia, saling senyum, dan dunia serasa milik berdua. Keadaan itu mungkin dikatakan emosi cinta. Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi memiliki bentuk bermacammacam, antara lain: sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi yang berbeda. Pembahasan emosi banyak dikaji oleh ilmu psikologi. Emosi diteliti berdasarkan beberapa acuan. Emosi dipicu dari pandangan seseorang terhadap suatu kejadian, adanya reaksi fisiologis yang kuat, ekspresi berdasarkan pada mekanisme genetika, merupakan informasi dari satu orang ke yang lainnya, dan membantu seseorang beradaptasi terhadap perubahan situasi lingkungan. Seorang mahasiswa mendapat nilai E. Dia mungkin tidak kesal medapat bobot nilai E, karena memang seorang pemalas, namun mahasiswa lain akan tampak sangat marah dan mencerca dosen yang memberi nilai tersebut. Emosi berkaitan dengan sikap yang membuat efek membekas dan dirasakan terhadap suatu objek dapat bersifat positif atau negatif. Pernyataan ini menyangkut pengertian emosi yang dirasakan oleh setiap orang. Efek positif mendekatkan pada suatu objek dan efek negatif menjauhkan dari objek (Newcomb,dkk, 1981:91). Emosi yang muncul disertai reaksi fisiologis yang dapat dikenali, misalnya detak jantung meningkat cepat, tangan gemetar, ingin kabur, dan sebagainya. Ekspresi emosional berdasarkan pada mekanisme genetika, artinya, semua orang memiliki kemiripan dalam mengekspresikan emosi (www.epsikologi.com). Ekspresi wajah sedih pada orang cina mirip dengan ekspresi wajah sedih pada orang padang. Ekspresi wajah bahagia orang Arab, mirip dengan ekspresi bahagia orang Jawa. Emosi tidak sekedar dilihat dari reaksi fisiologis. Emosi bisa munculkan oleh motif sosiogenetik yaitu motif yang dipelajari oleh orang lain berasal dari lingkungan tempat seseorang berkembang (Gerungan, 1996:149). Emosi
memberikan informasi dari satu orang ke yang lainnya. Rasa takut yang dialami seseorang sebagai informasi bahwa dia tidak mau melakukan sesuatu. Marah dialami merupakan informasi bahwa ia tidak suka diperlakukan seperti perlakuan yang sudah diterimanya. Emosi dapat muncul tidak disadari dan tanpa diniatkan. Seseorang baru sadar mengalami sebuah emosi setelah emosi itu dialami sendiri, Misalnya bertemua dengan musuh, tiba-tiba saja marah. Emosi hakikatnya adalah salah satu bentuk dari komunikasi seseorang. Kala seseorang emosi, artinya dia sedang berupaya menyampaikan pesan kepada orang lain. Bentuk penyampaiannya berbeda-beda, bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya. Komunikasi pada emosi memiliki ciri-ciri tertentu: 1. Sikap terjadi bukan dibawa sejak diilahirkan. 2. Sikap berubah-ubah dan dapat dipelajari. 3. Siap tidak berdiri sendiri, karena mengandung relasi terhadap suatu objek. 4. Sikap merupkan segi-segi motivasi dan perasaan. Sifat berdasarkan pengetahuan seseorang (Newcomb, Turner, dan Converse, 1981:151). Penjelasan diatas adalah uraian tentang emosi. Lalu, apakah yang dimaksud dengan marah? Marah adalah suatu perilaku yang normal dan sehat, sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia . Namun, ketika marah tidak terkendali dan cenderung menuju arah negatif, marah akan menjadi masalah (Rahmat, www.percikan-iman.com). Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika Anda marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenaline, dan noradrenaline, ungkap Charles Spielberger, Ph.D., seorang ahli psikologi yang mengambil spesialisasi studi tentang marah. Dari pendapatnya tersebut, Apabila seseorang sedang marah, ada banyak hal yang terjadi pada dirinya yang mungkin tidak pernah kita perhatikan lebih jauh. Ketika marah, secara psikologis dan biologis diri kita mengalami perubahan yang cukup signifikan, bahkan drastis, dibandingkan dengan keadaan ketika kita Emosi dalam Kepribadian Si Dodi itu sabar dan orangnya baik banget, dia jarang marah, sedangkan Hasyim itu pemarah, orang batak seh. Emosi pada kepribadian merujuk sifatsifat yang dimiliki oleh seseorang. Suatu emosi cenderung diulang-ulang, maka emosi itu dianggap sebagai sifat kepribadian. Emosi memilki hubungan yang mempengaruhi pada kepribadian seseorang. Orang yang sering marah-marah akan disebut memiliki sifat pemarah. Orang yang sering mengalami takut akan disebut penakut. Orang yang sering menunjukkan kebanggaan diri akan
