Fasisme
Fasisme
Fasisme
LATAR BELAKANG Pada dasarnya tidak ada manusia di dunia ini yang tidak terlibat dalam suatu organisasi yang disebut negara. Manusia hidup dalam wilayah dan kesatuan yang berbeda-beda dan wadah itulah yang dimaksud dengan Negara. Dalam pelaksanaanya, sebagian besar Negara memiliki dasar, keyakinan, cita-cita ataupun tujuan untuk mendirikan sebuah Negara yang maju serta terpandang. Secara umum hal tersebut diartikan sebagai sebuah ideologi bagi Negara. Seiring jalannya waktu terjadi perkembangan pola pemikiran tokoh tokoh besar dalam suatu Negara atau juga dengan kemajuan suatu Negara itu sendiri. pengertian-pengertian dasar Ideologi menjadi terbagi atas beberapa macam, diantaranya ialah ideologi Kapitalisme, Sosialisme Komunisme, Fasisme, atau bahkan Pragmatisme (tidak memiliki ideologi/anti ideologi) Setiap Ideologi memiliki cara tujuan, cara tersendiri, sehingga dapat menjalankan Negaranya. Namun pada beberapa ideologi, masih terdapat berbagai pendapat yang pro ataupun kontra terhadap adanya ideologi tersebut salah satu contohnya ialah Ideologi Fasisme. Oleh karena itu makalah ini disusun berdasarkan Judul Ideologi Fasisme untuk lebih memahami ideologi fasisme dalam suatu Negara baik dalam arti maupun pelaksanaanya serta tanggapan masyarakat dalam pelaksanaannya. Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa. Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan
pesat di seluruh dunia pada perang dunia 1. Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang. Pemerintahan yang menganut idiologi fasisme dekat dengan kekerasan diktator dimana kekuatan yang brutal pertumpahan darah dan kekerasan menjadi hukum. Sampai di akhir perang dunia ke 2 ideologi fasisme menjadi salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia yang merenggut nyawa 55 juta orang. Disaat sekarang ini tidak ada satu negarapun yang menyebut diri sebagai fasis atau secara terbuka mempraktikan fasisme, namun mungkin ada pemerintahan, kelompok atau partai politik yang mengikuti pola pola fasistik walaupun nama dan taktiknya telah berubah, mereka masih terus menimbulkan kesengsaraan serupa pada rakyat. Kemerosotan kondisi sosial dapat membuat dukungan terhadap fasisme makin berkembang sehingga fasisme terus menerus menjadi ancaman bagi kemanusiaan.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan Ideologi Fasisme? 2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan ideologi Fasisme? 3. Negara mana saja yang pernah menerapkan ideologi Fasisme? C. TUJUAN PENULISAN Adapun beberapa tujuan yang dapat diketahui di dalam penulisan makalah ini antara lain: 1. Untuk mengetahui serta memahami pengertian ideologi fasisme. 2. Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai kelebihan dan kekurangan ideologi fasisme. 3. Untuk mengetahui Negara-negara mana saja yang pernah menganut ideologi fasisme.
BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN IDEOLOGI Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan, pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata logi yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi ideologi menurut para ahli: 1. Thomas H: Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. 2. Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia.
