Laporan Lipid
Laporan Lipid
Laporan Lipid
Mengisi setiap tabung dengan 1 ml air pada tabung 1, HCl 2N pada tabung 2, Na2CO3 pada tabung 3, alcohol dingin pada tabung 4, alcohol panas pada tabung 5, protoleum eter pada tabung 6, aseton dingin pada tabung 7, aseton panas pada tabung 8, eter pada tabung 9 dan premium pada tabung 10
Mengulangi kegiatan tersebut dengan mengganti satu tetes minyak dengan 1 tetes minyak ikan dan 1 mg kolesterol
Tabel Pengamatan No Pelarut (1 ml) 1 tetes minyak 1 Air Tidak Larut (Mengendap di atas) Tidak Larut (Mengendap di atas) Tidak Larut (Mengendap di atas) Tidak Larut (Mengendap di atas) Larut 1 tetes minyak ikan Tidak Larut (Mengendap di atas) Tidak Larut (Mengendap di atas) Larut 2 mg kolesterol Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut Kelarutan
HCl 2N
Na2CO3 1%
Alkohol dingin
Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Larut
Alkohol Panas
Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Tidak Larut (Mengendap di bawah) Larut
Protoleum eter
Larut
Aseton Dingin
Aseton panas
Eter
Larut
Larut
10
Premium
Larut
Analisis Data Pada pengamatan ini terdapat 10 bahan pelarut yaitu air, HCl 2N, Na2CO3 1%, Alkohol dingin, Alkohol panas, Protoleum eter, Aseton dingin, Aseton panas, Eter dan Premium yang akan ditetesi dengan satu tetes minyak, satu tetes minyak ikan, dan 1 mg kolesterol. Dalam uji kelarutan, suatu zat dapat dikatakan larut pada suatu pelarut bila keduanya menjadi satu fase. Dalam uji kelarutan ini bahan uji yang larut dalam pelarutnya adalah alcohol panas yang larut dengan satu tetes minyak sedangkan pada pelarut lainnya tdak larut, Na2CO3 yang hanya larut dengan satu tetes minyak ikan, protoleum eter yang larut hanya dengan satu tetes minyak, aseton panas yang larut dengan satu tetes minyak larut juga dengan satu tetes minyak ikan dan juga larut dengan 1 mg kolesterol, eter yang larut dengan satu tetes minyak dan larut juga dengan 1 mg kolesterol namun tidak larut dengan minyak ikan dan yang terakhir larutan premium yang hanya larut dengan satu tetes minyak. Selain itu ada larutan yang tidak larut dengan pelarutnya seperti air, HCl, Alkohol dingin dan aseton dingin yang tidak larur dengan minyak, minyak ikan dan kolesterol. Dan ada juga larutan yang hanya larut pada pelarut tertentu saja.
Pembahasan 1. Uji Kelarutan Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, sebab mengandung ikatan hidrokarbon yang non polar. Namun ada beberapa lipida seperti fosfolipida, spingolipida mengandung lebih banyak bagian polar bila dibandingkan dengan bagian non polar sedangkan bagian polar memiliki sifat larut dalam air (Saptasari, M.dkk, 2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH, temperatur, jenis pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielekrik pelarut, dan surfaktan, serta efek garam. Semakin tinggi temperature maka akan mempercepat kelarutan zat, semakin kecil ukuran partikel zat maka akan mempercepat kelarutan zat, dan dengan adanya garam akan mengurangi kelarutan zat (Alfian, 2008).
Pada percobaan menggunakan air yang ditetesi 1 tetes minyak, 1mg bubuk kolesterol, 1 tetes minyak ikan solut tidak larut dalam solven yaitu air karena solutnya bersifat non polar sehingga tidak larut dalam air. Hal ini terjadi karena lipid (minyak goreng) merupakan senyawa yang tidak larut dalam senyawa yang bersifat polar yaitu air, jadi lipid bisa larut dalam pelarut organik (senyawa non polar). Begitu juga yang terjadi pada pelarut HCl, Na2CO3 1%, Alkohol dingin, Alkohol Panas. HCl dan alkohol memang pelarut organik tetapi polar. Massa jenis alkohol lebih besar dibandingkan masa jenis minyak sehingga minyak mengapung. Minyak/lipid berada pada bagian bawah larutan karena massa jenis alkohol lebih kecil daripada massa jenis minyak. Jadi alkohol juga merupakan pelarut polar sehingga lipid (minyak goreng) tidak dapat larut. Namun pada pelarut alkohol panas 1 tetes minyak larut dengan alkohol panas hal ini karena dipengaruhi oleh faktor tempratur alkohol, karena semakin tinggi tempratur akan semakin mempercepat kelarutan, hal ini juga berlaku pada aseton panas dan dingin karena kelautannya dipengaruhi oleh faktor suhu tersebut. Premium hanya dapat melarutkan minyak sedangkan lemak padat dan minyak ikan tidak dapat larut. Demekian juga yang terjadi pada pelarut eter yang larut pada minyak dan kolesterol namun tidak larut pada minyak ikan. Hal ini menunjukkan bahwa premi tertentu pada lipid tertentu dan tidak berlaku untuk semua jenis lipid. Begitu juga dengan pelarut Na2CO3 1%, minyak tidak larut tapi membentuk emulsi yang stabil karena sabun dapat mengemulsikan lemak. Yang ada dalam Na2CO3 akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda(Na2CO3) membentuk sabun . Sabun mempunyai daya aktif
permukaan, sehingga tetes-tetes minyak tersebar seluruhnya. Itulah yang dinamakan emulsi yang stabil. Jadi minyak ikan seakan-akan larut pada Na2CO3 (Qodrianti, 2011).
Daftar Gambar
Alfian. 2008. Laporan Praktikum Kelarutan, (Online), (muhammadcank.files.wordpress.com/2010/02/kelarutan.doc), diakses 2 april 2012. Qodrianti. 2011. Lipid. (Online), (http://www.scribd.com/doc/72149321/Lipid), diakses 2 april 2012). Saptasari M. dkk. 2000, Petunjuk Praktikum Botani Tumbuhan Rendah Bio Kimia. Malang : Universites Negeri Malang (UM Press)