disebut sombong. Orang yang sering bersedih akan disebut pemurung. Orang yang mudah cemas disebut pencemas. Emosi berbeda diartikan berdasarkan latar daerah bahasa. Bahasa berbeda memiliki jumlah kosakata emosi yang berbeda. Misalnya, kata emosi dalam bahasa inggris berbeda dengan jumlah kata-kata emosi dalam bahasa Indonesia, bahasa Jawa dan bahasa Minangkabau. Emosi yang dialami mungkin sama, namun dalam bahasa tertentu hanya digunakan satu kata untuk menyebutnya, sedangkan dalam bahasa lain diterangkan lebih terperinci sehingga dipecah ke dalam beberapa kata. Salah satu pengategorian emosi yang cukup bermanfaat adalah dengan membedakan emosi berdasarkan skenario kognitif yang dimiliki seseorang terhadap emosi yang dialami. Misalnya dibedakan berdasarkan kejadiankejadian yang menyebabkan emosi, berdasarkan nilai positif dan negatif, berdasarkan kedekatan makna antara kata-kata emosi, dan lainnya. Sekurangnya terdapat tiga cara dalam membedakan emosi, yakni perbedaan yang terlihat dengan adanya kata-kata emosi yang banyak jumlahnya itu, membedakan berdasarkan kejadian yang menimbulkan emosi dan tanda-tanda munculnya emosi. Emosi datang berdasarkan motif. Motif merupakan pengertian yang berkaitan semua penggerak atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan diia berbuat sendiri. Tingkah laku manusia menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Gerungan, 1996:140). Anna Wierzbicka, seorang peneliti emosi dari Australian National University, membedakan emosi ke dalam 6 kelompok utama yang didasarkan pada tematema umum, yakni 1) "Sesuatu yang baik terjadi", 2) "Sesuatu yang buruk terjadi", 3) "Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi", 4) "Saya tidak ingin hal seperti ini untuk terjadi, 5) berpikir tentang orang lain", 6) "Berpikir tentang diri sendiri". Masing-masing dari tema itu terkait dengan beberapa aspek skenario kognitif yang dimiliki. Emosi tersebut berkaitan dengan derajat perasaan. Derajat perasaan sebagai suatu sikap dapat dilihat sebagai penilaian terhadap suatu objek tertentu dengan istilah baik atau buruk. Semakin sentral suatu objek seseorang semakin besar kemungkinan seseorang menyimpan sejumlah besar informasi mengenai objek itu, Tingkah laku manusia tidak hanya resfonsif terhadap rangsangan dari situasi sesaat. Situasi sepintas lalu maka sepintas juga yang terekam diingatan. Kalau lebih kompleks, maka lebih kompleks yang terekam diingatan. Masing-masing dari tema itu terkait dengan beberapa aspek skenario kognitif yang dimiliki.
1. Sesuatu yang baik terjadi. Jika seseorang mengalami sesuatu yang baik terjadi dalam hidup Anda, misalnya seseorang mendapatkan undian, diterima bekerja, mendapatkan kekasih, menggapai impian, maka akan merasa bahagia, senang, gembira, suka, riang, damai, nyaman, nikmat, lega, dan semacamnya. 2. Sesuatu yang buruk terjadi. Seseorang berada dalam situasi yang buruk, misalnya dipecat, dikhianati dan sebagainya yang buruk-buruk. Maka akan mengalami kesedihan, tertekan, menderita, sakit hati, frustrasi, kecewa, merasa ditolak, atau lainnya yang semacam. 3. Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi Jika seseorang merasa bahwa sesuatu yang buruk bisa saja terjadi. Misalnya bisa kehilangan orang disayang, kehilangan penghasilan, dan sebagainya yang buruk-buruk, maka mungkin mengalami cemas, panik, takut, khawatir, gugup, pucat, was-was, waspada, atau lainnya. 4. Seseorang tidak ingin hal seperti ini terjadi, Saat seseorang ingin yang terjadi tidak seperti yang dialami, mungkin akan merasa marah, panas hati, murka, terkejut, atau yang lainnya. 5. Berpikir tentang orang lain. Pada saat Anda memikirkan orang lain, mungkin seseorang merasa iri atau cemburu. 6. Berpikir tentang diri sendiri. Seseorang mengalami emosi tertentu ketika berpikir tentang diri sendiri. Emosi yang biasanya muncul karena berpikir tentang diri sendiri menimbulkan rasa malu, bingung, merasa bersalah, menyesal, bangga atau yang lainnya. Kesimpulan Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi memiliki terdiri dari sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut. Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan memiliki gradasi yang berbeda. Emosi bukanlah marah, melainkan marah adalah bagian dari emosi. Emosi berkembang karena motif dan derjat perasaan. Emosi memiliki hubungan yang mempengaruhi terhadap kebudayaan.
