Of Westlife
Of Westlife
Of Westlife
of a fairy tale You can take the future even if you fail I believe in angels Something good in everything I see I believe in angels When I know the time is right for me I'll cross the stream - I have a dream I have a dream, a fantasy To help me through reality And my destination makes it worth the while Pushing through the darkness still another mile I believe in angels Something good in everything I see I believe in angels When I know the time is right for me I'll cross the stream - I have a dream I'll cross the stream - I have a dream I hae a dream, a song to sing To help me cope with anything If you see the wonder of a fairy tale You can take the future even if you fail I believe in angels Something good in everything I see I believe in angels When I know the time is right for me I'll cross the stream - I have a dream I'll cross the stream - I have a dream
yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar. Huh rasakan kau gadis sombong !, bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek dikasurnya. Aku dapatkan kau sekarang.!, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun, lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. Lihat aku, cewek *******..!, hardiknya seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. Hmmmphh.!!, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, Hahaha.malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik. Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul. Kini dihadapan Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar, beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Paul. Ahhh.perkenalkan rudal gue ini sayang..akhhh. ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. Hai cantik !.sekarang sudah kenal kan dengan ****** gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama ****** gue ini., sambungnya. Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. Hmmpphhhmmhhh, sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal PlakPlak. Wah sekal sekali pantatmu, ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda. Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya
Pramugari Malang Friday, March 6th, 2009 Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan, air mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya. Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali, mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan. Dinda Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun, wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda. Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya. Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu
terdengar semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda. Egghhmmmmm., Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu Ehhmmmppphhh.mmpphhhh... Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut jarinya. Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. Hmmmmpphhh.hhhhhmmmmppp. .., Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda. Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. Ahh.kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !, bisiknya ketelinga Dinda. Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu, dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. Oouuhhh..baang.saakiittbanngg.amp uunn , rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda. Aakkhh.ooohhhh.oouuhhhh.ooohhhggh ., Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, Ahhh..ahhhhoouuhhhh. Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda. A..aakkhhh.., sambil mengejan Paul melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairancairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikitdemi sedikit menegang disaat merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-
benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Paul. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. Aahhhh., sambil memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, OouuuuhhhhDinndaaaasayanggg .., Paul mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda. Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil terisakisak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya, nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan ****** ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, Sambil menyelam minum air, batinnya. Setelah setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu. Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, Yaaampuunnn banggudah dong.Dinda minta ampunn banggoohhh., Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan. Aaaaaaaaakkkkhh, Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda, waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu. Eegghhh.aakkhhh.oohhh, dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Dinda. Oouuffffhhh, Dinda merintih dikala paul menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul
memompakan kemaluannya didalam liang vagina Dinda CCREETT.CCRROOOTCROOTT, kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Paul nampak meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota, sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi.Cerita Dewasa Posted in Pemerkosaaan | No Comments Aku Diperkosa Empat Gadis Monday, March 2nd, 2009 Kisah ini merupakan pengalaman pribadiku sendiri. Namaku Andrie,umur 23 tahun waktu itu.Aku baru saja berkenalan dengan seorang gadis yang berumur 23 tahun juga. Aku bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, sedang dia bekerja di sebuah Rumah Sakit swasta. Namanya Yuni. Aku baru berkenalan dengannya sekitar 2 bulan. Waktu awal kenalan,aku tidak pernah mampir kerumahnya. Kami hanya bertemu diluar saja dan ngobrolngobrol saja. Tapi lantaran perasaan kami yang semakin akrab,maka suatu kali aku mampir juga kerumahnya, sekaligus berkenalan dengan keluarganya. Yuni punya seorang ibu tiri yang umurnya sekitar 38 tahun dan dua orang kakak perempuan,yang tertua namanya Linda,umurnya 28 tahun dan yang nomor dua namanya Shinta umurnya 26 tahun. Walaupun ibunya ibu tiri,tapi sangat baik. Mereka tinggal 3 orang satu rumah. Sedang kakaknya yang pertama sudah menikah,belum punya anak dan tinggal ditempat lain. Hubungan mereka sekeluarga sangat akrab. Keluarganya ramah terhadapku. Waktu kedatanganku yang pertama aku cuma duduk bdiruang tamu.Kedatanganku yang selanjutnya aku sudah biasa aja dirumahnya. Aku sudah bisa masuk keruangan yang lainnya. Suatu kali aku masuk kekamar Yuni,didalam kami ngobrol-ngobrol aja. Jarak antara kami makin dekat. Kupegang tangannya,kemudian perlahan-lahan kudekatkan wajahku kepadanya.Kami saling berciuman.Kulumat bibirnya yang berwarna kemerahmerahan dan Yuni membalas ciumanku. Cukup lama kami berciuman dan aku tidak berani menyentuh bagian yang lain. Sehabis itu kami main Play Stasion. Minggu berikutnya aku main lagi ke rumah Yuni. Waktu itu kakaknya yang no.2 yaitu Shinta ada dirumah.Dia tidak masuk kerja.Setelah basa basi dengan kakaknya aku masuk kekamar Yuni.Didalam seperti biasa setelah kami ngobrol-ngobrol sedikit aku mendekati Yuni. Kami kembali berciuman,aku meremas tangannya,kemudian ciumanku menyusuri lehernya yang putih bersih.Nafas Yuni terdengar agak terengah-engah.Aku meneruskan ciumanku dengan meremas dadanya yang indah.kemudian satu persatu kancing bajunya kutanggalkan,sampai dia hanya pakai BH saja. BH nya yang berukuran 36B itupun kutanggalkan. Payudaranya yang sekal dan indah itu pun habis kuciumi.Sementara tanganku meremas-remas dengan lembut payudaranya itu.Kemudian puting payudaranya yang berwarna agak kecoklatan kuhisap dan kujilati.Yuni makin menderu nafasnya.Aku terus asyik menghisap payudaranya yang sekal itu.Tapi secara tiba-tiba aku melirik ke pintu yang sedikit terbuka,disitu kulihat shinta berdiri termangu.Aku segera menghentikan gerakanku. Shinta kemudian masuk kekamar Yuni.Tapi Yuni cuek saja melihat kakaknya masuk kedalam kamarnya.Dia tidak berusaha menutupi tubuhnya.Malah membiarkan saja tubuhnya dalam keadaan terbuka.Aku tentu saja merasa grogi.Aku takut Shinta marah kemudian melarangku main kerumahnya lagi.Tapi Shinta tidak marah malah tersenyum melihat aku yang salah tingkah.Kemudian Shinta bicara: Kamu mau kubuatkan teh Andrie? Ya mbak,boleh .eh..terima kasihjawabku agak gugup. Dalam hati aku merasa senang karena Shinta tidak marah padaku.Kemudian aku keluar dari kamar dan Yuni memakai bajunya tanpa mengenakan BH lagi.Masih kelihatan payudaranya yang montok itu dibungkus baju kaos yang tipis.Aku diruang tamu ngobrol-ngobrol saja bersama Yuni dan kakaknya.Shinta sama sekali tidak menyinggung kejadian tadi,dan bicara halhal lain. Minggu berikutnya aku kembali datang kerumah Yuni.Setelah ngobrol-ngobrol dengan kakaknya Shinta,aku kembali masuk kekamar Yuni.Didalam kami kembali berciuman.Aku mencium bibir Yuni yang harum.Yuni membalas ciumanku.Berbeda waktu kemarinnya,kali ini Yuni agak agresif.Dia mencium bibirku dengan ganasnya. Aku juga semakin berani membuka pakaian
Yuni,sehingga dia hanya memakai celana dalam saja.Aku segera menyapu lehernya yang jenjang dan putih bersih.Yuni terlihat menggelinjang membuat aku semakin bersemangat.Nafasnya mulai terengah-engah.Ciumanku terus kearah dadanya yang montok.Aku menghisap puting payudaranya.Sungguh sangat enak rasanya.Aku menghisap puting payudaranya bergantian.Yuni makin terengahengah. Lalu aku membuka celana dalamnya,sehingga sekarang dia tidak memakai pakaian sehelai benangpun. Aku menjilati pahanya yang putih mulus.Jilatanku terus naik kearah vagina Yuni yang memancarkan hawa harum dan wangi.Aku menjilat klitorisnya yang sebelumnya aku menyibakkan bulunya yang belum begitu lebat.Lama aku menghisap klitorisnya.Sampai aku merasakan cairan yang khas,mungkin dia sudah semakin teransang. Yuni lalu mendorongku,sehingga aku berada dalam posisi telentang. Dia langsung mengarahkan bibirnya yang mungil ke penisku.Wahhhenak sekali Yuni mengulum dan menghisap penisku .Aku semakin terengah-engah.Yuni pun semakin semangat mendengar desahan nafasku. Lalu aku mendorong Yuni dengan lembut agar dia segera telentang.Yuni pun mengerti dengan keinginanku. Penisku kuarahkan kearah vagina Yuni dan memasukkannya dengan perlahan-lahan.Yuni menjerit tertahan begitu penisku masuk semua kedalam vaginanya.Aku mengangkat pantatku perlahan-lahan,dan memasukkannya.Begitu seterusnya aku lakukan,memaju-mundurkan pantatku.Yunipun kelihatan sangat menikmatinya. Lalu aku mengangkat kaki kiri Yuni dan tetap aku menggoyang pantatnya yang montok.Sampai akhirnya dia menjerit dengan suara yang agak keras.Dan akupun merasakan cairan hangat yang membasahi penisku didalam vaginanya.Rupanya Yuni sudah keluar.Sementara aku nampaknya masih lama untuk mencapai puncak orgasmeku. Tiba-tiba aku dikejutkan suara yang sudah aku kenal. Wah..kamu kuat juga ya Andrie Rupanya itu suaranya Shinta kakak Yuni.Rupanya dia sudah dari tadi berdiri dibelakangku memperhatikan apa yang kuperbuat bersama dengan adiknya.Aku sangat kaget sekali,dan mencabut penisku yang masih tegang dari vagina Yuni.Kupikir tadi Yuni sudah mengunci pintu kamar. Shinta segera menghampiri kami berdua.Kulihat Yuni cuek saja dan masih menikmati puncak orgasmenya. Shinta duduk disamping kami dan memperhatikan punyaku yang masih tegang.Sementara aku sendiri masih jauh dari puncak orgasmeku.Melihat situasinya seperti itu aku jadi memberanikan diriku meraih tangan Shinta.Kutarik lembut tangannya dan aku segera melumat bibirnya yang lembut.Sementara tanganku langsung meremas-remas payudaranya.Sekilas aku melirik Yuni dan kulihat dia tersenyum melihat yang kuperbuat dengan kakaknya.Dia bilang, Nahsekarang giliran saya yang nonton kakak ya? Shinta hanya menjawab dengan tersenyum saja.Nampaknya Yuni ingin aku berbuat yang sama dengan kakaknya. Tanganku terus saja meremas-remas payudaranya dari luar.Aku segera melepaskan semua pakaian yang menempel ditubuhnya,sampai dia tidak mengenakan pakaian selembar benangpun alias bugil,seperti Yuni. Aku terus melumat bibirnya. Shinta pun tidak kalah membalas ciumanku.Ciumanku terus turun kelehernya yang putih bersih.Shinta mengelinjang membuat aku semakin bersemangat saja.Aku terus menciumi payudaranya yang montok,mungkin ukurannya ada sekitar 36,aku tidak tahu persis tapi sama dengan ukurannya si Yuni. Aku menghisap puting payudaranya dengan lahap.Aku kembali melirik Yuni dan melihat dia tersenyum manis padaku.Aku jadi semakin bersemangat saja.Sementara Shinta terus saja menggelinjang keenakan.Aku terus saja menghisap puting payudara Shinta.Sementara tangan kiriku meraba-raba selangkangan Shinta.Aku merasakan bulu-bulu vaginanya yang lembut.Ciumanku terus kuturunkan kedaerah vaginanya.Aku menjilati klitoris Shinta dan Shinta terus saja menggelinjang.Aku merasakan cairan yang khas dari vaginanya,tapi aku yakin dia belum orgasme. Aku lalu mendekatkan penisku kedalam mulut Shinta dan diapun melumat penisku dan menghisapnya.Sungguh sangat enak sekali.Lama Shinta menghisap penisku yang sudah sangat tegang sekali.Aku hampir tidak tahan lagi. Aku menyuruh Shinta supaya menungging.Aku lalu mengatur posisiku di belakang Shinta.Perlahan-lahan aku memasukkan penisku kedalam vaginanya.Tapi sebelum aku memasukkan penisku,Yuni bergerak mendekatiku dan tangannya menggenggam penisku. Biar kumasukin Ndrie,katanya. Tapi sebelum itu dia masih sempat-sempatnya menghisap penisku.Setelah itu dia mengarahkan penisku ke kemaluan kakaknya.Dia tersenyum padaku.Shinta juga tersenyum padaku.Aku semakin tidak tahan dan segera memasukkan penisku ke vagina Shinta.shinta menjerit tertahan, AhhAndriepunyamu enak sekhalishayang Aku semakin bersemangat menggoyangkan pantatku.Sementara Yuni duduk disampingku.Aku segera meraih tangan Yuni dan aku bilang, Yun, sini payudaramu aku hisap Yuni segera menyodorkan payudaranya kemulutku.Jadi sementara aku menggoyang Shinta,mulutku menghisap payudaranya Yuni.Shinta semakin histeris menjerit-jerit keenakan kugoyang vaginanya dari belakang.Aku lalu menyuruh
Yuni berdiri dan mengarahkan selangkangannya ke mulutku.Aku kembali menjilati klitoris Yuni.Yuni terdengar menjerit-jerit keenakan seperti kakaknya. Tak lama tubuh Shinta menegang.Agaknya dia sudah mau keluar.Benar saja tak lama aku merasakan cairan hangat membasahi penisku yang masih menancap di vaginanya.Yuni juga masih menjerit-jerit.Aku lalu berdiri dan mengarahkan penisku yang masih tegang ke kemaluan Yuni yang berada dalam posisi berdiri dari depan.Aku mengangkat kaki Yuni dan meletakkan kakinya di pinggir tempat tidur.Aku memasukkan penisku kedalam vagina Yuni dari depan dan kugoyang-goyang,maju mundur. Yuni kembali mendesah-desah, AhhAndriekamu pintar juga juga pake gaya berdiri seperti dalam film ahhhakh..mulutnya terus saja menceracau. Aku terus saja menggoyangnya,sementara mulutku tidak berhenti menciumi payudaranya yang montok kiri kanan bergantian dan juga menghisapnya bergantian.Yuni semakin melayang-layang kenikmatan saja.Tak lama aku juga sudah ingin keluar.Tapi sebelum aku keluar,Yuni sudah keluar duluan dan badannya mendadak jadi lemas.Aku segera mencengkram pantatnya dan memeluk tubuhnya.Akhakhirnya kau keluar juga dengan perasaan yang melayang-layang. Spermaku membasahi vagina Yuni.Aku tidak kuat lagi menahan tubuh Yuni dan membiarkan dia terduduk dan akhirnya penisku pun tercabut dari vaginanya. Shinta yang dari tadi memperhatikan,kembali mendekatkan kepalanya ke penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana.Yuni pun tidak ketinggalan,juga menghisap penisku dan menjilati sisa sperma yang masih menempel disana.Kedua kakak beradik tadi masih dengan lahap menghisap penisku bergantian. Akhirnya kami bertiga terbaring lemas.Aku berada ditengah-tengah mereka.Tanganku masih saja bergantian meremas-remas payudara Yuni dan Shinta bergantian.Mereka juga masih menikmati remasan tanganku di payudaranya.Kami sama-sama menarik nafas panjang.Lama kami terdiam. Tiba-tiba kami dikejutkan teriakan suara panggilan. Shinta,Yuni kalian dimana? Ini mbak Linda datang nihkok nggak ada yang menyahutin? Rupanya kakaknya yang tertua datang.Shinta lalu berdiri dan berkata pada Yuni, Yun,biar mbak saja yang menemuin mbak Linda,kayaknya dia sendirian saja kesini.Suaminya kayaknya nggak ikut tuh Lalu tanpa pakaian sehelai benangpun Shinta berdiri dan jalan keluar kamar.Aku kaget dan bertanya pada Yuni, Yun,kalau ketahuan mbak Linda bagaimana nih?kataku agak cemas. Tapi Yuni hanya tersenyum saja dan mengecup bibirku sebagai jawabannya. Sementara diluar kamar,mbak Linda sangat terkejut melihat adiknya Shinta menyambutnya tanpa busana sehelai benangpun. Shintakamu ngapain..?Kok nggak pake pakaian?tanya mbak Linda. Tapi Shinta cuma tersenyum saja dan berkata, Nggak apa-apa kok mbakMbak nggak usah banyak tanya deh sambil tangannya menggandeng tangan kakaknya kekamar Yuni. Sesampai dikamar Yuni,mbak Linda kelihatan terkejut melihatku dan Yuni juga tanpa pakaian.Shinta segera menjelaskan, Mbak,itu Andrie pacarnya YuniMbak udah kenal kan?kata Shinta. Sementara aku masih agak cemas,takut kalau-kalau mbak Linda marah besar.Tapi rupanya Yuni mengerti perasaanku.Dia berkata pada Linda, Mbak ayo duduk disini,ngapain berdiri disitu.Apa mbak nggak pingin merasakan punya Andrie yang perkasa ini..?Bukankah Mbak dulu bilang kalau nggak pernah puas kalau main sama suami mbak? Mulanya mbak Linda ragu-ragu.Tapi Shinta segera menarik tangan kakaknya dan mengajaknya duduk didekatku yang juga sama-sama bugil dengan adikadiknya.Akhirnya mbak Linda duduk juga didekatku.Shinta berkata, Ayo Andriekita teruskan,nih kakaknya Yuni yang paling tua udah datang.Dia nggak pernah puas kalau main.Mungkin kamu ketemu lawan tangguh,kata Shinta bercanda. Mbak Linda dan Yuni kulihat hanya tersenyum saja. Sekarang aku dan mbak Shinta cuma nonton aja,kamu main sama mbak Lindahabis kami capek sihkata Yuni dengan manjanya. Posted in Pemerkosaaan | No Comments Di Sebuah Pondok Sepi Thursday, January 1st, 2009
Dhea mengerang sadarkan diri. Kepalanya seakan-akan ingin pecah. Ia berusaha mengingat apa yang telah terjadi tapi tidak berhasil. Ia ingat pergi ke sebuah pesta dan bertemu dengan laki-laki kurus dan berusaha mendekatinya. Akhirnya ketika Dhea bosan ia pergi meninggalkan pesta tadi. Ia sedang berjalan menuju mobilnya ketika segalam tiba-tiba menjadi gelap. Dhea bangun dan duduk, sadar dirinya ada di sebuah bale-bale di sebuah rumah sederhana. Tidak ada lampu satupun tapi ia bisa melihat cahaya datang dari ruangan sebelah dan mendengar suara-suara. Seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan berkata, Sudah waktunya lo bangun cewek manis! Kita udah lama nunggu nggak sabar bersenang-senang sama lo! Kemudian laki-laki itu berkata bahwa Dhea telah disergap dari belakang dan kepalanya dipukul hingga pingsan dan dibawa ke sebuah rumah kecil di dekat Pelabuhan Ratu, di sebuah desa kecil jauh dari manapun. Laki-laki itu mendekati Dhea dan berkata bahwa ia dan teman-temannya tidak segan-segan membunuhnya jika ia tidak menuruti semua perintah mereka. Mereka akan menyiksa Dhea dulu dan akan butuh waktu lama dan menyakitkan sebelum ia bisa mati. Ketakutan, Dhea berkata ia akan menuruti semua perintah mereka, dan laki-laki itu tersenyum. Oke, masuk ke ruangan itu dan buka pakaian lo, semuanya! Dhea berjalan perlahan masuk ke ruangan sebelah, masih pusing akibat pukulan di kepalanya. Nafas Dhea tersentak ke ia masuk ke ruangan itu. Ada 12 laki-laki di dalam ruangan itu. Semuanya berbadan besar dan kekar, melihat penampilannya mereka adalah buruh pelabuhan atau pabrik yang kasar. Mereka semuanya adalah laki-laki paling besar yang pernah dilihat oleh Dhea! Mereka mulai bersiul dan berkomentar sambil berseru kagum dan memanggil Dhea dengan julukan jorok ketika Dhea mulai melepaskan pakaiannya. Ketika buah dada Dhea yang kecil tapi padat dan bulat terlihat, ia bisa melihat seluruh penis laki-laki itu langsung menegang. Dan ketika vagina Dhea terlihat jelas, Dhea merasa dirinya akan mati ketakutan ketika melihat tatapan penuh nafsu dari wajah-wajah beringas di hadapannya. Ia sangat ketakutan membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Laki-laki pertama maju mendekatinya. Ia bertubuh hitam. Ia meremas buah dada Dhea dan menyuruhnya untuk berkeliling dan mengulum penis setiap orang di ruangan itu. Wajah Dhea memerah ketika ia mendekati laki-laki yang pertama. Laki-laki itu langsung memasukan penisnya ke dalam mulut Dhea dan langsung memompa keluar masuk di mulut Dhea. Dhea sendiri mulai tersedak dan batuk, tapi laki-laki itu tanpa peduli mendorong penisnya masuk hingga tenggorokan. Ia mengerang dan berejakulasi. Dhea merasakan mulutnya terisi oleh semburan sperma yang hangat dan lengket, dan ia berusaha untuk menelan semuanya, tapi sperma itu tetap mengalir keluar dari sudut mulutnya, mengalir ke dagunya. Semua laki-laki itu tertawa ketika Dhea merangkak mendekati laki-laki berikutnya. Semua sudah begitu terangsang membayangkan mulut Dhea di penis mereka, sehingga tidak ada yang bisa bertahan lama. Satu persatu dari mereka bergantian mengusapkan penis mereka pada wajah, hidung serta bibir Dhea. Mereka bergantian memaksa Dhea mengulum dan menjilati penis mereka. Sekitar 40 menit kemudian, Dhea telah menelan 12 semburan sperma dan di wajahnya menempel sisa-sisa sperma yang tidak berhasil ia telan. Lalu seorang dari mereka mendekat dan menyuruhnya bertumpu pada lutut dan tangannya. Dhea berpikir dengan posisi merangkak seperti itulah dirinya akan mulai diperkosa dari belakang, tapi jantungnya seperti berhenti berdenyut ketika mendengar laki-laki itu berkata, Siapa yang mau pertama kali ngerasain pantat bintang film kita ini?. Sebelum Dhea sadar apa yang akan terjadi, Dhea merasakan sebuah kepala penis besar menempel di liang anusnya yang sempit dan kecil. Laki-laki dibelakangnya mendorong keras dan Dhea langsung menjerit kesakitan. Laki-laki yang lain tertawa senang melihat liang anus Dhea membuka dipaksa dimasuki oleh penis yang besar itu. Laki-laki itu bergerak cepat dan brutal, ber-ejakulasi di dalam anus Dhea memberika pelumas untuk laki-laki selanjutnya. Ketika laki-laki selanjutnya sedang memperkosa anus Dhea, laki-laki yang lain memegang salah satu dari kaki Dhea dan menariknya. Kemudian ia menggosokan penisnya ke telapak kaki Dhea yang berkerut dan mengejang menahan sakit. Lakilaki itu terus menggosokan penisnya ke telapak kaki hingga jari-jari kaki Dhea yang kukunya dicat merah menyala, sementara semua laki-laki di ruangan itu bergantian mencoba anusnya. Beberapa laki-laki yang lain berlutut di depan Dhea dan mengocok senjata mereka di muka Dhea. Dan ketika laki-laki di hadapannya mulai menyemburkan sperma mereka ke wajah Dhea, laki-laki yang ada di pantatnya menarik penisnya dan sedetik sebelum ia ejakulasi, ia mendorong penisnya masuk ke dalam vagina Dhea yang perawan. Semburan demi semburan mengisi lubang kewanitaan Dhea dengan sperma. Dhea mulai menangis menyadari dirinya bisa hamil oleh mereka. Sementara itu laki-laki yang menggunakan kakinya menggosok-gosok makin cepat dan keras. Ia berteriak, Aahh.., gue kelluarr.., gue kkeluaar..! Air mani langsung tersembur ke telapak kaki Dhea dan mengalir membasahi jari-jari kakinya. Selanjutnya semua 12 orang itu mendapat giliran menggunakan anus Dhea untuk memuaskan nafsu mereka, bergantian mereka menampar dan memukul pantat Dhea sambil tertawa senang melihat lubang anus Dhea membesar. Mereka menjulukinya Dhea Si Lubang Besar. Laki-laki yang terakhir juga memasukan tangannya hingga pergelangan ke dalam anus Dhea. Dhea menjerit dan menjerit
ketika tangan laki-laki itu masuk ke dalam anusnya. Kemudian mereka semua memerintahkan agar Dhea menjilati penis mereka hingga bersih. Perut Dhea terasa mual tapi ia tetap menurut perintah mereka dengan harapan mereka akan puas dan meninggalkan dirinya. Yang selanjutnya terjadi adalah, mereka menarik tubuh Dhea dan diseret keluar, untuk pertama kalinya Dhea sadar dirinya berada di tempat terpencil dari keramaian. Laki-laki itu mendorong tubuhnya menuju ke sebuah kandang. Dhea jatuh tersungkur kelelahan dan kesakitan. Tubuhnya gemetar ketika ia mendengar ringkikan kuda di dalam kandang itu. Dhea mulai menangis dan meronta-ronta ketika dirinya diseret mendekati kuda yang ada di dalam kandang. Seseorang berkata, Lo bakalan ngerasain bagaimana rasanya kuda sayang! Perlahan tangan Dhea meraih penis kuda tersebut dan mulai menggosoknya, dan tersentak melihat ukuran penisnya. Panjangnya dua kali dari panjang penis laki-laki yang pernah dilihatnya, dan tangannya sama sekali tidak bisa menggenggam diameter penis kuda itu. Dhea berharap ia hanya disuruh mengocok penis tersebut, tapi laki-laki itu berkata agar Dhea mengulum penis itu dengan mulutnya. Dengan air mata mengalir di pipinya, Dhea mulai menjilati penis kuda tersebut, hampir saja ia muntah karena bau yang tercium olehnya. Dhea hanya mampu memasukan kepala penis kedua itu saja ke dalam mulutnya, sedangkan tangannya digunakan untuk mengocok batang penis kuda itu. Semburan sperma yang pertama membuat kepala Dhea terdorong menjauh dari penis itu. Semburan yang kedua menyembur ke wajah dan buah dadanya. Ia membuka mulutnya dan berusaha menelah sperma yang disemprotkan oleh kuda itu. Wajah Dhea tertutup seluruhnya oleh sperma kuda dan rambutnya lengket karena sperma tersebut. Sebagian besar sperma itu mengalir turun dan menetes ke budah dada Dhea. Dhea langsung jatuh tersungkur lemas berpikir semua itu telah selesai. Satu dari laki-laki itu berlutut di depan wajahnya dan menyeringai ketika berkata ini adalah permulaan bagi diri Dhea. Ia berkata agar Dhea bersiap-siap menunggu sampai sisa kelompok mereka sampai ke pondok tersebut. Posted in Pemerkosaaan | No Comments Pemerkosaan yang Fantastis Tuesday, December 16th, 2008 Suatu saat suamiku harus meneruskan S2nya ke luar negeri untuk tugas perusahaan. Aku mengantar kepergian suamiku sampai di bandara. Demikian sejak itu, aku harus membiasakan hidupnya dengan jadwal tugas suamiku, suatu hari menjelang sore hari, setelah menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus disiapkan sendiri, sebab pembantuku sedang pulang kampung, karena mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat. John, teman suamiku yang orang Italy pada waktu mereka sekolah di Inggris bersama, sedang mendapat tugas di Indonesia sementara ini tinggal dirumah. Telah hampir satu bulan John tinggal bersama kami, istrinya tetap berada di Italy. Seperti biasanya setelah selesai makan bersama, aku kembali kekamar dan karena udara diluar terasa panas aku ingin mengambil shower lalu aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi untuk berpancur. Letak kamar mandi menyambung dengan kamar tidurnya. Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidurku. Disudut seberang kamar tidur yang tidak tertutup pintunya terlihat John sedang santai dikamarnya, rupanya dia telah selesai makan dan masuk ke kamarnya untuk nonton TV memang dia lebih senang di dalam kamar yang lantainya dilapisi karpet tebal dan udaranya dingin oleh AC. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan dan bersisir rambut. Pada saat itu John kulihat dari cerminku mendadak bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamarnya, terlihat malam ini John agak gelisah, tidak seperti biasa yang selalu menutup pintu kamarnya, malam ini dia mondar mandir dan sekalisekali matanya yang biru kecoklatan melihat ke arahku yang sedang duduk menyisir rambutku. Melihat John seperti itu, aku bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menutup pintu kamarku, aku sempat melihat John tersenyum padaku sambil berkata, Hai Hesty kau cantik sekali malam ini..!. Tiba tiba John langsung berdiri melintas kamarnya, tanpa aba-aba salah satu kakinya menahan pintu kamarku lalu tangannya yang kekar mencoba menggapai pinggangku, tercium olehku bau alkohol dari mulutnya rupanya John baru saja minum whisky, ..John, sadar.. aku Hesty istri temanmu..!
John bisa bicara dalam bahasa Indonesia, aku mencoba berbalik dan karena eratnya pegangannya di pinggangku, aku terhuyung-huyung dan aku jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kakiku terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku tersingkap, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos terlihat bagian pahaku yang putih mulus masih agak basah karena belum sempat kering dengan betul. Rupanya minuman keras sangat mempengaruhi pikiran John yang sudah begitu lama tidak kencan dengan wanita, John dengan cepat berjalan ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang jongkok diantara kedua kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang kasar dan basah itu mulai menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba menarik badannya ke atas untuk menghindari serbuannya pada pahaku, akan tetapi tangannya begitu kekar tubuhnya terlihat besar dan atletis menahan tubuhku. John menunjukan matanya yang jalang, yang membuat aku ketakutan sehingga badanku terdiam dengan kaku. Kedua matanya melotot dengan buas melihat ke arah selangkanganku, kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika bibir John itu terasa menyentuh pinggir dari belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidah John yang besar basah dan kasar itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang panjang, yang membuat aku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang putus ditiup angin. ..Aaarrgghh..! tak terasa keluar keluhan panjang dari mulutku. Tubuhku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku terbeliak melihat kearah lidah John yang bolak balik menyapu belahan bibir kemaluanku dan dengan tanpa kusadari kedua pahaku makin kubuka lebar, memberikan peluang yang makin besar pada lidah John bermain-main pada belahan kemaluanku. Dengan tak dapat ditahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari dalam kemaluanku dan dari cairan ini makin membuat John makin giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir vaginaku sampai pada puncaknya yaitu pada klitorisku. Ohhh ssshh gilaa.. aku dibuat melayang..! dengan cepat vaginaku menjadi basah kuyup oleh cairan birahi yang keluar terus menerus dari dalam vaginaku. Sejenak aku seakan-akan lupa diri, terbawa oleh nafsu birahi yang melanda..! akan tetapi pada saat berikut aku baru sadar akan situasi yang menimpaku. Aduuuhh benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan seorang laki laki bule.. aaahh.. tidak.. tidak bisa ini terjadi!, dengan cepat aku menarik tubuhku dan mencoba bergulir membalik badan untuk bisa meloloskan diri dari John. Dengan membalik badan, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lutut dan rupanya ini suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku karena dengan tiba-tiba terasa sesuatu tenaga yang besar menahan pinggangku dan ketika masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat John dengan kedua tangannya merangkul pinggangku dan kepalanya mendekap punggungku tangannya mencoba menarik handuk yang hanya tinggal separoh melilit badanku, badannya yang berat itu menekan tubuhku. Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba John menekan badannya yang beratnya hampir 80 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan John, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badan tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan John menindih badanku. Kedua kaki John berlutut sambil bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, akhirnya handuk yang setengah melilit dan menutupi badanku lepas, sehingga seluruh tubuhku terbuka telanjang dengan lebar. Terdengar John mendesah melihat pinggangku yang ramping serta bongkahan pantatku yang bulat menonjol. ..Oh..Hesty tak kusangka kau begitu sexy..! Tubuh John makin dirapatkan ketubuhku, sehingga terasa pantatku tergesek oleh kedua pahanya yang besar dan berbulu. Dalam usaha merenggangkan kedua kakiku, tangan John bergerak-gerak di selangkanganku dan tanpa dapat dihindari bagian bawah vaginaku tergesek-gesek oleh jari jarinya yang besar besar itu. Bagai terkena aliran listrik aku menjerit, Ouch..! ..Jooohn.. jaaangaaan..! Aku mencoba melawannya, tetapi kedua tanganku tidak dapat digerakkan karena terhimpit diantara badanku sendiri. Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, bulat panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku, John rupanya sudah mulai beraksi dengan menggesek-gesekan batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku. Auooohh.. John.. stopp..! pleasee.. aach..! dengan panik aku mencoba menyuruhnya berhenti melakukan aksinya, akan tetapi seruan itu tidak dipedulikan oleh John malahan sekarang terasa gerakan-gerakan menusuk nusuk benda tersebut
pada belahan bongkahanku mula-mula perlahan dan semakin lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat batang kemaluan orang asing tersebut telah tegang dan ya ampun.. besaaar sekali..! dan terlihat batang kemaluannya yang merah berurat bagai sosis besar dengan ujungnya berbentuk agak bulat sedang menggesek gesek bagian pantatku. Rupanya Orang asing ini sudah sangat terangsang dan sekarang dia sedang berusaha memperkosaku. Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak.. aku akan diperkosa oleh teman suamiku yang tampak sedang kesetanan oleh nafsu birahinya. Tanpa kusadari sodokan-sodokan batang kemaluan John semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat melalui cermin gerakan pantat bule yang bahenol pahanya yang kekar benar-benar membuatku terpana karena gerakan tekanantekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa sekarang serangan-serangan kepala batang kemaluannya tersebut mulai menimbulkan perasaan geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat. Terlihat kedua kakinya melangkah ke depan, sehingga sekarang kedua pahanya yang berbulu memepeti kedua pahaku dan gerakan tekanan dan cocolancocolan kepala batang kemaluannya mulai terarah menyentuh bibir kemaluanku, aku menjadi bertambah panik, disamping perasaan yang mulai terasa tidak menentu, karena sodokan-sodokan kepala batang kemaluan John menimbulkan perasaan geli dan mulai membangkitkan nafsu birahiku yang sama sekali aku tidak kehendaki. Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, John mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir kemaluanku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ujung kemaluannya kedalam vaginaku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku. Aduuuhh..! kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tangan mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi John, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang beringas, tanpa mengenal kasihan pada istri temannya yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam vaginaku. Aaahh.. ! tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang mulai memaksa masuk ke dalam vaginaku, memaksa bibir vaginaku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa kutolerir. Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat apa yang sedang memaksa masuk ke dalam vaginaku itu dan.., Aaaduuuhh.. gila.. benar-benar fantastis besarnya batang penis bule ini keluhku, terlihat bagian pangkal belakang batang kemaluan John sepanjang kurang lebih 5 cm membengkak, membentuk seperti bonggol, dan dari bagian tersebut sedang mulai dipaksakan masuk, menekan bibir-bibir kemaluanku dan secara perlahan-lahan menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku . Ooohh.. aaampun.. jangan John.. aku tidak sanggup kalau engkau memaksakan benda itu masuk ke dalam vaginaku! aku memelas tak berdaya mengharapkan John akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot aku melihat benda tersebut mulai menghilang ke dalam liang kemaluanku, Hesty.. nanti kalau sudah masuk semuanya dan licin kau akan merasakan kenikmatan yang kamu belum pernah rasakan sebelumnya..! John mencoba menenangkanku, kepalaku tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, bongkahan tersebut terus menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh kepala, batang kemaluan dan bongkahan pada pangkal batang kemaluan bule tersebut. Oh.. benar-benar terasa sesak dan penuh rongga vaginaku dijelali oleh keseluruhan batang kemaluan bule tsb. Dalam keadaan itu John terus melanjutkan menekan-nekan pantatnya dengan cepat, membuat badanku ikut bergerak-gerak karena belakang batang kemaluannya telah terganjal di dalam lubang kemaluanku akibat bongkahan pada pangkal batang kemaluannya yang besar itu. Pantat John tersebut terus bergerak-gerak dengan liarnya, sambil bibirnya menciumi pundakku yang sudah tidak ditutupi handuk, terengah-engah dan mendengus-dengus, hal ini mengakibatkan batang kemaluannya dan bongkahan tersebut mengesek-gesek pada dinding-dinding vaginaku yang sudah sangat sangat kencang dan sensitif mencengkeram, yang menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang amat sangat.. aku mulai menyadari betapa hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan batang kemaluan bule
dalam rongga vaginaku yang menjepit erat sehingga kepalaku tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan tak terkendali dan dengan histeris pantatku kutekan ke belakang merespon perasaan nikmat yang diberikan oleh John, yang tak pernah kualami selama ini. Ooohh.. tidaak..! pikirku, Aku tak pantas mengalami ini.. aku bukan seorang maniak seks! Aku selama ini tidak pernah nyeleweng dengan siapa pun.. ta. taapii.. sekarang.. ooohh seorang bule? Adduuuhh! Tapiii.. ooohh.. enaaaknya.. aghh.. akuuu.. tak dapat menahan ini.. agghh.. aku tak menyadari betapa nikmaaatnya.. penis besar dari seorang bule yang perkasa ini..! ssssshhhh aaaaqhh..!.. Ooohh.. benar juga katanya belum pernah aku merasakan begini dahsyat rasa nikmaaatnyaaa..! ..Ssshh.. aaachh.. apa yang harus kulakukan..?? Batang kemaluannya yang luar biasa besar itu dengan cepat keluar masuk melicinkan lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya yang akan dimasukkan itu dibandingkan dengan daya tampung vaginaku. Akhirnya seluruh batang kemaluan bule itu masuk, dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, ..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.?. ini tak mungkin terjadi..! pikirku setengah sadar. Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..! sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu, pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang menghajar liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku yang dijejali batang kemaluannya yang super besar itu terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis yang belum pernah aku rasakan sedemikian dahsyat, membuat mataku terbeliak dan terputarputar akibat pengaruh batang kemaluan John yang begitu besar dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun. Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari batang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaaat! dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi. Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi.. Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku, Ooohh.. John youre cock is so biiig.. so fuuuulll.. so gooood..!! enaaakk.. sekaaaaliii..!! aaaggh..! teruuusss.. Fuuuck meee Jooohn.. Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda binal, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Pemerkosaan sudah tidak ada lagi di benakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat dan selama mungkin, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini. Ooohh.. yess mmmhh.. puasin aku John sssshh.. gaaaghh.! pen.. niiishh.. mu.. begitu besaaar dan perkasaa..! ..aaaarrgghhh! terasa cairan hangat terus keluar dari dalam vaginaku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. Aaagghhh.. ooohh.. tak kusangka benar-benar nikmaaaaat.. dientot kontol bule.. keluhku tak percaya, terasa badanku terus melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan. Aaagghhh Joohhn.. yesss.. pushhh.. and.. pulll.. your big fat cock..! gerakanku yang semakin liar itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otototot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar. Tiba tiba ia mencabut seluruh batang kemaluannya dari lubang vaginaku dan anehnya aku merasakan suatu kehampaan yang luar biasa..! Dengan tegas ia menyuruhku merangkak keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi, oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku harus melayani seluruh permintaannya dan sejujurnya aku masih menginginkan pemerkosaan yang fantastis ini, merasakan batang kemaluan John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang ada diseluruh sudut
lubang vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku. Sementara otakku masih berpikir keras, tubuhku dengan cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat pantatku tinggi tinggi kakiku kubuka lebar dan yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu, kubuat gerakan erotik sedemikian rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan. Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang ranum pinggangnya yang ramping serta bongkahan pantatnya yang bulat, dan barusan merasakan betapa nikmatnya lubang vaginanya yang hangat dan sempit mencengkeram erat batang penisnya itu, ..Ooohh Hesty tak kusangka tubuhmu begitu menggairahkan vaginamu begitu ketat begitu nikmaaat..! aah aku begitu tersanjung belum pernah kurasakan gelora birahiku begitu meletup meletup, suamiku sendiri jarang menyanjungku, entah kenapa aku ingin lebih bergairah lagi lalu kuangkat kepalaku kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik. Dengan perlahan ia tujukan monster cock nya itu keliang vaginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana caranya ia memasukkan benda itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar benar luar biasaa..! jantungku berdegup kencang napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaaalii..! betapa tidak tubuh john yang besar kekar bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaaar, kekaar dan panjaaang..! Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku, bibir vaginaku memekar mencengkeram batang penisnya ketat sekali..! rongga vaginaku tersumpal penuh oleh big fat cock John. ..Sssshhh.. Aaaarggghhh..! Aku mendesah bagai orang kepedesan ketika batang kemaluannya mulai digeserkan keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oooggghhh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan secara berirama maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang, tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut kenikmatan yang maha luas. Setengah jam john memompa batang kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama, setengah jam aku mendesah merintih dan mengerang diombang ambingkan perasaan kenikmatan yang luar biasa, tiba tiba dengan gaya doggy style ini aku ingin merasakan lebih liar, aku ingin John lebih beringas lagi Yess.. John.. harder.. John.. faster.. aargh.. fuck me.. WILDER..! Giliran John yang terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram erat pinggangku dengusan napasnya makin cepat bagai banteng terluka gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku, pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin menggila cepatnya, tiba tiba pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku. Ooohh.. fuck me hard..! aaaduuh.. aaaghh! Joooohn..! I cant hold any longerrr..! terlalu eeeeenaaaakk..! tuntaaassin Johnn..! Aaaaarrrghh..! Im cummiiiiiing.. Joooohn.. lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi dengan glinjangan yang liar dari tubuhku ketika gelombang orgasme begitu panjaaang dan dahsyaaat menggulung sekujur tubuhku. Badanku mengejang dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya, kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme. ..Aaaarghh.. Hesty your cunt is sooo tiiiight.! Ive never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..! John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang
sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. ooohhh sungguh luar biasaa..! kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali. Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya. John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, ..Aaaaaaarrrrggghhhh! tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur. Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungku dengan mesra. Seluruh tubuhku terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih. Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya. Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam menghajar vaginaku, benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut, ..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..? Posted in Pemerkosaaan | No Comments Kisah Pilu Kasir Swalayan Sunday, December 7th, 2008 Desy yang masih berumur 25 tahun tidak menyadari bahayanya bekerja sebagai kasir di sebuah toko serba ada di Jakarta. Dengan semangat dan keinginan untuk mandiri membuat dirinya tidak mempedulikan nasehat orang tuanya yang merasa risau melihat putriya sering mendapat giliran jaga dari malam hingga pagi. Desy lebih memilih bekerja pada shift tersebut, karena dari saat tengah malam sampai pagi, jarang sekali ada pembeli, sehingga Desy bisa belajar untuk kuliahnya siang nanti. Sampai akhirnya pada suatu malam, Desy mendapati dirinya ditodong oleh sepucuk pistol tepat di depan matanya. Yang berambut Gondrong, dan yang satu lagi berkumis tebal. Mereka berdua, menerobos masuk membuat Desy yang sedang berkonsentrasi pada bukunya terkejut. Keluarin uangnya! perintah si Gondrong, sementara si Kumis memutuskan semua kabel video dan telepon yang ada di toko itu. Tangan Desy gemetar berusaha membuka laci kasir yang ada di depannya, saking takutnya kunci itu sampai terjatuh beberapa kali. Setelah beberapa saat, Desy berhasil membuka laci itu dan memerikan semua uang yang ada di dalamnya, sebanyak 100 ribu kepada si Gondrong, Desy tidak diperkenankan menyimpan uang lebih dari 100 ribu di laci tersebut. Karena itu setiap kelebihannya langsung dimasukan ke lemari besi. Setelah si Gondrong merampas uang itu, Desy langsung mundur ke belakang, ia sangat ketakutan kakinya lemas, hampir jatuh. Masa cuma segini?! bentak si Gondrong. Buka lemari besinya! Sekarang! Mereka berdua menggiring Desy masuk ke kantor manajernya dan mendorongnya hingga jatuh berlutut di hadapan lemari besi. Desy mulai menangis, ia tidak tahu nomor kombinasi lemari besi itu, ia hanya menyelipkan uang masuk ke dalam lemari besi melalui celah pintunya. Cepat! bentak si Kumis, Desy merasakan pistol menempel di belakang kepalanya. Desy berusaha untuk menjelaskan kalau ia tidak mengetahui nomor lemari besi itu. Untunglah, melihat mata Desy yang ketakutan, mereka berdua percaya. Brengsek! Nggak sebanding sama resikonya! Iket dia, biar dia nggak bisa manggil polisi! Desy di dudukkan di kursi manajernya dengan tangan diikat ke belakang. Kemudian kedua kaki Desy juga diikat ke kaki kursi yang ia duduki. si Kumis kemudian mengambil plester dan menempelkannya ke mulut Desy.
Beres! Ayo cabut! Tunggu! Tunggu dulu cing! Liat dia, dia boleh juga ya?!. Cepetan! Ntar ada yang tau! Kita cuma dapet 100 ribu, cepetan!. Gue pengen liat bentar aja!. Mata Desy terbelalak ketika si Gondrong mendekat dan menarik t-shirt merah muda yang ia kenakan. Dengan satu tarikan keras, t-shirt itu robek membuat BH-nya terlihat. Payudara Desy yang berukuran sedang, bergoyang-goyang karena Desy meronta-ronta dalam ikatannya. Wow, oke banget! si Gondrong berseru kagum. Oke, sekarang kita pergi! ajak si Kumis, tidak begitu tertarik pada Desy karena sibuk mengawasi keadaan depan toko. Tapi si Gondrong tidak peduli, ia sekarang meraba-raba puting susu Desy lewat BH-nya, setelah itu ia memasukkan jarinya ke belahan payudara Desy. Dan tiba-tiba, dengan satu tarikan BH Desy ditariknya, tubuh Desy ikut tertarik ke depan, tapi akhirnya tali BH Desy terputus dan sekarang payudara Desy bergoyang bebas tanpa ditutupi selembar benangpun. Jangan! teriak Desy. Tapi yang tedengar cuma suara gumaman. Terasa oleh Desy mulut si Gondrong menghisapi puting susunya pertama yang kiri lalu sekarang pindah ke kanan. Kemudian Desy menjerit ketika si Gondrong mengigit puting susunya. Diem! Jangan berisik! si Gondrong menampar Desy, hingga berkunangkunang. Desy hanya bisa menangis. Gue bilang diem!, sembari berkata itu si Gondrong menampar buah dada Desy, sampai sebuah cap tangan berwarna merah terbentuk di payudara kiri Desy. Kemudian si Gondrong bergeser dan menampar uang sebelah kanan. Desy terus menjerit-jerit dengan mulut diplester, sementara si Gondrong terus memukuli buah dada Desy sampai akhirnya bulatan buah dada Desy berwarna merah. Ayo, cepetan cing!, si Kumis menarik tangan si Gondrong. Kita musti cepet minggat dari sini! Desy bersyukur ketika melihat si Gondrong diseret keluar ruangan oleh si Kumis. Payudaranya terasa sangat sakit, tapi Desy bersyukur ia masih hidup. Melihat sekelilingnya, Desy berusaha menemukan sesuatu untuk membebaskan dirinya. Di meja ada gunting, tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali. Hey, Roy! Tokonya kosong!. Masa, cepetan ambil permen!. Goblok lo, ambil bir tolol!. Tubuh Desy menegang, mendengar suara beberapa anak-anak di bagian depan toko. Dari suaranya ia mengetahui bahwa itu adalah anak-anak berandal yang ada di lingkungan itu. Mereka baru berusia sekitar 12 sampai 15 tahun. Desy mengeluarkan suara minta tolong. sstt! Lo denger nggak?!. Cepet kembaliin semua!. Lari, lari! Kita ketauan!. Tiba-tiba salah seorang dari mereka menjengukkan kepalanya ke dalam kantor manajer. Ia terperangah melihat Desy, terikat di kursi, dengan t-shirt robek membuat buah dadanya mengacung ke arahnya. Buset! berandal itu tampak terkejut sekali, tapi sesaat kemudian ia menyeringai. Hei, liat nih! Ada kejutan! Desy berusaha menjelaskan pada mereka, menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia berusaha menjelaskan bahwa dirinya baru saja dirampok. Ia berusaha minta tolong agar mereka memanggil polisi. Ia berusaha memohon agar mereka melepaskan dirinya dan menutupi dadanya. Tapi yang keluar hanya suara gumanan karena mulutnya masih tertutup plester. Satu demi satu berandalan itu masuk ke dalam kantor. Satu, kemudian dua, lalu tiga. Empat. Lima! Lima wajah-wajah dengan senyum menyeringai sekarang mengamati tubuh Desy, yang terus meronta-ronta berusaha menutupi tubuhnya dari pandangan mereka. Berandalan, yang berumur sekitar 15 tahun itu terkagum-kagum dengan penemuan mereka. Gila! Cewek nih!. Dia telanjang!. Tu liat susunya! susu!. Mana, mana gue pengen liat!. Gue pengen pegang!. Pasti alus tuh!. Bawahnya kayak apa ya?!. Mereka semua berkomentar bersamaan, kegirangan menemukan Desy yang sudah terikat erat. Kelima berandal itu maju dan merubung Desy, tangantangan meraih tubuh Desy. Desy tidak tahu lagi, milik siapa tanga-tangan tersebut, semuanya berebutan mengelus pinggangnya, meremas buah dadanya, menjambak rambutnya, seseorang menjepit dan menarik-narik puting susunya.
Kemudian, salah satu dari mereka menjilati pipinya dan memasukan ujung lidahnya ke lubang telinga Desy. Ayo, kita lepasin dia dari kursi! Mereka melepaskan ikatan pada kaki Desy, tapi dengan tangan masih terikat di belakang, sambil terus meraba dan meremas tubuh Desy. Melihat ruangan kantor itu terlalu kecil mereka menyeret Desy keluar menuju bagian depan toko. Desy meronta-ronta ketika merasa ada yang berusaha melepaskan kancing jeansnya. Mereka menarik-narik jeans Desy sampai akhirnya turun sampai ke lutut. Desy terus meronta-ronta, dan akhirnya mereka berenam jatuh tersungkur ke lantai. Sebelum Desy sempat membalikkan badannya, tiba-tiba terdengar suara lecutan, dan sesaat kemudian Desy merasakan sakit yang amat sangat di pantatnya. Desy melihat salah seorang berandal tadi memegang sebuah ikat pinggang kulit dan bersiap-siap mengayunkannya lagi ke pantatnya! Bangun! Bangun! ia berteriak, kemudian mengayunkan lagi ikat pinggangnya. Sebuah garis merah timbul di pantat Desy. Desy berusaha berguling melindungi pantatnya yang terasa sakit sekali. Tapi berandal tadi tidak peduli, ia kembali mengayunkan ikat pinggang tadi yang sekarang menghajar perut Desy. Bangun! naik ke sini! berandal tadi menyapu barang-barang yang ada di atas meja layan hingga berjatuhan ke lantai. Desy berusaha bangun tapi tidak berhasil. Lagi, sebuah pukulan menghajar buah dadanya. Desy berguling dan berusaha berdiri dan berhasil berlutut dan berdiri. Berandal tadi memberikan ikat pinggang tadi kepada temannya. Kalo dia gerak, pukul aja! Langsung saja Desy mendapat pukulan di pantatnya. Berandal-berandal yang lain tertawa dan bersorak. Mereka lalu mendorong dan menarik tubuhnya, membuat ia bergerak-gerak sehingga mereka punya alasan lagi buat memukulnya. Berandal yang pertama tadi kembali dengan membawa segulung plester besar. Ia mendorong Desy hingga berbaring telentang di atas meja. Pertama ia melepaskan tangan Desy kemudian langsung mengikatnya dengan plester di sudut-sudut meja, tangan Desy sekarang terikat erat dengan plester sampai ke kaki meja. Selanjutnya ia melepaskan sepatu, jeans dan celana dalam Desy dan mengikatkan kaki-kaki Desy ke kaki-kaki meja lainnya. Sekarang Desy berbaring telentang, telanjang bulat dengan tangan dan kaki terbuka lebar menyerupai huruf X. Waktu Pesta! berandal tadi lalu menurunkan celana dan celana dalamnya. Mata Desy terbelalak melihat penisnya menggantung, setengah keras sepanjang 20 senti. Berandal tadi memegang pinggul Desy dan menariknya hingga mendekati pinggir meja. Kemudian ia menggosok-gosok penisnya hingga berdiri mengacung tegang. Waktunya masuk! ia bersorak sementara teman-teman lainnya bersorak dan tertawa. Dengan satu dorongan keras, penisnya masuk ke vagina Desy. Desy melolong kesakitan. Air mata meleleh turun, sementara berandal tadi mulai bergerak keluar masuk. Temannya naik ke atas meja, menduduki dada Desy, membuat Desy sulit bernafas. Kemudian ia melepaskan celananya, mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya. Plester di mulut Desy ditariknya hingga lepas. Desy berusaha berteriak, tapi mulutnya langsung dimasuki oleh penis berandal yang ada di atasnya. Langsung saja, penis tadi mengeras dan membesar bersamaan dengan keluar masuknya penis tadi di mulut Desy. Pandangan Desy berkunangkunang dan merasa akan pingsan, ketika tiba-tiba mulutnya dipenuhi cairan kental, yang terasa asin dan pahit. Semprotan demi semprotan masuk, tanpa bisa dimuntahkan oleh Desy. Desy terus menelan cairan tadi agar bisa terus mengambil nafas. Berandal yang duduk di atas dada Desy turun ketika kemudian, berandal yang sedang meperkosanya di pinggir meja bergerak makin cepat. Ia memukuli perut Desy, membuat Desy mengejang dan vaginanya berkontraksi menjepit penisnya. Ia kemudian memegang buah dada Desy sambil terus bergerak makin cepat, ia mengerang-erang mendekati klimaks. Tangannya meremas dan menarik buah dada Desy ketika tubuhnya bergetar dan sperma pun menyemprot keluar, terus-menerus mengalir masuk di vagina Desy. Sementara itu berandal yang lainnya berdiri di samping meja dan melakukan masturbasi, ketika pimpinan mereka mencapai puncaknya mereka juga mengalami ejakulasi bersamaan. Sperma mereka menyemprot keluar dan jatuh di muka, rambut dan dada Desy. Desy tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika tahu-tahu ia kembali sendirian di toko tadi, masih terikat erat di atas meja. Ia tersadar ketika menyadari dirinya terlihat jelas, jika ada orang lewat di depan tokonya. Desy meronta-ronta membuat buah dadanya bergoyang-goyang. Ia menangis dan meronta berusaha melepaskan diri dari plester yang mengikatnya. Setelah beberapa lama mencoba Desy berhasil melepaskan tangan kanannya. Kemudian ia melepaskan tangan kirinya, kaki kanannya. Tinggal satu lagi. Wah, wah, wah! terdengar suara laki-laki di pintu depan. Desy terkejut dan berusaha menutupi dada dan vaginanya dengan kedua tangannya. Tolong saya! ratap Desy. Tolong saya Pak! Toko saya dirampok, saya diikat dan diperkosa! Tolong saya Pak, panggilkan polisi! Nama lu Desy kan? tanya laki-laki tadi. Bagaimana bapak tahu nama saya? Desy bingung dan takut. Gue Roy. Orang yang kerjaannya di toko ini lo rebut!. Saya tidak merebut pekerjaan bapak. Saya tahu dari iklan di koran. Saya betul-
betul tidak tahu pak! Tolong saya pak!. Gara-gara lo ngelamar ke sini gue jadi dipecat! Gue nggak heran lo diterima kalo liat bodi lo. Desy kembali merasa ketakutan melihat Roy, seseorang yang belum pernah dilihat dan dikenalnya tapi sudah membencinya. Desy kembali berusaha melepaskan ikatan di kaki kirinya, membuat Raoy naik pitam. Ia menyambar tangan Desy dan menekuknya ke belakang dan kembali diikatnya dengan plester, dan plester itu terus dilitkan sampai mengikat ke bahu, hingga Desy betul-betul terikat erat. Ikatan itu membuat Desy kesakitan, ia menggeliat dan buah dadanya semakin membusung keluar. Lepaskan! Sakit! aduuhh! Saya tidak memecat bapak! Kenapa saya diikat? Gue tadinya mau ngerampok nih toko, cuma kayaknya gue udah keduluan. Jadi gue rusak aja deh nih toko. Ia kemudian melepaskan ikatan kaki Desy sehingga sekarang Desy duduk di pinggir meja dengan tangan terikat di belakang. Kemudian diikatnya lagi dengan plester. Kemudian Roy mulai menghancurkan isi toko itu, etalase dipecahnya, rak-rak ditendang jatuh. Kemudian Roy mulai menghancurkan kotak pendingin es krim yang ada di kanan Desy. Es krim beterbangan dilempar oleh Roy. Beberapa di antaranya mengenai tubuh Desy, kemudian meleleh mengalir turun, melewati punggungnya masuk ke belahan pantatnya. Di depan, es tadi mengalir melalui belahan buah dadanya, turun ke perut dan mengalir ke vagina Desy. Rasa dingin juga menempel di buah dada Desy, membuat putingnya mengeras san mengacung. Ketika Roy selesai, tubuh Desy bergetar kedinginan dan lengket karena es krim yang meleleh. Lo keliatan kedinginan! ejek Roy sambil menyentil puting susu Desy yang mengeras kaku. Gue musti kasih lo sesuatu yang anget. Roy kemudian mendekati wajan untuk mengoreng hot dog yang ada di tengah ruangan. Desy melihat Roy mendekat membawa beberapa buah sosis yang berasap. Jangaann! Desy berteriak ketika Roy membuka bibir vaginanya dan memasukan satu sosis ke dalam vaginanya yang terasa dingin karena es tadi. Kemudian ia memasukan sosis yang kedua, dan ketiga. Sosis yang keempat putus ketika akan dimasukan. Vagina Desy sekarang diisi oleh tiga buah sosis yang masih berasap. Desy menangis kesakitan kerena panas yang dirasakannya. Keliatannya nikmat! Roy tertawa. Tapi gue lebih suka dengan mustard! Ia mengambil botol mustard dan menekan botol itu. Cairan mustard keluar menyemprot ke vagina Desy. Desy menangis terus, melihat dirinya disiksa dengan cara yang tak terbayangkan olehnya. Sambil tertawa Roy melanjutkan usahanya menghancurkan isi toko itu. Desy berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil. Nafasnya tersengal-sengal, ia tidak kuat menahan semua ini. Tubuh Desy bergerak lunglai jatuh. Hei! Kalo kerja jangan tidur! bentak Roy sambil menampar pipi Desy. Lo tau nggak, daerah sini nggak aman jadi perlu ada alarm. Desy meronta ketakutan melihat Roy memegang dua buah jepitan buaya. Jepitan itu bergigi tajam dan jepitannya keras sekali. Roy mendekatkan satu jepitan ke puting susu kanan Desy, menekannya hingga terbuka dan melepaskannya hingga menutup kembali menjepit puting susu Desy. Desy menjerit dan melolong kesakitan, gigi jepitan tadi menancap ke puting susunya. Kemudian Roy juga menjepit puting susu yang ada di sebelah kiri. Air mata Desy bercucuran di pipi. Kemudian Roy mengikatkan kawat halus di kedua jepitan tadi, mengulurnya dan kemudian mengikatnya ke pegangan pintu masuk. Ketika pintu itu didorong Roy hingga membuka keluar, Desy merasa jepitan tadi tertarik oleh kawat, dan membuat buah dadanya tertarik dan ia menjerit kesakitan. Nah, udah jadi. Lo tau kan pintu depan ini bisa buka ke dalem ama keluar, tapi bisa juga disetel cuma bisa dibuka dengan cara ditarik bukan didorong. Jadi gue sekarang pergi dulu, terus nanti gue pasang biar pintu itu cuma bisa dibuka kalo ditarik. Nanti kalo ada orang dateng, pas dia dorong pintu kan nggak bisa, pasti dia coba buat narik tuh pintu, nah, pas narik itu alarmnya akan bunyi! Jangan! saya mohoon! mohon! jangan! jangan! ampun! Roy tidak peduli, ia keluar dan tidak lupa memasang kunci pada pintu itu hingga sekarang pintu tadi hanya bisa dibuka dengan ditarik. Desy menangis ketakutan, puting susunya sudah hampir rata, dijepit. Ia meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan. Tubuh Desy berkeringat setelah berusaha melepaskan diri tanpa hasil. Lama kemudian terlihat sebuah bayangan di depan pintu, Desy melihat ternyata bayangan itu milik gelandangan yang sering lewat dan
meminta-minta. Gelandangan itu melihat tubuh Desy, telanjang dengan buah dada mengacung. Gelandang itu mendorong pintu masuk. Pintu itu tidak terbuka. Kemudian ia meraih pegangan pintu dan mulai menariknya. Desy berusaha menjerit Jangan! jangan! jangan buka! jangaann!, tapi gelandangan tadi tetap menarik pintu, yang kemudian menarik kawat dan menarik jepitan yang ada di puting susunya. Gigi-gigi yang sudah menancap di daging puting susunya tertarik, merobek puting susunya. Desy menjerit keras sekali sebelum jatuh di atas meja. Pingsan. Desy tersadar dan menjerit. Sekarang ia berdiri di depan meja kasir. Tangannya terikat ke atas di rangka besi meja kasir. Sedangkan kakinya juga terikat terbuka lebar pada kaki-kaki meja kasir. Ia merasa kesakitan. Puting susunya sekarang berwarna ungu, dan menjadi sangat sensitif. Udara dingin saja membuat puting susunya mengacung tegang. Memar-memar menghiasi seluruh tubuhnya, mulai pinggang, dada dan pinggulnya. Desy merasakan sepasang tangan berusaha membuka belahan pantatnya dari belakang. Sesuatu yang dingin dan keras berusaha masuk ke liang anusnya. Desy menoleh ke belakang, dan ia melihat gelandangan tadi berlutut di belakangnya sedang memegang sebuah botol bir. Jangan, ampun! Lepaskan saya pak! Saya sudah diperkosa dan dipukuli! Saya tidak tahan lagi. Tapi Mbak, pantat Mbak kan belon. gelandangan itu berkata tidak jelas. Jangan! Desy meronta, ketika penis gelandangan tadi mulai berusaha masuk ke anusnya. Setelah beberapa kali usaha, gelandangan tadi menyadari penisnya tidak bisa masuk ke dalam anus Desy. Lalu ia berlutut lagi, mengambil sebuah botol bir dari rak dan mulai mendorong dan memutar-mutarnya masuk ke liang anus Desy. Desy menjerit-jerit dan meronta-ronta ketika leher botol bir tadi mulai masuk dengan keadaan masih mempunyai tutup botol yang berpinggiran tajam. Liang anus Desy tersayat-sayat ketika gelandangan tadi memutar-mutar botol dengan harapan liang anus Desy bisa membesar. Setelah beberapa saat, gelandangan tadi mencabut botol tadi. Tutup botol bir itu sudah dilapisi darah dari dalam anus Desy, tapi ia tidak peduli. Gelandang itu kembali berusaha memasukan penisnya ke dalam anus Desy yang sekarang sudah membesar karena dimasuki botol bir. Gelandang tadi mulai bergerak kesenangan, sudah lama sekali ia tidak meniduri perempuan, ia bergerak cepat dan keras sehingga Desy merasa dirinya akan terlepar ke depan setiap gelandangan tadi bergerak maju. Desy terus menangis melihat dirinya disodomi oleh gelandangan yang mungkin membawa penyakit kelamin, tapi gelandangan tadi terus bergerak makin makin cepat, tangannya meremas buah dada Desy, membuat Desy menjerit karena puting susunya yang terluka ikut diremas dan dipilih-pilin. Akhirnya dengan satu erangan, gelandang tadi orgasme, dan Desy merakan cairan hangat mengalir dalam anusnya, sampai gelandangan tadi jatuh terduduk lemas di belakang Desy. Makasih ya Mbak! Saya puas sekali! Makasih. gelandangan tadi melepaskan ikatan Desy. Kemudian ia mendorong Desy duduk dan kembali mengikat tangan Desy ke belakang, kemudian mengikat kaki Desy erat-erat. Kemudian tubuh Desy didorongnya ke bawah meja kasir hingga tidak terlihat dari luar. Sambi terus mengumam terima kasih gelandangan tadi berjalan sempoyongan sambil membawa beberapa botol bir keluar dari toko. Desy terus menangis, merintih merasakan sperma gelandangan tadi mengalir keluar dari anusnya. Lama kemudian Desy jatuh pingsan kelelahan dan shock. Ia baru tersadar ketika ditemukan oleh rekan kerjanya yang masuk pukul 6 pagi. Kenikmatan Ngeseks dengan Om Perkasa May. 4th, 2009 by admin Cerita Dewasa,Aku Dina, cerita ini terjadi ketika aku baru masuk SMU, saat itu umurku baru 16tahun. Aku tinggal bersama dengan ke 2 ortu dan adikku di sebuah apartment. Ortu membeli 2 apartmen yang letaknya saling berhadapan di lantai yang sama. Aku dan adikku tinggal di satu apartment dan ortu di apartmen satunya lagi. Ayahku punya seorang kakak angkat yang usianya gak jauh diatas ayah. Hubungan keluargaku dengan om itu cukup akrab. om sering berkunjung ke apartmen baik untuk urusan pekerjaan maupun hanya bersilaturahmi. Maklum om dah pisah dari tante, yang telah menikah lagi dengan orang lain, sedang om masih sendiri sejak perpisahannya dengan tante. Om ku ganteng, walaupun usianya sedikit diatas ayahku tapi malah kelihatan lebih muda dari ayahku. Badannya tegap atletis, mungkin karena dia masih rajin melakukan fitness sekali semingu, jogging ampir tiap hari dan juga renang seminggu sekali. Gak seperti ayahku yang udah gendut dan keliatan tua, maklum deh ayah sibuk dengan kerjaannya, workaholik lah orang bilang, sehingga gak sempet ngapa2in. waktu untuk keluarga paling weekend, itupun sering dianggu karena ada pekerjaan yang harus dilakukan ayah. Om sering mengajak kami jalan2, kalo ayah kharus melakukan pekerjaannya. Diam2 aku mengagumi om, kelihatannya macho sekali deh. Cerita ini terjadi ketika ortu dan adikku harus keluar kota untuk menengok nenekku yang sedang sakit. Aku tidak ikut karena hari ini om akan datang untuk
mengambil pesanannya yang dititipkan lewat aya. ayah berpesan untuk menyampaikan pesanan itu kalo om datang ke apartment. Katanya om akan datang sore sekitar magrib. Aku senang juga karena bisa berduaan aja ama om tanpa ada orang lain diapartment yang mengganggu. Sorenya terdengar bel pintu berbunyi. Om mengebel pintu apartmentku karena ayah dah memberi tau kalo mereka keluar kota, tapi pesanan om dititpkan pada aku. Segera aku membuka pintu menyambut om. Hai cantik, om selalu menyapa aku seperti itu. Seneng aku dipuji cantik oleh om. Kok seneng banget kelihatannya. Iya om, seneng bisa berduaan ama om, jawabku terus terang. Loh kok seneng, kan dah sering jalan ma om. Iya tapi kan ramean. duduk om. ini pesenan om yang dititipkan ayah buat om. Om duduk di sofa. Memang apartment aku dan adikku lumayan lengkap perabotannya walaupun serba minimalis. Di ruang tamu yang merangkap kamar makan ada seperangkat sofa, tv, audio system, meja makan dan pantri kering. Dapur diubah fungsi sebagai gudang karena makanan disupply dari apartment ortu. Om jalan yuk, kataku. Mo kemana, tanya om. Ke mal yuk. Mo nyari apa? Makan ama liat2 aja. di apartment gak ada makanan. tadi mama pesen supaya aku ngajak om nyari makan diluar aja. Emangnya ortu kamu pulangnya kapan. Adikmu mana? Adik ikut om, pulangnya besok sore kali. Terus kamu takut sendirian, mau om temenin. Wah itu yang aku harapkan bisa berduaan ama om sampe besok. Bentar ya om, aku tuker baju dulu. Segera aku menghilang kekamarku dan tukar pakean. Aku gak tau, rupanya om ngintip ketika aku tuker pakean. Tapi ya gak tejadi apa2. Kemudian segera aku keluar apartment nersama om. Dengan manjanya aku memeluk tangan om. Kami bermobil ke mal yang deket dengan apartmentku. Sampe malem aku bener2 have fun bersama om, kami cari makan, dan setelah makan om ngajak aku nonton film. Aku ya ok aja, didalem bioskop aku memegangi tangan om terus, perhatianku gak pada filmnya tapi pada sosok pria macho yang duduk disebelah aku. Tu orang pada ngeliatin kita, mereka kira aku om senang yang lagi gaet abg cantik, kata om ketika keluar dari bioskop. Kamu manja amat sih. Biarin aja, jawabku. Mo kemana lagi nih. Pulang yuk om. ayuk. Kami menuju ke tempat parkir dan langsung kembali ke apartment. Segera mobil meluncur kembali ke apartment, gak lama karena apartment dekat dengan mal. Sesampe di apartment aku segera tuker dengan pakean rumah lagi. aku kalo dirumah memang gak memakai bra. Aku hanya memakai tanktop ketat sepinggang dan celana pendek yang juga ketat. kedua pentilku tampak jelas sekali tercetak di tanktopku. Si om terpana melihat lekak liku bodiku yang memang mengundang selera lelaki yang melihatnya. Kamu beneran mo om temenin. Kalo om gak keberatan. Tapi om gak bawa baju ganti. Nanti aku ambilin celana kolor dan baju kaos ayah. Segera aku keluar apartment, membuka apartment ortu dan masuk ke kamar ortu untuk mengambil celana kolor dan kaos oblong ayah. Kegedean kali ya om, ayah kan gendut, kataku sembari menyerahkan pakean itu ke om. Gak apa, kan cuma buat bobo. Si om masuk ke kamarku, ketika keluar kamar hanya memakai celana kolor gombrang dan kaos yang rada kebesaran. Kelihatannya dia tidak mengenakan CD karena kontolnya kelihatan jelas tercetak di celana gombrangnya, kayanya dah ngaceng deh. Mungkin dia napsu ngeliat bodiku. Om duduk di sofa nonton tv. Aku duduk disebelahnya. Din kamu seksi sekali. toket kamu besar juga ya, pasti cowok kamu suka ya, suka diremes2 ya Din ma cowok kamu. Ih om tau aja. Iya tau lah Din, om kan juga lelaki. Lelaki mana yan gak suka ngeremes toket montok seperti toketmu itu. Om suka ngeremes juga ya, terus om ngeremes siapa, kan gak ada tante. Om cuma tersenyum, Kamu mau gak om remes. Ih om genit ih. Kamu suka nonton film bokep ya Din. Iya om ma cowok Dina. Dimana nontonnya? Dirumah cowok Dina, dia kan sering sendirian di rumahnya, ortunya sering pergi dua2nya, katanya berbisnis. Terus, diremes deh. Iya om, abis nonton film gituan kan napsu juga. Cuma diremes? he he, aku hanya tertawa. Kamu dah sering maen ma cowok kamu ya Din. Gak sering om, cuma ampir tiap malem minggu. Itu mah sering, kata om sambil merangkul pundakku. Aku merinding ketika om menarikku merapat kebadannya. Dia mencium pipiku. Om bawa film bokep, yang maen orang indonesia ma bule. mo liat? Mau om, biasanya aku nonton kalo gak bule, ya cina apa jepun. Si om mengambil dvd dari tas yang dibawanya tdi dan dipasangnya. Segera filmpun mulai. Ceweknya orang sini, togepasar lah, jembutnya juga lebat, sedang si bule krempeng, tapi kontolnya gede en panjang banget. Biasalah ritual film bokep saling isep sampe akhirnya si bule naikin tu prempuan dan masuk deh. serenade ah uh dimulai. Si om rupanya sudah dibawah pengaruh napsu berahinya. Dia menatapku dengan pandangan yang seakan2 mau menelanjangiku. Segera dia mencium bibirku, aku menyambutnya. Lidah kami saling melilit dan kemudian dijulurkan lidahnya kedalam mulutku. Segera kuemut lidahnya, kemudian ganti aku yang menjulurkan lidahku ke mulutnya. Diapun tidak menyia2kan kesempatan untuk segera memerah kedua toketku gantian. Din, om dah lama pengen ngeremes toket kamu. Pentilku yang dah mulai mengeras dipilin2 dari luar tanktopku. Dilepas ya Din tanktopnya, katanya seraya menarik tanktopku keatas. Dvd dimatikannya karena kami sudah tidak lagi memperhatikan perilaku ke2 anak manusia yang berlainan jenis sedang beraksi di film itu. Toketku sudah telanjang dihadapannya. Dia segera meremas2 toketku. Baru 16 dah besar gini Din toket kamu, kenceng lagi, om mau ngasi kenikmatan sama kamu, mau kan, katanya perlahan sambil mencium toket ku yang montok. . Aku diam saja, mataku terpejam. Dia mengendus-endus kedua toketku yang berbau harum sambil sesekali mengecupkan bibir dan menjilatkan lidahnya. pentil toket kananku dilahap ke dalam mulutnya. Badanku sedikit tersentak ketika pentil itu digencet perlahan dengan
menggunakan lidah dan gigi atasnya. Om, rintihku, tindakannya membangkitkan napsuku juga. Aku menjadi sangat ingin merasakan kenikmatan dientot, sehingga aku diam saja membiarkan dia menjelajahi tubuhku. Disedotsedotnya pentil toketku secara berirama. Mula-mula lemah, lama-lama agak diperkuat sedotannya. Diperbesar daerah lahapan bibirnya. Kini pentil dan toket sekitarnya yang berwarna kecoklatan itu semua masuk ke dalam mulutnya. Kembali disedotnya daerah tersebut dari lemah-lembut menjadi agak kuat. Mimik wajahku tampak sedikit berubah, seolah menahan suatu kenikmatan. Kedua toketku yang harum itu diciumi dan disedot-sedot secara berirama. Dibenamkannya wajahnya di antara kedua belah gumpalan dada ku. Perlahanlahan dia bergerak ke arah bawah. Digesek-gesekkan wajahnya di lekukan tubuhku yang merupakan batas antara gumpalan toket dan kulit perutku. Kiri dan kanan diciumi dan dijilatinya secara bergantian. Kecupan-kecupan bibir, jilatan-jilatan lidah, dan endusan-endusan hidungnya pun beralih ke perut dan pinggangku. Bibir dan lidahnya menyusuri perut sekeliling pusarku yang putih mulus. Wajahnya bergerak lebih ke bawah. Dengan nafsu yang menggelora dia memeluk pinggulku secara perlahan-lahan. Celana pendekku ditariknya kebawah, aku mengangkat pantatku supaya lebih mudah dia melepaskan celanaku. Kecupannya pun berpindah ke CD tipis yang membungkus pinggulku. Ditelusurinya pertemuan antara kulit perut dan CD, ke arah pangkal paha. Dijilatnya helaian-helaian rambut jembutku yang keluar dari CDku. Din, jembut kamu lebat banget ya, pantes kamu napsunya besar. Lalu diendus dan dijilatnya CD pink itu di bagian belahan bibir nonokku. Aku makin terengah menahan napsuku, sesekali aku melenguh menahan kenikmatan yang kurasakan. Dia melepaskan semua yang nempel dibadannya sehingga bertelanjang bulat. Aku terkejut melihat kontolnya yang begitu besar dan panjang dalam keadaan sangat tegang. Napsuku bangkit juga melihat kontolnya, timbul hasratku untuk merasakan bagaimana nikmatnya kalo kontol besar itu menggesek keluar masuk nonokku. Dia bangkit. Dengan posisi berdiri di atas lutut dikangkanginya tubuhku. kontolnya yang tegang ditempelkan di kulit toketku. Kepala kontol digesek-gesekkan di toketku yang montok itu. Sambil mengocok batangnya dengan tangan kanannya, kepala kontolnya terus digesekkan di toketku, kiri dan kanan. Setelah sekitar dua menit dia melakukan hal itu. Diraih kedua belah gumpalan toketku yang montok itu. Dia berdiri di atas lutut dengan mengangkangi pinggang ramping ku dengan posisi badan sedikit membungkuk. kontolnya dijepitnya dengan kedua gumpalan toketku. Perlahan-lahan digerakkannya maju-mundur kontolnya di cekikan kedua toket ku. Di kala maju, kepala kontolnya terlihat mencapai pangkal leherku yang jenjang. Di kala mundur, kepala kontolnya tersembunyi di jepitan toketku. Lamalama gerak maju-mundur kontolnya bertambah cepat, dan kedua toketku ditekannya semakin keras dengan telapak tangannya agar jepitan di kontolnya semakin kuat. Dia pun merem melek menikmati enaknya jepitan toketku. Akupun mendesah-desah tertahan, Ah hhh hhh ah kontolnya pun mulai melelehkan sedikit cairan. Cairan tersebut membasahi belahan toketku. Gerakan maju-mundur kontolnya di dadaku yang diimbangi dengan tekanan-tekanan dan remasan-remasan tangannya di kedua toketnya, menyebabkan cairan itu menjadi teroles rata di sepanjang belahan dadaku yang menjepit kontolnya. Cairan tersebut menjadi pelumas yang memperlancar maju-mundurnya kontolnya di dalam jepitan toketku. Dengan adanya sedikit cairan dari kontolnya tersebut dia terlihat merasakan keenakan dan kehangatan yang luar biasa pada gesekan-gesekan batang dan kepala kontolnya dengan toketku. Hih hhh Luar biasa enaknya, dia tak kuasa menahan rasa enak yang tak terperi. Nafasku menjadi tidak teratur. Desahan-desahan keluar dari bibirku , yang kadang diseling desahan lewat hidungku, Ngh ngh hhh heh eh ngh Desahan-desahanku semakin membuat nafsunya makin memuncak. Gesekan-gesekan maju-mundurnya kontolnya di jepitan toketku semakin cepat. kontolnya semakin tegang dan keras. Enak sekali, Din, erangnya tak tertahankan. Dia menggerakkan kontolnya majumundur di jepitan toketku dengan semakin cepat. Alis mataku bergerak naik turun seiring dengan desah-desah perlahan bibirku akibat tekanan-tekanan, remasanremasan, dan kocokan-kocokan di toketku. Ada sekitar lima menit dia menikmati rasa keenakan luar biasa di jepitan toketku itu. Toket sebelah kanan dilepas dari telapak tangannya. Tangan kanannya lalu membimbing kontol dan menggesek-gesekkan kepala kontol dengan gerakan memutar di kulit toketku yang halus mulus. Sambil jari-jari tangan kirinya terus meremas toket kiriku, kontolnya digerakkan memutar-mutar menuju ke bawah. Ke arah perut. Dan di sekitar pusarku, kepala kontolnya digesekkan memutar di kulit perutku yang putih mulus, sambil sesekali disodokkan perlahan di lobang pusarku. Dicopotnya CD minimku. Pinggulku yang melebar itu tidak berpenutup lagi. Kulit perutku yang semula tertutup CD tampak jelas sekali. Licin, putih, dan amat mulus. Di bawah perutku, jembutku yang hitam lebat menutupi daerah sekitar nonokku. Kedua paha mulusku direnggangkannya lebih lebar. Kini hutan lebat di bawah perutku terkuak, mempertontonkan nonokku. Dia pun mengambil posisi agar kontolnya dapat mencapai nonokku dengan mudahnya. Dengan tangan kanan memegang kontol, kepalanya digesek-gesekkannya ke jembutku. Kepala kontolnya bergerak menyusuri jembut menuju ke nonokku. Digesek-gesekkan kepala kontol ke sekeliling bibir nonokku. Terasa geli dan nikmat. Kepala kontol digesekkan agak ke arah nonokku. Dan menusuk sedikit ke dalam. Lama-lama dinding mulut nonokku menjadi basah. Digetarkan perlahan-lahan kontolnya sambil terus memasuki nonokku. Kini seluruh kepala kontolnya yang berhelm pink tebenam dalam jepitan mulut nonokku. Kembali dari mulutku keluar desisan kecil karena nikmat tak terperi. Kontolnya semakin tegang. Sementara dinding mulut nonokku terasa semakin basah. Perlahan-lahan kontolnya ditusukkan lebih ke dalam. Kini tinggal separuh
kontol yang tersisa di luar. Secara perlahan dimasukkan kontolnya ke dalam nonokku. Terbenam sudah seluruh kontolnya di dalam nonokku. Sekujur kontol sekarang dijepit oleh nonokku . Secara perlahan-lahan digerakkan keluar-masuk kontolnya ke dalam nonokku. Sewaktu keluar, yang tersisa di dalam nonokku hanya kepalanya saja. Sewaktu masuk seluruh kontol terbenam di dalam nonokku sampai batas pangkalnya. Dia terus memasuk-keluarkan kontolnya ke lobang nonokku. Alis mataku terangkat naik setiap kali kontolnya menusuk masuk nonokku secara perlahan. Bibir segarku yang sensual sedikit terbuka, sedang gigiku terkatup rapat. Dari mulut sexy ku keluar desis kenikmatan, Ssshsssh hhh hhh ssh sssh Dia terus mengocok perlahan-lahan nonokku. Enam menit sudah hal itu berlangsung. Kembali dikocoknya secara perlahan nonokku sampai selama dua menit. Kembali ditariknya kontolnya dari nonokku. Namun tidak seluruhnya, kepala kontol masih dibiarkannya tertanam dalam nonokku. Sementara kontol dikocoknya dengan jari-jari tangan kanannya dengan cepat Rasa enak itu agaknya kurasakan pula. Aku mendesah-desah akibat sentuhansentuhan getar kepala kontolnya pada dinding mulut nonokku, Sssh sssh zzzah ah hhh Tiga menit kemudian dimasukkannya lagi seluruh kontolnya ke dalam nonokku. Dan dikocoknya perlahan. Sampai kira-kira empat menit. Lama-lama dia mempercepat gerakan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. Sambil tertahan-tahan, dia mendesis-desis, Din nonokmu luar biasa nikmatnya Gerakan keluar-masuk secara cepat itu berlangsung sampai sekitar empat menit. Tiba-tiba dicopotnya kontol dari nonokku. Segera dia berdiri dengan lutut mengangkangi tubuhku agar kontolnya mudah mencapai toketku. Kembali diraihnya kedua belah toket montok ku untuk menjepit kontolnya yang berdiri dengan amat gagahnya. Agar kontolnya dapat terjepit dengan enaknya, dia agak merundukkan badannya. Kontol dikocoknya maju-mundur di dalam jepitan toketku. Cairan nonokku yang membasahi kontolnya kini merupakan pelumas pada gesekan-gesekan kontolnya dan kulit toketku. Oh hangatnya Sssh nikmatnyaTubuhmu luarrr biasa, dia merintih-rintih keenakan. Aku juga mendesis-desis keenakan, Sssh.. sssh sssh Gigiku tertutup rapat. Alis mataku bergerak ke atas ke bawah. Dia mempercepat majumundurnya kontolnya. Dia memperkuat tekanan pada toketku agar kontolnya terjepit lebih kuat. Karena basah oleh cairan nonokku, kepala kontolnya tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan toketku. Leher kontol yang berwarna coklat tua dan helm kontol yang berwarna pink itu menari-nari di jepitan toketku. Semakin dipercepat kocokan kontolnya pada toketku. Tiga menit sudah kocokan hebat kontolnya di toket montok ku berlangsung. Dia makin cepat mengocokkan kontol di kempitan toket indah ku. Akhirnya dia tak kuasa lagi membendung jebolnya tanggul pertahanannya. Din..! pekiknya dengan tidak tertahankan. Matanya membeliak-beliak. Jebollah pertahanannya. Kontolnya menyemburkan peju. Crot! Crot! Crot! Crot! Pejunya menyemprot dengan derasnya. Sampai empat kali. Kuat sekali semprotannya, sampai menghantam rahangku. Peju tersebut berwarna putih dan kelihatan sangat kental. Dari rahang peju mengalir turun ke arah leherku. Peju yang tersisa di dalam kontolnya pun menyusul keluar dalam tiga semprotan. Cret! Cret! Cret! Kali ini semprotannya lemah. Semprotan awal hanya sampai pangkal leherku, sedang yang terakhir hanya jatuh di atas belahan toketku. Dia menikmati akhir-akhir kenikmatan. Luar biasaDin, nikmat sekali tubuhmu, dia bergumam. Kok gak dikeluarin di dalem aja om, kataku lirih. Gak apa kalo om ngecret didalem Din, jawabnya. Gak apa om, biasanya cowokku juga ngecret didalem kok om. Tapi belum dientot juga aku ngerasa nikmat sekali om, kataku lagi. Ini baru ronde pertama Din, mau lagi kan ronde kedua, katanya. Mau om, tapi ngecretnya didalem ya, jawabku. Kok tadi kamu diem aja Din, katanya lagi. Bingung om, tapi nikmat, jawabku sambil tersenyum. Engh aku menggeliatkan badanku. Dia segera mengelap kontol dengan tissue yang ada di atas meja, dan mengelap peju yang berleleran di rahang, leher, dan toketku. Ada yang tidak dapat dilap, yakni cairan peju yang sudah terlajur jatuh di rambut ku. Mo kemana om, tanyaku. Mo ambil minum dulu, jawabnya. Dia kembali membawa gelas berisi air putih, diberikannya kepada ku yang langsung kutenggak sampe habis. Dia kembali lagi untuk mengisi gelas dengan air. Masih tidak puas dia memandangi toket indahku yang terhampar di depan matanya. Dia memandang ke arah pinggangku yang ramping dan pinggulku yang melebar indah. Terus tatapannya jatuh ke nonokku yang dikelilingi oleh jembut hitam jang lebat. Aku ingin mengulangi permainan tadi, digeluti, didekap kuat. Mengocok nonokku dengan kontolnya dengan irama yang menghentak-hentak kuat. Dan dia dapat menyemprotkan pejunya di dalam nonokku sambil merengkuh kuatkuat tubuhnya saat aku nyampe. Nafsuku terbakar. Aku diajaknya kekamar. Aku berbaring diranjang dan dia disebelahku. Din, desahnya penuh nafsu. Bibirnya pun menggeluti bibirku. Bibir sensualku yang menantang itu dilumat-lumat dengan ganasnya. Sementara aku pun tidak mau kalah. Bibirku pun menyerang bibirnya dengan dahsyatnya, seakan tidak mau kedahuluan oleh lumatan bibirnya. Kedua tangannyapun menyusup diantara lenganku. Tubuhku sekarang berada dalam dekapannya. Dia mempererat dekapannya, sementara aku pun mempererat pelukanku pada dirinya. Kehangatan tubuhnya terasa merembes ke badanku, toketku yang membusung terasa semakin menekan dadanya. Aku meremas-remas kulit punggungnya. Aku mencopot celananya dan merangkul punggungnya lagi. Dia kembali mendekap erat tubuhku sambil melumat kembali bibirku. Dia terus mendekap tubuhku sambil saling melumat bibir. Sementara tangan kami saling
meremas-remas kulit punggung. Kehangatan menyertai tubuh bagian depan kami yang saling menempel. Kini kurasakan toketku yang montok menekan ke dadanya. Dan ketika saling sedikit bergeseran, pentilku seolah-olah menggelitiki dadanya. Kontolnya terasa hangat dan mengeras. Tangan kirinya pun turun ke arah perbatasan pinggang ramping dan pinggul besar ku, menekannya kuat-kuat dari belakang ke arah perutnya. Kontolnya tergencet diantara perut bawahku dan perut bawahnya. Sementara bibirnya bergerak ke arah leherku, diciumi, dihisap-hisap dengan hidungnya, dan dijilati dengan lidahnya. Ah geli geli, desahku sambil menengadahkan kepala, agar seluruh leher sampai daguku terbuka dengan luasnya. Aku pun membusungkan dadaku dan melenturkan pinggangku ke depan. Dengan posisi begitu, walaupun wajahnya dalam keadaan menggeluti leherku, tubuh kami dari dada hingga bawah perut tetap dapat menyatu dengan rapatnya. Tangan kanannya lalu bergerak ke dadaku yang montok, dan meremas-remas toketku dengan perasaan gemas. Setelah puas menggeluti leherku, wajahnya turun ke arah belahan dadaku. Dia berdiri dengan agak merunduk. Tangan kirinya pun menyusul tangan kanan, yakni bergerak memegangi toket. Digeluti belahan toketku, sementara kedua tangannya meremas-remas kedua belah toketku sambil menekan-nekankannya ke arah wajahnya. Digesek-gesekkan memutar wajahnya di belahan toketku. Bibirnya bergerak ke atas bukit toket sebelah kiri. Diciuminya bukit toketku, dan dimasukkan pentil toketku ke dalam mulutnya. Kini dia menyedot-sedot pentil toket kiriku. Di ainkan pentilku di dalam mulutnya dengan lidah. Sedotan kadang diperbesar ke puncak bukit toket di sekitar pentil yang berwarna coklat. Ah ah omgeli, aku mendesis-desis sambil menggeliatkan tubuh ke kiri-kanan. Dia memperkuat sedotannya. Sementara tangannya meremas kuat toket sebelah kanan. Kadang remasan diperkuat dn diperkecil menuju puncak, dan diakhiri dengan tekanan-tekanan kecil jari telunjuk dan ibu jarinya pada pentilku. Om hhh geli geli enak enak ngilungilu Dia semakin gemas. Toketku dimainkan secara bergantian, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. Bukit toket kadang disedot sebesar-besarnya dengan tenaga isap sekuat-kuatnya, kadang yang disedot hanya pentilku dan dicepit dengan gigi atas dan lidah. Belahan lain kadang diremas dengan daerah tangkap sebesar-besarnya dengan remasan sekuat-kuatnya, kadang hanya dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir kecil pentil yang mencuat gagah di puncaknya. Ahom terus hzzzngilu ngilu aku mendesis-desis keenakan. Mataku kadang terbeliak-beliak. Geliatan tubuhku ke kanan-kiri semakin sering frekuensinya. Sampai akhirnya aku tidak kuat melayani serangan-serangan awalnya. Jari-jari tangan kananku yang mulus dan lembut menangkap kontolnya yang sudah berdiri dengan gagahnya. Om.. kontolnya besar ya, ucapku. Sambil membiarkan mulut, wajah, dan tangannya terus memainkan dan menggeluti kedua belah toketku, jarijari lentik tangan kananku meremas-remas perlahan kontolnya secara berirama. Dia merengkuh tubuhku dengan gemasnya. Dikecupnya kembali daerah antara telinga dan leherku. Kadang daun telinga sebelah bawahnya dikulum dalam mulutnya dan dimainkan dengan lidahnya. Kadang ciumannya berpindah ke punggung leherku yang jenjang. Dijilati pangkal helaian rambutku yang terjatuh di kulit leherku. Sementara tangannya mendekap dadaku dengan eratnya. Telapak dan jari-jari tangannya meremas-remas kedua belah toketku. Remasannya kadang sangat kuat, kadang melemah. Sambil telunjuk dan ibu jari tangan kanannya menggencet dan memelintir perlahan pentil toket kiriku, sementara tangan kirinya meremas kuat bukit toket kananku dan bibirnya menyedot kulit mulus pangkal leherku yang bebau harum, kontolnya digesek-gesekkan dan ditekan-tekankan ke perutku. Aku pun menggelinjang ke kiri-kanan. Ah om ngilu terus om terus ah geli geliterus hhh enak enaknya enak, aku merintih-rintih sambil terus berusaha menggeliat ke kiri-kanan dengan berirama sejalan dengan permainan tangannya di toketku. Akibatnya pinggulku menggial ke kanan-kiri. Din.. enak sekali Din sssh luar biasa enak sekali, diapun mendesisdesis keenakan. Om keenakan ya? kontol om terasa besar dan keras sekali menekan perut aku. Wow kontol om terasa hangat di kulit perut aku. Tangan om nakal sekali ngilu,, rintihku. Jangan mainkan hanya pentilnya saja geli remas seluruhnya saja aku semakin menggelinjang-gelinjang dalam dekapan eratnya. Aku sudah makin liar saja desahannya, aku sangat menikmati gelutannya, lupa bahwa dia ini om suamiku. Om.. remasannya kuat sekali Tangan om nakal sekali..Sssh sssh ngilu ngiluAk kontol om besar sekali kuat sekali Aku menarik wajahnya mendekat ke wajahku. Bibirku melumat bibirnya dengan ganasnya. Dia pun tidak mau kalah. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu yang menggelora, sementara tangannya mendekap tubuhku dengan kuatnya. Kulit punggungku yang teraih oleh telapak tangannya diremas-remas dengan gemasnya. Kemudian dia menindihi tubuhku. Kontolnya terjepit di antara pangkal pahaku dan perutnya bagian bawah. Akhirnya dia tidak sabar lagi. Bibirnya kini berpindah menciumi dagu dan leherku, sementara tangannya membimbing kontolnya untuk mencari nonokku. Diputar-putarkan dulu kepala kontolnya di kelebatan jembut disekitar bibir nonokku. Aku meraih kontolnya yang sudah amat tegang. Pahaku yang mulus itu terbuka agak lebar. Om kontolnya besar dan keras sekali kataku sambil mengarahkan kepala kontolnya ke nonokku. Kepala kontolnya menyentuh bibir nonokku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan dan sambil digetarkan, kontol ditekankan masuk ke kunonok. Kini seluruh kepala kontolnya pun terbenam di dalam nonokku. Dia menghentikan gerak masuk kontolnya. Om teruskan masuk Sssh enak jangan berhenti sampai situ saja, aku protes atas tindakannya. Namun dia tidak perduli. Dibiarkan kontolnya hanya masuk ke nonokku hanya sebatas kepalanya saja, namun kontolnya digetarkan dengan amplituda kecil. Sementara bibir dan hidungnya dengan ganasnya menggeluti
leherku yang jenjang, lengan tanganku yang harum dan mulus, dan ketiakku yang bersih dari bulu. Aku menggelinjang-gelinjang dengan tidak karuan. Sssh ssshenak enak geli..geli, om. Geli Terus masuk, om.. Bibirnya mengulum kulit lengan tanganku dengan kuat-kuat. Sementara tenaga dikonsentrasikan pada pinggulnya. Dansatu dua tiga! kontolnya ditusukkan sedalam-dalamnya ke dalam nonokku dengan sangat cepat dan kuat. Plak! Pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku yang sedang dalam posisi agak membuka dengan kerasnya. Sementara kontolnya bagaikan diplirid oleh bibir nonokku yang sudah basah dengan kuatnya sampai menimbulkan bunyi: srrrt! Auwww! pekikku. Dia diam sesaat, membiarkan kontolnya tertanam seluruhnya di dalam nonokku tanpa bergerak sedikit pun. Sakit om kataku sambil meremas punggungnya dengan keras. Dia pun mulai menggerakkan kontolnya keluarmasuk nonokku. Seluruh bagian kontolnya yang masuk nonokku dipijit-pijit dinding lobang nonokku dengan agak kuatnya. Bagaimana Din, sakit? tanyaku. Sekarang sudah enggak omssh enak sekali enak sekali kontol om besar dan panjang sekali sampai-sampai menyumpal penuh seluruh penjuru nonok aku.., jawabku. Dia terus memompa nonokku dengan kontolnya perlahan-lahan. Toketku yang menempel di dadanya ikut terpilinpilin oleh dadanya akibat gerakan memompa tadi. Kedua pentilku yang sudah mengeras seakan-akan mengkilik-kilik dadanya. Kontolnya diiremas-remas dengan berirama oleh otot-otot nonokku sejalan dengan genjotannya tersebut. Sementara setiap kali menusuk masuk kepala kontolnya menyentuh suatu daging hangat di dalam nonokku. Sentuhan tersebut serasa geli-geli nikmat. Dia mengangkat kedua kakiku. Sambil menjaga agar kontolnya tidak tercabut dari nonokku, dia mengambil posisi agak jongkok. Betis kananku ditumpangkan di atas bahunya, sementara betis kiriku didekatkan ke wajahnya. Sambil terus mengocok nonokku perlahan dengan kontolnya, betis kiriku yang amat indah itu diciumi dan dikecupi dengan gemasnya. Setelah puas dengan betis kiri, ganti betis kanannya yang diciumi dan digeluti, sementara betis kiriku ditumpangkan ke atas bahunya. Begitu hal tersebut dilakukan beberapa kali secara bergantian, sambil mempertahankan gerakan kontolnya majumundur perlahan di nonok ku. Setelah puas dengan cara tersebut, dia meletakkan kedua betisku di bahunya, sementara kedua telapak tangannya meraup kedua belah toketku. Masih dengan kocokan kontol perlahan di nonokku, tangannya meremas-remas toket montok ku. Kedua gumpalan daging kenyal itu diremas kuat-kuat secara berirama. Kadang kedua pentilku digencet dan dipelintir-pelintir secara perlahan. Pentilku semakin mengeras, dan bukit toketku semakin terasa kenyal di telapak tangannya. Aku pun merintih-rintih keenakan. Mataku merem-melek, dan alisku mengimbanginya dengan sedikit gerakan tarikan ke atas dan ke bawah. Ahom, geli geli Ngilu om, ngilu Sssh sssh terus om, terus. kontol om membuat nonok aku merasa enak sekali Nanti jangan dingecretinkan di luar nonok, ya om. Ngecret di dalam saja Dia mulai mempercepat gerakan masuk-keluar kontolnya di nonokku. Ah-ah-ah bener, om. Bener yang cepatTerus om, terus Dia bagaikan diberi spirit oleh rintihan-rintihanku. Tenaganya menjadi berlipat ganda. Ditingkatkan kecepatan keluar-masuk kontolnya di nonokku. Terus dan terus. Seluruh bagian kontolnya diremas-remas dengan cepatnya oleh nonokku. Aku menjadi merem-melek. Begitu juga dirinya, dia pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa. Sssh sssh Din enak sekali enak sekali nonokmu enak sekali nonokmu Ya om, aku juga merasa enak sekali terusssterus om, terusss Dia meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontolnya pada nonokku. Om sssh sssh Terus terus aku hampir nyampesedikit lagi sama-sama ya om, aku jadi mengoceh tanpa kendali. Dia mengayuh terus. Sementara itu nonokku berdenyut dengan hebatnya. Om Ah-ah-ahah-ah Mau keluar om mau keluar..ah-ah-ah-ah-ah sekarang ke-ke-ke Tiba-tiba kontolnya dijepit oleh dinding nonok ku dengan sangat kuatnya. Di dalam nonokku, kontolnya disemprot oleh cairan yang keluar dari nonokku dengan cukup derasnya. Dan aku meremas lengan tangannya dengan sangat kuatnya. Aku pun berteriak tanpa kendali: keluarrr! Mataku membeliakbeliak. Sekejap tubuh kurasakan mengejang. Dia pun menghentikan genjotannya. Kontolnya yang tegang luar biasa dibiarkan tertanam dalam nonokku. Aku memejam beberapa saat dalam menikmati puncak. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tanganku pada lengannya perlahanlahan mengendur. Kelopak mataku pun membuka, memandangi wajahnya. Sementara jepitan dinding nonokku pada kontolnya berangsur-angsur melemah, walaupun kontolnya masih tegang dan keras. Kedua kakiku lalu diletakkan kembali di atas ranjang dengan posisi agak membuka. Dia kembali menindih tubuh telanjangku dengan mempertahankan agar kontolnya yang tertanam di dalam nonokku tidak tercabut. Om luar biasa rasanya seperti ke langit ke tujuh, kataku dengan mimik wajah penuh kepuasan. Kontolnya masih tegang di dalam nonokku. Kontolnya masih besar dan keras. Dia kembali mendekap tubuhku. Kontolnya mulai bergerak keluar-masuk lagi di nonokku, namun masih dengan gerakan perlahan. Dinding nonokku secara berangsur-angsur terasa mulai meremasremas kontolnya. Namun sekarang gerakan kontolnya lebih lancar dibandingkan dengan tadi. Pasti karena adanya cairan yang disemprotkan oleh nonokku beberapa saat yang lalu. Ahhhom langsung mulai lagi Sekarang giliran om.. semprotkan peju om di nonok aku.. Sssh, aku mulai mendesis-desis lagi. Bibirnya mulai memagut bibirku dan melumat-lumatnya dengan gemasnya. Sementara tangan kirinya ikut menyangga berat badannya,
tangan kanannya meremas-remas toket ku serta memijit-mijit pentilnya, sesuai dengan irama gerak maju-mundur kontolnya di nonokku. Sssh sssh sssh enak om, enak Terusteruss terusss, desisku. Sambil kembali melumat bibirku dengan kuatnya, dia mempercepat genjotan kontolnya di nonokku. Pengaruh adanya cairan di dalam nonokku, keluar-masuknya kontol pun diiringi oleh suara, srrt-srret srrrt-srrret srrt-srret Aku tidak henti-hentinya merintih kenikmatan, Om ah Kontolnya semakin tegang. Dilepaskannya tangan kanannya dari toketku. Kedua tangannya kini dari ketiak ku menyusup ke bawah dan memeluk punggungku. Akupun memeluk punggungnya dan mengusapusapnya. Dia pun memulai serangan dahsyatnya. Keluar-masuknya kontolnya ke dalam nonok ku sekarang berlangsung dengan cepat dan bertenaga. Setiap kali masuk, kontol dihunjamkan keras-keras agar menusuk nonokku sedalamdalamnya. Kontolnya bagai diremas dan dihentakkan kuat-kuat oleh dinding nonokku. Sampai di langkah terdalam, aku membeliak sambil mengeluarkan seruan tertahan, Ak! Sementara daging pangkal pahanya bagaikan menampar daging pangkal pahaku sampai berbunyi: plak! Di saat bergerak keluar nonokku, kontolnya dijaga agar kepalanya tetap tertanam di nonokku. Remasan dinding nonokku pada kontolnya pada gerak keluar ini sedikit lebih lemah dibanding dengan gerak masuknya. Bibir nonokku yang mengulum kontolnya pun sedikit ikut tertarik keluar. Pada gerak keluar ini akumendesah, Hhh Dia terus menggenjot nonokku dengan gerakan cepat dan menghentak-hentak. Aku meremas punggungnya kuat-kuat di saat kontol dihunjam masuk sejauh-jauhnya ke nonokku. Beradunya daging pangkal paha menimbulkan suara: Plak! Plak! Plak! Plak! Pergeseran antara kontolnya dan nonokku menimbulkan bunyi srottt-srrrt srottt-srrrt srottt-srrrt Kedua nada tersebut diperdahsyat oleh pekikan-pekikan kecilku: Ak! Hhh Ak! Hhh Ak! Hhh Din Enak sekali Din nonokmu enak sekali nonokmu hangat sekali jepitan nonokmu enak sekali Om terus om, rintihku, enak om enaaak Ak! Hhh Diapun mengocokkan kontolnya ke nonokku dengan semakin cepat dan kerasnya. Setiap masuk ke dalam, kontolnya berusaha menusuk lebih dalam lagi dan lebih cepat lagi dibandingkan langkah masuk sebelumnya. Din aku aku Karena menahan rasa nikmat yang luar biasa dia tidak mampu menyelesaikan ucapannya yang memang sudah terbata-bata itu. Om, aku mau nyampe lagi Ak-ak-ak aku nyam Tiba-tiba kontolnya mengejang dan berdenyut dengan amat dahsyatnya. Dia tidak mampu lagi menahan lebih lama lagi. Namun pada saat itu juga tiba-tiba dinding nonok ku mencekik kuat sekali. Dengan cekikan yang kuat dan enak sekali itu, dia tidak mampu lagi menahan jebolnya bendungan pejunya. Pruttt! Pruttt! Pruttt! Kepala kontolnya disemprot cairan nonokku, bersamaan dengan pekikanku, nyampee! Tubuhku mengejang dengan mata membeliak-beliak. Din! dia melenguh keras-keras sambil merengkuh tubuhku sekuat-kuatnya. Wajahnya dibenamkan kuat-kuat di leherku yang jenjang. Pejunya pun tak terbendung lagi. Crottt! Crottt! Crottt! Pejunya menyembur dengan derasnya, menyemprot dinding nonokku yang terdalam. Kontolnya yang terbenam semua di dalam nonokku terasa berdenyut-denyut. Beberapa saat lamanya kami terdiam dalam keadaan berpelukan erat sekali. Dia menghabiskan sisa-sisa peju dalam kontolnya. Cret! Cret! Cret! kontolnya menyemprotkan lagi peju yang masih tersisa ke dalam nonokku. Kali ini semprotannya lebih lemah. Perlahan-lahan baik tubuhku maupun tubuhnya tidak mengejang lagi. Dia menciumi leher mulusku dengan lembutnya, sementara aku mengusap-usap punggungnya dan mengelus-elus rambutnya. Aku merasa puas sekali dientot om. Ini baru awal permainan, karena si om akan nemani aku sampe besok sore, bayangkan berapa besarnya kenikmatan yang akan aku peroleh dari kontol si om. Tanteku Sayang Thursday, February 26th, 2009 Awal kisah ini dimulai saat aku baru saja terima rapor cawu I, kelas 2 SMA. Rumah yang tepat berhadapan dengan tempat tinggalku baru saja ditempati penghuni baru, pindahan dari Gorontalo. Suami istri dengan dua anak, seorang lelaki dan seorang perempuan. Suaminya bekerja di salah satu instansi pemerintah Sebagai seoarang pejabat Oom U sangat sibuk dan sering dinas ke Jakarta. Sang suami ternyata kenalan baik kakaku yang nomor dua, jadi keluargaku dan keluarga baru tersebut cepat menjadi akrab. Aku biasa memanggil mereka dengan Oom dan tante U. Tante U seoarang wanita berdarah Menado, cantik, putih dan sangat menarik hati. Penampilannya selalu nampak OK dan sangat serasi. Kedua anak tante U, sangat akrab denganku, yang sulung perempuan usianya baru 3,5 tahun, sedangkan adiknya 2 tahun. Sering aku mengajak mereka bermain, maklum aku anak laki-laki bungsu dari enam bersaudara. Aku disukai anak-anak kecil, dan cepat sekali akrab dengan mereka. Hingga akhir cawu III, kehidupan rumah tangga mereka harmonis saja. Tante U memang sering pergi sesaat setelah Oom U berangkat ke kantor, biasanya pukul 13.00 sampai sekitar 14.00 WIB tante U sudah kembali. Hal itu sering tante U lakukan setelah mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.
