Peningkatan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

Oleh HAMDANI 2011. 1100027

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MAGISTER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK

Pendidikan adalah usaha sadar yang dirancang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, guru harus dibina dan dikembangkan, potensi sumber daya guru perlu terus bertumbuh dan berkembang agar guru dapat melakukan fungsinya secara potensial, belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Masyarakat memberi kepercayaan kepada guru untuk mendidik dan membantu mengembangkan tunas-tunas muda secara profesional. Kepercayaan, keyakinan dan penerimaan ini merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru. Implikasi dari pengakuan tersebut mengisyaratkan guru harus memiliki kualitas yang memadai mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliki, kompetensi personal, profesional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan pendidikan. Sebagai salah satu sumber acuan dalam pengembangan profesional tenaga kependidikan ( khususnya guru), penting rasanya diefektifkan dimensi kompetensi supervisi akademik oleh kepala sekolah, dengan memaksimalkan kegiatan supervisi akademik diharapkan tenaga guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Supervisi akademik merupakan kegiatan terencana yang ditujukan pada aspek kualitatif sekolah dengan membantu guru melalui dukungan dan evaluasi pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan memberi jawaban pada pertanyaan bagaimana siswa belajar lebih baik. Dukungan dan evaluasi merupakan dua fungsi utama untuk tipe supervisi akademik. Tipe supervisi ini secara eksklusif dilaksanakan oleh staf pengawas, atau kepala sekolah untuk mengevaluasi hasil kerja guru. Tujuan supervisi akademik adalah meningkatkan mutu pembelajaran sedangkan fungsi dukungan dalam supervisi akademik adalah menyediakan bimbingan profesional dan bantuan teknis pada guru untuk meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran. Dengan mengajar lebih baik berarti membantu siswa untuk lebih mudah mencapai kompetensi yang harus dikuasai dalam pembelajaran. Semestinya semakin sering dilaksanakan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru dapat meningkatkan secara signifikan kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Semakin sering dilaksanakannya supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap guru, semestinya dapat meningkatkan secara signifikan kualitas kinerja guru dalam proses pembelajaran, yang ditandai dengan peningkatan pencapaian ketuntasan minimal pada peserta didik. Semakin berkualitas kinerja guru, maka semakin tinggi prosentase pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada peserta didik yang kemudian ditunjukan pula oleh pencapaian Standar Kelulusan (SKL) bagi peserta UN dan US. Kenyataannya, walaupun supervisi akademik sering dilaksanakan oleh kepala sekolah, namun belum memaksimalkan kinerja guru dalam pembelajaran. Indikasi ini terlihat dari pencapaian KKM mata pelajaran yang masih rendah. Dan fakta kesulitan siswa untuk mencapai batas Nilai Kelulusan UN/US yang masih terlampau tinggi padahal batas minimal kelulusan secara nasional sekitaran 4,5 % saja. Dan jelas-jelas nilai kelulusan tersebut masih jauh di bawah KKM per mata pelajaran yang biasanya direncanakan dalam KTSP berkarakter di Tingkatan Satuan Pendidikan

1. Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran. Guru merupakan salah satu unsur yang dianggap sangat menentukan tinggi-rendahnya mutu pendidikan di sekolah. Selain itu, guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi yang sangat strategis dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di lingkungan pendidikan. Dalam kondisi pendidikan pada saat ini sangat jauh dari yang dicita-citakan sebelumnya, yaitu pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Betapa banyak siswa yang tidak lulus dari ujian akhir nasional, mulai dari siswa yang berada di pusat kota sampai siswa yang berada di daerah-daerah. Hal tersebut salah satu penyebabnya adalah kinerja guru yang kurang baik. Banyak yang perlu menjadi bahan pertimbangan pada saat ini, bagaimana kinerja guru akan berdampak pada pendidikan yang lebih bermutu. Sebagaimana yang diketahui, sudah banyak perubahan kurikulum mulai dari awal kemerdekaan sampai era reformasi ini, tetapi hal tersebut tidak membawa perubahan bagi pendidikan itu sendiri. Apa yang mesti yang dilakukan supaya menjadi pendidikan yang bermutu, yang salah satunya menuntut adanya peningkatan kinerja guru. Dalam pendidikan, guru sangat berperan aktif untuk melancarkan proses belajar-mengajar,