Emosi Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya, yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering disebut aspek afektif, merupakan
penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya. Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkap social intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya. Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi. Salah satu definisi akurat tentang emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik. Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal. Emosi pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Oleh karena emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau emosi buruk. Berbagai buku psikologi yang membahas masalah emosi seperti yang dibahas Atkinson (1983) membedakan emosi hanya 2 jenis yakni emosi menyenangkan dan emosi tidak menyenangkan. Dengan demikian emosi di kantor dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan baik terhadap individu maupun orang lain yang berhubungan (Martin, 2003). Tantangan menonjol bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stress dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Selain itu pekerja dituntut mampu menempatkan kedupan kerja dan keluarga selalu dalam posisi seimbang. Bahkan hanya soal kemampuan logika, saat ini tantangan pekerjaan juga terletak pada kemampuan berelasi dan berempati. Dalam berkata, bertindak dan mengambil keputusan, seseorang membutuhkan kecerdasan emosi yang tinggi, sehingga mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut. Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain. Berbagai riset tentang emosi umumnya berkesimpulan sederhana bahwa adalah penting untuk membawa emosi yang menyenangkan ke tempat kerja. Emosi yang tadinya sering ditinggal di rumah saat berangkat kerja saat ini justru semakin perlu dilibatkan di setiap setting bisnis. Naisbitt (1997) pun dalam bukunya High Tech, High Touch : Technology and Our Search for Meaning mendukung pendapat ini. Dikatakannya pada situasi teknologi mewabah, justru haus akan sentuhan kemanusiaan. Perkembangan tehnologi yang luar biasa yang kini terjadi dirasakan tidak diiringi dengan perubahan sosial yang memadai. Naisbitt (1997) menyebut era saat ini sebagai zona keracunan tehnologi. Di satu sisi sangat memuja tehnologi, di sisi lain melihat ada bagian yang hilang dari tehnologi, yaitu sentuhan kemanusiaan yang kita idamkan (Martin, 2003). Dari uraian tersebut diatas emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. rujukan buku : Atkinson, R. L. dkk. 1987. Pengantar Psikologi I. Jakarta : Penerbit Erlangga. Goleman, Daniel. 1997. Emotional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Martin, Anthony Dio, 2003. Emotional Quality Manajement Refleksi, Revisi Dan Revitalisasi Hidup Melalui Kekuatan Emosi. Jakarta: Arga.
Pengaruh Emosi
By Sri Libe Suryapusoro - Posted on November 27th, 2007 Jika emosi orang-orang didorong ke antusiasme, kinerja akan meningkat; jika orangorang di dorong ke arah kebencian dan kecemasan, kinerja akan merosot.-Daniel Goleman Emosi setiap orang sangat dipengaruhi oleh pemimpinnya. Apakah pengaruh negatif atau positif yang diberikan? Kita bisa melihat akibat yang ada di dalamnya. Jika yang timbul adalah semangat mereka untuk bekerja, menolong orang lain di timnya dan kegembiraan maka pengaruh positif sudah diberikan oleh seorang pimpinan. Memang pada kenyataannya emosi juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Ketika deadline sedang menanti, pekerjaan pun terasa berat, solusi belum ditemukan, mungkin saat itu kita akan patah semangat. Mungkin saat itu kita juga akan memkikirkan jenis pekerjaan lain
sebagai tempat pelarian kita. Saya juga pernah mengalami keadaan seperti itu. Pekerjaan begitu banyak dan target masih jauh. Kami harus bekerja. Tetapi ketika pemimpin memberikan dampak emosi positif, maka dengan senang hati saya melakukan pekerjaan tersebut di hari sabtu bahkan hari minggu. Tanpa disuruh. Itu terjadi hanya karena pemimpin yang memperhatikan permasalahan saya dan tentu saja saya tidak mau dia mengalami kesulitan. Sampai akhirnya sang pemimpin mengetahuinya, dia menyediakan tenaga kontrak untuk menyelesaikan target yang ada. Dia tidak selalu menekan anak buah tetapi dia juga memberikan solusi. Dia mau turun tangan untuk mengatasi masalah yang ada. Sikapnya itulah yang memberikan dampak emosi positif. Tetapi saya juga pernah mengalami hal sebaliknya. Saat itu saya sedang sibuk melakukan sesuatu tetapi sang pemimpin kelompok memerintah saya dengan nada tinggi. Sebenarnya masalahnya bukan di nada tinggi melainkan apa yang dia lakukan sesudah itu. Dia justru mengobrol dengan anggota kelompok dan sama sekali tidak mau membantu saya. Seorang pemimpin kelompok yang mencari enaknya sendiri, tidak mau turun tangan, tidak memberikan solusi tetapi selalu menuntut solusi, dia memberikan pengaruh emosi negatif. Dengan ancaman yang pemimpin