3. Karl
Marx
mengartikan
Ideologi
sebagai
pandangan
hidup
yang
dikembangkan berdasarkan kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi 4. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa ideologi adalahseperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman dan citacita hidup Menurut kelompok kami Ideologi ialah pengetahuan tentang gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis tentang pengertian-pengertian dasar yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. Ideologi secara fungsional ini dibagi menjadi dua yaitu 1. Ideologi doktriner ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. 2. Ideologi pragmatis ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik Ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
B. IDEOLOGI FASISME Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi dan dapat dibilang sebagai gerakan politik penindasan, Nama tangkai-tangkai kayu. zaman Kekaisaran merupakan simbol dari fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, yang berarti Ikatan pada kayu ini, di tengahnya depan pejabat membentuk pejabat dan pada "kelompok politik". Sedangkan dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat Romawidibawa tinggi. Fascis ini
kekuasaan
melambangkan otoritas sebuah kaum/golongan. Dari pengertian ideologi dan fasisme diatas dapat disimpulkan bahwa Ideologi Fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat terlihat. Ideologi Fasisme diawali pada masa kekaisaran Roma, pada saat itu para agister (hakim) membawa seikat tongkat yang ditengh tengahnya ditempatkan sebuah kapak yang kepalanya menonjol keluar (fasci) hal tersebut melambangkan kekuasaan mareka serta otoritas mereka, kerajaan yang terkenal sebagai fasisme ialah kerajaan sparta.Kemudia pada tahun 1922 (setelah Perang Duni I) Mussolini yang menjadi perdana Menteri Italia kemudian mengaktifkan kembali Ideologi Fasisme. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah. Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang
Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itudi mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukummengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa). Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk organisasi Negara, maka negara wajim menggembleng/memaksakan dan mengisi jiwa rakyat. Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada perang dunia. Ideologi Fasisme memiliki beberapa sifat yaitu : 1. Rasisme Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu.
2. Militerisme Militerisme adalah suatu pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa. 3. Ultra Nasionalis Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali memancing pertengkaran/peperangan 4. Imperialisme Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama, ras. Ideologi fasisme juga memiliki unsurunsur pokok. Unsur-unsur pokok dalam ideologi fasisme menurut Ebenstein antara lain: 1. Mitos ras Rasisme adalah karakteristik yang dominan dalam fasisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara elit lebih unggul dari kelompok massa dan karena itu dapat memaksakan kehendaknya dengan kekerasan. Wilhelm Reich, "Teori ras adalah poros teoritis fasisme Jerman." Mussolini menyebutkan bahwa kaum Romawi yang memerintah Kekaisaran Roma adalah sebuah "ras unggul", dan bahwa orang-orang Italia, sebagai keturunan mereka, juga
memiliki sifat unggul ini. Penaklukan Ethiopia didasarkan pada ide ras unggul ini, dan bahwa orang-orang Ethiopia yang berkulit hitam ini harus tunduk kepada orang Italia, sesuai dengan apa yang dianggap sebagai hirarki rasial alamiah. Franco mengemukakan klaim serupa untuk Spanyol. 2. Ketidakpercayaan pada kemampuan nalar Keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangkatabu terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin. 3. Pengingkaran derajat kemanusiaan Manusia tidaklah sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideologi yang mengedepankan kekuatan. 4. Kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan Negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah oposan. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya. 5. Nasionalisme dan Pemuliaan Negara Konsep nasionalisme fasis adalah nasionalisme fanatis yang dikenal juga dengan nasionalisme romantik. Pondasi nasionalisme romantik didasarkan pada perasaan. Nasionalisme romantik didasarkan pada sejumlah gagasan keliru, yang menonjol diantaranya adalah ide darah dan tanah air, yang