Jika Oom U ke luar kota, tante U pulang agak lebih sore, kadang malah sehabis maghrib baru tante U pulang mengendarai mobil sedan HONDA PRESTIGE warna merahnya. Beberapa kali aku yang membukakan pintu garasinya, karena saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya. Biasanya jika tante U pergi anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom U. Adik perempuan Oom U sebaya denganku, tapi walaupun aku sering bermain dengan-nya aku nggak tertarik padanya. Aku hanya merasa kasihan kepadanya, karena seringkali dia mengeluh karena perlakuan tante U kepadanya tidak baik. Pernah aku melihat dia dimarahi tante U dan disiram air bekas cucian pakaian yang banyak sabunnya. Namun aneh kepadaku tante U sangat baik, namun hal itu aku anggap hal yang biasa saja. Cawu I kelas tiga berakhir, saat libur dua minggu aku gunakan waktuku untuk jalan-jalan sama temen-teman ke suatu tempat rekreasi di dekat kotaku. Jaraknya lebih kurang 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, berbeda dengan kotaku yang panas. Aku masih ingat saat itu hari Senin, kira-kira jam 10.00 WIB, saat aku berlibur di tempat rekreasi itu kulihat mobil tante U diparkir di halaman sebuah restaurant; aku tak berpikiran apa-apa waktu itu, bahkan ketika kuberpapasan dengan tante U yang digandeng mesra oleh seorang lelaki dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang teman tante U aku tetap belum paham dan mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan tante U lakukan bersa-ma teman-temannya. Mungkin karena memang saat itu secara kejiwaan aku masih polos dan lugu serta belum mengenal arti cinta atau hubungan laki-laki dan perempuan aku menganggap hal tersebut biasa saja, bahkan aku menyapa tante U dengan sopan. Mendengar dan melihat aku spontan tante U nampak terperanjat dan kaget dan segera melepaskan pelukan lelaki temennya tadi. Kemudian dia menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu. Sebelum kami berpisah tante U menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku, kemudian dia berpesan agar aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun. Aku mengangguk dan berjanji tak akan bercerita pada siapapun tentang pertemuanku dengannya di tempat rekreasi tersebut. Sesaat setelah kami berpisah kurogoh saku bajuku, ternyata tante U memberiku uang sejumlah Rp. 50.000,- , aku heran bercampur senang. Aku gunakan uang itu untuk mentraktir temen-temen. Seusai liburan, seperti biasanya kujalani masa-masa studiku seperti biasa. Di kelas aku boleh dikata sebagai murid dengan prestasi belajar yang baik, kelasku termasuk kelas unggulan yang murid-muridnya dipilih dari 10 terbaik di masing-masing kelas 2. Dari kelas satu hingga kelas tiga, aku biasa menduduki rangking tiga besar. Aku setiap hari berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki bersama teman-temanku. Pada hari Sabtu kelasku pulang agak cepat dari biasanya, karena dua orang guru yang seharusnya mengajar di kelasku tidak masuk, dan waktu kosong diisi dengan mencatat pelajaran dari guru mata pelajaran lain yang berikutnya. Seperti biasa aku pulang jalan kaki, kira-kira 1 kilo meter dari sekolahanku tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di sampingku dan segera kukenali siapa pengemudinya, dialah tante U. Aku sempat terkesima melihat penampilannya, dia nampak cantik sekali apalagi dengan kacamata hitamnya wah sungguh bukan main. Dia buka jendela pintu mobilnya dan memintaku segera naik ke mobilnya, mengajak-ku pulang bersama. Kuterima ajakannya dan aku segera masuk dan duduk di dalam mobilnya yang ber AC dan empuk jok kursinya. Dia tidak mengajakku langsung pulang, tetapi jalan muter-muter dengan mobil-nya. Kulirik dia, sungguh sangat cantik, dan secara tak sengaja kulihat paha putih dan mulus miliknya yang terbuka diantara belahan rok spannya, benar-benar membuatku terkesima. Setelah beberapa menit kami berjalan tante U berdehem, membuatku terperanjat dan segera memalingkan mukaku ke luar jendela. Diajaknya aku ngobrol tentang pertemuanku di tempat rekreasi dahulu, dan menanyakan padaku apakah aku bercerita pada orang lain. Aku jawab bahwa aku tak bercerita pada siapapun dan aku katakan sekali lagi bahwa aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang hal itu. Mendengar hal itu tante U nampak lega dan menghela nafas panjang. Sesampainya di rumah, seperti biasanya aku membantu membukakan pintu pagar dan garasi rumahnya. Diparkirnya mobilnya dan saat aku menutup pintu pagar rumah serta berpamitan pulang dipanggilnya aku. Aku mendekatinya dan mengikutinya masuk ke ruang keluarga. Dia segera duduk di sofa di depan TV ruang keluarga, dan memintaku duduk didekatnya. Serta merta dipeluknya aku dan diciumnya pipiku kanan dan kiri, sambil dia mengucapkan terima kasih. Aku diam saja. Kemudian dipegangnya mukaku dengan kedua belah tangannya dan secepat kilat diciumnya bibirku dan mulutku dilumatnya, aku hanya terperangah kaget dan tak bereaksi apapun. Sesaat kemudian dilepas
pelukannya dan dia tersenyum padaku. Segera dia bangkit dan memintaku pulang. Entah kenapa sejak kejadian itu aku jadi semakin membayangkan dia, aku ingin semakin sering ketemu dengannya, di dalam mimpikupun sering terbayang tante U. Setiap kali bertemu dia selalu melempar senyum padaku. Aku jadi semakin sering melamun dan membayangkan dia. Sebulan sejak kejadian itu kudengar kabar bahwa tante U ketahuan selingkuh. Kulihat tante dan oom U sering bertengkar. Oh.. ya, adik perempuan oom U sekarang nggak tinggal di rumah itu lagi., anak tante U yang sulung sudah masuk playgroup. Sejak terdengar berita itu, tante U jarang keluar lagi seperti biasanya, paling-paling dia keluar hanya sebentar untuk keperluan antar jemput anaknya yang playgroup. Aku tetap seperti biasa, tetap main ke rumah tante U dan ngobrol dengan tante dan oom U, bagiku mereka seperti kakaku sendiri. Pada suatu hari menjelang terima rapor dan libur Cawu II di sekolahku seperti biasa diadakan lomba-lomba kesenian dan olah raga, dan kami pulang lebih awal. Aku masih ingat hari itu hari Kamis, aku pulang sekitar jam 09.00 WIB. Sesaat setelah aku masuk ke rumah dan berganti pakaian, kudengar telepon berdering. Segera kuangkat dan dari seberang sana terdengar suara tante U. Mengetahui aku yang menerima tante U bilang wah kebetulan nih. katanya, tante mau minta tolong sebentar Tante U memintaku segera ke rumahnya. Aku segera mengunci pintupintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah nggak ada siapa-siapa. Bapak, Ibu dan kakak-kakaku tak ada di rumah. Segera aku pergi ke ruamah tante U. Suasana rumah tante U nampak sepi, segera aku pencet bel rumah dan tante U nampak membukakan pintu dan mempersilakan aku segera masuk. Aku terpesona melihatnya, dia sungguh cantik dan seksi sekali, dengan gaun tipis warna pink yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya, dengan belahan lebar di dadanya, sehingga sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya. Jantungku berdetak keras ketika pandang mata kami beradu, tante U tersenyum dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula. Kami mengobrol di ruang keluarga sambil menonton TV, aku menanyakan tentang kedua anaknya, tante U bilang mereka berdua ke Jakarta; ke rumah uwaknya diantar oom U. Jadi rumah saat itu sepi, cuman kami berdua saja. Tante U mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya, sehingga, gaun tipisnya terbuka dan terlihat jelas pahanya yang putih dan halus. Aku tak henti-henti melirik dan memper-hatikannya. Tante U pura-pura tak tahu, bahkan secara sengaja gaunnya ditarik ke samping, sehingga paha mulusnya nampak tersembul keluar, sungguh suatu pemandangan yang sangat merangsang, dan tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras. Sesaat setelah ngobrol, tante U berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di rak VCD. Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi, aku kaget dan malu; karena ternyata VCD tersebut VCD porno dan baru sekali itu seumur hidupku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut. Tante U duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku. Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku dan dielus-elusnya, kemudian di raihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya, dimintanya aku mengelus pahanya, secara naluri tanganku tidak hanya berhenti mengelus pahanya, bahkan lebih dari itu, langsung menuju ke celah pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis. Kugosok dan kutekan tanganku ke vagina yang masih tertutup celana, nampak tante U senang dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit tanganku yang nakal menyelusup masuk ke dalam Cd-nya dan menusukkan jariku kedalam memiawnya. Sesaat kami melakukan hal itu yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV yang sangat merangsang. Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya mukaku ke dadanya, ternyata tante U tak mengenakan BH, sehingga mukaku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak. Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi, menjalar kian kemari, membuka ikatan gaun tipis yang dikena-kan tante U, dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai. Dan nampak seluruh tubuh tante U tak tertutup apapun kecuali CD pink yang masih melekat ketat di memiawnya. Buah dada tante U sekarang sudah tak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante U menempelkannya di mukaku. Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar kelehernya, akhirnya mulut kami saling mengulum. Tangan tante U bergerak melepas kaos dan membuka resleiting celana pendek jeans yang kukenakan, kemudian secara sigap di raihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya. Pelan-pelan direbahkannya badanya di sofa, dan ditariknya badanku sehingga menindihnya. Kami saling mencium kembali, dan secara naluri aku meniru adegan yang ada di VCD porno tadi, pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah, menyusuri lehernya
yang putih. Terus turun dan turun ke bawah, hingga mencapai buah dadanya, dan segera kuhisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan sudah mengeras. Terdengar tante U mengerang dan merintih. Di remas-remas batang kemaluanku yang sudah mengeras dan dikocoknya pelan. Sungguh luar biasa rasanya, sebab baru pertama ali aku merasakan hal tersebut. Tiba-tiba di dorongnya tubuhku, lalu dia duduk di sofa menghadapku, di suruhnya aku berdiri dan segera dilepas CD ku. Dengan terlepasnya CD tadi nampak tugu monasku tegak berdiri dengan keras, segera dihisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakkan. Sesaat kemudian dia lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan tubuhnya di sofa sambil dibuka ke dua belah pahanya. Aku terkesima takjub melihat pemandangan di depanku, nampak jelas celah vagina yang berwarna kemerahan diantara ke dua belah pahanya yang putih. Segera mukaku menyerbu ke vaginanya dan aku jilati vaginanya seperti apa yang kulihat di adegan VCD . Tante U mengerang dan melenguh, pantatnya sesekali didorongnya ke atas, sehingga mulut dan lidahku semakin keras menempel di vaginanya. Adegan tersebut berlangsung sekitar lima menit, setelah itu di raihnya bahuku dan ditariknya badanku sehinga menindih tubuhnya lagi, mulutnya meraih dan mencium mulutku serta dimainkan lidahnya, tangan-nya memegang penisku dan menempel serta menggosoknya di liang kemaluannya. Sesaat kemudian dibimbingnya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku memasuki vaginanya dan kemudian kami berpacu mengumbar nafsu sepuas hati kami. Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, belum pernah sekalipun aku merasakan sebelumnya, dengan cepat dan keras kuhentakkan *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku dalam liang vaginanya. Tante U mengerang, merintih dan menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun seirama dengan gerakkanku. Mulutku menciumi lehernya, kadang ke buah dadanya dan akhirnya mengulum bibirnya sambil menggerakkan pinggulku naik turun untuk menarik dan mendorong *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku dalam liang vagina tante U. Sesaat kemudian tante U terdengar mengerang keras dan memintaku untuk mempercepat gerakkan pinggul-ku. , tiba-tiba dia mempererat pelukkannya dan mengejang keras sambil dari mulutnya keluar teriakkan teriakan agak keras, tak lama kemudian terasa sesuatu yang hangat membasahi batang kemaluanku dan terasa vaginanya bertambah licin, tiba-tiba dia mengendurkan pelukkannya dan menghela nafas panjang ooooh..nugi. oohh.., dan segera diraihnya muka dan dilumatnya mulutku dengan ciuman yang panjang., sementara pinggulku tetap bergerak naik turun.. Pelan-pelan di dorongnya badanku dan dikempitkan kedua kakinya di pantatku, sehingga pantatku tak dapat bergerak naik turun. Nampak rasa puas dan senyum manisnya.., oohh.. nugi.., kau belum keluar ya..? Terus terang aku nggak tahu maksud perkataannnya.., tiba-tiba di gulingkan tubuhku, sehingga kami berdua jatuh di lantai di atas karpet. Tubuhku menelentang, di raihnya CD nya dan di lap vaginanya, sesaat kemudian tante U jongkok tepat di atas *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku. Dipegang dan dibenamkannya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku ke dalam vaginanya, lalu dia gerakkan tubuhnya naik turun, sehingga *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku menggosok dinding dalam liang vaginanya. Kedua belah tangannya menekan dadaku, dan kepalanya mengangguk-angguk seirama gerakan tubuhnya. Cepat tangganku meraih dan meremas-remas buah dadanya. Rambutnya tergerai lepas dan berulang kali menyentuh wajahku. Tante U mengerang dan sesekali memiawik agak keras., untung rumah tante U agak besar, sehingga erangan dan teriakannya nggak terdengan dari luar. Ohhh. aah aduh. nugi.. Enak. sungguh enak.. Ohh., yach.. Yach.. Sambil digerakkannya tubuhnya, persis seperti orang menunggang kuda liar.., aku mengimbangi gerakkannya dengan menaik turunkan pantatku, sehingga membuat tante U semakin liar dan histeris. Tiba-tiba dia membungkuk dan menggerakkan tubuhnya semakin cepat, sambil jarinya memutar-mutar dinding luar vaginanya. Suara erangannya semakin keras dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, serta memeluk tubuhku erat sekali. Terasa kembali cairan hangat membasahi *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku, saat itu *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku sudah mulai berdenyut-denyut, seperti hendak memuntahkan sesuatu. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua, desakan dan dorongan letupan diujung *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku
semakin terasa, tapi gerakan tante U sudah mulai lemah dan pelan dan akhirnya berhenti, tubuhnya terkulai lemas menindih tubuhku. *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku masih keras, namun desakan, dorongan dan denyutan kembali hilang, kembali lagi tante U tersenyum dan mengulum mulutku..ohh. nugi.. Tante puuaaasss Sambil tetap dalam posisi telungkup di atas tubuhku, tante U, menghujani mukaku dengan ciuman yang bertubi-tubi.. *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku masih menancap keras dan dalam di memiawnya, bila pinggul tante U bergerak, maka terasa enak dan nikmat rasanya. Dalam posisi seperti itu mulut kami saling berpagut, dan ciuman yang panjang yang seolah tak akan selesai kami lakukan, lidah tante U menyulusuri sekujur wajahku, ke leherku dan kembali kemulutku dengan batang kemaluanku masih tetap di liang vaginanya. Saat kami sedang asyik bercumbu, terdengar dering telepon berbunyi. Tante U segera bangkit dan menuju ke pesawat telepon. Diangkatnya gagang telepon sambil jari telunjuknya ditempelkan dimulutnya sebagai isyarat agar aku diam. Tante U menerima telepon sambil berdiri merapat ke dinding, ternyata telepon dari oom U di kantor. Mataku tak hentinya menatap tubuh dan wajahnya; sungguh pemandangan yang indah dan hampir aku tak percaya dengan apa yang baru saja aku alami sesaat tadi. Aku cubit tanganku terasa sakit, berarti ini bukan mimpi. Melihat apa yang aku lakukan tante U tersenyum geli, dilambaikan tangannya agar aku mendekatinya. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya aku segera bangkit dan menghampirinya. Kupeluk tubuhnya dari belakang dan mulutku langsung menyerbu leher putihnya, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya. Matanya terpejam, menikmati apa yang aku perbuat, tangan kirinya meraih kepalaku dan ditariknya menuju buah dadanya. Segera kurobah posisi tubuhku sehinga menempel tubuhnya dalam posisi berhadapan. Tangan kiri tante U meraih *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku yang masih tegang dan keras, digosok dan dikocoknya pelan, aduh. nikmat sekali Sambil menelepon tante U tetap memintaku mencumbuinya, namun jika aku mau mencium mulutnya, maka segera didorongnya mukaku.., aku mengerti maksudnya maka bagian tubuh lainnya yang menjadi sasaranku. Lidahku menjilati sekujur tubuhnya.., menghisap pentil susunya, meremas buah dadanya dan terus ke bawah. Kaki kirinya segera kuangkat dan kuletakan di atas meja di dekat kami bercumbu, sehingga celah vaginanya terbuka menganga, yang dengan segera kujilati. Tangan kiri tante U memegang dan menekan kepalaku ke memiawnya, sementara tangan kanannya tetap memegang gagang telepon. Dia nampak menahan rasa nikmatnya agar tak keluar erangan dari mulutnya, tiba-tiba didorongnya mukaku menjauh dari memiawnya dan jarinya memberi isyarat agar aku sementara menghentikan cumbuannku. Sesaat kemudian diletakkannya gagang telepon dan langsung diraih tanganku dan segera ditariknya aku menuju kamarnya. Segera ditutup dan dikunci pintunya, langsung diraihnya tubuhku dan kami berguling-guling dan saling tindih di atas kasur tempat tidurnya. Tempat tidurnya nyaman, empuk dan bersih. Kembali kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain. Tante U menelentangkan badannya, dan memintaku menindih tubuhnya dalam posisi terbalik. *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku tepat dimukanya dan memiawnya persis dimukaku, aku segera tahu maksudnya.. Dan segera kami bereaksi, kujilati memiawnya yang tanpa rambut, bau memiawnya membuatku semakin mabuk kepayang.., dikulum dan disedotnya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku., sehingga semakin keras dan tegang. Lebih kurang 10 menit hal itu kami lakukan, selanjutnya tanpa diminta kubalik posisi tubuhku dan segera kumasukan batang penisku ke liang vaginanya dan kugerakkan pantatku naik turun dengan cepat dan keras.., tante U mengerang-ngerang..dan teriakkannya sesekali terdengar lepas tak ditahannya Kugenjot terus memiawnya, kupacu gerakkanku dan lagi-lagi dia mempererat dan mengencangkan pelukannnya.. sambil merintih oohhh..aahhh..uuuh. nugi.nugi. teruusss.teruss sayang..auuw.enak nugi. teruus.., diraihnya mukaku.dan dilumatnya mulutku.., eehmm.ehmm..suara yang keluar dari mulut tante U saat menciumku, setiap kali kuhentakkan *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku keras-keras ke memiawnya, sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang kekiri dan ke ke kanan, sambil mulutnya mengerang keras. Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras mengimbangi gerakanku, keringat kami bercucuran, membasahi tubuh kami. Dan pada suatu hentakan yang keras tante U mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris dan akhirnya kedua kakinya terkulai lemas., saat itu diujung *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku. terasa ada yang berdenyut dan sepertinya mau kencing..,aku bilang sama tante U..tante aku pengin pipis rasanya tante.., tante U menjawab biar.. terus. aja .biarkan pipis di memiaw tante aja..ayo. Mendengar jawabannya aku sudah nggak peduli lagi., kupercepat gerakan pantatku dan terasa desakan dan denyutan di *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku semakin menjadi saat ujung *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku menggesek dinding dalam liang vagina tante U. Dan akhirnya aku tak dapat menahan lagi kencingku.., kubuang air kencingku dalam vagina tante U, tapi aneh.rasanya nikmat sekali tidak seperti bila aku kencing biasa di kamar
mandi ooh.. Aah. tantetante.. Setelah itu aku merasa lega dan nikmat, dan sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuhku berhenti., badanku terasa ringan dan lemas sekujur.dan aku telungkup di atas tubuh tante U. Kupandang wajahnya dan kami saling menatap. Tante U tersenyum, tangannya mengusap wajahku dan meyibak rambutku yang tergerai. Ohh..ya. aku lupa menceritakan bahwa peraturan di sekolahku cukup memberi keluasaan kepada murid, sehingga murid laki-laki tidak dilarang memelihara rambut panjang. Mengikuti hal itu, akupun mempunyai rambut ikal panjang sebahu, sehingga membuat penampilaku layaknya pemain band saja. Tante U mencium mulutku dan mengusap rambutku. Dia berbisik.., gimana rasanya ? Enak apa nggak ? Aku tak menjawab namun tersenyum saja, dan langsung kupeluk dia dan kucium mulutnya. Nugi., kau jangan cerita siapapun ya. tentang apa yang kita lakukan barusan. Aku mengangguk mengiyakan. Pelan-pelan didorongnya tubuhku kesamping dan kami berbaring sambil berpelukan., kami bercumbu dan bercanda seperti anak kecil. Kadang aku gemas dan kuremas buah dadanya, jika tante U gemas padaku diremasnya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku. Sesaat kemudian kami bangun dan tante U segera menggandengku ku kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya. Segera diguyur dan disiramnya tubuhnya dengan air, dari shower sambil berendam di bathtub warna pink. Kubantu tante U menggosok dan menyabuni tubuhnya. Saat aku menyabuni kakinya, tanganku iseng meraba memiawnya dan memasukkan jariku ke dalam memiawnya. Tante U mendesis., secara naluri aku segera menjilati memiawnya.., dan terdengar erangan dan rintihannya. Kembali kami bercumbu dan bercinta sepuas-puasnya di kamar mandi, di atas lantai kamar mandi yang dingin kugenjot memiawnya dengan keras dan bernafsu., sampai akhirnya tante U mencapai klimaks-nya, yang kami lanjutkan hingga kemudian akupun kembali mencapai klimaks pula. Jam berdentang 12 kali, jadi sudah tiga jam aku di rumah tante U, 2 jam lagi oom U datang. Segera kami berpakaian, tante U ke luar kamar mengambil pakaianku dan pakaiannya yang berserakan di lantai ruang tamu. Setelah kukenakkan dan kurapikan pakainku aku segera pulang. Saat aku hendak keluar, tante U meraih tubuhku dan menciumku, sambil berpesan..agar rahasia kami tersimpan rapat, serta berjanji besok akan mengulang lagi apa yang kami lakukan pagi tadi. Inilah pengalaman pertamaku dengan wanita, yang tak lain tetanggaku sendiri. Aku bersyukur bisa bercinta dengan wanita cantik tetanggaku. Wanita cantik yang sering dikagumi oleh gadis-gadis mahasiswi yang kost di rumahku. Dan selanjutnya selama liburan cawu II, kami tak pernah melewatkan kesempatan untuk bercumbu setiap hari, hingga suatu hari tante U bilang kalau oom U hendak kursus di Jakarta selama 4 bulan. Mendengar itu aku amat gembira. Bisa kubayangkan hari-hari yang menyenangkan saat aku dan tante U bercinta sepuas hati setiap hari. Benar kata tante U, hari minggu malam oom U berangkat ke Jakarta naik kereta api, aku diminta tante U menemaninya mengantar oom U ke stasiun. Tentu saja dengan senang hati kulakukan hal tersebut. Saat mau berangkat oom U berpesan kepadaku untuk menemani tante U dan anak-anaknya di rumah. Aku mengangguk mengiyakan dan melirik tante U, tante U tersenyum penuh arti padaku. Saat pulang dari stasiun tante U menyetir mobilnya sambil tangannya meremas tanganku, sementara dua anaknya duduk di jok belakang sambil bercanda. Kuremas tangannya dan kucium punggung tangannya, tante U tersenyum penuh arti. Selanjutnya selama 4 bulan kami lalui hari-hari indah kami, aku sering diminta tante U menemaninya ke super market untuk belanja atau untuk keperluan lain, padahal kesempatan itu sering kami gunakan untuk bercinta di rumah seoarang kenalan tante U, yang bernama tante H. Kisah Cerita Dewasa Posted in Tante Girang | No Comments Ketagihan Ngentot Tuesday, February 10th, 2009 Saya mau bercerita tentang pengalaman saya beberapa waktu yang lalu. Saya adalah wanita yang memiliki hyperseksual yang dalam hal ini kecanduan akan kebiasaan sepongan (melakukan oral seks terhadap kemaluan pria). Sudah lama sekali saya waktu pertama kali menghisap kemaluan pria. Waktu itu umur saya 16 tahun. Dan setelah kejadian itu, saya sudah mendapatkan 2 kejantanan pria lagi untuk saya sepong. Saya benar-benar tidak puas dengan tidak terpenuhinya keinginan saya untuk menghisap kemaluan pria. Masalahnya saya sering dipingit orang tua, apalagi ditambah dengan lingkungan sekolah saya yang merupakan sekolahan khusus cewek. Jadi saya sering sakaw (menagih) kemaluan pria. Suatu malam, saya sudah benar-benar tidak tahan lagi. Buku
dan VCD porno pun tidak bisa memuaskan saya. Bahkan waktu saya melakukan masturbasi pun saya tetap merasa kurang puas. Saya yang sehabis masturbasi, membuka jendela kamar saya yang berada di lantai 2 rumah saya. Waktu itu jam 23:30. Saya melihat jalanan di depan rumah sudah sepi sekali. Tiba-tiba ide gila saya mulai lagi. Saya dengan nekat, diam-diam keluar rumah sambil bertelanjang tanpa sepengetahuan siapa pun yang ada di rumah karena semua sudah pada tidur. Saya sampai nekat melompat pagar dengan harapan ada cowok atau pria yang melihat dan memperkosa saya. Apapun asal saya bisa menghisap kemaluannya. Di komplek saya memang sepi sekali pada jam-jam segitu. Saya sedikit menyesal juga, kenapa saya tidak keluar agak lebih sore. Agak dingin juga malam itu atau mungkin juga karena saya tidak memakai selembar pakaian pun. Di ujung jalan, saya melihat masih ada Mas Agus, tukang nasi goreng langganan saya yang masih berjualan. Langsung saya sapa dia. Mas Agus, nasi gorengnya dong.. pinta saya. Lho, Mbak Lili..? Ngapain malam-malam begini masih di luar? Ngga pake apaapa lagi.. sahutnya sambil terheran-heran melihat saya yang tanpa sehelai benang pun di tubuh. Abis panas sih, Mas. Kok tumben masih jualan..? Mas Agus tidak menjawab. Tetapi saya tahu matanya tidak bisa lepas dari payudaraku yang putih polos ini. Ngeliatin apa mas..? kutanya. Ah ngga.. katanya gugup. Lalu Mas Agus menyiapkan penggorengannya untuk memasak nasi goreng pesananku. Saya lihat ke arah celananya, saya tahu batang kemaluannya sudah berubah jadi bertambah besar dan tegang. Karena saya sudah tidak tahan lagi untuk segera menghisap kemaluannya, saya nekat juga. Saya jongkok sambil membuka ritsletingnya dan mengeluarkan batang kejantanannya dari dalam CD-nya. Tidak pakai basa-basi, saya masukkan alat vitalnya Mas Agus ke dalam mulut saya. Saya jilat-jilat sebentar lalu saya hisap dengan bibir. Saya yakin Mas Agus merasakan senang yang tiada tara, seperti mendapatkan rejeki nomplok. Tidak hanya itu, saya juga menjilati dua telor Mas Agus. Memang agak bau sih, tetapi saya benar-benar menikmati kejantanan Mas Agus yang sekarang dia mulai bersuara, Mmmh.. mmh.. uhh.. Kira-kira 15 menit saya menikmati kemaluannya Mas Agus, tiba-tiba Mas Agus menyuruh saya untuk berdiri. Dia memelorotkan celana dan CD-nya sendiri sampai bawah dan menyuruh saya berbalik. Sekarang saya membelakangi Mas Agus. Mas Agus jongkok dan menjilati kemaluan saya. Saya langsung merasakan kenikmatan yang hebat sekali. Hanya sebentar dia melakukan itu. Selanjutnya dia berdiri lagi dan memasukkan batang kejantanannya ke liang senggama saya. Kami berdua melakukan senggama sambil berdiri. Saya melakukannya sambil pegangan di gerobak nasi gorengnya. Saya sudah benar-benar merasa keenakan. Uuuh.. akkhh.. akkh.. akhh.. saya menjerit-jerit kegilaan, untung tidak ada yang mendengar. Mas, kalo udah mau keluar, bilang ya.. pinta saya. Udah mau keluar nih.. jawabnya. Langsung saja saya melepaskan batang kejantanannya dari liang vagina saya dan jongkok di hadapan kemaluannya yang mengacung tegak. Tetapi setelah saya tunggu beberapa detik, ternyata air maninya tidak keluar-keluar. Terpaksa saya kocok dan hisap lagi batang kejantanannya, saya jilati, dan saya gigit-gigit kecil. Setelah itu tibalah saatnya saya menerima upah yang dari tadi saya sudah tunggutunggu, yaitu air maninya yang memang lezat. Crot.. crot.. crot.. semuanya saya minum seperti orang yang kehausan. Langsung saja saya telan dan saya bersihkan kejantanannya dari air mani yang tersisa. Bertepatan dengan itu, 2 laki-laki lewat di depan kami. Ternyata mereka adalah bapak-bapak yang tinggal di komplek ini yang sedang meronda. Lho, Mas Agus lagi ngapain..? kata seorang bapak di situ. Ah ngga pak.. mm.. ini Mbak Lily.. jawab Mas Agus malu-malu. Ini Om, saya habis gituan sama Mas Agus.. saya jawab begitu nekat dengan harapan 2 bapak ini juga mau memperkosa saya seperti yang telah saya lakukan dengan si penjuali nasi goreng. Mereka keheranan setengah mati mendengar pengakuan saya itu. Adik ini tinggal dimana? tanya salah satu dari mereka. Di sana, di blok F. jawab saya. Ayo pulang sudah malam..! Dan saya pun diseret pulang. Saya takut setengah mati karena jika sampai saya dibawa pulang, pasti ketahuan sama orang tua dan saya bakal digantung hiduphidup. Di tengah jalan, saya beranikan diri berkata pada mereka, Om, mau nyusu ngga..? Jangan main-main kamu.. Ayolah Om.. saya tau kok, Om mau juga kan ngewe sama saya..? Mendengar itu, si Om langsung terangsang berat. Saya langsung mengambil kesempatan meraba-raba batang kejantanannya yang tegang. Ayo dong Om.. saya pengen banget lho.. saya bilang lagi untuk menegasakan maksud saya.
Bapak yang satunya lagi langsung setuju dan berkata, Ya udah, kita bawa ke pos ronda aja Pak Karim.. dan Pak Karim pun setuju. Setibanya di sana, ternyata masih ada 3 orang lagi yang menunggu di sana, termasuk Bang Parli, hansip di komplek saya. Saya kegirangan sekali, bayangkan saya akan mendapatkan 6 batang kejantanan dalam semalam. Gila.. beruntung sekali saya malam itu. Setelah kami berenam ngobrol-ngobrol sebentar tentang kejadian antara saya dan Mas Agus, saya langsung memberanikan diri menawarkan kesempatan emas ini ke mereka, Saya sebenernya pengen banget ngerasain barangnya bapak-bapak ini.. Mereka langsung terlihat bernafsu dan terangsang mendengar perkataan saya, dan saya jeas mengetahuinya. Saya suruh mereka berlima melepas celana dan CD mereka sendiri dan duduk di bangku pos hansip itu. Mereka berbaris seperti menunggu dokter saja. Batang kemaluan mereka besar-besar juga. Saya langsung memulai dengan batang kejantanan yang paling kanan, yaitu senjata keperkasaannya Bang Parli. Saya hisap, saya gigit-gigit kecil, saya kocok di dalam mulut saya, dan saya jilati keseluruhan batangnya dan termasuk juga telurnya. Begitu juga pada batang keperkasaan yang kedua, ketiga, keempat, dan yang terakhir miliknya Pak Karim. Setelah selesai, saya masih belum puas kalau belum meminum air mani mereka. Lalu saya duduki batang kejantananmya Bang Parli sampai masuk ke liang senggama saya. Saya kocok-kocok di dalam vagina saya. Sementara itu, Pak Karim dan satu bapak lainnya menjilati dan menghisap puting susu saya, sedangkan yang dua bapak lainnya menunggu giliran. 10 menit setelah itu, saya sudah setengah tidak sadar, siapa yang menggenjot lubang senggama saya, siapa saja yang menghisap buah dada saya, batang kejantanan siapa saja yang sedang saya sepong, seberapa keras jeritan saya dan berapa kali saya sudah keluar karena orgasme. Ada pula saatnya ketika satu senjata kejantanan masuk ke lubang vagina saya, sedangkan satu senjata lagi masuk ke lubang anus saya sambil saya menghisap 3 batang kemaluan secara bergantian. Pokoknya saya sudah tidak sadar lagi. Karena merasakan kenikmatan yang benar-benar tiada tara. Untungnya mereka tidak mengeluarkan air maninya di dalam lubang kewanitaan saya, kalau tidak bisa hamil nanti saya.. berabe dong..! Lagipula saya berniat meminum semua air mani mereka. Akhirnya saat yang saya tunggu-tunggu, yaitu saatnya saya berjongkok di depan mereka dan mereka mengelilingi wajah saya sambil mengocok-ngocokkan barang mereka masingmasing. Sesekali saya masih juga menghisap dan menyedot kelima batang kejantanan itu dengan lembut. Akhirnya, Crot.. crot.. crot.. crot.. crot.. saya malam itu seperti mandi air mani. Saya merasa puas sekali. Waktu pulang, saya diantarkan Bang Parli, si hansip. Ketika sudah sampai di depan rumah saya, sekali lagi Bang parli membuka ritsletingnya dan menyodokkan batang kejantanannya ke dalam lubang senggama saya. Saya melakukannya sambil nungging berpegangan ke pagar depan rumah saya. Selama 10 menit saya dan Bang parli melakukan senggama di depan pagar rumah saya. Air maninya sekarang terpaksa dikeluarkan di punggung saya. Saya tidak menyesal karena air maninya kali ini tidak terlalu banyak. Saya melompat pagar lagi, dan masuk ke kamar diam-diam. Sampai di kamar sudah jam 3 lebih. Badan saya seluruhnya malam itu bau sperma. Saya langsung tidur tanpa mandi dahulu karena besoknya saya harus ke sekolah. Saya yakin mereka semua akan tutup mulut sebab takut dengan istri mereka masing-masing. Posted in Umum | No Comments Villa Surga Kenikmatan Saturday, February 7th, 2009 Saat ini saya menginjak 17tahun, dan kisah ini terjadi kira-kira 2 bulan yang lalu, saat aku liburan akhir semester. Waktu itu aku sedang libur sekolah. Aku berencana pergi ke villa tanteku di kota M. Tanteku ini namanya Sofi, orangnya cantik, tubuhnya-pun sangat padat berisi, dan sangat terawat walaupun usia nya memasuki 38 tahun. Aku ingat betul, pagi itu, hari sabtu, aku berangkat dari kota S menuju kota M. Sesampainya di sana, aku pun disambut dengan ramah. Setelah saling tanyamenanya kabar, aku pun diantarkan ke kamar oleh pembantu tanteku, sebut saja Bi Sum, orangnya mirip penyanyi keroncong Sundari Soekotjo, tubuhnya yang indah tak kalah dengan tanteku, Bi Sum ini orangnya sangat polos, dan usianya hampir sama dengan tante Sofi, yang membuatku tak berkedip saat mengikutinya dari belakang adalah bongkahan pantat nya yang nampak sangat seksi bergerak Kiri-kanan, kiri-kanan, kiri-kanan saat ia berjalan, seeakan menantangku untuk meremas nya. Setelah sampai dikamar aku tertegun sejenak, mengamati apa yang kulihat, kamar yang luas dengan interior yang ber-kelas di dalamnya. sedang asyikasyik nya melamun aku dikagetkan oleh suara Bi sum.
Den, ini kamarnya. Eh iya Bi. jawabku setengah tergagap. Aku segera menghempaskan ranselku begitu saja di tempat tidur. Den, nanti kalau ada perlu apa-apa panggil Bibi aja ya? ucapnya sambil berlalu. Eh, tunggu Bi, Bibi bisa mijit kan? badanku pegel nih. Kataku setengah memelas. Kalau sekedar mijit sih bisa den, tapi Bibi ambil balsem dulu ya den? Cepetan ya Bi, jangan lama-lama lo? Wah kesempatan nih, aku bisa merasakan tangan lembut Bi Sum memijit badanku. ucapku dalam hati. Tak lama kemudian Bi Sum datang dengan balsem di tangan. Den, coba Aden tiduran gih. suruh Bi Sum. Eh, iya Bi. lalu aku telungkup di kasur yang empuk itu, sambil mencopot bajuku. Bi Sum pun mulai memijit punggungku, sangat terasa olehku tangan lembut Bi Sum memijit-mijit. Eh, Bi, tangan Bibi kok lembut sih? tanyaku memecah keheningan. Bi Sum diam saja sambil meneruskan pijatannya, aku hanya bisa diam, sambil menikmati pijitan tangan Bi Sum, otak kotorku mulai berangan-angan yang tidaktidak. Seandainya, tangan lembut ini mengocok-ngocok penisku, pasti enak sekali. kataku dalam hati, diikuti oleh mulai bangunnya Adik kecilku. Aku mencoba memecah keheningan di dalam kamar yang luas itu. Bi, dari tadi aku nggak melihat om susilo dan Dik rico sih. Lho, apa aden belum dibilangin nyonya, Pak Susilo kan sekarang pindah ke kota B, sedang den Rico ikut neneknya di kota L. tuturnya. Oo.., jadi tante sendirian dong Bi? tanyaku Iya den, kadang Bibi juga kasihan melihat nyonya, nggak ada yang nemenin. kata Bi Sum, sambil pijatannya diturunkan ke paha kiriku. Lalu spontan aku menggelinjang keenakan. Ada apa den? tanyanya polos. Anu Bi, itu yang pegel. jawabku sekenanya. Mm.. Bibi udah punya suami? kataku lagi. Anu den, suami Bibi sudah meninggal 6bulan yang lalu. jawabnya. Seolah berlagak prihatin aku berkata. Maaf Bi, aku tidak tahu, trus anak Bibi bagaimana? Bibi titipkan pada adik Bibi katanya, sambil pijitannya beralih ke paha kananku. Mm.. Bibi nggak pingin menikah lagi? tanyaku lagi. Buat apa den, orang Bibi udah tua kok, lagian mana ada yang mau den? ucapnya. Lho, itu kan kata Bibi, menurutku Bibi masih keliatan cantik kok. pujiku, sambil mengamati wajahnya yang bersemu merah. Ah.., den andy ini bisa saja katanya, sambil tersipu malu. Eh bener loh Bi, Bibi masih cantik, udah gitu seksi lagi, pasti Bibi rajin merawat tubuh. Godaku lagi. Udah ah, den ini bikin Bibi malu aja, dari tadi dipuji terus. Lalu aku bangkit, dan duduk berhadapan dengan dia. Bi.., siapa sih yang nggak mau sama Bibi, sudah cantik, seksi lagi, tuh lihat tubuh Bibi indahkan?, apalagi ini masih indah loh.. kataku, sambil memberanikan menunjuk kearah gundukan yang sekal di dadanya itu. Secara reflek dia langsung menutupinya, dan menundukkan wajahnya. Aden ini bisa saja, orang ini sudah kendur kok dibilang bagus. katanya polos. Seperti mendapat angin aku mulai memancingnya lagi. Bibi ini aneh, orang payudara Bibi masih inah kok bilangnya kendur, tuh lihat aja sendiri kataku, sambil menyingkapkan kedua tangannya yang menutupi payudaranya. Jangan ah den, Bibi malu. Bi.. kalau nggak percaya, tuh ada cermin, coba Bibi buka baju Bibi, dan ngaca. Lalu aku mulai membantu membuka baju kebaya yang dikenakannya, sepertinya ia pasrah saja. Setelah baju kebaya nya lepas, dan ia hanya memakai Bh yang nampak sangat kecil, seakan payudaranya hendak mencuat keluar. Aku pun mulai menuntunnya ke depan cermin besar yang ada di ujung ruangan. Jangan den, Bibi malu nanti nyonya tahu bagaimana? tanyanya polos. Tenang aja Bi, tante Sofi nggak bakal tahu kok Aku yang ada dibelakang nya mulai mencopot tali BH nya, dan wow.. tampak olehku didepan cermin, sepasang bukit kembar yang sangat sekal dan padat berisi, melihat itu Adik kecilku langsung mengacung keras sekali. Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Aku langsung meremas nya dari belakang, sambil ciumanku kudaratkan ke lehernya yang jenjang tersebut. Bi Sum yang telah setengah telanjang itu, hanya bisa mendesah dan matanya Meremmelek. Oh.. den jangan den, uhh.. den, Bibi diapain, den Aku tak menggubris pertanyaannya malahan aku meningkatkan seranganku. Kini ia kubopong ke ranjang, sambil menciumi putingnya yang merah mencuat itu, ia pun kelihatan mulai menikmati permainanku, dan Bi Sum telah kurebahkan diranjang, lalu aku mulai lagi menciumi putingnya, sambil menarik jarik yang dipakainya. Uhh.. den shh.. Bibi enak den uh.. shh.. teruus den Aku pun mulai membuka seluruh pakaianku dan ciumanku terus turun keperutnya, dan dengan ganasnya ku pelorotkan CD yang dipakainya, aku terdiam sesaat seraya mengamati gundukan yang ada dibawah perutnya itu. Den, punya aden besar sekali katanya sambil meremas penisku, lalu kusodorkan penisku kemulutnya. Bi, jilatin ya.. punya Andy. Bibir mungil Bi Sum mulai menjilati penisku. uuhh..,
sungguh nikmat sekali rasanya. Mmhh.. ohh.. Bi terus, kulum penisku Bi.., tak lama kemudian Bi Sum mulai menyedot-nyedot penisku, dan rasanya ada yang akan keluar di ujung penisku. Bi.. teruuss, Bi.. aku mmaauu keeluuar, oohh jeritku panjang dan tiba-tiba, serr maniku muncrat dalam mulut Bi Sum, Bi Sum pun langsung menelannya. Aku pun mulai pindah posisi, kini aku mulai menjilati memek Bi Sum, tampak didepan mataku, memek Bi Sum yang bersih, dengan seikit rambut. Rupanya Bi Sum sudah tidak sabar, ia menekan kepalaku agar mulai menjilati memeknya dan sluurpp.. memek Bi Sum kujilati sampai kutenukan sesuatu yang mencuat kecil, lalu kuhisap, dan gigit kecil, gerakan tubuh Bi Sum mulai tak karuan, tanganku pun tidak tinggal diam, ku pilin-pilin putingnya dengan tangan kiriku sedangkan, tangan kananku ku gunakan menusuk memeknya sambil lidahku kumasukkan sedalam-dalamnya. Ohh.. den.. teruuss den jilat teruss.. memek Bibi den.. mmhh katanya sambil menggeliat seperti cacing kepanasan. Ouhh den.. Bibi mau.. keluarr.. den ohh, ahh, den, Bibi keeluuaarr, akhh. Bi Sum menggelinjang hebat dan serr cairan kewanitaannya kutelan tanpa sisa. Tampak Bi Sum masih menikmati sisa-sisa orgasme nya. Lalu aku mencium bibirnya lidahku kumasukkan kedalam mulutnya, ia pun sangat agresif lalu membalas ciumanku dengan hot. Aku pun mulai menciumi telinganya, dan dadanya yang besar menempel ketat di dadaku, aku yang sudah sangat horny langsung berkata, Bi aku masukkan sekarang ya... ia hanya bisa mengangguk pelan. aku pun mengambil posisi, kukangkangkan pahanya lebar-lebar, kutusukkan penisku ke memek nya yang sudah sangat becek. Bless.. separuh penisku amblas kedalam memeknya, terasa olehku memeknya menyedo-nyedot kepala penisku. kusodokkan kembali penisku, bless.. peniskupun amblas kedalam memeknya, aku pun mulai memaju-mundurkan pantatku, memeknya terasa sangat sempit. Den.. ouhh.. teruuss.. denn.. mmhh..sshh. desahan erotis itu keluar dari mulut Bi Sum, aku pun tambah horny dan kupercepat sodokkanku di memeknya. Oh.. Bii memek kamu sempit banget, ohh enak Bii, goyang teruuss Bii.. ouhh.. Den.. cepatt.. den.. goyang yang cepat.. Bibi.. mauu.. keluar.. den.. aku mulai mengocok penisku dengan kecepatan penuh, tampak Bi Sum menggelinjang hebat. Den.. Bibi.. mau keluuaarr.. ouhh.. shhshshshh.. Tahan Bii.. aku.. juga mau keluuarr.. Lalu beberapa detik kemudian terasa penisku di guyur cairan yang sangat deras.. serr.. penisku pun berdenyut hebat dan, serr.. terasa sangat nikmat sekali, rasanya tulang-tulang ku copot semua. aku pun rubuh diatas wanita setengah baya yang tengah menikmati orgasmenya. Bi.. terima kasih ya.. memek Bibi enak kataku sambil mencupang buah dadanya. Den kapan-kapan Bibi dikasih lagi yaa. akhirnya kami tertidur dengan penisku menancap di memek Bi Sum, tanpa aku sadari permainan ku tadi dilihat semua oleh tanteku, sambil dia mempermainkan memeknya dengan jarinya. sekian pengalaman saya dengan Bi Sum, pembantu tante saya yang sangat menggiurkan. lain kali akan saya ceritakan pengalaman saya dengan tante saya yang mengintip permainan saya dengan Bi Sum, yang tentunya lebih menghebohkan, karena tante saya ini orang yang hipersex, jadi nafsunya sangat besar, dan meledak-ledak. Kenikmatan Pesta Seks Thursday, December 11th, 2008 Namaku Nadya. Aku adalah gadis keturunan chinese yang berkulit kuning langsat. Badanku tidak terlalu tinggi hanya sekitar 155 cm dan berat 45 cm. Payudaraku berukuran sedang, sekitar 34B. Usiaku sekarang 22 tahun dan aku tinggal di pinggiran kota Jakarta Aku sebenarnya bukanlah wanita penggoda. Cuman aku sering mendengar dari teman-teman kuliahku bahwa aku termasuk cewek yang berpenampilan sexy dan sering membuat para cowok turun naik jakunnya. Terlebih aku suka memakai kaos longgar, sehingga jika aku menunduk sering terlihat gundukan payudaraku yang terbungkus bra hitam kesukaanku. Di rumahku sendiri, setiap habis mandi, aku selalu hanya membungkus tubuhku menggunakan kimono mandi warna biru muda berbahan handuk. Seringkali karena habis tersiram air yang dingin, membuat puting susuku tercetak di balik kimono. Kamar mandiku sendiri terletak di ruang tamu, dan sering pada saat aku mandi, pacar ciciku datang sedang ngapelin ciciku. Walau aku tidak pernah berpikiran ngeres, tapi sering aku melihat pacar ciciku menelan ludah jika melihat aku habis mandi hanya berbalut kimono itu.
Ayahku adalah seorang penyalur TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Sering kali ada TKI baik pria maupun wanita menginap di rumah sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Hari Minggu kemarin papa baru saja membawa pulang 3 orang TKI pria berusia sekitar 20 tahunan yang kuketahui bernama Maman, Yadi, dan Mulyo. Mereka bertiga orang desa yang bertubuh kekar dan berkulit gelap. Mereka sedang menunggu akan berangkat ke Malaysia. Pagi itu hari Senin, aku sendirian di rumah bersama ke 3 orang calon TKI itu. Mamaku sedang pergi ke Jakarta bersama papaku ada keperluan mendadak. Sementara ciciku pergi bersama pacarnya entah kemana. Aku waktu itu habis beraerobik ria di rumah, dan kemudian ingin mandi. Seperti biasa kubawa saja kimono biruku ke kamar mandi. Dan setelah aku beberapa saat aku selesai mandi, maka kubalut tubuh telanjangku itu dengan kimonoku tanpa apa-apa lagi di baliknya. Kemudian aku berjalan ke halaman belakang hendak menjemur pakaian dalam yang baru kupakai semalam untuk tidur. Kulihat para TKI itu sedang menikmati sarapan pagi. Mereka menyapaku ramah. Kulihat mereka memandangiku saat aku memeras BH hitam dan celana dalam kuningku yang sexy itu. Sebenarnya aku risih juga dilihatin begitu, tapi aku pikir tanggung, sebentar lagi aku akan kekamar untuk ganti pakaian. Maka aku kemudian menjemur pakaian dalamku itu. Pada saat aku berjinjit untuk menaruh pakaian dalamku di jemuran, tak terasa kimonoku sedikit tertarik ke atas, padahal kimono itu hanya sepaha. Maka, tak elak lagi, bulu bulu vaginaku yang tidak tertutup itu sedikit kelihatan membuat mereka melotot. Tapi aku tak menyadari hal itu, kemudian aku berbalik dan masuk ke kamar. Kamarku sendiri ada jendela besar ke halaman belakang. Aku ingat ada para TKI itu, maka korden aku tutup, namun rupanya tidak tertutup rapat dan masih bisa kelihatan dari halaman belakang. Aku melepas kimonoku, dan mulai melotioni tubuh telanjangku ini. Aku tak sadar ada 3 pasang mata yang melotot memandangi tubuh telanjangku ini. Beberapa saat kemudian aku baru sadar saat melihat bayangan di cermin. Maka aku berteriak dan segera menutup payudara dan kemaluanku dengan tangan. Ketiga TKI itu segera lari dan masuk ke kamarku yang memang tak pernah kukunci. Aku kaget melihat mereka bertiga masuk ke kamarku. Non, kami sudah melihat tubuh non yang mulus itu. Sebaiknya non tidak usah melawan karena di sini tidak ada siapa-siapa lagi kata Mulyo cengengesan. Aku masih berusaha galak dan menyuruh mereka keluar. Namun Maman dan Yadi segera maju dan memegangi tanganku. Kemudian aku mereka banting di ranjang. Aku kemudian berpikir daripada aku melawan malah mendapat celaka, maka lebih baik aku pasrah saja dan tidak melawan. Sabar-sabar, jangan pada main kasar gitu donk. Saya kan belum pernah gituan.. pelan2 kek tegurku. Mereka kemudian tidak lagi beringas, dan mendekatiku. Maman segera memelukku dan menciumi bibirku dengan ganas. Mula-mula aku berusaha menolak bibirnya yang bau itu, namun saat Yadi mulai menjilati payudaraku, dan Mulyo mulai mengelus-elus bibir vaginaku dengan tangannya yang kasar itu, aku mulai terangsang dan bibirku mulai membuka untuk membalas serbuan bibir Maman yang tangannya sibuk meremasi pantatku yang bulat itu. Tanganku mulai meraba-raba celana mereka. Dan Yadi berinisiatif membuka celananya dan menyodorkan kontolnya yang lumayan besar itu ke tanganku. Aku agak kaget melihat kontol pria sebesar itu. Aku sudah sering melihat kontol milik pacar-pacarku namun tidak ada yang sebesar itu. Apalagi Maman dan Mulyo menyusul bugil. Ternyata kontol mereka begitu besar. Aku sempat ketakutan, namun dengan halus, Mulyo memegang tanganku dan menaruhnya di batang penisnya. Akupun perlahan mulai mengelus penisnya. Maman melanjutkan menyusu di payudaraku yang montok itu. Aku yang sudah makin terangsang, mulai bergantian menjilati batang penis Mulyo dan Yadi secara bergantian, sementara Maman kini mulai menjilati klitorisku yang memerah. Tiba-tiba aku merasa ingin pipis dan akhirnya keluar cairan banyak dari vaginaku. Ketiga cowok itu segera saja berebut menjilati vaginaku sampai aku kegelian. Yadi kemudian menelentangkan aku di ranjang. Aku merasa inilah saatnya aku akan kehilangan keperawananku. Saat Yadi menempelkan kepala kontolnya yang besar itu di bibir vaginaku aku sempat berusaha menolaknya. Namun dari belakang Mulyo mendorong Yadi sehingga kontolnya langsung amblas ke memekku. Aku menjerit kesakitan. Namun Mulyo segera berinisiatif menjilati puting payudaraku sehingga aku kegelian. Yadi sendiri perlahan mulai menarik majukan kontolnya sehingga aku merasakan kegelian yang amat sangat di lubang vaginaku. Terasa kontolnya memenuhi lubang vaginaku. Tiba-tiba sambil memelukku, Yadi menggulingkan aku sehingga aku berada di atasnya. Mulutnya segera menyerbu ke puting payudaraku yang menggantung bebas. Belum sempat aku berpikir tiba-tiba dari belakang Mulyo menyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam lubang anusku. Aku yang berteriak kesakitan, segera disumpal mulutku dengan kontol Maman samai aku nyaris muntah. Kini dalam keadaan menelungkup, ketiga lubangku sudah dimasuki kontol yang berbeda. Namun aku merasakan sensasi yang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi. Aku mengalami orgasme sampai 3 kali. Akhirnya aku merasa ingin orgasme lagi, dan bersamaan dengan orgasmeku, kurasakan Yadi menyemprotkan banyak sekali spermanya di dalam memekku. Kemudian aku jatuh lunglai di pelukan Yadi. Mulyo kemudian segera menarikku duduk di pangkuannya sambil kontolnya masih menancap di lubang anusku. Dari belakang ia meremas-remas payudaraku yang berguncang-guncang. Maman yang belum klimaks, segera menyodokkan kontolnya ke dalam vaginaku yang nganggur itu. Aku benar-benar sudah merasa kepayahan, hingga akhirnya aku merasa ingin keluar lagi. Tak lama kemudian aku benar-benar tak tahan lagi dan akhirnya aku
menyemprotkan cairan orgasmeku yang kelima. Maman tak lama kemudian menyusul menyemprotkan maninya di dalam memekku. Mulyo rupanya memang yang terkuat di antara mereka. Dia belum keluar, sehingga dia kemudian menunggingkan aku dan kontolnya pindah ke vaginaku. Dari belakang aku disodoknya sambil tangannya memeras-meras payudaraku. 15 menit kemudian dia akhirnya mencapai klimaks dan aku pun juga mencapai orgasmeku lagi. Kami berempat akhirnya lunglai di atas ranjang. Kulihat jam, ternyata sudah hampir 2 jam kami melakukan pesta sex. Aku kemudian mengajak mereka untuk mandi bersama karena aku khawatir sebentar lagi papa mamaku pulang. Kemudian kami berempat mandi bersama. Di kamar mandi ketiga laki-laki itu selalu berebutan untuk menjamah tubuhku yang mulus ini. Sungguh pengalaman ini tak terlupakan bagiku dan aku mulai mengerti nikmatnya sex sejak itu. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku bersama tetanggaku. Situs Cerita Dewasa-Cerita Panas-Cerita Porno-Cerita Seks Ngentot dengan Teman Suamiku Cerita Dewasa.Sebut saja nama ku Sinta, wanita umur 28 thn dan orang-orang bilang bentuk tubuhku amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B, ditunjang wajah cantik (itu juga orang-orang yang bilang) dan kulit putih cerah. Sebelumnya aku memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang aku pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihatku. Menikah dengan Roni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Kami memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks kami baik-baik saja, Roni dapat memenuhi kebutuhan seks ku yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Roni berangkat kerja dan malam sebelum tidur. Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang. Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Bram dari luar kota. Pertama diperkenalkan Bram langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih. Bram cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Bram tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami. Bram tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta. Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Bram muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Bram dan aku juga tidak tega menghentikan Roni, akhirnya ku biarkan Bram melihat kami bercinta tanpa Roni sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Bram melihat tubuh telanjangku ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja. Setelah kejadian itu Bram lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jumat kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni . Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Bram pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelum berangkat aku dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Bram mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan. Dan Bram mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Bram . Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!, canda Bram Ah bisa aja kamu Bram,balasku tersipu. Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Bram meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.
Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi. Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Bram meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Bram telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Bram yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan. Bram apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Bram..lepas..!,rontaku tapi Bram tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang. Bram terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku. Bram..hentikan Bram aku mohon..tolong Bram..jangan lakukan itu..,rintihku, tapi Bram terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu. Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Ketika Bram sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Bram terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Roni yang tidak melihat kami dan meninggalkan Bram dengan G-string hitamku. Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa. Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Bram, diperjalanan dia hanya mengakatakan Maaf Sinta..kamu sungguh cantik malam ini. Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Tanpa sadar ternyata Bram telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya, Sinta aku ingin mengembalikan ini katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Bram telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku. Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku Bram..jangan..ahh..aku mohon, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Bram terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam. Ahhhh?Braam..kau..: Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang Ahhh?.. ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Bram di telingaku Ahhh..hmmfff? aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Bram terkulai di atasku. Maaf Sinta aku tak kuasa menahan nafsuku..bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang,, Roni dan Bram berpamitan untuk nerangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci milik Roni dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya, Bram..kenapa kau ada di sini? tanyaku, Tenang Sinta suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekalipikirku. Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Bram di dalam kolam. Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Bram ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta. Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku. Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya? Arrgghh.. erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku
sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku. Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..Kau sangat cantik dan seksi Sinta..ahh bisiknya ditelingaku. Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku Ahhh.. aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam, Nikmati sayang?demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Bram lah yang berteriak panjang, Kau hebat Sinta..aku cinta kau..AAHHH..HHH dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku. Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar. Setelah Roni pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Roni dapat memberikan kepuasan padaku. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku. Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya Sinta..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita teriaknya keras. Aku yakin Bram juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Bram. Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku. Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku. Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus. Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam. Bram sangat terkejut Sinta..apa yang kamu lakukan?, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang. Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Bram tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Bram yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak. Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Bram yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang bisa saja tibatiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang. Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Bram masuk ke dalam vaginaku Ahh..sssfff..Braaam! erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku. Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras ahh..ahh.. demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Bram duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Bram dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara, kudekap erta Bram seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Bram merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya. Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Bram membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Bram mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Bram merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Bram langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara
yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Bram. Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Bram dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku. Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Bram dengan menaik turunkan pantatku. Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Bram diketuk Roni, Bram..kau sudah tidur?, demikian ketuk Roni. Langsung saja Bram melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar. Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Bram dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Bram telanjang,Sedang apa kamu Bram tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku. Bram hanya tersenyum dan mengatakan,Mau tau aja.. Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi. Setelah Roni keluar, Bram kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,Sinta buka pintunya..sudah aman. Begitu aku buka pintunya Bram langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku Ahhh..ahh.. erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Bram melahap buah dadaku dan putingku. Sepuluh menit berlalu dan goyang Bram semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar.. desahku Tahan sayang kita bersamaan keluarnya, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan. Braaammm.., desahku tertahan. Ahhh Sinta..kau hebat.. demikian katanya. Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul. Terima kasih Bram..kau hebat.. kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Bram di sekujur buah dadaku. Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Bram, kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Bram. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Bram sedang menatap kami dari kamarnya. Dan saat Roni sedang asyik berenang kulihat Bram memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..! kataku pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti. Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Bram. Di sana Bram sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya. Gila kamu Bram..bisa ketahuan Roni lho, protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku Tapi kamu menikmatinya khan?!, goda Bram sambil mencium leher belakangku. Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Bram menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku, Gila kau Bram, Roni bisa melihat kita, tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benarbenar sangat menikamti renangnya. Di kamar Bram pun aku sangat menikmati sentuhan Bram. Sinta kamu suka ini khan? tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang. AHH..Bram.. teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya. Langsung saja Bram memaju mundurkan penisnya di vaginaku..Ahh.. Bram lebih kencang..fuck me Bram..puaskan aku Bram..penismu sungguh luar biasa..Bram aku sayang kamu.. teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Roni. Bram mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,Sinta..khhaau hhebat.. desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Bram maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan Teruuus Bram lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam, teriaku. Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh. teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu. Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku
dengan tantangan bercinta bersama Bram. Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Bram sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku, Bram kamu nakal desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Bram kudapatkan gairah terpendamku selama ini. Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Bram harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Bram menyempatkan bercinta kembali 2/15/2009 Mencoba Kejantanan 5 Prajurit Pada suatu sore saat aku dengan Dewi temanku dalam perjalanan di jalan bebas hambatan, waktu itu hujan cukup deras sehingga jalanan kurang nampak jelas dari kaca mobil kami. Dewi yang memegang setir pada waktu itu sebenarnya juga mengendarai dengan hati-hati, tapi karena sedang apes mobil yang kami naiki itu keluar jalur dan mobilnya terperosok ke dalam parit. Untung Dewi tidak ngebut sehingga kami berdua selamat dan tidak mengalami lecet sedikit pun. Karena mobilnya terperosok ke dalam parit, maka kami tidak bisa langsung membawa mobil ke jalur yang semestinya lagi. "Waduh.. Sus! Nggak bisa keluar nih bannya, mana HP-ku habis batterainya, wah! Gimana nih?" Dewi panik dan sepertinya kehabisan akal. "HP-ku juga nih, mana hujan lagi, sepi kendaraan lagi, kalau gini sich! Meski ada orang yang memperkosa kita nggak pa-pa deh! Asal kita diantar pulang saja", aku ngomong sekenanya. "Gila kau Sus, tapi benar juga asal jangan kasar-kasar kali ya, hehehe..!" "Loh! Semakin kasar semakin nikmat lagi, hahaha..!" kami tertawa seakanakan kami sudah terlepas dari masalah. "Sus, kalau kita di dalam mobil saja, kita akan di sini sampai mampus", gerutu Dewi. "Habis gimana lagi, di luar kan hujan gitu." "Yah kamu, nggak takut diperkosa, masak takut sama hujan, ya sudah aku saja yang keluar, kucoba dorong mobil ini keluar dari lubang", Dewi nekat dengan semangat empat lima dia keluar dan mulai mendorong moncong depan mobil sialan ini. Aku melihat Dewi berusaha dengan keras dan mengerahkan seluruh tenaganya, tapi mobil sialan ini tidak bergerak sedikit pun. "Sus! Hidupin mesinnya!" Dewi teriak-teriak, kuhidupkan mesin lalu giginya kuganti gigi mundur, ternyata mobil hanya bergeming sedikit saja. Lalu aku ikut keluar dan juga mencoba mendorong sama-sama dan ternyata tidak membawa perubahan yang berarti. "Ya.. nggak bisa juga Wik", keluhku. "Iyah, tapi bodimu cukup bagus basah-basah gini Sus.." "Kamu itu mabok ya? Tapi bodimu juga terlihat bagus", lalu kami tertawatawa. "Hei..! Sus itu ada mobil, kita cegat yuk", sambil Dewi menunjuk ke arah mobil truk yang semakin mendekat, dan kemudian kami bergegas berlari sampai ke tengah jalan dan melambai-lambaikan kedua tangan kami. Dan kami berhasil, truk itu ternyata adalah truknya tentara. "Kenapa kalian? Kenapa dengan mobilnya?" Teriak supir truk, dan kami menghampirinya, "Itu Pak mobil kami masuk parit, jadi mobil kami tidak bisa jalan lagi nih Pak!" kujawab dengan nada yang mesra. "O iya! Hei! Anak-anak bantu nyonya-nyonya ini ayo cepat." Kemudian turun empat orang dari belakang truk itu. "Mari Nyonya, anda yang pegang kemudi", kata salah satunya dengan tegas kepadaku, lalu kujawab, "Loh, kok Nyonya sih, kan aku masih muda dan single lagi", sambil kugoda dia, huh badannya tegap, tampangnya nggak jelekjelek amat, tapi yang penting kan bodinya kekar. Kucoba menghidupkan mesin lagi beberapa kali tapi tak mau hidup-hidup, waduh kenapa ya?, dan kulihat ternyata bensinnya sudah habis. "Waduh Mas bensinnya habis, ada cadangan ngak mas-mas ini", teriakku. "Waduh maaf Nona kami tak punya.." "Yah sudah, kalau gitu kami ikut kalian saja", setelah kami mengambil tas, kami langsung naik truk mereka. Setelah masuk, dengan santainya aku melepas bajuku yang basah di hadapan keempat prajurit yang tidak jelas pangkatnya itu, kulihat mereka menatap kami tanpa berkedip sedikit pun, lalu kudekati salah satu dari mereka setelah pakaianku terlepas semua. "Kenapa? suka dengan bodiku hmm.." godaku. Kulihat jakunnya naik turun dan matanya tak henti-hentinya melihat payudaraku yang boleh dibilang montok dan seksi cukup mengoda pokoknya. Lalu kupegang tangannya, kudekatkan ke bongkahan payudaraku, "Gruungg!" suara itu tiba-tiba merusak suasana hening, "Hei! Jangan berangkat dulu", mereka berempat bergegas mendekati jendela sopir, entah apa yang mereka
bicarakan. "Sus, kamu sudah gila ya?" tegur Dewi yang terlihat agak malu-malu tapi mau. "Sudahlah, lagian kita kan kedinginan butuh penghangat dong", sambil kucubit susu kirinya dan Dewi pun tersenyum dan mulai melepas bajunya. Mesin truk tak lama kemudian mati lagi dan keempat prajurit itu dengan cepat melucuti bajunya masing-masing. "Nona jangan salahkan kami, karena kami sudah empat bulan tidak pernah menyentuh wanita, mungkin nanti agak kasar", kata salah seorang prajurit yang hanya tinggal celana dalamnya saja yang menempel di tubuhnya. Kemudian dia mendekap tubuhku lalu langsung melumat halus bibirku, ternyata dia mahir memainkan lidahnya, nafasku habis rasanya, dan sekilas kulihat prajurit yang lain menggelar terpal dalam tuk yang cukup luas itu dan kulihat Dewi sudah mulai dikerjai seorang prajurit yang mulai membelai, mencium dan mengulum dada montok milik Dewi. Setelah beberapa saat berciuman, prajurit yang berhadapan denganku mulai mencium leher di bawah telingaku sambil mendesah-desah merasakan kenikmatan, setelah itu dia merambat mengerjai susu sebelah kiriku dengan liar dan ganas. Ssst! Sunguh nikmat sekali. Dengan tiba-tiba badanku ditarik lalu dibaringkan ke atas terpal kasar di lantai truk itu. Sekilas kulihat supir tadi juga mulai naik, kemudian dengan tergesa-gesa melepas pakaiannya sampai polos, lalu mendekatiku dan menuju selangkanganku, kemudian dia menjilati liang kewanitaanku, langsung aku mendesis dan mengeram, dengan tiba-tiba prajurit yang tadi membaringkanku langsung menghimpit kepalaku dengan selangkangannya, kemudian dengan cepat kulepas celana dalamnya. Setelah keluar batang kemaluannya kemudian langsung kulahap batang kemaluan yang lumayan besar itu. Kukulum-kulum dan kusedot kuat-kuat hingga prajurit itu mengeram-ngeram sambil menekan-nekan kepalaku sampai aku sesak nafas. Sesekali aku mendengus dan mendesis akibat ulah supir truk yang mejilat dan menggigit lembut klitorisku, sampai tubuhku mengejang lalu tak lama kemudian sepertinya tumpah semua cairan dalam liang kewanitaanku. Aku tetap sibuk dengan batang kemaluan yang ada dalam mulutku lalu kurasakan payudaraku ada yang meremas dan sesekali dikulum-kulum. Sungguh kewalahan aku melayani mereka. Dengan tiba-tiba aku mendengar erangan Dewi tepat di sebelah kiri kupingku, ternyata dia sedang dalam keadaan tengkurap di antara kedua prajurit. "Gilaa Suss.. ughh.. sst!" Dewi mulutnya ngomel-ngomel nggak karuan sambil merem-melek tak berdaya. Gila, Dewi dikerjai depan belakang. Lalu prajurit-prajurit yang mengerjaiku berusaha membimbingku untuk nungging, setelah nungging di atas salah seorang dari mereka dan setelah batang kemaluan prajurit di bawahku tepat di antara bibir kewanitaanku, pantatku ditarik dengan keras-keras hingga masuk semua betang kemaluan prajurit itu dengan lancar karena liang kewanitaanku sudah licin. Setelah beberapa kali genjotan prajurit yang lain berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anusku. "Ssst.. aah.. aah!" Gila sakit banget, baru kali ini anusku digarap orang. "Aaakkh..!" aku menjerit sekuat tenaga begitu batang kemaluan prajurit yang besar itu masuk ke dalam anusku. Selang beberapa saat, terasa juga nikmatnya gesekan dari dua lubangku yang sebelumnya tidak terbayang, meski rasa sakit masih menyertai. Kemudian tubuhku mengejang dan sampailah aku pada klimaks kedua, tapi kuperhatikan kedua prajurit itu masih sibuk menggenjotku. Pelir besar tiba-tiba berada di wajahku, kemudian peler itu didorongnya ke mulutku yang kemudian kukulum dan kusedot, di sela-sela desisan dan eranganku. "Ayo Nona sedot yang kuat!" kata prajurit itu sambil menekannekan kepalaku. "Uuugh.. aakh.. esst!" suara geraman dan desisan silih berganti saling sahut menyahut dalam truk itu. Saat kulihat di sebelah, Dewi terkapar dan lemas, sesekali dia mengeram karena prajurit itu masih getol menyetubuhi Dewi. Gila rasanya aku mau keluar untuk ketiga kalinya sebentar lagi, beberapa saat kemudian kurasakan kedua prajurit yang menyetubuhiku depan belakang mengeram serta merangkul kuat-kuat tubuhku dan kemudian kurasakan liang kewanitaan dan duburku tersembur cairan yang hangat hampir bersamaan, aku pun mencapai klimaks yang ketiga. Setelah aku mencapai klimaks, aku semakin bersemangat mengulum dan menyedot batang kemaluan di hadapanku sampai pada akhirnya cairan hangat itu menyembur memenuhi rongga tenggorokanku. Lalu prajurit itu melepaskanku dan bergerak menjauhiku. Dan kulihat Dewi pun mulai di tinggal sendirian, kemudian kelima prajurit itu mendekat. "Ayo sini kita gantian, aku pingin rasain juga dia", kata salah satu dari mereka sambil tertawa-tawa, waduh habis aku. Dua prajurit yang menyetubuhi Dewi mendekat, lalu satu dari mereka menggendongku dan kemudian setelah pelernya tepat di tengah-tengah liang kewanitaanku, aku sedikit diturunkan dan amblas sudah batang kemaluannya tertelan liang kewanitaanku tanpa halangan. Aku disetubuhinya sambil berdiri, sambil tangannya tak henti-hentinya naik turun dengan posisi aku merangkul erat tubuhnya, kemudian dari belakang duburku disodok peler dari belakang, aku menjerit dan mengeram kesakitan, buah dadaku digerayanginya dengan brutal. Setelah beberapa saat aku dikerjain berdiri, aku diturunkan kemudian aku disuruh mengangkangi seorang prajurit, dan setelah pas masuklah kembali peler besar itu dalam liang kewanitaanku, dan yang lain menyusul menimpaku dari belakang, dan bukannya masuk ke duburku melainkan juga masuk ke dalam liang kewanitaanku, gila ini prajurit, dengan kasar dan brutal akhirnya masuk juga pelernya meski hanya setengahnya, tapi sakitnya bukan main aku menjerit-jerit minta ampun tapi tidak di gubrisnya. Karena mungkin tidak memuaskan dia, maka peler yang masuk hanya setengah itu dicabutnya kemudian dengan serta-merta menyodokkan ke
duburku dengan keras, lalu mengosoknya dengan brutal, tak lama kemudian dia mencapai klimaks, setelah beberapa saat lalu batang kemaluannya dicabutnya. Sekarang aku berkonsentrasi pada satu orang saja, aku merubah posisiku dengan posisi nangkring di atas selangkangannya, kemudian aku mulai naik turun dan sedikit goyang kanan kiri, hingga tak lama kemudian pertahanannya terlihat sedikit goyang, begitu pula aku sepertinya aku akan mencapai klimaks keempat kalinya. Setelah beberapa saat kurasakan liang kewanitaanku di sembur cairan hangat dan kemudian aku pun mencapai klimaks yang keempat kalinya, kami pun saling menggeram, lalu aku menggulirkan tubuhku di samping prajurit yang terlihat lemas. Kulihat Dewi masih di kerjai tiga orang prajurit, Dewi meringis-ringis sambil terus dijejali batang kemaluan prajurit yang besar itu. Karena aku merasa kasihan dengan Dewi dengan sedikit sempoyongan kuhampiri mereka kemudian kutarik salah satu dari mereka yang sedang getol-getolnya ngerjai dubur Dewi lalu kukangkangi dia, setelah tepat posisi pelernya diantara bibir kewanitaanku, kududuki dan langsung masuk seluruh batang kemaluan prajurit itu. Kugoyang-goyang dengan gencar hingga prajurit itu kewalahan menghadapi seranganku, membuatnya tak kuasa menahan lahar spermanya, menyemburlah spermanya dalam liang kewanitaanku. Karena aku belum mencapai klimaks lagi kepalang tanggung sehinga aku tetap menggoyang pinggulku sampai aku mencapai klimaks. Setelah selesai prajurit-prajurit itu mengerjaiku dan Dewi mereka terlihat lelah. Aku menghampiri Dewi, kulihat wajahnya sudah lelah, "Gimana Wik?" bisikku. "Wah! habis aku, sampai aku klimaks lima kali Sus", Dewi menjawab pertanyaanku dengan sisa-sisa tenaganya. Setelah itu kami minta diantar ke rumah kontrakanku dan kemudian aku menghubungi jasa mobil derek kemudian kami istirahat setelah kami mandi bersama. 2/15/2009 Seluruh Lelaki Ingin Memperkosaku Kalau ada orang yang benci pada dirinya sendiri, barangkali aku adalah orangnya. Aku sungguh benci pada tubuhku, wajahku, rambutku dan semuanya. Ya.., perasaan itu semua timbul karena segala kelebihan yang kumiliki justru mengancam diriku sendiri. Berkali-kali jiwaku terancam karena mereka ingin memperkosaku. Yang Jebih mengherankan adalah mereka bukanlah orang lain, melainkan orang-orang yang aku kenal. Orang yang sangat dekat dengan diriku. Sungguh memalukan. Sampai sekarang aku masih terus memikirkan mengapa orang-orang di sekelilingku ingin memperkosaku. Ya ayah kandung, ayah tiriku, dan paman. Entah mengapa mereka begitu bernafsu melihatku. Padahal mestinya mereka jadi pelindungku. Aku hampir tak percaya akan semua ini. Begitu berat beban yang harus kupikul sehingga aku hampir bunuh diri. Kupikir hanya itu jalan satu-satunya untuk keluar dan persoalan ini. Beruntunglah saat aku mengambil pisau dapur ketahuan paman. Saat itu juga aku dicegah untuk tidak melanjutkan niatku. Aku terksiap begitu dibentak paman, "Apa kamu sudah gila ya?" Mendengar itu aku cuma bisa menangis, tak kuasa berbuat apa-apa. Rasanya segala yang kuperbuat serba salah. Waktu itu aku memang ikut paman, setelah ayah dan ibu bercerai. Aku berpikir dengan ikut paman akan lebih aman. Tidak berpihak kepada ayah maupun ibu. Biarlah paman Sebagai pengganti orang tuaku. Di rumah itu aku diberi kamar sendiri. Kebetulan paman dan bibi tidak punya anak. Hitungannya aku ini sebagai anak angkatnya. Mugkin karena itu aku sangat diperhatikannya, meski aku diambilnya ketika usiaku sudah menginjak remaja, 16 tahun. Hari-hari pertamaku tinggal bersamanya dengan penuh keceriaan. Akupun mulai lupa dengan persoalan ayah dan ibu. Kupikir tak ada gunanya aku ikut memikirkan persoalan mereka, toh aku sudah dewasa. Dalam sehari-hari aku memang tergolong gadis yang lincah. Dalam berbusana aku paling suka dengan rok mini. Mungkin karena aku senang menampakkan kelebihanku pada paha dan kaki yang putih mulus. Ditambah tubuhku yang ramping dan padat berisi. Dengan tinggi badan 167 cm dan berat 48 kg, ditunjang dengan kesempurnaan payudaraku yang berukuran 36C memang membuat banyak pria yang tertarik bahkan tergila-gila pada diriku. Sungguh aku tak menyangka jika kesempurnaan penampilanku yang seperti itu malah menjadi bumerang. Memang banyak pria kemudian tergoda melirikku. Tapi yang tidak kusangka sama sekali kalau bahkan pamankupun ikut tergoda. Malam itu aku tidur tanpa sempat ganti baju. Tidak biasanya aku memang ganti baju. Hanya kalau ingin saja, aku ganti baju tidur. Saat tidur itulah rupanya aku lupa mengunci pintu kamar. Aku baru terbangun ketika kurasa ada tangan nakal mengusap-usap pahaku. Betapa aku terkejut, ternyata yang ada di sisi tempat tidurku adalah pamanku sendiri. Aku terpekik, tapi seketika itu juga
tangan paman membekap mulutku. Dengan penuh harap aku memohon agar paman tak melanjutkan niatnya. Pamanpun memohon maaf dan menyatakan kehilafannya. Kuakui istri paman memang tidak begitu cantik. Ia juga tak begitu pintar merawat diri, sehingga tubuhnya yang gemuk dibiarkan begitu saja. Dalam berpakaian sekenanya, paling banter pakai daster lusuh atau kaos oblong. Kupikir-pikir memang, kok maumaunya paman sama bibi. Apa tidak ada wanita lain, kata batinku. Aku tak menyalahkan kalau kemudian paman melirik wanita lain, yang tidak kumengerti karena wanita yang dipilih adalah aku, kemenakannya sendiri. Untuk beberapa hari aku masih terus berpikir, jangan-jangan paman akan mengulangi perbuatannya lagi. Itu makanya setiap tidur aku tak bisa nyenyak. Kadang-kadang tengah malam aku terbangun, hanya khawatir paman tiba-tiba masuk kamarku. Setelah kupikir-pikir, akhirnya kuputuskan untuk keluar dari rumah paman. Daripada tiap hari hatiku tak tenang. Sebenarnya bibi sempat bertanya-tanya tentang keinginanku itu. Apalagi aku masih sekolah, saat itu kelas 2 di sebuah SMU Negeri di Surabaya. Tapi dengan alasan aku kangen pada ayah, dia pun melepaskanku. Pamanku sendiri memaklumi, bahkan masih sempat minta maaf berkali-kali padaku. Rupanya dia sangat menyesali perbuatannya. Selanjutnya aku memang pergi ke rumah ayah di Bali. Aku sudah tak ingat dengan sekolahku. Pikirku yang penting bagaimana bisa terbebas dari rasa takut. Aku berharap dengan ikut ayah hatiku bisa tentram. Sejak pisah dengan Ibu, ayah memang tinggal di sana karena alasan dagang. Ternyata ayahku sudah menikah lagi dengan seorang gadis asal Kalimantan. Ayahku sendiri berasal dari Sunda. Aku lebih memilih tinggal bersama ayah karena ibuku telah menikah lagi Bahkan ibu telah menikah untuk kedua kalinya. Yang terakhir dia menikah dengan seorang pegawai negeri. Ketika melihat aku datang, ayah sangat senang. Kebetulan dari pernikahan dengan gadis Kalimantan itu, ayah belum juga dikaruniai anak. Jadilah aku dijadikan anak yang manja. Bagi ibu tiriku juga tak masalah. Dia menganggapku sebagai adiknya, kebetulan dia masih sangat muda, usianya sekitar 30 tahun. Di rumah ini pun aku mendapatkan sebuah kamar. Hari-hariku boleh dikata lebih banyak bersama ibu tiri. Itu karena ayah terlalu sibuk dengan usahanya di luar. Aku hanya bertemu ayah ketika terlambat tidur, atau pagi sekali sebelum dia berangkat kerja. Sekali waktu aku sudah tertidur pulas ketika ayah datang. Saat itulah ayah masuk ke kamarku yang hanya ditutup kain gorden. Lagi-lagi kejadian serupa yang dilakukan paman terjadi. Aku terbangun ketika ayah sedang asyik mengusap-usap pahaku. Saat itu aku memang sedang mengenakan rok mini. Mungkin ayah sangat terangsang saat menatap rokku yang tersingkap. Aku tak menyangka sama sekali jika ayah bisa berbuat seperti itu. Tidakkah ia ingat bahwa aku ini anaknya, darah dagingnya. Mengapa dia mesti berbuat seperti itu kepadaku. Toh dia sudah punya istri. Apalagi istrinya juga tidak jelek-jelek amat dan masih muda. Tapi itulah manusia, ketika sudah dikuasai nafsu, akal sehatnya pun hilang. Andai saja aku tak terbangun, entah apa yang terjadi. Mungkin aku sudah ditindihnya. Rupanya Tuhan masib menyayangi diriku. Sejak kejadian itu pikiranku kembali kalut. Kadangkadang aku berpikir betulkah aku ini anak kandungnya. Jangan-jangan aku cuma anak angkatnya, Sebab kalau memang aku anak kandungnya, mengapa ayah, paman tak melihat aku sebagai bagian dari dirinya. Seperti ketika paman hendak memperkosaku, akupun berkali-kali menyadarkan ayahku. Aku meminta agar ayah sadar. "Sadarlab pak! Ingat aku ini anakmu masak tega menodai..", kataku setengah berbisik karena takut terdengar ibu tiriku. Untunglah ayah tak memaksa, dan dia pun minta maaf atas apa yang baru ia lakukan. Esok harinya kami berusaha bersikap seperti biasa, seakan tak terjadi apa-apa. Ayah pun segera berangkat, sepertinya dia sangat malu atas kejadian semalam. Tinggalah aku merenung. Aku lebih banyak berdiam di kamar dengan pura-pura membaca majalah. Padahal hatiku sangat gelisah. Tidak lama setelah kejadian itu, akhirnya kuputuskan kembali ke Surabaya. Kupikir biarlah aku hidup bersama ibu dan ketiga adik-adikku Selama ini, tiga adik-adikku itu, 2 laki-laki dan seorang perempuan, memang ikut ibu. Barangkali dengan hidup di rumah yang banyak orang aku terhindar dan tangan-tangan jahil. Aku yakin bahwa di rumah ibu lebih aman, apalagi ayah tiriku usianya sudah 50 tahun. Jadi tak mungkin dia macam-macam. Aku juga sekamar dengan adikadikku. Sejak saat itu aku juga mulai menjaga penampilanku. Aku tak lagi senang memakai rok mini meski itu menjadi busana favoritku. Tapi barangkali sudah suratan nasibku harus jadi korban kebiadaban. Aku tak habis pikir ada apa sebenarnya ditubuhku sehingga bisa memancing hasrat para lelaki untuk memperkosaku. Hari ini, siang hari, ketika adik-adikku pada sekolah dan ibu ke pasar. Tiba-tiba saja ayah tiriku yang biasa kupanggil abah sudah mendekapku dari belakang. Belum sempat aku bertanya, dia sudah membalikkan tubuhku dan mendorongku ke
tempat tidur. Dalam posisi berhadap-hadapan, akhirnya aku berusaha lepas sambil mengingatkannya. Aku memohon pada abah agar dia tak melakukannya. Pada saat-saat genting itulah ibu datang dan menyelamatkan diriku. Aku langsung keluar dan mengadu pada ibu. Di pangkuannya aku menangis sejadi-jadinya. Mengetahui kejadian itu, ibu sangat marah. Tapi rupanya abah sudah pergi meninggalkan rumah. Sejak saat itu ibu mewanti-wanti. Ia bilang kalau ada apa-apa jangan sungkan-sungkan mengatakannya. Entah sudah berapa hari abah tidak pulang, tapi yang kutahu kemudian Ibu mencaci maki abah ketika kembali ke rumah. Abah rupanya sadar dan minta maaf berkali-kali kepada Ibu. Ia juga memanggilku kemudian minta maaf atas perbuatannya. Aku dan Ibu akhirnya berangkulan dan bertangis-tangisan. Kulihat abah hanya menunduk lesu di kursi. Barangkali juga menangis. Sejak kejadian itu aku betul-betul dibuat bingung. Mau pergi, tapi mau kemana lagi. Sepertinya aku lolos dan mulut singa, tapi masuk mulut buaya. Akibat kejadian demi kejadian, aku jadi takut dekat laki-laki. Setiap ada laki-laki yang ingin mendekat, aku jadi curiga. Aku betul-betul trauma, tak tahu harus bagaimana menghadapinya. Berhari-hari aku merenung, tapi ibu terus membesarkan hatiku agar tabah menghadapi cobaan ini. Yang penting belum terjadi kan? Percayalah untuk kedua kalinya takkan terulang lagi. Imi akan menjagamu Nak", kata ibuku memberi keyakinan. Untuk tidak menambah kalut pikiran ibu, akupun mengurungkan niatku untuk menceritakan kejadian sebelumnya. Sampai sekarang dia tak tahu kalau sebenarnya percobaan perkosaan ini sudah untuk ketiga kalinya menimpa anak gadisnya. Pikirku biarlah masalah ini kupendam sendiri, yang penting kegadisanku masih utuh. Aku hanya berharap jangan sampai terulang lagi. Hari-hari selanjutnya kucoba menenangkan diri sambil terus memperbaiki sikapku. Aku juga mulai mengisi hari-hariku dengan kesibukan. Daripada tidak Sekolah, aku ikut kursus komputer dan Bahasa Inggris. Bukan itu saja, diwaktu-waktu senggang aku masih sempatkan ikut fitnes, meski hanya sekali atau dua kali seminggu. Sungguh, dengan ikut fitnes itu tubuhku makin tampak padat berisi dan kata teman-teman aku tambah cantik. Tapi walaupun begitu aku jarang sekali memakai rok, apalagi rok mini. Aku lebih suka memaka celana panjang dengan baju yang tertutup. Abahku juga rupanya sudah menyadari kesalahannya dan tak pernah lagi melirik-lirik diriku. Mungkin takut sama ibu. Mereka berdua tampak lebih sibuk mengurusi tokonya yang selalu ramai dengan pengunjung. Disaat-saat aku mulai tenang, timbul masalah-masalah baru dalam hidupku. Dua orang paman tiriku, saudara abah tiriku sama-sama mencintaiku. Pamanku itu kakak beradik, tapi hatiku berkata lebih senang adiknya. Bukan saja usianya yang lebih pas dengan usisiaku, tapi juga wajah adiknya lebih ganteng. Rupanya mereka berdua, sebut saja Paman A dan Paman B saling bersaing ketat untuk merebut hatiku, meski di antara mereka tak saling tahu. Entah mengapa aku begitu sulit menolak ajakan mereka. Makanya ketika A membelikan cincin atau keperluan lainnya, akupun menerimanya saja. Padahal Jujur kukatakan aku tak begitu suka dengannya. Kepada B aku suka, tapi sayang terlalu pecemburu. Aku khawatir terjadi apa-apa di antara mereka. Pada saat bersamaan aku berkenalan dengan Kus, seorang rnahasiswa sebuah PTS di Surabaya. Pemuda ini cukup terpelajar, akupun senang. Herannya, yang mengenalkan Kus kepadaku adalah paman B. Mereka adalah teman akrab. Aku betul-betul dibuat bingung oleh ketiga laki-laki ini. Semuanya punya kelebihan dan kekurangan. Kus sendiri mengaku telah punya tunangan. Tapi katanya dia lebih mencintai aku. Dalam usia 19 tanun sekarang sebenarnya aku juga sudah kepingin kawin. Tapi siapa di antara ketiga laki-laki itu yang layak kupilih? Dengan A atau B tidak mungkin, sebab bagaimanapun dia adalah pamanku, meski hanya paman tiri. Dengan Kus aku masih ragu, walaupun seandainya disuruh memilih aku pilih dia. Dalam kebingunan, rasanya aku ingin pergi jauh untuk menenangkan diri. Aku ingin kerja, meski itu di luar negeri sekalipun. Tentu pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan yang kumiliki. Tapi dimana? 1/04/2009 Dapur Kenangan Sampai saat ini sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi pada diri saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah yang lebih tua 8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat mencintai suami saya. Begitu
pula suami saya terhadap saya (saya yakin itu benar). Karena saya dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami. Karena rumah kami masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kuliah. Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur. "Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?" "Iya nih Pak Sastro, lagi libur.." jawab saya sambil membukakan pintu rumah. "Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng.." katanya. "Oh, silahkan..!" kata saya. Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya. Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga memandang saya. "Eh, ada apa Neng..?" katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi. Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami. Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka. Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Sastro. "Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya.." katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat. Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya. Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya. Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, "Nggak usah malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok.." "Jangan Pak..!" kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya. Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan santainya malah berkata, "Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara teriakan Neng nggak bakal ada yang denger.." Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak kegirangan. "Wah, bagus betul ni tetek.." kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya sekeras-kerasnya."Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa.." kata saya. "Tenang aja deh kamu nikmati aja.." kata teman Pak Sastro yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.
menikmati diperkosa. Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai menjilati kemaluan saya. "Wah.., memeknya wangi loh.." katanya. Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya. Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro. Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya. Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata. "Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti nikmat.. ha.. ha.. ha.." Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu. Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak. "Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini.." katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam vagina saya. Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya. Dan tidak lama kemudian, "Bless..!" terong itu masuk 3/4-nya ke dalam vagina saya. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan. "Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha.. ha.." kata si botak. "Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!" kata si gendut. Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat. Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya. Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, "Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!" Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata. "Sekarang kamu maju pelan-pelan.." Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun. 1/04/2009 Dendam Kesumat Aku sebenarnya dulu pernah berkenalan dengan seorang pria lewat sebuah program chatting dan kisah nyata ini adalah awal kejadian aku kehilangan mahkota yang paling berharga. Pertama kali dia berkenalan denganku, dia nampak seperti seorang gentleman yang benar-benar menarik hatiku sehingga aku waktu itu benarbenar jatuh hati padanya. Anggap saja namaku adalah Lina dan nama cowok itu adalah Irwan. Tak lama dari perkenalan kami, aku menjadi akrab dengan Irwan. Irwan sering menjemputku dari tempat kuliahku dan aku sempat menganggap bahwa dia adalah calon suamiku nantinya karena aku benar-benar serius dengannya. Aib ini berawal dari kesalahanku yang fatal di mana aku mempercayakan dia untuk memegang kunci kamarku karena saat aku kuliah dulu, aku tinggal di rumah kost bersama dengan anak-anak dari berbagai macam daerah. Suatu ketika, aku sedang tidur nyenyak karena aku merasakan kelelahan yang amat sangat karena aku baru saja menyelesaikan skripsiku yang sudah kupersiapkan selama berminggu-minggu. Tiba-tiba, aku berasa kedinginan dan aku terbangun karena perasaan kedinginan tersebut dan ketika aku terbangun, aku kaget sekali karena aku melihat Irwan sedang bermasturbasi di depanku, sementara aku sekarang sudah tanpa busana. Aku mengerti akhirnya mengapa aku terbangun karena perasaan dingin, rupanya Irwan menelanjangiku dan menjadikanku sebagai obyek masturbasinya. Aku dengan cepat menutup tubuhku dengan pakaianku, akan tetapi belum selesai aku memakai pakaian, Irwan memelukku dan membuka kembali pakaianku yang sudah berantakan dengan paksa. Irwan memukul pipiku dengan keras sehingga aku menjadi menangis ketakutan. Di saat aku sedang menangis itu, aku menyadari bahwa Irwan yang sekarang berada di depan mataku itu tidak sama seperti Irwan yang kukenal sebelumnya sebagai seorang cowok yang pengertian dan sangat gentleman. Yang nampak di depanku sekarang ini tidak lebih dari seorang laki-laki liar yang haus akan seks karena sekarang Irwan sedang mendekati tubuhku yang sedang gemetar karena ketakutan dan dia mulai menjilati tubuhku sehingga aku merasakan geli yang amat sangat. Lidahnya terus-menerus aktif menjilatiku dari leher, buah dada hingga ke pangkal kemaluan. Ketika dia mulai mencium dan menghisap-hisap klitoris, aku merasakan sesuatu yang sangat aneh karena suatu aliran birahi yang menuntut lebih membuatku menjadi mendesah karena merasakan kenikmatan dan sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Secara tidak sadar, aku mendesah dan aku mengibas-ngibaskan rambutku yang hitam panjang ke kiri dan ke kanan karena aku merasakan kenikmatan yang amat sangat ketika Irwan mulai menjilati setiap inci liang kenikmatanku bahkan aku terus merasakan kenikmatan itu sampai akhirnya aku menangis bercampur dengan desahan panjang karena aku merasakan liang kenikmatanku mengeluarkan cairan kenikmatan yang terus dijilat oleh Irwan sampai habis tidak tersisa. Aku menutup mataku karena aku masih tidak mengerti apa yang terjadi di dalam diriku karena sekarang ini perasaanku bercampur antara benci pada Irwan dan keinginan untuk berbuat lebih dengannya karena aku ingin merasakan kenikmatan itu kembali. Walaupun aku hanya berdiam diri atas perlakuannya dan tetap menangis, nampaknya dia mengerti apa yang kupikirkan sehingga Irwan mulai membuka pakaian dan celananya dan aku melihat batang kemaluannya yang sudah menegang dan siap untuk dimasukkan ke dalam liang kewanitaanku. Aku menelan ludah berkali-kali karena aku ketakutan, aku merasa akan merasakan sakit karena batang kemaluannya yang besar akan memasuki liang kenikmatanku yang masih sempit. Aku menjerit histeris tetapi Irwan dengan sigapnya langsung menutup mulutku dan langsung menancapkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatanku sehingga aku dapat merasakan aliran darah dari liang surgaku. Aku meminta ampun kepada Irwan untuk segera menghentikan aksinya yang menyakitiku, tetapi Irwan tidak peduli dan terus menggenjot tubuhnya sehingga akhirnya aku merasakan sesuatu aliran dari batang kemaluannya yang membasahi liang kewanitaanku. Aku menangis menyadari hal itu karena aku takut jika aku hamil dan aku tidak mau mendapatkan bayi dari laki-laki yang telah merenggut keperawananku secara paksa itu. Setelah Irwan melaksanakan aksi bejadnya, dia langsung memakai kembali bajunya dan meninggalkanku seorang diri dan ketika dia meninggalkanku, aku langsung memakai baju dan celanaku. Tidak berapa lama, pintu kamar kost-ku terbuka kembali dan sekarang aku melihat Irwan sedang mendekatiku yang masih menangis sambil menggandeng seorang gadis cantik dan mengenalkan gadis itu kepadaku sebagai tunangannya. Hatiku sakit sekali melihat hal tersebut dan aku ingin sekali mengadukan perbuatan yang baru saja kualami kepada tunangannya. Akan tetapi, belum selesai aku
berbicara, gadis yang mengaku bernama Lia tersebut menamparku sambil berkata, "Gue baru tau bahwa di dunia ini ada juga cewek yang suka memperkosa cowok". Kata-kata Lia membuat batinku menjadi semakin sakit karena sekarang aku sedang dituduh memperkosa Irwan dan walaupun aku berkata bahwa itu bohong dan fitnah, Lia tidak mempercayai omonganku dan bahkan setiap kali aku berkata, "Itu Bohong!" atau "Itu Fitnah!", Lia hanya memberikan respon dengan cibiran bibir dan diiringi oleh pukulan di wajahku yang putih bersih ini sehingga karena pukulan yang kuterima dari Lia, wajahku menjadi biru bercampur merah dan tentu saja aku merasakan sakit yang amat sangat karena baru saja mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari Lia. Aku terus-menerus memohon kepada Lia bahwa aku tidak pernah memperkosa Irwan bahkan aku bercerita bahwa Irwan lah yang telah memperkosaku barusan sebelum Lia masuk ke dalam kamar kost-ku. Tetapi sekarang gantian Irwan yang memukuliku karena dia merasa difitnah di depan Lia sehingga bagian tubuhku yang masih sakit semakin sakit karena pukulan Irwan yang tentunya lebih keras dari Lia. Aku tidak bisa bicara apa-apa lagi dan pada detik yang bersamaan, rasa sayangku pada Irwan berubah total menjadi kebencian dan perasaan untuk membalas dendam atas perbuatannya. Untunglah, tak berapa lama setelah kejadian tersebut, Om kost tempatku tinggal masuk ke kamarku karena dia akan menagih uang sewa kamar. Masuknya Om kost-ku ke kamar menolongku dari pukulan-pukulan mereka karena mereka meninggalkanku di saat Om Bambang (Om Kost-ku) masuk ke dalam kamar. Aku langsung menceritakan kepada Om Bambang semua yang terjadi dan dia menyarankan agar aku lapor ke polisi tetapi aku tidak ingin keluargaku tahu bahwa aku baru saja mengalami kejadian yang membuatku kehilangan harga diri dan keperawanan yang kujaga selama ini. Untunglah sekarang ini aku memiliki kekasih yang sangat baik dan tidak memperdulikan masa laluku yang hitam kelam ini. Memang jika dibandingkan, kekasihku yang sekarang ini tidak begitu tampan jika dibandingkan dengan Irwan tetapi pengalaman burukku di masa lalu membuatku benci dengan lakilaki yang berwajah tampan. Sekarang ini, aku mengetahui bahwa Irwan telah menikah dengan Lia. Akan tetapi rupanya hukum karma itu selalu berlaku di dalam hidup setiap orang karena dari berita yang kuterima dari teman-temanku yang juga mengenal Irwan dan Lia, Irwan meninggal dalam kerusuhan 12 Mei 1998 yang lalu dan istrinya, Lia juga meninggal pada saat yang bersamaan. Lia meninggal karena dia telah diperkosa oleh puluhan orang yang memakai busana tentara sedangkan Irwan meninggal karena siksaan dari orang-orang yang memperkosa Lia karena dia mencoba menyelamatkan Lia. Di saat aku mendengar berita itu dan mengkonfirmasi berita tersebut lewat koran dan telepon ke keluarganya, aku tersenyum dalam hati dan aku merasa senang karena sworn enemy-ku telah mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan yang dilakukan padaku pada tanggal 12 Mei 1997. 1/04/2009 Derita Gadis SMU Mitha terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi. Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMU. Mitha adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-15. Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Mitha selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Mitha belum menjatuhkan pilihannya. Alasannya cukup klasik, "Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan.." begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya. Begitulah Mitha, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Mitha mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi. Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Mitha sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Anton (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Mita, hari itu mengajak dua rekannya (Iwan dan Tejo) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Mitha, karena Anton yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Mitha. Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Anton dan kawankawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Mitha akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Mitha gugup dan terjatuh dari motornya. Anton yang berada di dalam mobil beranjak keluar. "Hai Mit.., jatuh ya..?" kata Anton dengan santainya. "Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?" hardik Mitha dengan wajah
kesal. "Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar.." kata Anton yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya. "Ntar apa..?" potong Mitha yang masih dengan wajah kesal. "Ntar gue perkosa lo..!" "Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!" bentak Mitha. Air mata di pipinya mulai menetes karena Anton tetap menghalangi jalannya. "Anton please.., minggir dong..!" pintanya sudah tidak sabaran lagi. Anton mulai mendekati Mitha yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Mitha yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Iwan yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi. "Ayo kita angkut dia..!" perintah Anton kepada teman-temannya. Singkat cerita, Mitha dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun. Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Anton. Mitha mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Mitha. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Mitha. Setelah menelanjangi Mitha sehingga Mitha benar-benar bugil. Sekali sentak Iwan menjambak rambut Mitha dan menariknya, sehingga tubuh Mitha yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Iwan. "An.., lo mau gue apain nih cewek..?" kata Iwan sambil melirik ke arah Anton. "Terserah deh.., emang gue pikirin..!" Iwan menatap sebentar ke arah Mitha yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, "PLAK..!" tamparan Iwan melayang ke pipinya. Anton dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Mitha yang terduduk di lantai karena dicampakkan Iwan kembali menerima perlakuan serupa dari Anton yang kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Mitha dalam posisi telentang. Temanteman Anton memegangi kedua tangan dan kaki Mitha, sedangkan Anton duduk tepat di atas kedua payudara Mitha. Penis Anton yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Mitha. "Ayo isep kontol gue..!" bentak Anton tidak sabaran. Karena Mitha tidak juga membuka mulutnya, Anton menampar Mitha berkali-kali. Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Mitha mulai terbuka. Tanpa ampun Anton yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Anton nampak di tenggorokan Mitha. Anton mulai memajumundurkan penisnya di mulut Mitha selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Mitha untuk bernafas. Mitha kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Anton bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya. Selang beberapa saat, Anton mengeluarkan penisnya dari mulut Mitha, dan segera diganti oleh Penis Iwan yang panjangnya hampir 20 cm. Tejo yang sedari tadi memegang kaki Mitha mulai menjalankan aksinya. Paha Mitha ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke vagina Mitha. Penis Tejo yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus vagina Mitha yang memang sangat sempit, karena masih perawan. Tetapi Tejo tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam vagina Mitha dan tidak berapa lama Mitha tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Iwan yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya. Tejo memaju-mundurkan penisnya ke dalam vagina Mitha dan nampak darah mulai menetes dari vagina Mitha. Keperawanan Mitha telah dikoyak Tejo. Iwan yang tidak puas akan "pelayanan" Mitha nampak kesal. "Ayo isep atau gue cekik lo..!" bentaknya ke arah Mitha yang sudah dingin pandangannya. Mitha yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Iwan. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Iwan. "Ayo cepat..!" kata Iwan lagi. Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Mitha menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Iwan, tetapi Iwan rupanya tidak mau perduli. Mitha melingkarkan tangannya ke pinggang Iwan, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Iwan. Hampir 30 menit berlalu, Iwan hampir ejakulasi, rambut Mitha ditarik ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas. Iwan mencabut penisnya dari mulut Mitha. "Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!" bentaknya lagi. Mitha membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Iwan memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Mitha dan, "Ah.., crot.. crot.. crot..!" sperma Iwan yang banyak masuk ke mulut Mitha. "Telan semuanya..!"
Mitha terpaksa menelan semua sperma Iwan yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya. Tejo yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari vagina Mitha dan merangkat ke atas dada Mitha dan bersamaan dengan Iwan mencabut penisnya dari mulut Mitha. Tejo memasukkan penisnya ke mulut Mitha sampai habis masuk hingga ke tenggorokan mitha. Dan, "Crot.. crot.. crot..!" kali ini sperma Tejo langsung masuk melewati tenggorokan Mitha. Anton yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Tejo, hanya saja Anton menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Mitha. Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Mitha sehingga baik Anton, Tejo dan Iwan dapat merasakan nikmatnya vagina Mitha dan hangatnya kuluman bibir Mitha yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Mitha yang tadinya masih polos itu. Sebelum meninggalkan Mitha sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Mitha yang dipergunakan untuk mengancam Mitha seandainya buka mulut. Photo-photo tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Mitha jika memang benar-benar Mitha melaporkan hal tersebut ke orang lain. Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman, Mitha terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Anton dan kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Mitha diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Mitha. 1/04/2009 Birahi Para Kuli Sudah dua jam lebih Upit menunggu lewatnya bus jalur 6A yang biasanya mengantarkannya pergi pulang sekolah. Ya, hanya bus rakyat itulah satusatunya sarana transportasinya dari Godean ke SMP Negeri favorit di bilangan dekat perguruan tinggi negeri. Tapi sejauh ini, bus itu belum nongol-nongol juga. Padahal kakinya sudah semutan terus berdiri di depan proyek bangunan berlantai tiga yang rencananya untuk restoran ayam goreng terkenal dari Amerika itu. Upit yang kelas satu dan belum sebulan ini masuk sekolah barunya, melirik sekali lagi jam tangannya hadiah dari kakaknya yang kerja di Batam. Pukul lima siang lewat sepuluh menit. Inilah arloji hadiahnya jika masuk SMP favorit. Gadis 12 tahun bertubuh imut tapi tampak subur itu memang pintar dan cerdas. Tak heran jika ia mampu menembus bangku sekolah idamannya. Cuaca di atas langit sana benar-benar sedang mendung. Angin bertiup kencang, sehingga membuat rambut panjang sepinggangnya yang lebat tapi agak kemerahan itu berkibar-kibar. Hembusannya yang dingin membuat gadis berkulit kuning langsat dan berwajah ayu seperti artis Paramitha Rusady itu memeluk tas barunya erat-erat untuk mengusir hawa dinginnya. Berulang kali bus-bus kota lewat, tapi jalur yang ditunggu-tunggunya tak kunjung lewat juga. Sejenak Upit menghela nafasnya sambil menebarkan pandangannya ke seluruh calon penumpang yang berjejalan senasib dengannya. Lalu menengok ke belakang, memperhatikan pagar seng bergelombang yang membatasi dengan lokasi pembangunan proyek tersebut. Tampak puluhan pekerjanya yang tengah meneruskan kegiatannya, walaupun cuaca sedang jelas hendak hujan deras. Hilir mudik kendaraan yang padat kian membuat kegelisahannya memuncak. Mendadak hujan turun dengan derasnya. Spontan saja, Upit dan tiga orang calon penumpang bus kota yang di antaranya dua pasang anak SMA dan seorang bapak-bapak secara bersamaan numpang berteduh masuk ke lokasi proyek yang pintunya memang terbuka dan di sana terdapat bangku kayu serta teduh oleh tritisan beton. Sedangkan belasan orang lainnya memilih berteduh di depan toko fotocopy yang berada di sebelah bangunan proyek itu. "Numpang berteduh ya, Pak!" pinta ijin bapak-bapak itu disahuti teriakan "iya" dari beberapa kuli bangunan yang turut pula menghentikan kerjanya lalu berteduh di dalam bangunan proyek. Tapi dalam beberapa menit saja, bapak tua itu telah berlari keluar sambil berterima kasih pada para kuli bangunan setelah melihat bus kota yang ditunggunya lewat. Tak sampai lima menit kedua anak SMA itupun mendapatkan bus mereka. Kini Upit sendirian duduk menggigil kedinginan. "Aduh..!" kaget Upit yang tersadar dari lamunannya itu tatkala sebuah bus yang ditunggunya lewat dan berlalu kencang. Tampak wajah gelisah dan menyesalnya karena melamun. "Mau pakai 6A, ya Dik?" tanya seorang kuli yang masih muda belia telah berdiri di sampingnya Upit yang tengah mondar-mandir di depan bangku. Upit sempat kaget, lalu tersenyum manis sekali. "Iya Mas. Duh, busnya malah bablas. Gimana nih?!" "Tenang saja, jalur 6A-kan sampai jam tujuh malam. Tunggu saja di sini, ya!" ujarnya sambil masuk ke dalam.
Upit hanya mengangguk ramah, lalu duduk kembali di bangkunya, yang sesekali waktu dia menengok ke arah timur, kalau-kalau terlihat bus jalur 6A lewat. Setengah jam lewat. Tak ada tanda-tanda bus itu lewat. Upit melihat ke dalam gedung yang gelap itu, tampak sekitar lima puluh kuli sedang istirahat. Sebagian asyik ngobrol, lainnya merokok atau mandi di bawah siraman air hujan. Lainnya terlihat terus-menerus memperhatikan Upit. Perasaan tak enak mulai menyelimuti hatinya. Belum sempat otaknya berpikir keras untuk dapat keluar dari lokasi proyek, mendadak sepasang tangan yang kuat dan kokoh telah mendekap mulut dan memiting lehernya. Upit kaget dan berontak. Tapi tenaga kuli kasar itu sangatlah kuat, apalagi kuli lainnya mengangkat kedua kaki Upit untuk segera dibawanya masuk ke dalam bangunan proyek. "Diam anak manis! Atau kami gorok lehermu ini, hmm!" ancam kuli yang telanjang dada yang menyekapnya itu sambil menempelkan sebilah belati tajam di lehernya, sedangkan puluhan kuli lainnya tertawa-tawa senang penuh nafsu birahi memandangi kemolekan tubuh Upit yang sintal padat berisi itu. Upit hanya mengagguk-angguk diam penuh suasana takut yang mencekam. Tak berapa lama gadis cantik itu sesenggukan. Tapi apalah daya, suara hujan deras telah meredam tangis sesenggukannya. Sedangkan tawa-tawa lima puluh enam kuli usia 16 sampai yang tertua 45 tahun itu kian girang dan bergema sembari mereka menanggalkan pakaiannya masing-masing. Upit melotot melihatnya. "Jangan macam-macam kamu, ya. Hih!" ancamnya lagi sambil membanting tubuh Upit di atas hamparan tenda deklit oranye yang sengaja digelar untuk Upit. Tas sekolahnya diserobot dan dilempar ke pojok. Upit tampak menggigil ketakutan. Wajahnya pucat pasi menyaksikan puluhan kuli itu berdiri mengelilingi dirinya membentuk formasi lingkaran yang rapat. "Tolong.. tolong ampuni saya Pak.. jangan sakiti aku.. kumohon.. toloong, ouh.. jangan sakiti aku.." pinta Upit merengek-rengek histeris sambil berlutut menyembah-nyembah mereka. Tapi puluhan kuli itu hanya tertawa ngakak sambil menuding-nuding ke arah Upit, sedangkan lainnya mulai menyocok-ngocok batang zakarnya masing-masing. "Buka semua bajumu, anak manis! Ayo buka semua dan menarilah dengan erotisnya. Ayo lakukan, cepaat!" perintah yang berbadan paling kekar dan usia sekitar 30 tahun itu yang tampaknya adalah mandornya sambil mencambuk tubuh Upit dengan ikat pinggang kulitnya. "Cter!" "Akhh.. aduh! Sakit, Pak.. akhh..!" jerit kesakitan punggungnya yang kena cambuk sabuk. Tiga kali lagi mandor itu mencabuk dada, paha dan betisnya. Sakit sungguh minta ampun. Upit menjerit-jerit sejadinya sambil meraung-raung minta ampun dan menangis keras. Tapi toh suaranya tak dapat mengalahkan suara hujan. "Cepat lakukan perintahku, anak manja! Hih!" sahut mandor sambil melecutkan sabuknya lagi ke arah dada Upit yang memang tumbuhnya belum seberapa besarnya, bisa dikatakan, buah dadanya Upit baru sebesar tutup teko poci. Upit kembali meraung-raung. "Iya.. iya Pak.. tolong, jangan dicambuki.. sakiit.. ouh.. ooh.. huk.. huuh.." ucap Upit yang telah basah wajahnya dengan air mata. Ucapannya itu disahuti oleh gelak tawa para kuli yang sudah tak sabar lagi ingin menikmati makan sore mereka. "Aduuh, udah ngaceng nih, buruan deh lepas bajunya." "Iya, nggak tahan lagi nih, mau kumuntahkan kemananya yaa?" Perlahan Upit beranjak berdiri dengan isak tangisnya. "Sambil menari, ayo cepat.. atau kucambuk lagi?" desak mandor mengancam. Upit hanya mengangguk sambil menyadari bahwa batang-batang zakar mereka telah ereksi semua dengan kencangnya. Upit perlahan mulai menari sekenanya sambil satu persatu memreteli kancing seragam SMP-nya, sedangkan para kuli memberikan ilustrasi musik lewat mulut dan memukul-mukulkan ember atau besi. Riuh tapi berirama dangdut. Sorak-sorai mewarnai jatuhnya bajunya. Upit kian pucat. Kini gadis itu mulai melepas rok birunya. Kain itu pun jatuh ke bawah dengan sendirinya. Kini Upit tinggal hanya memakai BH dan CD serta sepatu. Sepatu dilepas. Upit lama sekali tak melepaslepas BH dan CD-nya. Dengan galak, mandor mencabuk punggungnya. "Cter!" "Auukhh.. ouhk..!" jerit Upit melepas BH dan CD-nya dengan buru-buru. Tentu saja dia melakukannya dengan menari erotis sekenanya. Terlihat jelas bahwa Upit belum memiliki rambut kemaluan. Masih halus mulus serta rapat. Tepuk tangan riuh sekali memberikan aplaus. Sedetik kemudian, rambut Upit dijambak untuk dipaksa berlutut di depan mandor. Upit nurut saja. "Ayo dikulum, dilumat-lumat di disedoot.. kencang sekali, lakukan!" perintahnya menyodorkan batang zakarnya ke arah mulut Upit. Upit dengan sesenggukan melakukan perintahnya dengan wajah jijik. "Asyik.. terus, lebih kuat dan kencang..!" perintahnya mengajari juga untuk mengocok-ngocok batang zakar mandor. Upit dengan lahap terus menerus menyedot-nyedot batang zakarnya mandor yang sangat keasyikan. Seketika zakar itu memang kian ereksi tegangnya. Bahkan mandor menyodok-nyodokkan batang zakarnya ke dalam mulut Upit hingga gadis itu nyaris muntah-muntah karena batang zakar itu masuk sampai ke
kerongkongannya. Di belakang Upit dua kuli mendekat sambil jongkok dan masing-masing meremas-remas kedua belah buah dadanya Upit sembari pula mempintir-plintir dan menarik-narik kencang puting-puting susunya itu. "Ouuhk.. hmmk.. aauuhk.. hmmk..!" menggerinjal-gerinjal mulut Upit yang masih menyedot-nyedot zakar mandor. Tak berapa lama spermanya muncrat di dalam mulut Upit. "Creeot.. cret.. croot..!" "Telan semua spermanya, bersihkan zakarku sampai tak tersisa!" perintah galak sambil menjambak rambut Upit. Gadis itu menurut pasrah. Sperma ditelannya habis sambil menjilati lepotan air mani itu di ukung zakar mandor sampai bersih. Mandor mundur. Kini Upit kembali melakukan oral seks terhadap zakar kuli kedua. Dalam sejam Upit telah menelan sperma lima puluh enam kuli! Tampak sekali Upit yang kekenyangkan sperma itu muntah-muntah sejadinya. Tapi dengan galak mandor kembali mencambuknya. Tubuh bugil Upit bergulingguling di atas deklit sambil dicambuki omandor. Kini dengan ganas, mereka mulai menusuk-nusukkan zakarnya ke dalam vagina sempit Upit. Gadis itu terlihat menjerit-jerit kesakitan saat tubuhnya digilir untuk diperkosa bergantian. Sperma-sperma berlepotan di vagina dan anusnya yang oleh sebagian mereka juga melakukan sodomi dan selebihnya membuang spermanya di sekujur tubuhnya Upit. Upit benar-benar tak tahan lagi. Tiga jam kemudian gadis itu pingsan. Dasar kuli rakus, mereka masih menggagahinya. Rata-rata memang melakukan persetubuhan itu sebanyak tiga kali. Darah mengucur deras dari vagina Upit yang malang. 1/04/2009 Adik Kelasku Aku duduk di kelas 3 SMU saat ini. Namaku Nia, lengkapnya Lavenia, aku sangat terkenal di sekolah, teman-teman kagum akan kecantikanku, apalagi cowok-cowok, yang sering mengusilli aku dengan menggoda, aku sih cuek saja, soalnya aku juga senang sih. Aku punya sebuah "geng" di sekolah, Manda dan Lea adalah teman-teman dekatku. Kemanapun aku pergi mereka seperti biasanya selalu ada. Tahun ajaran baru kali ini sudah tiba, banyak adik-adik kelas baru yang baru masuk kelas 1. Sherry Andhina, nama gadis itu, ia baru duduk di kelas 1, tetapi ia sudah terkenal di sekolah ini. Bahkan ia bisa menyaingiku. Memang dia cantik, lebih cantik dari aku, kulitnya putih bersih terawat, dengan wajah agak kebule-bulean dan rambut sebahu, tubuhnya juga bagus, sintal, dan sexy. Baru 2 bulan bersekolah, nama Sherry sering jadi bahan pembicaraan cowok-cowok kelas 3 di kantin, ada yang naksir berat, bahkan kadang-kadang mereka suka berbagi fantasi seks mereka tentang Shery. Sherry tidak seperti aku, ia gadis pendiam yang nggak banyak tingkah. Mungkin itu yang membuat kaum cowok tergila-gila padanya. Semakin hari Sherry semakin terkenal, keegoisanku muncul ketika kini aku bukan lagi jadi bahan pembicaraan cowok-cowok. Kekesalanku pun memuncak kepada Sherry, akhirnya aku, Manda dan Lea merencanakan sesuatu, sesuatu untuk Sherry. Seperti aku, Sherry juga anggota cheerleaders sekolah, siang itu aku menjalankan rencanaku, aku bohongi Sherry untuk tidak langsung pulang sekolah nantinya, karena akan ada latihan cheers yang mendadak, ia menolak, namun dengan segala upaya aku membujuknya sampai ia mau. Sore itu, sekolah sudah sepi, tersisa aku, Manda, Lea, Sherry dan 4 orang penjaga sekolah. Aku pun mulai menjalankan rencana ku. "Kak, sampai kapan Sherry mesti nunggu disini?" "Udah tunggu aja, sebentar lagi!!" Sherry mulai kelihatan cemas, ia mulai curiga terhadapku. "Sudah beres Non" Tejo si penjaga sekolah melapor padaku. "Oke" jawabku. Rencana ini sudah kusiapkan dengan matang, sampai aku membayar 4 penjaga sekolah untuk mau bekerja sama denganku, bukan hal yang berat bagiku, aku anak orang kaya. "Ya udah, ikut gue sekarang!!" perintahku untuk Sherry. Dengan ragu-ragu, Sherry mengikuti aku, Lea dan Manda. Kubawa ia ke ruang olahraga sekolah, tempat dimana kita biasa latihan cheerleaders. Sherry menangis karena bentakan dari aku, Manda dan Lea, ia terlihat ketakutan, tetapi kami terus menekannya secara psikologis, sampai ia menagis. "Sherry salah apa Kak?" ia menangis terisak-isak. "Lo baru masuk sekolah 2 bulan aja udah banyak lagak, lo mau nyaingin kitakita yang senior? hormatin dong!!" bentakku "Nggak kok Kak, Sherry nggak begitu" "Nggak apaan? Nggak usah ngebantah deh, Lo mau nyaingin kita-kita kan?!" Lea menambahkan bentakanku. Setelah puas membentak-bentak Sherry, aku memberi tanda kepada Manda. Tak lama kemudian 4 penjaga sekolah yang sudah kuajak bekerjasama itu
masuk ke ruang olahraga, mereka adalah Tejo, Andre, Lodi dan Seto. Dari tadi mereka sudah kusuruh menuggu di luar. Sherry saat itu terkejut dan sangat ketakutan. "He.. he.. he.. ini dia Non Sherry yang ngetop itu" Seto berujar sambil tersenyum menyeringai. "Cantik banget, sexy lagi.." tambah tejo. Sherry gemetaran ia terlihat sangat takut. "Sikat aja tuh!!" perintahku pada 4 pria itu. "Oke, sip bos!! He.. he.. he.." Tejo menyeringai. Manda yang dari tadi diam mulai menyiapkan sebuah kamera handycam yang memang bagian dari rencanaku. Seto mencengkram tangan kanan Sherry, sementara Lodi mencengkram tangan kirinya. Tubuh Sherry mereka seret ke atas sebuah meja sekolah. Sherry terlihat sangat ketakutan ia pun menangis sambil menjerit-jerit minta tolong. "Gue duluan ya" Tejo mendekati Sherry. Aku hanya tersenyum melihat keadaan Sherry sekarang, aku puas melihat ia ketakutan. "Mau apa Pak? Tolong saya, ampun Pak?" Sherry memohon ampun. Tapi Tejo sudah tidak perduli lagi dengan permohonan Sherry, ia sudah dibakar oleh nafsu. Perlahan Tejo mendaratkan tangannya menyentuh payudara Sherry, Sherry menjerit ketakutan. Tanpa menghiraukan teriakan Sherry, Tejo meremasremas payudara Sherry perlahan-lahan. "Yang kenceng Jo!!" perintahku. Tejo mengeraskan cengkramannya di buah dada Sherry. Sherry berteriak, ia nampak kesakitan, dan aku pun sangat menikmati ekspresi wajah Sherry saat itu. Dipenuhi nafsu yang membara, Tejo membuka seragam SMU sherry kancing demi kancing sampai payudara Sherry yang tertutup BH terlihat. "Gila!! Seksi banget nih toket, putih banget!!" sahut Tejo sambil tertawa gembira. Perlahan Tejo menyentuh kulit payudara Sherry, Sherry pun terlihat gemetaran. "Tolong jangan Pak!!" sahut Sherry memelas. Seluruh orang di ruangan ini sudah tidak sabar lagi menyuruh Tejo menanggalkan penutup payudara Sherry itu. Tejo pun akhirnya melepas BH yang menutupi keindahan payudara Sherry itu. Aku tergelak menahan ludah, payudara Sherry indah sekali, mulus, bersih dengan puting yang merah muda merekah, seksi sekali pikirku. "Abisin aja Pak!!" Lea meminta Tejo dengan wajah cemburu, ia sepertinya iri pada keindahan payudara Sherry. "Ok Sherry sayang, tenang aja ya? Nggak sakit kok, dijamin nikmat deh.." Tejo berseloroh, ia terlihat bernafsu sekali seperti halnya Lodi dan Seto yang masih memegangi tangan Sherry supaya ia tidak melawan, sementara Andre berdiri dibelakangku sambil memperhatikan dengan nafsunya. "Jangan Pak!! ampun Kak!! tolong Sherry.." Sherry memohon dengan wajah pasrah, namun aku tidak perduli. Sama sepertiku, Tejo juga tidak perduli dengan permintaan Sherry. Tejo mulai memainkan tangannya di payudara Sherry, ia mulai meremas perlahan-lahan sambil sesekali mengelus dan menekan-nekan puting payudara Sherry dengan jarinya. Lodi dan Seto tidak ketinggalan, mereka menikmati mulusnya kulit lengan Sherry dengan mengelusnya dan terkadang mencium dan menjilatinya, aku pun mulai merasa panas. "Ah.. cukup Pak.. ampun Kak.." Sherry mulai mendesah. Tejo kian bernafsu, ia memutar-mutar jarinya di sekitar puting payudara Sherry, akupun bisa membayangkan apa yang dirasakan Sherry ketika bagian sensitifnya dirangsang, ia pasti merasa kenikmatan. Melihat suasana yang panas itu, Andre akhirnya turun tangan, pria hitam bertubuh gendut itu maju mendekati Sherry. Andre dan Tejo saling berbagi payudara Sherry, kiri dan kanan, dengan nafsu mereka mulai memainkan lidah mereka menyapu kulit payudara Sherry dan menjalar dengan liar di sekitar puting payudara Sherry, kadang mereka melakukan hisapan dan gigitan kecil di puting payudara Sherry. Sherry mendesah sambil ketakutan, terlihat ia baru pertama kali diperlakukan seperti itu. Manda pun beraksi merekam seluruh kejadian yang menimpa payudara Sherry dengan seksama melalui handy cam-nya. Tejo menurunkan ciuman dan jilatannya ke perut Sherry yang juga indah dan mulus, aku cukup terkejut melihat pusar Sherry yang ditindik itu, terlihat seksi. Setelah puas mencium dan menjilati daerah pusar Shery. Tejo berhenti dan menyuruh Andre yang sedang menikmati puting payudara Sherry berhenti. Tejo lalu mulai menyingkap rok sekolah Sherry, sambil mengelus paha Sherry. Ia memainkan jarinya menelusuri halusnya paha Sherry yang mulus dan putih itu. Tangan Tejo perlahan naik menyentuh selangkangan Sherry yang ditutup celana dalam pink itu. "Jangan Pak!! Ampun!!" Sherry memohon pada Tejo. Andre pun ikut mendekat ke Tejo. "Wah, Celana dalam Non Sherry lucu sekali.." ejek Andre. Tejo yang sudah sangat nafsu perlahan membuka celana dalam Sherry. Tak berapa lama kemudian, Celana dalam itu sudah terlepas dari tempatnya. "Wow Non Sherry!! Vaginanya indah banget!!" Tejo tampak bersemangat. Vagina Sherry memang terlihat terawat, daerah selangkangannya putih, bersih, dan Sherry sepertinya tidak suka dengan rambut-rambut yang tumbuh di sekitar vaginanya, ia membiarkan vaginanya tertampang mulus tanpa rambut kemaluan. Perlahan tangan Tejo dan Andre menjelajahi paha, dan sekitar selangkangan
Sherry. Sherry hanya bisa menggeliat kesana kemari menghadapi rangsangan itu. Tak lama kemudian tangan Tejo dan Andre, tiba di bagian vital Sherry. Dengan nafsu membara, Andre membuka bibir vagina Sherry, sementara Tejo memasukkan jarinya kedalam liang vagina Sherry. Perlahan jari tangan Tejo menyolok-nyolok vagina Sherry, dan makin lama gerakannya makin cepat. Tubuh Sherry nampak menegang, sambil mendongakkan wajahnya, Sherry mendesah perlahan. Tejo dengan pandai memainkan kecepatan jarinya menyolok-nyolok vagina Sherry, sementara aku dan teman-temanku memperhatikan kejadian itu. Setelah hampir 2 menit jari Tejo menembus liang vagina Sherry, dari bibir vagina Sherry kulihat cairan kewanitaan yang keluar, rupanya Sherry terangsang. "Wah Non, terangsang nih? Enak ya? Mau lebih cepat?" "Jangan Pak, tolong!!" Sherry memohon. Tejo tidak mempedulikan permohonan Sherry, Jarinya keluar masuk vagina Sherry dengan cepat. "Ahh.. stop Pak!! Tolong..!" Sherry kelihatan sangat terangsang, namun ia berusaha melawan. "Ahh..!" Sherry vaginiak pelan, sepertinya ia hampir mencapai orgasme sambil menahan kesakitan di lubang vaginanya. "Payah lo!! Baru segitu aja udah mau orgasme.. cuih.. " aku meledek Sherry, aku membayangkan jika aku dalam posisi Sherry, pasti aku akan lebih lama lagi orgasme. "Dasar perek amatir, baru gitu aja udah mau orgasme!!" Lea ikut mengejek. Tejo menghentikan jarinya yang menyolok-nyolok vagina Sherry, nampaknya ia belum mau Sherry mencapai puncaknya. Namun aku sudah tak sabar, dendam di dadaku terus membara ingin mempermalukan Sherry. Kutarik jari Tejo keluar dari vagina Sherry, lalu kudorong tubuhnya menjauhi Sherry. "Lho Non.. saya belum puas nih.." Tejo terlihat bingung. "Sabar dulu!! Nanti lo dapat giliran lagi!!" bentakku pada Tejo. Saat kulihat Sherry dihadapanku, nafsu dan amarahku membara. Aku tak tahan lagi, kujongkokkan tubuhku hingga wajahku tepat menghadap vagina Sherry. Tertampang jelas keindahan vagina Sherry di mataku, bibir vaginanya yang memerah karena gesekan jari Tejo dan cairan yang membasahi sekitar selangkangannya membuat aku menahan ludah. Perlahan kudekatkan wajahku ke vagina Sherry, dan kucium harum vagina Sherry, Ia terlihat sangat merawat daerah vitalnya ini. Dengan penuh nafsu dan dendam, perlahan kubasuh vaginanya dengan lidahku. Semua yang ada disitu spontan terkejut, dan Sherry terlihat sangat kaget. "Waduuh.. Non Nia ternyata juga mau ngerasain vagina Non Sherry ya?" Andre berseloroh meledek. "Bilang dong Non dari tadi, kalo gini saya malah jadi tambah horni nih.." Tejo menimpali. Aku tak perduli dengan ledekan Tejo dan Andre, yang kupikirkan hanya satu, aku ingin membuat Sherry malu di tanganku. "Aaah.. Kak.. mau apa Kak? Jangan Kak.." Sherry mulai merasa terangsang lagi, perlahan kurasa otot selangkangannya menegang. Kubasuh vagina Sherry dengan jilatan lidahku, dan kujalari daerah selangkangannya dengan ciuman dan jilatan erotis. Kutelusuri bibir vagina Sherry dengan lidahku, sambil kubuka liang vaginanya dengan jariku supaya lidahku dengan leluasa menjalar di daerah sensitifnya. Tak berapa lama kutemukan klitoris Sherry, perlahan kujilat dan kuberi dia hisapan-hisapan kecil dari mulutku. Semua laki-laki yang ada diruangan ini kurasa sangat beruntung menyaksikan dua bunga sekolah ini terlibat aktivitas seksual. "Ahh.. ah.. ah.." Sherry tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya bisa berteriak kecil merasakan rangsangan di klitorisnya. Perlahan tubuh Sherry menggelinjang kesana kemari, keringatnya makin deras membasahi tubuh dan seragam sekolahnya. Sampai akhirnya kurasakan vagina Sherry memuncratkan cairan-cairan kewanitaan yang menggairahkan membasahi mulutku, tanpa kusadari akupun terangsang dan menghirup cairan kewanitaan Sherry dalamdalam. Hampir 5 menit kunikmati vagina Sherry, daerah selangkangannya sudah sangat basah, sama seperti tubuhnya yang dibanjiri keringat. Sherry hanya bisa mendesah pasrah sambil menikmati rangsanganku. Tak berapa lama, kurasa otot vaginanya menegang, Sherry agak terhentak, lalu kedua tangannya tibatiba mencengkram pundakku, ia hampir mencapai puncak. Saat itu pula kuhentikan jilatanku, lalu menarik nafas istirahat. Sherry terkulai lemas, tubuhnya tergeletak tak berdaya diatas meja sambil perlahan mencoba mengumpulkan nafas. Tejo, Seto, Lodi dan Andre hanya bisa terpaku menatap aku dan Sherry, sementara Lea dan Manda terlihat puas melihat "siksaan"ku terhadap Sherry. Aku berdiri setelah istirahat sejenak. "Gilaa!! Non Nia hebat!! Saya jadi horni banget nih lihat cewek lesbian kayak gitu" Seto angkat bicara. Kutatap Sherry yang terkulai lemas dengan pandangan nafsu dan dendam. Kulebarkan kedua kaki Sherry sampai ia mengangkang. Kutarik pinggulnya sampai sisi meja. Kali ini akan aku buat ia orgasme. Kutanggalkan rok
sekolahku lalu kulepas celana dalamku. Semua pria yang ada disitu tergelak menahan ludah, menanti kejadian selanjutnya. Kubuka seragam sekolahku karena udara sudah sangat panas, sambil kutanggalkan BH-ku, begitu juga dengan Sherry, kubuat ia telanjang bulat. Posisi kaki Sherry yang mengangkang membuat vaginanya melebar, membuka bibir vaginanya, dan itu membuatku terangsang. Kuangkat kaki kiriku keatas meja, lalu kudekatkan selangkanganku ke selangkangan Sherry. Posisi tubuhku dan Sherry Seperti dua gunting yang berhimpitan pada pangkalnya. Dengan nafsu yang membara kugesekkan vaginaku dengan vagina Sherry yang masih terkulai lemas itu. "Hmm.. aah.. cukup Kak.. aah.." Sherry mendesah memohon padaku. Tanpa perduli pada Sherry, aku yang sudah dibakar nafsu terus melaju. Sementara Pria-pria yang ada disana mulai mengeluarkan kemaluan mereka kemudian melakukan onani sambil menyaksikan aku dan Sherry. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan vaginaku, sambil kulihat wajah Sherry yang cantik itu dengan nafas memburu, membuatku kian terangsang. Tubuhku dan Sherry bergerak seirama, kurasakan keringat mengucur dari tubuhku, serta vaginaku kian basah oleh cairan kewanitaanku yang bercampur dengan cairan kewanitaan Sherry. Selama hampir 5 menit kupacu tubuh Sherry, dan tiap detik pun kurasakan kenikmatan dan rasa dendam yang terbayar. Di tengah deru nafasku yang saling memacu dengan nafas Sherry, tiba-tiba kumerasa sesosok tubuh besar memelukku dari belakang. Ternyata itu Andre, pria hitam bertubuh gendut itu sudah telanjang bulat dan memeluk tubuhku sambil memainkan jemarinya di puting payudaraku. "Saya juga ikutan ya Non Nia? Habis Non Nia bener-bener hot sih" permintaan Andre kuturuti tanpa menjawab, sebab jarinya yang memilin puting payudaraku semakin membuat aku berenang dalam lautan kenikmatan. Kulirik Sherry yang menarik nafas terengah-engah dan kulihat tubuhnya mulai menggelinjang merasakan kenikmatan. Kupercepat gerakanku, sambil mencoba untuk mengatur nafas, tiba-tiba sebuah benda kurasa menyentuh pantatku lalu menelusup diantara belahannya. Aku mendengar Andre melenguh, ternyata benda itu adalah penisnya yang menegang dan berusaha meyodok lubang anusku. "Non Nia, saya nggak tahan lagi nih.." permintaan Andre kupenuhi, kubiarkan penisnya masuk ke lubang anusku. Dengan sedikit hentakan, penis Andre menerobos masuk anusku. Kurasakan benda itu berukuran besar, memenuhi lubang anusku. "Aaah.. lobang Non Nia masih rapet banget nih.." Andre mencoba menekan pinggulnya untuk memasukkan seluruh batang penisnya. Sambil terus kupacu tubuh Sherry, Andre juga mulai memompa penisnya di lubang anusku. Tak berhenti, Andre menjelajahi bagian atas tubuhku dengan tangannya. Kejadian ini berlangsung hampir 7 menit sebelum, Sherry berteriak kencang memperoleh puncak kenikmatannya. Tak berapa lama kemudian giliranku dan Andre yang mencapai orgasme bersamaan, ditandai semburan spermanya di lubang anusku. Aku sangat lelah, tubuhku basah oleh keringat, namun aku sangat puas, puas karena dendamku terbayar dan puas atas kenikmatan yang kuperoleh tadi. Kubiarkan Sherry beristirahat selama kurang lebih 5 menit, sampai akhirnya "penyiksaan" ini dimulai lagi. Aku duduk menjauh dari Sherry, kali ini kuputuskan menjadi penonton saja. Tongkat komando kini dipegang Lea, ia kini yang memerintah semua yang ada disitu. Tejo, Lodi dan Seto mendekati tubuh Sherry yang tergeletak tak berdaya. Lea memberi tanda pada Seto yang dijawab dengan anggukan kepalanya. Seto memegang pinggul Sherry yang lemas itu kemudian memutar tubuhnya. Posisi Sherry kini telungkup dengan memperlihatkan bulatan pantatnya yang padat berisi. "Nah, Non Sherry siap-siap ya!" Seto berujar sambil mengangkat pinggul Sherry sampai ia dalam posisi menungging. Sherry cuma bisa menunggu siksaan apa lagi yang akan diterimanya dengan pasrah. Meski tubuh Sherry tampak lemas, ia masih saja menggairahkan. Seketika saja Sherry mendesah pelan, Seto dengan nafsunya meremas bongkahan pantat Sherry sambil mengelusnya. "Hajar aja!!" perintah Lea. Setelah mendengar perintah Lea, Seto yang sudah menunggu dari tadi langsung melesakkan penisnya yang menegang itu ke lubang vagina Sherry. Wajah Sherry terlihat terkejut sambil menahan sakit. Ukuran penis Seto yang besar memaksa masuk ke lubang vagina Sherry yang rapat itu. Sherry berteriak tiap kali Seto mendorong penisnya masuk. "Vagina Non Sherry rapet banget nih, aahh.." Seto berkata sambil mendorong penisnya lagi memasuki vagina Sherry. Setelah seluruh penis Seto masuk dalam lubang vagina Sherry, seto berhenti sejenak, ia membiarkan Sherry mengambil nafas sejenak. Namun Seto tidak membiarkan Sherry berlama-lama, perlahan-lahan ia mulai memompa penisnya didalam vagina Sherry. Gerakan Seto makin cepat, deru nafas Sherry dan Seto terdengar keras dibarengi gerakan mereka yang seirama. Sambil terus memompa penisnya, Seto memainkan tangannya menjelajahi pantat dan pinggul Sherry yang basah oleh keringat. Sekali lagi Lea memberi tanda, Seto mempercepat lagi gerakannya, membuat tubuh Sherry bergerak kian liar. Tejo maju menghampiri Sherry, ia berdiri di depan wajahnya. Tejo mengangkat tubuh Sherry sampai ia dalam posisi merangkak. "Aaah.. cukup Pak.. ah.." Sherry memohon pada Tejo.
Dengan senyum mengejek Tejo memaksa Sherry membuka mulutnya. Dengan nafsu yang membara ia memaksa penisnya masuk ke bibir mungil Sherry. "Ayo isep penis saya Non!! isep!!" Paksa Tejo. Karena ketakutan, Sherry dengan pasrah menerima batangan penis Tejo menembus bibirnya. Besarnya penis Tejo nampak memenuhi seluruh mulut Sherry. Tak bisa kubayangkan betapa puasnya Tejo, ketika gadis SMU secantik Sherry kini sedang mengulum penisnya. Dari jauh kulihat Sherry menangis, airmata jatuh ke pipinya, ia merasa terhina dan jijik. Dendamku benar-benar terbalas, Sherry benar-benar menderita. Dibalik semua itu aku juga merasa kasihan padanya. Tejo mulai memompa penisnya, melakukan gerakan maju mundur dihadapan wajah Sherry. Kini mulut dan vagina Sherry telah dipompa dua batang penis. Keringat membasahi seluruh tubuhnya, membuat tubuh Sherry terlihat berkilau seksi. Hanya Lodi saja yang belum menikmati Sherry, kini ia naik keatas meja, lalu memposisikan dirinya diatas punggung Sherry seolah-olah ia sedang menaiki kuda. Lodi meletakkan penisnya diatas punggung Sherry, sambil kemudian ia gesekkan. Tangan lodi menjelajah kedua payudara Sherry yang tergantung. Tiga orang itu sekaligus menikmati tubuh Sherry, tak bisa kubayangkan perasaan Sherry saat ini. Vagina, mulut, punggung, payudara, hampir seluruh bagian tubuhnya dirangsang. Kulihat Seto berejakulasi di dalam liang vagina Sherry, sperma yang melimpah keluar dari penis Seto mengalir keluar melalui liang vagina Sherry, seketika itu juga Sherry bergumam sembari menaikkan pinggulnya, ia berorgasme. Setelah Seto puas membasahi vagina Sherry dengan spermanya, giliran Lea menggantikan posisi Seto. Dengan liar, Lea menjilati vagina Sherry yang masih basah oleh sperma Seto. Selang berapa menit kemudian Tejo berejakulasi, ia berteriak kencang memanggil nama Sherry sembari memuncratkan spermanya di wajah Sherry, kulihat Sherry menerima semburan sperma itu di sekitar bibir dan pipinya, bahkan ia menelannya, mungkin Sherry sudah pasrah dan memilih untuk menikmati kejadian ini. Setelah Tejo, giliran Lodi berejakulasi diatas punggung Sherry. Sperma lodi nampak membasahi kulit punggung Sherry yang putih mulus. Andre yang dari tadi diam, bergerak menggantikan Lea yang kini merubah posisi Sherry menjadi terlentang, lalu memegangi tangan Sherry keatas. Penis Andre yang ekstra besar itu menembus vagina Sherry, dan dengan liar memompa tubuh Sherry. Sherry yang sudah sangat lelah hanya mendesah pelan sambil menikmati. Hampir 10 menit Andre memompa penisnya didalam vagina Sherry sampai akhirnya gerakan Andre dipercepat, Sherry berteriak, pinggulnya naik, tubuhnya nampak bergetar, ia kembali berorgasme. Tidak lama kemudian Andre berejakulasi di luar vagina Sherry, ia membiarkan spermanya jatuh membasahi selangkangan Sherry. Suasana sunyi hanya terdengar desah nafas Sherry yang mencoba mengatur kembali nafasnya. Tubuhnya basah oleh keringat, selangkangannya dipenuhi sperma, Sherry hanya tergeletak diatas meja itu. Kubayar uang yang kujanjikan pada Tejo, Andre, Seto dan Lodi. Mereka lalu pergi meninggalkan ruangan ini dengan senyum puas. "Nah, sekarang kapok kan lo?" bentak Lea kepada Sherry. "Makanya jangan macam-macam, kalo lo bilang-bilang kejadian ini sama siapapun, rekaman video tentang lo bakal gue sebar luas!! Terus lo bisa jadi bintang porno terbaru dan terkenal, he.. he.. he.. " ancamku pada Sherry. "Sekarang lo bilang!! Gimana rasanya tadi?! Ayo jawab!!" bentak Lea. "Kok diem aja?! Ayo jawab tolol!!" bentakku. "Enak Kak.." jawab Sherry ketakutan. "Enak?! lo seneng dientot?!" bentak Lea lagi. "Iya Kak.. enak sekali.. nikmat.." Sherry menjawab. "Lo mau lagi?!" Manda yang dari tadi diam kini bicara. "Ma..mau Kak.." jawab Sherry. Aku, Lea dan Manda saling berpandangan sambil tersenyum. Ya, akhirnya Sherry kini menjadi bagian gengku, geng gila seks yang suka sekali mencari kenikmatan, haus akan hal-hal berbau seks. Dan si cantik Sherry, adik kelasku menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam petulangan seks ku selanjutnya. 1/04/2009 Wulan si Gadis Desa Cerita ini adalah dramatisasi dari kisah nyata, dan merupakan satu dari beberapa cerita lepas dengan tokoh utama yang sama. Antara satu dan lainnya tidak harus dibaca berurutan. Sebut saja namaku Paul. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintahan di kota S, selain juga memiliki sebuah usaha wiraswasta. Cerita berikut ini bukan pengalamanku sendiri, melainkan pengalaman seorang rekanku, sebut saja dia Ta. Kami memang punya "hobi" yang sama, namun Ta punya trik tersendiri untuk menyalurkan hobinya. Kini selain terdaftar di kota asalnya, ia juga resmi penduduk sebuah desa yang agak terpencil. Berikut adalah caranya mendapatkan kembang desa, meski sudah beristri tiga orang. Wulan terbangun dengan kepala yang pusing. Namun entah mengapa kedua
tangannya tidak dapat digerakkan. Seluruh tubuhnya terasa hangat. Sambil mengerjapkan matanya, gadis itu memandang sekelilingnya. Ternyata ia berada dalam sebuah kamar yang belum pernah dilihatnya, terbaring di atas ranjang empuk dan besar yang berwarna merah jambu. Dari jendela yang tertutup terbayang hari sudah gelap. Dalam kamar itu sendiri hanya ada sebuah lampu kecil yang menyala remang-remang. Wulan hanya ingat Sabtu sore tadi setelah bertanding bola volley melawan sekolah dari kecamatan tetangga, ia harus berlarilari dalam gerimis hujan menuju rumah neneknya untuk menginap malam ini, karena rumahnya terlalu jauh dari lapangan volley. Seperti umumnya gadis desa lainnya, meskipun tidak terlalu tinggi, namun Wulan memiliki tubuh yang montok dan padat. Buah dadanya yang membusung kencang seolah tidak muat dalam bra bekas kakaknya yang kekecilan. Ditunjang dengan kulitnya yang kuning langsat mulus dan rambut sebahu, wajahnya yang manis sering membuat pemuda desa terpaku dan menelan ludah saat gadis itu lewat dengan goyangan pinggulnya. Pantatnya yang montok selalu menonjol di balik rok seragam sekolahnya, yang biarpun di bawah lutut, ketatnya memperlihatkan garis celana dalam gadis itu. Bukan hanya para pemuda, beberapa orang yang telah beristri pun berangan-angan menjadikan gadis kelas 1 SMU itu istri mudanya. Menurut katuranggan, gadis macam Wulan rasanya peret dan legit, pasti akan memberikan kenikmatan sepanjang malam, membuat suaminya betah di rumah. Tidak heran, tiap kali ada pertandingan volley, selalu banyak penontonnya, meski kebanyakan hanya menonton paha Wulan yang bercelana pendek dan guncangan buah dadanya saat gadis itu memukul bola. "Ah, sudah bangun Nduk..?" sebuah suara dan lampu yang menyala terang mengagetkan gadis itu. Tampak seorang pria kekar memasuki ruangan. Wulan mengenalinya sebagai Ta, seorang terpandang di desanya. Meski bukan penduduk desa itu, namun suka kawin-cerai dengan gadis-gadis di sini. Dalam sebulan paling ia hanya di rumah satu-dua hari saja, selebihnya "kerja di kota". Sekarang ini istrinya di sini sudah ada tiga orang, semuanya masih belasan tahun dan cantik-cantik, namun masih suka menggoda Wulan tiap kali bertemu. Bahkan baru saja ia pernah berusaha melamar gadis itu namun tidak berhasil. Wulan berusaha bangun, namun tangan dan kakinya tetap lemas tidak dapat bergerak. "Tenang saja Nduk, nggak usah banyak gerak. Malam ini kamu di sini dulu." kata Ta. Tidak sengaja Wulan melihat ke dinding kamar, dan dari cermin besar yang terpasang di sana, ia menyadari kedua tangannya terikat menjadi satu di atas kepalanya, demikian juga kedua kakinya yang terentang ke sudut-sudut ranjang, seperti huruf Y terbalik. Seluruh tubuhnya tertutup selimut, namun ujung selimut yang tersingkap memperlihatkan sebagian paha gadis itu. Di sudut ranjang tampak terserak baju seragam dan rok yang tadi dipakainya. "Pak Ta, Wulan dimana? Kenapa Wulan begini?" tanya gadis itu dengan panik. Ia mulai teringat saat berlari ke rumah neneknya tadi seseorang menariknya dari belakang dan menempelkan sesuatu yang berbau menyengat ke wajahnya, kemudian semuanya menjadi gelap, hingga akhirnya ia kemudian tersadar di situ. "Tenang Wulan, kamu baik-baik saja. Malam ini kita akan kawin. Minggu lalu saya sudah melamarmu pada bapakmu. Sekarang kita akan nikmati malam pertama kita." kata Ta sambil menyeringai. "Enggak! Enggak! Kemarin Bapak bilang ditolak! Wulan nggak mau!" gadis itu berusaha meronta, namun ikatan tangan dan kakinya terlalu kuat baginya. Sambil tertawa terkekeh, Ta perlahan menarik selimut yang menutupi tubuh gadis itu, membuat Wulan terpekik karena penutup tubuhnya perlahan terbuka, sedangkan ternyata di balik selimut itu ia sudah telanjang bulat. "Jangan! Jangan! Aduh jangan! Pak Ta, jangan Pak! Tolong..!" Dengan sigap Ta mengambil pakaian dalam Wulan yang terserak di atas ranjang, lalu menyumpal mulut gadis itu dengan celana dalamnya sendiri, dan mengikatnya ke belakang dengan bra gadis itu. "Pak? Kamu panggil aku Pak? Aku ini suamimu, tahu! Panggil aku Kangmas!" seru Ta sambil menampar pipi Wulan sampai gadis itu memekik kesakitan. Ta semakin beringas melihat tubuh Wulan yang montok telanjang bulat. Kedua paha gadis manis itu terentang lebar mempertontonkan bibir kemaluannya yang jarang-jarang rambutnya. "Diam Sayang! Ini malam kita bedah kelambu! Kalau bapakmu yang tolol itu tidak mau anaknya dilamar baik-baik, kita lihat saja besok! Karena besok anak perawannya sudah tidak perawan lagi!" Tanpa basa basi Ta segera membuka pakaiannya sendiri, lalu melompat ke atas ranjang. Wulan dengan sia-sia meronta dan menjerit saat Ta menindih tubuhnya yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Gadis itu bahkan tidak bisa untuk sekedar merapatkan pahanya yang terkangkang lebar. Pekikan Wulan tertahan sumpalan celana dalam saat Ta meremas buah dada gadis itu dengan kerasnya. Rontaan dan pekikan gadis cantik itu sama sekali tidak digubris. Ta kemudian menempatkan kejantanannya tepat di depan bibir kemaluan Wulan. "Diam Sayang! Jangan takut, enak sekali kok! Nanti pasti kamu ketagihan. Sekarang biar Kangmas ambil perawanmu.." sambil berkata begitu Ta menghujamkan kejantanannya memasuki hangatnya keperawanan Wulan.