berikan mungkin bisa meningkatkan kualitas kerja tetapi sampai kapan? Jika kita tidak melakukannya dengan suka cita maka akan ada titik dimana kita sudah tidak tahan lagi. Mungkin kita masih bertahan sebagai anak buahnya tetapi kreatifitas kita sudah tidak lagi muncul. Sama sseperti seekor kuda yang kita pecut, memang bisa lari lebih kencang dibandingkan kuda lainnya. Tapi itu tidak akan bertahan lama. Kinerja akan segera merosot dan tidak ada hal baru yang bsia dilakukan. Jika John C Maxwell mengatakan jatuh tidaknya sebuah organisasi ditentukan oleh pemipin, ternyata Daniel Goleman menyatakan emosi di sebuah perusahaan ditentukan oleh seorang pemimpin. Bagaimana cara kita mengenali apakah kita seorang pemimpin yang membawa emosi positif atau negatif? Menurut saya, cara termudah adalah apakah orang yang kita pimpin suka kehadiran kita atau tidak. Setiap orang mempunyai kecenderungan menghindari emosi negatif dan mendekat pada emosi positif. Jika kita memberika emosi positif maka mereka akan bersuka cita ketika bertemu dengan kita, mereka justru menikmati pekerjaan mereka ketika kita hadir di samping mereka. Tetapi jika kita memberikan emosi negatif, mereka lebih suka kita tidak hadir. Orang yang kita pimpin seperti anak kecil yang gurunya tidak hadir di kelas. Begitu senangnya mereka. Apakah itu berarti kita melakukan apa yang mereka suka supaya mereka suka kehadiran kita? Sebenarnya memberikan emosi positif tidak sama dengan menjadi orang yang menyenangkan. Kehadiran kita disukai atau tidak bukan tergantung pada kita menyenangkan atau tidak. Jika emosi positif diberikan maka kita akan merasakan lebih hidup dan perasaan inilah yang membuat mereka senang berada di dekat orang tersebut. Saya pernah berdebat dan marah terhadap seseorang tetapi saya tetap suka bersama dengan dia. Jadi bagaimana dengan Anda? Apakah akan membawa emosi positif atau negatif? Semua terserah Anda. Mengatasi Ledakan Emosi Anak AndaOleh info Rabu, 04-Februari-2004, 12:00:3020155 klik Anak anda sering marah dengan emosi tinggi seperti memukul atau berteriak-teriak ? Jika YA, anda perlu melakukan hal-hal berikut...oleh: Taufan Surana
Apakah
anda
pernah
mengalami
kejadian
berikut
Anda dan si kecil anda berjalan-jalan ke mall atau makan di restaurant. Karena suatu hal yang sepele si kecil anda ngambek, marah dan berteriak-teriak minta pulang. Ketika anda anda berusaha membujuknya, si kecil anda justru semakin meledak emosinya, memukul atau melempar apa saja yang ada di sekitarnya. Mungkin anda tidak pernah mengalami kejadian seperti di atas, tapi kemungkinan besar anda mengalami hal yang hampir sama. Mengapa hal ini terjadi ? Menurut banyak ahli perkembangan dan psikolog anak, hal ini sering terjadi karena anak mengalami frustasi dengan keadaannya sedangkan dia tidak mampu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata atau ekspresi yang diinginkannya. Hal ini sering dialami oleh anak usia 2-3 tahun. Mengapa ? Anak usia tersebut biasanya sudah mulai mengerti banyak hal dari yang didengar, dilihat maupun dialaminya, tetapi kemampuan bahasa atau berbicaranya masih sangat terbatas. Apa 1. yang JANGAN bisa ikutan anda lakukan marah ! ?
Saat anak anda sedang mengalami ledakan emosi, baik dengan teriakan maupun tindakan fisik lainnya, dia tidak akan bisa menerima alasan atau bujukan, tetapi justru terhadap apapun yang anda lakukan anak akan merespons secara negatif. Kemudian, jika anda tidak bisa menahan emosi, anda akan ikutan marah, dan mungkin anda akan meninggalkan anak anda sendirian. Jangan lakukan itu ! Anak anda akan merasa bahwa anda telah mengabaikannya, dan semakin membuat anak merasa ketakutan dengan apa yag terjadi. Anak akan merasa lebih tenang jika anda tetap berada di dekatnya. Jika memungkinkan, gendong atau peluk anak anda sehingga dia akan lebih cepat menenangkan diri. 2. Anda yang tetap memegang kendali
Jangan mengikuti permintaan anak yang tidak realistik atau tidak bisa anda terima hanya untuk menghindari ledakan emosi anak. Hal ini sering terjadi di tempat-tempat umum seperti mall, yang mana pada saat anak minta sesuatu anda tidak mengijinkannya, tetapi begitu anak mulai meledak emosinya anda akan mengabulkannya karena malu dengan lingkungan. Jadi, jika memang anak meminta sesuatu yang diluar toleransi, kita harus tegas mengatakan ''TIDAK''. Jika anak menjadi marah besar dan mulai memukul ataupun tindakan lain yang membahayakan, bawalah dia ke tempat yang lebih aman hingga anak menjadi tenang. Katakan bahwa dia dibawa ke tempat tersebut karena tindakannya yang
membahayakan. Selama anak belum tenang, jangan memberikan nasehat atas tindakannya, tetapi fokuskan hanya untuk menenangkan dirinya. Tentunya anda mengatakannya tanpa emosi ataupun bernada memarahinya. Memang, pada saat membaca tulisan ini kita bisa mengerti, tapi begitu mengalaminya langsung kemungkinan besar kita lupa dengan apa yang seharusnya kita lakukan. Jadi bagaimana ?