kemudian diidolakan dan menjadi obsesi untuk diikuti secara membabibuta. Arus pemikiran ini terkait erat dengan ras kelompok yang dianggap suci, dan memandang pertumpahan darah sebagai perang suci. 6. Pemerintahan oleh kelompok elit Konsep pemerintahan elit dalam negara fasis, seringkali memperoleh dukungan rakyat. Meskipun demikian, berbeda dari konsep demokrasi yang mendasarkan pada kebebasan, dalam negara fasis rakyat dilepaskan dari urusan pemerintahan, tanpa proses pemilihan yang bebas, kebebasan pers, atau oposisi yang berfungsi leluasa. Prinsip kepemimpinan fasis mencerminkan penekanan yang irrasional dalam politik fasis. Pemimpin selalu dianggap benar dan mendapatkan wahyu serta kemampuan mistik. Pemimpin mewakili kepentingan umum dalam artian cara rakyat berpikir, pemimpin dianggap mengetahui yang terbaik untuk seluruh masyarakat (Rousseau menyebutnya Kehendak Umum), sementara rakyat hanya mengungkapkan kepentingan dan hasrat individu yang tidak mesti selaras dnegan kebijakan umum. 7. Totaliterisme Fasisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap kaum pinggiran. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. 8. Militerisme dan imperialism Rezim fasis mempergunakan kekuatan militer dalam setiap aksinya. Kelompok militer menjadi semakin esensial, ketika mereka berupaya menaklukan negara-negara lain yang dianggap berperadaban rendah, karena tidak memiliki ras yang sama dengan mereka. Prinsip kekerasan untuk mengatasi musuh-musuh mereka, menjadi alasan pentingnya kelompok
militer ini. Imperialisme yang diusung oleh fasisme bukanlah imperialisme kuno yang mendasarkan pada Gold, Glory, dan Gospel. Imperialisme fasis adalah imperialisme berdasarkan pada rasialis, dimana tujuan utamanya adalah memusnahkan ras yang berbeda dari mereka dan dianggap lebih rendah. Imperialisme ini juga terkait dengan keinginan mewujudkan negara/kerajaan Raya di dunia, dimana negara fasis itulah yang menjadi pemimpinnya. 9. Menentang hukum dan ketertiban internasional Perang merupakan Setiap konsekuensi organisasi logis dari keyakinan fasis pada bentuk ketidaksamaan martabat manusia, kekerasan, elitisme, rasialisme, dan imperialisme. internasional mengambil pemerintahan atas dasar konsensus yang bertolak belakang dengan prinsip kaum fasis, yaitu pemerintahan atas dasar kekerasan dan paksaan. Akibatnya, negara-negara fasis menarik diri dari partisipasinya dalam organisasi internasional. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IDEOLOGI FASISME Walaupun ideologi fasisme cenderung menggunakan kekerasan dan tekanantekanan kepada rakyat, tetapi dari ideologi fasisme ini ada sebagian kelebihan dan kekuranggan yang membuat ideologi fasisme ini berbeda dari ideologi lainya. Keunggulan Ideologi Fasisme antara lain: 1. Memiliki rasa kesatuan nasional. Sisi baik yang menonjol dari Ideologi fasisme ini adalah menguatkan kesatuan dan kesetiakawanan nasional. Karena dalam Ideoligi ini memiliki sifat ultra Nasionalis sehingga rasa serta tingkat persatuannya sangat tinggi. kesatuan dalam pemerintahan diktator tidak mengalami gangguan. jika terdapat hal yang mengganggu kesatuan tersebut, maka akan dimusnahkan untuk mempertahankan kesatuan tersebut. Negara mengatur semuanya sehingga rakyat tidak perlu susah untuk apapun.
2. Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi. Dalam pelaksanaannya, Ideologi fasisme ini memiliki sistem pengawasan yang begitu ketan dan mereka menindas hal yang tidak displin dan ketidak tepat gunaan. Ideologi Fasisme juga menentukan semua keinginan badan administrasi dan merangkup segala bidang populasi. Diktator sangat mudah dalam menetapkan satu hukum pemerintahan, dimana sangat dipatuhi tampa mengalami kendala yang berat. Dalam ekonomi pun Ideologi ini bisa menghapuskan pemborosan dari segi produksi dan administrasi, serta membasmi korupsi dan menyelenggarakan kedisiplinan pejabat. Didalam pemerintahan fasisme tidak terdapat celah pemogokan dan aksi- aksi demontrasi, yang bisa mempengaruhi sistem pemerintahan maupun ekonomi. 3. Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat Ideologi Fasisme sangat mudah dan cepat dalam menangani suatu kendala ataupun dalam pengambilan keputusan, terutama keadaan darurat daripada Ideologi ini bisa dengan segera mengerahkan seluruh bangsa dalam waktu singkat, bahkan mereka bergerak secara langsung melaksanakan perintah. Karena tidak ada yang akan memberontak pada keputusan pemerintah 4. Pemerintahan dipegang oleh Orang yang Ahli Dikarenakan pemilihan pemerintahan ini berdasarkan kaum elit dan yang terkuat, maka tidak lain yang memerintah dalam Negara berideologi Fasisme adalah orang yang unggul dan dengan mudah dan sukses, menggunakan perlengkapan dan menciptakan sistem pemerintahan yang tangkas, berdaya guna, setia. Sedangkan kelemahan dari ideologi fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum. Mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Selain itu rakyat harus