Selaput dara gadis itu terasa sedikit menghalangi, namun bukan tandingan bagi keperkasaan kejantanan Ta yang terus menerobos masuk. "Haanggkk..! Aahhkk..!" Napas gadis itu terputus-putus dan matanya yang bulat indah terbeliak lebar saat Wulan merasakan perih tiba-tiba menyengat selangkangannya. Tubuh montok gadis itu tergeliat-geliat merangsang dengan napas tersengalsengal sambil terpekik tertahan-tahan ketika Ta dengan perkasa menggenjotkan kejantanannya menikmati hangatnya kemaluan perawan Wulan yang terasa begitu peret. "Aahh.. enak sekali tempikmu.. aahh.. Wulaanh.. enak kan Nduk..? Terus ya Nduk..?" Ta mendesah merasakan nikmatnya mengambil kegadisan si kembang desa. Wulan sambil merintih tidak jelas menggelengkan kepala dan meronta berusaha menolak, namun semua usahanya sia-sia, dan gadis itu kembali terpekik dan tersentak karena Ta kini dengan kuat meremasi kedua payudaranya yang kencang menantang. Memang benar kata orang, gadis seperti Wulan memang sangat memuaskan, wajahnya yang cantik, buah dadanya yang tegak menantang bergerak naik turun seirama napasnya yang tersengal-sengal, tubuhnya yang montok telanjang bersimbah keringat, kedua pahanya yang mulus bagai pualam tersentak terkangkang-kangkang, bibir kemaluannya tampak megap-megap dijejali kejantanan Ta yang begitu besar. Sementara dinding kemaluannya terasa seperti mencucup-cucup tiap kali gadis itu terpekik tertahan. Wulan dengan airmata berlinang merintih memohon ampun, namun tusukan demi tusukan terus menghajar selangkangannya yang semakin perih. Payudaranya yang biasanya tersenggol pun terasa sakit kini diremas-remas tanpa ampun. Belum lagi rasa malu diikat dan ditelanjangi di depan orang yang tidak dikenalnya, lalu diperkosa tanpa dapat berkutik. Rasanya bagai bertahuntahun Wulan disetubuhi tanpa mampu melawan sedikitpun. "Hhh..! Wulanh..! Wulaann..! Sekarang Mas bikin kamu hamil, sayangghh..! Aah.. ambil Nduk! Nih! Nih! Niih..!" Tanpa dapat ditahan lagi Ta menyemburkan spermanya dalam hangatnya kemaluan Wulan sambil sekuat tenaga meremas kedua payudara gadis itu, membuat Wulan tergeliat-geliat dan terpekik-pekik tertahan sumpalan celana dalam di mulutnya. Kepala gadis itu terasa berputar menyadari ia akan hamil. Perlahan pandangan gadis itu menjadi gelap. Wulan kembali tersadar oleh dengusan napas di depan wajahnya. Sebelum sadar sepenuhnya, sengatan perih di selangkangannya membuat gadis itu terpekik dan meronta. Namun tangan dan kakinya tidak mau bergerak, dan pekikan-pekikannya tidak dapat keluar. Dengan gemas Ta kembali menggenjotkan kejantanannya menikmati keperawanan Wulan. Ta tidak tahan lagi untuk tidak kembali menggagahi gadis itu, memandanginya tergolek telanjang bugil tanpa daya di atas ranjang. Pahanya yang putih mulus terkangkang seolah mengundang, bibir kemaluannya yang berambut jarang terlihat berbercak merah, tanda Wulan memang betul-betul masih perawan, tadinya. Kedua payudara gadis itu berdiri tegak menjulang, dengan puting susu yang kemerahan menggemaskan. Sementara wajahnya yang manis dan bau tubuhnya yang harum alami sungguh membuat Ta lupa diri. Dengan istri muda seperti Wulan, ia tidak akan mau tidur sekejap pun, tidak perduli gadis itu suka atau tidak. "Aah..! Ahk! Angkung (ampun)..! Aguh (aduh).. hakik (sakit).. angkung (ampun)..!" Wulan merintih-rintih tidak jelas dengan mulut tersumpal celana dalam di sela-sela jeritan tertahan. Tanpa mampu merapatkan pahanya yang terkangkang, gadis itu merasakan kemaluannya semakin perih tiap kali Ta menggerakkan kejantanannya. Tiap detik, tiap genjotan terasa begitu menyakitkan, Wulan berharap kembali pingsan saja agar perkosaan ini segera berlalu. Namun gadis itu tanpa daya merasakan bagian bawah tubuhnya terus ditusuk-tusuk benda yang begitu besar. Ta semakin giat menggenjotkan kejantanannya dalam hangatnya kemaluan Wulan yang peret dan mencucup-cucup menggiurkan. Istri barunya ini memang pintar memuaskan suami di atas ranjang. Apalagi kalau nanti diajak tidur beramai-ramai bersama satu atau dua istrinya yang lain. Membayangkan meniduri dua atau tiga gadis sekaligus membuat Ta semakin bersemangat menyodok kemaluan Wulan, semakin cepat, semakin dalam. Ta merasakan kejantanannya menyentuh dasar kemaluan gadis itu bila disodokkan dalam-dalam. Wulan sendiri hanya merintih tampak pasrah mempersembahkan kesuciannya pada Ta. Airmata gadis itu tampak berlinang membasahi pipinya yang kemerahan. Tubuh montok gadis itu tergelinjanggelinjang kesakitan tiap kali kejantanan Ta menyodok masuk dalam kemaluannya yang begitu sempit. Dengan menggeram seperti macan menerkam mangsa, Ta dengan nikmat menyemburkan sperma dalam kehangatan tubuh Wulan yang terpekik tertahan-tahan. Semalam suntuk Ta dengan gagahnya memperkosa Wulan, setidaknya lima kali gadis itu disetubuhi tanpa daya. Entah berapa kali Wulan pingsan ketika
Ta mencapai puncak, hanya untuk tersadar ketika tubuhnya kembali dinikmati dengan buasnya. Selangkangan gadis itu terasa perih dan panas, seperti ditusuktusuk besi yang merah membara. Payudaranya serasa lecet diremas habis-habisan, terkena semilir angin pun perih. Punggung gadis itu perih tergores kuku Ta. Namun siksaan tanpa belas kasihan itu tidak kunjung usai, bagai tidak mengenal lelah kejantanan Ta terus bertubi-tubi menusuk dalam-dalam, kedua tangannya seperti capit kepiting terus mencengkeram buah dada Wulan. Sementara gadis itu dengan tangan dan kaki terikat erat tidak mampu berkutik, apalagi menghindar atau mencegah. Bahkan menjerit pun Wulan tidak mampu, tenaganya sudah habis dan sumpalan celana dalamnya sendiri membuat pekikannya hanya seperti erangan. Bagai berabad-abad Wulan dibuat bulan-bulanan tanpa daya. Dari sela-sela jendela yang tertutup, sinar matahari pagi menerobos masuk. Dengan lemas Ta berbaring di sisi Wulan yang terisak-isak. Sungguh luar biasa istri barunya ini, semalam suntuk gadis ini mampu melayani suaminya. Dari jam tujuh malam sampai jam enam pagi, dalam sebelas jam gadis itu mampu lima-enam kali memuaskan suaminya, meskipun harus sedikit dipaksa. Kalau saja kemarin tidak minum obat kuat, mungkin saja pagi ini Ta tidak dapat bangun. Sambil tersenyum lebar, Ta bangkit dan mengenakan pakaian. Perlahan Ta membuka sumpalan mulut Wulan. Gadis itu sendiri masih telanjang bulat dengan tangan dan kaki terikat terentang lebar. "Nduk, kalau jadi istriku, kamu minta apa saja pasti aku beri. Mau kalung? Gelang? Rumah? Sepeda motor? Jangan takut, sebagai istri orang kaya, semua keinginanmu akan terkabul." "Nggak mau.. lepasin Wulan.. Wulan mau pulang..!" isak gadis itu menghiba. "Rumah kita sekarang di sini Nduk, kamu sudah jadi istriku." bujuk Ta. "Enggak.. enggak mau. Wulan mau pulang!" gadis itu berusaha meronta tanpa hasil. "Jangan buat suamimu ini marah, Nduk! Kamu sudah jadi istriku, aku bebas berbuat apa saja dengan kamu! Jangan keras kepala!" seru Ta jengkel. Wulan sambil terisak terus menggelengkan kepala. Berulangkali bujukan dan ancaman Ta tidak dihiraukan Wulan, membuat Ta naik pitam. "Baik, jadi kamu tidak ingin jadi istriku. Baik, kamu sendiri yang minta, Nduk! Jangan salahkan aku kalau aku bertindak tegas!" kata Ta sambil membuka ikatan kaki Wulan. Ta kemudian membuka ikatan tangan gadis itu dari besi ranjang, namun kedua pergelangan tangannya tetap terikat erat. Lalu dengan menarik ujung tali yang mengikat tangan Wulan, Ta menyeret gadis yang masih telanjang bulat itu keluar kamar. Karena tubuhnya masih lemas, Wulan tidak kuasa menolak dirinya yang masih bugil diseret sampai ke jalan desa yang terang benderang. "Hei, lihat! Lihat ini! Sungguh memalukan!" seru Ta sambil menyeret gadis yang mati-matian berusaha menutupi ketelanjangannya. "Ada apa Pak Ta? Apa yang terjadi?" tanya orang-orang desa yang segera saja mengerumuni keduanya. "Lihat ini! Perempuan ini sudah membuat desa kita tercemar! Dia berzinah dengan laki-laki! Saya pergoki mereka di rumah kosong di tepi desa! Sayang laki-lakinya kabur, tapi saya tahu orangnya! Pasti nanti akan kita tangkap!" seru Ta berapi-api. "Tidak! Tidak.. tolong..!" sia-sia Wulan berusaha membantah, suaranya tertelan ramainya suasana. "Lihat! Ini bukti perempuan ini sudah berzinah!" Ta menunjuk ke arah selangkangan gadis itu yang berbercak darah. Kerumunan orang bergumam dan mengangguk-anggukkan kepala. "Tidak! Saya tidak ber.." perkataan Wulan terputus oleh teriakan salah seorang. "Bawa ke balai desa! Biar dihukum adat di sana!" serunya. Seseorang lain menarik tali yang mengikat tangan Wulan dan menyeret gadis telanjang bulat itu menuju ke balai desa. Sepanjang jalan mereka berteriak-teriak, membuat semakin banyak orang keluar rumah melihat Wulan yang bugil diseret. Anak-anak kecil berlari-lari mengikuti sambil tertawa-tawa mengejek. Di balai desa, tepat di tengah pendopo, tali pengikat tangan Wulan ditarik ke atas dan diikatkan dengan tiang di atasnya. Kini gadis telanjang bulat itu berdiri tegak dengan tangan terikat ke atas. Wulan tahu bahwa hukuman bagi orang yang berzinah biasanya keduanya ditelanjangi, kemudian diikat seharian di balai desa. Seperti dirinya sekarang, namun ia hanya sendirian dan ia sama sekali tidak berzinah. Gadis itu diperkosa berkali-kali, lalu difitnah berzinah oleh pemerkosanya sendiri. Namun sia-sia gadis itu berusaha membantah, suaranya yang kecil hilang ditelan ramainya orang di sekitarnya. Dan kini ia berdiri telanjang bulat sendirian dikelilingi belasan warga. Isakan tangis Wulan semakin keras mendengar tawa orang-orang yang mengelilinginya, berkomentar mencemooh tentang kemulusan tubuhnya, buah dadanya yang ranum kemerah-merahan bekas diremas, pantatnya yang bulat, pahanya yang mulus. Isakan gadis itu terhenti ketika sebuah truk berhenti di depan balai desa. Beberapa ibu-ibu yang turun dari truk terheran-heran melihat ke arah Wulan. Beberapa orang kemudian menurunkan barang-barang dari truk. Wulan tersadar, hari ini hari pasar, dan ratusan orang akan berkumpul hanya beberapa meter darinya. Ratusan orang akan melihat dirinya telanjang bulat tanpa tertutup sehelai benang pun. Kepala gadis itu terasa berputar, saat Ta berbisik di telinganya, "Rasakan akibatnya kalau kamu tidak mau jadi istriku! Sekarang semua orang tahu kamu sudah tidak
perawan, dan semua orang juga sudah pernah melihat kamu tanpa pakaian!" Perlahan gadis itu kembali terisak dan berpikir seandainya saja ia menerima menjadi istri Ta. Pesta Seks Anak SMP Tuesday, September 2nd, 2008 Namaku Sonny, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denganku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-perempuan tersebut adalah Rere, Vinvin (nama samaran) yang ada hubungannya dengan ceritaku ini. Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan aku termasuk eksekutif muda. Nah, bulan mei 99 kemarin, aku ada meeting di Surabaya dan kebetulan hari itu ulang tahun Rere (Rere termasuk wanita yang lumayan tingginya 170, branya 36 dan bodinya itu tuch yang semok alias seksi montok). Sehabis meeting, aku iseng menelepon Rere dan dia mengundangku datang ke rumahnya. Kemudian aku langsung saja cabut ke rumah Rere, eh nggak tahunya di situ ramai juga teman-temennya yang datang, termasuk Vinvin. Acara pesta tersebut berlangsung sampai jam 9 malam. Di pesta tersebut Rere cerita kepadaku kalau minggu depan dia mau menikah terus Vinvin minggu depannya lagi, lalu Rere cerita masa-masa dia naksir aku terus sampai sekarang dia masih kangen berat. Maklumlah sudah 2 tahunan nggak jumpa. Kebetulan waktu itu komputer dia lagi ngadat. Nah kesempatan buatku untuk tinggal lebih lama. Langsung saja kucoba membetulkan PC-nya. Sementara di rumahnya tinggal Vinvin saja yang belum pulang dan orang tuanya juga nggak ada. Pas sedang asyik mengutak-atik PC-nya, dia menungguku di sampingku dengan sekali-sekali melirikku, aku sendiri masih hati-hati mau menembak dia. Eh nggak tahunya si Vinvin main serobot saja. Dari belakang Vinvin langsung memelukku dan meng-kiss pipiku (Vinvin nggak beda jauh sama Rere, bedanya mata Rere kebiru-biruan sedikit dan lebih hitam dari Vinvin). Punggungku terasa ada benda kental yang bikin aku naik. Habis itu Vinvin membisikan kalau dia masih kepingin denganku, terus aku responin juga kalau aku kangen juga, terus kulumat saja bibirnya yang mungil kemerah-merahan itu. Vinvin langsung balas dengan penuh nafsu dan tetap memelukku dari belakang tapi tangannya sudah langsung menggerayangi penisku, dalam hati ini anak kepingin di embat nich. Aku lihat Rere disampingku bengong saja dan cemberut merasa kalah duluan. Terus Rere pergi sebentar, aku masa bodoh saja, kutarik si Vinvin ke pangkuanku dan bibirnya masih kulumat habis. Gila! nafsunya besar sekali! Setelah itu kualihkan dari bibir, kukecup terus ke bawah sambil tanganku meraba buah dadanya yang besar dan kenyal. Pas kukecup di belahan buah dadanya, Vinvin berteriak, Sstt aahh dan semakin kencang remasan tangannya yang sudah masuk ke CD-ku, kubuka saja bajunya terus branya sekalian. Kelihatan buah dadanya menggantung siap diremas habis. Dengan gemasnya kulumat habis buah dadanya sampai dia menggelinjang keenakan dan suara yang sstt sstt aahh Setelah itu tanganku pindah ke CD-nya yang sudah basah, langsung saja kulepas roknya. Dia pun kelihatan bugil tapi masih pakai CD. Terus Rere datang dengan membisikanku bahwa kalau mau meneruskan di dalam kamarnya saja. Tanpa pikir lama-lama, langsung saja kugendong Vinvin sambil buah dadanya terus kuhisap ke dalam kamar Rere. Terus aku telentangi Vinvin di tempat tidur Rere, aku lihat Vinvin sudah pasrah menantang, langsung saja kubuka CD-nya, ehh ternyata bulu Vinvin rapi dan kecil-kecil, langsung saja kulepas celanaku sama CD-ku sampai aku bugil ria. Terdengar teriakan Rere kaget melihat penisku sepanjang 22 cm dan gede banget katanya sambil ngeloyor pergi meninggalkanku dan Vinvin. Aku tidak peduli lagi sama dia, langsung saja penisku aku arahkan ke vagina Vinvin, uhh seret banget, dan kulihat Vinvin menggigit bibirnya dan berteriak, Aakkhh eegghh Kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan sambil tangannya meremas seprei. Rupanya dia masih Virgin sehingga seret sekali memasukannya. Baru kepalanya saja Vinvin sudah teriak. Aku tahan sebentar, terus tiba-tiba langsung saja kusodok lebih keras, Vinvin langsung saja teriak kencang sekali. Masa bodoh, aku teruskan saja sodokanku sampai mentok. Rasanya nikmat banget, penisku seperti diremas-remas dan hangat-hangat basah. Sambil menarik napas, kulihat kalau Vinvin sudah agak tenang lagi, tapi rupanya dia meringis menahan sakit, kebesaran barangkali yach? Setelah itu aku tarik penisku pelan-pelan dan kelihatan sekali vagina Vinvin ikut ketarik terus kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan sama matanya terpejampejam keenakan sambil teriak, Sstt aahh sshh egghh Sampai penisku tinggal kepalanya saja, langsung saja aku sodok lagi ke vaginanya sekeraskerasnya, Bleesshh Vinvin berteriak, aahh.. Kira-kira 5 menitan vagina Vinvin terasa seret. Setelah itu vaginanya baru terasa licin hingga semakin nikmat buat disodok, semakin lama sodokanku semakin kupercepat sampai Vinvin kelihatan cuma bisa menahan saja. Rupanya Vinvin kurang agresif. Terus kusuruh Vinvin menggerakan pantatnya ke kiri dan ke kanan sambil mengikuti gerakanku. Baru beberapa menit Vinvin sudah teriak nggak karuan, rupanya dia mau orgasme. Makin kupercepat gerakanku, akhirnya Vinvin berteriak kencang sekali sembari memelukku kencangkencang, lama sekali Vinvin memelukku sampai akhirnya dia telentang lagi kecapaian tapi penisku masih menancap di vaginanya. Sekilas kulihat kalau Rere melihatku sambil menggigit jarinya, terus Rere mendekati kami berdua kemudian bertanya Bagaimana tadi? Aku senyum saja sambil penisku
masih kutancapkan di vagina Vinvin, terus Rere duduk di tepi ranjang dan ngobrol kepadaku. Aku iseng, kupegang tangan Rere terus aku remas-remas. Tapi dia tetap diam saja. Setelah itu kutarik dia lalu kucium bibirnya yang ranum dan tubuhnya kutelentangi di atas perut Vinvin tapi penisku masih tetap menancap di vagina Vinvin, tidak ketinggalan kuremas-remas buah dada Rere sambil matanya terpejam menikmati lumatan bibirku dan remasan tanganku. Sementara si Vinvin mencabut penisku lalu pergi ke kamar kecil dan jalannya sempoyongan seperti vaginanya ada yang mengganjal. Terus kubuka saja baju Rere sementara tangannya sudah merangkul tengkukku. Setelah itu kujilati saja buah dadanya sambil sekali-kali kuhisap sampai dia menggelinjang kegelian. Terus kuraba CD-nya. Rupanya sudah basah, nggak ambil peduli langsung saja kulepas seluruh celananya sampai Rere benar-benar bugil. Terus aku suruh Rere pegang penisku sampai muka dia kelihatan kemerahan. Rupanya dia belum pernah merasakan begituan. Setelah itu aku perbaiki posisinya biar nikmat buat menyodok vaginanya. Kemudian Rere bertanya kalau dia mau diapakan. Aku suruh Rere pegang penisku lalu kugesek kevaginanya. Dia tercengang mendengar kataku, tapi dia tetap melakukan juga. Sambil matanya terpejam, Rere mulai menggesek penisku kevaginanya, pas menyentuh vaginanya, dia kelihatan nyegir sambil mendesah-desah, Aahh, sementara aku sibuk meremas-remas sambil menjilati buah dadanya yang semakin lama semakin mengeras dan kelihatan puting buah dadanya semakin munjung keatas. Pelan-pelan kudorong pantatku sampai penisku menempel lebih kencang di mulut vaginanya. Rere diam saja malah semakin keras rintihannya, eh nggak tahunya Vinvin tiba-tiba saja mendorong pantatku sekeras-kerasnya secara langsung penisku kedorong masuk kedalam vagina Rere sedangkan Rere menjerit keras, aakkh sakit Sonny, apa-apaan kamu, sambil badan Rere menggeliat-geliat kesakitan sementara tangannya menahan pinggulku. Sedangkan Vinvin bilang ke Rere kalau sakitnya hanya sebentar saja, terus Vinvin malah mendorong lebih keras lagi sambil menarik tangan Rere biar tidak menahan gerakan pinggulku. Rere kelihatan menahan sakit sambil menggigit bibirnya. Sampai akhirnya masuk semua penisku. Rere kelihatan mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal selama menahan tadi. Aku biarkan dulu beberapa menit sambil mencumbu Rere biar dia tambah naik sementara Vinvin yang masih bugil tadi melihat saja di samping tempat tidur sambil tertawa centil. Tidak lama Rere sudah mulai dapat naik lagi, malah semakin menggebu saja. Mulai kutarik penisku pelan-pelan terus kusodok lalu masuk agak kencangan sedikit, seret sekali. Tiba-tiba bell pintu berbunyi lalu Vinvin mengintip lewat jendela kamar lalu pakai bajunya yang panjang sampai lutut terus Vinvin ngeloyor pergi sambil ngomong, Nyantai saja, terusin biar aku yang nemuin, tahu gitu aku teruskan saja kegiatanku yang sempat terhenti, aku lihat Rere masih nyengir sambil kepalanya geleng kekiri dan kekanan terus pinggulnya digerakan pula mengikuti irama gerakanku. Rupanya vaginanya cepat basah dan mampu menelan penisku sampai penuh. Sementara tanganku sibuk meremas buah dada Rere, aku terus menggenjotnya semakin cepat sampai dia mendesah-desah lebih keras terus tangannya merabaraba punggungku lalu tiba-tiba kakinya dilipat ke atas pantatku sambil memelukku dan berteriak aagghh, kencang sekali hingga gerakanku tertahan dan terasa ada cairan hangat keluar dari vaginanya hingga menambah rasa nikmat. Rupanya dia orgasme beruntun, setelah pelukan dia mulai kendor. Aku teruskan lagi genjotanku pelan-pelan sambil mulai mencumbu dia biar naik lagi. Tidak lama dia sudah naik lagi terus aku ambil posisi lebih tegak sambil tanganku pegang pinggulnya dan tangannya memuntir-muntir putingku sambil tersenyum manis. Makin lama gerakanku semakin kupercepat sodokanku, waktu kudorong ke vaginanya aku keras-kerasi lalu kulihat Rere sudah mulai memejamkan matanya dan kepalanya geleng-geleng ke kiri dan ke kanan mengikuti irama genjotanku. Aku sendiri rupanya sudah mau orgasme, maka aku genjot lebih kencang lagi sampai vaginanya bunyi kencang banget, nggak lama aku mau keluar kutarik penisku biar ejakulasi di luar. Dia malah menahan pantatku biar nggak ditarik ke luar langsung saja kudorong lagi sembari kupeluk dia erat-erat sambil teriak, Aargghh.. eegghh.., kemudian Rere juga teriak lama sekali, aku ejakulasi di dalam vagina Rere sampai Rere gelagapan nggak bisa napas, kira-kira semenitan aku dekap Rere erat-erat sampai aku kehabisan tenaga, terus kucabut penisku dan kelihatan maniku sampai keluar dari vaginanya bareng darah perawannya yang sobek karena kerasnya serobotan penisku dibantu dorongan Vinvin yang keras dan tiba-tiba tadi. Sementara itu Vinvin kedengarannya ngobrol sama seorang cewek, rupanya teman Rere itu ketinggalan dompet terus kebetulan Vinvin juga kenal sama dia, nggak lama kemudian Vinvin masuk ke kamar terus menanyakan aku, Mau kenalan nggak sama temanku? aku jawab, Masa aku bugil begini mau dikenalin, Cuek saja, lagian tadi aku sama dia sudah ngintip lu waktu sama Rere tadi, aku bengong saja terus Vinvin membisikan sesuatu ke Rere terus Rere mengangguk sambil tertawa cekikikan terus Rere membisikan kepadaku supaya aku nanti menurut saja, katanya asyik sich. Lalu Vinvin dan Rere yang cuma pakai selimut menemui temannya tadi terus diajak masuk sebentar ke kamar Rere sambil matanya ditutup pakai T-shirt Vinvin. Setelah itu Vinvin kasih isyarat ke aku biar diam saja sambil menuntun Christ (nama temannya tadi) supaya rebahan dulu di tempat tidur. Tentu saja Christ bertanya kalau ada apa ini. Lalu Vinvin bilang kalau entar pasti nikmat dan nikmati saja. Christ mengangguk saja lalu Vinvin menyuruh Rere pegang tangan Christ yang diangkat di atas kepalanya dan Vinvin meraba-raba sekujur badan Christ di dalam bajunya, tentu saja Christ teriak kegelian sampai akhirnya mendesah-desah keasyikan lalu Vinvin pindah posisi dari duduk di atas paha Christ beralih ke samping sambil kasih kode ke aku biar aku duduk menggantikan dia sambil tangan Vinvin dimasukan ke dalam bra punya Christ, aku menurut saja sambil mulai mengikuti Vinvin meraba-raba tubuh seksi Christ, sementara Christ kaget dan mulai meronta-ronta nggak mau
diteruskan, aku yang sudah tanggung begitu langsung saja turun lalu menarik kaki Christ supaya posisi pantatnya pas di sudut tempat tidur kelihatan Rere mengikuti dan tetap memegang tangan Christ yang sudah mulai meronta dan berteriak-teriak Jangan, lalu Vinvin menutup mulut Christ dan melumat bibirnya sembari kasih kode ke aku biar diteruskan saja, langsung kubuka ritsluiting celananya dan kelihatan pahanya yang putih dan bentuk kakinya yang seksi membuat aku cepat naik, waktu aku mau peloroti CD-nya, Christ malah meronta-ronta sambil kakinya menendang-nendang hingga aku kesulitan. Aku jepit kakinya dengan pahaku lalu CD-nya aku tarik paksa sampai di bawah lututnya terus aku berdiri sedikit buat melepas CD-nya tadi habis itu aku kangkangi pahanya sembari aku arahkan penisku yang sudah tegang berat ke vagina Christ yang ada di sudut tempat tidur itu. Setelah kepala penisku menyentuh mulut vaginanya, aku pegangi pinggulnya biar Christ agak diam nggak meronta-ronta supaya aku bisa menyodok dengan mantap, gerakan pinggul Christ sudah dapat aku tahan lalu aku cepat-cepat menyodok penisku sekeras-kerasnya ke vaginanya, sesaat kelihatan gerakan Christ yang berontak tertahan selama aku dorong masuk penisku tadi sampai mentok, seret banget dan masih agak licin, aku lihat Vinvin masih melumat bibir Christ sementara Rere melihat penisku yang sudah menancap 3/4 saja di vagina Christ tadi, setelah aku diamkan beberapa saat, aku tarik lagi penisku lalu kudorong masuk lagi sementara Christ kembali meronta-ronta menambah nikmatnya goyangan liarnya, lama-lama Christ mulai melemah rontanya dan mulai kedengaran desahan Christ, nggak tahunya Vinvin sudah nggak melumat bibirnya tadi. Mendengar desahan dan rintihannya itu bikin aku semakin ganas, tanganku mulai meraba ke atas dibalik T-shirtnya sampai menyentuh buah dadanya yang masih terbungkus bra. Lalu aku singkap bajunya ke atas terus Vinvin membantu membukakan bra Christ tadi sementara Rere sudah melepaskan pegangan tangannya dan Rere mengambil guling lalu memeluk guling itu sambil menggigit bibirnya sambil terus melihatku yang lagi ngerjain Christ dengan ganas, lalu Vinvin ke kamar mandi sementara aku semakin percepat gerakanku yang semakin keras sambil kuremas-remas dan kujilati puting buah dadanya yang sudah merah merona serta desahan dan rintihan Christ yang menambah nafsuku. Rupanya rontaan Christ yang liar membuatku semakin cepat keluar, baru 5 menitan aku sudah nggak tahan lagi, aku dorong keras-keras sambil kupeluk Christ sekencang-kencangnya sampai Christ nggak bisa nafas tapi masih tetap menggoyang pinggulnya, aku ejakulasi 30 detik lamanya kemudian Christ gantian mendekapku sambil menggigit telingaku sembari melenguh menahan kenikmatan yang baru dia rasakan, sementara penisku yang masih di dalam vagina Christ terasa hangat karena cairan yang keluar dari vaginanya tadi. Christ orgasme sampai 15 detik lalu aku terkulai lemas di samping tubuh Christ lalu Vinvin kembali ke tempat tidur lagi dan kami berempat pun terdiam tanpa ada yang berbicara sampai tertidur semuanya. Posted in Daun Muda | No Comments Ngentot Gadis Cina Monday, September 1st, 2008 Hallo para pembaca yang budiman. Cerita ini terjadi sebulan sbl aq tulis cerita ini.aq kuliah di sebuah universitas ternama dimalang.awal perkenalan ku dengan gadis cina ini terjadi lewat chating intranet.awalnya aq hanya iseng tuk godain diaeh ternyata ada respon,ya sekalian qt keluar warnet bareng tuk mkn siang.pertemuan kedua terjadi saat si gadis cina baru pulang sekolah Oh yaaa gadis cina ini bernama neti(nama samaran).ia masih kelas 1 sma.ketika ia minta dijemput pulang sekolah aq sanggupi ajaapalagi saat itu aq tidak ada mata kuliah. sesampainya di tempat sekolahan neti lgsg aja dia ngajakin aq jalan2 ke alun2,setelah puas jalan2 akhirnya aq ajakin neti ekos ku yang memang agak free utk bawa masuk cewek.tanpa babibu ketika di dalam kamar kos lgsg aja neti aq peluk n cium. Tapi gak ada reaksi sama sekali dari neti yang membuatku melanjutkan aktivitas ciumanku,selang berapa lama netipun membalas ciuman ku dengan begitu buasnya karena sudah gak kuat menahan rangsangan yang ku berikan.bibirnya yang merah aku lumat dan dia menjulurkan lidahnya masuk kedalam mulutku sehingga lidah kamipun saling beradu.tanganku mulai beraksi meremas payudaranya yang masih terbungkus seragam sekolahnya.nafas kami semakin terbawa nafsu dengan rangsangan yang saling kami berikan. Tanpa ragu lagi aq buka seragam sekolahnya dan kulihat putingnya yang masih kecil berwrna kemerahan.aq ciumi puting dan gigit kecil puting itu yang membuat neti mndesah kenikmatan ahh ahh ahhhh lidahku ku permainkan di putingnya kiri dan kanan yang membuat neti semakin menggelinang.tangan ku semakin liar tidak cukup di dada akhirnya turun keselangkangan neti yang masih berbalut rok,namun ku paksain jari jari tangan ku menembus rok sekolah dan celana dalamnya,dan ku gosok gosokkan jari tangan ku di bibir vaginanya. Karena neti sudah gatahan akhirnya dia sendiri membuka rok dan celana
dalamnya.maka totallah sudah tubuh neti tanpa sehelai kainpun menutupi tubuh putih cina nya.tidak hanya tangn ku yg bermain setelah puas dengan payudaranya akhirnya jari tengah ku ku masukin kedalam meki nya,aq jadi tahu kalo ternyata neti sudah gak prawan lagi karena terlalu mdah jariku masuk vagina nya,tidak haya tangan, lidah ku pun bermain dengan klitoris memek neti yang membuat neti keenakan dengan desahan yang membuat sibudi kecilku sudah gak kuat lagi tuk berontak. Aku hentikan aktivitas ku sementara dan ku tanggalkan semua yang ku kenakan dan hanya tinggal kulit yang membungkus kedua tubuh telanjang kami.melihatku telanjang neti pun berkata wawwwww gede juga kontol mu Aku jadi semakin bernafsu dengan pujiannya,ukuran penisku tidak begitu besar dengan panjang 16 diameter 5 ukuran nrmal org indonesia kebanyakan.setelah puas aq mempermainkan susu dan meki si neti kini giliran si budi kecilku yang ingin ikut permainan ini, ku baringkan tubuh neti di pinggir tempat tidur dan aq pun dekatkan si budi kecil ku di antara kedua pahanya.ketika ku masukin budi kecil kedalam sarangnya dengan sekali dorongan bablaslah semua tubuh sibudi kecoil masuk ke memek neti.ku diamkan sejenak si bdi kecil menikamti panasnya isi dalam memek neti.lalu aq goyang perlahan sedikit demi sedikit yang membuat kenikamtan yang kami lalui begitu terasa.neti hanya mendesis seperti orang yang habis makan cabe shhhh shhh cepat lagi sayaang .terusteruss.. kata kata kotor pun keluar dari bibirnya yang tidak ku tinggal untuk di kecup sambil ku entot mekinya.semakin cepat goyangan ku semakin tidak karuan bibirnya berucap kata kotor,jancuk nikmat aduuuuuuuuuuuww trusss sayang iyaaaaaaa tapi aq perlahan goyangan ku yang membuat neti melingkarkan kakinya kepunggungku dan menggoyang goyangkan pinggulnya dengan cepat. Kurasa nikmat saat itu dan tanpa sadar aq percepat lagi sodokan ku,bunyi decak becek di dalam vaginanya membuat bunyi decak ck ckckc kckck kckck yang abikin nikmat semakin terasa.sayaaaang aq mo keluar keluarin di dalam ya kata ku tak berapa lama kemudian jagn aq takut hamilsetelah merasa pompaan sperma semakin mendesak aq cabut kontol ku dan ku kocok ku semprot di payudaranya Setelah istirahat sejenak kami pn melakukan nya lagi dengan berbagai macam gayasampai puas,stelah puas dengan kenikamtan hhari itu aq antari neti sampai ke rumahnya seminggu kemudian aq dapat kabar neti pindah ke singapura ngikut ekluarga nya bnamun kenikmatan bersama nya takkan ku lupa ML dengan Pacar Kakakku Sunday, August 31st, 2008 Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping vCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vCD tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan vCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara. Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah. Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan, Oohh.. oohh.. Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.
Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin vCD player tanpa ngeluarin discnya. Gawat! pikirku. Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Andi pacar Mbak Sari dari Bandung. Halo Ulfa sayang, Mbak Sarinya ada? Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Andi dulu? Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri. Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Andi. Mas Andi menyetujui usulku. Ternyata Mbak Sari cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Andi mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Andi yang keren, kubayangkan Mas Andi sedang telanjang sambil memperlihatkan tongkat kastinya. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Andi ama Mbak Sari lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya? tanyanya tiba-tiba. Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih! ujarku salting. Mas Andi nonton TV aja nggak papa kan? Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan! Aku beranjak masuk kamar. Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur. Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari vCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Andi menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Andi di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk kemudian dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Andi. Mas Andi tampak kaget mendengar batukku lalu cepatcepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu. Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya? Mas Andi tampak salting, kemudian dia hendak mematikan vCD player. Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk! ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku. Oh iya deh. Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya. Mas, gimana sih rasanya bersetubuh? tanyaku tiba-tiba. Eh kok tau-tau nanya gitu sih? Mas Andi agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas. Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sari lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga! Oya? He he he yaa.. enak sih. Mas Andi tersipu mendengar ledekanku. Akupun melanjutkan, Mas, vaginaku sama punya Mbak Sari lebih indah mana? tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas. Ehh glek bagusan punyamu. Terus kalo toketnya montokan mana? kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi. Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu! Mas Andi tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang. Sekarang giliran aku liat punya Mas Andi! Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Andi. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil. Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Andi dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat
darahku berdesir. Wah gede banget! Aku isep ya Mas! Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF. Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh. Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Andi akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku. Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa. Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat. Auwh geli nikmat aah ouw! Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebarlebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat. Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus! jeritku. Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh. Mas Andi terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan.. Mas Andi lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya. Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku. Aauw sakit Mas pelan-pelan akh.. Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan. Au.. sakit Mas Andi tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Sari tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya. Au.. sakit.. Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Andi memompa pantatnya maju mundur. Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb! Aakh! Aakh! Auw! Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu. Ooh.. lebih keras, lebih cepat Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan. Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Andi malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku, Jrebb.. Ooh.. aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat. Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan Aah mau orgasme Mas.. Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Andi merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu. Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku! Aku mencabut vaginaku lalu Mas Andi duduk di sofa sambil mememerkan tiang listriknya. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat. Crupp.. slurp.. mmh.. Oh yes.. kocok yang kuat sayang! Mas Andi mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya. Crupp crupp slurp! Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang! Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat Cepat, lalu lalu Croot.. croot.. Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan.
Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan. Tamat Posted in Cerita Dewasa | No Comments Gadis SMU Sunday, August 31st, 2008 Halo, masih ingat dengan Leni teman kostku, dalam ceritaku yang kedua: Kenikmatan oral sex. Nah sejak kejadian tersebut, hampir tiap hari kami melakukan oral sex, sehingga kami bisa saling meneguk air surgawi lawan masing-masing. Setiap aku ereksi, aku selalu mencari kesempatan untuk main dengan Leni, sehingga spermaku tidak terbuang sia-sia karena selalu habis ditelannya, tentu saja aku juga selalu menyedot cairan cintanya. Sayangnya kenikmatan tersebut cuma bertahan satu bulan, entah karena apa sehingga Leni harus pindah kuliah di kota kelahirannya. Waduh, penisku sangat sengsara, air maniku kembali terbuang sia-sia. Setiap malam ereksi terus selama beberapa jam, sampai susah tidur, mendambakan kocokan tangan dan bibir cewek. Sampai suatu hari, ketika sore pulang kerja, Mei-Mei temen kostku mau pinjam film dvd Lord of the Ring 2 milikku. Aku perbolehkan, tapi nanti malam saja, kataku kepadanya. Sebagai gambaran, Mei-Mei tuh anak SMU kelas 3, lumayan facenya, supel, rada kurus, tapi dadanya proporsional, kencang dan indah. Malamnya, aku tuh lupa mau pinjamin dia film, tapi malah nonton BF yang barusan kupinjam tadi siang dari temanku. Kubuka pakaianku sampai telanjang bulat, karena badanku jadi panas atas bawah karena BF. Dengan posisi duduk, kukocok pelan-pelan penisku yang sudah berdiri tegak, sambil nonton BF. Dalam film tersebut, diperlihatkan, cewek bule cakep sedang mengoral penis lawannya dengan sangat menggairahkan dan sangat menikmatinya, seperti makan ice cream. Sedang asyik-asyiknya mengocok, tiba-tiba kamarku terbuka dan Mei-Mei, dengan sedikit berteriak Mana filmnya? Ihh gila, ngapain Ko? Jorok banget Kontan aku langsung terloncat dari dudukku sambil menutupi penisku yang berdiri, Akh..aku aku.. kataku tergagap. Mei-Mei langsung masuk kamarku dan menguncinya, Hayo, nonton BF kok sambil telanjang? Ngapain saja tuh? Kataku Akh, kegiatan rutin cowok kok Lalu dengan cueknya dia juga akhirnya ikutan melihat film BF, sementara pinggang ke bawahku kututupi selimut. Tontonan BF saat itu yaitu 2 manusia berlawanan jenis sedang mengoral kelamin lawannya. Lalu Mei-Mei tanya padaku,Ko, emang enak gituan? Kok mereka tidak jijik ya? Jawabku,Kamu pernah terangsang belum? Masa belum pernah?. Pernahlah, aneh kamu Ko, katanya. Lalu rasanya seperti apa? Apakah kamu merasakan sensasi aneh dibagianbagian tertentu tubuhmu? Pernah tidak masturbasi?, tanyaku. Ya ada rasa geli-gelinya, masturbasi? Maksa keluar sel telur wanita? Belum pernah tuh, sakit kan?, jawabnya. Gila, justru tidak sakit, tapi malah sangat nikmat, itulah salah satu hal yang paling nikmat di dunia, namanya sex! Apapun bentuknya, masturbasi, onani, oral, anal, senggama, dll. Lalu diantara semua kegiatan tadi, yang paling enak yang mana Ko? Ya, kalau dari urutan terbawah, masturbasi/onani karena sendirian melakukannya, lalu oral sex dan yang paling nikmat tiada tara adalah senggama, jawabku dengan enteng. Aku yakin Ko Tedi pernah senggama kan? Ngaku aja deh! protesnya. Sayang sekali tebakanmu salah, justru belum pernah! Milikku hanya kuberikan untuk istriku kelak, yee! balasku dengan bangga, Tapi kalau oral sex sih pernah, dengan Leni. Hah? Dengan Ci Leni? Teman satu kost kan? Masa sih? Kapan? kok aku tidak pernah tahu, gila loe, lalu kamu ambil kesuciannya dan tidak tanggung jawab? Masa aku main dengan Leni harus omong sama kau? Lagipula dia sudah tidak perawan karena pernah senggama dengan pacarnya waktu SMA. Kami melakukannya atas sama-sama saling suka kok, kami tidak senggama lho, cuma oral sex. Hampir tiap hari kami melakukannya, enak lho, nikmat sekali, lagipula aman karena tidak merusak selaput dara cewek, nyesel deh kamu tidak pernah merasakannya, godaku. Emang bener nikmat? Serius nih tidak sakit atau selaput daraku, eh mak.. maksudku selaput dara tidak pecah? tanyanya dengan malu karena salah ucap. Aku mengangguk mengiyakan, aku yakin sekali, Mei-Mei pasti mau diajak oral sex. Film BF yang kupause tadi lalu kuresume lagi. Melihat ekspresi
wajahnya yang putih itu, kelihatan bahwa dia mulai terangsang, napasnya berat dan wajahnya memerah. Penisku yang setengah tegang, akhirnya jadi tegang lagi. Kami dalam keadaan duduk saat itu. Kupeluk Mei-Mei dari belakang pelan-pelan lalu kugerai rambut yang menutupi pipi kanannya dan kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Mei-Mei masih tegang karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yang sudah ereksi dari tadi, menempel di pantatnya, walau pinggangku masih terlilit selimut. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi, leher, dan telinganya. Ohh..sstt desisnya. Aku cium bibirnya yang mungil, pelan saja dan dia mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelanpelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat, kuganti film BF tersebut, dengan lagu mp3 barat yang romantis. Kupeluk mesra dia, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. Aku sangat suka pantat cewek, begitu menggairahkan, apalagi yang padat berisi, ingin rasanya meremas dan menciuminya. Penisku yang tegak lurus terkadang kugesekkan keperutnya. Bingung dia harus memperlakukan penis seperti apa. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian penis dan kedua bijinya. Memang kalau cewek yang pegang penis, sungguh berbeda jauh nikmatnya apalagi sudah beberapa minggu penisku ini mendambakan kocokan dan emutan cewek lagi. Kurebahkan Mei-Mei pelan-pelan, bibirku semakin bergerilya di bibirnya, leher dan telinganya. Ohh, sst.. desahnya, yang semakin membuatku bernafsu. Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, dia mulai menggeliat (geliatnya sangat sexy). Wah gila, kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya. Tanganku mulai masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Mei-Mei kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. MeiMei mulai sering medesah, Sst.. ahh.. ohh Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku kulingkarkan ke belakang punggungnya. Kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya kusingkap keatas, wah indah sekali dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Mei-Mei mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya bugil semua. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah, ruangan kamarku menjadi semakin hangat saja. Dengan adanya lagu yang sedang mengalun rada keras, kami memberanikan diri mendesah lebih keras. Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari lengan atas, naik ke pundak dan leher, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Tiba-tiba lidahku menempel ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Mei-Mei semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek, inginnya nyusu terus deh. Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, dengan satu jariku, kugesekgesekkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kakinya langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya. Ah gila..uhh hmm, geliatnya sambil meremas bantalku. Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup kedalam celananya, menguak CD-nya, meraba vaginanya. Mei-Mei semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjanggelinjang birahi. Tak lama kemudian dia mendesis panjang dan mengejang, lalu vaginanya berdenyut-denyut seperti denyutan penis kalau melepas mani. Mei-Mei lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, mungkin tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering Lebih enak dan gurih, perawan mungkin memang paling enak, kata hatiku. Koko nakal, katanya sambil memelukku erat. Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku berbaring di bawah dan Mei-Mei mulai menyerbu tubuhku sambil tetap memijat penisku, mencium dan menjilat dadaku, putingku, perutku dan akhirnya sampai tepat didepan tonjolan penisku. Mei-Mei lalu membuka balutan selimut yang melingkari pinggangku, dan penisku melompat keluar. Kaget dan tertawa tertahan Mei-Mei melihat penisku. Ih lucu deh, gemes aku jadinya, harus digimanain lagi nih Ko?, tanyanya
bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku. Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi. Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim sahutku. Ditimang-timangnya penisku, dengan malu-malu lalu dijilati penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil. Mulai dimasukkan penisku ke mulutnya dan Ahh Mei, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang? Hmm, ho oh, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku. Nah begini baru enak, walaupun masih amatir. Yess.. desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan naik turun kepalanya. Ko, bolanya juga? tanyanya lagi sambil menunjuk ke zakarku. Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho. Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup. Ahh..ohh..yes.. desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya. Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, penisku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang dia juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala penis, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak. Nah, ketahuan sekarang! katanya sambil melirik padaku dengan tatapan nakalnya. Diulanginya perbuatan tadi dengan sengaja sampai aku berontak liar ke kiri kanan karena geli sekali. Jangan Mei, jangan diterus lagi di sana, aku tidak kuat, kataku sambil ngosngosan, Itu kepala penis juga daerah sangat sensitif lho, lanjutku untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak diserang lubang kencingku terus. Dilanjutkannya lagi kocokan ke penisku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai rambutnya dan aku mengikuti permainan lidah Mei-Mei, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Mei-Mei sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok. Akhirnya, badanku mulai mengejang, Mei, aku mau keluar.. ohh ahh.. dan sengaja dipercepat kocokan penisku dengan tangannya. Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya, ada yang muncrat sampai monitorku, dan sebagian lagi meluber di tangan Mei-Mei dan penisku. Mei-Mei sempat terpesona melihat pemandangan menakjubkan itu. Wow, kok bisa ya Ko? Rasanya seperti apa ya? Lalu dia menjilat air maniku yang meluber di penisku. Asin dan gurih, enak juga ya Ko?, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong. Sperma baik lho untuk cewek, bisa menghaluskan kulit, obat awet muda dan menambah stamina dan tenagamu, jelasku padanya. Wah, kalau gitu koko sayang, tiap hari Mei-Mei bolehkan meminumnya? tanyanya mesra sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tentu saja sangat boleh sayangku, sahutku. Badanku menindih badannya, bibirnya mencium bibirku, kurasakan dia mulai terangsang lagi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi vagina si Mei-Mei, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kupelorotkan celana pendeknya, sengaja tidak dengan CD-nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya. Lalu kujilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab vaginanya, oh sungguh memabukkan, membuat laki-laki manapun semakin bernafsu. Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai vaginanya, yang membuat Mei-Mei semakin penasaran saja. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas vaginanya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat vaginanya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil. Vagina yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, penisku mulai berontak lagi minta dipijat Mei-Mei. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Mei-Mei terdengar lagi. Terbukti titik lemah Mei-Mei ada di vaginanya, begitu dia menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam vaginanya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam). Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun Akhh.. sstt.. ampun enaknya.. stt racaunya sambil menggeleng-geleng kepalanya menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku. Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan dia makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di vaginanya. Aku tau Mei-Mei akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku. Kemudian diraihnya bantalku dan ditutupnya ke mulutnya, dan dia menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-
tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai vaginanya mengkilap bersih, nyam nyam segarnya, enak sekali. Beberapa saat, kubiarkan Mei-Mei istirahat sambil mengatur napas. Kuhangati badannya, kupeluk erat (sambi menggesek gesekkan penisku yang sudah ereksi lagi dari tadi ke bibir vaginanya), dan kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum bahagia sekali, baru kali ini dia merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut. Nikmat sekali kan say? Ingin lagi? Masih kuat kan? kataku dengan mencium bibirnya lagi (aku memang suka ciuman). Lho masih bisa lagi toh? tanyanya sambil mengharapkan jawaban iya dariku. Kucium rada lama bibirnya dengan lembut. Iya dong, selama kita masih kuat, kenapa nggak? balasku sambil masih menggesekan penisku ke vaginanya. Oh..hmm.. desahnya. Sekarang show time untuk posisi 69. Dengan badanku di atas, kepalaku ke gundukan kemaluannya dan penisku kuarahkan ke mulutnya. Sergap sekali dia menangkap penisku dengan bibirnya. Langsung dijilati penisku tanpa dikulumnya, seperti tadi dia menghisap bijiku dan bahkan sampai lubang pantatku dijilatinya. Aku menahan nikmat sambil tak mau kalah untuk menggempur habis vaginanya. Kusapu habis seluruh vaginanya dengan lidah dan bibirku, kubuka vaginanya sedikit, lalu kumasukkan lidahku di sana sambil menggetar-getarkannya. Reaksi Mei-Mei pun langsung menjepit kepalaku, berhenti sesaat mengulum penisku menikmati serangan lidahku. Mei-Mei dengan sengaja juga menyerang kepala penisku, dinaik turunkan mulutnya disekitar kepala penisku sambil sesekali lidahnya sengaja menjilati lubang kencingku. Gila nikmatnya..uhh..ahh.. rintihku. Kami mulai seirama bergoyang badan bersama. Aku mulai merasakan bahwa vagina Mei-Mei mulai mengejang, sementara penisku belum mau keluar. Lalu kuhentikan sementara, memandang dengan takjub lubang kemaluannya dan menghirup aroma khas wanitanya. Mei-Mei protes, Uhh..Ko kok dihentikan, mau keluar nih. Jawabku,Jangan dulu sayang, mau kan kita keluar bersama-sama? Lebih nikmat lho, ok? Dipercepat kocokan mulutnya di batangku, sementara aku meremas-remas pantatnya. Mulai nih terasa panas penisku, dan kuterkam lagi vaginanya tanpa ampun. Semakin cepat aku melahap vaginanya, makin cepat pula kocokkannya. Aduh duh enaknya, kami sama-sama mendesah, merintih dan pada akhirnya badan kami tegang dan lidahku sudah bersiap-siap di depan vaginanya untuk menampung semua cairannya, sedangkan Mei-Mei mengeluarkan penisku dari emutannya dan mengocoknya dengan tangannya. Aah.. oh.. yes.. croot.. crot.. Badan kami sesaat seperti tersetrum listrik kenikmatan yang tiada taranya. Banyak sekali cairan cinta yang dikeluarkan vaginanya dan tentu saja harus habis kujilati, tanganku masih tetap meremas-remas bongkahan pantatnya. Air maniku bermuncratan di wajah, leher dan dadanya Mei-Mei. Dikulum dan diurutnya penisku dari pangkal sampai kepala penis sampai yakin air maniku habis, lalu diambilnya ceceran spermaku di tubuhnya untuk ditelan. Aku membantunya, dengan menjilati badannya yang terkena siraman spermaku lalu kuberikan ke bibirnya agar ditelan olehnya. Setelah habis semua, kupeluk mesra dan kucumbu dia, kunikmati setiap jengkal tubuhnya dengan tanganku. Sayang, kamu mau kan tidur denganku malam ini? Besok kan minggu. tanyaku lalu mencium bibirnya yang lembut itu. Mei-Mei cuma mengangguk tanpa melepaskan bibirku. Malam itu kami tidur bersama dengan masih tetap telanjang bulat, sambil kudekap erat tubuhnya. Keesokan paginya sekitar jam 5.30-an, seperti biasa penisku selalu ereksi. Mei-Mei sudah bangun duluan sebelum aku, dan kurasakan kocokan-kocokan nikmat di penisku. Aku yang masih ngantuk, jadi tidak bisa berkonsentrasi apalagi aku mencium aroma khas kewanitaannya, sehingga gairahku meningkat cepat. Ternyata Mei-Mei sudah dengan posisi 69, mengoral penisku yang selalu ereksi tiap pagi. Pantas saja vaginanya di depan hidungku, makanya baunya lezat sekali, pagi-pagi sudah diberi suguhan yang menaikkan gairah laki-laki. Aku membutuhkan sesuatu yang segar dan enak untuk membasahi tenggorokanku di pagi hari. Vaginanya yang sudah lembab itu, langsung kujilati dengan ganas. Tanganku memilin-milin putingnya dan dia semakin meningkatkan kecepatan mulutnya. Yes.. pagi-pagi, dua kemaluan sudah berolahraga, walaupun cuma oral sex, tapi nikmatnya luar biasa. Aku tau kalau aku akan klimaks, karena itu, goyangan lidahku pun harus sering menggapai sasarannya yaitu klitorisnya yang indah. Dan.. Ahh.. oohh.. crott.. Penisku mengeluarkan lahar panasnya dan vaginanya pun membanjir. Sekali lagi kami berdua saling membersihkan kemaluan lawan masing-masing dari banjir cairan kenikmatan. Lalu kupeluk dan kucium dia dan kami melanjutkan tidur sampai jam 10-an.
Sejak saat itu, hampir tiap malam atau sore, kami sering melakukan oral sex sampai berlanjut tidur telanjang bersama melepas kenikmatan dengan menghangati badan. Terutama pada saat menjelang Ebtanas, untuk menambah kesehatan, stamina dan pikirannya, tiap sore dan malam, Mei-Mei pasti meminum air maniku. Dan hasil ujiannya pun bagus, kami sama-sama senang dan merayakannya dengan oral sex sepanjang hari. Kelak kalau aku punya istri, kami akan sering olahraga agar tubuh tetap bugar, fit, bentuk badan tetap terjaga. Tentu saja juga harus minum air maniku tiap beberapa hari sekali agar awet muda, bergairah dan kulitnya senantiasa halus mulus terpelihara. Posted in Daun Muda | No Comments Rin Kekasihku Sunday, August 31st, 2008 Kebetulan pada saat itu, saya mempunyai seorang kekasih teman satu sekolah, nama panggilannya Rin. Dia adalah anak ke 3 dari 8 bersaudara. Rin tinggal di Bandung bersama kakaknya sedangkan orang tua dan adik-adiknya menetap di luar Jawa. Selama berpacaran dengan Rin, saya belum pernah melakukan seperti apa yang saya lakukan dengan Mbak Ami di Yogya. Paling maksimal saya hanya mencium pipi atau kening Rin, itupun saya lakukan jika ada acara khusus. Seperti biasanya, karena usai sekolah sore hari maka saya mengantarkan Rin pulang ke rumahnya di daerah Bandung Barat. Biasanya setelah sampai dirumah Rin saya langsung pulang, tapi hari itu saya sengaja untuk masuk dulu ke rumah Rin. Kamu mau saya temanin dulu apa nggak? tanya saya kepada Rin. Temanin yach.., besok khan tanggal merah, lagian kakakku lagi nonton di luar, jawab Rin dengan ringannya. Ok, kalau gitu mobilnya saya masukin ke carport aja, nggak usah diparkir di jalan, balas saya sambil membuka pintu pagar rumahnya. Setelah memasukkan mobil, saya terus masuk ke ruang tamu dan duduk. Tidak begitu lama Rin ke ruang tamu sambil membawa teh hangat untuk saya. Aku ganti baju dulu, kamu minum dech kata Rin kepada saya. Iya, aku nunggu di sini aja lah, kamu jangan lama-lama ganti bajunya kata saya. Tidak begitu lama, Rin telah kembali dengan menggunakan kaos dan celana pendek. Dia duduk di samping saya, begitu saya perhatikan ternyata satu kancing bagian atas kaosnya dibuka. Hal itu menimbulkan rangsangan untuk mencumbunya. Rin, kakakmu kira-kira pulang jam berapa tanya saya. Yach.. Paling juga jam 10 an sampai rumah, kenapa? tanya Rin kepada saya. Nggak.. Ya berarti masih ada waktu cukup sahut saya lagi. Emang.. Mau apa? tanya Rin menyelidik Kemudian saya menarik badan Rin untuk bersandar di badan saya dan saya tanya, Boleh saya cium kamu? Tanpa menunggu jawaban dari Rin, saya sudah mendaratkan bibir saya di bibirnya. Uch.. Rin pun membalas ciuman saya ini dan dia juga membuka mulutnya dengan maksud agar lidahnya bisa menggapai lidah saya. Rin.. Aku sayang sama kamu kata saya seraya menghentikan untuk sesaat ciuman di bibirnya. He.. Eh, aku juga balas Rin sambil terus menggigit bibir dan lidah saya. Sambil mencium, tangan saya juga sudah mulai mengelus punggungnya dan kemudian bergeser ke lengannya dan berhenti sejenak di sekitar ketiaknya. Tangan Rin pun semakin kencang memeluk badan saya, kelihatannya Rin sudah terbawa emosinya dan dia juga kelihatannya menikmati ketika saya mulai mencium belakang telinga dan lehernya. Shh.. Ach.. Ko, geli desah Rin sambil ke dua tangannya memegang kepala saya. Rin.., suka ya..? tanya saya sambil terus menciuminya dan tangan saya mengelus-elus lengannya. Ciuman saya dari leher kemudian turun ke bagian bawah leher dimana kancing kaosnya sudah terbuka satu. Hanya sebentar ciuman saya di daerah itu,
kemudian ciuman saya geser lagi ke bibirnya. Sambil berciuman, saya pindahkan tangan saya ke buah dadanya dan saya usap-usap dari luar kaosnya dengan sekalikali saya remas. Ko.. Jangan.. Sakit bisik Rin sambil kepalanya mendongak ke atas. Tangan sayapun terus mencoba untuk masuk melalui kancing yang telah terbuka dan langsung menyusup ke dalam cup bra nya. Ach.. desah Rin, sambil tangannya ikut memegangi tangan saya, ntah maksudnya melarang atau mempertahankan tangan saya untuk terus mengolahnya. Tetapi.., setelah beberapa saat saya meremas buah dadanya, tiba-tiba.. Plak.. tangan Rin pun menampar pipi saya. Kaget juga saya dengan tamparan dia itu, saya pikir saking enaknya di remas buah dadanya sehingga dia menjadi begitu tenyata sebaliknya, dia kaget karena diremasremas buah dadanya. Kamu.. Ngapain Ko.. tanya Rin kepada saya. Ech.., kenapa kamu nggak mau saya balik bertanya. Iya.. Jangan nggak boleh khan balas Rin. Ya sudah.. Maaf ya kata saya sambil kemudian saya membetulkan duduk saya. Untuk beberapa saat kami berdua terdiam, mungkin Rin menyesali apa yang baru saja terjadi dan saya menyesali karena apa yang saya rencanakan tidak terpenuhi padahal penis saya sudah mengeras karena terangsang. Dengan berat hati, saya akhirnya minta ijin untuk pulang. Kamu kesel yach.. Saya nggak mau tanya Rin kepada saya. Nggak, kenapa, saya tidak mau memaksa khok jawab saya kemudian. Ko.., saya sayang sama kamu tapi saya belum bisa untuk menerima apa yang tadi kamu lakukan dan jika hal itu kita lakukan pasti ingin mengulang terus begitu penjelasan Rin kepada saya. Nggak apa-apa khok, nggak usah kamu pikirin lagi dech Rin balas saya sambil berdiri untuk pulang. Saya pulang ya dan maaf soal tadi kata saya kepada Rin, kemudian saya kecup keningnya. Iya dech hati-hati nggak usah ngebut kata Rin. Setelah kejadian malam itu, hubungan saya dengan Rin tetap berlangsung terus dan paling maksimal saya hanya mengecup bibirnya sebentar tanpa ada aktivitas lainnya. Tidak terasa hubungan kami sudah mencapai 2 tahun dan kami berdua lulus dari SMA di Bandung. Saya melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi terkenal di Yogya dan Rin kuliah di Bandung. Kami hanya berkomunikasi dengan telepon atau surat dan bertemu jika masa kuliah sedang libur dan tidak terasa telah lebih dari 1 tahun kami berhubungan jarak jauh. Sampai suatu malam, sehabis kuliah saya dibonceng oleh teman kuliah saya yang bernama Ipin melintas dikawasan Malioboro biasa mau cuci mata karena sudah sumpek dengan kuliah seharian dan saya dikagetkan ketika melihat satu rombongan yang menarik perhatian saya dimana saya lihat Rin berada di antara rombongan itu. Ipin, kita ikutin rombongan itu, kayaknya aku liat Rin dech kata saya. Hah.. Masa sich, khok kamu bisa nggak tahu kalau dia ke Yogya balas Ipin dengan nada kaget. Ipin tahu kalau saya punya kekasih di Bandung yang namanya Rin. Iya nich.. Jangan-jangan aku salah liat, tapi kita ikutin aja lah paling nggak kita bisa tahu mereka nginap dimana balas saya kemudian. Akhirnya saya dan Ipin mengikuti rombongan itu dan saya pastikan kalau yang saya liat itu adalah Rin tidak salah lagi. Kita ikuti sampai mereka masuk ke sebuah hotel di samping stasiun. Sudah, samperin aja Ko, cuek aja.. Khok dia nggak kasih kabar sama kamu kata Ipin kepada saya ketika melihat saya ragu mau ikut masuk ke hotel itu atau tidak. Ayo.. Lah, parkirin aja motornya kita datengin balas saya kepada Ipin. Setelah memarkir motor, saya dan Ipin mendatangani receptionist dan menanyakan rombongan yang baru masuk tersebut. Selamat malam Mbak, mau nanya apa yang barusan rombongan dari Universitas xx dari Bandung tanya saya kepada Mbak di receptionist.
Iya, betul Mas, sudah 2 hari rombongan itu disini, besok pagi sudah mau check out ke Semarang jawab Mbak nya itu. Bisa saya minta tolong dihubungi dengan salah satu dari rombongan itu namanya Rin? tanya saya kepada si Mbak. Sebentar ya Mas, saya coba dulu jawab si Mbak receptionist itu sambil mengangkat gagang telepon. Tidak beberapa lama Rin terlihat menuju counter receptionist dan saya lihat muka dia kaget karena melihat saya. Hi.., khok tahu saya ada di sini tanya Rin. Iya, tadi liat lagi jalan rame-rame di Malioboro jawab saya ke Rin. Setelah memperkenalkan teman saya Ipin kepada Rin, kemudian saya bertanya lagi ke Rin. Khok kamu nggak kasih kabar kalau mau ke Yogya kata saya. Iya, sorry ya saya nggak sempet kasih tahu, besok juga sudah mau ke Semarang, disana 2 malam terus balik lagi ke Bandung. Kita lagi studi banding balas Rin. Tidak lama kemudian, datang seorang temannya Rin yang setelah dikenalkan ternyata bernama Rohim. Dengan nada yang agak sok dia bertanya kepada Rin, Siapa Rin? Oh, ini temanku waktu SMA di Bandung, sekarang kuliah di Yogya jawab Rin dengan nada ragu. Saya kaget juga melihat wajah Rin yang ragu dan kenapa juga dia bilang saya temannya khok bukan pacar atau apalah.. padahal saya dengan Rin sudah menjalin hubungan dekat selama 3 tahun lebih. Demikian percakapan awal yang tidak mengenakan dan akhirnya saya tidak mau berlama-lama di hotel tersebut dan saya bilang kepada Rin. Ok, nanti setelah kamu sampai di Bandung kasih tahu saya dan saya akan ke Bandung. Dengan hati yang kesal dan dengan berbagai macam pertanyaan yang berkecamuk di kepala, saya dan Ipin pulang. Ipin pun tahu perasaan saya tetapi dia diam saja tidak mau mengungkit masalah itu. Sudah.. Ntar ke Bandung aja, di clear kankomentar Ipin singkat, padat dan jelas. Beberapa minggu setelah kejadian di Yogya dan liburan kuliah sudah mulai sayapun pergi ke Bandung dengan menggunakan bis malam. Setibanya di Bandung, setelah istirahat sebentar di rumah, saya berangkat menuju ke rumah Rin dengan membawa oleh-oleh. Dengan perasaan hati yang agak galau, saya menekan bel rumahnya dan tidak begitu lama Rin membukakan pintu pagar rumahnya. Eh.. Ko, apa kabar, kapan sampainya? tanya Rin. Tadi subuh naik bus malam. Ini dibawain bakpia untuk di rumah jawab saya sambil masuk ke rumahnya. Kok sepi, sedang pada pergi? tanya saya lagi. Iya, lagi ke Ciwidey mau lihat Situ Patenggang jawab Rin. Sebentar ya, saya buatkan teh dulu untuk kamu kata Rin sambil berjalan ke arah dapur. Sayapun kemudian duduk dan seperti biasanya di bawah meja tamu terdapat beberapa album dan saya mengambil satu yang paling atas. Mungkin ada fotofoto baru yang bisa saya lihat sambil menunggu. Sayapun membuka lembar demi lembar halaman album tersebut dan setelah beberapa halaman saya terkejut karena terdapat beberapa foto Rin berdua dengan Rohim dalam posisi seperti sepasang muda-mudi yang sedang mabuk asmara. Ketika Rin datang dengan membawa teh hangat, saya tanyakan perihal fotofoto tersebut dan.. Oh.. Itu, ya cuma iseng aja foto berdua pas waktu di Yogya dan Semarang Rin menjawab dengan mimik muka yang tampaknya dibuat setenang mungkin. Tetapi saya bisa menangkap semua itu. Tapi.. Nggak ada apa-apa khok kata Rin kemudian. Dengan rasa kesal, saya tutup album itu. Kamu pacaran sama dia? tanya saya kepada Rin. Nggak.. yach akhir-akhir ini nggak tahu kenapa saya dekat dengan dia jawab
Rin dengan nada yang sedikit ragu. Kamu sich Ko.. Pake kuliah di Yogya, jadi saya nggak ada yang nemenin di Bandung lanjut Rin mencoba untuk memberi penjelasan. Maaf ya Rin, saya jadi nggak bisa nemenin kamu di Bandung kata saya. Kemudian saya meminum tehnya dan setelah itu saya tarik badan Rin untuk mendekat ke saya dan langsung saya cium bibirnya. Bibir kamipun saling bertemu dan terus sampai lidaHPun ikut bertaut. Wach.. sudah tambah pengalaman nich si Rin, saya berkata di dalam hati. Rin.. Saya kangen ma kamu kata saya. Iya.. Aku juga, terus Ko.. Ach.. desah Rin membalas ucapan saya. Sayapun tidak hanya mencium bibirnya saja tapi bergerak terus menelusuri telinga, leher dan kembali lagi ke bibirnya. Tangan sayapun mulai bergerilya dengan mulai membuka kancing dari kaos yang dipakai, saya buka satu persatu dan akhirnya terbuka semuanya yang mengakibatkan saya bisa melihat dengan jelas bra yang menutup dua buah bukit kembarnya. Dengan sedikit ragu-ragu, saya sentuh bagian atas buah dadanya dan sekali-kali saya elus dengan mengitari bagian yang menggunung dari buah dada Rin. Ach.. Enak Ko.. Geli.. kata Rin sambil mendesah manja. Boleh saya remes? tanya saya.. Iya.. Ayo.. pinta Rin Dengan rasa heran karena dulu Rin tidak mau, sayapun kemudian meremas dari luar cup bra nya dan setelah beberapa lama saya beranikan untuk menurunkan tali bra nya dan menarik sampai ke perutnya. Tampaklah dua buah bukit kembar yang masih ranum dengan putingnya yang agak menonjol. Rin.. Bagus punyamu kata saya sambil mengelus dan mendekatkan bibir saya untuk mengecup dan mengulum putingnya. Ko.. Ayo, isap putingku ya pinta Rin. Tampaknya Rin sudah mulai terangsang dan saya pun tidak menyia-nyiakan permintaan Rin itu. Sambil mengulum putingnya dengan bergantian kiri dan kanan sambil meremas-remas buah dadanya, saya merasa tangan Rin mulai turun ke arah penis saya yang sudah tegang. Ko.. Keras sekali punyamu kata Rin sambil mengelus-elus penis saya dari luar celana saya. Buka Rin.. saya berkata kepada Rin dan tanpa ragu-ragu Rin pun membuka risleting celana saya dan mengeluarkannya. Kemudian Rin pun mulai meremas-remas penis saya dan mengocoknya. Rin.. Enak, terus.. Ach.. desah saya dimana mulut saya terus mengulum dan mengisap putingnya bagian kiri dan kanan. Melihat Rin semakin terangsang, saya memberanikan tangan saya untuk menjamah daerah terlarangnya. Saya usap sambil menekan ringan jari saya di bagian kewanitaannya dari luar celana pendek yang dipakainya. Ko.. Khok tangannya ke situ?tanya Rin sambil terus mendesah. Kenapa, kamu nggak mau?saya balik bertanya. Ternyata Rin diam saja bahkan desahannya semakin kuat. Melihat keadaan itu, saya semakin berani untuk menurunkan celana pendek Rin yang hanya memakai karet sekaligus dengan celana dalamnya. Untuk sekejap, Rin menahan laju tangan saya, tetapi setelah saya berhasil menurunkan celananya, akhirnya Rin diam saja dan bahkan merenggangkan ke dua kakinya. Jari-jari tangan saya pun terus mengolah lahan yang selama ini ditutupinya, saya usap-usap dan sekali-kali jari tengah saya masuk ke dalam lubang kewanitaannya. Aktifitas ini saya lakukan untuk beberapa menit sampai akhirnya daerah kewanitaannya menjadi basah. Rin.. Mulai basah tuch kata saya . Iya.. Enak Ko, terus Ko.., mau.. balas Rin dengan suara yang mendesah. Kemudian saya menarik badan Rin agar berbaringkan di sofa ruang tamu dan tanpa ada penolakan Rin pun sudah berbaring. Aktivitas dari jari-jari tangan saya teruskan untuk mengolah lubang kewanitaan Rin, sambil terus memilin secara perlahan klitorisnya dan sekali-kali masuk ke dalam lubangnya, tangan saya pun berusaha untuk merenggangkan ke dua paha Rin agar lebih mudah. Tanpa adanya penolakan, entah karena sudah terangsang, Rin membuka lebar-lebar ke dua
pahanya sehingga aktivitas jari saya semakin mudah di sekitar lubang kewanitaannya. Rin.. Aku masukin ya pinta saya.. Jangan.. Aku nggak mau jawab Rin. Rin menjawab begitu sambil terus menggoyangkan pinggulnya sehingga jarijari tangan saya keluar masuk di lubangnya. Tangan Rin sendiri sekali-kali menahan laju tangan saya. Aktifitas mulut saya juga terus berlanjut di sekitar buah dadanya karena saya ingin membuat dia benar-benar terangsang dan akhirnya bersedia untuk bersetubuh. Sayapun mencoba untuk berbaring di samping Rin sambil terus mengolah lubang kewanitaannya dan tangan Rin pun semakin meremas dan mengocok penis saya yang sudah benar-benar keras. Setelah beberapa lamai, sayapun sudah tidak tahan lagi dan mulai manaiki tubuh Rin agar penis saya bisa mendekat ke lubang kewanitaannya Rin. Tahan.. Ya.. kata saya kepada Rin dengan nada memerintah secara halus. Jangan Ko.. Aku nggak mau kata Rin sambil mencoba untuk menahan penis saya yang sudah berada di depan lubangnya dan Rin berusaha untuk merapatkan kakinya tetapi tidak bisa karena saya berada di antara ke dua kakinya. Sayapun terus memajukan penis saya, setelah bagian kepala penis saya tepat berada di lubang kewanitaannya saya mendorong agar kepala penisnya bisa masuk. Ach.. saya mendesah sambil terus mendorong agar penis saya bisa masuk seluruhnya. Ko.. Jangan.. Aduhh.. Sakit kata Rin sambil berusaha untuk mendorong badan saya. Tahan Rin, sedikit lagi masuk semua.. kata saya selanjutnya. Sampai akhirnya penis saya masuk seluruhnya dan kemudian saya diamkan sebentar agar lubang kewanitaan Rin beradaptasi dengan penis saya yang baru masuk. Setelah beberapa saat saya diamkan, saya coba untuk memaju dan mundurkan penis saya. Oh.. Rin.. Enak sekali, sempit sekali.. desah saya sambil terus memompa rongga kewanitaannya. Ko.. sudah.. Ko.., jangan diterusin kata Rin dengan nada hampir menangis. Saya terus saja memompanya.. Slruup.. Slruup.. Begitulah suaranya ketika penis saya maju mundur. Raut muka Rin mulai memerah dan matanya pun mulai menutup seakan akan menahan rasa sakit di bagian lubang kewanitaannya. Namun demikian, jika saya perhatikan dari gerakan pinggulnya yang mulai bergoyang, saya yakin Rin mulai merasakan nikmatnya penis saya. Rin terus menggoyangkan pinggulnya seirama dengan maju mundurnya penis saya dan setelah beberapa lama dengan posisi saya di atas, dari penis saya terasa ingin mengeluarkan air mani. Rin.. Sebentar lagi saya mau keluarkata saya. Ko.. Sudah.. Jangan diterusin pinta Rin dengan air mata yang mulai keluar dan saya tetap tidak peduli dan terus memompanya. Rin.. Saya keluar.. Ach.. Ach.. saya mengerang tertahan karena merasakan nikmatnya keluar di dalam lubang kewanitaan yang hangat. Sayapun mengeluarkan banyak sekali air mani di dalam lubang kewanitaan Rin. Untuk beberapa saat saya diamkan penis saya untuk tetap di dalam lubang kewanitaan Rin. Sampai penis saya mengecil, baru saya tarik dan saya lihat air mani saya mengalir keluar dari lubang kewanitaan Rin dibarengi dengan bercak berwarna merah dan jatuh di sofa tempat kami barusan melakukan aksi persetubuhan. Rin.. Saya sudah ambil perawan kamu kata saya kepada Rin. Iya.. Ko, kamu khok teganya begitu balas Rin dengan suara agak parau. Saya bakalan hamil nggak, khan nggak boleh kita melakukan ini lanjut Rin masih dengan suara yang agak parau. Kemudian Rin berdiri dan berlari ke dalam kamarnya dan ke kamar mandi untuk membersihkan lubang kewanitaannya dari air mani yang telah saya keluarkan di dalam lubang kewanitaannya.. Setelah kejadian itu, saya berhasil beberapa kali bersetubuh dengan Rin sampai akhirnya dia memutuskan hubungannya dengan saya dan kemudian menikah dengan Rohim tanpa memberitahu saya sama sekali.
Saat ini, Rin tinggal di Jakarta dan sudah mempunyai 2 orang anak dari Rohim. Saya menyesal karena tidak bisa menjadi suaminya tetapi setelah saya pikir-pikir lagi ternyata saya lebih beruntung karena telah memperoleh keperawanan Rin dan saya tidak tahu bagaimana Rin menjelaskan kepada Rohim pada saat malam pengantinnya berlangsung. Rin, saya minta maaf karena saya telah membuat kamu berpikir keras untuk menjelaskan status keperawanan kamu kepada Rohim. Untuk Rohim, jangan paksa Rin untuk menjelaskan siapa yang mengambil keperawanan Rin. Dan untuk kalian berdua.. Rin dan Rohim, mudah-mudahan perkawinan kalian langgeng tanpa mempermasalahkan hal-hal yang telah lampau. Cerita pemerkosaan Teman Kantor December 24, 2009 Posted in Umum Aku merasa malu menceritakan cerita dewasa tentang pemerkosaan ini, benarbenar memalukan karena sebenarnya aku gak ingin kisah ini terjadi pada rida teman kantorku. Rida adalah seorang gadis 20 tahunan yang bekerja di sebuah bank negeri di kota Bkl. Ia tinggal di rumah kos bersama seorang rekan wanitanya, Ita, yang juga bekerja di bank yang sama walaupun pada cabang yang berbeda. Ia memiliki tubuh yang kencang. Wajahnya cukup manis dengan bibir yang penuh, yang selalu dipoles dengan lipstik warna terang. Tentu saja sebagai seorang teller di bank penampilannya harus selalu dijaga. Ia selalu tampil manis dan harum. berikut awal cerita pemerkosaan itu. Suatu hari di sore hari Rida terkejut melihat kantornya telah gelap. Berarti pintu telah dikunci oleh Pak Warto dan Diman, satpam mereka. Dia tadi pergi ke WC terlebih dulu sebelum akan pulang. Mungkin mereka mengira ia sudah pulang. Baru saja ia akan menggedor pintu, biasanya para satpam duduk di pintu luar. Ada kabar para satpam di kantor bank tersebut akan diberhentikan karena pengurangan karyawan, Rida merasa kasihan tapi tak bisa berbuat apa-apa. Seingatnya ada kurang lebih 6 orang satpam disana. Berarti banyak juga korban PHK kali ini. Mau kemana Rida?, tiba-tiba seseorang menegurnya dari kegelapan meja teller. Rida terkejut, ada Warto dan Diman. Mereka menyeringai. Eh Pak, kok sudah dikunci? Aku mau pulang dulu.., Rida menyapa mereka berdua yang mendekatinya. Rida, kami bakal diberhentikan besok.., Warto berkata. Iya Pak, aku juga nggak bisa apa apa.., Rida menjawab. Di luar hujan mulai turun. Kalau begitu.. kami minta kenang-kenangan saja Mbak, tiba-tiba Diman yang lebih muda menjawab sambil menatapnya tajam. I.., iya.., besok aku belikan kenang-kenangan.., Rida menjawab. Tiba-tiba ia merasa gugup dan cemas. Warto mencekal lengan Rida. Sebelum Rida tersadar, kedua tangannya telah dicekal ke belakang oleh mereka. Aah! Jangan Pak!. Diman menarik blus warna ungu milik Rida. Gadis itu terkejut dan tersentak ketika kancing blusnya berhamburan. Sekarang aja Rida. Kenang-kenangan untuk seumur hidup!. Warto menyeringai melihat Diman merobek kaos dalam katun Rida yang berwarna putih berenda. Rida berusaha meronta. Namun tak berdaya, dadanya yang kencang yang terbungkus bra hitam berendanya mencuat keluar. Jangannnn! Lepaskannn!, Rida berusaha meronta. Hujan turun dengan derasnya. Diman sekarang berusaha menurunkan celana panjang ungu Rida. Kedua lelaki itu sudah sejak lama memperhatikan Rida. Gadis yang mereka tahu tubuhnya sangat kencang dan sintal. Diam-diam mereka sering mengintipnya ketika ke kamar mandi. Saat ini mereka sudah tak tahan lagi. Rida menyepak Diman dengan keras. Eit, melawan juga si Mbak ini.., Diman hanya menyeringai. Rida di seret ke meja Head Teller. Dengan sekali kibas semua peralatan di meja itu berhamburan bersih. Aahh! Jangan Pak! Jangannn!, Rida mulai menangis ketika ia ditelungkupkan di atas meja itu. Sementara kedua tangannya terus dicekal Warto, Diman sekarang lebih leluasa menurunkan celana panjang ungu Rida. Sepatunya terlepas. Diperlakukan seperti itu, Rida juga mulai merasa terangsang. Ia dapat merasakan angin dingin menerpa kulit pahanya. Menunjukkan celananya telah terlepas jatuh. Rida lemas. Hal ini menguntungkan kedua penyiksanya. Dengan mudah mereka menanggalkan blus dan celana panjang ungu Rida. Rida mengenakan setelan pakaian dalam berenda warna hitam yang mini dan sexy. Mulailah pemerkosaan itu. Pantat Rida yang kencang mulai ditepuk oleh Warto bertubi-tubi, Plak! Plak!. Tubuh Rida memang kencang menggairahkan. Payudaranya besar dan kencang. Seluruh tubuhnya pejal kenyal. Dalam keadaan menungging di meja seperti ini ia tampak sangat menggairahkan. Diman menjambak rambut Rida sehingga dapat melihat wajahnya. Bibirnya yang penuh berlipstik merah menyala membentuk huruf O. Matanya basah, air mata mengalir di pipinya.
Sret!, Rida tersentak ketika celana dalamnya telah ditarik robek. Menyusul branya ditarik dengan kasar. Rida benar-benar merasa terhina. Ia dibiarkan hanya dengan mengenakan stocking sewarna dengan kulitnya. Sementara penis Warto yang besar dan keras mulai melesak di vaginanya. Ouuhh! Adduhh..!, Rida merintih. Seperti anjing, Warto mulai menyodok nyodok Rida dari belakang. Sementara tangannya meremas-remas dadanya yang kencang. Rida hanya mampu menangis tak berdaya. Tiba-tiba Diman mengangkat wajahnya, kemudian menyodorkan penisnya yang keras panjang. Memaksa Rida membuka mulutnya. Rida memegang pinggiran meja menahan rasa ngilu di selangkangannya sementara Diman memperkosa mulutnya. Meja itu berderit derit mengikuti sentakan-sentakan tubuh mereka. Warto mendesak dari belakang, Diman menyodok dari depan. Bibir Rida yang penuh itu terbuka lebar-lebar menampung kemaluan Diman yang terus keluar masuk di mulutnya. Tiba-tiba Warto mencabut kemaluannya dan menarik Rida. Ampuunnn, hentikan Pak.., Rida menangis tersengal-sengal. Warto duduk di atas sofa tamu. Kemudian dengan dibantu Diman, Rida dinaikkan ke pangkuannya, berhadapan dengan pahanya yang terbuka. Slebb!, kemaluan Warto kembali masuk ke vagina Rida yang sudah basah. Rida menggelinjang ngilu, melenguh dan merintih. Warto kembali memeluk Rida sambil memaksa melumat bibirnya. Kemudian mulai mengaduk aduk vagina gadis itu. Rida masih tersengal-sengal melayani serangan mulut Warto ketika dirasakannya sesuatu yang keras dan basah memaksa masuk ke lubang anusnya yang sempit. Diman mulai memaksa menyodominya. Nghhmmm..! Nghh! Jahannaammm!, Rida berusaha meronta, tapi tak berdaya. Warto terus melumat mulutnya. Sementara Diman memperkosa anusnya. Rida lemas tak berdaya sementara kedua lubang di tubuhnya disodok bergantian. Payudaranya diremas dari depan maupun belakang. Tubuhnya yang basah oleh peluh semakin membuat dirinya tampak erotis dan merangsang. Juga rintihannya. Tiba-tiba gerakan kedua pemerkosanya yang semakin cepat dan dalam mendadak berhenti. Rida ditelentangkan dengan tergesa kemudian Warto menyodokkan kemaluannya ke mulut gadis itu. Rida gelagapan ketika Warto mengocok mulutnya kemudian mendadak kepala Rida dipegang erat dan Crrrt! Crrrt!, cairan sperma Warto muncrat ke dalam mulutnya, bertubi-tubi. Rida merasa akan muntah. Tapi Warto terus menekan hidung Rida hingga ia terpaksa menelan cairan kental itu. Warto terus memainkan batang kemaluannya di mulut Rida hingga bersih. Rida tersengal sengal berusaha menelan semua cairan lengket yang masih tersisa di langit-langit mulutnya. Mendadak Diman ikut memasukkan batang kemaluannya ke mulut Rida. Kembali mulut gadis itu diperkosa. Rida terlalu lemah untuk berontak. Ia pasrah hingga kembali cairan sperma mengisi mulutnya. Masuk ke tenggorokannya. Rida menangis sesengggukan. Diman memakai celana dalam Rida untuk membersihkan sisa spermanya. Wah.. bener-bener kenangan indah, Yuk.., ujar Warto sambil membuka pintu belakang. Tak lama kemudian 3 orang satpam lain masuk. Ayo, sekarang giliran kalian!, Rida terkejut melihat ke-3 satpam bertubuh kekar itu. Ia akan diperkosa bergiliran semalaman. Celakanya, ia sudah pamit dengan teman sekamarnya Ita, bahwa ia tak pulang malam ini karena harus ke rumah saudaranya hingga tentu tak akan ada yang mencarinya. Rida ditarik ke tengah lobby bank itu. Dikelilingi 6 orang lelaki kekar yang sudah membuka pakaiannya masing-masing hingga Rida dapat melihat batang kemaluan mereka yang telah mengeras. Ayo Rida, kulum punyaku!, Rida yang hanya mengenakan stocking itu dipaksa mengoral mereka bergiliran. Tubuhnya tiba-tiba di buat dalam keadaan seperti merangkak. Dan sesuatu yang keras mulai melesak paksa di lubang anusnya. Akhh, mmmhhh.., mhhh, Rida menangis tak berdaya. Sementara mulutnya dijejali batang kemaluan, anusnya disodok-sodok dengan kasar. Pinggulnya yang kencang dicengkeram. Akkkghhh! Isep teruss!, Ayooo. Satpam yang tengah menyetubuhi mulutnya mengerang ketika cairan spermanya muncrat mengisi mulut Rida. Gadis itu gelagapan menelannya hingga habis. Kepalanya dipegangi dengan sangat erat. Dan lelaki lain langsung menyodokkan batang kemaluannya menggantikan rekannya. Rida dipaksa menelan sperma semua satpam itu bergiliran. Mereka juga bergiliran menyodomi dan memperkosa semua lubang di tubuh Rida bergiliran. Tubuh Rida yang sintal itu basah berbanjir peluh dan sperma. Stockingnya telah penuh noda-noda sperma kering. Akhirnya Rida ditelentangkan di sofa, kemudian para satpam itu bergiliran mengocok kemaluan mereka di wajahnya, sesekali mereka memasukkannya ke mulut Rida dan mengocoknya disana, hingga secara bergiliran sperma mereka muncrat di seluruh wajah Rida.
Ketika telah selesai Rida telentang dan tersengal-sengal lemas. Tubuh dan wajahnya belepotan cairan sperma, keringat dan air matanya sendiri. Rida pingsan. Tapi para satpam itu ternyata belum puas. Belum pagi nih, ujar salah seorang dari satpam itu. Iya, aku masih belum puas. Akhirnya muncul ide mereka yang lain. Tubuh telanjang Rida diikat erat. Kemudian mereka membawanya ke belakang kantornya. Bagian belakang bank itu memang masih sepi dan banyak semak belukar. Rida yang masih dalam keadaan lemas diletakkan begitu saja di sebuah pondok tua tempat para pemuda berkumpul saat malam. Hujan telah berhenti tetapi udara masih begitu dinginnya. Mulut Rida disumpal dengan celana dalamnya. Ketika malam semakin larut baru Rida tersadar. Ia tersentak menyadari tubuhnya masih dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Ia benar-benar merasa dilecehkan karena stockingnya masih terpasang. Tiba-tiba saja terdengar suara beberapa laki-laki. Dan mereka terkejut ketika masuk. Wah! Ada hadiah nih!, aroma alkohol kental keluar dari mulut mereka. Rida berusaha meronta ketika mereka mulai menggerayangi tubuh sintal telanjangnya. Tapi ia tak berdaya. Ada 8 orang yang datang. Mereka segera menyalakan lampu listrik yang remang-remang. Tubuh Rida mulai dijadikan bulan-bulanan. Rida hanya bisa menangis pasrah dan merintih tertahan. Ia ditunggingkan di atas lantai bambu kemudian para lelaki itu bergiliran memperkosanya. Semua lubang di tubuhnya secara bergiliran dan bersamaan disodok-sodok dengan sangat kasar. Kembali Rida bermandi sperma. Mereka menyemprotkannya di punggung, di pantat, dada dan wajahnya. Setiap kali akan pingsan, seseorang akan menampar wajahnya hingga ia kembali tersadar. Ini kan teller di bank depan? Mereka tertawa-tawa sambil terus memperkosa Rida dengan berbagai posisi. Rida yang masih terikat dan terbungkam hanya dapat pasrah menuruti perlakuan mereka. Cairan berwarna putih dan merah kekuningan mengalir dari lubang pantat dan vaginanya yang telah memerah akibat dipaksa menerima begitu banyak batang penis. Ketika seseorang sedang sibuk menyodominya, Rida tak tahan lagi dan akhirnya pingsan. Entah sudah berapa kali para pemabuk itu menyemprotkan sperma mereka ke seluruh tubuh Rida sebelum akhirnya meninggalkannya begitu saja setelah mereka puas. Seperti itulah cerita dewasa dari rida yang sangat malam, sampai saat ini trauma mendalam dialami oleh rida, dan dia sangat sedih dengan perkosaan itu. Menikmati Kegadisan Nur Saturday, January 31st, 2009 Malam itu aku berembuk tentang wanita itu, sebenarnya istriku agak keberatan jika wanita itumengajak anaknya untuk bekerja di rumah kami yang dikatakan istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah kuyakinkan akhirnya istriku setuju juga kalau wanita itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasanku karena istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan karena pernikahan kami yang sudah 6 tahun belum mendapatkan keturunan, sehingga anak gadis itu bisa kami anggap sebagai anak kami sendiri. Keesokan harinya sekitar jam 5:00 sore wanita itu dan anak gadisnya telah berada di rumahku untuk melakukan tugas sebagai pembantu, sebut saja wanita itu Nursyfa dan anak gadisnya Santi. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Santi kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan. Terima kasih Pak, Santi senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu. Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang sekolah kamu harus bantu ibumu, kata istriku sambil berpelukan dengan Santi, kulihat di wajah ibunya Nursyifa pun terlihat keceriaan. Enam bulan berlalu sejak Nursyifa dan Santi bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Nursyifa sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Santi sedang sekolah, aku melihat Nursyifa yang sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil. Aku tertegun melihat tubuh Nur yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh Nur yang indah itu.
Tiba-tiba Nur berbalik dan kaget melihatku yang baru saja membayanginya. Eh.. Bapak, ngagetin saya aja. Eh.. Nur boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya. Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah. Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Nur menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Nur itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Santi dan dia bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Nur ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Nur seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Nur. Sudah, Nur.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi. Iya.. Pak.. saya dan Santi.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami. Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Santi pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis. Nur menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tibatiba aku merasakan sesuatu yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang membuat dirinya gelagapan. Aaahh.. Bapak! Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat aku makin berani. Pak.. sshh.. Kenapa.. Nur..? Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa. Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh. Nur mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah. Aahh.. Pak, enak sekali deh.. Nur.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk! Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana? Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa. Kugiring Nursyifa ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Nur untukmenanggalkan pakaiannya. Nur langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang agak mengagetkanku karena keindahan tubuh Nur. Nur dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit yang putih bersih, pinggulNur agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tidak bisa menelan ludahku. Kalau aku beri nilai tubuh Nur nilainya 9.9, hampir sempurna. Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh Nur. Nur, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu. Ah, masa sih Pak? Iya Nur, tahu gitu kamu saja yang jadi Ibu deh. Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Nur jadi Ibu, Nur mau kok jadi ibu ke dua. Aku langsung menanggalkan pakaianku dan batang kemaluanku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Nur langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Nur meraba-raba batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke tempat tidur. Nur, kamu mau nggak hisap kontol saya, saya jilatin vaginamu. Nur hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang vaginanya sudah kujilati dengan lembutnya, vaginanya mengeluarkan bau harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat. Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang vagina itu dan langsung kutelan habis. Aaakkhh.. aakkhh.. rintih Nur kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka Nur tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu helm dan batangku dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring sedangkan Nur kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi karena liang vagina Nur yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus batang kemaluanku.