Ketika anak anda mulai meledak emosinya, katakan pada diri anda sendiri, ''Ini kejadian yang wajar. Saya tahu cara menghadapinya !''. Kemudian ingatlah tulisan ini.. :) Selain hal di atas, masih ada beberapa hal PENTING lagi yang HARUS anda lakukan supaya anak anda mengerti dan memahami apa yang sudah terjadi. Juga, tindakan anda untukEmosi tidak identik dengan amarah. Sejak lahir, manusia telah memiliki emosi dasar,
seperti: takut, sedih, bahagia, dll. Tiap-tiap orang memiliki pembawaan emosi atau temperamen yang berbeda-beda. Perbedaan temperamen ini juga telah digambarkan dalam hadis sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut: Ingatlah sesungguhnya diantara manusia ada yang tidak mudah marah (dan kalau marah)
cepat reda (amarahnya). Ada orang yang cepat marah serta cepat reda amarahnya. Ingatlah juga bahwa diantara manusia ada yang cepat marah serta tidak mudah reda amarahnya. Ingatlah, orang yang paling baik adalah orang yang tidak mudah marah serta cepat reda amarahnya. Sementara orang yang paling buruk adalah orang yang cepat marah dan tidak mudah reda amarahnya. (HR. Ath Thurmudhi).
Perkembangan emosi sesuai umur dapat dibagi dalam beberapa tahap [diambil dari sebuah buku yang lupa judul & penulisnya]: a. Anak-anak (umur < 12 tahun): mendemonstrasikan perilaku untuk mengatasi emosinya; berempati dengan orang lain: b. Remaja (12 <= umur < 18): mulai melepaskan ikatan emosional dengan orang tuan dan membuka persahabatan dengan teman sebaya; mencari jati diri dan ingin membuktikan eksistensi diri. c. Dewasa (18 <= umur < 30): memiliki kebutuhan untuk merasakan keintiman dan melakukan hubungan seksual; berjuang untuk mendapatkan cinta & penghargaan; mulai belajar untuk mandiri baik dari segi penghasilan maupun tanggungjawab. d. Dewasa (30 <= umur < 40): memfokuskan diri untuk meningkatkan karir dan meraih kestabilan dalam kehidupan pribadi; lebih bisa mengontrol emosi, memahami sesuatu, realistik dan objektif. e. Tua (40 <= umur < 60): mengalami krisis usia pertengahan; mengalami kebosanan dengan kehidupan, pekerjaan, dan pasangan hidup. f. Lanjut usia (umur > 60): bagi orang yang mampu mengevaluasi diri akan menjadi lebih bijaksana, dapat menghargai keterbatasan dan nilai-nilai kemanusiaan; sebaliknya, bagi yang merasa gagal di usia muda akan merasakan perasaan tidak berharga dan putus asa.
Namun demikian, perkembangan jiwa tersebut bukanlah merupakan harga mutlak. Lingkungan dan perkembangan teknologi merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa.
Selain harus cerdas dalam mengelola emosi diri sendiri, kita juga diwajibkan untuk menjaga emosi orang lain. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara:
a. b. c. d. e. Tidak membicarakan kelemahannya atau hal-hal yang tidak diinginkannya. Memperhatikan setiap pembicaraannya. Menggunakan bahasa tubuh yang tepat. Tidak mempertahankan pendapatnya dengan cara melawan pembicaraan. Apabila ingin memberikan pujian, berikan pujian yang bersifat memotivasi, bukan pujian yang berpotensi membanggakan diri. Apabila ingin memberikan nasehat, berikan di waktu & tempat yang tepat dengan cara yang tepat pula. Siapa memberi nasehat saudaranya saat di muka saudara lainnya,
f.
berarti ia telah memalukannya; Siapa memberi nasehat saudaranya tatkala mereka sendirian, maka benar-benar ia telah memperbaikinya.
Cara ngendaliin emosi Mau??? Cara Mengatasi Emosi CaRa mEn9aTasi EmOsi
Emosi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, motion, dari mouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. "Motivasi" juga diturunkan dari movere.
Cinta
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari Untuk album penyanyi Krisdayanti yang dirilis pada tahun 1996, lihat Cinta (album) Untuk album penyanyi Vina Panduwinata yang dirilis pada tahun 1986, lihat Cinta (album Vina Panduwinata) hati sebagai lambang cinta. Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut. Para pakar telah mendefinisikan dan memilah-milah istilah ini yang pengertiannya sangat rumit. Antara lain mereka membedakan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cinta terhadap keluarga Cinta terhadap teman-teman, atau philia Cinta yang romantis atau juga disebut asmara Cinta yang hanya merupakan hawa nafsu atau cinta eros Cinta sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape Cinta dirinya sendiri, yang disebut narsisisme Cinta akan sebuah konsep tertentu Cinta akan negaranya atau patriotisme Cinta akan bangsa atau nasionalisme
Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuna, yang membedakan antara tiga atau lebih konsep: eros, philia, dan agape.