baik pada jenjang pendidikan formal maupun pada jenjang pendidikan nonformal. Seorang guru diharapkan keprofesionalannya untuk

memberikan suatu materi pada peserta didik. Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu janji seseorang bahwa mereka akan mengabdi pada suatu jabatan yang diperolehnya dan merasa terpanggil untuk mengabdi dan akan bertanggung jawab demi terlaksananya proses pendidikan. Jika dilihat dari pengertian kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Dengan demikian istilah kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja seseorang akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya menggambarkan bagaimana ia berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tanpa memiliki keahlian dan kualifikasi tertentu sebagai guru. Kinerja Guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran dalam konteks sekarang ini memerlukan

pengembangan dan perubahan kearah yang lebih inovatif, kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan/pembelajaran. Peningkatan kinerja sangat ditentukan oleh berbagai faktor yang melingkupinya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah (a) faktor psikologik yang merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan individu yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan; (b) faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama sejawat, dengan atasannya, maupun dengan individu yang berbeda jenis pekerjaannya; (c) faktor fisik,

merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik individu, yang meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, dan sebagainya; (d) faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, dan promosi. Jika dilihat dari tujuan kinerja guru ada beberapa hal. Diantaranya pertama guru memiliki program kerja yang jelas. Seorang guru harus memiliki program kerja yang jelas supaya dalam proses pendidikan tidak terjadi penyimpangan dalam penyampaian materi yang akan diberikan kepada siswa dan siswa dapat dengan cepat menangkap apa yang disampaikan oleh guru tersebut. Kedua, seorang guru harus bisa memvariasikan metode pembelajaran supaya nantinya para siswa tidak merasa bosan dalam proses belajar-mengajar. Yang dapat kita lihat, seorang guru itu memberikan pelajaran hanya satu metode, dan itu dapat membosankan para siswa dalam kelas. Ketiga, seorang guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswanya dalam proses belajar-mengajar supaya apa-apa yang disampaikan guru dapat dikerjakan oleh siswa dengan baik. Memberikan motivasi itu sangat berpengaruh pada siswa karena siswa merasa diperhatikan oleh gurunya sendiri. Dari hal tersebut, guru sangat berperan untuk melakukan pembangunan di sebuah negara. Jadi yang mesti diperhatikan oleh pemerintah pada saat ini adalah meningkatkan kinerja guru. Jika guru telah sepenuh hati mengabdi pada negara yang kita cintai ini, negara kita akan maju untuk selama-lamanya. Tak kalah pentingnya, para guru perlu menumbuhkan kesadaran internal untuk melakukan perbaikan dan perubahan kinerja.

2. Supervisi Akademik Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan

supervisi mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Sedangkan supervisi akademik diartikan sebagai pembinaan dan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru. Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas guru

(Sahertian,2000:19). Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagi subjek yang dapat berkembang sendiri, untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif ( Sahertian, 2000:20). Kegiatan supervisi akademik wajib dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan, pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan binaan kepada guru. Hal tersebut karena proses pembelajaran yang dilaksanakan guru merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai peranan utama. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervisi dipandang perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran. Secara umum ada dua kegiatan yang termasuk dalam kategori supervisi akademik, yakni: 1. Supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru Secara rutin dan terjadwal Kepala sekolah melaksanakan kegiatan supervisi kepada guru-guru dengan harapan agar guru mampu memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam prosesnya kepala sekolah memantau secara langsung ketika guru sedang mengajar, guru mendisain kegiatan pembelajaran dalam bentuk Rencana