Blleess.. jlebb.. jlebb.. Kulihat Nur agak menahan nafas karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya. Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, tapi Nur suka deh rasanya sodokannya sampai perut Nur. Tubuh Nur dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Nur, vaginamu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, Nur enak sekali. Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina Nur, aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki Nur menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya. Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini. Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang vaginanya kusodok oleh batang kemaluanku dari belakang, Nur menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke vagina Nur yang hampir 15 menit kemudian Nur menjerit. Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Nur keluar nih.. akhh.. sshh.. Keluarlah cairan dari vagina Nur yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku. Nur.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich.. Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua. Crroott.. croott.. crroott.. Keluarlah cairanku membasahi liang vagina Nur, karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Nur. Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku. Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamartidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Nur keluar kamarku yang rupanya Santi ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah. Malam harinya setelah Santi tertidur, Nur kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencariNur, tapi yang aku temukan hanya Santi yang sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi Nur pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Santi yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa. Santi.. gimana sekolah kamu..? Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum. Mmm, ya sudah kamu belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga. Pak, boleh Santi tanya? Iya, kenapa Santi..? Kemarin ketika Santi pulang sekolah, Santi kan cari ibu Santi, pas buka kamar Bapak, Santi melihat Bapak dan ibu Santi lagi telanjang terus Santi lihat kalau Ibu Santi ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang masuk ke badan ibu Santi, maaf yach Pak, Santi lancang. Mama Nur lagi diapain sih sama Bapak? Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang. Iya Pak, tapi kok Mama Nur kayaknya keenakan ya. Santi jadi kepingin dech Pak kayak ibu Santi. Kamu serius San, kamu mau? Iya Pak. Kulihat Santi tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Santi tersingkap sewaktududuknya bergeser sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku langsung terangsang. Kusuruh Santi duduk dipangkuanku. San, sini kamu duduk di pangkuan Bapak. Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang, sebelum Santi duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih kuturunkan sehingga vagina mungil putih bersih milikgadis 13 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya. Santi memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat. Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali. Vagina Santi yang masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Santi punmakin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Santi mulai kejangkejang dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis. Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih dari tempat pipis Santi.. eugh.. eugh.. Tubuh Santi langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Batang
kemaluanku yang mengeraskutempelkan pada vaginanya yang basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Santi kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Santi yang baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampangpayudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras. Sementara Santi masih tertidur lemas, batang kemaluanku yang sudahmenempel di vagina Santi yang masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan basah. Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina Santi yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke vagina Santi. Santi mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, dia pun menjerit kesakitan. Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Santi.. sakit awww.. aawww.. Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi.. Kupeluk tubuh Santi dan menenangkannya dari rasa sakit pada vaginanya yang robek oleh batangkemaluan milikku yang memang super besar. Sodokkanku pada vagina Santi kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Santi merasakan kenikmatan. Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tidak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh.. Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Santi mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikuttetesan darah dan langsung tubuh Santi lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan Santi. Arrgghh.. Pak.. Santi.. lemmaass.. Aku agak kaget juga melihat keadaan Santi yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Santi yang sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang vagina Santi hingga meluber ke pahaku. Crroot.. crroott.. Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini.. Langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Santi dan kubaringkan Santi yang pingsan di Sofa. Sisa cairan yang masih melekat di vagina Santi kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Santi dan kubiarkan Santi yang masih pingsan tidur di Sofa, aku lalu membersihkan badanku sendiri. Sepuluh menit kemudian Nursyifa, datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejaksaat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan Nur jika istriku pergi dan Santi sekolah, dengan Santi jika istriku dan Nur pergi Koleksi Cerita Dewasa Posted in Cerita Dewasa | No Comments Kisah hilangnya Keperawanan Tuesday, January 27th, 2009 Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang ketika kami berdua sampai di perumahan tempat kakak laki-laki mas Ari, cowok yang sedang mendekati aku, yang sedang kosong itu. Dia ganteng dan badannya keker, aku suka dia mendekatiku walaupun beda umurnya jauh denganku. Setelah menutup pagar depan, segera dia mengajakku untuk masuk ke dalam rumah. Dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya pipiku dengan bibirnya. Aku sangat terkejut melihat ulahnya, Eeeh Mas, kok gitu sih kataku memandangnya sambil melotot. Namun dia dapat segera mengendalikan diri, sambil tersenyum dia segera meraih tanganku dan ditariknya masuk ke dalam rumah. Setelah menutup pintu terasa sekali di dalam suasana agak remang-remang karena gorden masih tertutup. Sambil tetap memegang tanganku erat-erat, dia menatap wajahku, wajahku masih cemberut dan kelihatan marah. Sambil tetap tersenyum dia berkata Nes, itu tadi berarti aku sayaang sama kamu, apa nggak boleh aku ngasih sun sayang? rayunya. Mas gitu sih,aku tetap merajuk kepadanya, aku menarik lepas tanganku dari genggamannya dan berjalan menuju ke sofa ruang tamu. Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku yang berwarna putih terpampang jelas sekali. Aku menghempaskan pantatku di sofa, dia
menyusulku segera dan duduk rapat di sampingku, Ines sayang rayunya. Aku boleh kan cium bibir kamu, say Aku semakin merajuk. Ines sayang, terus terang, hari ini aku kepingin bersama kamu, aku ingin memberikan rasa kasih sayang ke kamu, asal kamu mau memberikan apa yang aku inginkan, mau kan sayang? rayunya lebih lanjut. Aku membelalak kaget ke arahnya, Maasss Hanya kata itu yang kuucapkan, selanjutnya aku hanya memandangnya lama tanpa sepatah katapun. Dia mengambil inisiatif dengan menggenggam erat dan mesra kedua belah tanganku. Ines sayang, percayalah apapun yang kukatakan, itu bentuk rasa cinta dan kasih sayang aku sama kamu say, percayalah. Aku menginginkan bukti cintamu sekarang, Selesai berkata begitu dia mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku kaget sehingga sama sekali tak memberontak. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Aku saat kukecup tadi memejamkan mata, Bagaimana sayang, kau bersediakah?, rayunya lebih lanjut. Dia berusaha mengecup bibirku lagi, namun dengan cepat aku melepaskan tangan kananku dari remasannya, dadanya kutahan dengan lembut. Mass bisikku lirih. Ines sayang, percayalah sama aku, rayunya lagi. Tapi mass, Ines takut Mas, jawabku. Takut apa sayang, katakanlah, bisiknya kembali sambil meraih tanganku. Anu, Ines takut Mas nanti meninggalkan Ines, bisikku. Dia menggenggam kuat kedua tanganku lalu secepat kilat dia mengecup bibirku. Ines sayangku, aku terus terang tidak bisa menjanjikan apa-apa sama kamu tapi percayalah aku akan membuktikannya kepadamu, aku akan selalu sayang sama kamu, bujuknya untuk lebih meyakinkanku. Tapi Mas bisikku masih ragu. Ines, percayalah, apa aku perlu bersumpah sayang, kita memang masih baru beberapa hari kenal sayang tapi percayalah yakinlah sayang kalau Tuhan menghendaki kita pasti selalu bersama sayang, rayunya lagi. Lalu kalau Ines sampai hhaamil gimana mass? ujarku sembari menatapnya.Aah, jangan khawatir sayang, aku akan bertanggung jawab semuanya kalau kamu sampai hamil, yah aku pasti mengawini kamu secepatnya, bagaimana sayang? bisiknya. Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku dari balik baju kaosku yang ketat, Mas harus janji dulu sebelum aku tak melanjutkan ucapanku. Sebelum apa sayang, katakanlah, bisiknya tak sabar. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas. aahh Mas, aku merintih pelan. Mas aah mmas.. Ines rela menyerahkan semuanya asal Mas mau bertanggung jawab nantinya, aku berbisik semakin lemah, saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku. Diusapnya perlahan dari balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku hendak mencium, namun aku menahan dadanya dengan tangan kananku, eeehh Mas.. berjanjilah dulu Mas, bisikku di antara desahan nafasnya yang mulai sedikit memburu. Oooh Ines sayang, aku berjanji untuk bertanggung jawab, aahh aku menginginkan keperawananmu sayang, ucapnya. Sementara jemari tangannya yang sedang berada di sela-sela selangkangan pahaku itu meremas gundukan memekku lagi. Ba.. baiklah Mas, Ines percaya sama Mas, bisikku. Jadi? tanyanya. hh. lakukanlah mass, Ines milik Mas seutuhnya.. hh.. jawabku. Benarkah? ooh.. Ines sayanggg. Secepat kilat bibirku kembali dikecup dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku mulai berani membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup. aah Ines sayang, kamu pintar sekali, kamu pernah punya pacar yaach? tanyanya curiga. Mm Ines belum pernah punya pacar Mas, ini ciuman Ines yang pertama kok Mas, sahutku. Kok ciumanmu pintar sekali, jangan-jangan Ines sering nonton film porno yaa? godanya. Aku tersenyum malu, dan wajahku pun tiba-tiba bersemu merah, aku menundukkan mukaku, malu. I iya Mas, beberapa kali, sahutku terus terang sambil tetap menundukkan muka. Ines sayang, kamu nggak kecewa khan karena aku benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang? tanyanya. Ines serahkan apa yang bisa Ines persembahkan buat Mas, Ines ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya, sahutku lirih. Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku yang masih perawan, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku. Oooh masss, bisikku lirih. Enaak sayang diusap-usap begini, tanyanya. hh iiyyaa mass, bisikku polos. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas. sakit Mas aawww aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat
wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agarlebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu. Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, aawww Mas sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya, protesku. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku. Auuggghh.. tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan kaget. Eeehh kenapa Mas? Aahh anu sayang kontolku sakit nih, sahutnya sambil buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia berbuat demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDku dan Tooiiing, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . aawww Mas jorok, aku menjerit kecil sambil memalingkan mukaku ke samping dan menutup mukaku dengan tangan. He he dia terkekeh geli, batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, dan besar. Sementara aku masih menutup muka tanpa bersuara, dia mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, Uuuaahhnikmatnya. nes sebentar yaa aku mau cuci kontolku dulu yaa bau nih soalnya, katanya sambil ngibrit ke belakang, kontolnya yang sedang ON tegang itu jadi terpontang-panting sambil mengangguk-anggukkan kepalanya ke sana ke mari ketika dia berlari. Aku masih terduduk di atas sofa dan begitu melihatnya keluar berlari tanpa pakai celana jadi terkejut lagi melihat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik turun. aawww teriakku kembali sembari menutup mukaku dengan kedua jemari tanganku. Iiihh Ines takut apa sih, kok mukanya ditutup begitu, tanyanya geli. Itu Mas, kontol Mas, sahutku lirih. Lhoo katanya sudah sering nonton BF kok masih takut, kamu kan pasti sudah lihat di film itu kalau kontol cowok itu bentuknya gini, sahutnya geli. Iyam..Mas, tapi kontol Mas mm besar sekalii, sahutku masih sambil menutup muka. Yaach ini sih kecil dibanding di film nggak ada apaapanya, itu khan film barat, kontol mereka jauh lebih gueedhee kalau kontolku kan ukuran orang Indonesia sayang, ayo sini dong kontolku kamu pegang sayang, ini kan milik kamu juga, sahutnya nakal. Iiih malu aah Mas, jorok. Alaa.. malu-malu sih sayang, aku yang telanjang saja nggak malu sama kamu, masa kamu yang masih pakaian lengkap malu, ayo dong sayang kontol Mas dipegang biar kamu bisa merasakan milik kamu sendiri, sahutnya sembari meraih kedua tanganku yang masih menutupi mukaku. pada mulanya aku menolak sambil memalingkan wajahku ke samping, namun setelah dirayu-rayu akhirnya aku mau juga. kedua tanganku dibimbingnya ke arah selangkangannya, namun kedua mataku masih kupejamkan rapat. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Mulanya jemari tanganku hendak kutarik lagi saat menyentuh kontolnya yang ngaceng namun karena dia memegang kedua tanganku dengan kuat, dan memaksanya untuk memegang kontolnya itu, akhirnya aku hanya menurut saja. Pertama kali aku hanya mau memegang dengan kedua jemarinya. Aah terus sayang pegang erat dengan kedua tanganmu, rayunya penuh nafsu. Iiih keras sekali Mas, bisikku sambil tetap memejamkan mata. Iya sayang, itu tandanya aku sedang ngaceng sayang, ayo dong digenggam dengan kedua tanganmu, aahh dia mengerang nikmat saat tiba-tiba saja aku bukannya menggenggam tapi malah meremas kuat. Aku terpekik kaget, Iiih sakit mass tanyaku. Aku menatapnya gugup. Ooouhh jangan dilepas sayang, remas seperti tadi lekas sayang oohh erangnya lirih. Aku yang semula agak gugup, menjadi mengerti lalu jemari kedua tanganku yang tadi sedikit merenggang kini bergerak dan meremas kontolnya seperti tadi. Dia melenguh nikmat. Aku kini sudah berani menatap kontolnya yang kini sedang kuremas, jemari kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya. Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas kontolnya. .dia hanya bisa melenguh panjang pendek. .sshhnes terusss sayang, yaahh ohh ssshh, lenguhnya keenakan. Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. Aakkkhh ssshh dia menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali, nes aahhgghh sshh awas pejuku mau keluarr teriaknya keras. aku meloncat berdiri begitu dia mengatakan kalimat itu, aku melepaskan remasan tanganku dan berdiri ke sebelahnya, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya yang baru kukocok. Kamu kok lari sih bisiknya lirih disisiku. Tadi pejunya mau keluar mass kok nggak jadi? tanyaku polos. Rupanya dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang pejunya mau keluar.
Dia meraih tubuhku yang berada di sampingnya dan dipeluknya dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena memang tubuhnya lebih tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya. Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10 detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil, Kamu apaan sih kok ketawa, tanyanya heran. Abisnya Mas sih, kan Ines geli digesekin kaya gitu, sahutku sambil terus tertawa kecil. Dia segera merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat. aagghh nes terus sayang bisiknya mesra. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat. Enaak ya mass bisikku mesra. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku. Gerah nih sayang, aku buka baju dulu yaah sayang, katanya sambil terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke samping. Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur. Sayang kau suka yaa sama kontolku, katanya. Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab dengan polos. suka sih Mas habis kontol Mas lucu juga, keras banget Mas kayak kayu, ujarku tanpa malu-malu lagi. Lucu apanya sih? tanyanya. Aku memandangnya sambil tersenyum pokoknya lucu saja, bisikku lirih tanpa penjelasan. Gitu yaa kalau memek kamu seperti apa yaa aku pengen liat dong, katanya. Aku mendelik sambil melepaskan tanganku dari kontolnya. Mas jorok ahh sahutku malu-malu. Ayo, aku sudah kepengen ngerasain nih aku buka ya celana kamu, katanya lagi. Dan dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Pada mulanya aku agak memberontak dan menolak tangannya namun begitu aku memandang wajahnya yang tersenyum padaku akhirnya aku hanya pasrah dan mandah saat jemari kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna putih itu. Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan tali ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku, dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum. Aku buka ya.. CDnya, tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. OoohMasss aku merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah forbidden ku. Menggembung membentuk seperti sebuah gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup lebat. Oohh.. nes, indahnya Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka braku dan tesss bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap berdiri di depannya, aku tersenyum manis kepadanya, walaupun wajahku sedikit memerah karena malu. Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. kamu cantik sekali sayang, bisiknya lirih. Aku mengulurkan kedua tanganku kepadanya mengajaknya berdiri lagi. Mass Ines sudah siap, Ines sayang sama Mas, Ines akan serahkan semuanya seperti yang Mas inginkan, bisikku mesra. Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang, Aahh.. nes kita ngentot di
kamar yuk, aku sudah kepingin ngentot sayang, bisiknya tanpa malu-malu lagi. Aku hanya tersenyum dalam pelukannya. Terserah Mas saja, mau ngentotnya dimana, sahutku mesra. Dengan penuh nafsu dia segera meraih tubuhku dan digendongnya ke dalam kamar. Direbahkannya tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur busa di dalam kamar tengah, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus berdempetan. Suasana dalam kamar kelihatan gelap karena semua gorden tertutup agar tak kentara dari luar, walaupun gorden yang berada dalam kamar ini sama sekali tidak menghadap ke jalan umum namun menghadap ke kebun di belakang, jadi sebenarnya sangat aman. Dia segera membuka gorden agar sinar matahari sore dapat masuk, dan benar saja begitu disibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang. Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku. Buka pahamu sayang, aku ingin mengentotimu sekarang, bisiknya bernafsu. Mass aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu menelusup di antara kedua bibir memekku. Sayang, aku masukkan yaah kalau sakit bilang sayang.. kamu kan masih perawan. Pelan-pelan Mas, bisikku pasrah. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di antara belahan bukit memekku. Dia mencoba untuk menelusup celah bibir memekku bagian atas namun setelah ditekan ternyata jalan buntu. Agak ke bawah Mas, aahh kurang ke bawah lagi Mas mm.. yah tekan di situ Mas aawww pelan-pelan Mas sakiiit, aku memekik kecil dan menggeliat kesakitan. Akhirnya dia berhasil menemukan celah memekku itu setelah aku menuntunnya, diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya dipaksanya untuk menelusup ke dalam liang memekku yang sempit. Dia mengecup bibir ku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan memekik-mekik kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku yang sangat-sangat sempit sekali. Tahan sayang aku masukkan lagi, sempit sekali sayang aahh, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku. aawwww. masss sakiit teriakku memelas, tubuhku menggeliat kesakitan. Dia berusaha menentramkan aku sambil mengecup mesra bibirku dan dilumat dengan perlahan. Lalu, tahan sayang, baru kepalanya yang masuk sayang, aku tekan lagi yaah, bisiknya. Tiba2 dia mencabut kembali kontolnya yang baru masuk kepalanya saja itu dengan perlahan. Ah sayang, aku masukin nanti saja deh, liang memekmu masih sangat sempit dan kering sayang. memekku sakit Mas, erangku lirih. Yahh aku tahu sayang kamu kan masih perawan, kita bercumbu dulu sayang, aku kepingin melihat Ines nyampe, bisiknya bernafsu. Segera dia merebahkan badannya di atas tubuhku dan dipeluknya dengan kasih sayang, Ines hh.. bagaimana perasaanmu sayang, bisiknya mesra. Aku memandangnya dan tertawa renyah. mm Ines bahagia sekali bersama Mas seperti ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini, ujarku polos. Iyaa sayang, anggaplah aku suamimu saat ini sayang, bisiknya nakal. Iih.. Mas, Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik mmbhh, belum sempat aku selesai ngomong, dia sudah melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra.Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas. Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian, beberapa kali kepala kontolnya yang tegang salah sasaran memasuki belahan bibir memekku seolah akan menembus liang memekku lagi. Akua hanya merintih kesakitan dan memekik kecil, Aawwww Mas saakiit, erangku. Aahh.. nes memekmu empuk sekali sayang, ssshh, dia melenguh keenakan. Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung Fujiyama milikku, dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. Mass, geli, erangku lirih. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya. Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. Mas aku semakin mendesah tak karuan. Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. Aawww Mas, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila
tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas sampai aku berteriak-teriak kesakitan. Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya. Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. Buka pahamu Nes.. teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang leluasa untuk mencumbu memekku itu. Oooh masss, aku hanya merintih lirih. Dia membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap memegangi kain sprei, aku kelihatan tegang sekali. Sayang jangan tegang begitu dong sayang, katanya mesra. Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau Ines merasa nikmat, teriak saja sayang biar puass. katanya selanjutnya. Sambil memejamkan mata aku berkata lirih. Iya mass eenaak sih mass, kataku polos. Dia memandangi memekku yang sudah ditumbuhi jembut namun kulit dimemekku dan sekitarnya itu tidak tampak keriput sedikitpun, masih kelihatan halus dan kencang. Bibir memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah sempit yang berada di antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat. MAs ngapain sih kok ngelamun, bau yaa Mas? tanyaku sambil tersenyum. Wajahku sedikit kusut dan berkeringat.abisnya memekmu lucu sih, bau lagi, balasnya nakal. Iiihh jahat, Belum habis berkata begitu aku memegang kepalanya dan mengucek-ucek rambutnya. Dia tertawa geli. Selanjutnya aku menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu, sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku yang bundar dengan gemas. Dia mulai mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan bibirnya pada bibir memekku. aku mengerangerang dan tak jarang memekik cukup kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada memekku. Tubuhku menggeliat hebat, kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak karuan. Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas, dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mencoba untuk membuka bibir memekku agak lebar, namun aku memekik kecil karena sakit. aawww mass.. sakiit, pekikku kesakitan. maaf sayang, sakit yaa bisiknya khawatir. Dia mengusap dengan lembut bibir memekku agar sakitnya hilang, sebentar kemudian lalu disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, inilah itil, bagian paling sensitif dari memek wanita. Lalu secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku, pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah bibir memekku lebih dalam dan menyentilnyentil itilku. Begitu singkat karena tak sampai 1 menit aku terisak menangis dan ada semburan lemah dari dalam liang memekku berupa cairan hangat agak kental
banyak sekali. Dia masih menyentil itilku beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan, sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe. Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, Sayaang puas kan bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam rapat namun mulutku tersenyum bahagia. Giliranku sayang, aku mau masuk nih tahan sakitnya sayang, bisiknya lagi tanpa menunggu jawabannya. Dia segera bangkit dan duduk setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja dan tertawa kecil, Mas iiih.. gelii.. aah, jeritku manja. Sayaang, kontolku mau masuk nih tahan yaa sakitnya, bisiknya nakalpenuh nafsu. Iiihh jangan kasar ya mass pelanpelan saja masukinnya, Ines takutsakiit, sahutku polos penuh kepasrahan. Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya, lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Diamulai menekan dan aku pun meringis, dia tekan lagi akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. Tahan sayang bisiknya bernafsu. Aku hanya mengangguk pelan, mata lalu kupejamkan rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia Agak membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, dan aku mulai menjerit kesakitan. Dia tak peduli, mili demi mili kontolnya secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku dan tiba-tiba setelah masuk sekitar 4 centi seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala kontolnya untuk terus masuk, dia terus menekan dan aku melengking keras sekali lalu menangis terisak-isak. selaput daraku robek. Dia terus menekan kontolnya, ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang luar biasa sempit itu. Dia memegang pinggulku, dan ditariknya kearahnya kontolnya masuk makin ke dalam, Aku terus menangis terisak-isak kesakitan, sementara dia sendiri malah merem melek keenakan. Dan dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan jepitan ketat memekku yang luar biasa. Sementara aku hanya memekik kecil lalu memandangnya sayu. Mass Ines sudah nggak perawan lagi sekarang, bisikku lirih. Ines sayang, Mas sekarang juga nggak perjaka lagi, balasnya mesra. Kami sama-sama tersenyum. Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya penuh kasih sayang, toketku kembali menekan dadanya. Memekku menjepit meremas kuat kontolnya yang sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan mesra,dia mengusap mesra wajahku yang masih menahan sakit menerima tusukan kontolnya. Mas bagaimana rasanya, bisikku mulai mesra kembali, walaupun sesekali kadang aku menggigit bibir menahan sakit. Enaak sayang.. dan nikmaat oouhh aku nggak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sayang selangit pokoknya, bisiknya. MAs, bagaimana kalau Ines sampai hamil? bisikku sambil tetap tersenyum.Okenanti setelah ngentot kita cari obat di apotik, obat anti hamil, bisiknya gemas. Iihh nakal sahutku sambil kembali mencubit pipinya. Biariin Maasss aku agak berteriak. Apaan sih tanyanya kaget. Lalu sambil agak bersemu merah dipipi aku berkata lirih. dienjot dong bisikku hampir tak terdengar. Iiih Ines kebanyakan nonton film porno, kan memeknya masih sakiit, jawabnya. Pokoknya, dienjot dong Mas sahutku manja. Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang mengentoti dan menikmati tubuhku. Aku merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuannya. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. Awww aduuh Mass sakit . ngilu Mas aku berteriak kesakitan. Maaf sayang aku mainnya kasar yaah? aku nggak tahan lagi sayang aahhgghghh, bisiknya. pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian
tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi. Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Dia mengajariku untuk menjilati serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Kontolnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun. Enak banget yang, kamu cepet ya belajarnya. Terus diemut yang, erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku. Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorekkorek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik. Mas, nikmat banget deh, Ines sampe lemes, kataku. Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan dulu ya, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah itu. Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi. DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah dibelinya. Nes, malem ini kita tidur disini aja ya, aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngentot lagi, katanya sambil membelai pipiku. Ines nurut aja apa yang mas mau, Ines kan udah punyanya mas, jawabku pasrah. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. Mas enak sekali.. nafasku terengah2. Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketikla Responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya. Dia ganti dengan posisi 69.Dia telentang dan minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar masuk mulutku dari atas. Setelah aku lancar melakukannya, dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk menancapkan kontolnya di memekku. Aku ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal. buat apa mas, kok diganjel bantal segala, tanyaku. biar masuknya dalem banget yang, nanti kamu juga ngerasa enaknya, jawabnya sambil menelungkup diatasku. Kontolnya digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati barusan. Ayo Mas cepat, aku sudah tidak tahan lagi pintaku dengan bernafsu. Wah kamu sudah napsu ya Nes, aku suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu banget sehingga gak sakit ketika kontolku masuk ke memek kamu, jawabnya. Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya ke memekku. Pelan2 ya mas, biar gak sakit, lenguhku sambil merasakan kontolnya yang besar menerobos memekku yang masih sempit. Dia terus menekan2 kontolnya dengan pelan sehingga akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam, terasa kontolnya nancep dalem sekali. Mas enjot yang cepat, Mas, Ines udah mau nyampe ach.. Uch.. Enak Mas, lebih enak katimbang dijilat mas tadi, lenguhku. Aku juga mau keluar, yang, jawabnya.Dengan hitungan detik kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga. Sudah satu jam kami beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. Aku belum puas yang, mau lagi, boleh kan? yanyanya. Boleh mas, Ines juga pengen ngerasain lagi nyampe seperti tadi, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, Enak banget Nes emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget deh malam ini, boleh diulang ya sayang kapan2. Aku diam tidak menjawab karena ada kontolnya dalam mulutku. NEs, aku udah mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu, katanya sambil minta aku nungging. MAu ngapain mas, kok Ines disuru nungging segala, jawabku tidak mengerti. udah kamu nungging aja, mas mau ngentotin kamu dari belakang, jawabnya. Sambil nungging aku bertanya lagi, Mau dimasukkin di pantat ya mas, aku gak mau ah. Ya gak lah yang, ngapain di pantat, di memek kamu udah nikmat banget kok, jawabnya. dengan pelan diumasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku diganjel bantal. Kontolnya mulai dikeluarmasukkan dengan irama lembut. Tanpa sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku. Tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai merasakan nikmatnya dientot, sakit sudah tidak terasa lagi. Mas, Ines
udah ngerasa enaknya dientot, terus yang cepet ngenjotnya mas, rasanya Ines udah mau nyampe lagi, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan satu enjotan yang keras dia melenguh, Nes aku ngecret, aah, erangnya. Mas, Ines nyampe juga mas, ssh, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga nyampe.Kembali aku terkapar kelelahan. Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. Mass, geli! aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali, kemudian dia berhenti melakukan jilatannya. Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku.Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan kanannya. Kamu cantik sekali, katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya, kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin keras. Urat2 berwarna hijau di kulit batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku. Ohmas, lenguhku ketika ia menciumi telingaku. Kakimu dibelitkan di pinggangku Nes, pintanya sambil terus mencium bibirku. Tangan kirinya terus meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya memekku. Pelan2 dia menarik sedikit kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia menahan gerakan pinggulnya ketika melihat aku meringis. Sakit yang, tanyanya. Tahan sedikit ya. Dia kembali menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku, lalu didorongnya kembali pelan2. Dia terus mengamati wajahku, aku setengah memejamkan mata tapi sudah tidak merasa sakit. NEs, nanti dorong pinggul kamu keatas ya, katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan mendorong kontolnya masuk kontolnya. Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku. Kontolnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.Akh mas, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. Masih sakit Nes, tanyanya. Enak mas, jawabku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya. Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, Nes, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget sayang ngentot dengan kamu.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tersu mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. Mas, erangku. Terdengar bunyi plak setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. Nes, aku udah mau ngecret, erangnya lagi.Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, Mas, Ines nyampe juga mas, aku mengejang karena ikutan nyampe.Nikmat banget bersama dia, walaupun perawanku hilang aku tidak nyesel karena ternyata dientot itu mendatangkan kenikmatan luar biasa. Posted in Daun Muda | No Comments Hari Yang Penuh Keindahan Sunday, January 18th, 2009 Aku termasuk orang yang bisa dibilang maniak dalam hubungan seksual. Aku pun mampu bertahan lama dalam menghadapi lawan jenisku. Untungnya aku tergolong pendiam. Sehingga orang tetap mengenalku sebagai Kundalini yang
pendiam dan memang aku minder dan kurang banyak berteman. Selama ini aku menjalin hubungan dengan temanku yang bernama Prast. Prast tidak terlalu good looking, namun bisa dikatakan point tujuh, berkulit gelap, tinggi kurus. Bulu matanya kata teman-temanku indah seperti bulu mata cewek. Namun ada sesuatu yang lebih dari sekedar tampilan fisik. Setelah membaca ceritaku, mungkin anda akan paham apa yang dinamakan pria idaman, bagaimana definisinya. Mungkin ini pulalah yang membuat dia banyak mempunyai teman wanita, yang terus terang terkadang (meski jarang) aku agak sedikit cemburu. Menurut ceritanya, dia hanya telah pacaran dengan beberapa cewek, namun kurasa pasti lebih dari puluhan. Dengan dia pulalah aku pertama kali mengenal hubungan seks dan ternyata aku sangat menyukainya. Kami melakukannya hampir setiap malam. Peristiwa ini berawal 3 tahun yang lalu ketika aku masih kuliah. Waktu itu aku ke rumah Prast. Seperti biasa kami nonton film di rumahnya. Kebetulan waktu itu Prast punya film bagus yang judulnya Powder. Kami rebahan sambil ngobrol. Sementara Prast asyik merokok. Selama ini, hubunganku hanya sebatas snogging, necking atau petting saja. Tidak pernah intercourse. Kalaupun ada yang harus disebutkan lagi, paling heavy petting saja. Namun siang itu terjadi sesuatu yang tidak kami perkirakan sebelumnya. Entah siapa yang memulai, aku atau Prast. Tapi kami saling berpagutan. Sementara tangan Prast masuk ke hem yang kukenakan dan meremas-remas payudaraku. Satu yang kusukai dari Prast adalah dia selalu membuka bra yang kukenakan tanpa menggunakan tangan, tetapi menggunakan gigi. Itupun tanpa perlu melepas baju yang kupakai. Dia biasanya menggigit hook braku hingga lepas. Aku menyukainya ketika giginya terasa menyentuh punggungku. Tangan Prast sekarang tidak lagi cuma bermain di payudaraku, namun sudah mulai turun membelai pusarku. Bibirnya pun meniup-niup pusarku. Geli rasanya, namun sangat merangsang. Lidahnya menjilati bulu-bulu yang ada di atas kemaluanku. Bolak-balik dari pusar ke atas kemaluanku. Aku paling suka jika Prast melakukan hal ini. Terutama waktu lidahnya menari menjilati sisi atas, kiri dan kanan dekat kemaluanku. Nikmatnya tidak terkira. Akupun mulai meremas-remas batang kejantanan Prast. Dia sangat menyukainya. Tanganku merogoh masuk ke dalam jeans-nya. Tak puas dengan hanya merogoh, kubuka dan kulepaskan celananya. Celana dalamnya kelihatan penuh dan ujung kemaluannya nongol dari celana dalamnya. Aku tertawa kecil melihatnya, kusentuh dengan menggunakan ujung jariku, Prast menggeliat kegelian dan cekikian. Prast menindihku dan kami bergumul di atas karpet. Sejauh ini kami hanya bermain sperti ini. Hanya menggesek-gesekkan kemaluan kami tanpa melakukan intercourse. Namun siang itu rupanya lain. Aku meraih celana dalam Prast dan melepasnya, dan Prast pun berbuat demikian padaku. Celana dalamku lepas sudah, sementara baju masih kupakai. Prast sendiri pun demikian. Praktis pusar ke bawah, kami bebas. Kembali Prast menindihku dibarengi dengan ciuman-ciuman yang mesra. Badanku terasa panas bergelora. Kurasakan badan Prast hangat menindihku. Batang kemaluan Prast menggesek-gesek di belahan kemaluanku. Prast mencoba menusukkannya. Aku pun, jujur saja sudah ingin melakukan persetubuhan, namun aku takut hamil. Tetapi akhirnya Prast membujukku untuk sedikit menggesekkan kepala kemaluannya ke lubang kewanitaanku. Aku menurut saja. Kepala kemaluannya terasa hangat menyentuh klitorisku. Nikmat kurasakan kegelian yang memuncak ketika kepala kemaluan itu menyentuh lembut bibir kewanitaanku. Kami tidak tahan lagi akan sensasi yang tercipta oleh gesekan itu. Tanpa kusadari, gerakan tubuhku rupanya membuat kepala kemaluan Prast tidak saja menyentuh klitorisku, namun kini telah penetrasi lebih jauh masuk ke lubang kemaluanku. Aku kaget, berusaha menolak. Namun, dorongan untuk mencoba lebih jauh akibat kenikmatan itu telah membutakanku. Kupikir sebentar lagi saja, ah. Tanggung. Aku kaget setengah mati ketika kutarik kemaluan Prast terlihat darah di kepala kemaluannya. Kupikir ini pasti darah keperawananku. Aku menangis, menyesal. Kenapa tidak berhenti waktu kemaluan Prast hanya menyentuh klitorisku. Kembali aku menangis dan menangis menyesalinya. Prast mencoba meredakan tangisku. Namun aku tetap merasa tidak tenang. Akhirnya kuputuskan untuk pulang saja ke kost-ku. Seminggu setelah kejadian itu, aku berpikir bahwa aku sudah tidak perawan lagi. Kenapa juga waktu itu aku berhenti sebelum mengalami kenikmatan. Itu juga tidak akan mengubah keadaan. Menangis pun percuma karena kenyataan akan tetap sama. Akhirnya waktu malam itu Prast datang, aku berhubungan badan dengannya. Lagipula aku ingin menikmatinya. Aku tidak mau membohongi diri sendiri. Kami melakukannya di kursi tamu di teras kost-ku yang gelap. Aku memang lebih suka memakai rok dibanding dengan celana kalau berada di rumah. Karena itulah, mudah saja bagiku untuk bersenggama di teras. Terlebih lagi, kalau di kost-ku, apalagi kalau sedang kencan dengan Prast, aku memang jarang memakai celana dalam. Aku lebih senang yang praktis seperti ini. Meskipun selama ini kami hanya heavy petting saja atau kubiarkan Prast meraba-raba kemaluanku. Namun malam ini aku memutuskan untuk melakukannya karena aku pun sudah tidak perawan, kenapa tidak aku nikmati saja hal ini.
Prast memang ahli dalam foreplay, pandai sekali dia merangsangku sebelum akhirnya kami bersenggama. Rambutku yang panjang sepinggang dinaikkannya dan diciuminya punggung leherku. Turun sampai ke hook braku. Digigitnya pelan dan dilepaskannya dengan mulut. Bagian inilah yang paling kusuka. Gigitannya terasa sangat mesra di punggungku, diangkatnya kaosku dan tangannya terasa mesra membelai punggungku. Aku benci dengan orang yang terburu-buru meremas payudara. Mereka tidak bisa menghargai keindahan seni bercinta. Aku duduk di atas Prast. Aku merasakan kemaluannya sudah mendesak tegang. Kuraihkan tanganku ke belakang dan menyusup masuk ke celananya. Aku sudah hafal ini. Agak susah memang, namun terasa asyik sekali ketika ujung jariku menyentuh kepala kemaluannya. Perlahan diangkatnya tubuhku. Secara reflek akupun mengangkat rokku sedikit. Dalam posisiku agak sulit untuk melepas kancing celana dan menurunkan ritsluitingnya. Prast membantuku. Kemaluannya kini tegak tinggi. Ototnya tampak menggelembung di keremangan terasku yang terpisah tirai bambu dengan jalan raya yang ada di atas kost-ku. Aku segera menurunkan tubuh sembari membimbing kemaluan Prast ke liang kewanitaanku. Aku turun perlahan, berusaha menikmati segala keindahan yang tercipta dari fantasi cinta kami. Kurasakan agak sakit ketika pertama kali kemaluannya menyeruak masuk ke lubang surgaku. Untungnya kemaluanku sudah basah akibat foreplay yang dilakukannya, sehingga tidak terlalu perih waktu batang kejantanannya penetrasi masuk ke liang senggamaku. Uuugh, nikmatnya selangit. Kurasakan tubuhku memanas dan semakin panas serta melambung tinggi. Pelan-pelan aku mulai menaik-turunkan tubuhku di atas Prast. Prast pun berusaha mengimbanginya dengan menusukkan batang kemaluannya dari bawah. Sodokan Prast terasa menyakitkan, tetapi juga nikmat. Aku mencoba menurunkan tubuhku secara penuh agar kemaluan Prast masuk semua ke dalam liang senggamaku, namun Prast bilang itu menyakitkan biji pelirnya. Kupikir benar juga. Akhirnya aku memintanya untuk menyodokkan kemaluannya keras-keras dan seluruhnya ke dalam liang kenikmatanku, karena kupikir dialah yang tahu persis apakah itu menyakitkan bijinya atau tidak. Ternyata kenikmatan yang tercipta akibat sodokan itu sangat hebat. Aku menggeliat-geliat, sementara Prast tetap mencoba menahan tubuhku agar tidak terlalu banyak bergerak dan jatuh ke tubuhnya. Aku merasakan seluruh tubuhku bergetar dengan hebat. Gejolak yang kurasa ketika kami hanya melakukan gesekan kemaluan kalah jauh bila dibandingkan dengan kenikmatan yang tercipta waktu batang kejantanan Prast penetrasi ke lubang kemaluanku. Kalau saja aku tahu kenikmatan yang tercipta sedahsyat ini, pasti aku sudah melakukannya dari dulu-dulu. Lagian apa sih enaknya mempertahankan keperawanan. Kurasakan batang kejantanan Prast menyodok-nyodok dengan kasar. Aku mencoba bergerak memutar, karena gatalnya kemaluanku akibat sodokannya. Tanpa kusadari, ternyata rotasi tubuhku semakin memperhebat kenikmatan yang kurasa. Selama kurang lebih 15 menit batang kejantanan Prast serasa bagai poros yang mengaduk-aduk isi kemaluanku. Prast pun meracau tidak karuan. Aku semakin menggila akibat kenikmatan itu. Putaranku makin kupercepat, searah jarum dan berbalik melawan jarum jam berbarengan dengan gerakan sodokan Prast. Wow, nikmatnya, bung. Anda harus mencoba hal ini dengan pasangan anda. Prast memintaku untuk menghentikan sebentar permainan gilaku ini. Aku berpikir, aku memang baru sekali ini melakukannya, tetapi memang bercinta hal yang alamiah. Tanpa belajar pun aku rupanya bisa melakukannya. Sejenak kami terengah-engah dan terperangah oleh permainan kami sendiri. Aku baru tahu, permainan gaya inilah yang nantinya dikatakan Prast sebagai gaya anjing (doggy style). Hanya saja kami melakukannya tidak dengan posisi tubuhku bersandar ke tembok/kursi atau berdiri empat kaki seperti anjing dan ditusuk dari belakang. Kami melakukannya dengan dengan cara duduk, yang ternyata nantinya kuketahui memiliki kenikmatan yang sama namun tidak menyakitkan seperti jika dilakukan dengan posisi tubuh bersandar ke tembok/kursi atau apapun. Kami hampir tidak percaya kami bisa bercinta sehebat itu. Prast dan aku terdiam sejenak, mencoba mengatur nafas dan menenangkan diri akibat sensasi yang begitu intens dari persenggamaan itu. Kalaupun kami mengetahuinya, kami hanya menontonnya dari film-film yang memang sering kami tonton. Namun mengalaminya sendiri adalah satu hal lain yang benar-benar berbeda. Tidak heran kalau banyak orang yang gemar kawin kalau memang kenikmatannya seperti ini. Tidak heran pula kalau banyak kasus seks pranikah, karena memang enak. Setelah sekitar 5 menit menenangkan diri dan mengatur nafas, Prast menyuruhku untuk duduk di sampingnya. Kemudian dia menghadap ke arahku dan menusukkan kembali batang kejantanannya ke kemaluanku. Agak susah memang, karena teras kost-ku gelap. Kubimbing batang kejantanannya ke
mulut kemaluanku dan secara reflek Prast langsung menusukkan kemaluannya. Oooh, nikmatnya waktu kurasakan kemaluan Prast menggaruk dinding dalam lubang kemaluanku. Kini aku berada di bawah, dengan posisi duduk mengangkang membuka kedua pahaku lebar-lebar. Prast kembali menusukkan dan menggoyang seperti yang kulakukan waktu aku berada di atasnya. Hujaman itu terasa menggelitik dinding kemaluanku yang semakin gatal. Basah makin kurasakan kemaluanku oleh cairanku yang keluar melumasi bagian dalam. Aku turut mencoba menggoyangkan pantatku, namun agak sulit, karena aku di posisi bawah. Akhirnya aku mencoba mengimbanginya dengan menggoyang ke kiri kanan saja. Tangan Prast yang tadinya bertumpu pada pegangan kursi panjang kuangkat agar meremas payudaraku. Aku sudah tidak tahan lagi. Sensasi ini sudah demikian menggila. Pundak Prast kugigit. Kepalaku terhentak ke kanan dan kiri. Kukibas-kibaskan rambut panjangku. Tak puas, kujambak rambutku sendiri akibat kenikmatan yang kurasa. Sudah setengah jam lebih kami bersetubuh, namun belum tampak tanda-tanda Prast akan mengakhirinya. Sementara aku sudah gilanya menikmati setiap tusukan batang kejantanannya yang disertai goyangan memutar. Kurasakan bagai tombak yang menghujam. Mengaduk-aduk seluruh syaraf nikmat yang ada dalam kemaluanku. Kalau tidak takut ketahuan oleh teman sekost, mungkin aku sudah berteriak-teriak, mengekspresikan segala kenikmatan yang kurasa. Tidak tahan lagi aku mencapai puncak setelah sekitar 45 menit bersenggama. Entahlah, apakah itu tergolong lama atau tidak, namun kenikmatan yang kurasa tak mampu kutahan lagi. Dahsyat sekali waktu aku mencapai orgasme senggama pertamaku ini (kalau orgasme akibat gesekan saja sih aku sudah sering mengalaminya, itu pun setelah satu jam atau lebih). Basah kurasakan sampai pahaku, mungkin akibat cairanku yang meluap-luap. Aku menjambak rambutku sendiri. Kedua pahaku kurapatkan, kakiku mencengkeram pinggangnya dan menariknya, memaksanya untuk memasukkan batang kejantanannya secara penuh ke liang senggamaku. Nikmat sekali mencapai orgasme. Prast berbisik lembut agar aku menahan dan tetap bercinta. Anggukanku dibalasnya dengan tusukan tajam yang makin cepat. Kubiarkan saja dia mengobrak-abrik dinding kemaluanku. Pasrah, namun tetap berusaha mengimbangi dan menikmati sembari berharap semoga dia tidak langsung keluar. Benar saja, baru setelah dua puluh menit aku orgasme, Prast baru mencapai orgasmenya. Dia meracau tidak karuan dan menggenggam pundakku kencangkencang. Sakit, tapi kucoba menahannya dengan mengatupkan gigiku karena aku tahu Prast memerlukannya. Segera dicabutnya batang kemaluannya dari kemaluanku dan langsung dikocoknya di depanku. Spermanya muncrat dan ditumpahkannya ke payudaraku. Ada sebagian yang mengenai wajahku dan tembok di belakangku. Oooh, nikmatnya, waktu kurasakan hangat spermanya menyentuh kulit payudara dan wajahku. Langsung kuusap. Aku tidak mau begitu saja melewatkan kehangatan spermanya di atas puting payudaraku. Diciuminya aku, kubalas dengan pagutan mesra. Nikmat dan mesra sekali kami malam itu. Meskipun pemula, kini aku tahu teknik untuk menghindari kehamilan dengan mengeluarkan batang kejantanannya dari liang kewanitaanku dan mengocoknya untuk membantu Prast orgasme. Pengalaman pertama bersenggama inilah yang mungkin akhirnya mempengaruhiku menjadi cewek yang bisa dikatakan gila seks. Bayangkan, kami melakukan ini dua sampai tiga kali setiap malam (kecuali kalau aku sedang menstruasi, tentunya) dengan berbagai gaya yang berbeda. Prast memang pandai dalam membuatku jadi pecinta yang gila, dan yang aku herankan, aku yang pendiam ini terbawa permainannya. Lebih-lebih lagi, kata Prast, dia kadang-kadang sampai heran dan kewalahan mengatasi kemampuanku bertahan dalam bermain seks selama lebih dari satu atau dua jam. Pernah pada suatu hari, ketika itu kami sedang KKN di desa yang memang terpencil, kebetulan kami ditempatkan di desa yang sama, kami minta ijin untuk pulang ke kota, perguruan tinggi kami untuk mengurus proposal dana KKN. Kostku sepi karena KKN di universitasku memang dilaksanakan setiap musim liburan, akhirnya Prast memutuskan untuk menginap di tempatku. Kami bercinta seharian, baik di kamarku, ruang tamu, dapur ataupun kamar mandi. Selama tiga hari kami nikmati kebebasan itu dengan bercinta. Berbagai gaya kami coba karena gairah yang kami pendam hampir sebulan lebih di desa KKN tidak mampu melakukan percintaan. Siang itu sebelum kami kembali ke desa KKN, kami bercinta sampai menjelang petang. Prast dan aku rebahan di ruang tamu sambil nonton TV. Namun berakhir dengan bergumul, saling mencium. Rangsangan yang dilakukannya sangatlah efektif. Kami yang waktu itu baru saja selesai mandi setelah bercinta, kini mulai terlibat foreplay lagi, yang tampaknya akan disusul dengan percintaan. Satu yang kucinta dari cowok ini adalah kepandaiannya melambungkan emosiku naik turun. Kadang dia bergerak cepat tanpa menghilangkan kemesraan, lalu menurunkan temponya begitu saja seolah tidak niat bercinta dan menungguku untuk aktif memulai percintaan. Begitu juga siang itu, setelah merangsangku habis-habisan, tiba-tiba dia berhenti diam mematung. Aku yang sadar akan hal itu segera bertindak aktif sebelum
suasana menjadi dingin. Aku harus menciumnya dan melepas celananya tanpa menggunakan tangan. Fantasi kami memang cukup liar, kugigit lepas kancing bajunya satu persatu, kuciumi seluruh dada dan perutnya. Lidahku menari menyusuri sampai ke pusar dan kususul dengan kancing celananya. Agak sulit memang, karena tanganku kubiarkan saja diremas oleh Prast. Setelah kancing celana lepas, barulah celana itu kulepaskan dan baju Prast kulepas. Prast menyuruhku untuk mengambil bantal dari kamarku. Aku heran, gaya apa lagi yang akan kami lakukan, namun kuturuti saja. Aku disuruhnya untuk rebah dan ternyata bantal itu ia pakai untuk mengganjal pantatku. Akibatnya, kemaluanku kurasakan mengembang dan terbuka lebar. Aku heran, tahu darimana dia tentang hal ini. Perlahan, diciuminya pusar dan daerah sekitar kiri dan kanan kemaluanku. Rasanya sungguh menggelitik. Aku gemas dan meraih kepalanya lalu mengarahkannya ke liang senggamaku. Setelah puas menciumi lalu dia mulai menjilati bagian dalam kemaluanku. Dia menyuruhku untuk tidak memakai tanganku. Uuugh, rasanya ingin rasanya aku menempeleng dia akibat siksaan kenikmatan yang amat sangat. Aku tidak mampu berbuat apaapa. Tanganku hanya mampu mengepal dan mengejang di samping tubuhku, sementara dia dengan bebasnya menjilati klitorisku dan bibir kewanitaanku yang terbuka lebar. Dia tiup lubang senggamaku dengan mesranya, dingin. Kembali aku terbuai, karena tiupannya disusulnya dengan gigitan pada bibir kemaluanku yang kurasakan makin gatal dan panas. Akhirnya saat yang kunanti tiba juga. Dia mulai bangkit dan dengan mudahnya memasukkan batang kejantanannya ke lubang senggamaku yang terbuka lebar menganga. Tanganku mengangkat ke atas sementara Prast bertumpu pada kedua tanganku. Teriknya siang itu jadi bertambah panas dengan percintaan kami berdua. Kami terdiam beberapa saat lamanya tepat setelah Prast melakukan penetrasi. Aku hapal dia, Prast sedang berusaha menikmati kehangatan bagian dalam kemaluanku. Memang, waktu kami berhenti dan diam, aku bisa merasakan denyutan batang kejantanan Prast dalam lubang senggamaku. Sementara lubangku pun juga berdenyut-denyut memijit batang kemaluannya. Keadaan diam itu justru menambah kenikmatan. Prast memang pandai dalam bercinta. Dia pulalah yang mengajariku cara untuk menggerakkan otot kemaluanku, terutama bibir dan dinding kemaluanku, sehingga aku bisa memijit batangannya tanpa harus melakukan gerakan apapun. Inilah yang kami lakukan siang itu. Mencoba menikmati dalam keadaan diam dengan merasakan denyutan batang kemaluan Prast dan pijitan liang senggamaku. Setelah beberapa lama, Prast akhirnya bergerak juga naik turun menusukkan batangannya ke lubang senggamaku. Aku secara naluriah mengimbanginya dengan menggoyangkan pantatku. Ternyata bantal yang di taruhnya di pantatku sangat menolong. Biasanya agak susah untuk mengoyangkan pantatku akibat tekanan Prast, namun kali ini gampang saja, karena relatif lebih licin. Hampir lebih dari satu jam kami melakukannya sebelum akhirnya Prast mengangkatku untuk berganti gaya. Tanpa melepas senjatanya dari liang kemaluanku, Prast mengangkat tubuhku yang relatif kecil (beratku 41 kg). Agak susah memang, tapi dia memang pintar. Waktu dia mencoba mengangkat tubuhku, otomatis aku memeluknya erat dan ini membuat batang kemaluannya tenggelam lebih dalam ke lubang senggamaku. Sementara itu, waktu tubuhnya telah tegak dan aku menggelayut memeluk lehernya, tangannya mengangkat pahaku agar burungnya tidak lepas dari sarangku. Betisku (sebenarnya tungkai) kulingkarkan ke lehernya untuk membantu dia agar aku tidak terjatuh. Dan waktu dia mencoba memperbaiki posisi berdirinya sembari memanggulku, inilah yang kurasakan sangat intens. Batang kejantanannya dengan kasar menyodok kelaminku karena memang tidak ada kontrol waktu tubuhku diangkatnya agar posisi kami lebih baik. Lalu dengan kasarnya tubuhku dilambung-lambungkan pelan. Hujaman batang kemaluannya kurasakan sangat menyiksaku. Tetapi justru tusukan yang terasa kasar, dalam dan tidak terkontrol ini malah menambah intens ketegangan kemaluan kami berdua. Tetap dalam posisi yang sama, disandarkannya punggungku ke tembok. Waktu dia berjalan ke tembok, karena aku masih menggantung dan kemaluannya masih tetap tertancap di lubang senggamaku, maka sangat terasa hentakan ketika Prast melangkah dan ini membuatku makin gila. Setelah bersandar barulah aku agak tenang. Kami mencoba berhenti sebentar untuk menikmati momen ini. Kurasakan batang kemaluan Prast berdenyut naik turun meskipun dia dalam posisi diam. Sementara kurasakan lendirku turun melumasi batang kejantanan Prast. Kemaluanku pun terasa berdenyut-denyut. Kulihat Prast merem melek menikmati remasan lubang senggamaku atas batang kejantanannya. Lembut aku diciumnya. Karena sulit untuk mendapatkan kenikmatan waktu bersandar di tembok, aku meminta Prast agar menggendongku keliling ruang tamu. Sebenarnya ini hanya alasanku saja, karena aku telah dibutakan oleh sensasi kenikmatan kasarnya sodokan senjatanya yang tadi kurasakan waktu dia memanggulku. Prast mengiyakan dan langsung mengangkat kembali tubuhku dengan memperbaiki sanggaan atas pahaku dan membawaku berjalan keliling ruang tamu. Pelan saja, pintaku, yang dijawabnya dengan anggukan. Wajahnya tenggelam diantara kedua belah payudaraku yang tidak terlalu besar (dada 34B, lingkar pinggang 27).
Aduh, nikmatnya merasakan tusukan kasar dalam gerakan jalan lambat seperti ini, batinku. Makin lama, kurasakan jalan Prast bertambah cepat dan hentakan yang terasa makin kuat. Tempo permainan itupun makin cepat. Tanganku makin erat melingkari lehernya. Aku tidak mau jatuh. Sedangkan aku juga tidak mau begitu saja Prast menanggung berat badanku dengan kedua lengannya. Hentakan batangannya makin lama makin hebat. Aku mengerang. Kutancapkan kukuku di punggungnya. Aku hampir orgasme. Inikah kenikmatan cinta? Setelah mengelilingi ruang tamu empat kali aku akhirnya mencapai orgasme yang sangat nikmat. Direbahkannya aku di meja dapur dan dibiarkannya aku menikmati puncak kenikmatan itu. Tusukannya dipercepat di atas meja itu. Kakiku yang sekarang terangkat di pundaknya, mengejang. Sementara tanganku berpegangan erat pada kedua sisi meja dan tangan Prast bertumpu pada pundakku. Tiba-tiba dicabutnya batang kemaluannya dari lubang surgaku dan dikocoknya di hadapanku. Rupanya ia pun hampir mencapai orgasme. Tak lama kemudian, dimuncratkannya spermanya ke pusarku. Ada sekitar tujuh kali semburan dahsyat disertai beberapa kali muncratan sisa spermanya. Bahkan wajahku pun bersimbah sperma yang tidak sengaja muncrat, bercampur dengan keringat akibat teriknya matahari siang itu dan senggama kami. Puas rasanya siang itu. Satu hal lagi yang kusukai dari Prast adalah kekuatannya bersenggama. Meskipun telah beberapa kali bersenggama dan memuntahkan spermanya, ia masih kuat untuk melakukannya lagi ketika kami mandi berdua siang itu. Butuh waktu dua jam bagi kami untuk mandi dan bersenggama lagi setelah lebih dari satu jam bersenggama sebelumnya siang itu. Kami mandi di dua kamar mandi yang berseberangan tanpa menutup pintu sebelum akhirnya memutuskan untuk mandi bersama dan bersetubuh lagi di kamar mandi. Pernah suatu kali kami mencoba main dengan gaya kasar. Kata Prast ini adalah bondage atau penyiksaan. Beberapa kali aku pernah melihatnya waktu kami nonton film blue jepang. Apa salahnya ini kami praktekkan pula. Waktu itu dua hari setelah ulang tahunku ke duapuluh tiga di bulan september. Mahasiswa baru biasanya masuk sekitar bulan agustus. Sementara mahasiswa lama baru mulai kuliah sekitar awal september. Itupun masih banyak yang bolos hingga akhir september, bahkan lebih. Kost-ku memang masih sepi, karena mayoritas isinya mahasiswa senior. Sebenarnya bisa saja kami bercinta di rumah Prast, karena ia memang tinggal sendirian. Tetapi kami lebih suka melakukannya di kostku. Malam itu, hari rabu sekitar jam delapan lebih (karena layar emas di TV swasta sudah mulai), kami bercinta. Kali ini tanpa foreplay, Prast menyuruhku untuk mengambil sabuk. Aku turuti dan kuambil sabuk kimonoku. Ternyata sabuk kain itu dia gunakan untuk mengikat tanganku. Direbahkannya aku di tempat tidurku. Tanganku menghadap ke atas. Diciuminya aku dengan kasar. Seperti yang telah kukatakan, kami berdua memiliki fantasi seksual yang liar. Meskipun aku pendiam, namun urusan seks aku sangat berpikiran progresif. Kalau ada sesuatu yang baru, kenapa tidak dicoba untuk sekedar menyegarkan suasana. Prast masih duduk di atas tubuhku, ketika tiba-tiba dirobeknya bajuku dengan kasar. Aku menyukai gayanya. BH-ku pun direnggutnya. Padahal biasanya dia menggigit hook BH-ku sampai lepas. Kali ini sangat berbeda. Setelah itu, giliran rokku yang ditariknya ke bawah hingga kancingnya pun lepas. Seperti telah kukatakan, aku lebih senang memakai rok tanpa celana dalam. Kini aku telah telanjang bulat di hadapannya. Dia lalu berdiri dan melepas kaos serta celananya satu persatu hingga polos. Kulihat batang kemaluannya mengacung tinggi di atasku. Oooh, indahnya. Dia turun dari kasur dan tubuhku diseretnya hingga kakiku berjuntai di pinggir tempat tidur. Posisi pantatku yang berada di bibir tempat tidur membuat kemaluanku merekah lebar. Sementara tanganku masih terikat ke atas. Dengan kasarnya dipukulkannya batang kemaluannya ke liang kewanitaanku. Sakit sekali rasanya, tapi aku telah terbuai oleh kenikmatan yang akan kunikmati. Pelan-pelan dia naik ke ranjang dan ditamparkannya kembali batang kemaluannya ke pipi kanan dan kiriku berulang-ulang. Turun dari ranjangku, diambilnya ikat pinggangnya yang kubelikan untuk hadiah ulang tahunnya. Ujung ikat pinggang yang terbuat dari logam itu dipukulkannya ke perut dan kemaluanku. Nikmat sekali rasanya meskipun sakit. Aku mengaduh kesakitan, namun memintanya untuk terus menyakitiku. Tiba-tiba dimasukkanya dua jarinya ke dalam lubang kewanitaanku dan dihujam-hujamkannya dengan kasar. Sementara tangan kanan-nya digunakannya untuk menjambak rambutku. Kini posisiku seperti udang goreng, melengkung. Satu karena jambakan Prast, dan yang satu lagi karena hunjaman jarinya atas liang senggamaku. Tidak puas dengan dua jari, kini tiga jarinya dimasukkan ke lubang senggamaku. Jari telunjuk dan manis masuk ke lubang, sementara jari tengahnya menggosokgosok klitorisku, terasa geli setengah mati. Nikmat bercampur geli, namun aku tidak bisa berbuat-apa-apa karena terikat. Tanganku yang terikat tidak memungkinkan aku bergerak bebas. Kakiku menendang ke sana ke mari. Tiba-tiba Prast menghentikan hujamannnya. Diambilnya sabuk yang tadi dipergunakannya untuk mencambukku. Diikatnya kakiku dengan sabuk itu. Satu ke kaki tempat tidur
kiri dan kaki kananku diikatnya dengan tali tasnya ke kaki kanan ranjangku. Kini aku tergeletak mengangkang, terikat, telanjang dan tidak berdaya bagaikan wanita jepang dalam film blue. Prast kulihat kembali mendekati diriku dan menciumi liang kewanitaanku yang terbuka lebar. Diambilnya bantal dan diganjalkannya ke bawah pantatku. Waktu diganjalkannya bantal itu, karena kakiku terikat, otomatis ikut tertarik dan pergelangan kakiku terasa sakit sekali. Kembali ia naik ranjangku dan disodorkannya batang kemaluannya ke wajahku. Posisinya yang berada di atas tubuhku persis tidak memungkinkanku untuk menghindar. Aku tahu, aku harus mengulumnya seperti layaknya permen saja. Dulu waktu pertama kali aku harus mengulum batang kemaluan Prast, terus terang aku merasa jijik. Tetapi Prast memang mungkin telah mempersiapkan segalanya. Biasanya sebelum memintaku mengulum batang kemaluannya, dia ke kamar mandi dulu untuk mencuci barangnya hingga bersih. Sehingga waktu aku pertama kali mengulumnya tidak terlalu merasa jijik. Kinipun aku akan melakukannya lagi. Segera kujulurkan lidahku untuk menjilatinya. Aku merasa bagaikan anjing yang memohon pada tuannya untuk diberi makan. Aku jilati ujung batang kemaluannya. Prast merem melek kegelian karena nikmat. Ditariknya lagi batang kemaluannya dan dipukulkannya ke pipi dan mataku berulang kali. Aku mengaduh kesakitan, namun itu tidak akan menghentikannya, karena dia tahu aku menyukai dan menikmati rasa sakit yang kualami. Kusodorkan mulutku untuk mengulumnya, namun Prast kembali menyiksaku dengan jalan menaikkan posisi tubuhnya sehingga aku harus berusaha keras untuk dapat menggapai ujung batang kemaluannya. Tubuhku harus meregang, yang tentu saja kembali menyakitkan pergelangan kakiku meskipun kedua tanganku terikat bebas tidak ditalikan di kedua kepala ranjang. Tiba-tiba saat tubuhku meregang ke atas mencoba menggapai batang kemaluannya, Prast menurunkan tubuhnya, sehingga tak ayal lagi seluruh batang kemaluannya yang sepanjang 17cm masuk memenuhi seluruh rongga mulutku dan menyentuh anak tekakku. Hampir aku muntah dibuatnya. Bagaimana tidak, kemaluannya yang kupikir cukup panjang itu masuk sampai ke tenggorokanku. Aku sampai tersedak dibuatnya. Segera kukatupkan bibirku ke dalam gigiku sehingga tidak akan melukai batang kemaluannya. Aku tahu ini karena pernah Prast marah karena gigiku menggores batang kemaluannya. Aku segera membasahi batang kemaluannya dengan ludahku, lalu kukulum keluar masuk dengan sangat tersiksa karena kakiku sakit terikat. Prast tidak tinggal diam, tubuhnya maju mundur (naik turun) memasukkan seluruh batang kemaluannya ke dalam mulutku. Emppfffh! Aku tersentak-sentak karena tenggorokanku terisi penuh oleh kemaluannya. Dia tidak berhenti begitu saja. Tangannya terulur ke belakang dan ujung putingku ditariknya keras-keras. Akibatnya akupun secara reflek dengan bibir terkatup ke gigi menggigit kemaluannya. Mungkin inilah yang menyebabkan dia merasa begitu menikmati permainan ini. Kusedot keras-keras batang kemaluannya, seiring dengan mengerasnya putingku ditarik. Dicubitinya putingku agar hisapanku tambah kencang. Aku tahu apa yang dia sukai dan dia tahu apa yang kubutuhkan. Kenikmatan kasar. Setelah beberapa lama dicabutnya batang kemaluannya dari mulutku dan kini aku mulai menjilati buah pelirnya. Aku sruput buah pelir yang berbulu tipis itu. Pernah satu kali Prast menamparku karena aku menyedotnya terlalu kencang. Kini, kuberanikan lagi untuk menyedotnya kencangkencang agar dia menamparku dan aku terpuaskan. Namun reaksinya berbeda. Bukan tamparan yang kuterima, tetapi tangannya meraih jauh ke liang kewanitaanku dan menepuknya keraskeras. Aku mengaduh kenikmatan. Sekarang dia berdiri di atasku. Kulihat kemaluannya naik turun pertanda nafsu yang memburu tidak karuan. Nafasku pun tersengal-sengal karena ingin mendapatkan kenikmatan yang lebih dari sekedar mengulum batang kemaluan. Aku tertawa terkikik. Prast tersenyum, paham maksudku. Dia turun dari ranjang dan kembali memukulkan batang kemaluannya ke kemaluanku. Batang kemaluannya yang basah oleh ludahku dengan mudah menerobos liang kewanitaanku. Dihujamkannya dengan keras sehingga tubuhku terangkat naik ke atas ranjangku. Kembali kakiku terasa sakit karena tertarik oleh hentakannya itu. Jempolnya tidak diam, namun turut menekan dan memainkan klitorisku. Aku semakin gila dan kepalaku terayun-ayun ke sana ke mari. Kenikmatan yang kurasa tak tertahankan lagi. Aku jebol dan mencapai orgasme yang teramat sangat tinggi. Baru kali ini aku merasa nikmat dan sakit dalam waktu yang bersamaan setelah lebih dari setengah jam bercinta, itupun itu tidak hanya satu kali saja. Karena Prast tidak menghentikan permainannya meskipun dia tahu aku sudah orgasme. Dia belum, itu yang dia pikirkan. Mau tidak mau aku harus tetap melayaninya. Hujaman demi hujaman yang disertai tekanan atas klitorisku kembali merangsangku dan membuat aku mampu mengimbangi permainannya.
Alat kelamin Prast tetap tegar menusuk lubangku dengan kasarnya. Berulang-ulang kulihat Prast membasahi jarinya dengan ludahnya dan menggunakannya untuk melumasi klitorisku. nikmatnya kurasa sampai ke ubun-ubun. Liang kewanitaanku kembali berlendir setelah agak kering karena orgasme telah lewat. Perih yang kurasakan kini hilang kembali berganti kenikmatan tusukan Prast yang disertai goyangan memutar. Batang kemaluannya kurasakan bagai bor tumpul yang mendera dinding kelaminku. Ujung batang kemaluannya terasa menyodok-nyodok dinding rahimku. (Kalau batang kemaluan anda cukup panjang, pasti inilah yang akan dirasakan oleh pasangan anda). Tangan kanan Prast kembali beraksi. Kini dengan memukuli pantatku yang terganjal bantal. Sakit tapi nikmatnya terasa sekali, sementara jempol dan jarinya bergantian memainkan klitorisku dan batang kemaluannya menyodok liang kewanitaanku. Semakin sakit aku merasa semakin nikmat. Namun kami bukan pasangan masochis. Kami hanya sekedar bereksperimen dengan gaya bercinta. Aku kembali mengejang karena orgasme, sementara Prast kulihat masih tegar dan menikmati permainan ini. Dua kali sudah aku orgasme. Mungkin inilah yang disebut sebagai multi orgasme. Bahagia sekali rasanya memiliki pasangan yang mampu memuaskan nafsuku. Prast pun sangat menyukai hal ini. Aku yang dianggap sebagai gadis desa pendiam dan rendah diri oleh teman-teman sekelasku di kampus sebenarnya adalah maniak seks. Sementara orang melihat Prast sebagai pemuda yang kekanak-kanakan karena kesenangannya akan kartun dan video game. Tidak seorang pun yang menyadari bahwa sebenarnya kami adalah pasangan yang sangat panas dalam bercinta. Hampir dua jam sudah Prast meyetubuhiku dan belum tampak tanda-tanda dia akan orgasme juga. Kekuatan dan gaya bermain seksnya yang mungkin menjadikan aku makin cinta kepadanya. Kuturuti kemauannya untuk terus bersenggama sampai kapan pun. Dua puluh menit kemudian barulah Prast mulai tampak goyah. Pertahanannya tampaknya akan segera jebol. Aku mulai memompa semangat berusaha memuaskannya. Tetapi apa yang terjadi justru sebaliknya, dia bertambah kencang dan aku bertambah lemah. Tidak, aku tidak boleh kalah, pikirku. Akhirnya aku kembali mengalami orgasme, mengejang keras, menggeretakkan gigi-gigiku karena tangan dan kakiku terikat. Baru lima menit sesudahnya Prast mencabut batang kemaluannya dan bergegas naik ke atas tubuhku dan menjepitkannya di antara kedua belah payudaraku yang ditekannya dengan tangannya sehingga mampu memberi kenikmatan laksana dinding liang kewanitaan. Digesekkannya maju mundur sampai akhirnya spermanya dimuntahkannya di atas payudaraku dan dimintanya aku mengulumnya setelah bersih tidak ada lagi sisa sperma yang menyembur. Perlahan kurasakan batang kemaluannya mengecil dalam mulutku sehingga dapat kukulum penuh dalam mulutku beserta buah pelirnya. Kami tersenyum puas tepat jam sebelas. Berarti kami bercinta kurang lebih selama tiga jam. Entahlah itu tergolong lama atau tidak, yang penting aku terpuaskan sampai tiga kali dan untungnya aku juga bisa memuaskan Prast meskipun setelah itu kurasakan pergelangan kakiku terasa nyeri akibat ikatan yang terlalu kencang. Malam itu Prast akhirnya menginap di tempatku. Setelah membersihkan badan, kami rebahan di kasur lipat tipis milik temanku sambil nonton berita menjelang tengah malam salah satu TV swasta. Tubuh kami masih terbalut handuk saja. Namun karena agak dingin, aku mengambil selimut di kamar dan berpelukan agar lebih hangat. Handuk kami lempar ke tempat pakaian kotorku. Kami terbiasa tidur telanjang berdua di rumah Prast. Di bawah selimut, kami berdua berpelukan, telanjang, sembari nonton TV. Segar sekali rasanya mandi setelah bercinta. Pikiranku jadi lebih tenang dan lebih jernih. Entah karena apa aku tak tahu. Kira-kira jam setengah dua dini hari, saat program TV sudah habis, Prast membopongku ke kamar. Aku kecapaian setengah mati setelah tiga kali orgasme malam itu. Prast selalu memilih sisi kanan ranjang. Itu tidak masalah, karena aku bisa tidur di sisi manapun. Namun ternyata, aku tidak dapat tidur pulas karena Prast selalu menggangguku dengan rabaan-rabaan nakal di pusarku dan bagian atas kemaluanku yang terasa sangat menggelitik. Aku balas dengan mencoba meraba batang kemaluannya, tetapi, astaga, ternyata batang kemaluannya sudah tegang mengacung dan aku tertawa ngakak karena selimut kami jadi mirip tenda pramuka. Digesek-gesekkannya batang kemaluannya ke perutku. Aku yang tadinya kegelian kini jadi terangsang. Tawaku berubah jadi sensasi aneh yang menjalari seluruh tubuhku. Akupun mulai bereaksi dengan mencari tangan Prast dan membimbing tangannya untuk meraba dan meremas payudaraku. Aku memang terkadang gampang panas. Mungkin ini pulalah yang disukai Prast dariku. Sementara tangannya meremas payudaraku, tanganku bergerak ke bawah, mencoba menggapai batang kemaluannya. Aku selalu menikmati momen-momen seperti ini. Kugenggam batang kemaluan Prast, kurasakan kehangatannya di telapakku dan kupejamkan mataku menikmati segenap sensasi yang muncul. Rasa hangat yang aneh, yang disertai berdirinya
buluku seiring dengan sentuhan kulit tubuh telanjang kami berdua di bawah selimut. Tiba-tiba Prast beranjak turun dari ranjangku dan bergegas ke ruang tamu. Aku heran, kenapa dia berbuat begitu. Ternyata dia mengambil toples yang berisi kripik singkong. Aku memang suka menyimpan keripik singkong yang jadi kesukaannya. Apa lagi yang hendak dilakukannya. Gaya bercinta yang selalu baru membuat aku terheran-heran atas fantasinya. Sekarang apa lagi yang akan terjadi, aku hanya bisa menebak-nebak. Diangkatnya selimut yang menutupi tubuhku, lalu ditariknya kakiku sehingga badanku terseret agak ke pinggir ranjang. Diremasnya keripik singkong itu kecil-kecil dan ditaburkannya di sekujur badanku. Kini aku sudah mulai bisa menebak jalan pikirannya. Setelah rata ditaburkannya keripik singkong itu di atas badanku, perlahan dia naik ke atas ranjang dan rebah di sampingku. Posisi tubuhnya miring sehingga memungkinkannya bersentuhan langsung dengan kulitku. Dia mulai dengan mencoba menjilati seluruh kripik yang ditaburkannya ke sekujur badanku. Kini aku dihinggapi sensasi aneh ketika ujung kripik singkong yang kasar tersebut meyentuh kulitku sewaktu akan dimakan Prast. Campuran antara kasarnya ujung singkong dan lembutnya ujung lidah Prast menciptakan fantasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Ini sangat berbeda dengan rabaan atau ciuman mesra bibir Prast yang biasanya menghujani punggung dan dadaku. Tanganku memelintir puting payudaraku sendiri keenakan. Kutarik kencang-kencang agar rasa gatal akibat gesekan ujung kasar keripik itu kalah. Tetapi hal ini tidak terlau banyak menolong. Aku makin panas dan bertambah horny. Kubiarkan lidahnya menari-nari di atas tubuhku, menjilati bersih semua kripik singkong yang ia taburkan. Sementara aku mencoba menikmati segenap sensasi yang timbul dengan berdiam diri. Semakin aku berusaha menekan, semakin tersiksa aku, namun kenikmatan yang kudapat akibat siksaan itulah yang membuatku tetap bertahan untuk mencapai titik akhir yang paling nikmat. Terdengar gila memang, cewek seperti aku yang pendiam ternyata memiliki fantasi seksual yang aneh. Mungkin ini pula yang membuatku melayani Prast untuk main kasar tanpa harus menjadi seorang sadomasochis. Prast lah yang mengajari semua yang aku tahu, termasuk semua istilah seksual yang tadinya adalah tabu bagiku. Karena Prast pulalah, fantasi seksualku makin menggila. Tampaknya aku memang berpotensi untuk memiliki fantasi seksual yang agak sakit. Tak perlu kukatakan betapa nikmatnya waktu lidahnya berputar-putar di sekeliling putingku karena aku yakin pasti anda sudah tahu. Namun waktu lidahnya mulai menjilati pusarku, inilah bagian yang paling kusukai. Aku justru merasa sangat terangsang ketika jemari atau lidah Prast membelai bagian antara pusar dan lubang kelaminku. Tanpa dimintapun, Prast sudah tahu dan sedikit berlama-lama ketika mencapai bagian ini. Pria satu ini memang penuh pengertian dan jagoan bercinta. Setelah puas dengan sedikit foreplay, Prast berbisik lembut kepadaku untuk mengambil agar agak memiringkan badanku. Pasti ada posisi baru, bathinku. Aku turuti kemauannya, kumiringkan badanku ke kiri. Prast segera mengambil posisi di dekat selangkanganku dan menelentangkan badannya. Selangkangan kami bertemu. Aku mulai paham, poros bertemu poros. Kaki kanan Prast di dadaku, sedangkan yang kiri di punggungku. Begitu pula dengan kakiku yang ada di dada dan di bawah punggungnya yang sengaja diangkatnya sedikit. Perlahan Prast menusukkan batang kemaluannya ke lubang kewanitaanku. Nafasku tertahan waktu Prast memintaku untuk beringsut mendekat. Seiring aku mendekat, batang kemaluannya makin terbenam ke lubang senggamaku dan gerakanku menciptakan sensasi aneh. Mungkin ini terjadi karena batang kemaluan Prast secara tidak beraturan membentur dinding liang kewanitaanku. Posisi gunting seperti ini sungguh memberi kami kenikmatan yang teramat sangat. Ini kurasakan karena dengan posisi begini, batang kemaluan Prast bisa masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaanku. Bahkan kurasakan tulang kemaluannya keras membentur dinding luar lubang liang kewanitaanku. Untuk memudahkan gerakannya, Prast sedikit mengangkat tubuhnya dengan jalan bertumpu pada tangannya. Posenya seperti orang senam kuda-kuda pelana. Kakinya sedikit menekuk tepat di depan perutku. Dengan cara seperti ini, tubuhnya bisa bergerak seperti naik turun, tapi dalam kondisi miring. Dia memulainya dengan gerakan perlahan, namun secara pasti makin bertambah cepat. Tubuhku terhentak-hentak tidak karuan karena sodokannya dari bawah tersebut. Aku berusaha untuk turut bergerak, namun terasa agak sulit, dan terlebih lagi Prast memintaku untuk menikmati saja setiap tusukannya. Aku tidak tahan, lagi. Ayo kundalini, tahan orgasmemu sebentar lagi, bisikku dalam hati. Terus terang sangat sulit bagiku untuk tidak langsung orgasme dengan posisi senggama seperti ini. Aku berusaha menahan orgasme dengan menekan kenikmatan yang kurasakan. Secara psikologis aku memang agak tertekan kalau begini. Aku tahan
semampuku, namun jebol juga pertahananku. Aku tidak kuat lagi untuk menahan segenap cairan yang sudah meluap-luap di dalam kemaluanku. Aku rengkuh betis Prast dan kutarik sekuatnya agar batang kemaluannya terbenan seluruhnya ketika aku orgasme. Kutahan beberapa waktu dan Prast menurut saja. Kupikir dia tahu aku mencapai puncakku. Kurasakan hangat dan nikmat. Aku pasrah saja dan membiarkan Prast melanjutkan permainan kami. Lagian aku juga menikmati setiap tusukan Prast ketika kami bersenggama. Tak lama kemudian kulihat lutut Prast sedikit bergetar. Pasti dia sudah hampir memuncak, pikirku. Dan benar saja. Gerakan Prast cepat dan bertambah cepat serta tidak teratur. Kini dia tidak saja menghujamkan batang kemaluannya, namun juga menggoyangkannya. Mau tidak mau aku yang tadinya pasrah menikmati, akhirnya jadi tambah tinggi juga karena tusukan yang disertai goyangan ini. Ehhhg, jeritku tertahan. Aku mencoba menahan diri ketika kurasakan Prast mencabut batang kemaluannya dan duduk mendekatiku. Secara refleks, langsung kukocok batang kemaluannya, sementara tangan Prast meraih liang kewanitaanku dan memainkan klitorisku dengan jari tengahnya (mungkin karena hal ini tanda jari tengah dianggap saru). Dengan gemasnya jari Prast menekan-nekan klitorisku, dan ini membuatku makin terangsang. Segera saja kumasukkan sebagian batang kemaluannya ke mulutku dan aku oral dia, keluar masuk mulutku sambil kumainkan lidahku di glan batang kemaluannya. Tak tahan dengan hisapan dan jilatan lidahku, Prast akhirnya memuntahkan seluruh spermanya. Ditekannya kepalaku agar seluruh batang kemaluannya masuk ke mulut, dan benar-benar menyentuh anak tekakku. Kurasakan enam kali semburan keras diikuti beberapa kali semburan kecil. Semua spermanya tertelan olehku. Aku hampir muntah ketika batang kemaluannya menyentuh anak tekakku. Untung aku sudah agak terbiasa dengan batang kemaluannya yang, menurutku, lumayan panjang. Sebenarnya aku agak jijik kalau harus meminum spermanya. Tapi kali ini apa boleh buat, ini juga tidak terhindarkan dan langsung masuk ke tenggorokanku. Ketika itu akupun tidak terlalu merasakan jijik karena sedang terbuai kenikmatan jari Prast yang dengan kerasnya menekan dan memutar-mutar di klitorisku serta meremas bibir kemaluanku dengan ganasnya. Perbuatannya memaksaku untuk mencapai orgasme kedua yang hanya berbeda beberapa saat dengan saat Prast mencapai puncaknya. Hari itu kami bangun agak telat, pada saat acara musik TV swasta yang ditayangkan setiap jam 08.30 pagi sudah hampir usai. Kami nikmati hari berdua saja dan hanya keluar rumah kost untuk membeli makanan. Mungkin lain kali akan kuceritakan pengalaman lainnya yang tidak kalah menariknya. Semoga yang satu ini mampu menghidupkan suasana di tempat anda dan menjadi referensi anda bercinta atau sekedar bacaan iseng saja jika senggang. Posted in Cerita Dewasa | No Comments Pembantu Seksi Monday, January 12th, 2009 Aku berusia 37 tahun saat ini, sudah beristeri dan mempunyai 4 orang anak. Rumahku terletak di pinggiran kota Jakarta yang bisa disebut sebagai kampung. Orang tuaku tinggal di sebuah perumahan yang cukup elite tidak jauh dari rumahku. Orang tuaku memang bisa dibilang berkecukupan, sehingga mereka bisa mempekerjakan pembantu. Nah pembantu orang tuaku inilah yang menjadi pemeran utama dalam ceritaku ini. Bapakku baru dua bulan yang lalu meninggal dunia, jadi sekarang ibuku tinggal sendiri hanya ditemani Enny, pembantunya yang sudah hampir 4 tahun bekerja disitu. Enny berumur 26 tahun, dia masih belum bersuami. Wajahnya tidak cantik, bahkan giginya agak tonggos sedikit, walaupun tidak bisa disebut jelek juga. Tapi yang menarik dari Enny ini adalah bodynya, seksi sekali. Tinggi kira-kira 164 cm, dengan pinggul yang bulat dan dada berukuran 36. Kulitnya agak cokelat. Sering sekali aku memperhatikan kemolekan tubuh pembantu ibuku ini, sambil membandingkannya dengan tubuh isteriku yang sudah agak mekar. Hari itu, karena kurang enak badan, aku pulang dari kantor jam 10.00 WIB, sampai di rumah, kudapati rumahku kosong. Rupanya isteriku pergi, sedang anak-anakku pasti sedang sekolah semua. Akupun mencoba ke rumah ibuku, yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki dari rumahku. Biasanya kalau tidak ada di rumah, isteriku sering main ke rumah ibuku, entah untuk sekedar ngobrol dengan ibuku atau membantu beliau kalau sedang sibuk apa saja. Sampai di rumah ibuku, ternyata disanapun kosong, cuma ada Enny, sedang memasak. Kutanya Enny, En, Bu Dewi (nama isteriku) kesini nggak? Iya Pak, tadi kesini, tapi terus sama temannya jawab Enny. Terus Ibu sepuh (Ibuku) kemana? Tanyaku lagi. Tadi dijemput Bu Ina (Adikku) diajak ke sekolah Yogi (keponakanku) Oooh sahutku pendek. Masak apa En? tanyaku sambil mendekat ke dapur, dan seperti biasa, mataku langsung melihat tonjolan pinggul dan pantatnya juga dadanya yang aduhai itu.
Ini Pak, sayur sop Rupanya dia ngerasa juga kalau aku sedang memperhatikan pantat dan dadanya. Pak Irwan ngeliatin apa sih Tanya Enny. Karena selama ini aku sering juga bercanda sama dia, akupun menjawab, Ngeliatin pantat kamu En. Kok bisa seksi begitu sih En? Iiih Bapak, kan Ibu Dewi juga pantatnya gede Iya sih, tapi kan lain sama pantat kamu En Lain gimana sih Pak? tanya Enny, sambil matanya melirik kearahku. Aku yakin, saat itu memang Enny sedang memancingku untuk kearah yang lebih hot lagi. Merasa mendapat angin, akupun menjawab lagi, Iya, kalo Bu Dewi kan cuma menang gede, tapi tepos Terus, kalo saya gimana Pak? Tanyanya sambil melirik genit. Kurang ajar, pikirku. Lirikannya langsung membuat tititku berdiri. Langsung aku berjalan kearahnya, berdiri di belakang Enny yang masih mengaduk ramuan sop itu di kompor. Kalo kamu kan, pinggulnya gede, bulat dan kayaknya masih kencang, jawabku sambil tanganku meraba pinggulnya. Idih Bapak, emangnya saya motor bisa kencang sahut Enny, tapi tidak menolak saat tanganku meraba pinggulnya. Mendengar itu, akupun yakin bahwa Enny memang minta aku apa-apain. Akupun maju sehingga tititku yang sudah berdiri dari tadi itu menempel di pantatnya. Adduuhh, rasanya enak sekali karena Enny memakai rok berwarna abu-abu (seperti rok anak SMU) yang terbuat dari bahan cukup tipis. Terasa sekali tititku yang keras itu menempel di belahan pantat Enny yang, seperti kuduga, memang padat dan kencang. Apaan nih Pak, kok keras? tanya Enny genit. Ini namanya sonny En, sodokan nikmat sahutku. Saat itu, rupanya sop yang dimasak sudah matang. Ennypun mematikan kompor, dan dia bersandar ke dadaku, sehingga pantatnya terasa menekan tititku. Aku tidak tahan lagi mendapat sambutan seperti ini, langsung tanganku ke depan, ku remas kedua buah dadanya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit yang kenyal dan terasa hangat dibalik kaos dan branya. Saat kuremas, Enny sedikit menggelinjang dan mendesah, Aaahh, Pak sambil kepalanya ditolehkan kebelakang sehingga bibir kami dekat sekali. Kulihat matanya terpejam menikmati remasanku. Kukecup bibirnya (walaupun agak terganggu oleh giginya yang sedikit tonggos itu), dia membalas kecupanku. Tak lama kemudian, kami saling berpagutan, lidah kami saling belit dalam gelora nafsu kami. TItitku yang tegang kutekantekankan ke pantatnya, menimbulkan sensasi luar biasa untukku (kuyakin juga untuk Enny). Sekitar lima menit, keturunkan tangan kiriku ke arah pahanya. Tanpa banyak kesukaran akupun menyentuh CDnya yang ternyata telah sedikit lembab di bagian memeknya. Kusentuh memeknya dengan lembut dari balik CDnya, dia mengeluh kenikmatan, Ssshh, aahh, Pak Irwan, paak.. jangan di dapur dong Pak Dan akupun menarik tangan Enny, kuajak ke kamarnya, di bagian belakang rumah ibuku. Sesampai di kamarnya, Enny langsung memelukku dengan penuh nafsu, Pak, Enny sudah lama lho pengen ngerasain punya Bapak Kok nggak bilang dari dulu En? tanyaku sambil membuka kaos dan roknya. Dan.. akupun terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh pembantu ibuku ini. Kulitnya memang tidak putih, tapi mulus sekali. Buah dadanya besar tapi proporsional dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah bongkahan pantatnya bulat dan padat sekali. Rupanya Enny tidak mau membuang waktu, diapun segera membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan bajuku dan segera melepaskan celana panjangku. Sekarang kami berdua hanya mengenakan pakaian dalam saja, dia bra dan CD, sedangkan aku hanya CD saja. Kami berpelukan, dan kembali lidah kami berpagut dalam gairah yang lebih besar lagi. Kurasakan kehangatan kulit tubuh Enny meresap ke kulit tubuhku. Kemudian lidahku turun ke lehernya, kugigit kecil lehernya, dia menggelinjang sambil mengeluarkan desahan yang semakin menambah gairahku, Aahh, Bapak. Tanganku melepas kait branya, dan bebaslah kedua buah dada yang indah itu. Langsung kuciumi, kedua bukit kenyal itu bergantian. Kemudian kujilati pentil Enny yang berwarna coklat, terasa padat dan kenyal (Beda sekali dengan buah dada isteriku), lalu kugigit-gigit kecil pentilnya dan lidahku membuat gerakan memutar disekitar pentilnya yang langsung mengeras. Kurebahkan Enny ditempat tidurnya, dan kulepaskan CDnya. Kembali aku tertegun melihat keindahan kemaluan Enny yang dimataku saat itu, sangat indah dan menggairahkan. Bulunya tidak terlalu banyak, tersusun rapi dan yang paling mencolok adalah kemontokan vagina Enny. Kedua belah bibir vaginanya sangat tebal, sehingga klitorisnya agak tertutup oleh daging bibir
tersebut. Warnanya kemerahan. Pak, jangan diliatin aja dong, Enny kan malu Kata Enny. Aku sudah tidak mempunyai daya untuk bicara lagi, melainkan kutundukkan kepalaku dan bibirkupun menyentuh vagina Enny yang walaupun kakinya dibuka lebar, tapi tetap terlihat rapat, karena ketebalan bibir vaginanya itu. Enny menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Kutarik kepalaku sedikit kebelakang agar bisa melihat vagina yang sangat indah ini. Enny, memek kamu indah sekali, sayang Pak Irwan suka sama memek Enny? tanya Enny. Iya sayang, memek kamu indah dan seksi, baunya juga enak jawabku sambil kembali mencium dan menghirup aroma dari vagina Enny. Mulai sekarang, memek Enny cuma untuk Pak Irwan Kata Enny. Pak Irwan mau kan? Siapa sih yang nggak mau memek kayak gini En? tanyaku sambil menjilatkan lidahku ke vaginanya kembali. Enny terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Apalagi saat kugigit klitorisnya dengan lembut, lalu lidahku ku masukkan ke liang kenikmatannya, dan sesekali kusapukan lidahku ke lubang anusnya. Oooh, sshshh, aahh.. Pak Irwan, enak sekali Pak. Terusin ya Pak Irwan sayang Sepuluh menit, kulakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke vaginanya, sehingga aku sulit bernafasPak Irwan.. aahh, Enny nggak kuat Pak.. sshhKurasakan kedua paha Enny menjepit kepalaku bersamaan dengan itu, kurasakan vagina Enny menjadi semakin basah. Enny sudah mencapai orgasme yang pertama. Enny masih menghentak-hentakkan vaginanya kemulutku, sementara air maninya meleleh keluar dari vaginanya. Kuhirup cairan kenikmatan Enny sampai kering. Dia terlihat puas sekali, matanya menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Aku senang sekali melihat dia mencapai kepuasan. Tak lama kemudian dia bangkit sambil meraih kemaluanku yang masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Dia memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya, dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Ooouugh, nikmatnya, ternyata Enny sangat memainkan lidahnya, kurasakan sensasi yang sangat dahsyat saat giginya yang agak tonggos itu mengenai batang kemaluanku. Agak sakit tapi justru sangat nikmat. Enny terus mengulum kemaluanku, yang semakin lama semakin membengkak itu. Tangannya tidak tinggal diam, dikocoknya batang kemaluanku, sambil lidah dan mulutnya masih terus mengirimkan getaran-getaran yang menggairahkan di sekujur batang kemaluanku. Pak Irwan, Enny masukin sekarang ya Pak? pinta Enny. Aku mengangguk, dan dia langsung berdiri mengangkangiku tepat di atas kemaluanku. Digenggamnya batang kemaluanku, lalu diturunkannya pantatnya. Di bibir vaginanya, dia menggosok-gosokkan kepala kemaluanku, yang otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian dia arahkan kemaluanku ke tengah lobang vaginanya. Dia turunkan pantatnya, dan.. slleepp.. sepertiga kemaluanku sudah tertanam di vaginanya. Enny memejamkan matanya, dan menikmati penetrasi kemaluanku. Aku merasakan jepitan yang sangat erat dalam kemaluan Enny. Aku harus berjuang keras untuk memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam kehangatan dan kelembaban vagina Enny. Ketika kutekan agak keras, Enny sedikit meringis. Sambil membuka matanya, dia berkata, Pelan dong Pak Irwan, sakit nih, tapi enak banget. Dia menggoyangkan pinggulnya sedikit-sedikit, sampai akhirnya seluruh kemaluanku lenyap ditelan keindahan vaginanya. Kami terdiam dulu, Enny menarik nafas lega setelah seluruh kemaluanku ditelan vaginanya. Dia terlihat konsentrasi, dan tiba-tiba.. aku merasa kemaluanku seperti disedot oleh suatu tenaga yang tidak terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. Ruaar Biasaa! Kemaluan Enny menyedot kemaluanku! Belum sempat aku berkomentar tentang betapa enaknya vaginanya, Ennypun mulai membuat gerakan memutar pinggulnya. Mula-mula perlahan, semakin lama semakin cepat dan lincah gerakan Enny. Waw.. kurasakan kepalaku hilang, saat dia mengulek kemaluanku di dalam vaginanya. Enny merebahkan badannya sambil tetap memutar pinggulnya. Buah dadanya yangbesar menekan dadaku, dan.. astaga.. sedotan vaginanya semakin kuat, membuat aku hampir tidak bertahan. Aku tidak mau orgasme dulu, aku ingin menikmati dulu vagina Enny yang ternyata ada empot ayamnya ini lebih lama lagi. Maka, kudorong tubuh Enny ke atas, sambil kusuruh lepas dulu, dengan alasan aku mau ganti posisi. Padahal aku takut kalah sama dia. Lalu kusuruh Enny tidur terlentang, dan langsung kuarahkan kemaluanku ke vaginanya yang sudah siap menanti kekasihnya. Walaupun masih agak sempit, tapi karena sudah banyak pelumasnya, lebih mudah kali ini kemaluanku menerobos lembah kenikmatan Enny. Kumainkan pantatku turun naik, sehingga tititku keluar masuk di lorong sempit Enny yang sangat indah itu. Dan, sekali lagi akupun merasakan sedotan yang fantastis dari vagina Enny.
Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yang sangat nikmat ini, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di kepala tititku. Enny, aku udah nggak kuat nih, mau keluar, sayang, kataku pada Enny. Iya Pak, Enny juga udah mau keluar lagi nih. Oohh, sshh, aahh.. bareng ya Pak Irwan.., cepetin dong genjotannya Pak pinta Enny. Akupun mempercepat genjotanku pada lobang vagina Enny yang luar biasa itu, Enny mengimbanginya dengan mengulek pantatnya dengan gerakan memutar yang sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami didalam vaginanya. Akhirnya aku tidak dapat bertahan lebih lama lagi, sambil mengerang panjang, tubuhku mengejang. Enny, hh.. hh, aku keluar sayaang Muncratlah air maniku ke dalam vaginanya. Di saat bersamaan, Enny pun mengejang sambil memeluk erat tubuhku. Pak Irwaan, Enny juga keluar paakk, sshh, aahh. Aku terkulai di atas tubuh Enny. Enny masih memeluk tubuhku dengan erat, sesekali pantatnya mengejang, masih merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya itu. Nafas kami memburu, keringat tak terhitung lagi banyaknya. Kami berciuman. Enny, terima kasih yaa, memek kamu enak sekali Kataku. Pak Irwan suka memek Enny? Suka banget En, abis ada empot ayamnya sih jawabku sambil mencium bibirnya. Kembali kami berpagutan. Dibandingin sama Bu Dewi, enakan mana Pak? pancing Enny. Jauh lebih enak kamu sayang Enny tersenyum. Jadi, Pak Irwan mau lagi dong sama Enny lain kali. Enny sayang sama Pak Irwan Aku tidak menjawab, hanya tersenyum dan memeluk Enny. Pembantu ibuku yang sekarang jadi kekasih gelapku.Cerita Dewasa Posted in Umum | No Comments Nafsu Mantan Guru Saturday, January 10th, 2009 Cerita ini berawal ketika aku memasuki bulan kedua kelas II di sebuah SLTP N di daerah Jateng. Sebut saja aku Bujang, aku adik dua bersaudara lahir dari keturunan Sumatera ? Jawa. Dari keisengan ku sering memakai sepatu warna putih (di SLTP ku sepatu harus warna hitam), aku sempat mau berkelahi dengan Guru BK ku gara-gara sepatu putihku hadiah ulang tahunku harus dicat warna hitam. Kakakku adalah seorang preman di kotaku, jadi aku sedikit banyak menjadi anak yang cenderung nakal. Suatu hari aku datangi guru BK ku kerumahnya, sampai dirumah ternyata guruku sedang tidak di rumah, dan hanya istrinya yang berada di rumah. Aku katakan maksudku, minta ganti rugi atas sepatu baruku. Dengan berlinang air mata ternyata guruku sedang tertimpa musibah, orangtuanya sakit dan harus dioperasi dengan biaya banyak. Dia mau melakukan apa saja asal aku tidak minta ganti. Aku cium pipinya beberapa kali dan aku tinggalkan dia. Dua tahun kemudian aku lulus dan melanjutkan sekolah ke SMA di Jateng. Tak disangka istri guruku yang dulu pernah aku cium, ternyata mengajar di SMA itu. Pada saat pendaftaran aku langsung dipanggil masuk ke kantor, aku tak tahu ada apa, aku hanya menurut saja. Masuk.. tidak usah sungkan-sungkan katanya seraya menyilahkan aku duduk. Makasih.. jawabku sekenanya. Nanti aku tunggu di rumah jam 3 sore, kamu boleh pergi katanya singkat. Aku keluar ruangan dengan pikiran tak menentu, ada apa sebenarnya. Aku jadi agak takut juga. Sampai dirumahnya, aku hampir jam empat. Aku ketuk pintu dan dan saya tunggu sambil duduk di teras rumah. Masuk.. tidak dikunci jawabnya dari dalam, ternyata dia sudah tahu yang datang aku. Kenapa terlambat, aku sudah hampir tak tahan nih!, jawabnya sambil menyilakan aku duduk di kursi tamunya. Aku terkejut melihat apa yang aku hadapi, ternyata dia tidak memakai pakaian bawahnya hanya memakai kaos tanpa lengan dan sudah mulai memainkan sesuatunya dengan vibrator/atau apa namanya aku kurang tahu. Sambil terus memasukkan dan mengeluarkan alat itu sambil terus mendesah-desah. Aku jadi
bingung harus berbuat apa, baru aku mau berbalik keluar tanganku sudah dipegangnya. Berani keluar, aku akan berteriak ancamnya pelan namun pasti. Mau ibu apa, jawabku kaku, tak tahu harus bagaimana. Baru sekali ini aku menghadapi seorang perempuan setengah telanjang. Belum sempat aku berpikir banyak, ditariknya tanganku menuju kamarnya. Seluruh pakaiannya dia buka, dan dalam keadaan telanjang bulat aku disuruhnya mempermainkan barangnya. Dengan agak takut-takut aku pegang miliknya, aku mainkan dengan jariku. Sss.. ss.. hh hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tak puas dengan tangaku, dia minta aku menjilatinya, aku tolak tapi dia mengancam akan berteriak. Terpaksa dengan agak sedikit perlahan aku dekatkan mukaku, terlihat sesuatu yang aneh di usiaku yang ke 17 tahun lebih (aku beberapa kali tidak naik kelas) aku baru sekali ini aku melihat mm dari dekat (karena aku termasuk orang yang acuh terhadap perempuan, aku lebih banyak mengkonsumsi obat-obatan daripada perempuan), bau tidak wajar antara enak dan tidak enak langsung tercium, aku sampai mau muntah. Belum sempat mulutku sampai di barangnya didorongnya kepalaku dengan dua tangannya, tak bisa mengelak mulutku langsung beradu dengan memeknya. Sss.. Sss.. hh. Lagi-lagi yang terdengar hanya desahnya. Ayo jilatin, kalau tidak awas kamu, ancamnya lagi. Aku hanya bisa menurutinya. Tidak puas dengan itu, dengan disertai ancaman aku disuruhnya tidur terlentang, dia bangkit, dan tahu-tahu duduk dimukaku. Dia gesek-gesekkan memeknya dimukaku dan dimulutku. Sampai beberapa lama sampai aku sulit untuk bernafas, tak sampai lima menit dia sudah mengerang tanda selesai, wajahku jadi basah semua, dan dengan bau yang tidak enak. Dia bangun aku langsung bangun, duduk dipinggir tempat tidur dan langsung muntah-muntah. Keluar semua isi diperutku, termasuk minuman yang aku minum tadi. Maaf, aku kurang kontrol tadi katanya sambil memijit-mijit belakang leherku. Sudahlah.. aku mau ke kamar mandi dulu cuci muka, kataku pelan sambil meninggalkannya duduk sendiri di tempat tidur. Baru sekali ini aku muntahmuntah merasakan sesuatu yang tidak enak dan asing. Keluar dari kamar mandi, aku sudah disambutnya dengan tawanya. Manis juga pikirku, tapi ini calon guruku. Belum sempat aku berpikir jauh dia sudah memegang celanaku. Sudah siap.. katanya. Siap apa.., kataku pelan. Masak tidak pernah, atau mungkin pernah menonton katanya lagi, sambil membuka semua pakaianku. Aku jadi malu, dan mau lari saja rasanya. Tapi dia terus main ancam. Tak berapa lama aku sudah dalam keadaan telanjang bulat, dan dengan sigap dia sudah memegang senjataku dan siap dimasukkan dimulutnya. Dia jilat, dikulum sampai aku hanya bisa mendesah. Pelan-pelan senjataku bangkit. Baru aku tahu rasanya enak, pantas dia juga tadi minta digitukan. Sss ahh ss ahh hanya itu yang bisa keluar dari mulutku, sambil tanganku memegang kepalanya, agar tidak dilepaskan isapannya. Kurang dari tiga menit terasa ada yang mau keluar dari mulutku, ss..ahh, dan cret.. cret.., beberapa kali airku keluar di mulutnya. Baru kali ini ya, kok sebentar sudah keluar, belum digoyang, candanya tanpa malu-malu. Biasa untuk pertama kali, tapi nanti akan kuat juga lama kelamaan, terangnya sambil memelukku. Yya.. aku hanya bisa mengangguk pelan. Dituntunnya aku ke kamar mandi, dibersihkannya senjataku, perlahan-lahan dengan teliti. Terus kami ngobrol di kamarnya masih dalam keadaan telanjang bulat, tapi tubuh kami dibalut selimut. Tak terasa kami ketiduran, dan bangun sudah malam sekitar jam setengah sembilan. Belum sempat aku bangkit duduk, dia sudah mendekapku. Diciumnya bibirku, dimasukkannya lidahnya di mulutku, aku hanya bisa membalas walaupun agak sedikit canggung. Lama kami saling berciuman. Ayo hisap lagi ya.. katanya manja setelah menjauhkan bibirnya dari bibirku. Aku langsung menjilati memeknya, ada rasa aneh dan enak yang tak bisa dilukiskan. Ternyata setelah aku terangsang, pikiran kotor, bau, jijik, dan lainnya tidak terasa. Aku hanya senang saja melakukannya. Ess.. ahh aahh, hanya itu yang terdengar. Gantian.., kataku pelan setelah agak lama aku mencumbu memeknya. Tanpa diminta lagi dia sudah memegang senjataku dan mengulumnya dengan buas. Saya pegang kepalanya, aku dorong senjataku sedalam-dalamnya masuk dimulutnya. Dia terbatuk-batuk sambil berbisik kamu mau membalas saya ya... Aku hanya tersenyum. Ayo masukkan sayang .. katanya manja. Sss ahh, sudah tidak kuat nih pintanya lagi setelah aku gantian lagi mencumbu memeknya Aku masukkan senjataku kedalam lobang memeknya. Enak juga ya, kok aku dari dulu tidak pernah tahu. Kugoyang Senjataku maju mundur sesuai permintaannya. Baru beberapa kali goyangan sudah ada yang mau keluar dari Senjataku. Crret..
creet, aku keluarkan airku di dalam memeknya. Setelah beristirahat, saya goyang atau dia goyang saya malam itu beberapa kali sampai pagi, sampai lama-kelamaan aku bisa bertahan agak lama, dan dia mulai senang dengan permainanku. Aku diterima di SMA itu tanpa ada masalah, walaupun nilaiku sedikit. Aku diterima dan diakukan sebagai anak kakanya. Dan itu pula sebabnya tidak ada yang curiga aku terlihat sering ngobrol dengan dia. Dan kebetulan dia sambil menjadi pembina pramuka. Kami jadi bebas, tidak ada yang curiga aku keluar malam dari tenda waktu kemah, ngobrol sambil dilanjutkan dengan adegan ML. Seperti malam itu.. Ayo sayang .., lagi pengen nih katanya padaku. Aku juga jawabku sekenanya. Aku keluar berjalan menuju sungai yang agak sedikit jauh dari tenda kami, diikuti guruku dibelakangku. Sampai di sungai aku dudukan ibu guruku di semak-semak, sebelumnya aku sudah mencari alas dari daun pisang ditepi sungai. Aku mulai memainkan tanganku dibali seragam pramukanya. Aku remas-remas gunungnya, aku gelitik puncak gunungnya secara terus menerus, sambil terus mulut kami saling beradu, bertukar air lir dan saling berpangutan memainkan lidah kami masingmasing. Tak puas dengan itu, saya buka seragam pramukanya, terlihat gunungnya yang begitu indahnya. Walaupun aku sudah seringkali mengulum, mencium dan mempermainkan lidahku di atas gundukan daging kenyalnya, tapi aku tidak pernah merasakan bosan. Aku gigit-gigit ujung daging kenyalnya, dia hanya bisa mendesah ss.. ahh aahh.. seperti yang biasa dia bisikan. Aku selipkan tanganku dibawah CD nya yang ternyata dia sudah mulai basah, aku mainka tanganku disana. Aku pegang, aku usapkan seluruh telapak tanganku diatas memeknya sampai ujung jari menyentuh lubang belakangnya. Aku masukkan jari tengahku kedalam lubang memeknya. Dan dia hanya bisa mendesis, mendesah seperti ular yang sedang mencari mangsa. Aku yang tadinya merasa agak kedinginan, karena kebetulan kami kemah di atas sebuah bukit mulai agak merasakan panas ditubuhku. Tolong lepaskan pakaianku sayang .., pintaku sedikit manja sambil terus menerus memainkan tiga jari tengah ku di lubang kewanitaannya, dan dua jariku yang lainnya untuk menahan dan membuka daerah terlarangnya. Sss aahh aahh ah.., jawahnya mulai tak karuan. Tangannya mulai melepaskan satu persatu pakaianku, hanya tertinggal CD nya saja. Dimasukkannya tangannya kedalam CD ku, dia remas-remas bolaku seperti biasa yang ia sukai. Dia pegang senjataku dengan tangannya, sementara dia sudah mulai menarik kebawah CD ku dengan tangan yang lainnya. Aku bangkit aku bersandar pada sebuah pohon, aku tarik kepalanya menuju senjataku. Tanda diminta dia sudah biasa langsung bisa mengulum, menjilat-jilat batang senjataku. Hampir setengah jam aku dibuai oleh kenikmatan mulutnya di senjataku, aku tekan kepalanya terus setiap dia hendak melepaskan kulumannya. Sayang .. aku sudah tidak kuat nih.. ahh, rintihnya pelan. Gantian dong.., pintanya lagi. Setelah dia berhasil melepaskan kulumannya setelah aku menumpahkan beberaa tetes air ku dimulutnya, karena aku sudah tak tahan.Saya lepaskan CD guru ku yang sudah sangat basah itu, aku mulai memainkan kedua tangaku di daerah terlarangnya. Aku buka dengan tanganku, dan saku masukkan tanganku yang satunya lagi dengan perlahan-lahan, maju mundur, maju mundur dengan teratur. Sss ahh.. hanya itu yang terdengar diantara sayup-sayup suara angin berdesir. Enak sayang .., ayo jilati dong. Ayo sayang .. jilati aku dong, pintanya lagi, setelah sekian lama di meminta tapi aku masing memainkan tanganku di memeknya. Aku dekatkan wajahku ke memeknya dan mulai aku jilati sedikit demi sedikit. Mulai dari atas, diatas bulu-bulu lembutnya, ke bawah sampai aku merasakan lidahku menjilati sesuatu yang hangat, kenyal dan sedikit basah. Aku mainkan lidahku didalam memeknya, dia pegang kepalaku, dia tekan, sampai mukaku menyentuh semua permukaan kulit kemaluannya. Aku mainkan lidah ku teru, terus, dan terus sampai aku terdengar suara erangan yang panjang si keheningan malam. Aaahh, aahh, ahh! Aku bersihkan diriku, aku pakai kembali pakaianku dan pakaiannya sudah dipakai pula. Aku berjalan bergandengan menuju kemahkami, sambil sekalisekali bibir kami saling bertemu, dan tersenyum puas. Sebelum sampai di
perkemahan.. Ayo sayang, dimasukkan di sini.., tiba-tiba senjataku yang masih lemas dipegangnya, aku jadi terbangun. Dan senjataku mulai bangkit. Aku balas pegang kedua gunung kembarnya, aku selipkan tanganku dari balik bajunya. Beberapa lama kami saling meraba, sampai akhirnya aku singkapkan roknya keatas, dan aku lepaskan CD nya kebawah. Dengan tangan berpegangan di pohon, aku goyang guruku dari belakang tanpa melepaskan celanaku. Aku goyang terus lama sekali. Ganti aahh, aku sudah pegal nih!, katanya. Yaahh , jawabku pendek, sambil melepaskan senjataku dari lubang memeknya. Aku duduk di bawah pohon, aku turunkan sedikit celanaku. Dia aku suruh duduk di atas pangkuanku. Aku masukkan senjataku ke dalam lubang hangatnya. Dia bergerak naik turun seirama nafasnya yang sudah tidak teratur lagi. Sampai akhirnya.. Aku hampir keluar ..ahh, desahnya. Tahan dulu, aku pingin yang lebih lama lagi.. jawabku. Aku tak tahan .. aahh, balasnya lagi. Aaahh, crett, aahh, creett desah kami berdua. Aku cium bibirnya, dengan lembut dan agak lama. Kami saling tersenyum puas. Aku bali ke tendaku dan langsung ganti celana, kulihat teman-temanku sudah pada tidur semua. Aku lihat jam, astaga sudah jam 2 lebih padahal barusan kami berdua berangkat kesungai jam 9 malam. Berarti lama benar saya bermain di luar. Perbuatanku aku lakukan sampai aku lulus dari SMA itu tanpa ada seorangpun yang tahu. Sampai akhirnya aku lulus dan sebagai tanda perpisahan kami, aku diajak dia pergi keluar kota selama tiga hari. Dan aku lewatkan waktu itu dengan terus memuaskan diri kami masing-masing. Setelah sekian lama berpisah, lima tahun sudah aku tidak bertemu. Kami kebetulan bertemu di sebuah restoran. Sambil menangis dia peluk aku, aku cium keningnya, terlihat orang-orang disekelilingku heran memandang perbuatan kami berdua, karena terlihat seperti sepasang kekasih tetapi dilihat wajah kami jauh berbeda (karena perbedaan usia). Dia cerita bahwa suami dan dua anak nya meninggal karena kecelakaan, beberapa tahun setelah aku lulus sekolah. Dan suaminya sempat minta maaf dan berpesan bahwa dia juga sudah memaafkan perbuatanku dan dia, sebetulnya suaminya tahu tapi dia diam saja tidak pernah mengusik kami berdua. Dan baru saat itu pula, aku tahu bahwa suaminya suka melakukan ML dengan kasar dan sering sambil memukulnya. Dan dia memilikiku sebagai pelampiasan nafsunya tanpa ada rasa sakit di badannya. Sejak saat itu aku dan dia tinggal satu rumah dengan istriku, tanpa istriku tahu keadaan yang sebenarnya. Istriku adalah teman sekelasku dulu, jadi dia pikir dia adalah tanteku. Kami hidup bahagia tanpa harus mengulang perbuatan kami dulu yang sering ML. Posted in Cerita Dewasa | No Comments Bercinta dengan Shanti Tuesday, January 6th, 2009 Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur dan mendapati Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti. Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya. Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai
suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur. Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya. Shan, kamu sudah punya pacar belum? Tiba Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti terkikik dan menggeleng. Belum tuh Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi. Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu Jawab Shanti. Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar. Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah timpal Shanti. Kan nggak ada yang dengar ini Jawab Tuti. Mereka terdiam lama. Mbak.. suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci. Mmm? Jawab wanita itu. Ngg.. Ngomong aja susah banget sih Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk. Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih? Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu. Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter jawab Tuti seenaknya. Maksud Mbak? Shanti penasaran. Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang keras! kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran. Bisa macam-macam apa sih, Mbak? tanya Shanti. Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda. Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh.. jawab Tuti. Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus. Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih? Shanti sekarang melotot tak percaya. Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Shan. Ngemut tongkol juga enak banget kok jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti. Astaga.. Masak anunya lelaki diemut? Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang. Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. Kalo apa Mbak? Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin. Yaa.. Malu ahh..! Tuti sengaja membuat Shanti penasaran. Ayo doong Mbak rengek Shanti. Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget! bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya. Apa itu pejuh? tanyanya. Tuti merasa tidak tahan. Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita basah lho Jawab Tuti. Ia melihat bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti. Idiihh amit-amit, jorok banget sih Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi
Idiihh Mbak saru ah! Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus Udah ah, lama-lama jadi saru nih kata Shanti. Tuti tertawa. Kamu udah banjir yaa? goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya. Ahh.. Mbaakk!! Tuti tersenyum melihat Shanti melotot. Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih Kata Tuti. Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya. Ihh.. Mbak jorok nih desis Shanti. Tuti terkekeh. Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut? bisik Tuti. Shanti berdebar. Ngaco ah! Aku mau emutin punya kamu, Shan? Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa. Kamu akan bisa pingsan merasakannya bisik Tuti lagi. Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju. Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut? Masak Mbak yang ngemut? Iya.. Supaya kamu tahu rasanya Malu ahh.. Nggak apa-apaa.. Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi. Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya. Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memiaw Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. memiaw Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut. Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memiawnya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Shanti menggeliatliat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya. Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memiaw Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun! Enak Shan? desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta menusuk-nusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya. Posted in Cerita Dewasa | No Comments Aku Merindukan Vera Monday, January 5th, 2009
Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota. Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam Rahasiaku. Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah. Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu, Hmm.. ia sudah datang, gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tibatiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu. Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidoku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua. Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang. Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku. Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu. Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya. Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik. Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga. Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam. Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh
Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya. Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian, Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana. Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya. Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini. Dan Vera pun menjawab, Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota Y, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini. Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan. Aku pura-pura kaget. Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian, kataku. Vera menjawab, Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku. Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya, Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku. Dan Vera menjawab, Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat. Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku. Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya. Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya. Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu
perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu. Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku. Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu. Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah. Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok. Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain. Memperkosa Asistenku August 10, 2009 Posted in Umum Aku menceritakan cerita pemerkosaan ini bukan tanpa alasan, murni hanya ingin berbagi, dan mudah-mudahan bermanfaat buat sobat semua. Cerita nya simpel, aku memperkosa asisten ku sendiri, Dan pemerkosaan itu berlangsung berulang kali, dan akhirnya. oke deh baca aja langsung cerita dewasa ku ini,
semoga menjadi cerita yang berguna, bukan sekedar cerita seks. aja, memperkosa asistenku.. Aku seorang pegawai sebuah perusahaan Garment di kawasan Bandung timur. Aku bekerja sebagai seorang supervisor produksi di bagian jahit. Memang kebanyakan pegawai/karyawan di tempatKu bekerja adalah perempuan. Mereka berasal dari sekitar pabrik atau orang luar yang kost di sekitar itu. Aku memiliki seorang asisten supervisor perempuan yang masih berusia 20 tahun. Namanya Ati Rohaeti. Gadis berkerudung yang cukup pintar dan rajin bekerja. Selama bekerja dengan asistenKu itu, Aku sering memperhatikan tingkah laku dan keadaan asistenKu. Dari mulai Ati memakai pakaian hingga cara kerja dan berbicara gadis itu. Memang Ati orangnya pandai bergaul dan terkadang membuat laki-laki yang ada di pabrik suka padanya. Potongan tubuhnya cukup gemuk untuk gadis seukurannya. Namun cara Ati berpakaian memang lain dibandingkan dengan gadis-gadis lainnya yang memakai kerudung. Ati lebih senang menggunakan celana jeans yang ketat. Hal itulah salah satu yang membuatKu sering memandangi Ati. Aku selalu memperhatikan pantat Ati yang cukup montok, terlebih Ati memiliki Payudara kecil yang justru smembuatKu semakin dongkol karena rencana yang kubuat selalu gagal. Ati tinggal di sebuah rumah kontrakan di sekitar pabrik. Gadis itu tinggal sendiri di rumah kontrakan tersebut. Kalau boleh dibilang, Ati cukup berani untuk tinggal sendirian, padahal rumah kontrakannya berada di daerah yang sepi dengan jarak antar rumah cukup jauh. Terlebih-lebih bilamana saat kerja siang hari, Ati baru sampai di rumah kontrakannya jam 11 malam, disaat suasana sangat sepi. Malam itu, setelah pulang kerja Aku sengaja menunggu di pabrik sampai agak sepi. Aku berencana akan pergi ke rumah kontrakannya Ati secara mendadak dengan alasan ada sesuatu yang urgent. Aku berfikir Ati tak akan menolak. Aku berencana akan memaksa gadis itu untuk melayani nafsu sexsKu dan kalaupun gadis itu berontak Aku sudah berencana akan memperkosa gadis itu. Sekitar jam 11.30 malam Aku mulai bergerak menuju arah rumah kontrakan Ati. Ati saat itu memang sudah berada di rumahnya. Setelah melihat sekeliling dan merasa keadaan sepi. Aku mulai memasuki pagar rumah dan mengetuk pintu. Tok.. tok.tok Aku mulai mengetuk pintu. Pintu terbuka, dan alangkah kagetnya Ati melihat kedatanganKu secara tiba-tiba. Untung gadis itu telah selesai mandi dan masih menggunakan kerudungnya. Eh. Bapak.. Ati sampai kaget Ada apa yach malam-malam kesini ? Ati bertanya. Nggak, Ti. Saya ada keperluan sebentar. Soalnya ini urgent. Dan harus selesai besok pagi. Kira-kira kamu nggak keberatan kan kalau saya berbicara sebentar dengan Ati ! Aku menjawab dengan tenang. Nggak apa-apa Pak, tapi jangan lama-lama. Soalnya udah malam entar nggak enak sama orang-lain, ya Pak yach! Iya, cuman sebentar ko. Paling 10 menitOk..! JawabKu Ati mempersilahkan Aku untuk masuk. Begitu masuk ke dalam Aku memperhatikan sekeliling rumah itu. Ati mempersilahkan Aku duduk di karpet. Sebentar Pak, Ati ke belakang dulu!Ati berkata Iya tapi nggak usah repot-repot, Saya khan cuman sebentar ko.! Aku menimpali. Ketika Ati berbalik, Aku memperhatikan gadis itu dari belakang. Saat itu Ati mungkin lupa belum memakai Underwear sehingga dari balik cahaya Aku melihat lekuk-lekuk kaki gadis itu mulai dari betis sampai pinggangnya. Aku semakin melotot ketika ternyata gadis itu memakai celana dalam merah jambu yang jelasjelas cukup terlihat jelas di mataKu. Batang kemaluanKu menjadi tiba-tiba membesar dan nafsu birahiKu semakin meningkat. Aku bergerak kearah pintu dan pelan-pelan mengunci pintu itu dan memasukkan kuncinya ke dalam celanaKu. Akupun mulai bergerak kearah dapur secara perlahan-lahan agar tak terdengar oleh gadis itu. Memasuki dapur Aku melihat Ati sedang mempersiapkan minum untukKu. Pelan-pelan Aku dekati Ati dari arah belakang dan secara tiba-tiba Aku pukul pundak Gadis itu. Karena dipukul tiba-tiba Ati tidak dapat menghindar dan jatuh tak sadarkan diri. Cepat-cepat Aku merangkul gadis itu agar tak jatuh. Dengan sigap Kupangku gadis itu ke kamar dan merebahkan Ati yang sudah pingsan di atas kasur tanpa dipan. Setelah itu Aku kedapur dan minum minuman yang mau disuguhkan kepadaKu dan kembali ke kamar. Sambil mengatur nafasKu yang ngos-ngosan karena sudah tidak tahan. Tangan kananKu bergerak meraba Payudara gadis itu. Mulanya pelan-pelan tapi lama kelamaan semakin keras, bahkan kedua tanganKu dengan ganas meremas-remas payudara Ati yang kalau terlentang kelihatan rata. Saking keenakannya meremas Payudara Ati Aku lupa dengan waktu yang sudah menunjukkan jam 12 malam. Karena takut gadis itu terbangun dari pingsannya. Cepat-cepat Aku mengambil tali plastic yang memang sudah Kupersiapkan. Aku pun mengikat tangan dan kaki Ati serta menyumpal mulut gadis itu dengan celana dalam Ati yang ada di lemari. Tiba-tiba Ati terbangun dan membuka mata. eeeheh Erangnya merasakan sakit akibat pukulanKu. Ati kaget karena dia tak dapat berbicara sedangkan kedua tangan dan kakinya terikat. Dan lebih kaget lagi ketika di hadapannya melihat Atasannya tertawa terkekeh-kekeh menyaksikan Ati yang tak berdaya. Rasain deh lu, makanya jadi cewek jangan sombong. Jadi aja kepaksa Saya kerjain deh.? Aku berbicara. Kepaksa, malam ini kamu harus bisa memuaskan Aku, Atasanmu...
Ati semakin takut karena dia tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dia akan diperkosa oleh atasannya sendiri. Dia hanya menangis tanpa suara yang jelas karena mulutnya disumbat. Dan tiba-tiba dihadapan Ati, Aku mulai membuka pakaianKu hingga telanjang. Batang kemaluanKu sudah berdiri sejak Aku masuk ke rumah Ati. Ati hanya bias menutup mata tak mau melihat pemandangan di depannya. Aku bergerak mendekati Ati dan membuka sumpalan pada mulut Ati. Belum sempat berteriak, mulut Ati tiba-tiba Kusumpali dengan batang kemaluanKu yang sudah menegang dan membuat Gadis itu tersedak. Tapi tak bisa berbuat apa-apa karena Aku memegang kepala gadis itu. Rasa mual membuat Ati hampir muntah dan berusaha melepaskan kemaluanKu di mulutnya. Aku gerak-gerakkan kontolKu di mulut gadis itu. Selama sepuluh menit Aku jejali mulut gadis itu dengan batang kemaluanKu. Dan tiba-tiba Kukeluarkan kemaluanKu dari mulut gadis itu. Ati mencoba berteriak tapi Aku cepat-cepat membekap mulut Ati dan berkata. Diem lu, jangan berteriak atau Saya bunuh kamu? Sambil menempelkan pisau dapur yang kebetulan ada di meja. Ati terdiam karena takut ancamanKu. Dan hanya bisa menangis sampai gadis itu kelelahan dan lemas. Melihat Ati tak berdaya. Aku membuka ikatan pada gadis itu. Dan tanpa perlawanan yang berarti Aku buka pakaian Ati satu persatu hingg tubuh Ati telanjang bulat. Aku hanya meninggalkan kerudung kepala gadis itu di kepalanya. Tubuh polos Ati di mataKu terlihat sangat indah. Tak hentihentinya Aku melihat dan berguman. Tubuh indah. Indah sekali. baru kali ini Aku melihat tubuh seindah ini ! Di hadapanKu Ati hanya menangis pelan karena keadaan tubuhnya telah lemah. Gadis itu memang terlihat lucu dengan kerudungnya. Dan Aku sangat suka melihat tubuh telanjang Ati dengan kepala yang masih memakai kerudung, membuatKu semakin terangsang. Gile Ti, memekmu itu lo.bulunya tipis tapi waduh..? gumamKu Aku bergerak dan melangkahi Ati dengan kedua kakiKu berada di atas badan Ati. Kududuki perut Ati dan tiba-tiba kedua tanganKu meremas-remas Payudara gadis itu. Ati menjerit-jerit ketika Aku memijat-mijat putting susunya. Melihat Ati berteriak, cepat-cepat Aku membekap dan berkata, Lu bias diem ngga!?. Ati terdiam takut akan ancamanKu. Aku berdiri dan bergerak ke ruang tamu. Aku mengambil sesuatu dari kantongKu. Sebuah kamera digital. Sekarang Ati harus difoto dulu yach buat kenang-kenangan... Aku mulai memoto Ati yang sudah telanjang dari berbagai posisi. Selesai itu Aku menyimpan kembali kameranya. Mungkin sekitar 50 foto Kujeppret. RencanaKu foto itu akan kugunakan untuk menakut-nakuti gadis itu dan sebagai koleksi spesialku. Aku mulai mendekati Ati kembali. Batang kemaluanKu sudah mengecil karena kelamaan. Sekarang, Lu harus nyobain kontolKu inipasti nikmat.? Aku berkata. jangaaaaaan pakjangaaaaaaaan ? Ati memelas. Tapi Aku tak peduli dengan ucapan gadis itu. Dan setelah jongkok di kasur depan Ati, Aku angkat paha Ati dan melebarkannya. KepalaKu menunduk memperhatikan memek Ati yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. KepalaKu bergerak dan mulutKu mulai menjilati memek gadis itu. Ati terengah-engah merasakan kemaluannya ada yang menjilati. Hanya suara erangan gadis itu saja yang terdengar. Sementara mulutKu menjilati memek Ati, tanganKu bergerak ke atas dan memijat-mijat payudara Ati serta mempermainkan putting susu gadis itu.. Ati menggeliat antara sakit, geli dan takut. Tiba-tiba Ati mengangkat pinggulnya dan melemah. Rupanya Gadis itu telah orgasme. Dari vagina gadis itu keluar cairan. Ketika melihat bibir vagina gadis itu telah basah, cepat-cepat Aku arahkan kontolKu yang udah menegang dan mendekatkannya ke liang vagina gadis itu. Sambil memegang pinggul gadis itu, Aku menggerakkan pinggulKu, dan hup Walaupun dengan susah payah akhirnya kontolKu masuk amblas ke dalam lubang memek Ati. Ati menjerit kesakitan. Kurasakan KontolKu hangat dan serasa ada yang memijat-mijat. Aku mulai mengerakkan kontolKu maju mundur. TanganKu memegang pundak gadis itu sedang mulutKu menciumi putting susu Gadis itu. Ati mendesah-desah, membuatKu semakin bergairah dan kuganti permainanKu. Kubalikkan tubuh Ati. Dan memposisikan tubuh telanjang gadis itu seperti Anjing. Dari arah belakang kembali Kuhujamkan kontolKu ke liang memek gadis itu. GerakanKu semakin cepat. Kedua tanganKu semakin kasar meremas-remas susu gadis itu. Ati semakin mengerang-ngerang kesakitan. Tapi Aku tak peduli. Terus saja Aku maju mundurkan pinggulnya dengan cepat. Sampai akhirnya tubuhKu mengejang dan menyemprotkan spermaKu di vagina gadis itu. Setelah diam beberapa saat membiarkan kontolKu tertanam di lubang vagina Ati. Aku lepaskan kontolKu dan membalikkan tubuh Ati serta mengangkat kepala gadis itu serta memaksa Ati menjilati kontolKu yang masih basah oleh sperma dan darah. Setelah selesai dan merasa puas, Aku mengenakan kembali pakaianKu. Membiarkan tubuh Ati telanjang lemas. Setelah itu Aku bergerak mendekati Ati yang masih terisak-isak. Udah dulu yach, lain kali lagi aja.. Awas jangan bilang siapa-siapa atau fotomu ini akan aku sebarkan di pabrik.. Biar orang lain tahu tubuh kamu yang indah ini.. Jadi diam dan jangan beritahu orang lain.
Merasa Ati tak akan melawan. Sebelum meninggalkan gadis itu Kukecup bibir gadis itu. Dan berkata. Aku pulang dulu sayang dan terima kasih, lain kali Aku datang lagi he.he.he Aku pergi meninggalkan Ati yang tetap menangis. Kira-kira, selama satu tahun bekerja di pabrik itu, Aku selalu memaksa Ati melakukan hubungan sex denganKu selama 25 kali. Sampai akhirnya Aku keluar dari perusahaan itu. Demikianlah sobat, cerita dewasa ku, walau kesan nya seperti cerita pemerkosaan lain nya, tapi ini benar-benar cerita seks nyata, yang aku alami beberapa tahun lalu, kini semua cerita seks itu hanya menjadi kenangan, ternyata aku pernah mengalami menjadi seorang pemerkosa. semoga menjadi pelajaran buat sobat semua. Thanks. Pemerkosaan ABG July 17, 2009 Posted in Daun Muda, Umum Siapa yang tak tergoda dengan tuguh seorang abg, masih seger, padat dan pastinya ranum, orang mengistilahkan dengan wanita bau kencur, atau wanita yang masih suci, bagaimana jika keperawanan nya hilang karena di perkosa? Berikut adalah cerita pemerkosaan Seorang ABG. Mungkin emnarik untuk anda simak. Bejo adalah seorang narapidana dari sebuah rutan di suatu kabupaten di Jawa Tengah. Ia masuk penjara karena mencuri dengan kekerasan. Berperawakan sedang, kulit sawo matang, rambut cepak dihiasi sebuah tato banteng di punggungnya. Hukuman yang Bejo terima selama 1 tahun 8 bulan penjara. Namun karena berkelakuan baik, ia mendapat pengurangan hukuman sebanyak 2 bulan. Dalam rutan tersebut pria itu banyak kenal dekat dengan para penjaga rutan. Bahkan saking dekatnya, ia sering mendapat kepercayaan untuk mengurusi tetekbengek kebutuhan para penjaga mulai dari beli rokok di warung luar penjara sampai beli makanan di warteg! Memang si Bejo paling pintar mengambil hati para penjaga rutan itu. Namun ia tidak berani disuruh pergi agak jauh dari rutan, karena khawatir, kalau ada kepala rutan mendadak melihat ia sedang berada di luar bisa gawat. Hari kebebasan yang tinggal 1 hari lagi bisa sirna. Namun hari itu mungkin merupakan hari keberuntungannya, Bejo diminta oleh salah seorang sipir penjara untuk mengantarkan sebuah bungkusan ke rumah temannya yang berada jauh dari rutan. Wah, mas! nanti kalau ketahuan saya tidak ada di tempat bagaimana? , tanya Bejo dengan cemas. Tenang Jo. bapak lagi keluar daerah 2 hari. Pokoke kamu tenang saja, aku jamin aman, jawab si sipir penjara yang paling dekat dengan si napi satu ini. Sambil menghela nafas lega Bejo yang sudah mengganti bajunya dengan baju biasa pergi meninggalkan rutan. Di tengah perjalanan, ia terusik akan isi bungkusan yang dibawanya. Alangkah kagetnya ketika dibuka isinya vcd porno berjumlah 30 lembar. Kebanyakan dari vcd itu merupakan film porno asia terutama Jepang. Mata si Bejo melotot melihat gambar2 sampul vcd itu. Namun segera ia masukkan kembali karena sedang berada dalam angkutan umum. Nafasnya naik turun gara-gara melihat sampul vcd tadi. Terlebih sudah lama ia tidak merasakan kenikmatan tubuh wa nita. Sialan mas Surip! aku disuruh mulangin barang ke rumah temennya nggak taunya vcd bf!, umpat Bejo dalam hati ,Otakku nggak keruan jadinya!. Akhirnya tibalah sang napi ke tempat yang dituju, yang ternyata rumah kos. Orang yang dituju menyewa kamar di belakang rumah kos yang berada di lantai 2. Ternyata teman si sipir penjara tadi hendak pergi keluar. Dengan ramah ia menawarkan Bejo untuk menonton vcd koleksinya yang dipinjam sang sipir. Dengan antusias Bejo menerima tawarannya, sambil tidak melupakan pesan orang itu agar menitipkan kunci kamar kepada pemilik kost setelah ia selesai nonton. Film demi film Bejo tonton dengan penuh nafsu. Selesai menonton, sesuai dengan janjinya ia titipkan kunci kamar kepada pemilik rumah. Waktu menunjukkan pukul 14:00 siang. Di dalam angkot Bejo merasakan nafsu birahinya naik turun. Ia merasa kesal karena gejolak nafsu dalam dirinya belum dapat terlampiaskan. Uuuhh! Sial! gara-gara film tadi otakku nggak karu-karuan, sesal Bejo. Namun apa daya di dalam angkot yang ditumpanginya hanya berisi 3 orang pria dan 1 orang nenek. Kemudian satu demi satu penumpang itu turun tinggal ia sendiri. Disaat dirinya sedang tenggelam dalam lamunan joroknya, sang sopir angkot menepikan mobilnya pertanda akan ada penumpang yang naik. Naiklah seorang gadis SMU ke dalam angkot yang ia tumpangi dan duduk dekat pintu keluar masuk angkot. Serta merta mata si Bejo melirik tajam ke arah cewek itu. Diamatinya tubuh gadis itu dengan seksama. Wajahnya lumayan manis dengan rambut sebahu diikat kebelakang, buah dadanya terlihat agak menonjol dari balik seragam OSISnya. Lekukan pinggul dan pantatnya kelihatan padat berisi dibalut rok abuabu selutut. Otak, mata dan birahinya terasa panas membara. Bayangan akan blue film yang ditontonnya tadi terlintas jelas. Terutama film Jepang dengan adegan seorang siswi SMU yang sedang ditunggangi seorang pria dari belakang. Sadar akan dirinya sedang dipandangi oleh orang asing, gadis itu berusaha menutupi paha dan lututnya dengan tas sekolahnya. Dirinya mulai merasakan kegelisahan dan rasa cemas yang amat sangat karena pria itu terus menatapnya seola h-olah ingin menerkam. Namun gadis SMU itu merasa lega karena tujuannya sudah dekat. Segera ia minta turun dan membayar ongkos. Sambil berjalan dengan perasaan was-was, gadis itu bolak-balik menengok kalau pria yang menakutkannya itu ikut turun dan mengikutinya. Dilihat sosok yang dimaksud tidak ada perasaannya kembali lega. Gadis itu berjalan menyusuri jalan setapak dimana kanan kirinya merupakan tanah
kosong ditumbuhi pepohonan dan semak rimbun dengan beberapa gubuk kosong yang berdiri . Namun tanpa disadarinya si Bejo sedari tadi menguntitnya dari belakang sambil menjaga jarak dan bersembunyi di balik pepohonan. Sang napi segera mengambil jalan pintas untuk mendahului langkah gadis itu. Dari balik pohon dan semak belukar yang agak lebat Bejo menanti mangsanya mendekat. Begitu gadis SMU itu berjalan melewati lokasi tempat Bejo bersembunyi, pria itu segera bergerak meringkusnya dari belakang. Untuk melumpuhkan mangsanya Bejo menempelkan sebuah pisau yang ia ambil dari tempat kos tadi. Ditempelk annya pisau ke leher gadis itu sambil tangan kirinya menutup mulutnya dan mengancam agar ia tidak berteriak. Bau harum tubuh gadis itu membuat ia tidak tahan lagi. Diseretnya gadis itu ke dalam rerimbunan pohon dan semak-semak. Gadis yang tidak berdaya itu hanya bisa menangis terisak-isak ketakutan akan keselamatan dirinya. Sampai ditempat yang dirasa Bejo aman, ia segera melaksanakan aksinya. Sambil tetap menempelkan pisaunya ke leher gadis SMU itu, tangan kirinya mulai bergerilya meremas-remas buah dada korbannya dari luar hem putihnya. Tangan gadis kiri gadis itu berusaha mencegah namun urung karena Bejo makin menempelkan pisau yang dipegang itu ke lehernya. Ampun pak tolong lepaskan saya, isak gadis itu memohon. SsshhDiam manis, kalau sekali lagi kamu bicara akan kugorok lehermu!, hardik Bejo pelan sambil menciumi leher gadis itu. Puas meremas-remas buah dadanya, tangan kirinya bergerak turun meraba dan mengobok-obok selangkangan gadis itu dari balik rok abu-abunya. S edangkan dari belakang ia gesek-gesekkan penisnya yang sudah menegang dalam celana ke belahan pantat gadis itu. Cewek SMU itu hanya bisa menangis pasrah tak berdaya diperlakukan seperti itu. Tangan kiri Bejo menarik rok SMU gadis itu keatas kemudian jemarinya segera menyusup kedalam cd dan mulai mengorek-ngorek vaginanya. Gadis itu tersentak karena perlakuan Bejo lagipula seumur hidupnya belum pernah ada tangan kasar pria yang menyentuh liang kewanitaannya. Rintihan dan isak tangis gadis itu membuat birahi Bejo semakin naik. AAkkhh!, pekik gadis itu tiba2 karena jatuh telungkup diatas rerumputan tebal akibat didorong Bejo dari belakang. Belum punah rasa kaget dan ketakutannya, kedua belah tangannya ditarik kebelakang oleh Bejo kemudian diikat dengan tali yang sudah dipersiapkannya. Merasa mangsanya tidak mungkin kabur ditancapkannya pisau yang dipegangnya ke tanah. Kemudian pria birahi itu membuka seluruh pakaiannya hingga bugil. Dan nampak penis yang sudah berdiri mengeras mengacung keatas siap bertempur. Dibaliknya tubuh gadis itu. Dengan mata terbelalak ia menatap Bejo yang sudah bugil dengan penis besar sedang mengacung. Mulutnya yang hendak berteria k segera disumpal Bejo dengan sehelai saputangan. Tangan-tangan kasar Bejo membuka paksa seragam putih yang dikenakannya sehingga sobek. Terpampanglah bukit kembar sekepalan tangan terbungkus bra berwarna coklat muda. Dengan sekali tarik putuslah bh itu tinggal buah dada yang terpampang indah dengan puting susu berwarna coklat muda. Dengan rakus dikulum dan dilumatnya kedua buah dada itu bergantian. Tangan kirinya meremas buah dada sambil sesekali memelintir puting susu gadis itu. Sedangkan tangan kanannya meraba dan mengelus selangkangan gadis itu dari luar rok abu-abunya. Tentu saja tubuh gadis yg belum pernah disentuh oleh pria itu menggelinjang tidak karuan. Apalagi ketika tangan kasar lelaki itu masuk ke dalam roknya serta meraba dan mengelus paha dan vaginanya, membuat tubuhnya bergetar bagaikan tersengat listrik. Lama kelamaan celana dalam gadis itu mulai basah akibat perlakuannya. Merasa tidak tahan lagi, Bejo membalikkan tubuh siswi SMU itu hingga kembali tengkurap. Ditariknya pinggul ABG itu sehingga posisinya seperti orang bersujud dengan pantat menungging serta tangan terikat ke belakang. Dielus dan diremasnya pantat yang padat dan kenyal itu, sambil sesekali menggosok-gosokkan penisnya ke belahan pantat yang masih terbungkus rok abu-abu SMU. Jerit dan isak tangis yang tertahan akibat mulut yang tersumpal gadis itu makin menjadi-jadi ketika tangan Bejo menyingkap roknya ke atas dan memelorotkan celana dalam putihnya. Dengan mata melotot dipandanginya pantat yang putih bulat serta padat dan kenyal itu. Diremas, dicium, digigit dan dikulumnya pantat itu. Dalam keadaan yang tidak berdaya gadis itu hanya bisa menangis pasrah. Rasa ketakutan yang amat sangat tidak henti-hentinya menyergap dirinya. Degup jantungnya berdebar kencang ketika pahanya dilebarkan Bejo. Dengan rasa yang berdebar dia menant i apa yang akan dilakukan pria itu selanjutnya. Tiba-tiba ia memekik tertahan ketika merasakan benda kenyal dan besar sedang menggesek belahan pantatnya. Rupanya Bejo sedang melakukan pemanasan berikutnya dengan menggesekkan batang kemaluannya. Dengan nafas memburu ia arahkan penis besar menegang itu ke liang senggama yang lembab, sedangkan tangan kirinya mencengkram erat pinggul siswi SMU itu. Tubuh gadis itu tersentak ketika merasa benda asing dan besar sedang memasuki vaginanya dengan paksa. Ssshhh., desis mulut Bejo yang sedang melakukan penetrasi. Terasa sempit dan hangat. Butuh usaha yang keras. Senti demi senti hingga setengah dari penisnya perlahan menembus liang kenikmatan ABG itu, hingga akhirnya seluruhnya terbenam masuk. SShhhahhh, desis dan desah nikmat keluar dari mulutnya. Sedangkan tubuh gadis bergetar akibat menahan sakit dan tangis. Nampak darah menetes dari selangkangannya. Jebol sudah keperawanannya. Dibiarkannya sejena k penisnya yang menancap dalam liang surga itu. Terasa batang kemaluannya seperti sedang diurut oleh liang vagina siswi SMU itu. Perlahan Bejo menggerakkan pantatnya maju mundur sambil mencengkram erat pinggulnya. Irama genjotannya lama kelamaan dipercepat. Plak..plak.., bunyi benturan pantat gadis itu dengan selangkangannya. Tubuh
yang dalam keadaan telungkup menungging itu menggeliat-geliat karena disodok dari belakang. Mmmhhemmhhehh..hhhh , suara sang korban yang hanya bisa merintih. Sedangkan Bejo mengeluarkan desahan dan racauan dari mulutnya sambil memompa dari belakang. Ssshh..aahh..nikmat sekali memkmu manis, racaunya. Terkadang tangannya meremas kuat kedua belah pantatnya sambil menepok-nepok dengan gemas. Di otaknya terlintas bayangan film porno yang ditontonnya tadi siang. 15 menit berlalu, makin lama sodokan pria itu makin cepat. Penisnya bergetar hebat hendak mengeluarkan lahar panas. Dipeluknya tubuh ABG i tu dari belakang sambil terus memompa dan meremas-remas kedua bukit kembarnya. Bejo merasakan vagina gadis itu makin lama makin basah dan tubuhnya juga menggelinjang hebat. Nampaknya ia akan mencapai klimaksnya. Merasakan hal itu, Bejo makin mempercepat sodokannya. Dibenamkannya dalamdalam sang penis hingga menyentuh rahim kewanitaan gadis itu. Ummpphh, dengus nafas kencang siswi itu sambil kepalanya mendongak keatas. Tubuhnya melengkung. Dan pada saat yang bersamaan pria pemerkosanya juga mencapai klimaks. Ditancapkannya penis itu dalam-dalam. Crrottcrrottt.., pancaran sperma menyembur dari kepala penisnya, bercampur dengan cairan kewanitaan dan darah perawan sang gadis. Tubuh kedua insan berlainan jenis itu ambruk seketika dengan posisi sang pria memeluk siswi ABG itu dari belakang. Senyum puas mengembang dari bibir Bejo, sedangkan cucuran air mata menetes dari mata sayu sang gadis. Agak lama batang kemaluan si Bejo dibiarkan menancap didalam va gina sang korban. Sepertinya ia ingin menikmati momen tersebut berlama-lama. Waktu terus bergulir, dan sinar matahari mulai meredup seiring datangnya senja. Bejo bangkit berdiri sambil menarik rok abu-abu siswi SMU untuk melap batang kejantanannya yang berlumur air mani bercampur darah. Setelah rapi berpakaian kembali, ia sempat menatap sebentar tubuh yang tertelungkup lemah itu. Oh indah dan nikmatnya hari ini, kata hatinya sambil tersenyum puas. Ditinggalkannya siswi SMU korban nafsu birahinya dalam keadaan baju dan rok tersingkap awutawutan. Kebabasan aku datang!, teriaknya dalam hati sambil berharap hari-hari berikutnya ia dapat kembali menikmati tubuh-tubuh hangat gadis muda. Demikian cerita dewasa kali ini yang menceritakan tentang hilangnya keperawanan seorang wanita akibat pemerkosaan, nantikan cerita selanjutnya dari kami yang selalu memberikan cerita baru yang mungkin belum pernah anda baca. Cerita Pemerkosaan Cewek berjilbab November 29, 2009 Posted in Daun Muda Cerita ini adalah share atau kisah nyata dari seseorang yang tidak ingin identitasnya di buka, dia menyesal telah melakukan pemerkosaan yang dilakukan terhadap wanita baik-baik cewek berjilbab, akibat sering melihat foto telanjang dan gambar-gambar cewek bugil, cewek berjilbab itu diperkosa.
Annisa terbangun. Gadis berjilbab itu terbaring di lantai sebuah ruangan dengan dada di bawah. Ia mencoba bergerak. Ia baru sadar bahwa tangannya terborgol ke belakang punggung. Ia mencoba berteriak, namun mulutnya ternyata disumpal dengan bola golf dan dilakban. Rasa takut mulai menjalari sekujur tubuhnya. Ia berusaha mengingat kembali bagaimana ia bisa sampai berada di ruangan itu. Tadi siang ia sedang mengendarai sepeda motornya saat sebuah mini van memepetnya dari samping. Ia terjatuh. Tubuhnya terseret beberapa meter. Aspal yang panas diterjang matahari menggores tubuhnya yang mulus. Telapak tangan dan lututnya lecet. Beberapa pria turun dari mini van itu dan menghampirinya. Tidak apa-apa Mbak Annisa? tanya salah seorang dari mereka. Gak papa jawabnya. Ia bertanya-tanya di dalam hati Bagaimana laki-laki itu bisa mengetahui namanya, padahal ia belum parnah berjumpa dengannya sebelumnya? Annisa mencoba berdiri. Salah seorang laki-laki yang berada di dekatnya meninju ulu hati gadis berjilbab itu. Uuuggghhh lenguh Annisa. Apa-apaan ini?! ia memprotes. Seseorang memelintir kedua tangan Annisa ke atas punggungnya. Aduh. Sakiiiittt Laki-laki lain membekap hidung dan mulut Annisa dengan sapu tangan yang telah dibasuh dengan cairan pembius. Kembali ke kamar tempat Annisa disekap Setelah hampir satu jam lamanya sejak ia terbangun, barulah ia mendengar suara kunci pintu kamar itu dibuka. Ia melihat ke arah pintu itu. Seorang, dua orang, hingga seluruhnya tujuh laki-laki masuk ke dalam kamar itu.
Oh, rupanya sudah terbangun mangsa kita ini. ujar salah seorang dari ketujuh laki-laki itu. Ketujuh laki-laki itu tertawa terbahak-bahak. Dari mulut mereka tercium bau alkohol. Mereka mendekati tubuh Annisa yang terbaring kaku di lantai. Mereka balik tubuh gadis berjilbab itu sehingga kini punggungnya yang menghadap ke lantai. Lakban di mulutnya dibuka. Apa-apaan ini? Siapa kalian? Di mana saya? tanya Annisa dengan panik. Kamu ada di vila saya yang terletak di tempat terpencil. Vila lain yang terdekat dari sini jaraknya tiga kilometer. Kamu berteriak sekeras kerasnya untuk minta tolongpun percuma. jawab pimpinan kelompok itu. Kami sudah memperhatikan kamu sejak lama. Kami tahu kebiasaanmu. Sekarang kamu akan menjadi budak pemuas nafsu kami Pakaian Annisa direnggut dengan kasar. Tidaaakkk!!! Lepaskan saya! Sekarang yang tinggal hanya jilbab dan kaos kaki. Pimpinan kelompok itu segera memasukkan batang kejantanannya ke dalam vagina Annisa yang masih perawan. Sekali sodok, batang itu masuk seluruhnya. Ooogghhhaaaaarrrghhhh. .. Laki-laki lain memasukkan penisnya ke dalam mulut Annisa. Kini, yang terdengar hanya erangan-erangan tak jelas. Sisanya meremasi dan mencubiti tubuh Annisa. Tubuh gadis itu mengejang sejadi-jadinya. Sang pemimpin kelompok akhirnya memuntahkan spermanya ke dalam rahim Annisa. Setelah itu, dikeluarkannya batang penisnya dari lubang kenikmatan cewek berjilbab itu. Sperma dan darah keperawanan Annisa meleleh dari lubang itu. Mulut Annisa masih digarap saat laki-laki lain memasukkan penisnya ke vagina Annisa lagi. Uuuhhhnikmaaaatttt ujar laki-laki yang mulai menggagahinya. Sisa-sisa keperawanan Annisa masih ia rasakan menjepit dan memijat penisnya. Tidak berapa lama kemudian, laki-laki yang memperkosa mulut gadis itu pun mengalami ejakulasi. Dengan kedua tangannya ia menahan kepala Annisa. Telan Sayang. Telan semua benihku. Annisa merasa mual. Ia ingin muntah, namun mulutnya masih disumpal oleh batang yang makin lama makin mengecil itu. Terpaksalah ia menelan cairan putih kental itu. Laki-laki itu kemudian mengeluarkan kemaluannya. Dari pinggir mulut Annisa, menetes sisa sperma. Posisi laki-laki itu digantikan oleh pria lain yang sudah menunggu dari tadi. Begitu pula laki-laki yang saat ini sedang menggempur vagina gadis berjilbab itu. Saat ia telah mencapai puncak kepuasannya, orang lain mengisi lubang yang ia tinggalkan. Anus gadis berjilbab itu pun tidak ketinggalan. Lubang pembuangan kotoran itu diperkosa berulang kali oleh ketujuh laki-laki itu hingga Annisa pingsan. Hari sudah malam saat Annisa tersadar dari pingsannya. Tubuhnya terasa sakit semua, khususnya vagina dan anusnya. Air mata mengalir membasahi pipinya. Bau dan rasa sperma para pemerkosanya masih terasa di mulutnya. Sisa sperma yang membanjiri vagina dan anusnya terasa lengket. Ia sadar bahwa ia tidak akan bisa pergi dari rumah itu. Ia sadar bahwa sepanjang sisa hidupnya ia harus melayani nafsu para pemerkosa itu hingga ia mati. Namun salah satu dari pelaku akhirnya sadar dan berusaha melepaskan anisa, dengan usaha itu akhirnya berakhir sudah penderitaan dari anisa yang diperkosa dengan brutal dan dari cerita ini sang pelaku berpesan agar bisa diambil pelajaran tidak dengan mudah menuruti hawa nafsu, karena akan membawa bencana pada diri anda sendiri. Pemerkosaan Seorang Pramugari July 2, 2009 Posted in Umum
Ini peringatan bagi para wanita yang mungkin membaca aerikel cerita dewasa ini. agar lebih hati-hati jika sedang sendiri, bisa jadi anda menjadi korban dari pemerkosaan itu sendiri. Cerita pemerkosaan seorang pramugari. SIlahkan membaca. Malam telah larut dimana jarum jam menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.. Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan itu. Seiring dengan turunnya air hujan,air mata Dinda juga mulai turun berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu, rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya. Beberapa menit yang lalu secara tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali,mulutnya disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan kost-kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak teman-temannya sesama karyawan. Dinda Fitria Septiani adalah seorang Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19 tahun wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari. Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus maksudmaksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu perhitungan terhadap Dinda. Rencana busuk dilakukannya terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya. Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang bertabiat kasar. Huh rasakan kau gadis sombong !, bentaknya kepada Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.Aku dapatkan kau sekarang.!, lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda. Dimata Paul, Dinda bagaikan bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4. Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali perkawinan, berusia 51 tahun,lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda sang bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh subur menghantui dirinya selama ini. Akhirnya dipilihlah sebuah jalan pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang putih bersih itu. Lihat aku, cewek bangsat..!, hardiknya seraya memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. Hmmmphh.!!, jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan, Hahaha.malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik. Keringatpun langsung mengucur deras membasahi tubuh
Dinda, wajahnya nampak tersirat rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul. Kini dihadapan Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang atletis, badannya hitam legam dan kekar,beberapa buah tatto menghiasi dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda, disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda. Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh yang bergetar Dinda hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Paul. Ahhh.perkenalkan rudal gue ini sayang..akhhh. ujarnya sambil terus mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. Hai cantik !.sekarang sudah kenal kan dengan tongkol gue ini, seberapa mahal sih wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama tongkol gue ini., sambungnya. Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam pramugarinya masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul, apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu terlihat. Rambutnya yang panjang sebahu masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh disaat penyergapan lagi. Hmmpphhh mmhhh, sepertinya Dinda ingin mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat anaknya yang nakal PlakPlak. Wah sekal sekali pantatmu, ujar Paul sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda. Dinda hanya diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya. Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat, dia mulai sedikit merontaronta, namun jari tengah Paul tadi langsung menusuk lobang kemaluan Dinda. Egghhmmmmm.,Dinda menjerit badannya mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan Dinda. Dengan tersenyum terus dikorek- koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu Ehhmmmppphhh.mmpphhhh.. . Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut jarinya. Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah, sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. Hmmmmpphhh.hhhhhmmmm ppp. .., Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda. Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan, usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda.
Tubuh Dinda berguncang-guncang disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya akhirnya terenggut oleh Paul. Ahh.kena kau sekarang !!! akhirnya Gue berhasil mendapatkan perawan elo !, bisiknya ketelinga Dinda. Hujanpun semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu,dibukannya kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. Oouuhhh..baang.saakiitt banngg.amp uunn , rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda. Aakkhh.ooohhhh.oouuhhhh .ooohhhggh ., Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan alunan-alunan rintihan lemah, Ahhh..ahhhhoouuhhhh . Dan akhirnya Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda. A..aakkhhh.., sambil mengejan Paul melolong panjang bak srigala, tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas. Puas sudah dia menyetubuhi Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek keperawanan Dinda dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis 6cantik itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak, dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah sekali. Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya berlutut mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan Paul. Terlebih-lebih melihat batang kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya dengan batang kemaluannya. Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah. Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. Aahhhh., sambil memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya, OouuuuhhhhDinndaaaasaya nggg .., Paul mendesah panjang ketika kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda. Dengan terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik adanya. Dengan wajah puas sambil menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan diri mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak wajahwajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun dalam pakaian seragam pramugarinya,nampak cantik juga dengan baju muslimnya lengkap dengan jilbab ketika foto bersama keluarganya saat lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya nampak membengkak. Selain itu, ditemukan
pula beberapa lembar uang yang berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya, Sambil menyelam minum air,batinnya. Setelah setengah jam lamanya Paul bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu. Singkatnya kini tubuh Dinda telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda nampak penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang tidak terlalu besar itu. Udara dingin itulah yang kembali membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, Yaaampuunnn banggudah dong.Dinda minta ampunn bangg oohhh., Dinda nampak memelas memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur, Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda. Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan. Aaaaaaaaakkkkhh , Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda, waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu. Eegghhh.aakkhhh.oohhh.. ., dengan mata merem-melek serta tubuh tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu hingga kini posisinya terlentang. Secepat kilatpula dia yang kini berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali didalam vagina Dinda. Oouuffffhhh,Dinda merintih dikala paul menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan kemaluannya didalam liang vagina Dinda CCREETT.CCRROOOTCROOTT. .., kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan Dindapun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Paul nampak meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan, sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus antar kota,sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah, yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu bukan urusannya lagi. Cerita dewasa hanya memberikan cerita -cerita seks yang sudah banyak beredar di internet, kami hanya menyambung cerita ini kepada anda . mungkin bisa menjadi pelajaran buat anda. Sentuhan Ngentot Pertama Monday, April 27th, 2009 Kumpulan Cerita Dewasa,Namaku Lia, aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Asalku sendiri dari Bandung dan di Jakarta aku kost di sebuah rumah kost wanita di Jakarta Selatan. Ada sekitar 12 orang kost di tempatku dan sebagian besar masih kuliah seperti aku walaupun ada juga yang sudah bekerja. Aku cukup beruntung karena berasal dari keluarga yang berkecukupan, malah mungkin dapat dibilang cukup berlebihan. Satu hal yang membedakan aku dengan wanita-wanita normal lainnya adalah sejak kecil aku tidak pernah tertarik pada pria. Sebenarnya banyak pria yang suka denganku sejak aku masih SMU. Teman-temanku juga banyak yang heran mengapa aku belum punya pacar juga, karena menurut mereka aku cantik. Aku selalu bilang kalau belum ada yang kusuka dan aku belum mau cepat-cepat
pacaran. Ada juga yang pernah bercanda dan bilang kalau mungkin aku seorang lesbian. Sebenarnya temanku itu betul, tapi aku tidak berani mengakuinya. Terus terang aku malu sekali bila ada yang tahu kalau aku seorang lesbian. Orangtuaku juga pasti marah besar dan kecewa bila tahu keadaanku yang sebenarnya. Apalagi mereka juga tergolong sangat religius dan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di Bandung. Baru sejak aku kuliah dan pindah ke Jakarta aku dapat menyalurkan keinginanku yang sudah bertahun-tahun kupendam dan kadang sangat menyiksa itu. Waktu di SMU aku pernah punya teman dekat wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka sekali sama dia. Tapi sampai hari ini pun perasaan itu tidak pernah kuutarakan kepadanya karena aku tahu dia bukan seorang lesbian sepertiku dan aku tidak mau merusak persahabatanku dengannya. Pengalaman pertamaku dengan wanita dimulai sekitar satu tahun lalu. Di tempat kostku ada seseorang yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama denganku walaupun dia beda fakultas, sebut saja namanya Tasya. Tasya tidak punya kendaraan, jadi dia sering ikut mobilku ke kampus. Kami juga sering pergi ke mall atau nonton bersama, sehingga dalam waktu yang singkat hubungan kami menjadi cukup dekat. Tasya anaknya sangat cantik (dia sekali-sekali melakukan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi cover girl di salah satu majalah remaja), kulitnya putih mulus dan badannya juga tinggi langsing. Sebenarnya sejak dari awal aku kenal dia aku sudah suka dia, tapi sekali lagi, perasaan itu kusimpan dalam-dalam karena aku tidak tahu apakah dia juga seperti aku atau seperti gadis normal lainnya. Yang kutahu dia belum pernah punya pacar cowok juga. Di malam hari kami sering main ke kamar masing-masing untuk ngobrol atau nonton film. Kamar Tasya juga ada kamar mandinya dan biasanya dia hanya melilitkan handuk setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian di depanku. Mungkin karena aku wanita juga, jadi dia tidak malu-malu, pikirku. Di kamar biasanya Tasya hanya mengenakan baju kaos longgar tanpa BH atau celana dalam lagi. Aku sering mencuri-curi pandang ke kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulubulu yang lebat. Hampir seluruh badannya ditumbuhi bulu-bulu halus dan ini menambah keseksian dia. Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih belum tahu kalau dia juga seorang lesbian sepertiku. Aku baru tahu setelah dia sendiri mengaku kepadaku. Kejadiannya sekitar 7-8 bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang baca majalah di kamar dan Tasya main ke kamarku, katanya mau nonton VCD di kamarku. Sambil dia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku selesai mandi aku sengaja keluar tanpa mengenakan apa-apa. Hal ini tidak pernah kulakukan sebelumnya karena sebenarnya aku cenderung pemalu dan tidak biasa memamerkan tubuh telanjangku ke orang lain. Aku hanya mau melihat reaksi Tasya saja kalau melihat aku dalam keadaan telanjang. Begitu aku keluar kamar mandi, dia cukup kaget melihatku. Matanya terus memandangi tubuhku dari atas ke bawah dan dia berkomentar kalau badanku seksi dan dia suka buah dadaku yang menurutnya walaupun tidak begitu besar tapi kelihatan kencang. Tidak tahu kenapa, saat itu aku tidak merasa malu walaupun Tasya terus memandangku, dan malah aku sengaja berlama-lama mengeringkan rambutku sambil menghadap ke arahnya. Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih yang bahannya cukup tipis tanpa mengenakan apa-apa lagi seperti yang biasa dilakukan Tasya. Aku duduk bersila di depannya dan kami mulai mengobrol seperti biasanya. Karena posisi dudukku dan baju tidurku yang cukup pendek, Tasya dapat melihat kemaluanku dengan jelas, dan kuperhatikan dia beberapa kali melihat ke arah situ. Pembicaraan kami pun berlanjut dan Tasya menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, karena dia heran kenapa sampai saat ini aku belum pernah punya pacar cowok. Aku bilang belum dan aku tidak melanjutkan jawabanku lagi. Hal yang sama kutanyakan ke Tasya dan jawabannya sungguh di luar dugaanku. Tasya mengaku kalau sebenarnya dia adalah seorang lesbian dan dia pernah punya pacar wanita sewaktu di SMU. Terus terang, pernyataan itu membuat hatiku berbunga-bunga karena dia adalah wanita pertama yang kusuka dan kebetulan juga seorang lesbian. Aku beranikan untuk berterus terang ke Tasya kalau aku juga seperti dia dan bahwa sudah lama aku memendam perasaan padanya. Tasya tersenyum dan mengatakan bahwa dia juga punya perasaan yang sama, tapi juga tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepadaku sebelum dia yakin kalau aku juga suka sama dia. Tasya kemudian merebahkan kepalanya di pangkuanku. Sambil membelai rambutnya, kami terus ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini masing-masing selalu berpura-pura dan tidak berani berterus terang. Aku bilang kalau aku takut dia malah menjauhiku kalau tahu aku seorang lesbian, karena sampai hari itu pun aku juga tidak tahu kalau Tasya seperti aku juga.
Beberapa saat kemudian Tasya mengajakku naik ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah pengalaman pertamaku berciuman dengan seseorang. Tasya kelihatan sudah cukup ahli dan tangannya mulai turun dan memegang buah dadaku. Aku sudah mulai terangsang dan aku minta dia untuk melepaskan baju tidurku. Sambil berdiri, Tasya melepaskan baju kaos yang dikenakannya, tetapi masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian dia menarik baju tidurku ke atas sehingga aku tidur telentang di hadapannya tanpa mengenakan apa-apa lagi. Tasya kemudian mulai menciumi buah dadaku dan menjilati kedua putingku. Aku sudah sangat terangsang dan kemaluanku mulai basah. Ciuman Tasya mulai turun dan dia kemudian membuka kedua kakiku lebarlebar. Rambut kemaluanku disibakkan dan Tasya mulai menjilati klitorisku. Aku terus mengerang sambil memejamkan mata. Hanya dalam selang waktu beberapa menit aku menikmati ciuman pertamaku, sentuhan seorang wanita dan sekarang pertama kalinya juga seseorang menjilati kemaluanku. Tasya terus memainkan lidahnya di kemaluanku dari atas ke bawah dan beberapa kali menghisap klitorisku seperti menghisap sedotan. Aku orgasme beberapa kali dan sepertinya Tasya tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk bernapas dan terus memainkan lidahnya dan menjilatiku dengan semakin bernafsu. Setelah puas menjilatiku, dia memintaku untuk melakukan hal yang sama kepadanya. Aku mulai dengan menjilati buah dadanya yang lumayan besar dan putingnya yang berwarna merah kecoklatan. Putingnya juga besar dan sepertinya sensitif sekali, karena Tasya langsung mendesah-desah dengan keras begitu aku menjilati putingnya. Tasya memintaku untuk menjilati kemaluannya, tapi aku masih belum puas bermain-main dengan putingnya yang seksi itu. Jilatanku terus turun sampai ke kemaluannya. Celana dalamnya belum kulepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut kemaluannya yang lebat. Aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan kanan selangkangannya. Tasya terus mendesah dan membuka kakinya lebih lebar lagi. Dia memintaku untuk melepaskan celananya, dan sambil pantatnya diangkat sedikit, kulepaskan celana dalamnya perlahan-lahan, dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya. Kulanjutkan dengan menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya ditaruh di atas kepalaku sambil sedikit menekan-nekan dan mengarahkan jilatanku ke klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat nikmat, lebih dari yang selama ini kubayangkan. Aku membuka bibir kemaluan Tasya dan kujilati bagian dalamnya yang berwarna kemerahan. Tasya sudah sangat basah dan semakin keras mengerang. Kemudian Tasya memintaku untuk bangun dan melakukan posisi 69 dengan tubuhku berada di atas tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan satu sama lain sampai akhirnya kami beberapa kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman kembali dan tidur berpelukan sepanjang malam. Aku benar-benar menikmati pengalaman pertamaku ini, apalagi dengan orang secantik dan selembut Tasya. Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadang-kadang aku menginap di kamarnya atau dia di kamarku. Memang kami tidak berani untuk tidur bersama setiap malam untuk menghindari omongan teman-teman kost lainnya. Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu waktu Tasya beserta keluarganya pindah ke Australia. Aku sangat kehilangan dirinya dan tidak tahu apakah aku akan mendapatkan orang seperti dirinya lagi. Saat ini aku sangat kesepian dan kadang-kadang timbul keinginan untuk menceritakan keadaanku yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja dengan begini aku akan lebih mudah mendapatkan teman wanita. Tapi sepertinya saat ini aku belum siap dan aku terlalu takut orangtuaku akan kecewa dan marah besar kalau mereka tahu satu-satunya anak wanitanya adalah seorang lesbian.Koleksi Cerita Dewasa Terlengkap Posted in Sesama Jenis | No Comments Bercinta dengan Tante Linda Sunday, April 19th, 2009 Kumpulan Cerita Dewasa,Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah di OSU, Amerika. Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi
sudah tua. Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih. Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat seperti semangka dengan ukuran 36C. Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan. Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg - degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi. Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambargambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. Hayyoo lagi ngapain kamu De? Aah, nggak Tante lagi main komputer, jawabku sekenanya. Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. Ada apa sih Tante? tanyaku. Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan. Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan, jawabku. Tapi jangan lama-lama yah, kata Tante Linda lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr. Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa. Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. Lagi ngapain sih kamu De? Ah nggak Tante.. Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu. Kamu terangsang yah De, lihat film ini? Ah nggak Tante biasa aja, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. Menurut kamu Tante seksi nggak De? tanyanya. Wah seksi sekali Tante, kataku. Seksi mana sama yang di film itu? tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar. Wah seksi Tante dong, abis Tante bodynya bagus sih. kataku. Ah masa sih? tanyanya. Iya bener Tante, sumpah kataku. Jarak duduk kita semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia bertanya lagi kepadaku, Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante? Mmaaauu Tante Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku siasiakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada Tante Linda.
Wahhhh barang kamu gede juga ya De katanya. Ah Tante bisa aja deh Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya gemes deh ngeliatnya kataku. Ah nakal kamu yah De, jawab Tante Linda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya. Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede loh, kataku. Ah yang bener nih? tanyanya. Iya Tante.. ehhh, eehhh saya boleh pegang itu Tante nggak? kataku. Pegang apa? tanyanya. Pegang itu tuh.. kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu. Ah boleh aja kalo kamu mau. Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya. Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah, kata Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. Loh kok dilepas sih De? Ah, takut Tante marah, kataku. Ooohh nggak sayang kemari deh. Tanganku digenggam Tante Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya. Aaarrhh sshh, rintihan Tante semakin membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku, Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu. Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama Tante yah.. ahhh.. arhhh. Tante, saya boleh buka baju Tante nggak? tanyaku. Oohhhh silakan sayang, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. Aahhh arghhh lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. Teruss.. terusss sayang ahhh enak sekali lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti. Aahhh buka saja sayang jangan malu-malu ahhhh nafas Tante Linda terengah -engah menahan nafsu, seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya. Waah, dia lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang Tante Linda sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut. Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu. Aahrrrh sshh enak De.. enak sekali, jeritnya. Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. Aahhh sshhh come on baby.. give me more, give me more ohhhh, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, Oohh aaahh Tante sudah keluar sayang ahhh, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu. Aahh.. desahnya sambil terus mencumbu bibirku. Sekarang giliran Tante sayang Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini. Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok. Aahhh shhh,, rupanya Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu, seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga Tante Linda menjadi semakin blingsatan.
Ahh kamu suka sekali sama dada Tante yah De? Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang Aahhh kamu emang pandai muji orang De.. Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku. Wahh batang kemaluanmu besar sekali De nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule, Tante Linda memuji-muji batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek Tante disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu. Iiiya Tante, kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi menjerit keenakan, Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu. Aahh.. shhh.. aoh.. oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus ahhh, aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang. Aahhh argghhh.. rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Uuaahhh.. sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. Ooohh shhh sayang enak sekali ooohhh yess ooohh good ooh yes mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini, Aahh cepat sayang Tante mau keluar ahh, tubuh Tante Linda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda. Aahh shhsss.. yess, lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. Wahh kamu memang bener-bener hebat De Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar. Iiya Tante bentar lagi juga Ade keluar nih sambil terus aku menyodoksodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut itu. Ahh enak sekali Tante.. ahhh Terusin sayang.. terus ahhh.. shhh, erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok - rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya. Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good. Aduh Tante, bentar lagi keluar nih kataku. Aahh Ade sayang keluarin di dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang Iiiyyaa Tante.. lalu aku mengangkat kaki kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya. Aahhh ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante Ade mau keluar nih.. ahhh, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya. Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh shhh lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seeerr.. serr crot.. crot Aahhh enak sekali Tante ahhh harder.. harder ahhh Tante Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. Ah kamu ternyata seorang jagoan De Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda.Cerita Dewasa Terlengkap
Posted in Tante Girang | No Comments Kisah Pembantu Rumah Tangga Sunday, April 12th, 2009 Kumpulan Cerita Dewasa,Kisahku mungkin biasa saja, yakni tentang prt (pembantu rumah tangga) yang diperkosa majikannya. Memang tidak ada yang istimewa kalau cuma kejadian semacam itu, namun yang membuat kisahku unik adalah karena aku tidak hanya diperkosa majikanku sekali. Namun, setiap kali ganti majikan hingga tiga kali aku selalu mengalami perkosaan. Baik itu perkosaan kasar maupun halus. Aku akan menceritakan kisahku itu setiap majikan dalam satu cerita. Begini kisahku dengan majikan pertama yang kubaca lowongannya di koran. Dia mencari prt untuk mengurus rumah kontrakannya karena ia sibuk bekerja. Aku wajib membersihkan rumah, memasak, mencuci, belanja dll, pokoknya seluruh pekerjaan rumah tangga. Untungnya aku menguasai semuanya sehingga tidak menyulitkan. Apalagi gajinya lumayan besar plus aku bebas makan, minum serta berobat kalau sakit. Manajer sekitar 35 tahunan itu bernama Pak S, asal Medan dan sedang ditugasi di kotaku membangun suatu pabrik. Mungkin sekitar 2 tahun baru proyek itu selesai dan selama itu ia mendapat fasilitas rumah kontrakan. Ia sendirian. Istri dan anaknya tak dibawa serta karena takut mengganggu sekolahnya kalau berpindah-pindah. Sebagai wanita Jawa berusia 25 tahun mula-mula aku agak takut menghadapi kekasaran orang etnis itu, namun setelah beberapa minggu akupun terbiasa dengan logat kerasnya. Pertama dulu memang kukira ia marah, namun sekarang aku tahu bahwa kalau ia bersuara keras memang sudah pembawaan. Kadang ia bekerja sampai malam. Sedangkan kebiasaanku setiap petang adalah menunggunya setelah menyiapkan makan malam. Sambil menunggu, aku nonton TV di ruang tengah, sambil duduk di hamparan permadani lebar di situ. Begitu suara mobilnya terdengar, aku bergegas membuka pintu pagar dan garasi dan menutupnya lagi setelah ia masuk. Tolong siapkan air panas, Yem, suruhnya suatu petang, Aku kurang enak badan. Akupun bergegas menjerang air dan menyiapkan bak kecil di kamar mandi di kamarnya. Kulihat ia menjatuhkan diri di kasurnya tanpa melepas sepatunya. Setelah mengisi bak air dengan air secukupnya aku berbalik keluar. Tapi melihat Pak Siregar masih tiduran tanpa melepas sepatu, akupun berinisiatif. Sepatunya dilepas ya, pak, kataku sambil menjangkau sepatunya. Heeh, sahutnya mengiyakan. Kulepas sepatu dan kaos kakinya lalu kuletakkan di bawah ranjang. Tubuh bapak panas sekali ya? tanyaku karena merasakan hawa panas keluar dari tubuhnya. Bapak masuk angin, mau saya keroki? tawarku sebagaimana aku sering lakukan di dalam keluargaku bila ada yang masuk angin. Keroki bagaimana, Yem? Baru kuingat bahwa ia bukan orang Jawa dan tidak tahu apa itu kerokan. Maka sebisa mungkin kujelaskan. Coba saja, tapi kalau sakit aku tak mau, katanya. Aku menyiapkan peralatan lalu menuangkan air panas ke bak mandi. Sekarang bapak cuci muka saja dengan air hangat, tidak usah mandi, saranku. Dan ia menurut. Kusiapkan handuk dan pakaiannya. Sementara ia di kamar mandi aku menata kasurnya untuk kerokan. Tak lama ia keluar kamar mandi tanpa baju dan hanya membalutkan handuknya di bagian bawah. Aku agak jengah. Sambil membaringkan diri di ranjang ia menyuruhku, Tolong kau ambil handuk kecil lalu basahi dan seka badanku yang berkeringat ini. Aku menurut. Kuambil washlap lalu kucelup ke sisa air hangat di kamar mandi, kemudian seperti memandikan bayi dadanya yang berbulu lebat kuseka, termasuk ketiak dan punggungnya sekalian. Bapak mau makan dulu? tanyaku. Tak usahlah. Kepala pusing gini mana ada nafsu makan? jawabnya dengan logat daerah, Cepat kerokin aja, lalu aku mau tidur. Maka ia kusuruh tengkurap lalu mulai kuborehi punggungnya dengan minyak kelapa campur minyak kayu putih. Dengan hati-hati kukerok dengan uang logam lima puluhan yang halus. Punggung itu terasa keras. Aku berusaha agar
ia tidak merasa sakit. Sebentar saja warna merah sudah menggarisi punggungnya. Dua garis merah di tengah dan lainnya di sisi kanan. Kalau susah dari samping, kau naik sajalah ke atas ranjang, Yem, katanya mengetahui posisiku mengerokku kurang enak. Ia lalu menggeser ke tengah ranjang. Maaf, pak, akupun memberanikan diri naik ke ranjang, bersedeku di samping kanannya lalu berpindah ke kirinya setelah bagian kanan selesai. Sekarang dadanya, pak, kataku. Lalu ia berguling membalik, entah sengaja entah tidak handuk yang membalut pahanya ternyata sudah kendor dan ketika ia membalik handuk itu terlepas, kontan nampaklah penisnya yang cukup besar. Aku jadi tergagap malu. Ups, maaf Yem, katanya sambil membetulkan handuk menutupi kemaluannya itu. Sekedar ditutupkan saja, tidak diikat ke belakang. Sebagian pahanya yang berbulu nampak kekar. Eh, kamu belum pernah lihat barangnya laki-laki, Yem? Bbb..belum, pak, jawabku. Selama ini aku baru melihat punya adikku yang masih SD. Nanti kalau sudah kawin kamu pasti terbiasalah he he he.. guraunya. Aku tersipu malu sambil melanjutkan kerokanku di dadanya. Bulu-bulu dada yang tersentuh tanganku membuatku agak kikuk. Apalagi sekilas nampak Pak S malah menatap wajahku. Biasanya orang desa seusia kau sudah kawinlah. Kenapa kau belum? Saya pingin kerja dulu, pak. Kau tak ingin kawin? Ingin sih pak, tapi nanti saja. Kawin itu enak kali, Yem, ha ha ha.. Tak mau coba? Ha ha ha.. Wajahku pasti merah panas. Sudah selesai, pak, kataku menyelesaikan kerokan terakhir di dadanya. Sabar dululah, Yem. Jangan buru-buru. Kerokanmu enak kali. Tolong kau ambil minyak gosok di mejaku itu lalu gosokin dadaku biar hangat, pintanya. Aku menurut. Kuambil minyak gosok di meja lalu kembali naik ke ranjang memborehi dadanya. Perutnya juga, Yem, pintanya lagi sambil sedikit memerosotkan handuk di bagian perutnya. Pelan kuborehkan minyak ke perutnya yang agak buncit itu. Handuknya nampak bergerak-gerak oleh benda di bawahnya, dan dari sela-selanya kulihat rambut-rambut hitam. Aku tak berani membayangkan benda di bawah handuk itu. Namun bayangan itu segera jadi kenyataan ketika tangan Pak S menangkap tanganku sambil berbisik, Terus gosok sampai bawah, Yem, dan menggeserkan tanganku terus ke bawah sampai handuknya ikut terdorong ke bawah. Nampaklah rambut-rambut hitam lebat itu, lalu.. tanganku dipaksa berhenti ketika mencapai zakarnya yang menegang. Jangan, pak, tolakku halus. Tak apa, Yem. Kau hanya mengocok-ngocok saja.. Ia menggenggamkan penisnya ke tanganku dan menggerak-gerakkannya naik turun, seperti mengajarku bagaimana mengonaninya. Jangan, pak.. jangan.. protesku lemah. Tapi aku tak bisa beranjak dan hanya menuruti perlakuannya. Sampai aku mulai mahir mengocok sendiri. Na, gitu terus. Aku sudah lama tak ketemu istriku, Yem. Sudah tak tahan mau dikeluarin.. Kau harus bantu aku.. Kalau onani sendiri aku sudah sulit, Yem. Harus ada orang lain yang mengonani aku.. Tolong Yem, ya? pintanya dengan halus. Aku jadi serba salah. Tapi tanganku yang menggenggam terus kugerakkan naik turun. Sekarang tangannya sudah berada di sisi kanan-kiri tubuhnya. Ia menikmati kocokanku sambil merem melek. Oh. Yem, nikmat kali kocokanmu.. Iya, pelan-pelan aja Yem. Tak perlu tergesagesa.. oohh.. ugh.. Tiba-tiba tangan kanannya sudah menjangkau tetekku dan meremasnya. Aku kaget, Jangan pak! sambil berkelit dan menghentikan kocokan. Maaf, Yem. Aku benar-benar tak tahan. Biasanya aku langsung peluk istriku. Maaf ya Yem. Sekarang kau kocoklah lagi, aku tak nakal lagi.. Sambil tangannya membimbing tanganku kembali ke arah zakarnya. Aku beringsut mendekat kembali sambil takut-takut. Tapi ternyata ia memegang perkataannya. Tangannya tak nakal lagi dan hanya menikmati kocokanku. Sampai pegal hampir 1/2 jam aku mengocok namun ia tak mau berhenti juga. Sudah ya, pak, pintaku.