Seperti banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf. Ekspresi cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar, cinta kuasa, cinta keterkenalan, dll. Cinta lebih berarah ke konsep abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan. Cinta kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya
Afeksi: menghargai orang lain Ikatan: memuaskan kebutuhan emosi dasar Altruisme: perhatian non-egois kepada orang lain Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta Keintiman emosional: berbagi emosi dan rasa Kinship: ikatan keluarga Passion: nafsu seksual Physical intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain Self-interest: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi Service: keinginan untuk membantu
Energi seksual dapat menjadi unsur paling penting dalam menentukan bentuk hubungan. Namun atraksi seksual sering menimbulkan sebuah ikatan baru, keinginan seksual
dianggap tidak baik atau tidak sepantasnya dalam beberapa ikatan cinta. Dalam banyak agama dan sistem etik hal ini dianggap salah bila memiliki keinginan seksual kepada keluarga dekat, anak, atau diluar hubungan berkomitmen. Tetapi banyak cara untuk mengungkapkan rasa kasih sayang tanpa seks. Afeksi, keintiman emosi dan hobby yang sama sangat biasa dalam berteman dan saudara di seluruh manusia.
Gunakanlah bak pasir untuk percobaan penyuntingan. Percobaan yang dilakukan di halaman selain bak pasir akan dihapus dengan segera tanpa peringatan.
Wikipedia tidak memiliki halaman dengan judul "Hipotesis Sapir-Whorf". Sebelum membuat halaman baru, harap cari "Hipotesis Sapir-Whorf" di Wikipedia, dan cek juga kemungkinan alternatif judul atau ejaan.
Ketikkan teks di kotak di bawah. Lihat pratayang untuk mencek kemungkinan kesalahan, lalu simpan. Baca halaman bantuan untuk kebijakan, pedoman, dan panduan membuat halaman baru.
Jika halaman yang Anda buat tidak muncul, hal itu mungkin karena adanya keterlambatan pembaruan basis data atau halaman tersebut dihapus. Tunggu beberapa saat dan muat ulang halaman ini, atau periksa log penghapusan. Benci atau kebencian adalah merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan ketidaksukaan, enmiti, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari, menghancurkan atau menghilangkannya.
Kadangkala kebencian dideskripsikan sebagai lawan daripada cinta atau persahabatan; tetapi banyak orang yang menganggap bahwa lawan daripada cinta adalah ketidakpedulian. Apathy adalah kurangnya emosi, motivasi, atau entusiasme. Apathy adalah istilah psikologikal untuk keadaan cuek atau acuh tak acuh; di mana seseorang tidak tanggap atau "cuek" terhadap aspek emosional, sosial, atau kehidupan fisik. Apathy klinikal dianggap tingkatan atas, sedangkan tingkat menengah dapat dianggap sebagai depresi, dan pada tingkatan puncak dapat didiagnosa sebagai disorder disassociative. Aspek fisik dari apathy berhubungan dengan pemunduran fisik, kehilangan otot, dan kekurangan energi disebut letargi; yang memiliki banyak penyebab patologikal. Apathy dapat berpusat terhadap objek tertentu; kepada seseorang, aktivitas atau lingkungan. Dia merupakan reaksi umum terhadap stress di mana diterapkan sebagai "belajar tak berdaya" dan seringkali dihubungkan dengan depresi. Dia dapat juga merefleksikan sebuah kekurangan minat non-patologi dalam hal yang dianggap tidak penting. Beberapa obat diketahui dapat menyebabkan gejala berhubungan dengan atau menyebabkan kepada apathy.
Perasaan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari Lihat informasi mengenai Perasaan di KamusWiki. Artikel ini berisi tentang emosi.Untuk band, lihat The Feeling. Kata 'perasaan memiliki beberapa definisi yang mungkin. Kata ini pertama digunakan dalam bahasa Inggris untuk menjelaskan sensasi fisik sentuhan melalui pengalaman atau persepsi. Kata ini juga digunakan untuk menjelaskan sensasi fisik jauh dari sentuhan seperti "perasaan kehangatan".[1] Dalam psikologi kata ini sering diartikan untuk pengalaman subjektif sadar mengenai emosi.[2] Fenomenologi dan heterofenomenologi adalah pendekatan filosofikal yang menyediakan dasar untuk pengetahuan mengenai perasaan. Banyak sekolah psikoterapi yang bergantung pada terapis memperoleh sejenis kesepahaman perasaan klien, dimana metodologi berlaku. Beberapa teori hubungan antarpribadi juga memiliki peran dalam perasaan berbagi atau kesepahaman satu sama lain.[rujukan?] Persepsi dunia fisik tidak menghasilkan dalam reaksi universal diantara penerimanya (lihat emosi), tapi bergantung pada keinginan seseorang untuk menangani situasi, bagaimana situasi ini berhubungan dengan pengalaman masa lalu penerima, dan sejumlah
faktor lain. Perasaan juga dikenal sebagai keadaan sadar, seperti yang dihasilkan dari emosi, sentimen atau keinginan.