patuh penuh terhadap pemerintah sehingga aspirasi mereka tidak di perdulikan, kemudian demokrasi dan hak asasi manusia di abaikan. D. NEGARA YANG MENGANUT IDEOLOGI FASISME Fasis muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara teknologi lebih maju. Fasis merupakan produk dari masyarakatmasyarakat prademokrasi dan pasca industri. Pengalaman negara demokrasi yang dirasakan semu oleh masyarakat bahkan mengalami kegagalan dengan indikator adanya proses sentralisasi kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya monopoli dan oligopoli dibidang ekonomi, besarnya tingkat pengangguran baik dikalangan kelas bawah seperti buruh, petani atau kelas menengah atas sepserti kaum cendikiawan, kaum industialis, maupun pemilik modal, ini adalah lahan yang subur bai gerakan fasis untuk melancarkan propagandanya Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman. Italia merupakan negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun 1933 dan kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia Jepang berubah menjadi fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara perlahan ke arah lembaga-lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya aslinya. Berkembangnya negara-negara fasis tersebut membuat situasi politik di kawasan Eropa semakin menghangat, dan diwarnai dengan ketegangan yang mendorong terjadinya Perang Dunia II 1. Fasisme di Jerman Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman. a. Menolak isi Perjanjian Versailes. b. Membangun angkatan perang yang kuat. c. Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi. d. Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto). e. Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo. Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia. 2. Fasisme di Italia Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis. Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk mengembangkan fasisme di Italia. a. Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia. b. Memperkuat angkatan perang. c. Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita. d. Menduduki Ethiopia dan Albania. 3. Fasisme di Jepang Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara
imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu. Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut. a. Mengagungkan semangat bushido. b. Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer. c. Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina. d. Memodernisasi angkatan perang. e. Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan isi dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang ide-ide, keyakinan-keyakinan yang menyeluruh dan sistematis tentang pengertian-pengertian dasar yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia. 2. Ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat terlihat. 3. Keunggulan ideologi fasisme antara lain: memiliki rasa kesatuan nasional, memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi, dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat, pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli. Sedangkan kelemahan dari ideologi fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. 4. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman. B. SARAN Dengan mengetahui pengertian ideologi fasisme, diharapkan dapat lebih memahami mengenai ideologi fasisme ini. Sehingga kita tidak hanya paham tentang kekurangan dari ideologi fasisme ini, tetapi juga paham bahwa sebenarnya dalam ideologi fasisme ini terdapat kelebihan-kelebihan yang bisa kita manfaatkan. Selain itu diharapkan dengan adanya pembahasan tentang ideologi fasisme ini dapat menambah wawasan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan kita tentang macam-macam ideologi yang ada didunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
(2008).
Fasisme.
Diperoleh
pada
20
April
2013,
dari
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/1818181-fasisme/, 2008 Army, Lealy. (2012). PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR FASISME. Diperoleh pada 20 April 2012, dari http://laelyarmy.blogspot.com/2012/03/pengertiandan-konsep-dasar-fasisme.html Evriza. 2008. Ilmu Politik. Depok: ALFABETA Bandung Kalasari, Meta. (2010). Pengertian Ideologi. Diperoleh pada 20 April 2013, dari http://metakalasari.wordpress.com/2010/06/09/pengertian-ideologi-2/ Saputra, Tiyas Ardian. (2009). IDEOLOGI. Diperoleh pada 20 April 2013, dari http://eaznotalone.blogspot.com/2009/05/pendahuluan-ideologi-adalahkumpulan.html. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Wangsadhika, Wisnu. (2012). Pengertian Fasisme Dan Negara Fasisme. Diperoleh pada 20 April 2013, dari http://wisnumengger.blogspot.com/2012/08/pengertian-fasisme-dan-negarafasisme.html.