Jangan dulu, Yem. Nantilah sampai keluar.. Keluar apanya, pak? tanyaku polos. Masak kau belum tahu? Keluar spermanyalah.. Paling nggak lama lagi.. Tolong ya, Yem, biar aku cepat sehat lagi.. Besok kau boleh libur sehari dah.. Ingin tahu bagaimana spermanya keluar, aku mengocoknya lebih deras lagi. Zakarnya semakin tegang dan merah berurat di sekelilingnya. Genggaman tanganku hampir tak muat. 15 menit kemudian. Ugh, lihat Yem, sudah mau keluar. Terus kocok, teruuss.. Ugh.. Tiba-tiba tubuhnya bergetar-getar dan.. jreet.. jret.. cret.. cret.. cairan putih susu kental muncrat dari ujung zakarnya ke atas sperti air muncrat. Aku mengocoknya terus karena zakar itu masih terus memuntahkan spermanya beberapa kali. Tanganku yang kena sperma tak kupedulikan. Aku ingin melihat bagaimana pria waktu keluar sperma. Setelah spermanya berhenti dan dia nampak loyo, aku segera ke kamar mandi mencuci tangan. Tolong cucikan burungku sekalian, Yem, pake washlap tadi.. katanya padaku. Lagi-lagi aku menurut. Kulap dengan air hangat zakar yang sudah tak tegang lagi itu serta sekitar selangkangannya yang basah kena sperma.. Sudah ya pak. Sekarang bapak tidur saja, biar sehat, kataku sambil menyelimuti tubuh telanjangnya. Ia tak menjawab hanya memejamkan matanya dan sebentar kemudian dengkur halusnya terdengar. Perlahan kutinggalkan kamarnya setelah mematikan lampu. Malam itu aku jadi sulit tidur ingat pengalaman mengonani Pak S tadi. Ini benar-benar pengalaman pertamaku. Untung ia tidak memperkosaku, pikirku. Namun hari-hari berikut, kegiatan tadi jadi semacam acara rutin kami. Paling tidak seminggu dua kali pasti terjadi aku disuruh mengocoknya. Lama-lama akupun jadi terbiasa. Toh selama ini tak pernah terjadi perkosaan atas vaginaku. Namun yang terjadi kemudian malah perkosaan atas mulutku. Ya, setelah tanganku tak lagi memuaskan, Pak S mulai memintaku mengonani dengan mulutku. Mula-mula aku jelas menolak karena jijik. Tapi ia setengah memaksa dengan menjambak rambutku dan mengarahkan mulutku ke penisnya. Cobalah, Yem. Tak apa-apa.. Jilat-jilat aja dulu. Sudah itu baru kamu mulai kulum lalu isep-isep. Kalau sudah terbiasa baru keluar masukkan di mulutmu sampai spermanya keluar. Nanti aku bilang kalau mau keluar.. Awalnya memang ia menepati, setiap hendak keluar ia ngomong lalu cepat-cepat kulepaskan mulutku dari penisnya sehingga spermanya menyemprot di luar mulut. Namun setelah berlangsung 2-3 minggu, suatu saat ia sengaja tidak ngomong, malah menekan kepalaku lalu menyemprotkan spermanya banyakbanyak di mulutku sampai aku muntah-muntah. Hueekk..! Jijik sekali rasanya ketika cairan kental putih asin agak amis itu menyemprot tenggorokanku. Ia memang minta maaf karena hal ini, tapi aku sempat mogok beberapa hari dan tak mau mengoralnya lagi karena marah. Namun hatiku jadi tak tega ketika ia dengan memelas memintaku mengoralnya lagi karena sudah beberapa bulan ini tak sempat pulang menjenguk istrinya. Anehnya, ketika setiap hendak keluar sperma ia ngomong, aku justru tidak melepaskan zakarnya dari kulumanku dan menerima semprotan sperma itu. Lama-lama ternyata tidak menjijikkan lagi. Demikianlah akhirnya aku semakin lihai mengoralnya. Sudah tak terhitung berapa banyak spermanya kutelan, memasuki perutku tanpa kurasakan lagi. Asin-asin kental seperti fla agar-agar. Akibat lain, aku semakin terbiasa tidur dipeluk Pak S. Bagaimana lagi, setelah capai mengoralnya aku jadi enggan turun dari ranjangnya untuk kembali ke kamarku. Mataku pasti lalu mengantuk, dan lagi, toh ia tak akan memperkosaku. Maka begitu acara oral selesai kami tidur berdampingan. Ia telanjang, aku pakai daster, dan kami tidur dalam satu selimut. Tangannya yang kekar memelukku. Mula-mula aku takut juga tapi lama-lama tangan itu seperti melindungiku juga. Sehingga kubiarkan ketika memelukku, bahkan akhir-akhir ini mulai meremasi tetek atau pantatku, sementara bibirnya menciumku. Sampai sebatas itu aku tak menolak, malah agak menikmati ketika ia menelentangkan tubuhku dan menindih dengan tubuh bugilnya. Oh, Yem.. Aku nggak tahan, Yem.. buka dastermu ya? pintanya suatu malam ketika tubuhnya di atasku. Jangan pak, tolakku halus. Kamu pakai beha dan CD saja, Yem, gak bakal hamil. Rasanya pasti lebih nikmat.. rayunya sambil tangannya mulai mengkat dasterku ke atas. Jangan pak, nanti keterusan saya yang celaka. Begini saja sudah cukup pak.. rengekku. Coba dulu semalam ini saja, Yem, kalau tidak nikmat besok tidak diulang lagi.. bujuknya sambil meneruskan menarik dasterku ke atas dan terus ke atas sampai melewati kepalaku sebelum aku sempat menolak lagi. Woow, tubuhmu bagus, Yem, pujinya melihat tubuh coklatku dengan beha nomor 36. Malu ah, Pak kalau diliatin terus, kataku manja sambil menutup dengan selimut. Tapi sebelum selimut menutup tubuhku, Pak S sudah lebih dulu masuk
ke dalam selimut itu lalu kembali menunggangi tubuhku. Bibirku langsung diserbunya. Lidahku dihisap, lama-lama akupun ikut membalasnya. Usai saling isep lidah. Lidahnya mulai menuruni leherku. Aku menggelinjang geli. Lebih lagi sewaktu lidahnya menjilat-jilat pangkal payudaraku sampai ke sela-sela tetekku hingga mendadak seperti gemas ia mengulum ujung behaku dan mengenyutngenyutnya bergantian kiri-kanan. Spontan aku merasakan sensasi rasa yang luar biasa nikmat. Refleks tanganku memeluk kepalanya. Sementara di bagian bawah aku merasa pahanya menyibakkan pahaku dan menekankan zakarnya tepat di atas CD-ku. Ugh.. aduuh.. nikmat sekali, aku bergumam sambil menggelinjang menikmati cumbuannya. Aku terlena dan entah kapan dilepasnya tahu-tahu payudaraku sudah tak berbeha lagi. Pak S asyik mengenyut-ngenyut putingku sambil menggenjotgenjotkan zakarnya di atas CD-ku. Jangan buka CD saya, pak, tolakku ketika merasakan tangannya sudah beraksi memasuki CDku dan hendak menariknya ke bawah. Ia urungkan niatnya tapi tetap saja dua belah tangannya parkir di pantatku dan meremas-remasnya. Aku merinding dan meremang dalam posisi kritis tapi nikmat ini. Tubuh kekar Pak S benar-benar mendesak-desak syahwatku. Jadilah semalaman itu kami tak tidur. Sibuk bergelut dan bila sudah tak tahan Pak Siregar meminta aku mengoralnya. Hampir subuh ketika kami kecapaian dan tidur berpelukan dengan tubuh bugil kecuali aku pakai CD. Aku harus mampu bertahan, tekadku. Pak S boleh melakukan apa saja pada tubuhku kecuali memerawaniku. Tapi tekad tinggal tekad. Setelah tiga hari kami bersetubuh dengan cara itu, pada malam keempat Pak S mengeluarkan jurusnya yang lebih hebat dengan menjilati seputar vaginaku meskipun masih ber-CD. Aku berkelojotan nikmat dan tak mampu menolak lagi ketika ia perlahan-lahan menggulung CD ku ke bawah dan melepas dari batang kakiku. Lidahnya menelusupi lubang V-ku membuatku bergetar-getar dan akhirnya orgasme berulang-ulang. Menjelang orgasme yang kesekian kali, sekonyong-konyong Pak Siregar menaikkan tubuhnya dan mengarahkan zakarnya ke lubang nikmatku. Aku yang masih belum sadar apa yang terjadi hanya merasakan lidahnya jadi bertambah panjang dan panjang sampai.. aduuhh.. menembus selaput daraku. Pak, jangan pak! Jangan! Protesku sambil memukuli punggunya. Tetapi pria ini begitu kuat. Sekali genjot masuklah seluruh zakarnya. Menghunjam dalam dan sejurus kemudian aku merasa memiawku dipompanya cepat sekali. Keluar masuk naik turun, tubuhku sampai tergial-gial, terangkat naik turun di atas ranjang pegas itu. Air mataku yang bercampur dengan rasa nikmat di vagina sudah tak berarti. Akhirnya hilang sudah perawanku. Aku hanya bisa pasrah. Bahkan ikut menikmati persetubuhan itu. Setelah kurenung-renungkan kemudian, ternyata selama ini aku telah diperkosa secara halus karena kebodohanku yang tidak menyadari muslihat lelaki. Sedikit demi sedikit aku digiring ke situasi dimana hubungan seks jadi tak sakral lagi, dan hanya mengejar kenikmatan demi kenikmatan. Hanya mencari orgasme dan ejakulasi, menebar air mani! Hampir dua tahun kami melakukannya setiap hari bisa dua atau tiga kali. Pak S benar-benar memanfaatkan tubuhku untuk menyalurkan kekuatan nafsu seksnya yang gila-gilaan, tak kenal lelah, pagi (bangun tidur), siang (kalau dia istirahat makan di rumah) sampai malam hari sebelum tidur (bisa semalam suntuk). Bahkan pernah ketika dia libur tiga hari, kami tidak beranjak dari ranjang kecuali untuk makan dan mandi. Aku digempur habis-habisan sampai tiga hari berikutnya tak bisa bangun karena rasa perih di V-ku. Aku diberinya pil kb supaya tidak hamil. Dan tentu saja banyak uang, cukup untuk menyekolahkan adik-adikku. Sampai akhirnya habislah proyeknya dan ia harus pulang ke kota asalnya. Aku tak mau dibawanya karena terlalu jauh dari orang tuaku. Ia janji akan tetap mengirimi aku uang, namun janji itu hanya ditepatinya beberapa bulan. Setelah itu berhenti sama sekali dan putuslah komunikasi kami. Rumahnya pun aku tak pernah tahu dan akupun kembali ke desa dengan hati masygul.Cerita Dewasa Posted in Umum | No Comments Perjalanan Seks Chintya Thursday, April 9th, 2009 Kumpulan Cerita Dewasa,Setelah percumbuanku dengan tante Layla dan tante Dewi, aku ingin melakukannya lagi. Aku berharap kedua tante tersebut datang lagi ke rumahku pada saat sepi. Harapanku tinggal harapan sampai pada pertengahan bulan Mei tahun 2000 lalu aku melakukannya lagi, meskipun bukan dengan tante Layla dan tante Dewi. Aku melakukannya lagi dengan temanku sendiri yang bernama Chintya. Saat itu aku, Chintya dan beberapa teman yang lain mengadakan kegiatan camping di sebuah lereng gunung. Setelah mendirikan tenda, aku dan Chintya mencari air
sekalian mandi di sungai yang berada beberapa meter ke bawah dari tempat camping itu. Kami berdua sama-sama memakai celana jeans dan kaos oblong putih sambil berkalungkan handuk. Aku ingat lagi ketika Chintya terjatuh masuk ke air. Pakaiannya basah sehingga bagian dalam tubuhnya kelihatan. Dia memakai BH hitam. Aku terangsang dengan keadaannya. Aku lalu menolongnya dan pura-pura terjatuh tepat di hadapannya. Dia lalu mencipratkan air ke tubuhku. Kuajak dia mandi sekalian dan diapun mau. Dia lalu naik ke atas batu dan melepas kaos dan celananya. Kemudian dia duduk bersimpuh dan mengambil sabun yang ada di saku celananya. Posisiku waktu itu berada di belakangnya. Aku semakin terangsang melihatnya hanya memakai pakaian dalam sedang menyabuni tubuhnya. Aku cepat-cepat melepas pakaianku dan kusisakan CD-ku, kuhampiri dia dan dari belakang aku melepas BH-nya. Dia tidak menolak ketika tanganku mengambil sabun dari tangannya. Aku lalu menyabuni kedua payudaranya yang sama besar dengan punyaku dari belakang sambil meremasnya. Dia membalikkan tubuhnya. Aku jadi leluasa menyabuni tubuhnya. Rupanya dia merasa aku tidak adil. Ketika aku meremas payudara kirinya dia mengambil busa sabun yang ada di payudara kanannya kemudian diusapnya kedua payudaraku. Aku memotong sabun itu dan kuberikan potongannya ke Chintya. Sekarang kami saling menyabuni kedua payudara. Kuberanikan diri mencium bibirnya. Dia membalasnya dengan lembut. Perlahan-lahan sambil kucium, dia kurebahkan di atas batu dan kuratakan sabunnya ke seluruh tubuhnya bagian atas sampai busanya hilang. Demikian juga dengan apa yang dilakukan pada tubuhku. Sekarang tubuh kami berdua sudah kering dari busa dan kutindih dia sehingga kedua payudara kami saling menempel. Kami terguling dan posisi Chintya sekarang di atasku. Dia lalu berdiri dan cepat-cepat aku dari belakang memeluknya. Aku mendesah ketika kedua payudaraku menempel di punggungnya. Tanganku meremas kedua payudaranya dan turun ke bawah masuk ke dalam CD-nya. Tetapi dia kurang suka dengan sikapku ini sehingga dia menarik tanganku kembali dan melepaskan diri dari pelukanku. Dia kemudian turun ke air dan kuikuti dia. Kuajak dia melanjutkan permainan yang tertunda di dalam air. Dia tidak mau dan mendorongku. Aku tidak memaksanya. Ketika dia mandi aku juga mandi. Sendiri-sendiri. Malamnya, dia tidur berdua setenda denganku. Kebetulan malam itu dinginnya sampai ke tulang. Meskipun kami sudah memakai pakaian hangat plus berselimutan. Ketika itu kami tidur saling berhadapan. Aku terbangun dan pikiran gilaku muncul lagi. Kusingkirkan selimut. Kemudian perlahan-lahan kuturunkan retsliting jaketnya. Aku kaget dia ternyata hanya memakai BH di dalamnya. Dia rupanya terbangun juga dan tidak menolak ketika kulepas jaketnya. Bahkan dia melepas jaketku sehingga kedua payudaraku yang tadi kututupi jaket sekarang sudah telanjang. Dia melentangkanku dan dihisapnya kedua payudaraku bergantian. Aku merasakan kehangatan. Mulutnya kemudian naik dan mencium bibirku sambil dia melepas BH-nya. Aku lalu meremas kedua payudaranya begitu juga dengannya. Kemudian di tidur di atasku dan berpelukan. Kami bergulingan ke atas ke bawah sampai kami tidak merasakan kedinginan lagi bahkan berkeringat. Vaginaku mulai basah sehingga ketika dia di bawahku aku lalu duduk dan melepas retsliting celananya. Dia mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh dan langsung dipeluknya sambil dia berkata bahwa dia tidak mau bertindak lebih jauh lagi. Aku memakluminya dan kami akhirnya tidur berpelukan sampai pagi dan tidak merasakan dingin lagi. Keesokan harinya rombongan kami pulang kembali ke kota. Beberapa hari kemudian, aku yang tidak dapat menahan nafsu untuk bercumbu lagi datang ke tempat kostnya. Kulihat di balik kaos putih tipisnya dia tidak mengenakan BH. Kutanya kenapa dia tidak memakai BH. Dia menjawab bahwa BH-nya basah semua. Kesempatan ini tidak kusia-siakan. Aku duduk mendekatinya dan kuremas kedua payudaranya. Dia mendesah yang kusambut dengan ciuman di bibirnya. Dia mendorongku dan memintaku untuk tidak kurang ajar. Aku takut dia akan menjerit dan terdengar dari luar kamar kostnya. Tapi dia kelihatanya juga kasihan padaku. Sambil dia melepas kaosnya dia mengijinkanku mencumbunya untuk yang terakhir kalinya. Dia lalu tidur dan aku mulai melepas seluruh pakaianku. Ketika aku ingin melepas CD, dia melarangnya. Aku turuti larangannya. Kemudian kucium bibirnya sambil kuremas kedua payudaranya. Dia juga meremas kedua payudaraku dan salah satu tangannya kemudian turun ke bawah ke pantatku dan diremasnya pantatku. Aku disuruhnya berdiri dan dia dari belakang memelukku dan tangan kirinya meremas kedua payudaraku bergantian sedangkan tangan kanannya masuk ke CD-ku. Jarinya masuk ke vaginaku yang sudah basah serta mengocok vaginaku perlahan-lahan. Dia kemudian berlutut di hadapanku dan melepas CD-ku. Dijilatinya vaginaku yang sudah basah. Salah satu tanganku menekan kepalanya dan tanganku yang
satunya lagi meremas kedua payudaraku sendiri bergantian. Aku mendesah berkali-kali ketika jarinya mengocok vaginaku sambil dijilatinya cairan yang keluar dari vaginaku. Mulutnya kemudian naik ke atas dan menghisap kedua payudaraku sedangkan kedua tangannya melepas CD-nya sendiri. Setelah itu mulutnya naik ke atas lagi dan mencium bibirku yang juga kubalas dengan jilatan lidah. Sedangkan kedua vagina kami yang basah saling menempel. Tangannya menekan pantatku sehingga kami berpelukan sambil berciuman, berjilat-jilatan, kedua payudara dan vagina saling menempel ditambah dengan jarinya yang keluar masuk ke pantatku yang kubalas dengan jariku yang juga keluar masuk ke pantatnya. Aku tidak mengira Chintya akan sejauh ini. Aku menikmatinya sampai beberapa menit sampai kami terkulai lemas. Demikian pengalamanku bercumbu dengan Chintya meskipun kemudian dia tidak mau lagi bercumbu denganku. Dia katanya mau hidup normal dan hanya menganggapku sebagai teman. Cerita Dewasa Posted in Sesama Jenis | No Comments Nana Gadis Penuh Gairah Wednesday, April 8th, 2009 Kumpulan Cerita Dewasa,Belum lama ini aku kembali bertemu Nana (bukan nama sebenarnya). Ia kini sudah berkeluarga dan sejak menikah tinggal di Palembang. Untuk suatu urusan keluarga, ia bersama anaknya yang masih berusia 6 tahun pulang ke Yogya tanpa disertai suaminya. Nana masih seperti dulu, kulitnya yang putih, bibirnya yang merah merekah, rambutnya yang lebat tumbuh terjaga selalu di atas bahu. Meski rambutnya agak kemerahan namun karena kulitnya yang putih bersih, selalu saja menarikdipandang, apalagi kalau berada dalam pelukan dan dielus-elus. Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Nana. Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai. Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Nana) serta Nana dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami. Hari-hari berikutnya, Nana masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Nana. Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Nana menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Nana. Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Nana selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Nana sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Nana. Tampaknya Nana tulus dan ikhlas membantu kami. Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Nana mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Nana tiba-tiba muncul. Ada apa Na, malam-malam begini. Mas Danu, tinggal sendiri di kantor? Ya, Dari mana kamu? Sengaja kemari. Nana mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Nana terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja. Ada apa, Nana? Mas.. aku pengin seperti Mbak Tari. Pengin? Pengin apanya? Nana tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku. Nana, apa-apaan kamu ini.. Tanpa menungguku selesai bicara, Nana sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras. Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku. Nana merenggangkan pagutannya dan katanya, Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.
Kuangkat tubuh Nana dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan. Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari. Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo, kata Nana sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku. Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut. Nana merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Nana kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Nana. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini. Kamu amat bergairah, Nana.. bisikku lirih di telinganya. Hmm.. iya.. Sayang.. balasnya lirih sembari mendesah. Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama.. ukh.. serunya sembari menelan ludahnya. Ayo, Mas.. teruskan.. Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas? Semuanya, kata Nana sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya. Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Nana telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Nana lekat ke dadaku. Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku. Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Nana, namun menambah nikmat aroma gadis muda. Tangan Nana mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya. Sedot kuat-kuat Mas, sedoott.. bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Nana tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat. Mas lepas.. katanya sambil telentang di lantai. Nana meminta aku melepas pakaian. Nana sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Nana melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu. Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Nana melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku. Mas sedot Mas.. teruskan, enak sekali Mas.. enak.. Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Nana. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat cocorde milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Nana tampak sedikit tersentak. Ukh.. khmem.. hss.. terus.. terus, lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya. Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Nana dengan teknik petik melodi. Nana menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. Mas.. Mas.. ampun.. terus, ampun.. terus ukhh.. Sebentar kemudian Nana lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Nana kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif. Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Nana menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Nana. Uh.. Mas.. apaan ini, kata Nana kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Nana langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku. Mas.. ini asli? Asli, 100 persen, jawabku. Nana geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras. Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku. Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini. Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya. Alangkah bahagianya MBak Tari. Makanya kamu pengin seperti dia, kan?
Nana langsung menarik penisku. Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan. Nana menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Nana memandangiku penuh harap. Cepat Mas, cepat.. Sabar Nana. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang.. Namun tampaknya Nana tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Nana. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. Cepat Mas.. ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Nana justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas. Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Nana tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Nana tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah. Jangan paksakan, Sayang.. pintaku. Terus. Paksa, siksa aku. Siksa.. tusuk aku. Keras.. keras jangan takut Mas, terus.. Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Nana menjerit, Aouwww.. sedikit lagi.. Dan aku menekannya kuat-kuat. Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Nana, meleleh keluar. Aku melirik, darah.. darah segar. Nana diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap. Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Nana dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Nana sedikit berkurang ketegangannya. Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Nana mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Nana pasrah dan tidak sebuas tadi. Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Nana mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. aduh.. ya ampun enaknya.. Nana melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Nana yang terkulai. Nana, kenapa kamu? Lemas, Mas. Kamu amat perkasa. Kamu juga liar. Nana memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Nana mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas. Sejak kejadian itu, Nana selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Nana waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Nana mengaku puas. Setelah lulus, Nana menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude. Mas Danu, mau nyoba lagi? bisiknya lirih. Aku hanya mengangguk. Masih gede juga? tanyanya menggoda. Ya, tambah gede dong. Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang. Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum? tanyanya. Belum, dokter melarangnya, kataku berbohong. Dan, Nana pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan. Koleksi Cerita Dewasa Terbaru TAMAT Posted in Umum | No Comments Bercinta dengan Perawan Sunday, April 5th, 2009 Koleksi Cerita Dewasa.Shanti baru saja selesai menyapu lantai. Dan sekarang ia berniat mencuci piring kotor. Ia berjalan masuk kedalam dapur dan mendapati Mbak Tuti sedang membenahi peralatan dapur. Pada jam seperti ini restoran
tempat mereka bekerja sudah sepi. Hari ini giliran Shanti yang harus pulang lambat karena ia harus merapikan restoran untuk buka nanti malam. Begitulah keadaan restoran dikota kecil, pagi buka sampai jam 3 sore lalu tutup dan buka kembali jam 7 malam. Shanti tahu ia tak akan sempat pulang karena ia harus bekerja merapihkan tempat itu bersama Tuti. Shanti adalah seorang gadis yang cantik dan ramah. Usianya sudah 17 tahun dan ia tak dapat lagi meneruskan sekolahnya karena orang tuanya tidak mampu. Wajahnya oval dan sangat bersih, kulit gadis itu kuning langsat. Mata Shanti bersinar lembut, bibirnya kemerahan tanpa lipstik. Shanti mempunyai rambut yang panjang sampai dadanya, berwarna hitam, tubuhnya seperti layaknya gadis kampung seusianya. Buah dada Shanti membusung walaupun tidak dapat dikatakan besar namun Shanti memiliki pantat yang indah dan serasi dengan bentuk tubuhnya. Pendek kata Shanti seorang gadis yang sedang tumbuh mekar dan selalu dikagumi setiap pemuda dikampungnya. Tuti seorang wanita yang sudah berusia 32 tahun. Ia seorang janda ditinggal cerai suaminya. Sudah 3 tahun Tuti bercerai dengan suaminya karena laki-laki itu main gila dengan seorang pelacur dari Jawa Tengah. Tuti bertubuh montok dan bahenol. Semuanya serba bulat dan kencang, wajahnya cukup manis dengan rambut sebahu dan ikal. Bibir Tuti sangat menggoda setiap laki-laki, walaupun hidungnya agak pesek. Kulit Tuti berwarna coklat tua karena ia sering ke pasar dan ke sawah sebagai buruh tani kalau sedang musim tanam atau panen. Tuti dulunya adalah seorang pelacur daerah Tretes, Jawa Timur. Dulu uang begitu gampang diperoleh dan laki-laki begitu gampang dipeluknya, sampai akhirnya hukum karma membuat ia menjanda karena sesama teman seprofesinya juga. Banyak orang dikampung yang diam-diam mengetahui sejarah kelam Tuti dan banyak juga yang mencoba hendak memanfaatkan dia. Tapi selama ini Tuti terlihat sangat cuek dan sinis terhadap orang-orang yang menggodanya. Buah dada Tuti besarnya bukan main, sering ia merasa risih dengan miliknya sendiri. Tapi ia tahu buah dadanya menjadi buah-bibir baginya. Dan sedikit banyak ia juga bangga dengan buah dadanya yang besar dan kenyal itu. Tuti juga memiliki pantat yang besar dan indah, nungging seperti meminta.. Tubuh Tuti sering menjadi mimpi basah para pemuda dikampungnya. Shan, kamu sudah punya pacar belum? Tiba Tuti berjongkok didepan Shanti dan mulai membantu gadis itu mencuci piriong-piring kotor. Shanti terkikik dan menggeleng. Belum tuh Lho? Gadis secantik kamu pasti banyak yang naksir kata Tuti sambil memandang Shanti. Shanti tertawa lagi. Payah.?? semuanya mikir kesitu melulu Jawab Shanti. Memang.?? laki-laki itu kalau melihat perempuan pikirannya langsung ingin ngewe kata Tuti tanpa merasa risih berkata kasar. Ah Mbak, jangan suka ngomong gitu ah timpal Shanti. Kan nggak ada yang dengar ini Jawab Tuti. Mereka terdiam lama. Mbak.. suara Shanti menggantung. Tuti terus mencuci. Mmm? Jawab wanita itu. Ngg.. Ngomong aja susah banget sih Tuti mulai hilang sabar. Shanti menunduk. Ngg.. Anu.. Ngewe itu enak nggak sih? Akhirnya keluar juga. Tuti memandang gadis itu. Yaa.. Enaak banget Shan, apalagi kalo yang ngewein kita pinter jawab Tuti seenaknya. Maksud Mbak? Shanti penasaran. Iya pinter.. Bisa macam-macam dan punya tongkol yang keras! kata Tuti sambil terkikik. Shanti merah padam mendengarnya. Tapi gadis itu makin penasaran. Bisa macam-macam apa sih, Mbak? tanya Shanti. Tuti memandangnya sambil menimbang. Ah.. Toh nanti gadis kecil ini harus tahu juga. Dan Shanti sungguh cantik sekali, sekilas mata Tuti tertumbuk pada posisi Shanti yang sedang berjongkok. Tuti melihat gadis itu mengangkang dan terlihat celana dalam gadis itu berwarna coklat muda. Macam-macam seperti tempik kita diciumin, dijilat bahkan ada yang sampai mau ngemut tempik kita lohh.. jawab Tuti. Entah kenapa Tuti merasa sangat terangsang dengan jawabannya dan darahnya mendidih melihat selangkangan Shanti yang bersih serta mulus. Idiih.. Jorok ihh.. Kok ada yang mau sih? Shanti sekarang melotot tak percaya. Lho.. Banyak yang doyan ngemut memiaw Shan. Ngemut tongkol juga enak banget kok jawab Tuti masih terus melihat selangkangan Shanti. Astaga.. Masak anunya lelaki diemut? Shanti merasa aneh dan jantungnya berdebar, ia merasa ada aliran aneh menjalar dalam dirinya. Gadis itu tidak mengerti bahwa ia terangsang. Oh enak banget Shan, rasanya hangat dan licin, apalagi kalo ehm.. Ehmm.. Kalo apa Mbak? Shanti makin penasaran. Tuti merasa melihat bagian
memiaw Shanti yang tertutup celana dalam krem itu ada bercak gelap, tapi Tuti tidak yakin. Yaa.. Malu ahh..! Tuti sengaja membuat Shanti penasaran. Ayo doong Mbak rengek Shanti. Tuti sekarang yakin bahwa memiaw gadis itu sudah basah sehingga terlihat bercak gelap di celana dalamnya. Tuti sendiri merasa sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kalo pejuhnya menyembur dalam mulut kita, rasanya panas dan asin, lengket tapi enak banget! bisik Tuti didekat telinga Shanti. Shanti membelalakkan matanya. Apa itu pejuh? tanyanya. Tuti merasa tidak tahan. Pejuh itu seperti santan yang sering bikin memiaw kita basah lho Jawab Tuti. Ia melihat bagian memiaw Shanti makin gelap, wah gadis ini banjir, pikir Tuti. Idiihh amit-amit, jorok banget sih Lho kok jorok? Laki-laki juga doyan banget sama santan kita, apalagi kalo memiaw kita harum, tidak bau terasi Idiihh Mbak saru ah! Tapi aku yakin memiaw kita pasti wangi, soalnya kita kan minum jamu terus Udah ah, lama-lama jadi saru nih kata Shanti. Tuti tertawa. Kamu udah banjir yaa? goda Tuti. Shanti memerah, buru-buru ia merapatkan kedua kakinya. Ahh.. Mbaakk!! Tuti tersenyum melihat Shanti melotot. Nggak usah malu, aku sendiri juga basah nih Kata Tuti. Ia lalu membuka kakinya sehingga Shanti bisa melihat celana dalam putih dengan bercak gelap di tengah, Shanti terbelak melihat bulu-bulu kemaluan Tuti yang mencuat keluar dari samping celana dalamnya, lebat sekali, pikirnya. Ihh.. Mbak jorok nih desis Shanti. Tuti terkekeh. Mau merasakan bagaimana tempik kamu diemut? bisik Tuti. Shanti berdebar. Ngaco ah! Aku mau emutin punya kamu, Shan? Tuti mendekat. Shanti buru-buru bangun dan mundur ketakutan. Tuti tertawa. Kamu akan bisa pingsan merasakannya bisik Tuti lagi. Ogah ah.. Udah deh.. Jangan nakut-nakutin akhh Shanti mundur mendekati pintu kamar mandi dan Tuti makin maju. Nggak apa-apa kok.. Cuman diemut aja kok takut? Masak Mbak yang ngemut? Iya.. Supaya kamu tahu rasanya Malu ahh.. Nggak apa-apaa.. Tuti mendekat dan Shanti terpojok sampai akhirnya pantatnya menyentuh bibir bak mandi. Dan Tuti sudah meraba pahanya. Shanti merinding dan roknya terangkat ke atas, Shanti memejamkan matanya. Tuti sudah berjongkok dan mendekatkan wajahnya ke memiaw Shanti yang tertutup celana dalam. Tuti mencium bau memiaw Shanti, dan Tuti puas sekali dengan harumnya memiaw Shanti. Dulu ia sering melakukan hal-hal seperti ini, malah pernah ia bermain-main bersama 4 pelacur sekaligus untuk memuaskan tamunya. Tubuh Shanti gemetar dan seluruh bulu kuduknya meremang, gadis itu merasa suhu tubuhnya meningkat dan perasaannya aneh. Tuti mulai menciumi memiaw Shanti yang masih tertutup. Pelan-pelan tangannya menurunkan celana dalam Shanti dan Tuti terangsang melihat cairan lendir bening tertarik memanjang menempel pada celana dalam gadis itu ketika ditarik turun. Tuti menjulurkan lidahnya memotong cairan memanjang itu dan lidahnya merasakan asin yang enak sekali. memiaw Shanti sungguh indah sekali, tidak terlihat bibir kemaluannya bahkan bulu-bulunya pun masih halus dan lembut. Tuti mencium dan mulai melumat memiaw Shanti. Gadis itu mengerang dan menggeliat-liat ketika lidah Tuti menjalar membelai liang memiawnya. Shanti benar-benar shock dengan kenikmatan aneh yang dirasakannya, ada perasaan geli dan jijik, tapi ada perasaan nikmat yang bukan alang kepalang. Gadis itu merasakan keanehan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Bulu kuduknya berdiri hebat tatkala lidah Tuti menyapu dinding memiawnya, Shanti menggeliatliat menahan perasaan nyeri nikmat bagian bawah perutnya. Aahh.. Mbak.. Uuuhh.. Ssshh.. Ja.. Jangan mb.. Mbbak! Ji.. Jijikhh.. Aahh Tuti tidak memperdulikan rintihan dan erangan Shanti. Lidahnya bergumul dan menembus liang memiaw Shanti dengan lembut, Tuti tahu Shanti masih perawan dan ia tak ingin merusak keperawanan Shanti, lidahnya hanya menjulur tidak terlalu dalam, namun Tuti sudah dapat merasakan cairan asin hangat yang mengalir membasahi lidahnya dan Tuti mengendus-endus bau khas memiaw Shanti dengan sangat menikmatinya. Tuti perlahan-lahan menyelipkan jari-jarinya kesela-sela bokong Shanti, dengan lembut dan dibelai-belainya liang anus Shanti, dan Shanti sedikit tersentak tapi kemudian menggelinjang geli, tapi Shanti membiarkan dirinya pasrah terhadap Tuti. Ia percaya sepenuhnya pada Tuti dan sekarang ia benar-benar merasakan kenikmatan yang selama ini belum pernah ia rasakan bahkan dalam mimpipun!
Enak Shan? desah Tuti dengan mulut berlumuran lendir Shanti. Shanti memandang ke bawah dan mengangguk, tubuhnya bergetar hebat, ia tak menyadari bahwa itu yang dinamakan klimaks kenikmatan seorang perempuan. Tuti merasakan liang memiawnya berdenyut dan ia meraba serta menusuknusukkan jarinya sendiri keliang memiawnya dan merasakan cairan licin membasahi jarinya. Ia merintih dengan wajah tersuruk di selangkangan Shanti, lidahnya kini menjulur dan membelai liang dubur Shanti dan membuat gadis itu terlonjak-lonjak kegelian serta terpana mendapatkan perlakuan yang tidak pernah dibayangkannya. Shanti merasa liang duburnya ditekan-tekan oleh benda lunak dan sesekali terselip masuk kedalam dan ia akan terlonjak kaget bercampur geli, tapi lebih banyak merasakan kenikmatannya.Cerita Dewasa Nikmatnya Tubuh Sepupuku
berusaha menutupi buah dadanya dan berbalik sehingga posisinya tengkurap. Kebetulan! Aku tindih dia lalu kupentangkan kakinya& hunjamkan lagi penisku ke memiawnya sambil satu tanganku membekap mulutnya dan tangan yang lain meremas-remas buah dadanya. Aku pompa dia. Enak banget. Ayunanku seakanakan mendarat di bantal empuk karena pantatnya ternyata besar dan lembut banget. Aku ciumi lehernya sambil terus memompa, membekap dan meremas-remas. Sampai kenikmatanku serasa di uun-ubun dan ooooooh, aku semprotkan air maniku di dalam memiaw tisi. Puas menikmatinya aku tinggalkan saja tisi yag tertelungkup, lemas, menangis. Aku lihat air maniku mengalir keluar dari memiawnya yang indah itu.Koleksi Cerita Dewasa Posted in Daun Muda | No Comments
Monday, March 23rd, 2009 Gina Kekasihku Aku punya sepupu, tisi namanya.dia cantik, sexy, buah dadanya montok banget. Udah lama aku pengen nyobain dia. Sampai suatu ketika aku main dan nginap di rumahnya. Siang itu pakde dan budeku pergi kondangan di luar kota. Aku yang kebetulan sedang nginap diminta untuk nemenin tisi. Tanpa pikir panjang aku iykan permintaan budeku. Singkat kata akhirnya aku & tisi ngobrol di depan tivi. Gayanya yang cuek dengan celana pendek&tanktop memuat aku makin pengen. Perlahan penis ku mulai tegang, tapi aku pura-pura tenang aja. Ngobrol dengan tisi adalah kesmpatan terbaik buat memandangi bodi mulusnya. Apalagi waktu itu dia duduk di bawah sofa tempat aku duduk. Aku bebas memandangi paha putih tisi. Pelan2 aku condongkan badan ke depan, terlihatlah dua bukit tisi yang putih&bulat nafasku mulai naik turun waktu aku sadar tisi nggak pake bra, dan asiknya dia nggak sadar aku pandangi kemolekannya karena dia serius nonton tivi. Ketika film di tivi habis, tisi pamit tidur duluan karena udah malam. Aku pun masuk ke kamar tamu, gelisah bayangin indahnya buah dada tisi.Pasti enak banget buat diremas, disentuh dikenyot.Aku coba buat tidur, tenang tapi tetap nggak bisa. Bayangan dada dan paha tisi masih aja bikin nggak bisa tidur. Udah jam 2nggak sadar aku udah 3 jam aku ga bisa tidur. Mana hujan deres lagi. Akhirnya aku keluar kamar, mau bikin susu biar bisa tidur. Di lorong rumah, aku lihat pintu tisi sedikit terbuka. Iblis langsung menari-nari di pikiranku. Kesempatan! Pelan2 aku intip tisi. Ternyata dia udah tertidur pulas.Begitu pulas sampai nggak sadar celana pendeknya tersingkap sampai ke batas pangkal paha. Pelan2 aku buka pintu kamarnya,lalu masuk. Mulus banget. Sintal. Buah dadanya gede. Cantik lagi. Tidur telentang seolah pasrah. Peniskupun spontan tegang. Aku lepaskan semua bajuku, ku dekati tisi.Aku nggak tahan lagi buat menyentuh buah dadanya.Pelan2 aku sentuh buah dada itu. Lembut banget. Tisi tidur pulas sampai dia nggak merasa ketika aku dengan sepelan mungkin menarik tali tanktopnya dan terlihatlah buah dadanya, gede, padat, putingnya coklat menantang Nggak tahan lagi aku tindih tisi yang segera terbangun kaget&meronta.Aku pegang dua tangannya sambil ciumi buah dadanya, jilati&hisap putingnya. Tisi meronta dan menjerit. Tapi derasnya hujan menelan suaranya. Aku yakin nggak akan ada yang dengar sehingga aku nggak peduli. Aku terus hisap&gigiti buah dada dan putingnya.Tissy terus meronta, tapi it malah membuatku makin terangsang. Aku rentangkan kakinya, lalu kugesek2 penisku ke pangkal pahanya yang ditutupi celana pendeknya itu. Dengan susah payah, akhirnya aku bisa melepas celana&celana dalam pinknya. Lalu kugesek2 penisku ke klitorisnya. Tisi menangis&memohon-mohon agar aku lepaskan. Aku nggak peduli lagi. Terus aja kunikmati buah dadanya sambil menggesek penisku di klitorisnya. Nggak lama kemudian aku rasakan adan tisi menggeletar,tangisannya berubah jadi erangan lembut dan desahan ketika aku makin cepat&keras menggesekkan penisku ke klitorisnya. Aku bisa rasakan cairan memiawnya membasahi penisku. Ketika tisi semakin menggeletar dan merem melek, aku hunjamkan penisku ke lubang memiawnya. Tisi menjerit kesakitan&menangis lagi. Oooh, nikmat banget ada di dalam tisi. Licin , anget, ketat banget. Aku tarik dorong penisku keluar masuk mmeknya. Tisi terus aja menangis&menjerit tapi lama kelamaan jeritannya berganti lenguhan, erangan dan desahan walau dia terus aja meronta-ronta. Nikmat banget. Ngent*t sambil hisap putingnya.Saking enaknya aku lengah dan tisi menendang aku samapai aku terjengkang. Dia berusaha lari, tapi aku lebih cepat dan kuat. Aku jambak rambutnya. Aku seret dia ke tempat tidur. Da Friday, March 20th, 2009 Gina memeiliki tubuh yang sangat sexy, meski langsing namun tubuhnya padat berisi dan buah dadanya lumayan besar dengan pinggul yang indah, bongkahan pantatnya terasa pas dilihat, belum lagi caranya berdandan membuatnya terlihat sungguh cantik dan sexy. Seringkali kulihat cowok cowok melotot melihat tubuhnya ketika kami jalan bareng. Aku sering memikirkan bagaimana gina bercinta dengan pacarnya, pasti pacarnya sungguh doyan mencumbui dirinya. Berbeda dengan diriku yang agak gendut, meskipun aku tidak jelek tapi aku sangat tidak pede dan kurang puas dengan bentuk tubuhku. Aku benar-benar mengagumi teman satu kamarku ini, seringkali aku melihat caranya berdandan, sesekali aku minta sarannya bagaimana agar aku terlihat lebih menarik, dia juga pernah menyarankan agar menggunakan g string agar bongkahan pantatku terlihat lebih sexy, tetapi aku tidak pede seperti dia yang sering menggunakan celana dalam g string. Mungkin karena terlalu sering memikirkan hal itu aku jadi terobsesi dengan diri Gina, padahal dia seorang wanita, tapi entah kenapa rasa penasaranku tidak bisa kuhindari. Dalam hati aku pengen sekali tahu bagaimana rasanya seorang pria yang menyentuh tubuh molek Gina, bagaimana rasanya menyentuh buahdadanya yang montok, menyentuh pantatnya yang bulat, mencium bibirnya, meraba kulitnya yang halus. Aku penasaran apa yang dirasakan pacar gina ketika mencumbu gina. Pernah suatu malam aku terbangun, kulihat Gina sudah tertidur lelap disebelahku, kebetulan dia mengenakan daster pendek waktu itu dan dasternya tersingkap keatas sampai celana dalamnya terlihat. Melihat itu rasa penasaranku timbul, aku bangkit dan duduk disebalahnya, kuperhatikan mulai dari ujung kaki, lutut ampe paha, benar benar mulus, kuperhatikan lebih jauh sampai ke arah selangkangannya, dadaku berdup, entah kenapa aku sangat ingin menyentuh selangkangannya, dan rasa penasaranku akan apa yang ada dibalik celana dalamnya membuat aku keringat dingin sendiri. Terbersit dibenakku utuk menyentuh pahanya untuk merasakan halus kulit Gina, tetapi aku takut dia terbangun, pasti aku malu sekali. Hari demi hari aku semakin terobsesi, aku takut menjadi lesbian, tetapi aku tahu aku bukan, karena aku masih suka melihat cowok dan masih terangsang jika membayangkan bercinta dengan cowok. Begitulah, hari demi hari aku semkain terobsesi, aku sering memikirkan bagaimna ketika Gina bercinta engan co nya, karena aku tahu mereka sering ML. Gina sendiri yang bercerita kepadaku. Pacar Gina sendiri memiliki Fisik biasa2 saja, tetapi pacarnya sudah memiliki kehidupan mapan, sudah memiliki rumah dan mobil sendiri, memiliki pekerjaan yang bagus disebuah perusahaan multi nasional, selain itu pacarnya juga baik dan bukan tipe cowok yang macam-macam. Aku bisa mengerti kenapa Gina memilih dia menjadi pacarnya, kupikikir ce seperti Gina emang pantas mendapatkannya. Bulan September 2005, genap setahun aku tinggal sekamar dengan Gina, bulan agustus sebelumnya Pacar Gina berangkat ke Jepang untuk mendapatkan training disana selama 5 bulan. Gina sering curhat kepadaku jika dia sangat merindukan pacarnya, wajar saja hampir tiap hari mereka bertemu. Suatu sabtu sore di pertengahan bulan september itu, Gina pulang dari rumah temannya, sesampai dikamar dia langsung mengeluarkan sesuatu dari bungkusan yang dibawanya. wi, tadi gw maen dari apartemen temanku terus dikasih ini, kata Gina sambil menunjukkan sebotol minuman. apaan tuh, kataku penasaan sambil mengambil botol itu dari tangannya dan membaca label yang ada dibotol. lha inikan alkohol Gin, kataku setelah membaca label yang bertuliskan tequila. Iyah, ntar malam kita minum ini yuk, pengen juga sekali2 minum ginian, lu ga kmana2 malam minggu gene?, ajak gina. Aku memang tidak kemana2 malam minggu itu, pacar juga ga punya, udah 6 bulan aku jomblo waktu itu. Jadi aku mengiyakan ajakannya, kebetulan aku juga belum pernah minum alkohol kayak tequila. wah gin, ntar kita bisa mabok, gede banget botolnya, kataku Gpp lagi sesekali, mumpung co gw jg lagi ga ada, sekali2 kan gpp ngerain gmn
seh mabok, daripada duluaran, kalo minum dikamar ndiri kan ga ada yang tahu, katanya. Ntar kita ngerokok juga yuk, kan udah lama kita kita ga smoke, kata Gina cekikikan Ide gila2an kami muncul, selesai mandi, kami pergi ke supermarket membeli sebungkus rokok mild, kemudian membeli 1 botol Fanta untuk kami campur di minuman ntar malam, selain itu juga kami membeli beberapa makanan ringan. Untuk menyempurnakan pesta kecil kami malam itu, kami pergi ke rumah teman kami yang terkenal memiliki banyak koleksi film bokep, kami meminjam 4 judul film bokep. Tepat jam 9 malam kami memulai pesta kecil kami, mencampur fanta dnegan tequila di tiap gelas kami, kemudian Gina membuka bunkus rokok dan mengambil piring untuk aspak, kemudian aku membuka snack dan meyajikannya di depan kami. Kami memulai pesta kecil kami dengan menegguk hampir setengah gelas minuman. huuuuu, kata gina ayo donk man hidupin rokoknya, kata Gina. Akupun langsung menghisap rokok, Gina langsung ikutan. Sambil menonton film bokep, kami menenggak minuman. Malam semakin larut, sambil menonton bokep Gina yang sudah setengah mabok terus bercerita mengenai seks yang pernah dialaminya. Gina memang lebih banyak minum daripada aku, aku emmang tidak begitu mood saat itu. Cerita2 Gina membuatku jadi terpikir kemabali bagaimna rasanya menyentuh tubuh Gina. Tapi segera kubuang jauhjauh Sampai jam 12 malam aku lihat Gina sepertinya sudah mabok berat, minuman tinggal sedikit lagi, syukurlah, dalam hati aku berkata karena aku sudah ga mood minum lagi, kepalaku sudah tersa sedikit pusing. Gw ya yang ngabisin ini, kata Gina yang udah mabok sambil menuang kegelasnya dan segera menenggak minuman itu sampai habis. Aku salut Gina benar2 memang minum ampe mabok seperti yang dikatakannya tadi sore. Film bokep yang kami tyonton sudah ampe film yang ke empat, tetapi karena Gina keliatan udah tergeletak mabbok di kasur aku berencana untuk tidak melanjutkan film itu. Ketika aku berniat utnuk mematikan player, di layar tv aku melihat 2 orang wanita yang bercumbu dengan hotnya, aku mengurungkan niatku utnuk mematikan player dan melanjutkan menonton adegan lesbian di film bokep itu. Sampai tntas film itu aku tonton, aku menghela nafas, aku menjadi terangsang waktu itu, melihat adegan dua orang cewek berciuman hot, saling cium dan jilat, membuatku bergairah. apalagi ketika melihat mereka saling menjilat memiaw, darahku berdesir kencang, celana dalamkupun sudah basah banget. Aku segera mematikan player dan tv, membereskan botol minuman, gelas dan perlengkapan pesta kecil kami. Kemudian aku ke toilet untuk membersihkan memiaw ku yang basah dan mengganti celana dalam. Aku kemudian kemcali ke kamarku untuk ikutan tidur, kulihat gina sudah tertidur pulas karena mabok, kupikir dia benar-benar sudah tidak sadarkan diri. akupun segera naik ke kasur. Pikiranku masih menerawang dan tetap sudah tidur, masih kebayang adegan yang kulihat difilm tadi, tiba tiba aku teringat akan Gina, kulihat tubuh Gina yang terbalut daster, dia memang sexy, gairahku sungguh tidak tertahankan, perlahan aku menyentuh diriku sendiri, menyingkap daster yag kukenakan, kemudian meyingkap celanadalamku, perlahan aku menyentuh lembut memiawku yang basah, menelusuri belahan memiawku deng jariku ndiri. Tiba2 aku tersadar gmn kalo Gina tiba tiba terbangun, aku jadi takut, tapi kupikir meskipun Gina terbangun dia tidak akan sadar apa yang kulakukan, karena dia sudah mabok berat. Untuk meyakinkan, aku emmanggil namanya, Gina Gina gin, kataku, namun tidak ada reaksi dari gina, kemudian aku memanggil lagi namanyasambil emngguncang-2 tubuhnya namun tidak bangun juga, kuguncang lebih keras, gian tetap tidak bangun, dia hanya meracau tidak karuan. Keberanianku timbul, aku melepas celana dalamku dan kembali tiduran diselah Gina, aku menyingkap dasterku sampai keatas dan melepas bra yag kukenakan. Aku mulai lagi masturbasi sambil memejamkan mataku membayangkan bercinta dengan pria tampan, ditengah2 asiknya aku memainkan jari jariku menggosok klitorisku ndiri, terbersit dikhayalanku stubuh sexy Gina, anehnya aku semakin tambah bergairah, kucoba menampiknya tetapi tidak bisa. uuuuhk, aku mendesah pelan, kubuka mataku, kulihat Gina yag sedang tertidur pulas disebelahku, kupandangi wajahnya yang cantik. dia benar2 benar cantik, pikirku melihat beetapa cantiknya wajah Gina, anehnya sentuhan jari di klitorisku semakin nikmat saja sambil emmandang wajah Gina. Mataku menelusuri tiap inci wajah Gina, kemudian melihat betapa mulus lehernya,. eemmmh, aku melenguh nikmat. aku memberanikan diri menyentuh Gina, kulepas jariku dari selangkanganku, jari jariku yang basah karena cairan memiawku ndiri aku sentuhkan ke bibir Gina pelan, dia tidak terbangun, entah kenapa aku menikmati emmperlakukan Gian seperti itu. Kemudian Aku elus bibir gina yang tipis dengan jari jariku yang tadi kupergunakan untuk menggosok memiawku, aku sungguh2 emnikmatinya. Pikiran2 liar melintas di benakku, aku kembali emluluri jariku
dengan cairan vaginaku, kemudian menyentuh kembali bibir gian dengan jari jari itu, aku sungguh menikati memperlakukan wanita cantik ini seperti itu. Tapi au sudah tidak kuat menahan lagi, aku sudha tidak kuat menahannya, dorongan dari dalam membuatku ingin sekali mengecup bibir tipis Gina, perlahan aku dekatkan bibirku mencium pipi Gina yang mulus, dia tidak terbangun, kupikir dia bakalan tidak akan terbangun lagi ampe pagi. Aku menjadi berani, perlahan kucium bibir Gina, oh nikmat sekali, kuberanikan untuk melumat bibir bawahnya, ehm, kegilaan dan rasa terlarang ini, membuatku menjadi semakin birahi. Terus kucium lembut bibir Gina, sengguh nikmat rasanya mencium bibir seksi Gina sambil menyentuh memiawku ndiri. emhh Ginalirihku pelan, ketika jari jariku menggesek klitorisku sendiri. Tapi aku tetap merasa kurang puas seperti itu, aku kebawah da mencium lembut leher Gina, kukecup lembut, kulir gina begitu harum. Kini aku menghentikan permainan jariku ndiri di emmekku,kedua mataku berhenti pada tumpukan daging yang tertutup daster, dada gina yang menyembul sungguh membuat aku deg-degan, kuberanikan untuk menyentuh dadanya, tangan tangan nakalku mulai meraba buah dada gina yang tertutup daster. ouuuchh, benar benar kenyal sekali, aku tidak berani menyentuhnya keras, tapi aku bisa merasakan betapa bulat dan kenyalnya buah dada teman sekamarku ini. Menyentuh dada gina membuat aku bertambah gairah. Vaginaku sudah benar benar basah. Gina sepertinya memang benar benar sudah mabuk berat dan tertidur pulas, aku berpikir dia tidak bakalan bangun lagi. Sebersit pikiran nakal terlintas dibenakku, ya meraba selangkangan Gina, kucoba untuk melawan kegilaan itu, tetapi aku tak sanggup, apalagi ketika Gina mengegrakkan paha kirinya sehingga pahanya yang mulus tersingkap jelas. Dengan rasa deg degan aku duduk disebalh Gina, kuberanikan diri menyentuh paha gina, halus banget, pikirku dalam hati Tidak sampai disitu, aku singkap daster gina keatas, dengan rasa berdebar aku perlahan menarik daster gina keatas perutnya, oooh, pekikku dalam hati Ternyata Gina mengenakan celana dalam model thong berwarna pink, sehingga belahan memiawnya nyaris terlihat. oh seksinya, pekikku dalam hati melihati selangkangan Gina dan celana dalam mini yang nyaris tidak menutupi vaginanya. Dengan hati berdebar kuberanikan diri menyentuh selangkangannya dengan jari2jariku, sungguh momen yang membuat birahiku memuncak, tidak kusangka aku menikmati membelai selangkangan Gina yag seorang perempuan, sama seperti ku. Blum cukup, aku ingin lebih, aku tak sabar lagi, kemudian dengan menyingkap sedikit celana dalam mini yang menutupi vaginanya. ooh, jantungku berdebar melihat belahan vagina Gina yang kemerahan dan sedikit berair. Perlahan kuraba belahan vagina Gina dengan satu jariku, kusentuh lembut, vagina gina begitu menggairahkan. Terus kueaba vagina Gina yang merah yang semakin basah saja. Sampai beberapa menit aku memainkan jari jariku dibelahan vagina gina, aku sudah tidak sabar, aku lepas jari jariku, aku kemudian melebarkan paha gina, celana dalam gina aku singkapkan melingkari bongkahan pantatnya sehingga belahan vagina itu terlihat jelas. Aku berjongkok diantara paha gina. Aku sangat terangsang melihat vagina gina, sambil menonton vagina itu aku menggesek vaginaku sendiri dengan jari jariku. uuhhhk.. aku menahan desahanku, takut gina terbagun. Beberapa menit aku melakukannya rasanya aku sudha mau orgasme. uuuh gina, dasahku pelan. Sambil meraba vagina gina dengan tangan kiriku dan tangan kananku yang menggesek klitorisku sendiri, akhirnya rasa nikmat menerpa seluruh tubuhku. aaaahhhhhh, aku mencapai klimaks, kuraba vagina gina sedikit keras, aku nikmati klimaks yang benar benar hebat itu, klimaks yang kudapat dari menyentuh gina, temanku. Ga kusangka ternyata fantasi lesbian ini membuatku dapat orgasme, mungkin lain kali aku perlu bercinta dengan wanita, pikirku dalam hati.Koleksi Cerita Dewasa Posted in Sesama Jenis | No Comments Percintaan dengan Abg Amoy Wednesday, March 18th, 2009 namaku Yudi, umurku 29 tahun. Aku dari lahir sampai sekarang tinggal di Bandung. Dulu aku kuliah di universitas swasta terkenal di Bandung Utara. Sekarang aku kerja di salah satu pabrik garment di daerah Bandung Barat. Posisiku sebagai Manager Produksi, jadi ya mengurusi produksi melulu. Sebagai level manager, aku bersyukur aku diberi fasilitas yang kupikir lebih dari cukup (soalnya dari dulu aku biasa diajarkan hidup sederhana, walaupun bapakku tidak begitu miskin). Bos memberiku mobil Lancer Evo IV, rumah beserta isinya, HP dan sebagainya. Makanya aku betah-betahin kerja di pabrik itu. Aku kerja di pabrik itu kira-kira hampir 2 tahun sampai sekarang. Produksi garment ini lumayan terkenal
di Indonesia, kebetulan juga produknya di ekspor ke mancanegara. Sebagai seorang laki-laki, kadang-kadang aku berpikir bahwa suatu saat nanti aku perlu pendamping. Tapi kadang-kadang juga aku malas berhubungan dengan cewek. Soalnya sudah 2 kali aku putus dengan cewekku. Dua-duanya Chinese. Alasannya klasik, nggak ada perhatian lagi. Ya sudah aku terima saja, mungkin ini takdirku mesti begini. Suatu ketika salah satu mesin pabrik rusak. Padahal jika mesin mati satu, target produksi pasti bakal tidak terpenuhi. Biasanya sih ada di bagian divisi pembelian CQ bagian gudang, cuma tidak tahu kenapa stock spare part mesin itu tidak ada di gudang spare part. Aneh kupikir. Akhirnya aku minta staf divisi pembelian untuk order spare mesin ke supplier langganan pabrikku. Pokoknya kubilang, besok siang spare part itu harus sudah ada. Walaupun pihak supplier belum bisa mengatakan sanggup, soalnya barang itu mesti pesan dulu ke Jepang. Biasanya paling cepat satu minggu. Karena aku tidak sabar, akhirnya kutelepon ke suppliernya. Padahal ini bukan wewenangku secara langsung, tapi kupikir ini inisiatifku sendiri. Di telepon aku minta, itu barang harus bisa datang paling lambat 2 hari (nggak masuk akal kupikir!). Waktu itu yang menerima cewek (wah suaranya oke punya!), tapi waktu itu aku tidak peduli mau cewek, mau cowok pokoknya yang ada dalam pikiranku barang itu harus ada secepatnya. Maklum ini untuk order ekspor. Besoknya kutelepon lagi, yang mengangkat cewek (yang kemarin kali ya?). Terus kubilang kapan kepastiannya, dia bilang lusa barang dijamin ada. Oke kupikir. Lusanya memang barangnya sudah sampai di pabrikku. Waktu itu barang diantarnya pagi sekitar jam 10.30. Mesin yang rusak disetting ulang oleh bagian Maintenance/Montir. Jam 12.30 aku istirahat dulu sambil makan siang bersama dengan manager lainnya. Setelah makan siang, aku iseng-iseng telepon ke tempat supplier, siapa tahu yang mengangkat cewek itu. Biasa, namanya juga laki-laki. Ternyata cita-citaku tercapai, yang mengangkat ternyata dia. Singkatnya akhirnya aku tahu nama cewek itu. Namanya Vera. Feelingku mengatakan, pasti Vera orangnya cantik. Akhirnya lama-lama aku jadi sering menelepon Vera. Biasanya sih saat waktu istirahat. Bla.. bla bla. ternyata Vera satu almamater denganku cuma beda fakultas, dan wisudanya juga bersamaan denganku. Tapi kan dulu, aku tidak tahu. Oh iya, ternyata juga dia memberi tahu kepadaku bahwa dia itu Chinese, dan aku juga kasih tahu dengan dia bahwa aku orang pribumi. Hampir sebulan aku hanya saling menelepon dengan dia, seringnya sih di kantor. Selama ada fasilitas kantor kumanfaatkan saja. Akhirnya aku punya inisiatif buat mengajak dia ketemu denganku. Daripada ngobrol ngalor ngidul tidak karuan. Tadinya sih dia tidak mau, takut mengecewakan kali ya? Ah, kalau aku sih PD saja lagi. Aku juga nggak jelek-jelek amat sih. Setelah aku melobi dia, kutetapkan hari dan tanggalnya, kalau tidak salah tanggal 18 September 1999. Di hari H-nya kujemput dia jam 5 sore, soalnya dia pulang kerja jam 5 sore. Waktu itu aku ijin pulang jam 4 sore ke Factory Managerku, alasannya keperluan keluarga. Sebelumnya kutelepon dulu ke kantor Vera, kujemput dia pakai mobil Lancer Evo IV D 234 XX silver smoke. Biar dia tidak kebingungan mencariku. Aku juga diberi tahu juga alamat kantornya. Akhirnya aku masuk ke pelataran parkir kantor Vera di daerah Kopo. Kulihat satu persatu karyawan yang bubaran, maklum kompleks Ruko. Kuparkir mobilku tepat di mulut pintu PT X, tapi jaraknya dari pintu sekitar 15 meter. Akhirnya aku melihat tinggal cewek sendirian lumayan cantik melihat mobil yang warnanya silver smoke. Kupikir itu pasti Vera. Aku juga bingung mau ngapain, turun atau diam di mobil saja. Norak sekali aku nih! Bodohnya keluar. Habis aku belum pernah kenalan dengan cara begini. Ah lebih baik aku samperin saja. Astaga, cantik sekali si Vera. Asli cantik sekali! aku nggak bohong. Kulitnya putih (khas Chinese), tingginya kira-kira 165 cm, cukup tinggi untuk ukuran cewek, rambutnya pendek di atas bahu, warna rambutnya hitam kecoklatcoklatan, matanya juga coklat, wah seksi sekali, dia memaakai stelan blazer merah, dan bawahannya dia pakai celana panjang, dengan juga warnanya (satu stel deh pokoknya). Kontras dengan warna kulitnya yang putih. Umurnya beda setahun di bawahku. Ukuran yang lainnya seperti BH ukurannya 38B. Lumayan besar. Terus bagian pantatnya lumayan sekal dan besar kenyal. Hai kataku. Yudi ya? katanya sambil salaman denganku. Iya kataku lagi. Ke mobil aja yuk kataku lagi. Akhirnya kami berdua masuk ke mobil. Kutanya dia sekarang mau ke mana? waktu itu sekitar jam 17.15-an. Ternyata kalau sudah ketemu pada diamdiaman, padahal kalau kami ngobrol via telepon seperti yang sudah kenal belasan tahun. Selama perjalanan aku nggak mengerti mau ngapain, wangi parfumnya membuat aku mabok. Yang akhirnya kutahu dia pakai parfum produk Lancome. Sepertinya ini anak high class kalau tidak mau dibilang jet set. Dari awalnya kenalan aku tidak pernah untuk ngeseks dengan Vera. Ah.. sayang sekali kalau belum-belum aku sudah nakal, bisa-bisa dia mabur duluan. Akhirnya kuarahkan mobilku ke arah Jl. Setiabudi terus belok kiri, sampailah
aku di cafe The Peak. Cafe mewah kawasan elite Bandung Utara. Lumayan mahal untuk ukuranku. Tapi aku belagu saja, seperti yang sudah sering ke situ. Pokoknya aku ngobrol dengan dia sambil berhadap-hadapan, sesekali aku melihat pemandangan kota Bandung yang sudah mulai dihiasi lampu-lampu. Asyik sekali, ini mungkin yang bikin cafe ini mahal. Kata teman-temanku cafe ini mahal karena beli suasana. Di situ aku ngobrol-ngobrol sampai jam 20.30. Senyumnya itu lho, bikin dia semakin cantik saja. Akhirnya kuantarkan Vera pulang, rumahnya di kompleks perumahan elit di jalan Sukarno-Hatta (By Pass), biasanya yang menempati orang-orang Chinese kaya raya. Kaget juga sih aku, ternyata Vera anak orang kaya. Sampai juga aku di depan rumahnya. Astaga, rumahnya besar sekali. Kulihat mobil yang parkir di halaman rumahnya, BMW 528i. Katanya sih punya kakaknya. Pasti di garasinya ada lagi mobil bapaknya, dan benar yang di dalam garasi mobil bapaknya. Mercedes SL 500 (?), tipe yang dipakai Lady Di waktu kecelakaan dulu, kalau kupikir sih mobil yang seperti itu masih sedikit yang berkeliaran di Bandung. Sesudah mengantar Vera, aku akhirnya pulang ke rumah inventarisku di bilangan Setra Duta. Sambil pulang aku berpikir, aku punya resiko besar buat pacaran dengan Vera. Resiko yang paling tinggi adalah ras. Kalau orangtuanya tahu, si Vera bergaul denganku yang notabene pribumi asli. Wah bisa celaka aku. Ah cuek saja. Gimana nanti. Pokoknya the show must go on! Besoknya, pagi-pagi dari kantor kutelepon ke kantor dia, yah.. buat say hello. Ternyata responnya positif. Tadinya sih takut dia kecewa setelah melihatku, atau dia yang berpikir begitu. Nggak tahu sih aku juga. Akhirnya aku jadi sering jalan dengan Vera. Jalan-jalan. Biasanya sih hari minggu, habisnya kalau hari biasa aku dan dia juga tidak selalu bisa. Oh iya, hari Sabtu aku dan dia nggak libur. Apalagi aku harus sering lembur. Semakin aku sering ketemu dengan dia, aku jadi sayang dengan Vera, dan Vera juga begitu. Aku tahu Vera sayang denganku, soalnya dia juga bilang kok ke aku. Aku bertekad untuk menjadi pacarnya. Tapi ini semua hanya impianku. Suatu hari Vera bilang kepadaku, bahwa dia sudah cerita tentangku ke bapaknya dan ibunya. Dan sudah bisa kuduga sebelumnya, aku tidak diperkenankan berhubungan dengan dia lagi. Benar, kejadian deh. Waktu itu aku protes dengan Vera, cuma akhirnya aku juga mesti mengerti sama dia dan keluarganya juga. Tapi aku salut dengan keberanian Vera untuk tetap berhubungan denganku. Dia tidak mau mengecewakanku. Dan itu memang terjadi selama kurang lebih 7-8 bulanan, istilahnya sih backstreet. Hari minggu kuajak jalan Vera, dan ternyata dia tidak menolak. Aku jemput dia di rumahnya, kebetulan orangtuanya sedang ke Jakarta, yang ada cuma kakaknya dengan pembantunya. Aku pergi makan siang di Miyazaki Dago. Pokoknya di situ kami ngobrol lagi. Aku tidak ingat apa yang kita bicarakan saat itu. Setelah bayar, kami langsung pergi. Aku bingung, mau dibawa ke mana ini anak. Akhirnya kutawarkan ke Vera main ke rumah inventarisku. Sesudah sampai kami langsung duduk di sofa, di ruang tengah, nonton film di RCTI, habis kalau VCD terus bosan. Kami duduk dekat banget. Aku duduk di sebelah kanan Vera. Kupegang tangannya dan kuelus sampai pangkal lengannya, sambil aku pura-pura nonton film. Ternyata dia diam saja. Akhirnya kuberanikan diri untuk mencium pipi kanannya. Kupikir kalau dia keberatan paling-paling menamparku. Itu resikoku. Tapi sekali lagi dia hanya diam dan dengan matanya yang coklat menatapku penuh arti, yang artinya aku juga nggak tahu. Ingin dicium lagi kali, he he he. Kucium pipi kirinya, dan dia juga menciumku. Terus kucium dahinya, matanya, hidungnya dan terus ke bibirnya. Aku senang juga soalnya dia bilang bibirnya masih perawan, belum pernah dicium oleh laki-laki lain selain olehku barusan (aku percaya saja). Lama-lama kulumat juga bibirnya, lidahku kumasukkan ke mulutnya dengan setengah memaksa. Mungkin benar kalau dia belum berpengalaman. Lidahku dengan lidah Vera mulai bersentuhan, kuhisap lidahnya dan dia juga gantian menghisap. Habis itu bibir bagian bawahnya kukulum habis-habisan dan di saat yang bersamaan Vera juga mulai mengulum bibirku di bagian atas. Kami melakukan kegiatan itu kira-kira 1/2 jam. Lama juga. Sesudah itu aku mulai mencium sambil menjilat lehernya yang putih bersih dan merangsang tentunya. Pokoknya aku melakukannya dengan sangat pelan, biar dia juga lebih menikmati. Dan kebetulan dia memakai kemeja. Sampai akhirnya kucium di bagian bawah lehernya, ingin lebih bawah lagi sih. Cuma mentok di kancing bajunya. Terus kubuka kancing yang mengganggu itu, dia tidak menolak. Kuciumi lagi, sejak tadi tanganku belum bergerilya, paling memegang tangannya. Aku tipe laki-laki sopan sih, nggak langsung tancap gas. Dia hanya merem saja menikmati ciumanku sambil kadang-kadang mendesah, keenakan barangkali. Akhirnya semua kancing bajunya sudah kulepas, dia memakai BH warna cream (warna standard). Kulit perutnya putih sekali, bikin aku panas saja. Waktu itu BH-nya belum kubuka, seksi sekali dia dalam keadaan begini. Susunya tidak terlalu besar, menurutku sih cukup proporsional. Pas deh. Ukurannya aku tidak tahu, peduli amat. Yang penting masih bisa diremas. Ver, kulepas ya kataku pelan-pelan, persis di samping telinganya. Dia tidak menjawab, cuma mengangguk. Matanya yang sayu menatapku. Akhirnya begitu
sudah kulepas BH-nya, kuciumi puting susunya yang berwarna merah kecoklatan. Aku ciumi puting yang sebelah kiri, sambil tangan kananku meremas dengan lembut susunya yang sebelah kanan, tidak lupa kupilin-milin puting susunya. Kulakukan ini bergantian, susu yang kiri dan yang kanan. Kadang sesekali kulumat bibirnya. Ternyata, dia membalas dengan dahsyat. Padahal baru pertama kali. Desahannya semakin menjadi-jadi, merangsang sekali! Kembali lagi kuciumi susunya sambil terus ke bawah, ke perutnya, di situ kucupang habis-habisan. Banyak sekali stempel warna merah yang kubuat, kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih bersih. Karena tempat di sofa kurang lebar, akhirnya kuminta dia pindah ke karpet/permadani di bawah. Lebih lega dan lebih nyaman. Terus kuciumi lagi bibirnya, dia juga balas lebih gila lagi. Wah, muridku sudah pintar nih he.. he.. he. Waktu itu aku masih memakai pakaian lengkap, aku memakai Polo Shirt. Sedangkan Vera sudah telanjang dada. Jadi ya biar adil akupun telanjang dada. Aku juga tidak malu karena tubuhku lumayan atletis, hasil fitnes selama setahun. Habis itu kuciumi lagi bibirnya, aku menelusuri ke leher, ke pundaknya, pokoknya tidak semili pun yang lolos dari jilatan dan ciumanku. Terus kuciumi lagi puting susunya, sambil kuremas-remas. Semakin diciumi, nafasnya semakin tidak beraturan, sambil aku sekali-sekali melihat ke arah dia, mukanya jadi merah sekali (seperti orang Jepang di musim salju) bibirnya juga yang agak membuka, seksi sekali. Benar lho, aku tidak mengarang! Puas menciumi susunya, terus aku turun ke perutnya. Yah, mentok di celana jeans-nya. Kubuka saja, pasti dia tidak akan menolak kok. PD pokoknya. Akhirnya kancingnya kubuka, terus ritsluitingnya kubuka sampai habis. CDnya sudah kelihatan sebagian, tipis, warnanya cream juga. Kuciumi pinggangnya, sambil jeans-nya kutarik pelan-pelan ke bawah. Mengerti juga dia, sambil mengangkat pantatnya, akhirnya kulucuti celananya. Pahanya itu, membuat laki-laki terangsang melihatnya. Apalagi sekarang si Vera cuma pakai CD saja. Busyet deh! Bulu kemaluannya tidak terlalu lebat, tipis-tipis saja tuh, pokoknya nikmat dilihat. Kuciumi di atas CD-nya, terus akhirnya semakin ke bawah. CD-nya sudah basah sekali. Kuciumi vaginanya, dia masih memakai CD. Sengaja aku tidak langsung melepasnya, sensasinya lain. Pokoknya slowly saja. Akhirnya kulepas juga CD-nya, si Vera sendiri sejak tadi cuma mendesah-desah tidak karuan, tapi nggak dibuat-buat lho. Begitu dilepas, langsung saja kuciumi dan jilati vaginanya, baunya khas dan rasanya gitu-gitu juga. Penisku sudah tegang sekali, terus kubuka saja jeans-ku. Aku ragu juga sih, apa dia mau kusetubuhi. Tapi akhirnya aku minta persetujuannya dulu. Walaupun ini semua tanpa proses oral. Bagiku tidak jadi masalah, lebih nikmat main saja langsung. Ver masukin? kataku deg-degan. Kalau ditolakkan malu juga. Ternyata dia mau juga. Wah asyik juga nih. Aku akhirnya bisa main dengan si Vera yang cantik. Padahal tadinya sih saya tidak bernah berpikr ke arah situ. Paling maksimal petting, seperti mantan-mantanku yang dulu. Akhirnya pelan-pelan pahanya kukangkangin, dan penisku yang sejak tadi sudah tegang sekali mulai memasuki vaginanya. Susah sekali, masih perawan kupikir. Pelan-pelan dan sedikit-sedikit kutekan kepala penisku, terus dan terus. Ahh. sakit Yud. kata Vera antara setengah sadar dan tidak kepadaku. Akhirnya masuk juga seluruh batang penisku yang panjangnya sekitar 17 cm (lumayan lah untuk ukuran standard orang Indonesia). Terus kukocok penis ke dalam vagina si Vera, nikmat sekali vagina si Vera. Sambil kukocok terus, kuciumi bibirnya, of course dia juga membalas menciumku dengan sangat ganas. Sepertinya kulihat Vera sudah mau orgasme, sambil terus menyebut namaku. Tahan ya Ver, aku juga udah mau keluar, kataku. Kira-kira setelah menyetubuhinya sekitar 15 menit. Lama-lama si Vera sudah tidak tahan, aku juga sudah tidak tahan. Spermaku sudah siap menembak. Kuambil keputusan yang singkat waktu itu, kubuang saja ke dalam vaginanya. Paling-paling juga hamil. Yang ternyata tidak! Akhirnya aku dan Vera sama-sama sampai klimaksnya, barengan lho. Sensasinya benar-benar tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Aku langsung dekap tubuhnya, kucium bibirnya, mesra sekali. Penisku sengaja belum kucabut, kubiarkan saja mengecil sendiri di dalam vaginanya. Aku bisikan di telinga Vera, Wo ai ni, Ver kataku sok Mandarin. Vera hanya tersenyum sambil mencium bibirku. Aduh mesra sekali. Sambil menulis ini aku jadi ingat kejadian itu. Sesudah itu aku dan Vera beres-beres. Kulihat acara di RCTI acaranya waktu itu Clear Top 10, wah lama juga aku bercinta dengan dia. Kejadian ini berlangsung terus sampai kira-kira 5 kali di tempat yang sama. Orang tua Vera tidak tahu terhadap perbuatan anaknya. Maklum, Vera membohongi terus, demi kepingin ketemu aku atau mungkin juga ingin ML denganku. Walaupun aku telah merawaninya hari Minggu itu, tapi hubungan kami belum bisa dianggap sebagai pacaran. Kalau aku sih menganggap dia pacarku, tapi dia masih belum menganggapku pacarnya, takut sama orangtuanya. Kupikir Vera itu HTI (Hanya Teman Intim / Hubungan Tanpa Ikatan).
Pembaca, akhirnya suatu waktu di akhir bulan April 2000, Vera bicara kepadaku, bahwa dia capai dengan keadaan ini. Mesti membohongi orangtuanya, kalau pergi denganku juga tidak tentram, takut ketahuan saudaranya kalau sedang jalan-jalan denganku. Waktu itu aku belum bisa menerima, dan aku protes. Dia bilang, sebenarnya dia sayang sekali padaku, tidak mau kehilangan aku, tidak mau meninggalkan aku, aku yang pertama buat dia tapi dia tidak sanggup menghadapi semua ini. Yang jelas lingkungan dia dan lingkungan pergaulanku lain. Ternyata semua tinggal kenangan. Aku tidak pernah menyinggung soal keperawanan dia, nggak etis. Sampai sekarang aku masih sayang pada Vera, aku tidak akan pernah melupakan dia dan Vera juga bilang padaku, dia tidak akan pernah melupakanku dan dia tidak ingin dilupakan olehku. Terakhir, dia memberiku Compact Disc album Shania Twain, Vera bilang dengerin Youre Still The One dan jam tangan merek Omega Sport (aku tahu ini jam mahal). Iklannya kalau tidak salah Mika Hakkinen atau Michael Schumacher ya, aku lupa, cuma aku pernah lihat. Yud, pakai ya! ke manapun kamu pergi, biar ingat dengan Vera, kata dia sambil mencium bibirku, untuk yang terakhir kalinya. Matanya basah, aku yakin dia sayang sekali padaku. Dia baik sekali denganku, perhatian sama aku, kalau mau aku bandingkan dengan 2 cewekku terdahulu. Cuma sayang kami berdua dipisahkan oleh ras yang berbeda. Dia meninggalkanku karena kondisi yang memaksa. Sampai sekarang kalau aku kerja, aku selalu memakai jam itu, kadang-kadang aku ingin telepon dia, yah cuma ingin tanya kabarnya. Cuma aku takut ini mengganggu dia. Mungkin dia sibuk dengan pekerjaannya di kantornya di bilangan Ruko Kopo.Koleksi Cerita Dewasa Posted in Cerita Dewasa | No Comments Hadiah Kunjungan Mama Sunday, March 15th, 2009 Cerita Dewasa.Mah, kemana saja sih kok sudah sebulan ini baru datang ? tanyaku sengit ketika Mama ku datang mengunjungiku di Bandung. Mama sudah dapat pacar baru ya ? sampe enggak sempet datang ? Pokoknya aku enggak mau kalo Mama dapat Papa baru. Mama ku terlihat kaget ketika aku marah, padahal beliau baru saja datang dari Jakarta hari Jumat sore itu. Tetapi ketika kepalaku di elus-elus nya dan mama mengatakan minta maaf karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan sekaligus juga mengatakan kalau mama tetap sayang dengan ku, perasaan marahku pun jadi luluh. Masak sih Mas (padahal namaku sebenarnya sih Pur. Tapi mama selalu memangggilku Mas sejak aku masih kecil), kamu enggak percaya sama mama ? Mama terlalu sayang padamu, jadi kamu jangan curiga kalau mama pacaran lagi, katanya ter isak sambil menciumi pipiku dan akhirnya kami berpelukan. Oh iya, sebelum aku melanjutkan ceritaku ini, ingin sebaiknya kuceritakan sedikit background keluargaku. Aku sekarang ini sedang kuliah di salah satu universitas di Bandung dan sudah semester 6, sedangkan Mama ku masih kerja di salah satu departemen di Jakarta dan usianya sekitar 40 tahunan. Sebetulnya, mamaku ini bukanlah ibu kandungku, tetapi dia adalah adik dari Ibuku. Hal inipun baru aku ketahui sejak aku mulai duduk di bangku SLTA. Cerita yang kutahu sih, aku di minta dan diasuh oleh adik Ibuku sejak masih bayi. Waktu itu, katanya untuk memancing agar bisa hamil, karena adik Ibuku sudah menikah selama 5 tahun tetapi belum punya anak. Tetapi beberapa tahun yang lalu, adik Ibuku dan yang sekarang kupanggil Mama itu bercerai dengan suaminya, entah kenapa. Jadi sekarang ini, aku sepertinya lebih sayang dengan mama ku di banding dengan Ibu kandungku sendiri. Maklum saja karena dari bayi aku sudah di asuhnya. Setelah makan malam, lalu kami berdua ngobrol di ruang tamu sambil melihat acara TV. Mas, rambutmu itu sudah mulai banyak lagi yang putihsini mama cabutin, kata mama yang biasanya selalu mencabuti ubanku bila datang ke Bandung. Segera saja aku bergegas ke kamar untuk mengambil cabutan rambut lalu duduk menghadap kearah TV di lantai sambil sandaran di sofa yang diduduki mama. Terus terang, aku paling senang kalau mama sudah mulai mencabuti ubanku, soalnya bisa sampai ngantuk. Banyak betul sih Mas ubanmu ini ? komentar mama sambil mulai mencabuti ubanku. Habis sih..mama sudah lama enggak kesinicumin ngurusin kerjaan melulu. Ya sudah, sekarang deh mama cabutin ubanmu sampai habis Kami lalu diam tanpa berkata kata. Masngomong2 kamu sudah punya pacar apa belum ? tanya mama tiba2, sambil masih tetap mencabuti ubanku di kepala bagian belakang. Belum kok Ma..masih dalam penjajakan, sahutku. Tuh..kan. Kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri malah mau pacaran sahut mama dengan nada agak kesal. Pokoknya, mama enggak mau lho kalau kamu mulai pacaran, apalagi masih sekolah bisa2 pelajaranmu jadi ketinggalan dan berarti kamu juga sudah enggak sayang lagu sama mama , tambahnya Enggak kok Ma.aku masih sayang kok sama mama Sudah selesai mas yang belakang, sekarang yang bagian depan perintahnya. Lalu ku putar duduk ku menghadap ke arah Mama dan tetap duduk dilantai diantara kedua paha mamaku serta Mamapun langsung saja meneruskan mencabuti uban2 ku.
Mas.., kamu kan sekarang sudah tambah dewasa, apa enggak pingin punya pacar atau pingin meluk atau dipeluk seorang perempuan ? kata mama tiba2. Atau kamu sudah jadi laki2 yang enggak normal barangkali ya, Sayang ? lanjut Mama. Ah, mama ini kok nanyanya yang enggak2 sih ? sambil kucubit paha mama yang mulus dan putih bersih. Habis nya selama ini kan kamu enggak pernah cerita soal temen wanita kamu, Mas, sahut mama. Aku ini masih laki2 tulen Mah. Kalau mama enggak percaya, boleh deh dibuktiin atau di test ke dokter tambahku sambil kuelus elus paha mama. Kata Mama, aku enggak boleh acaran dulu, tambahku. Naaah.gitu dong maspacarannya nanti nanti saja deh Mas, kalau kamu sudah lulus. Tapi, kamu kan sudah dewasa, apa enggak kepingin meluk dan mencium lawan jenis kamu , tanyanya lagi. Kadang2 sih kepingin juga sih Ma, apalagi banyak teman2 ku yang sudah punya pasangan masing2.tapi.ngapain sih Ma, kok nanya2 gituan ? Ya.enggak apa apa sih, mama cuman pingin tahu saja sahut mama sambil tetap mencari ubanku. Karena aku duduk menghadap mama dan jaraknya sangat dekat, tanpa kusadari mata ku tertuju kebagian dada mama dan karena Mama ku hanya memakai baju tidur putih yang tipis sekali, maka tetek dan puting susu nya secara transparan terlihat dengan jelas. Mah.. ngapain sih Mama pake baju tidur ini ? Lho.. memangnya kenapa mas dengan baju tidur mama ini ? emangnya kamu enggak suka ya Mas ? tanya mamaku, tanpa menghentikan kerjanya mencabuti ubanku. Emangnya Mama enggak malu ? .. tuh kelihatan ? sambil kututul puting tetek mama yang terlihat menonjol keluar dari balik baju tidurnya dengan ujung jariku. Huuuusss, teriak mama kaget. Mama kirain kenapa ? wong enggak ada orang lain saja kecuali kamu dan bibi dirumah ini. Lagipula mama kan enggak keluar rumah. Memangnya kamu enggak suka ya Mas ? sahut mama menghentikan kerjanya dan memandang mataku. Wah..ya suka bangeet dong Mah. Apalagi kalau boleh megang ? senyumku. Huussss.. sambil menjundul dahi ku. wong kamu ini masih kecil saja tambahnya. Mah. Aku ini sudah mahasiswa lho.. bukan anak TK lagi, masak sih aku masih kecil ? kalo ngeliat sedikitkan enggak apa apa kan mah ?.. boleh kan Mah ? rengekku. Mama tidak segera menjawab dan tetap saja meneruskan mencabuti ubanku seolah olah enggak ada apa-apa. Setelah kutunggu sebentar dan mama tidak menjawab atau melarangku, akhirnya kuberanikan untuk menjulurkan tanganku kearah kancing baju tidurnya didekat dadanya. Sebentar aja lho Mas ngelihatnya ujarnya tanpa menghalangi tanganku yang sudah melepas 3 buah kancing bajunya. Aduh Mah..putih betul sih tetek mama komentarku sambil membuka baju tidurnya sehingga tetek mamaku tersembul keluar. Aku enggak tahu ukurannya, tetapi yang pasti tidak terlalu besar sehingga kelihatan tegang menantang serta berwarna merah gelap di sekitar puting nya. Sudah ah Mas, tutup lagi sekarang katanya sambil tetap mencabuti ubanku. Lho. Kok malah bengong, tutup dong Mas ? katanya lagi ketika kata kata mama enggak aku ikutin dan tetap memandang kedua tetek mama yang kupandang begitu indah. Bentar dong Mah.. aku belum puas nih Mah, melihat tetek mama yang begitu indah ini. Boleh ya Mah pegang dikit ? Tuh kan.. Mas ini sudah ngelunjak. Katanya tadi cuman mau ngelihat sebentar, eeeh sekarang pingin pegang. sahut Mama sambil tetap melanjutkan mencabut ubanku. Sebentar aja lho sahutnya tiba2 ketika melihatku hanya bengong aja mengagumi tetek mama. Setelah Mama mengizinkan dan dengan penuh keraguan serta tanpa berani melihat wajah Mama, segera saja kuremas pelan kedua tetek mama dengan kedua telapak tanganku. Aahh.sungguh terasa halus dan kenyal tetek mama, gumanku dalam hati. Lalu kedua tetek mama ku elus2 dan ku remas2 dengan kedua tanganku. Karena asyiknya meremasi tetek mama, baru aku sadar kalau tangan mama sudah tidak lagi mencabuti ubanku lagi di kepalaku dan setelah kulirik, ternyata mama telah bersandar di sofa dengan mata tertutup rapat, mungkin sedang menikmati nikmatnya remasan tangan ku di tetek nya. Melihat mamaku hanya diam saja dan memejamkan matanya, lalu timbul keberanianku dan segera saja kumajukan wajahku mendekati tetek kirinya dan mulai kujilat puting teteknya dengan ujung lidahku. Setelah beberapa kali teteknya kuremas dan tetek satunya kujilati, kudengar desahan mama sangat pelan ssshhh.ssssshhhh.aaaahh..ma aaass.suuuudaaaahh. Desahan ini walaupun hampir tidak terdengar membuat ku semakin berani dan jilatan di puting teteknya dan kuselingi dengan hisapan halus serta remasan di tetek mama sebelah kanan pun kuselingi dengan elusan elusan lembut. Tiba2 saja terdengar bunyi kling di lantai dan itu mungkin cabutan ubanku yang sudah terlepas dari tangan mama, karena bersamaan dengan itu, terasa kedua tangan mama sudah meremas remas rambutku dan kepalaku di tekannya kearah badannya sehingga kepalaku sudah menempel rapat di tetek mama dan nafasku pun sedikit tersengal. Desahan dari mulut mamaku pun semakin keras ssssshhh.. ooooohh aaaaahhh .. maaaaaassss.