Dampak atau Afektif Emosi Prinsip perasaan Ilham Indikator Jenis Myers-Briggs Qualia Haptic Vedan, konsep perasaan Buddha Wiktionary: intuition Wiktionary: qualia Wiktionary: touch
sesungguhnya kita rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas diri dan hidup kita. Mengelola emosi diri sendiri Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Memotivasi diri sendiri Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation). Kendali diri emosional menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kerjakan. Mengenali emosi orang lain Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif. Mengelola emosi orang lain Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antarmanusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antarkorporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antarindividu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain (baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruhan. Memotivasi orang lain Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan
mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal. 3 Jenis Motivasi Jadi memotivasi orang lain, bukan sekadar mendorong atau bahkan memerintahkan seseorang melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita harus tahu bahwa seseorang melakukan sesuatu karena didorong oleh motivasinya. Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu: pertama, motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, orang membeli polis asuransi karena takut jika terjadi apa-apa dengannya, anak-istrinya akan menderita. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorang yang telah menemukan misi hidupnya bekerja berdasarkan nilai (values) yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa kasih (love) pada sesama atau ingin memiliki makna dalam menjalani hidupnya. Orang yang memiliki motivasi seperti ini biasanya memiliki visi yang jauh ke depan. Baginya bekerja bukan sekadar untuk memperoleh sesuatu (uang, harga diri, kebanggaan, prestasi) tetapi adalah proses belajar dan proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya. Dalam buku The One Minute Manager, kedua penulis (Kenneth Blanchard dan Spencer Johnson) merangkum topik bahasan kita mengenai motivasi ini dalam sebuah ilustrasi yang amat menarik mengenai Manajer Satu Menit. Untuk menjadi manajer yang efektif dan dapat memotivasi anak buah untuk mencapai sasaran perusahaan, maka ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama adalah membangkitkan inner motivation dari orang yang dipimpinnya dengan menetapkan berbagi misi atau sasaran yang akan dicapai. Kita sebagai pemimpin perlu berbagi dengan tim kita untuk secara bersama melihat visi secara jelas dan mengapa kita melakukannya. Motivasi yang benar akan tumbuh dengan sendirinya ketika seseorang telah dapat melihat visi yang jauh lebih besar dari sekadar pencapaian target. Sehingga setiap orang dalam organisasi kita dapat bekerja dengan lebih efektif karena didorong oleh motivasi dari dalam dirinya. Hal kedua dan ketiga yang perlu dilakukan oleh seorang manajer efektif adalah memberikan pujian yang tulus dan teguran yang tepat. Kita dapat membuat orang lain melakukan sesuatu secara efektif dengan cara memberikan pujian, dorongan dan katakata atau gesture yang positif. Bahkan dalam bukunya yang melegenda, Dale Carnegie (How to Win Friends and Influence People) menempatkan ini sebagai prisip pertama dan kedua dalam menangani manusia, yaitu: (1) jangan mengkritik, mencerca atau mengeluh, dan (2) berikan penghargaan yang jujur dan tulus. Manusia pada prinsipnya tidak senang dikritik, dicemooh atau dicerca, tetapi sangat haus akan pujian dan apresiasi. Tetapi kritik
atau teguran yang tepat seringkali justru diperlukan untuk membangun tim kerja yang kokoh dan handal. Yang penting dalam menegur orang lain adalah bukan pada apa yang kita sampaikan tetapi cara menyampaikannya. Teguran yang tepat justru dapat menjadi motivasi dan menimbulkan reaksi yang positif. Penelitian yang dilakukan dalam lima puluh tahun terakhir menunjukkan bahwa motivasi kerja tidak semata didasarkan pada nilai uang yang diperoleh (monetary value). Ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan, respek, suasana kerja , dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk belajar dan mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).
Merespon Emosi
Oleh: Zainun Mu'tadin, SPsi., MSi.
Jakarta, 21 Juni 2002 Kita cenderung lebih menyadari emosi bila upaya kita dalam mencapai tujuan dihambat (marah, sedih, frustrasi, kecewa, dll). Atau sebaliknya bila tujuan kita tercapai (senang, gembira). Bila ditelaah lebih lanjut emosi akan menjadi semakin jelas peranannya bila kita dapat mengingat beberapa hal berikut:
1.
Hampir seluruh suka dan duka dalam hidup ini berhubungan dengan emosi
2. Seringkali perilaku manusia dihasilkan oleh kekuatan emosional (meskipun beberapa pandangan menyatakan banyak perilaku berdasarkan alasan logis dan objektif) 3. Seringkali pertentangan antar pribadi dihasilkan karena penonjolan emosi (sombong, marah, cemburu, frustrasi dll)
4.