Pembelajaran kemudian kepala sekolah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru. Saat kegiatan supervisi berlangsung, kepala sekolah sudah menggunakan lembar observasi yang sudah dibakukan,

yakni Alat Penilaian Kemampuan Guru ( APKG). APKG terdiri dari APKG 1 ( untuk menilai Rencana Pembelajaran yang dibuat guru) dan APKG 2 ( untuk menilai pelaksanaan proses pembelajaran) yang dilakukan guru. 2. Supervisi yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada kepala sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan kinerja. Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh pengawas sekolah yang bertugas di suatu Gugus Sekolah. Gugus Sekolah adalah gabungan dari beberapa sekolah terdekat. Hal-hal yang diamati pengawas sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi untuk memantau kinerja kepala sekolah, diantaranya bidang akademik, mencakup kegiatan:

1. Menyusun program tahunan dan semester 2. Mengatur jadwal pelajaran 3. Mengatur pelaksanaan penyususnan model satuan pembelajaran 4. Menentukan norma kenaikan kelas 5. Menentukan norma penilaian 6. Mengatur pelaksanaan evaluasi belajar 7. Meningkatkan perbaikan mengajar 8. Mengatur kegiatan kelas apabila guru tidak hadir, dan 9. Mengatur disiplin dan tata tertib kelas

Teori supervisi akademik sebagai landasan bagi setiap perilaku supervisi akademik. Beberapa istilah, seperti demokrasi (democratic), kerja kelompok (team effort), dan proses kelompok (group process) telah banyak dibahas dan dihubungkan dengan konsep supervisi akademik. Pembahasan ini menunjukkan bahwa perilaku supervisi akademik itu harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana supervisor sebagai atasan dan guru sebagai bawahan. Begitu pula dalam latar sistem persekolahan, keseluruhan anggota (guru) harus aktif berpartisipasi, bahkan sebaiknya sebagai prakarsa, dalam proses supervisi akademik, sedangkan supervisor merupakan bagian darinya. Semua ini merupakan prinsip-prinsip supervisi akademik modern yang harus direalisasikan pada setiap proses supervisi akademik di sekolahsekolah. Selain tersebut di atas, Beberapa prinsip diperhatikan dan

direalisasikan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu: 1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan

kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. 2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. Apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan. 3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga pada guru. 4. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. Antara satu sistem dengan sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral. Dengan demikian, maka program supervisi akademik integral dengan program pendidikan secara keseluruhan. 5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik, walaupun mungkin saja ada penekanan pada aspek-aspek tertentu berdasarkan hasil analisis kebutuhan pengembangan akademik sebelumnya. Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan memotivasi guru. 6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan guru. Memang dalam proses pelaksanaan supervisi akademik itu terdapat kegiatan penilaian unjuk kerjan guru, tetapi tujuannya bukan untuk mencari

kesalahan-kesalahannya. Supervisi akademik akan mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan

memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi. 7. Supervisi akademik harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik harus obyektif. Objectivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.

3. Peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran melalui supervisi akademik

Permasalahan

yang

dihadapi

dalam

melaksanakan

supervisi

di

lingkungan pendidikan dasar adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu, supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif . Ada dua hal yang mendasari pentingnya supervisi Akademik dalam proses peningkatan kinerja guru.

1. Perkembangan kurikulum merupakan

gejala kemajuan pendidikan.

Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan

penyesuaian yang terus-menerus dengan keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa harus berusaha mengembangkan kreativitasnya agar daya upaya pendidikan berdasarkan kurikulum dapat terlaksana secara baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya berjalan mulus. Banyak hal sering menghambat, yaitu tidak lengkapnya informasi yang diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, masyarakat yang tidak mau membantu, keterampilan menerapkan metode yang masih harus ditingkatkan dan bahkan proses memecahkan masalah belum terkuasai. Dengan demikian, guru dan kepala sekolah yang melaksanakan kebijakan pendidikan di tingkat paling

mendasar memerlukan bantuan-bantuan khusus dalam memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan kurikulum. 2. Pengembangan personel, pegawai atau karyawan senantiasa merupakan upaya yang terus-menerus dalam suatu organisasi. Pengembangan personal dapat dilaksanakan secara formal dan informal. Pengembangan formal menjadi tanggung jawab lembaga yang bersangkutan melalui penataran, tugas belajar, loka karya dan sejenisnya. Sedangkan pengembangan informal merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dan dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya, melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan ilmiah, percobaan suatu metode mengajar, dan lain sebagainya.