Pertemuan antar pribadi seringkali disebabkan emosi seperti belaskasih, sayang, perasaan tertarik dll. Mengingat Andaikan anda berada dalam situasi sedang bertukar pikiran hal-hal dengan seorang teman. Dalam pembicaraan tersebut timbul tersebut beberapa perbedaan pendapat yang ternyata sangat sulit untuk maka disamakan. Makin lama suara Anda dan teman Anda makin sangatlah meninggi dan tekanan darah meningkat. Anda mulai tegang, penting bagi tindakan apa yang harus anda lakukan? individu untuk merespon emosi secara tepat. Dengan kata lain, cara seseorang mengatasi masalah secara emosional akan dapat
memperkaya wawasan kehidupannya , namun dapat juga menyusahkan hidupnya sendiri. Bagimana seseroang menyadari, menyampaika n dan mengintegras ikan emosi secara, dapat dilihat dalam contoh berikut ini: Dalam menghadapi situasi demikian, ada 2 pilihan tindkan anda dalam merespon emosi. Keduanya memiliki dampak yang sangat berbeda bagi anda. Oleh karena itu, cara merespon emosi tersebut dapat dibedakan menjadi "Respon yang Sehat" dan "Respon Tidak sehat". SEHAT 2. Ingkari keberadaan emosi. Katakan pada diri sendiri dan orang lain; saya tidak marah, tidak! Emosi lebih mudah diingkari dengan jalan memusatkan perhatian pada jalan perdebatan saja. Jangan sampai perhatian dibelokkan oleh emosi! Minumlah obat, bila diperlukan. Karena biasanya akan tercetus sebagai penyakit maag, asam urat, tekanan darah tinggi, bahkan serangan jantung. 3. Cari terus bahan-bahan penangkis. Orang dengan pemikiran sehebat anda, segera akan menyerang secara frontal. Saat ini adalah saat menang atau kalah. Anda perlu memperlambat arus kata-kata. Anda tidak boleh menjadi gagap, tetapi andapun tidak boleh berhenti untuk berbicara. Karena kawan anda dapat mengemukakan bukti kuat dan anda akan kalah. Pusatkan pada perdebatan dan jangan kendur untuk terus mencekiknya. 4. Jika ingin membabi buta dan
menghendaki perpecahan, salahkan dia. Sebutkan beberapa cacat pribadi. Misalnya katakan: tak mungkin membicarakan hal ini secara tenang dengan dirimu. Kamu ini terlalu galak. Kamu tidak pernah mendengar pendapat orang lain (memukul rata seperti ini juga sangat mengena). Kamu pikir kamu ini Tuhan, apa! 5. Karena tidak mengaku punya emosi, anda tidak perlu repot-repot mencoba menyelidiki reaksi-reaksi dari emosi. Meski demikian emosi-emosi yang ditekan memerlukan jalan keluar. Maka pergilah saja dengan perkataan gusar, lalu minum dua pil aspirin dan tetap ingat betapa bodohnya kawan anda tadi.
2. Akuilah emosi. Dengan sadar anda perhatikan emosi anda yang terjadi pada saat itu agar anda tahu emosi apakah itu. Perkirakan berapa kuat emosi itu. 3. Selidikilah emosi! Bila anda benar-benar ingin mengetahui banyak-banyak tentang diri sendiri, tanyakan mengapa kemarahan terjadi, bagaimana ia masuk pada diri anda dan dari mana asalnya. Telusurilah jejak asal emosi itu. Mungkin anda dapat menyingkap seluruh sangkut pautnya saat ini, namun anda mungkin akan menjumpai semacam rasa rendah diri yang belum pernah anda akui keberadaannya. Ungkapkanlah emosi Anda. Apa adanya saja. Tanpa ada interpretasi, tanpa penilaian. Katakan: Ayo kita berhenti sebentar, saya merasa terlalu tegang, jangan-jangan saya akan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak diinginkan untuk dikatakan. Dalam hal ini
4.
penting sekali untuk tidak menuduh atau memberikan penilaian dalam memberitahukan perasaan ini kepada teman anda. Anda tahu pasti bukan kawan bicara anda yang salah. Tetapi dalam diri anda sendiri terdapat sesuatu hal yang kurang beres. 5. Integrasikan emosi. Setelah mendengarkan emosi anda, setelah menanyakan dan mengungkapkan, sekarang biarkan akal sehat menilai apa yang sebaiknya anda lakukan. Katakan misalnya : mari kita mulai lagi, rupanya tadi saya terlampau ngotot, hingga tidak dapat mendengarkan dengan baik. Saya ingin mendengar alasanmu lagi. Atau: kamu tidak keberatan kalau kita akhiri saja perdebatan ini. Saat ini saya merasa mudah tersinggung untuk membicarakan hal yang serius. Dari kedua respon yang tersebut diatas degan jelas dapat terlihat akibat-akibat yang akan timbul dalam kehidupan individu dari cara merespon emosi. Sebagai orang yang dituntut untuk bersikap dewasa dan sehat tentunya anda sudah tahu respon mana yang akan anda pilih.Dan mulai hari ini anda dapat memulai untuk hidup lebih sehat dan bahagia dalam merespon emosi. (jp)
_________________________