Kebijakan pendidikan harus ditopang oleh pelaku pendidikan yang berada di front terdepan yakni guru melalui interaksinya dalam pendidikan. Upaya meningkatkan kinerja guru perlu dilakukan secara bertahap dengan mengacu pada rencana strategis. Kinerja Guru memerlukan keterlibatan seluruh komponen pendidikan (teman sejawat, kepala sekolah, masyarakat, komite sekolah, dewan pendidikan, dan isntitusi) dalam perencanaan dan realisasi program pembinaan secara berkesinambungan melalui supervisi akademik. Implementasi kemampuan professional kinerja guru mutlak diperlukan sejalan diberlakukannya otonomi daerah, khsususnya bidang pendidikan. Kemampuan professional kinerja guru akan terwujud apabila guru memiliki kesadaran dan komitmen yang tinggi dalam mengelola interaksi pembelajaran pada tataran mikro, dan memiliki kontribusi terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan pada tataran makro. Salah satu upaya peningkatan profesional kinerja guru adalah melalui supervisi akademik. Pelaksanaan supervisi akademik perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, baik kepala sekolah dan pengawas menggunakan lembar pengamatan instrument supervise akademik yang berisi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kinerja guru dan kinerja sekolah. Untuk mensupervisi guru digunakan lembar instrument observasi yang berupa alat penilaian kemampuan guru (APKG),

Implementasi kemampuan professional mutu kinerja guru mengi syaratkan guru agar mampu meningkatkan peran yang dimiliki, baik sebagai informatory (pemberi informasi), organisator, motivator, director, inisiator (pemrakarsa inisiatif), transmitter (penerus), fasilitator, mediator, dan evaluator sehingga diharapkan mampu mengembangkan kompetensinya. Supervisi akademik yang terencana, sistimatik, terarah dan

berkesinambungan diharapkan dapat mewujudkan kondisi ideal dimana kemampuan professional guru dapat diimplementasikan sejalan diberlakukannya otonomi daerah. Perwujudan tujuan tersebut bukan merupakan hal yang mudah. Hal tersebut lantaran aktualisasi kemampuan guru tergantung pada berbagai komponen system pendidikan yang saling berkolaborasi. Dan tentunya peranan kepala sekolah sebagai supervisor di sekolah tempat tugasnya harus lah dimaksimalisasikan. Sebab pencapaian kinerja guru yang professional memiliki keterkaitan dengan berbagai komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam implementasi mutu kinerja guru agar mampu mengelola pembelajaran yang efektif, selaras dengan paradigma pembelajaran yang direkomendasiklan Unesco, belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be).

DAFTAR PUSTAKA Sahertian, Piet A. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Data Manusia. Jakarta: Rineka Cipta http://wahyumirza.blogspot.com/2011/04/profesi-supervisor-dalammelaksanakan.html http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/03/04/konsep-supervisi-akademik/ http://makalahkumakalahmu.net/2009/03/30/pentingnya-supervisi-pendidikansebagai-upaya-peningkatan-profesionalisme-guru/ http://defachry.wordpress.com/2010/02/28/implementasi-supervisi-akademik-dalamproses-pembelajaran/ http://yathi.guru-indonesia.net/artikel_detail-21873.html http://www.dedenbinlaode.web.id/2011/12/analisis-strategi-pelaksanaansupervisi.html http://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/pengembangan-kinerja-guru/ http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/peningkatan-kinerja-guru.html http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/77013 http://www.scribd.com/doc/32026552/PENINGKATAN-KINERJA-GURUMELALUI-PEMBELAJARAN-bERBASIS-KECERDASAN-gANDA http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/17/peran-kinerja-guru-dalam-meningkatkankwalitas-pendidikan-ditinjau-dari-input-proses-dan-output/

Anda mungkin juga menyukai