Desahan yang keluar dari mulut mamaku ini menjadikan ku semakin bersemangat dan kugeser kepalaku yang sedang dipegangi mama kearah tetek yang satunya dan tangan kananku kuremaskan lembut di tetek kiri mama dan tak henti2 nya desahan mama terdengar semakin kuat dengan nafas cepat. Maaasss..aaaaahhh.maaaaass sssshh..aaaaahhh.ooooohh Maaaaaas., desah mama dengan keras dan tubuhnya meliuk liuk, seraya mendekap kepalaku sangat kuat sehingga wajahku tenggelam kedalam teteknya. Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhteriak nya dan diakhiri dengan nafasnya yang cepat dan ter sengal sengal. Maaas, mama lemes sekali , kata mama dengan suara yang hampir tidak terdengar dengan nafasnya yang masih tersengal sengal. Maass tooloong bawa mama ke kamar, tambahnya dengan nafasnya yang masih cepat. Ayoooo Maas.cepat bawa mama ke kamar katanya lagi dan tanpa berfikir panjang akhirnya kubopong mama dan kuangkat ke tempat tidurnya dan dengan hati2 ku tidurkan terlentang di tempat tidurnya dan mata mama masih tetap merem tapi nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda. Aku enggak tahu harus berbuat apa, jadi aku hanya tiduran saja disamping mama sambil ku elus elus dahi yang berkeringat dan rambutnya serta pandanganku tidak pernah lepas dari wajah mama karena takut terjadi apa2, tapi sering juga mataku tertuju ke tetek mama yang menyembul keluar dari baju tidurnya yang terbuka. Nafas mama makin lama semakin teratur. Tak lama kemudian mata mama mulai terbuka pelan2 dan ketika melihatku ada disampingnya, mama tersenyum manis sambil tangannya dieluskan ke wajahku. Kenapa Mah. Aku sampai takut kataku sambil kuciumi tangan yang sedang memegang wajahku. Mama lemes sekali sayang.. kaki mama gemetaran, tolong kamu pijitin mama perintahnya dengan suara yang hampir tidak terdengar. Tanpa membantah, segera saja aku berpindah ke dekat kaki mama dan ketika kedua kakinya di geser kearah berlawanan, lalu kutempatkan dudukku diantara kedua paha mama yang sudah terbuka lebar. Kulihat mama sudah menutup matanya kembali. Penisku yang tadi sudah tidur karena rasa takut, kembali mulai bangun ketika baju tidur mama yang tersingkap dan cd nya terlihat jelas. Benar-benar merupakan pemandangan yang sangat indah, pahanya yang putih mulus serta padat berisi itu membuat jantungku serasa mau copot. Karena enggak pernah tahu bagaimana caranya memijat, akhirnya kedua tanganku kuletakkan di kedua paha mama dan ku pijit2 dari bawah ke atas. Aku enggak tahu, apakah pijitanku itu enak apa tidak, tetapi kelihatannya mama tetap memejamkan matanya tanpa ada protes. Demikian juga ketika kedua tanganku kosodokan di cd nya beberapa kali, mama pun tetap diam saja. Memang godaan syahwat bisa mengalahkan segalanya. Penisku pun sudah begitu tegang sehingga kugunakan salah satu tanganku untuk membetulkan arahnya keatas agar tidak terasa sakit. Mah..celana mama mengganggu nih. aku buka saja ya mah ? tanyaku minta izin sambil memandang ke arah nya. Mama enggak segera menjawab, tapi kuperhatikan mama mengangguk sedikit. Tanpa berlama lama walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun cd nya dan ketika bagian bawah pantat mama sulit kutarik, mama malah membantunya dengan mengangkat badannya sedikit sehingga cd nya dengan mudah kupelas dari kedua kakinya. Lalu sekalian saja kulepas beberapa kancing baju tidur nya yang tersisa dengan salah satu tanganku dan dengan cepat, kupelas juga kaos dan celana yang melekat di tubuhku. Sambil kembali kupijati paha mama, mataku enggak lepas memandang mem*k mama yang baru pertama kali ini kulihat. Bulu jembutnya terlihat hanya beberapa lembar sehingga bentuk mem*knya terlihat dengan jelas dan dari celah bibirnya kulihat sudah ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik mamaku. Karena enggak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan mama, lalu ku selonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas mem*k mama tapi tanganku pun masih memijati pahanya walaupun itu hanya berupa elusan elusan barangkali. Awalnya sih aku hanya mencoba membaui mem*k mama dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku, segar dan membuatku tambah terangsang. Eeeh. Kuperhatikan mama tetap tenang saja, walaupun nafas nya sudah lebih cepat dari biasanya. Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat di seputar belahan bibir mem*k nya yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan mama. AduuuuhMas teriak mama tiba2 dengan suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali diam dan aku artikan mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku. Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari selasela bibir vaginanya. Aduuuuuh.aaaaaah..aaahhh ..maaaaas, kudengar desahan mama agak keras. Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vagina mama yang indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang mem*k mama. Mungkin karena keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas remas mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari mem*k mama. Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan
tubuh mama semakin cepat dan nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh mama mengejang dan akhirnya dia mendesah keras maaaas..addduuuuh.aaaaaah.. maaassssssssh. teee..ruuuuusss..maaas, sambil kepalaku ditekannya dalam dalam kearah mem*knya. Lalu mama terkapar melepas tangan nya dari kepalaku dengan nafas ngos2an yang cepat dan aku yakin sekali kalau mama sudah mencapai orgasmenya lagi. Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring menghadapnya disamping mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat. Aduuuhmaaas, kamu nakal sekali ya ? kamu bikin mama jadi keenakan sampe lemes sekali katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku. Mah.. booo leeeh enggak aaaa kuuuu ? tanyaku tapi enggak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap2 dahi mama yang masih berkerigat. Mudah2an saja mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali. jangan ya sayang.. jawab mama seraya mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa. Mungkin mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa kasihan, lalu katanya.. Mas, boleh deh.tapi hanya digesek gesekin saja ya di luar ?. Mendengar jawaban itu, membuat hatiku agak lega, yah.dari pada enggak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung. Sini sayangnaiklah, lanjut nya sambil meraih tubuhku untuk naik di atas tubuh mama dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar. Tanpa berkata kata, lalu kunaiki tubuh mama dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang. Tangan mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang kemaluanku ke mem*knya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek2an keatas dan kebawah secara perlahan lahan di mem*knya yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati leher mama. Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu mama naik kembali karena sentuhan penisku dimem*knya dan jilatan2 ku di lehernya. Sesekali kuperhatikan wajah mama dan kulihat mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan2 penisku di mem*knya. Suatu ketika, mama menghentikan gerakan tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku. Kedua tangan mama lalu memegangi kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata sayu. Gimana.. sayang.? Enak enggak ? tanyanya. Ya enak dong maaaahtapiiiiiiii.. jawabku di telinganya tanpa berani meneruskan. Tapi..kenapa Maaas ? Tanya mama pura2 enggak mengerti kata2ku tadi. Boo.. leh ya maaaah dimasukin ? jawabku agak gugup didekat telinganya lagi. Belum sampai kata2 yang aku ucapkan itu selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 lebih lebar lagi dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya. Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher mama dan kedua tangan mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan mama lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel di mem*knya, sepertinya mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang mem*knya agar penisku mudah memasukinya. Ketika mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan2 kutekan penisku ke mem*k mama, tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu mem*k ibu sudah basah sekali dari tadi. Tetapi ketika kuperhatikan wajah mama yang lagi merem itu, sepertinya mama agak menyeringai, mungkin sedang menahan rasa sakit sewaktu penislku kutekan ke mem*knya.. peel.. laaan.. pelaaansayyyy.aaang, saaakiiitt, mama sudah lama enggak pernah lagi, kudengar bisik mama didekat telingaku. Karena kasihan mendengar suara mama yang kesakitan, segera saja kuangkat pelan2 penisku tetapi tangan mama yang dari tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya. Nggggakaaapp.paa aapa.Maaas terdengar bisik mama lagi. Aku nggak menjawab apa2, tetapi kemudian terasa tangan mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan2 ke mem*k mama dan ..ssssrreeeeeeeet.,., terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku ke mem*k mama, karena terlihat mama menyeringai menahan sakit dan terdengar lagi mama merintih .Aduuuuhh.maaaaas.. sambil kedua tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan. Aku jadi kasihan melihat wajah mama selalu menyeringai seperti kesakitan. Tetapi beberapa saat kemudian, teken lagi maas.tapi pelan pelan ya sambil kedua tangan mama menekan pantatku pelan2, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan2 dan tiba2 .. sssrrrrreeett.bleesss.., terasa kepala penisku masuk ke mem*k mama. Maaaaasss. teriak mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku. Sudah maaass..suuuuukk.saaa. yaang, lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan mama malah menahan tekanan pantatku. Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu reaksi mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang terhisap kuat
di dalam mem*k mama dan tanpa kusadari terucap dari mulutku..Maaah maaahterr .uuusss.Maaahenaaaaak. Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar. Maaasss..teerruuus. maaas..enaaakk..aduuuhhhenakk k..maaaas.., kudengar kata2 mama terbata-bata dan kubungkam bibir mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah mama.. Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan kudengar bunyi.crreeetttcreeettt..cree etttt.secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi suara mama .hhmmmaaaahhhh.. aaahhh.yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku. Tiba2 saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan berhenti sebenar sayaaaang . Kenapa Ma ? Maassstoloong cabut punyamu. duluuu, mama mau mengelap punya mama supaya agak kering sedikit, biar kita sama sama enak nantinya, katanya. Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi mem*k Mama terasa sangat basah sekali. Lalu pelan2 kont*lku kucabut keluar dari mem*k Mama dan kuambil handuk kecil yang ada di tempat tidur sambil kukatakan Maaam, biar aku saja deh yang ngelap..boleeehkan Maaam ? Terserah .kamuuu..dehmaasss, jawab Mama pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati mem*k Mama dan setelah dekat dengan mem*k Mama, lalu kukatakan aku. bersihkan. sekarang.yaaaa..maaaaa ? dan kedengar Mama hanya menjawab pendek . boleeeh.sayaaaang . Lalu kupegang dan kubuka bibir mem*k Mama dan..kutundukkan kepalaku ke mem*knya lalu ku jilat jilat itil dan belahan mem*k mama dan pantat Mama tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru.. Maaas .. kamuuu.. nakaaaal . yaaaaa. Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan jilatan di semua bagian mem*k Mama dan membuat Mama menggerak gerakkan terus pantatnya dan kedua tangannya kembali menekan kepalaku. Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berkata, Maassudaaaah..sayaaaaangmam a nggak tahaaaaaan. Kalau kamu gituin terus..sini..yaaaang. Lalu kuikuti tarikan tangan Mama dan aku langsung naik diatas badan Mama dan setelah itu kudengar mama seperti berbisik di telngaku. mas,masukiiiin..lagi.. punyamu..sayaaangmama.sudah.n ggaaak.tahaaaaan..yaaang dan tanpa membuang-buang waktu, kuangkat kedua kaki Mami dan kutaruh diatas pundakku sambil ingin mempraktekkan seperti apa yang kulihat di blue film yang sering kulihat dan sambil kupegang batang kont*lku, kuarahkan ke mem*k Mama yang bibirnya terbuka lebar lalu kutusukkan pelan2, sedangkan mama dengan menutup matanya seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat. Karena mem*k Mama masih tetap basah dan apalagi baru ku jilat dan kuisap-isap, membuat mem*k mama semakin basah sehingga sodokan kont*lku dapat dengan mudah memasuki lobang mem*k Mama. Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kont*lku yang keluar masuk mem*knya. Mas.terus teken yang kuat desah mama dan tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot mem*knya lebih kuat sehingga terdengar bunyi crroooooot..crroooottt croooott, mungkin akibat mem*k mamaku yang sudah basah sekali. Ayyooo.maaasss serunya lagi dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal. Maasturunkan kaki mama mintanya dan sambil kont*lku masih kusodok sodokkan kedalam mem*k mama, satu persatu kakinya ku turunkan dari bahuku dan akupun sudah menempel tubuh mama serta mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua.. Nggak lama kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan kedua tangannya mencengkeram kuat2 di pantatku dantiba2 mama melepas ciumanku serta berkata tersendat sendat agak keras.. Maaaaassss.. mama.. haam.. piirr..maaaas aa yyoooo ..maass.cepppaaaat.., moment ini nggak kusia siakan, karena aku sudah nggak kuat menahan desakan pejuku yang akan keluar. Ayyooomaaaahaduuuh..maaah, sambil kutekan kont*lku kuat2 kedalam mem*k mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan mama di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku. Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter engah2 terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya walau terkulai tapi masih dalam posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan kont*lku masih menancap semuanya didalam mem*knya. Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya mulai agar teratur, aku berpikir mama mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan2 untuk mencabut kont*lku yang masih ada di dalam mem*k mama, eeehhnggak tahunya mama dengan kedua tangannya yang mash tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman pelanMaaasbii.aarkan..mas.b iarkan punyamu itu dida..laaammsebentar. rasanya..enak.ada yang mengganjel didalamsambil mencium bibirku mesra sekali dankami terus ketiduran sambil berpelukan. Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku terbangun karena aku merasakan ada sesuatu yang menghisap hisap kont*lku. Ketika kulihat jam diding, kulihat sudah jam 5 pagi dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi asyik mengulum dan mengocok ngocok kont*lku. Aku pura2 masih tidur sambil menikmati kuluman mulut mama di kont*lku. Mama mengulum kont*lku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli. Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai batang kont*lku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kont*lku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.
Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang kont*lku, ke kepala kont*lku, enuaaaknyaa. Tetapi lama lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat mama nengok kearahku dan melepas kuluman di kont*lku tapi tetap masih memeganginya. Sudah bangun saayaaang. katanya dengan suara lembut. Teruuusmaaahenaaaaakk , kataku dan kembali mamaku mengulum kont*lku sehingga terlihat kont*lku keluar masuk mulut mama. Setelah beberapa lama kont*lku dikulumn dan mengurut batang kont*lku, tiba tiba saja mama lalu melepas kont*lku. Kini, lidah mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku. Lidah mama ketika memasuki mulutku, kugigit sedikit dengan gemasssss Tiba-tiba, aduuhhhhaku merasa batang kemaluanku memasuki jepitan daging hangat, kenyal dan berlendir.mem*k mama. Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidahnya, mama menyodokkan vaginanya ke kont*lku yang memang sudah tegang sekali. Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, mama mulai menekan pantatnya ke bawah. Blesssss. kont*lku menerobos masuk kedalam mem*k mama. Hangat rasanya. Mama terus melakukan gerakan memompa . aduhhhhh batang kont*lku merasakan elusan dan remasan dinding mem*k mama.. Akupun menggelepar sehingga lidah mama keluar dari mulutku. Tapi lidah mama terus mengejar mulutku, sehingga bisa kembali masuk ke dalam mulutku. Sementara pantatnya tetap memompa dan tedengar bunyia .crooot..croott.croott. Aduhhhh .enaaaknya Seruku tanpa sadar. Enaaak.sayaaaaang , Tanya mama. Teeerruuuussmaaaaah enaak sekali Tiba-tiba saja mama melepaskan mulutnya dari mulutku. Lalu tangan mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik turun memmompa dan memutar-mutar pantatnya. Serrrr..serrr.seeeeerr. batang kont*lkupun serasa ikut terputar seirama dengan putaran pantat mama. Addduuuuuuhhhh. maaaaah, aku nggak tahaannn nih. desisku. Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya, tapi nafasnya pun sudah begitu cepat. Tetek mama yang ada dihadapanku pun juga ikut tergoyang-goyang seirama dengan gerakkan tubuhnya dan kuremas remas keduanya dengan tanganku. Sekitar beberapa menit aku terombang-ambing dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya ketika ibu mulai mengubah posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh mama dan nafas mama kuperhatikan sudah begitu cepat. Maaaas.ceeepaaaat.teken yang kuaaaaat maaass, perintahnya sambil memeluk punggungku erat erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat kont*lku terasa sedikit ngilu. Ceee.paaaat.maaaas serunya lagi dengan nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat2. Mingkin mama sudah mendekati orgasme nya barangkali, padahal akupun sudah hampir tidak kuat menahan air maniku agar tidak keluar. Inimaaaah.initahan yaaa maaah sahutku seraya kugenjot mem*k mama kuat2 beberapa kali. Ter..rrruss..saaayangterruu uus. katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja. Maaahmaaaaaaah.aku gaaaaaktahaaaaan lagiiiiiii. teriakku kuat2 dan kutekan kont*lku lebih kuat lagi kedalam mem*k mama dan crreeet creeet.creeet.air maniku akhirnya jebol dan menyemprot kuat kedalam mem*k mama dan mungkin setelah menerima semprotan air maniku akhir nya mama pun berteriak Maaaaassssmamajuuuugaaa aaaaa, teriaknya sambil merangkulkan kedua kakinya kuat2 dipunggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit. Akupun akhirnya menjatuhkan tubuh ku disamping mama dan sama2 terengah engah kecapaian. Setelah nafas kami mulai teratur, sambil memelukku mama berkata serasa berbisik dekat telingaku. Enaaak..maaaaaasss ? Enaaak sekali maaaah . Maasss.jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa ? Kamu kan bisa jaga rahasia kita ya kata mama. Iya maaah. Dan satu lagi.. , kata mama sambil memandangku tajam. Apa itu Maaah. Yang ini punya mamajangan kamu kasihkan orang lain ya ? katanya seraya mencengkeram kont*lku yang lagi tidur kecapean dan mengelus elusnya. Janji ya.. saaaayang. Tambahnya lagi. Asal ini semua juga buat saya ya Maaah. sahutku sambil kuremas mem*k mama dan kueluskan jariku dibelahan mem*k mama yang masih terasa basah oleh air maniku. Akhir nya kami tertawa berbarengan dan tiba2 saja ada ketukan di pintu kamar Buuuusudah siang . Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam 9.00 pagi. Setelah itu, mama selalu tidak pernah absen mengunjungiku di Bandung atau kalau mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta Posted in Sedarah | No Comments
Rani Kembang SMA Thursday, March 12th, 2009 Suatu siang aku jalan-jalan kepusat perbelanjaan buat refresing.ya..liat-liat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang. Begitu bertabrakanaku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya.walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku. Maaf ..mbaknggak sengaja nihkataku padanya. yanggak apa-apa lagi.oya..kamu Andy kan.katanya padaku. iya..saya Andy.dan mbak siapa yakok tahu nama saya kamu nggak ingat sama aku yateman SMA kamuyang suka jahilin kamu.katanya padaku. siapa ya.eeeee.maaf Rani ya.SiBunga SMA Tepat sekali .tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh Maaf deh.abis aku nggak tau siapa kamu.. kenapa..lupa ya sama aku.atau emang udah dilupain ya ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..kataku sedikit memujinya. ak kamu .biasa aja kokkatanya sambil tersipu malu. oh ya.kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini ok dehtapi kamu yang traktir aku yaabis aku lagi bokek nihkataku padanya ya..nggak masalah lagi. Aku dan rani pergi kekafe langgananya Rani.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyamanmembuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama. Gimana kabar kamu sekarang andy..udah berkeluarga yatanya rani padaku. aku seh baik-baik aja.masih sendiri lagi.masih kepengen bebas kalau kamu gimana.udah bekeluarga ya.tanyaku padanya. aku udah married.udah 3 tahun asyik dunk.trus suami kamu manakok pergi sendirian .nggak takut digodain sama lelaki iseng ah kamu..biasa aja lagi.laki aku lagi keLNurusan bisnis katanya ehayo makan..kok didiamin aja nih kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing Beberapa hari kemudian.Rani mengirim SMS keHP ku.isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMSnya kubalas.dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudianRani membalas SMSku dan menyebutkan alamat rumahnya. Aku berangkat kerumah Ranisibunga SMA.Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang diberikan oleh Rani dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintupass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian pintu pagar terbuka dengan sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku berjakan menuju teras depan dan Rani telah menungguku disana. Hii..gimana kabar kamu sekarang.sapanya padaku. Baik saja nih.kamu gimanakok sepi amat sehpada kemana nih iya nihnggak ada siapa-siapa nih dirumahjadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi ah..nggak apa-apa lagi. dia lagi diLN sekarang nih yuk ..masuk.kita ngobrol didalam aja deh Kamipun masuk kedalam rumahnya Rani.Wah.benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan. mari..silahkan duduk.jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri Thanks.dan akupun duduk oya..mau minum apa nih.panas..dingin atau yang hangat..kata siNyonya rumah. jadi bingung nih ..milihnya kataku padanya. yakalau yang panasteh sama kopitrus kalau mau yang dingin..ada soft drink..balas siRani trus kalau aku milih yang hangat gimanatanyaku lagi. yaada dehkata rani sedikit genit. ok dehkalau gitu..aku minta yang hangat aja dehkataku coba menggodanya. ah..kamu ini bisa aja.ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti ya..tergantung yang ngasih dunk
Rani bangkit dari duduknya .bentar ya aku kebelakang dulu Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Rani kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya datas meja. Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu sehkataku padanya. yang hangat ntar.so pasti aku kasih deh Akupun duduk kembali. Ranrumah kamu bagus banget deh.semuanya kamu punyaso pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu. ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagiakatanya mulai serius memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah selebihnya ..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itujadi kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian.. Rani mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Rani mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu sepertinya Rani tak mengenakan Braitu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan. Rani bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah. Dy..aku kangen banget deh sama kamu.katanya padaku oyakataku padanya. iya nih.apalagi sama.katanya terputus. sama apa seh Ran.. sama..sama ini nih.katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku. Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya. Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Rani tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan. Perlahan ..mukaku dan muka Rani makin mendekat.Rani memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi .Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Rani sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya. Sementara itu tanganku tak tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Rani.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku.Dan tangan Rani semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras. Rani beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya .ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Rani type wanita haus seks. Rani kembali duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur. Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Rani mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Rani menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku.Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Rani dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya. Akhhh..Ran..aku mau keluar niherangku padanya Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Rani.Tanpa merasa jijik sedikitpun Rani menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum ..Rani menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.
Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Rani dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Rani lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Rani menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping. Rani merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya.Desahanerangan dan jeritan Rani makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku. Sayang.cepet dunk masukin punyamu kememek aku.udah nggak kuat nihrengeknya padaku. Akupun memenuhi permintaan Rani yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Rani. Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Rani. Aku mulai maju mendorong pantatnya Rani.Beberapa kali kucoba selalu meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Rani.Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Rani.Dengan penuh nafsu,Rani menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Rani mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu. Sekitar tiga pulu menit berlalu,Rani merasakan akan mencapai klimaks.Rani mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau Rani akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Rani mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedutkedut menjepit batang kejantananku.Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Rani sibunga SMA. Untuk beberapa saat ..kubiarkan Rani menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya.Perlahan Rani bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya .Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu.Kubelai perlahan untuk membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini.Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Rani.Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya. Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan inikuangkat Rani dan kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Rani. Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Rani.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Rani bergoyanggoyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan. Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaanaku dan Rani mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Rani.Beberapa saat kemudian Ranipun menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Rani. Dengan cepat Rani jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku. Sesaat kemudian Rani tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam.Akupun pamit pada Rani. Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Raniia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak pemberiannya namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya
itu.Demi menghibur hatinya Rani..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali.Kupergi meninggalkan Rani dengan membawa Handphone dan sebuah motor besar.Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini.dan bahkan akan kudapatkan harihari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA.Koleksi Cerita Dewasa Posted in Daun Muda | No Comments Bolos Kuliah Membawa Berkah Wednesday, March 11th, 2009 Kenalkan, namaku Tama. Aku adalah seorang mahasiwa tingkat 3 di sebuah perguruan negeri tinggi di Kota Bandung. Postur tubuhku biasa saja, tinggi 173 cm dengan berat 62 kg, namun karena aku ramah, lumayan pintar, serta lumayan kaya maka aku cukup terkenal di kalangan adik maupun kakak kelas jurusanku. Pagi itu aku tergesa gesa memarkir Honda Accordku di parkiran kampus. Setengah berlari aku menuju ke gedung kuliah yang berada sekitar 400 m dari parkiran tersebut, sambil mataku melirik ke jam tangan Albaku yang telah menunjukkan pukul 8.06. Shit..! Kalau saja tadi malam aku tidak nekat menonton pertandingan bola tim favoritku (Chelsea) sampai pukul 2 larut malam pasti aku tidak akan terlambat seperti ini. Kalau saja pagi ini bukan Pak Noel yang mengajar, tentu saja aku masih berjalan santai menuju ruang kuliah. Ya, Pak Noel yang berusia sekitar 40 tahunan memang sangat keras dalam urusan disiplin, terlambat sepuluh menit saja pastilah pintu ruangan kuliah akan dikuncinya. Kesempatan titip absen pun nyaris tidak ada karena ia hampir selalu mengecek daftar peserta hadir. Parahnya lagi, kehadiran minimal 90% adalah salah satu prasyarat untuk dapat lulus dari mata kuliah ajarannya. Tersentak dari lamunanku, ternyata tanpa sadar aku sudah berada di gedung kuliah, namun tidak berarti kesulitanku terhenti sampai disini. Ruanganku berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yang sedari tadi kutunggu tak kunjung terbuka. Mendadak, dari belakang terdengar suara merdu menyapaku. Hai Tama..! Akupun menoleh, ternyata yang menyapaku adalah adik angkatanku yang bernama Dwi. Hai juga jawabku sambil lalu karena masih dalam keadaan panik. Kerah baju kamu terlipat tuh kata Dwi. Sadar, aku lalu membenarkan posisi kerah kemeja putihku serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeansku. Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti kamu buru buru ya? kata Dwi lagi. Iya nih, biasa Pak Noel jawabku. Mmh Dwi hanya menggumam. Setelah pintu lift terbuka akupun masuk ke dalam lift. Ternyata Dwi juga melakukan hal yang sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mataku iseng memandangi tubuh Dwi. Ternyata hari itu ia tampil sangat cantik. Tubuh putih mulusnya setinggi 167 cm itu dibalut baju kaos Gucci pink yang ketat, memperlihatkan branya yang berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. Sepertinya ukuran payudaranya cukup besar, mungkin 34D. Ia juga mengenakan celana blue jeans Prada yang cukup ketat. Rambutnya yang lurus sebahu terurai dengan indahnya. Wangi parfum yang kutebak merupakan merk Kenzo Intense memenuhi udara dalam lift, sekaligus seperti beradu dengan parfum Boss In Motion milikku. Hmm pikirku, pantas saja Dwi sangat diincar oleh seluruh cowo di jurusanku, karena selain ia masih single tubuhnya juga sangat proporsional. Lebih daripada itu prestasi akademiknya juga cukup cemerlang. Namun jujur diriku hanya menganggap Dwi sebagai teman belaka. Mungkin hal itu dikarenakan aku baru saja putus dengan pacarku dengan cara yang kurang baik, sehingga aku masih trauma untuk mencari pacar baru. Tiba tiba pintu lift membuka di lantai 4. Dwi turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yang sedang menutup aku sempat melihat Dwi masuk ke sebuah ruang studio di lantai 4 tersebut. Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yang ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. Aku juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Hehehe Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yang berbunyi kuliah Pak Noel ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba tiba saja teringat akan Dwi. Bermaksud ingin membunuh waktu dengan ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Dwi masih ada disana. Sesampainya di lantai 4 ruang studio, aku tidak tahu apa Dwi masih ada didalam atau tidak, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Dwi yang sedang duduk disalah satu sofa didepan meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya Hai Tama, ngga jadi kuliah? Kuliahnya diundur jawabku singkat. Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 4X5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Dwi, dan suara AC yang bekerja. Secara tidak sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dengan
Dwi. Maklum, namanya juga cowo, huehehe Penasaran, aku segera mendekati Dwi. Hi Dwi, lagi ngapain sendirian disini? Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi. Eh, kebetulan ada Tama, udah pernah ngambil kuliah ini kan? Tanya Dwi sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya. Aku mengangguk singkat. Bisa ajarin Dwi ngga caranya, Dwi dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih? pinta Dwi. Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai. Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Tama, udah ngerepotin kamu. Kata Dwi ramah. Iapun menutup laptop Toshibanya dan mengemasnya. Apa sih yang ngga buat cewe tercantik di jurusan ini kataku sekedar iseng menggoda. Dwi pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku. Aku yang refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yang kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan secara tidak sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yang masih duduk. Secara tidak sengaja tangan kanannya yang tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, adik kecilku pun bangun. Iih, Tama kok itunya tegang sih? kata Dwi sambil membenarkan posisi tangannya. Sori ya kataku lirih. Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil ia tetap duduk di pangkuanku. Melihat mukanya yang cantik, bibirnya yang dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yang bulat indah membuatku benar benar menyadari kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku. Entah siapa yang memulai, tiba tiba kami sudah saling berciuman mulut. Ternyata ia seorang pencium yang hebat, aku yang sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin menyetubuhinya. Seolah mengetahui keinginanku, Dwi pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dengan posisi berhadapan, daerah vaginanya yang masih ditutupi oleh celana jenas menekan penisku yang juga masih berada didalam celanaku dengan nikmatnya. Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yang bidang. mmhh.. mmmhh.. hanya suara itu yang dapat keluar dari bibir kami yang saling beradu. Puas berciuman, akupun mengangkat tubuh Dwi sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yang ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas remas gundukan payudaranya yang terasa padat, hangat, serta memenuhi tanganku. Aaah, Tama Erangannya yang manja makin membuatku bergairah. Kubuka kaos serta branya sehingga Dwi pun sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yang berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. Tama katanya sambil menekan kepalaku kearah payudaranya. Akupun tidak menyia nyiakan kesempatan baik itu. Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin menelannya, dan itu membuat badan Dwi menggelinjang. Aaahh SShhh aku mendongak keatas dan melihat Dwi sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. Seksi sekali dia saat itu. Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan pekerjaanku di dadanya. Puas menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yang ternyata ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yang hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan vaginanya yang begitu gemuk dari pandanganku. Akupun mendekatkan hidungku ke arah vaginanya, tercium wangi khas yang sangat harum. Ternyata Dwi sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Dwi. Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Dwi memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg degan karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dengan kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks. Jadi ini boleh dibilang pengalaman pertamaku. Dengan ragu ragu akupun menjilati celana dalamnya yang basah tersebut. Mmhhh Ooggghh Dwi mengerang menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Dwi gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh. Buka aja celana dalamku kata Dwi. Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Dwi benar benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar benar pemandangan yang indah. Vaginanya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dengan bibirnya yang masih rapat. Bentuknya pun indah sekali dengan bulunya yang telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, akupun segera melahap vaginanya, menjilati bibir vaginanya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya. Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Dwi terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tidak menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini. Emmh, please dont stop kata Dwi dengan mata terpejam. OOuucchh Rintih Dwi di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yang menjalari tubuhnya.SsshhhAhhh, balasku merasakan nikmatnya vagina Dwi yang makin basah. Sambil terus meremas dada besarnya yang mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati vaginanya secara lebih intens. Pahanya yang putih pun tak hentinya menekan kepalaku. Tak lama kemudian, Uuuhhh.. Dwi mau
ke lu ar seiring erangannya vaginanya pun tiba tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yang lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tidak menyia nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. Slruuppp suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Dwi terdengar terengah engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri. Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri. Mmhh, Tama makasih ya kamu udah bikin Dwi keluar. kamu malah belum buka baju sama sekali, curang kata Dwi. Gantian sini. Setelah berkata lalu Dwi mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Iapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Iapun kaget melihat batang penisku yang berukuran cukup wah. Panjangnya sekitar 16 cm dengan diameter 5 cm. kepalanya yang seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Dwi yang lentik. Tama, punya kamu gede banget setelah berkata maka Dwi langsung mengulum kepala penisku. Rasanya sungguh nikmat sekali. mmh Dwi kamu nikmat banget kataku. Iapun menjelajahi seluruh penjuru penisku dengan bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah penisku, lalu bibirnya yang sexy mengulum buah zakarku. aah uuhh hanya itu yang dapat kuucapkan. Lalu iapun kembali ke ujung penisku dan berusaha memasukkan penisku sepanjang panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dengan kedua belah tangannya sehingga batang penisku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan penisku sebanyak 5 6 kali. Puas dengan itu ia pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing penisku memasuki liang kemaluannya. Tama sayang, aku masukin ya.. kata Dwi bergairah. Lalu iapun menduduki penisku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama lama seluruh batang penisku terbenam ke dalam liang vaginanya. Aah, jadi ini yang mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku. Iapun terus menaik turunkan vaginanya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yang bidang. Pak.. pak pak.. sruut.. srutt.. bunyi paha kami yang saling beradu ditambah dengan cairan kewanitaannya yang terus mengalir makin menambah sexy suasana itu. Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yang jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku. Dwi, ganti posisi dong kataku. Lalu Dwi berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang vaginanya yang memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan penisku dari belakang. aahh, pelan pelan sayang kata Dwi. Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya berguncang guncang dengan indahnya. AaahhkkTama Ooucchhhkgg..Ermmmhhh suara Dwi yang mengerang terus, ditambah dengan cairannya yang makin banjir membuatku semakin tidak berdaya menahan pertahanan penisku. Ooohhyeahh ! fu*k me like thatuuhhim your bitch now ! erang Dwi liar. Aduhh.. aahh.. gila Dwi.. enak banget! ceracauku sambil merem-melek. Oohh.. terus Tama.. kocok terus Dwi terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya. Yak.. dikit lagi.. aahh.. Tama.. udah mau Dwi mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks. Dwi.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh geramku dengan mempercepat gerakan. Enak nggak Tama? tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku. Gila.. enak banget Dwi.. terusin sayang, yang kencang.. Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yang lembut. uuhh.. sshh.. Dwi, aku udah ga tahan nih. Keluarin dimana? tanyaku. uuhhh.. mmh.. ssshh.. Keluarin didalam aja ya, kita barengan kata Dwi. Makin lama goyangan penisku makin dalam dan makin cepat.. Masukin yang dalem dooongg, pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan penisku, sampai pada beberapa saat kemudian. aahh Tama.. kita keluarin sekarang Dwi berkata sambil tiba tiba cekikan vaginanya pada penisku terasa sangat kuat dan nikmat. Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu membendung sperma pada penisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang vaginanya. Rasa hangat memenuhi penisku, dan disaat bersamaan akupun memeluk Dwi dengan eratnya dari belakang. Setelah beberapa lama tubuh kami yang bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan penisku dari dalam vaginanya. Aku menyodorkan penisku ke wajah Dwi dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yang masih berceceran di batang penisku. Aku menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dengan posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang penisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya, walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yang pertama bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yang ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yang sedang menocok penisku bergantian dengan tangan kiri dan kanannya. Dwi.. mau keluar nih.. kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Dwi. Bentar, tahan dulu Tama..jawabnya sambil melepaskan kocokannya. Loh kok ngga dilanjutin? tanyaku. Tanpa menjawab pertanyaanku, Dwi mendekatkan dadanya ke arah penisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit penisku dengan kedua
payudaranya yang besar itu. Sensasi luar biasa aku dapatkan dari penisku yang dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas. Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok penisku yang terjepit diantara dua susunya yang kini ditahan dengan menggunakan kedua tangannya. Penisku serasa diurut dengan sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Dwi pun melumuri payudaranya dengan liurnya sendiri. Gila Dwi, kamu ternyata liar banget.. Dwi hanya menjawab dengan sebuah senyuman nakal. Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kocokan dengan tangannya tadi. Enak nggak Tama? tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku. Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yang kencang.. Tanganku yang masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dengan penuh nafsu. Ahh.. ohh.. desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yang semakin keras semakin membuatku lupa daratan. Tak lama kemudian, aah Dwi aku mau keluar lagi setelah berkata begitu akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yang langsung ditelan habis oleh Dwi. Iapun lalu menciumku sehingga aku merasakan spermaku sendiri. Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu akupun pulang kekostan setelah mengantarkan Dwi ke kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta denganku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan kapan. Akupun segera menyanggupi dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu aku mengarahkan mobilku ke kostanku yang berada di daerah Dago. Soal kuliahnya Pak Noel, aku sudah cuek karena hari itu aku mendapatkan anugerah yang tidak terkira, yaitu bisa bercinta dengan Dwi.Koleksi cerita dewasa Posted in Cerita Dewasa | No Comments Mona Gadis Imut Pemuas Nafsuku Monday, March 9th, 2009 Cerita ini bermula dari waktu saya masih berumur kurang lebih 10 sampai 13 tahun. Persisnya saya sudah lupa. Waktu itu saya mempunyai teman bernama Alex. Alex tinggal dengan keluarganya tidak jauh dari tempat saya tinggal. Alex mempunyai seorang kakak perempuan bernama Mona. Umurnya 4-5 tahun lebih tua dari kami, jadi waktu itu saya dan Alex masih SD kelas 5, sedangkan dia sudah SMA. Mona ini orangnya seksi sekali. Bukan berarti dia sering pakai baju seksi atau bicara yang nyerempet-nyerempet hal begituan, tapi tidak tahu kenapa kalau saya sedang berada dalam satu ruangan dengan dia, selalu pikiran saya membayangkan hal-hal yang erotik tentang dia yang saya tidak pernah terpikirkan sama wanita lain. Tubuhnya sebetulnya biasa-biasa saja, tidak terlalu tinggi, tapi proporsional. Dan kalau orang sekarang bilang, body-nya bahenol dan tetap jelas lekuk-lekuk tubuhnya tampak bila dia berpakaian. Rambutnya panjang sebahu dengan payudara yang sedikit lebih besar dari rata-rata, dan mengacung ke atas. Suatu ketika saya sedang main ke rumah Alex, Ayah Mona sedang membetulkan mobilnya di kebun depan rumah Mona. Kami semua berada di situ melihat ke dalam mesin mobil tersebut. Saya berdiri persis kebetulan di sebelah Mona. Dia berada di sebelah kanan saya. Pada waktu itu Mona memakai baju jenis baju tidur, berbentuk celana pendek dan baju atasan. Warnanya biru muda sekali sampai hampir putih dengan gambar hiasan bunga-bunga kecil yang juga berwarna biru muda. Lengan bajunya lengan buntung, dan pas di pinggir lengan bajunya di hiasi rendarenda berwarna putih manis. Bajunya karena itu pakaian tidur jadi bentuknya longgar dan lepas di bagian pinggangnya. Bagian bawahnya berupa celana pendek longgar juga, sewarna dengan bagian atasnya dengan bahan yang sama. Semua melihat ke dalam mesin mobil sehingga tidak ada yang melihat ke arah saya. Pada saat itu lah saya melirik ke arah Mona dan melihat payudara Mona dari celah bawah ketiaknya. Perlu diingat bahwa tinggi badan saya pada umur itu persis sepayudara Mona. Dia tidak menggunakan BH waktu itu. Puting susunya yang coklat dan mengacung kelihatan dengan jelas dari celah itu karena potongan lengan bajunya yang kendor. Hampir seluruh payudara Mona yang sebelah kiri dapat kelihatan seluruhnya. Tentu saja dia tidak sadar akan hal itu. Suatu ketika ada juga saat dimana kami sedang bersama-sama melihat TV di ruang tamu. Saya duduk di sofa untuk satu orang yang menghadap langsung ke TV. Dan Mona duduk di sofa panjang di bagian sebelah kiri dari TV di depan kiri saya. Saya dapat langsung melihat TV, tapi untuk orang yang duduk di sofa panjang itu harus memutar badannya ke kiri untuk melihat TV, karena sofa panjang tersebut menghadap ke arah lain.
Mona akhirnya memutuskan untuk berbaring telungkup sambil melihat TV karena dalam posisi tersebut lebih mudah. Dia memakai baju tidur berupa kain sejenis sutera putih yang bahannya sangat lemas, sehingga selalu mengikuti lekuk tubuhnya. Baju tidur ini begitu pendek sehingga hanya cukup untuk menutupi pantat Mona. Bagian atasnya begitu kendor sehingga setiap kali tali bahunya selalu jatuh ke lengan Mona dan dia harus berulang-ulang membetulkannya. Dalam posisi telungkup begitu baju tidurnya pun tersingkap sedikit ke atas dan menampakkan vagina Mona dari belakang. Kebetulan saya duduk di bagian yang lebih ke belakang dari pada Mona, jadi saya dapat melihat langsung dengan bebasnya. Semakin dia bergerak, semakin bajunya tersingkap ke atas pinggulnya. Mona pada saat itu tidak memakai pakaian dalam sama sekali, karena kebetulan rumah sedang sepi dan sebetulnya itu waktu tidur siang. Kadang-kadang pahanya merenggang dan vaginanya lebih jelas kelihatan lagi. Mona agaknya tidak perduli kalau saat itu saya sedang berada di situ juga. Sesekali dia bangun untuk ke dapur mengambil minum, dan sekali ini tali bajunya turun lagi ke lengannya dan menampakkan sebagian payudara kiri Mona. Kali ini dia tidak membetulkannya dan berjalan terus ke arah dapur. Karena banyak bergerak dan membungkuk untuk mengambil sesuatu di dapur, akhirnya payudara kirinya betul-betul tumpah keluar dan betul-betul kelihatan seluruhnya. Sambil berjalan balik dari dapur, Mona tidak kelihatan perduli dan membiarkan payudara kirinya tetap tergantung bebas. Sesekali dia betulkan, tapi karena memang baju tidurnya yang belahan dadanya terlalu rendah, akhirnya turun lagi dan turun lagi. Dan setiap kali payudaranya selalu meledak keluar dari balik bajunya, kalau tidak yang sebelah kanan yang sebelah kiri. Mona tetap kelihatan seperti tidak terjadi apa-apa, walaupun satu payudara terbuka bebas seperti itu. Mona kembali berbaring telungkup di sofa panjang melihat ke arah TV. Sekarang payudara kanannya yang tergantung bebas tanpa penutup. Setelah beberapa lama dan menggeser-geser posisinya di atas sofa, sekarang baju tidurnya sudah tidak rapi dan terangkat sampai ke pinggulnya lagi. Karena posisi pahanya yang sekarang tertutup, saya hanya dapat melihat sebagian bawah pantat Mona yang mulus dan sexy. Mona menggeser posisinya lagi, dan sekarang tali baju yang sebelah kiri turun. Sekarang kedua payudaranya bebas menggantung di tempatnya tanpa penutup. Dari posisi saya tentunya hanya dapat melihat yang bagian kanannya karena saya duduk di bagian kanan. Mona balik lagi ke dapur untuk yang kesekian kalinya mengambil minum dan tetap membiarkan payudaranya terbuka dengan bebas. Dan balik lagi telungkup melihat TV. Saya mencoba mengajaknya mengobrol dalam posisi itu. Tentu saja tidak mungkin karena dia menghadap ke arah TV. Pertama-tama dia ketahuan sedang malas diajak ngobrol dan hanya terlihat ingin melihat TV. Karena saya tetap bertanya-tanya ini itu ke dia, akhirnya dia pun mulai menanggapi saya. Suatu ketika karena dia harus menghadap saya tetapi malas duduk, akhirnya dia membalikkan diri ke arah kanan untuk menghadap ke saya. Pada saat itu lah vaginanya terlihat dengan sempurna terpajang menghadap saya. Perlu diketahui, payudara Mona masih tetap tergantung bebas dan padat tanpa penutup karena dia tidak repot-repot lagi membetulkan letak tali bajunya. Baju tidur Mona terangkat lagi sampai ke pinggul. Dan dia tetap ngobrol seperti seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Cukup lama juga kami ngobrol dengan posisi dia seperti itu. Kadang-kadang malah kakinya mengangkang menampakkan vaginanya. Dan dia tetap bersikap seakan-akan tidak ada apaapa dan tetap berbicara biasa. Akhirnya saya tidak kuat lagi. Suatu saat, pada saat dia mengambil makanan dari atas meja dan posisinya membelakangi saya, vagina Mona mengintip dari celah pahanya dari belakang tepat 1-2 meter di depan wajah saya. Saya buka retslueting saya yang dari tadi sudah berisi penis yang sudah keras tidak kepalang tanggung, dan mengeluarkannya dari celana dalam saya. Dari belakang saya menghampiri Mona perlahan. Pada saat ini dia masih belum tahu dan masih tetap memilih-milih makanan, sampai terasa ada tangan yang memegang kedua payudaranya dari belakang dan merasakan ada benda panjang, besar dan hangat menyentuh-nyentuh di sela-sela paha dan belahan pantatnya. Mona terkejut. Saya tetap meremas dan memainkan kedua payudara Mona dengan kedua tangan saya dan mulai perlahan-lahan menyelipkan penis saya ke dalam vaginanya. Vagina Mona selalu basah dari pertama karena dia dapat menjaga situasi dirinya sehingga tetap basah walaupun pada saat-saat dia tidak nafsu untuk bermain sex. Penis saya masuk ke dalam Vagina Mona dari belakang. Mona melenguh tanpa dapat berbuat apa-apa karena semuanya berlangsung begitu cepat. Tangannya bertumpu ke atas meja makan.
Mungkin dia bertanya-tanya juga dalam hati, ini anak SD tapi nafsunya sudah seperti orang dewasa. Saya mulai membuat gerakan maju mundur sambil tangan saya masih meremas-remas payudaranya. Mona terdorong-dorong ke meja makan di depannya, payudaranya bergoyang-goyang seirama dengan dorongan penis saya ke dalam vaginanya. Kaki Mona dalam posisi berdiri mengangkang membelakangi saya. Akhirnya saya klimaks. Sperma demi sperma menyemprot dengan kuatnya ke dalam vagina Mona, sebagian meleleh keluar dari dalam vagina ke bagian paha dalam Mona yang masih berdiri mengangkang membelakangi saya. Setelah semprotan terakhir di dalam vagina Mona, kami masih berdiri lemas tanpa merubah posisi. Kepala saya lunglai ke depan, kepala Mona juga, napas kami terengah-engah, dan keringat banjir membasahi tubuh kami. Akhirnya saya menarik penis saya keluar dari vagina Mona, dan kembali memasukkannya ke dalam celana dalam dan menarik kembali retslueting ke atas. Mona masih terengah-engah dalam posisi yang belum berubah bertumpu dengan kedua tangan ke atas meja makan. Vagina dan belahan pantatnya masih terpajang bebas bergerak seirama dengan desah napasnya. Saya kembali duduk di depan TV, dan Mona kembali ke sofa panjang tempat tadi dia berbaring, tapi sekarang dia tidak telungkup, melainkan duduk tanpa membetulkan letak dan posisi bajunya atau membersihkan bekas-bekas sperma dan keringat yang ada di sekujur tubuhnya. Mona duduk bersandar rileks dan vaginanya terlihat terpajang dengan jelas karena posisi duduknya yang terbuka lumayan lebar. Matanya setengah terpejam tergolek di atas sandaran sofa. Tangannya lunglai di samping badannya. Napasnya masih terengah-engah. Dia melirik sedikit ke arah saya dan tersenyum. Saya pun tersenyum nakal padanya bagaikan normalnya anak umur 13 tahun. Dan dia berdiri berjalan masuk menuju ke kamar tidurnya. Mona ini kalau lagi merasa sendirian di rumah memang betul-betul cuek. Pada saat lain dimana saya sedang main ke rumah Alex tapi Alexnya belum pulang sekolah, Mona kerap kali memakai baju semaunya dan sangat minim tanpa repot-repot pakai pakaian dalam. Kadang-kadang hanya memakai T-shirt sebatas pantat yang kebesaran dan longgar tanpa pakai apa-apa lagi, dan sudah kebiasaan Mona kalau duduk posisinya tidak rapi, sehingga pinggul dan selangkangannya seringkali merenggang dan menampakkan vaginanya yang segar dan basah. Kadang-kadang dia hanya memakai gaun tidur putih backless tipisnya yang mini dengan belahan dada rendah sebatas puting, sehingga puting susunya seringkali nampak mengintip keluar. Atau mondar-mandir hanya memakai kimono handuk hijau mudanya sebatas paha. Dan kalau pakai kimono begitu dibiarkannya tali pinggangnya tidak diikat hingga bagian depannya tubuhnya terbuka. Jalan ke dapur atau duduk nonton TV di sofa tanpa membenarkan letak kimononya, atau makan siang setengah telanjang. Dan Mona sudah biasa begitu jika merasa tidak ada orang di rumah. Vaginanya selalu bebas tanpa penutup. Ada kalanya dimana dia baru pulang sekolah dan masih berbaju SMA putih abuabu. Semasuknya di rumah yang pertama dilepas adalah celana dalam dan BH-nya dulu. Dan itu dilakukannya dengan ekspresi seperti dia sedang melepas sepatu dan kaos kakinya, yaitu di ruang tamu, dan di depan mata saya. Pernah celana dalam dan BH-nya dilempar ke arah wajah saya sambil dia tertawa bercanda, atau biasanya dilemparkan saja semaunya di lantai. Terus biasanya dia kemudian makan siang sambil nonton TV dengan baju OSIS SMA-nya ditambah payudaranya yang montok padat berisi dan terkocok-kocok jika Mona bergerak dengan puting susunya yang tercetak jelas. Biasanya penis saya perlahan-lahan mengeras. Kalau lagi tidak tahan, tanpa basa basi saya buka retslueting celana, keluarkan penis, angkat rok SMA-nya sampai ke pinggang, tidak perduli dia sedang melakukan apa dan memasukkan penis saya tanpa minta ijin dia dulu. Biasanya sih dia kaget, tapi tidak berkata apa-apa sambil mulai menikmati gerakan penis saya mengaduk-ngaduk vaginanya. Setelah sperma saya tumpah di dalam, dia pun kembali meneruskan apapun aktivitasnya yang sempat terhenti oleh sodokan penis saya. Malah seringkali sepertinya aktivitas Mona tidak terganggu dengan adanya gesekan penis tegang dalam vaginanya. Karena pernah suatu waktu dia masak di dapur dengan telanjang bulat karena mungkin pikirnya tidak ada orang di rumah. Selagi dia masih menghadap ke arah kompor, pelan-pelan dari belakang saya menghampiri dengan penis teracung. Perlahan-lahan saya selipkan penis berat saya yang sudah keras di antara celah selangkangannya dari belakang. Dia kaget dan menengok sebentar, dengan suaranya yang khas dan nada cuek biasanya dia hanya bilang, Eh kamu..! Kemudian secara refleks dia melebarkan posisi antara kedua kakinya, sedikit menunggingkan pantatnya dan membiarkan saya bermain dengan payudaranya dan
melanjutkan memasukkan penis saya dari belakang dan menyantapnya sampai selesai. Memang karena badan saya yang masih setinggi bahunya, setiap kali saya harus naik ke kursi agar dapat memasukkan penis saya ke dalam vagina Mona. Dan itu saya lakukan anytime-anywhere di rumahnya selama hanya ada Mona sendiri di rumah. Sepertinya Mona begitu merangsang karena pakaiannya dan cara dia menempatkan posisi tubuhnya yang seakan-akan selalu menyediakan vaginanya yang segar, bersih, sehat, basah dan berlendir itu 24 jam buat limpahan sperma dari penis saya yang bersih, besar, berat dan panjang (walaupun waktu itu saya masih di bawah umur) ini di dalamnya. Mungkin ini yang membedakan dia dengan remaja-remaja perempuan lainnya. Cerita Dewasa Sesama Pria Koboi Tukang Ngentot Written on June 23, 2009 11:37 am | by admin |
di hadapannya, Sebastian berpura-pura takut. Siapa kau? Mau apa kau? Sengaja, dia tidak menutupi kontolnya agar Dick makin bernafsu padanya. Dick mengusap-ngusap pejuh Sebastian di mukanya seraya berkata, Nama gue Dick Fucker, si pemerkosa homoseksual yang terkenal itu. Dan loe adalah korban gue berikutnya. Dari sumber yang terpercaya, gue denger kalau loe masih perjaka. Gue akan mengentotin pantat loe. Dengan nafsu yang meledak-ledak, Dick menerjang Sebastian. Namun pemuda itu mengelak saat Dick mendarat di ranjang. Pada saat itulah Sebastian menimpa tubuh Dick. Dengan cekatan, Sebastian memborgol kedua tangan Dick pada tiang tempat tidur. Berikutnya, kedua kaki Dick juga diborgol. Dick kaget dan ketakutan setengah mati. Bagaimana mungkin dia bisa tertangkap oleh pemuda ingusan macam Sebastian Hart? Tertangkap kau, akhirnya. Sekarang kamu harus membayar atas semua kejahatanmu. Darah dibalas dengan darah. Tapi dalam hal ini, pejuh dibalas pejuh! Sebastian bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu. Ketika pintu dibuka, ternyata sudah banyak pria yang menunggu di sana. Mereka semua telah telanjang bulat dengan kontol ngaceng. Dan mereka semua adalah korban nafsu bejat Dick Fucker. Kau lihat mereka? Mereka adalah korban-korbanmu, dan mereka ingin membalas dendam. Dick mulai panik dan berteriak-terak. TIDAK! TIDAK! Kalian enggak bisa berbuat begini pada gue! TIDAK! Gue enggak mau dingentotin! TOLONG! TIDAK! Tapi tentu saja, tidak ada seorangpun yang mengindahkannya. Semua ingin melihat Dick membayar hasil kejahatannya dengan keperjakaannya sendiri! AMPUN! Jangan ngentot gue. Ampun! Berhubung seluruh penduduk pria di kota kecil itu pernah dingentotin Dick, jumlah mereka besar sekali. Tepatnya ada 213 pria, tua dan muda, jelek dan ganteng, pendek dan tinggi, kurus dan kekar. Semua pria di kota itu tidak ada yang lolos dari kontol Dick. Dan kini mereka akan mengajarkan pelajaran berat pada Dick. Untuk gelombang pertama, sepuluh pria diperbolehkan masuk ke dalam kamar sementara yang lain harus mengantri di luar. Mereka berkumpul mengelilingi ranjang di mana Dick terikat sambil mengocok-ngocok kontol mereka. Berhubung saya yang telah menangkap Dick Fucker, sayalah yang berhak mengentot penjahat ini dulu. Kalian besabarlah dan tunggu. Selama saya mengentotin dia, kalian boleh melakukan apa saja padanya, kata Sebastian sementara dia sibuk memposisikan badannya di atas tubuh Dick yang tertelungkup itu. Dick masih saja menjerit-jerit histeris sambil berusaha untuk menjatuhkan tubuh Sebastian namun dia tak berdaya melawan. Bersiaplah, Dick, sebab kamu akan kehilangan keperjakaanmu di tanganku, kata Sebastian, penuh dengan kemenangan. Sebastian menempatkan dirinya berbaring di atas tubuh Dick dengan kontol menghadap pantat Dick. Begitu kontol Sebastian memaksa masuk, Dick pun menjerit-jerit kesetanan. AARRGGHH!! AARRGGHh!! SAKIT! HENTIKAN! AARRGGHH!! Tapi Sebastian tidak memberi kesempatan untuk Dick; dia terus memaksa kontolnya masuk. ARARGGHH!! Dick menjerit kesakitan saat lubang anusnya terbuka paksa dan menelan kontol Sebastian dengan suara PLOP! AARRGGHH!! teriaknya lagi. Keringat dingin bercucuran di wajahnya. Dick sungguh merasa sangat malu dan terhina, apalagi dia diperkosa di depan orang banyak. Sungguh pengalaman yang sangat memalukan. AARRGGH!! erangnya saat Sebastian mulai menggenjot pantatnya. .. Hhhooh.. Aaahh.. Ketat banget.. Aaahh.. Pantat Dick enak banget.. Aahahh.. Gue ngentotin pantat pemerkosa.. Ooohh.. Yyyaahh.. Aaahh.. Sebastian menengadahkan kepalanya sambil terus menggenjot Dick. Sementara itu 10 pria yang mengelilingi mereka menelan ludah mereka, ingin merasakan hal yang sama. Salah satu dari mereka maju dan mulai mengocok kontolnya di depan mulut Dick. Sepertinya dia ingin minta Dick untuk menyepong kontolnya. .. Hhhoohh.. Dick, hisap kontolnya.. Aaahh.. kalau tidak.. Aaahh.. Kontolmu akan kupotong.. Aaahh.. Cepat! Sepong gila! perintah Sebastian, terus menggenjot.
Cerita Dewasa Sesama Pria Koboi Tukang Ngentot. Di wilayah barat, terdapat satu nama yang banyak ditakuti orang. Dick Fucker namanya. Tak ada seorang pun yang mengetahui siapa nama aslinya. Nama Dick Fucker hanya nama julukan yang disandangnya akibat popularitasnya sebagai pemerkosa homsoeksual. Dick diambil dari kata slang untuk kontol, sedangkan fucker bearti tukang ngetot. Jika di-Indonesiakan, namanya berarti Kontol Tukang Ngentot! Pada zaman Wild Wild West, homoseksualitas tergolong tidak lazim. Walaupun mungkin di antara sesama koboi, terutama di peternakan, homoseksualitas terselubung sering terjadi. Dick Fucker sebenarnya sangat tampan. Umurnya sekitar 30-an. Matanya biru, sebiru lautan. Dan rambutnya pirang seperti emas. Dia selalu memakai kemeja koboinya tanpa kancing. Sengaja dia mempertontonkan dada bidangnya, menghipnotis semua orang. Hobinya adalah menculik para pria dan mengentotin mereka. Dick Fucker berhasil menciptakan kekacauan di wilayah itu. Semua pria merasa tak aman sebab Dick Fucker bisa saja sedang mengintai mereka. Sherif pun angkat tangan. Bahkan dia sendiri sudah pernah disodomi sebanyak 5kali oleh Dick Fucker sebagai peringatan. Ketika harapan mereka hampir mati, tiba-tiba datang seorang pemuda tampan bernama Sebastian Hart. Rencana Sebastian sangat mudah. Dengan ketampanannya, dia akan memancing Dick Fucker. Saat Dick muncul, dia akan bergumul dengannya dan menundukkan si pemerkosa itu. Sebastian bukannya sombong, tapi dia memang tampan sekali. Dengan umurnya yang masih 20-an dan rambut coklat pendek yang seksi, Sebastian pasti sanggup menjerat Dick. Maka rencana pun dijalankan. Sengaja, kedatangan Sebastian disebarkan secara berlebihan dengan harapan Dick Fucker juga mendengarnya. Dia memang mendengarnya sebab malam itu, Dick mengintai motel tempat Sebastian menginap. Dengan hati-hati, Dick memata-matai Sebastian, tak ingin mangsanya lolos. Semua pria di kota kecil itu sudah pernah disodomi olehnya. Dick menginginkan pantat Sebastian sebab Sebastian masih perjaka. Dasar bejat! Di dalam kamarnya, Sebastian sedang asyik berbaring telanjang bulat. Kontolnya ngaceng berat dan basah sekali. Matanya terpejam rapat-rapat saat pelan-pelan dia mengocok kontolnya. Kulupnya bergerak naik-turun, menstimulasi kepala kontolnya. Pelan namun pasti, pejuh Sebastian sedang terpompa ke atas. Sementara itu Dick, dengan keahliannya, mencongkel jendela dan mulai bergerak masuk. Sebenarnya Sebastian mengetahuinya, namun dia berpurapura tidak sadar dan terus asyik mencoli kontolnya. Aaa.. Ooohh.. Aaahh.. Ooohh.. Dengan penuh perasaan, Sebastian mengocok kontolnya naik-turun. Dick mendekati pria itu hati-hati sekali dan berjongkok di depannya. Dengan mata penuh nafsu, dia menyaksikan bagaimana Sebastian memasturbasi kontolnya. .. Ooohh.. Aaahh.. Sebastian terus mengerang. Tiba-tiba, Sebastian mempercepat gerakan colinya. Tangannya bergerak naik-turun, naik-turun, cepat sekali. AAHH.. OOHH.. AAHH.. Erangannya pun mengeras. Dick sengaja berjongkok lebih dekat lagi agar dia bisa mencium aroma precum Sebastian. AARRGGHH!! Dan Sebastian pun ngecret. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuhnya menyembur keluar bagaikan lava gunung api. Sebagian mendarat di tubuh Sebastian sendiri, sementara yang lain mengenai wajah Dick. AARRGGHH!! OOHH!! AARRGGHH!! Begitu erang Sebastian sambil mengejang-ngejang. .. Aaahh.. desahnya. Ketika dia melihat Dick yang sudah bertelanjang bulat
Dick merasa tidak punya pilihan, maka dia pun membuka mulutnya. Pria itu langsung menyodokkan kontolnya dan memakai mulut Dick sebagai anus. .. Aaahhah.. Ooohh.. Aaahh.. erangnya, semangat sekali. Sedangkan Dick hanya mampu bersuara, MMPHH! MMPPHH! MMPPHH! Harus diakuinya bahwa kontol pria itu memang enak, apalagi ditambah precum, namun Dick sedang dipermalukan. .. Ooohh.. Aaahh.. Enak banget.. Aaahh.. Kayak ngentot beneran aja.. Pria itu terus mengerang keenakkan, membuat 9 pria lainnya iri hati. Mereka pun mendekat dan mulai meraba-raba tubuh Dick. Sebagian dari mereka rupanya memang homoseksual benaran, sebab mereka malah saling meraba dan berciuman menyaksikan adegan perkosaan di depan mereka. .. Aaahh.. Susanaa makin memanas. Sebastian mulai bernapas tak beraturan, napasnya membasahi punggung Dick. Kontol Dick ternyata makin mengencang dan terperangkap di antara ranjang dan tubuhnya. Sodokan kontol Sebastian begitu keras sampai mengocok kotol Dick. Mau tak mau Dick mengerang keenakan dicoliin seperti begitu. MMPPHH.. MMPPHH.. Ingat, mulut Dick masih disodok-sodok kontol! Kamar itu mulai terasa panas dan berbau keringat serta pejuh. Kesembilan pria tadi sudah saling meraba dan malah saling ngentot. Ada yang asyik ber-69, ada yang asyik menjilat-jilat, ada yang berciuman, pokoknya kamar itu penuh dengan adegan bejat dan mesum. Erangan-erangan erotis pun terdengar ke mana-mana. Sungguh-sungguh erotis dan merangsang kontol! Tiba-tiba ekspresi wajah Sebastian mulai berubah. Matanya seakan ingin melotot keluar dan bibirnya bergetar. Keringat bercucuran dari wajahnya dan Sebastian nampak meringis keskaitan. Rupanya kontolnya sudah tidak tahan lagi dan ingin ngecret. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCROOTT!! AARRGGHH!! teriaknya, menghentak-hentakkan pinggulnya makin keras. AARGGH!! AARRGGHH!! AARRGGHH!! CCROOTT!! CCRROOTT!! Untuk pertama kalinya, lubang anus Dick dibanjiri pejuh dari kontol pria lain. Dengan perasaan malu, Dick menerima pejuh itu. Lubang anus Dick masih terasa terbakar namun pejuh Sebastian yang hangat terasa sangat menyejukkan. .. Aaahh.. Sebastian jatuh terguling ke samping dan bernapas terengahengah. Begitu melihat pantat Dick kosong, salah seorang pria buru-buru menaiki badan Dick. Yang lain tentu saja protes namun pria itu sudah telanjur menghujamkan kontolnya ke dalam anus Dick yang belepotan air mani Sebastian. AARRGGHH!! Dick berteriak-teriak kesakitan, badannya memberontak. Namun Dick tetap tidak bisa menumbangkan pria itu. Pantat Dick kembali menjadi sasaran nafsu bejat pria lain. Air mata mulai mengalir dari matanya. Dick bukannya cengeng lalu menangis. Juga bukan karena rasa sakit lalu dia menangis. Tapi Dick menangis karena dia merasa harga dirinya runtuh. Bayangkan saja. Reputasinya sebagai tukang ngentot kini musnah. Pantatnya sudah tidak perjaka lagi, dan masih ada 212 pria di luar sana yang sedang menunggu untuk mengentotinnya. Dick mulai melemas, dia tahu dia tak bisa mengelak. Dia harus membayar kesalahannya. Sementara itu pria yang sedang mengentot mulut Dick mulai kelojotan. Dan. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuh membanjiri mulut Dick. Belum pernah sekalipun dia meminum pejuh. Biasanya dialah yang memaksa pria lain untuk meminum pejuhnya. Namun kini roda telah berbalik. Dengan penuh rasa malu, Dick menelan pejuh pria itu. Dia benci mengakui bahwa rasa pejuh itu lezat sekali. Namun dia tak keberatan untuk meminum pejuh lagi. AARRGGHH!! AARRGGHH!! Aaa.. Pria itu pun melemas dan terjatuh ke lantai. Buru-buru, pria lain menggantikan posisinya. Kembali Dick mendapat sebatang kontol lagi. Dan kali ini, dia mulai menyedot kontol itu dengan penuh penghayatan. Dick mulai berpikir bahwa tidak ada salahnya menghisap kontol.
Namun sodokan kontol dari pria yang tadi menggantikan posisi Sebastian terasa makin meyiksa. Sodokannya keras sekali sampai kontol Dick terdorong keras ke kasur. Dorongan-dorongan itu semakin berirama dan mencoli kontol Dick. Dick mulai bernapas terengah-engah lewat hidungnya. Dia tahu bahwa dia akan ngecret. Dan betul dugaannya, kontolnya langsung mengecretkan pejuh. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Pejuhnya banyak sekali dan membasahi kasur. AARRGGHH!! AARRGGHH!! ARRGGHH!! erang Dick, terpaksa berhenti menghisap kontol selama beberapa saat. Tubuhnya yang kekar mengejang-ngejang namun tidak menggangu cowok yang sedang mengentotin pantatnya. Sebastian bangkit dan lebih memilih untuk duduk di sudut ruangan, memandangi para pria itu mengerjain Dick habis-habisan. Pelan-pelan, kontol Sebastian mulai bangkit. Namun sebastian hanya duduk di situ dan menikmati Dick diperkosa ramai-ramai. Erangan-erangan mulai keluar dari mulut pria yang menyodomi Dick dan spermanya pun tumpah ruah. CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRCROOTT!! AARRGGHH..!! erangnya, mengejang-ngejang. Begitu pria itu selesai membanjiri pantat Dick, pria lain mengambil tempatnya dan segera menyodomi Dick. Berhubung semua pria di kamar itu sudah sangat terangsang, mudah bagi mereka untuk ngecret. Hampir 15 menit berlalu, dan akhirnya semua pria di kamar itu sudah ngecret semua dan kebagian giliran menyodomi Dick. Pantat Dick kini sudah longgar dan banjir pejuh. Sampai-sampai banyak pejuh yang mengalir keluar dari lubangnya yang menganga. Ranjang tempat Dick diikat praktis basah dengan sperma seolah-olah Dick ngompol pejuh. 10 pria itu pun meninggalkan kamar dngan perasaan puas sekali, sementara 10 pria lain masuk ke dalam kamar dan memulai pembalasan dendam mereka. Dick hanya bisa menjerit-jerit saat lubang anusnya kembali dingentotin. AARRGGHH!! UUGGHH!! AARRGGHH!! Pejuh terus-menerus disemprotkan. Kontol-kontol datang dan pergi. CCROTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Dick sudah tidak dapat menghitung sudah berapa banyak pria yang mengerjain lubang anusnya. Tapi tepat pada saat matahari terbit, pria terakhir pergi dengan senyuman puas. Kondisi Dick sangat memprihatinkan, Lubang anusnya benar-benar kaku dan tak dapat ditutp lagi. Bagaikan lubang, anus itu penuhd engan pejuh. Bau busuk pejuh sangat emnyengat di ruangan itu, ebrhubung pejuh membanjir di mana. Dick sendiri sudah basah dengan pejuh, ebgitu pula ranjangnya yang sudah basah. Dick sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi. Kepalanya serasa ingin pecah. Kontolnya sendiri berkedut-kedut kesakitan, capek sekali berhubung telah ngecret puluhanan kali. Dalam ahti, Dick bersumpah bahwa di atakakn pernah negentot lagi. Tapi tentus aja belakaangan dia akan melanggarnya. Pria mana yang bisa tahan puasa seks selamanya Sebastian melepaskan borgol yang membelenggu Dick dan berdiri di depannya. Namun Dick tak sanggup mengangkat kepalanya, terlalu letih. Dick, kamu sudah tidak diterima di kota ini lagi. Sebaiknya kamu pergi. Saya takut penduduk di sini akan mengerjaimu lebih parah lagi. Sebastian mengelus-ngelus rambut Dick yang basah. Dick tidak berkata apa-apa. Dia tahu bahwa dia memang harus pegi dari kota itu selamanya. Maka siang harinya, Dick pun pergi meninggalkan kota itu untuk selamanya-lamanya. Sejak saat itu, tak ada seorang pun yang pernah mendengar kabar tentang Dick Fucker. Namun Dick meninggalkan pengaruhnya di kota kecil itu. 90% penduduk prianya adalah homoseksual, berkat diperkosa Dick! Sementara itu, Sebastian juga memutuskan untuk pergi. Tak ada yang tahu ke mana dia pergi. Namun mereka yakin, bahwa suatu hari Sebastian akan datang kembali. Aku Sangat Menikmati Pemerkosaan itu Written on September 10, 2009 3:56 pm | by admin |
Cerita dewasa tentang Aku Sangat Menikmati Pemerkosaan itu. Untuk mempersingkat waktu, maka saya akan langsung saja menceritakan cerita baru. Namun perlu diingat bahwa ini hanya sebuah cerita fiktif dan bukan cerita nyata. Dilarang keras untuk berpikir bahwa cerita ini nyata. karena cerita ini memang fiktif belaka. Namaku Winie, umurku sudah 35 tahun dengan dua orang anak yang sudah beranjak dewasa. Waktu menikah umurku masih 19 tahun dan sekarang anakku yang paling tua sudah berumur 15 tahun sedang yang bungsu berumur 13 tahun. Kedua anakku disekolahkan di luar negeri semua sehingga di rumah hanya aku dan suami serta dua orang pembantu yang hanya bekerja untuk membersihkan perabot
rumah serta kebun, sementara menjelang senja mereka pulang. Suamiku sebagai seorang usahawan memiliki beberapa usaha di dalam dan luar negri. Kesibukannya membuat suamiku selalu jarang berada di rumah. Bila suamiku berada di rumah hanya untuk istirahat dan tidur sedang pagi-pagi sekali dia sudah kembali leyap dalam pandangan mataku. Hari-hariku sebelum anakku yang bungsu menyusul kakaknya yang sudah lebih dulu menuntut ilmu di luar negeri terasa menyenangkan karena ada saja yang dapat kukerjakan, entah itu untuk mengantarkannya ke sekolah ataupun membantunya dalam pelajaran. Namun semenjak tiga bulan setelah anakku berada di luar negeri hari-hariku terasa sepi dan membosankan. Terlebih lagi bila suamiku sedang pergi dengan urusan bisnisnya yang berada di luar negeri, bisa meninggalkan aku sampai 2 mingguan lamanya. Aku tidak pernah ikut campur urusan bisnisnya itu sehingga hari-hariku kuisi dengan jalan-jalan ke mall ataupun pergi ke salon dan terkadang melakukan senam. Sampai suatu hari kesepianku berubah total karena supirku. Suatu hari setibanya di rumah dari tempatku senam supirku tanpa kuduga memperkosaku. Seperti biasanya begitu aku tiba di dalam rumah, aku langsung membuka pintu mobil dan langsung masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kakiku menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua dimana kamar utama berada. Begitu kubuka pintu kamar, aku langsung melemparkan tasku ke bangku yang ada di dekat pintu masuk dan aku langsung melepas pakaian senamku yang berwarna hitam hingga tinggal BH dan celana dalam saja yang masih melekat pada tubuhku. Saat aku berjalan hendak memasuki ruang kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Sesaat aku melihat tubuhku ke cermin dan melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang dan berbentuk mirip perut padi, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang besar seperti bentuk gitar dengan pinggang yang kecil kemudian aku menyampingkan tubuhku hingga pantatku terlihat masih menonjol dengan kencangnya. Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, buah dadaku yang masih diselimuti BH terlihat jelas lipatan bagian tengah, terlihat cukup padat berisi serta, Ouh.. ngapain kamu di sini! sedikit terkejut ketika aku sedang asyikasyiknya memandangi kemolekan tubuhku sendiri tiba-tiba saja kulihat dari cermin ada kepalanya supirku yang rupanya sedang berdiri di bibir pintu kamarku yang tadi lupa kututup. Jangan ngeliatin.. sana cepet keluar! bentakku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yang terbuka. Tetapi supirku bukannya mematuhi perintahku malah kakinya melangkah maju satu demi satu masuk kedalam kamar tidurku. Aris.. Saya sudah bilang cepat keluar! bentakku lagi dengan mata melotot. silakan ibu teriak sekuatnya, hujan di luar akan melenyapkan suara ibu! ucapnya dengan matanya menatap tajam padaku. Sepintas kulihat celah jendela yang berada di sampingku dan ternyata memang hujan sedang turun dengan lebat, memang ruang kamar tidurku cukup rapat jendela-jendelanya hingga hujan turun pun takkan terdengar hanya saja di luar sana kulihat dedaunan dan ranting pohon bergoyang tertiup angin kesana kemari. Detik demi detik tubuh supirku semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya. Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya kakiku terpojok oleh bibir ranjang tidurku. Mas.. jangan! kataku dengan suara gemetar. Hua.. ha.. ha.. ha..! suara tawa supirku saat melihatku mulai kepepet. Jangan..! jeritku, begitu supirku yang sudah berjarak satu meteran dariku menerjang tubuhku hingga tubuhku langsung terpental jatuh di atas ranjang dan dalam beberapa detik kemudian tubuh supirku langsung menyusul jatuh menindih tubuhku yang telentang. Aku terus berusaha meronta saat supirku mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya. Perlawananku yang terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuat supirku juga kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumi aku sampai aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yang besar dan kekar itu. Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, supirku berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang kembali dan celana dalam putihku tertarik hingga bongkahan pantatku terbuka. Namun aku terus berusaha kembali merangkak ke tengah ranjang untuk menjauhinya. Lagi-lagi aku kalah cepat dengan supirku, dia berhasil menangkap tubuhku kembali namun belum sempat aku bangkit dan berusaha merangkak lagi, tiba-tiba saja pinggulku terasa kejatuhan benda berat hingga tidak dapat bergerak lagi. Aris.. Jangan.. jangan.. mas.. kataku berulang-ulang sambil terisak nangis. Rupanya supirku sudah kesurupan dan lupa siapa yang sedang ditindihnya. Setelah melihat tubuhku yang sudah mulai kecapaian dan kehabisan tenaga lalu
supirku dengan sigapnya menggenggam lengan kananku dan menelikungnya kebelakan tubuhku begitu pula lengan kiriku yang kemudian dia mengikat kedua tanganku kuat-kuat, entah dengan apa dia mengikatnya. Setelah itu tubuhnya yang masih berada di atas tubuhku berputar menghadap kakiku. Kurasakan betis kananku digenggamnya kuat-kuat lalu ditariknya hingga menekuk. Lalu kurasakan pergelangan kaki kananku dililitnya dengan tali. Setelah itu kaki kiriku yang mendapat giliran diikatkannya bersama dengan kaki kananku. Saya ingin mencicipi ibu.. bisiknya dekat telingaku. Sejak pertama kali saya melamar jadi supir ibu, saya sudah menginginkan mendapatkan kesempatan seperti sekarang ini. katanya lagi dengan suara nafas yang sudah memburu. Tapi saya majikan kamu Ris.. kataku mencoba mengingatkan. Memang betul bu.. tapi itu waktu jam kerja, sekarang sudah pukul 7 malam berarti saya sudah bebas tugas.. balasnya sambil melepas ikatan tali BH yang kukenakan. Hhh mm uuhh, desah nafasnya memenuhi telingaku. Tapi malam ini Bu Winie harus mau melayani saya, katanya sambil terus mendengus-denguskan hidungnya di seputar telingaku hingga tubuhku merinding dan geli. Setelah supirku melepas pakaiannya sendiri lalu tubuhku dibaliknya hingga telentang. Aku dapat melihat tubuh polosnya itu. Tidak lama kemudian supirku menarik kakiku sampai pahaku melekat pada perutku lalu mengikatkan tali lagi pada perutku. Tubuhku kemudian digendongnya dan dibawanya ke pojok bagian kepala ranjang lalu dipangkunya di atas kedua kaki yang diselonjorkan, mirip anak perempuan yang tubuhnya sedang dipeluk ayahnya. Tangan kirinya menahan pundakku sehingga kepalaku bersandar pada dadanya yang bidang dan terlihat otot dadanya berbentuk dan kencang sedangkan tangan kanannya meremasi kulit pinggul, pahaku dan pantatku yang kencang dan putih bersih itu. Aris.. jangan Ris.. jangan! ucapku berulang-ulang dengan nada terbata-bata mencoba mengingatkan pikirannya. Namun Aris, supirku tidak memperdulikan perkataanku sebaliknya dengan senyum penuh nafsu terus saja meraba-raba pahaku. Ouh.. zzt.. Euh.. desisku panjang dengan tubuh menegang menahan geli serta seperti terkena setrum saat kurasakan tangannya melintasi belahan kedua pahaku. Apalagi telapak dan jemari tangannya berhenti tepat di tengah-tengah lipatan pahaku. Mass.. Eee rintihku lebih panjang lagi dengan bergetar sambil memejapkan mata ketika kurasakan jemarinya mulai mengusap-usap belahan bibir vaginaku. Tangan Mas Aris terus menyentuh dan bergerak dari bawah ke atas lalu kembali turun lagi dan kembali ke atas lagi dengan perlahan sampai beberapa kali. Lalu mulai sedikit menekan hingga ujung telunjuknya tenggelam dalam lipatan bibir vaginaku yang mulai terasa berdenyut-denyut, gatal dan geli. Tangannya yang terus meraba dan menggelitik-gelitik bagian dalam bibir vaginaku membuat birahiku jadi naik dengan cepatnya, apalagi sudah cukup lama tubuhku tidak pernah mendapatkan kehangatan lagi dari suamiku yang selalu sibuk dan sibuk. Entah siapa yang memulai duluan saat pikiranku sedang melayang kurasakan bibirku sudah beradu dengan bibirnya saling berpagut mesra, menjilat, mengecup, menghisap liur yang keluar dari dalam mulut masing-masing. Ouh.. Winie.. wajahmu cukup merangsang sekali Winie..! ucapnya dengan nafasnya yang semakin memburu itu. Setelah berkata begitu tubuhku ditarik hingga buah dadaku yang menantang itu tepat pada mukanya dan kemudian, Ouh.. mas.. rintihku panjang dengan kepala menengadah kebelakan menahan geli bercampur nikmat yang tiada henti setelah mulutnya dengan langsung memagut buah dadaku yang ranum itu. Kurasakan mulutnya menyedot, memagut, bahkan menggigit-gigit kecil punting susuku sambil sekali-kali menarik-narik dengan giginya. Entah mengapa perasaanku saat itu seperti takut, ngeri bahkan sebal bercampur aduk di dalam hati, namun ada perasaan nikmat yang luar biasa sekali seakan-akan ada sesuatu yang pernah lama hilang kini kembali datang merasuki tubuhku yang sedang dalam keadaan tidak berdaya dan pasrah. Bruk.. tiba-tiba tangan Mas Aris melepaskan tubuhku yang sedang asyik-asyiknya aku menikmati sedalamdalamnya tubuhku yang sedang melambung dan melayang-layang itu hingga tubuhku terjatuh di atas ranjang tidurku. Tidak berapa lama kemudian kurasakan bagian bibir vaginaku dilumat dengan buas seperti orang yang kelaparan. Mendapat serangan seperti itu tubuhku langsung menggelinjang-gelinjang dan rintihan serta erangan suaraku semakin meninggi menahan geli bercampur nikmat sampai-sampai kepalaku bergerak menggeleng ke kanan dan ke kiri berulangulang. Cukup lama mulutnya mencumbu dan melumati bibir vaginaku terlebihlebih pada bagian atas lubang vaginaku yang paling sensitif itu. Aris.. sudah.. sudah.. ouh.. ampun Aar.. riss.. rintihku panjang dengan tubuh yang mengejang-ngejang menahan geli yang menggelitik bercampur nikmat yang luar biasa rasanya saat itu. Lalu kurasakan tangannya pun mulai rebutan dengan bibirnya. Kurasakan jarinya dicelup ke dalam lorong kecil kemaluanku dan mengorek-ngorek isi dalamnya. Ouh.. Ris.. desisku menikmati alur permainannya yang terus terang belum pernah kudapatkan bahkan dengan suamiku sendiri.
Sabar Win.., saya suka sekali dengan lendirmu sayang! suara supirku yang setengah bergumam sambil terus menjilat dan menghisap-hisap tanpa hentinya sampai beberapa menit lagi lamanya. Setelah puas mulutnya bermain dan berkenalan dengan bibir kemaluanku yang montok itu si Aris lalu mendekati wajahku sambil meremas-remas buah dadaku yang ranum dan kenyal itu. Bu Winie.., saya entot sekarang ya.. sayang.. bisiknya lebih pelan lagi dengan nafas yang sudah mendesah-desah. Eee.. pekikku begitu kurasakan di belahan pangkal pahaku ada benda yang cukup keras dan besar mendesakdesak setengah memaksa masuk belahan bibir vaginaku. Tenang sayang.. tenang.. dikit lagi.. dikit lagi.. Aah.. sak.. kiit..! jeritku keras-keras menahan ngilu yang amat sangat sampai-sampai terasa duburku berdenyut-denyut menahan ngilunya. Akhirnya batang penis supirku tenggelam hingga dalam dibalut oleh lorong kemaluanku dan terhimpit oleh bibir vaginaku. Beberapa saat lamanya, supirku dengan sengaja, penisnya hanya didiamkan saja tidak bergerak lalu beberapa saat lagi mulai terasa di dalam liang vaginaku penisnya ditarik keluar perlahan-lahan dan setelah itu didorong masuk lagi, juga dengan perlahan-lahan sekali seakan-akan ingin menikmati gesekangesekan pada dinding-dinding lorong yang rapat dan terasa bergerenjalgerenjal itu. Makin lama gerakannya semakin cepat dan cepat sehingga tubuhku semakin berguncang dengan hebatnya sampai, Ouhh.. Tiba-tiba suara supirku dan suaraku sama-sama beradu nyaring sekali dan panjang lengkingannya dengan diikuti tubuhku yang kaku dan langsung lemas bagaikan tanpa tulang rasanya. Begitu pula dengan tubuh supirku yang langsung terhempas kesamping tubuhku. Sialan kamu Ris! ucapku memecah kesunyian dengan nada geram. Setelah beberapa lama aku melepas lelah dan nafasku sudah mulai tenang dan teratur kembali. Kamu gila Ris, kamu telah memperkosa istri majikanmu sendiri, tau! ucapku lagi sambil memandang tubuhnya yang masih terkulai di samping sisiku. Bagaimana kalau aku hamil nanti? ucapku lagi dengan nada kesal. Tenang Bu Winie.., saya masih punya pil anti hamil, Bu Winie. ucapnya dengan tenang. Iya.. tapi kan udah telat! balasku dengan sinis dan ketus. Tenang bu.. tenang.. setiap pagi ibu kan selalu minum air putih dan selama dua hari sebelumnya saya selalu mencampurkan dengan obatnya jadi Bu Winie enggak usah khawatir bakalan hamil bu, ucapnya malah lebih tenang lagi. Ouh.. jadi kamu sudah merencanakannya, sialan kamu Ris.. ucapku dengan terkejut, ternyata diam-diam supirku sudah lama merencanakannya. Bagaimana Bu Winie..? Bagaimana apanya? Sekarang kamu lepasin saya Ris.. kataku masih dengan nada kesal dan gemas. Maksudnya, tadi waktu di Entotin enak kan? tanyanya lagi sambil membelai rambutku. Wajahku langsung merah padam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh supirku, namun dalam hati kecilku tidak dapat kupungkiri walaupun tadi dia sudah memperkosa dan menjatuhkan derajatku sebagai majikannya, namun aku sendiri turut menikmatinya bahkan aku sendiri merasakan organsime dua kali. Kok ngak dijawab sich! tanya supirku lagi. Iya..iya, tapi sekarang lepasin talinya dong Aris! kataku dengan menggerutu karena tanganku sudah pegal dan kaku. Nanti saja yach! Sekarang kita mandi dulu! ucapnya sambil langsung menggendong tubuhku dan membawa ke kamar mandi yang berada di samping tempat ranjangku. Tubuhku yang masih lemah lunglai dengan kedua tangan dan kakiku yang masih terikat itu diletakkan di atas lantai keramik berwarna krem muda yang dingin tepat di bawah pancuran shower yang tergantung di dinding. Setelah itu supirku menyalakan lampu kamar mandiku dan menyalakan kran air hingga tubuhku basah oleh guyuran air dingin yang turun dari atas pancuran shower itu. Melihat tubuhku yang sudah basah dan terlihat mengkilat oleh pantulan lampu kamar mandi lalu Aris supirku berjongkok dekatku dan kemudian duduk di sampingku hingga tubuhnya pun turut basah oleh air yang turun dari atas. Mata supirku yang memandangiku seperti terlihat lain dari biasanya, dia mulai mengusap rambutku yang basah ke belakang dengan penuh sayang seperti sedang menyayang seorang anak kecil. Lalu diambilnya sabun Lux cair yang ada di dalam botol dan menumpahkan pada tubuhku lalu dia mulai menggosokgosok tubuhku dengan telapak tangannya. Pinggulku, perutku lalu naik ke atas lagi ke buah dadaku kiri dan kemudian ke buah dadaku yang kanan. Tangannya yang terasa kasar itu terus menggosok dan menggosok sambil bergerak berputar seperti sedang memoles mobil dengan cairan kits. Sesekali dia meremas dengan lembut buah dada dan punting susuku hingga aku merasa geli dibuatnya, lalu naik lagi di atas buah dadaku, pundakku, leherku lalu ke bahuku, kemudian turun lagi ke lenganku. Ah.. mas.. pekikku ketika tangannya kembali turun dan turun lagi hingga telapak tangannya menutup bibir vaginaku. Kurasakan telapak tangannya menggosok-gosok bibir vaginaku naik turun dan kemudian membelah bibir vaginaku dengan jemari tangannya yang lincah dan
cekatan dan kembali menggosok-gosokkannya hingga sabun Lux cair itu menjadi semakin berbusa. Setelah memandikan tubuhku lalu dia pun membasuh tubuhnya sendiri sambil membiarkan tubuhku tetap bersandar di bawah pancuran shower. Usai membersihkan badan, supirku lalu menggendongku keluar kamar mandi dan menghempaskan tubuhku yang masih basah itu ke atas kasur tanpa melap tubuhku terlebih dahulu. Saya akan bawakan makanan ke sini yach! ucapnya sambil supirku melilit handuk yang biasa kupakai kepinggangnya lalu ngeloyor ke luar kamarku tanpa sempat untuk aku berbicara. Sudah tiga tahun lebih aku tidak pernah merasakan kehangatan yang demikian memuncak, karena keegoisan suamiku yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Memang dalam hal keuangan aku tidak pernah kekurangan. Apapun yang aku mau pasti kudapatkan, namun untuk urusan kewajiban suami terhadap istrinya sudah lama tidak kudapatkan lagi. Entah mengapa perasaanku saat ini seperti ada rasa sedang, gembira atau.. entah apalah namanya. Yang pasti hatiku yang selama ini terasa berat dan bosan hilang begitu saja walaupun dalam hati kecilku juga merasa malu, benci, sebal dan kesal. Supirku cukup lama meninggalkan diriku sendirian, namun waktu kembali rupanya dia membawakan masakan nasi goreng dengan telor yang masih hangat serta segelas minuman kesukaanku. Lalu tubuhku disandarkan pada teralis ranjang. Biar saya yang suapin Bu Winie yach! ucapnya sambil menyodorkan sesendok nasi goreng yang dibuatnya. Kamu yang masak Ris! tanyaku ingin tahu. Iya, lalu siapa lagi yang masak kalau bukan saya, kan di rumah cuma tinggal kita berdua, si Wati kan udah saya suruh pulang duluan sebelum hujan tadi turun! kata supirku. Ayo dicicipi! katanya lagi. Mulanya aku ragu untuk mencicipi nasi goreng buatannya, namun perutku yang memang sudah terasa lapar, akhirnya kumakan juga sesendok demi sesendok. Tidak kusangka nasi goreng buatannya cukup lumanyan juga rupanya. Tanpa terasa nasi goreng di piring dapat kuhabisi juga. Bolehkan saya memanggil Bu Winie dengan sebutan mbak? tanyanya sambil membasuh mulutku dengan tissue. Boleh saja, memang kenapa? tanyaku. Engga apa-apa, biar enak aja kedengaran di kupingnya. Kalau saya boleh manggil Mbak Winie, berarti Bu Winie eh.. salah maksudnya Mbak Winie, panggil saya Bang aja yach! celetuknya meminta. Terserah kamu saja kataku. Sudah nggak capai lagi kan Mbak Winie! sahut supirku. Memang kenapa!? tanyaku. Masih kuatkan? tanyanya lagi dengan senyum binal sambil mulai meraba-raba tubuhku kembali. Aku tidak memberi jawaban lagi, hanya menunduk malu, tadi saja aku diperkosanya malah membuatku puas disetubuhinya apalagi untuk babak yang kedua kataku dalam hati. Sejujurnya aku tidak rela tubuhku diperkosanya namun aku tidak mampu untuk menolak permintaannya yang membuat tubuhku dapat melayang-layang di udara seperti dulu saat aku pertama kali menikah dengan suamiku. Cerita Sex Pemerkosaan Aku Perkosa Dia, Keluarga dan Temannya Written on September 10, 2009 3:59 pm | by admin |
Cerita Sex Pemerkosaan Aku Perkosa Dia, Keluarga dan Temannya. bermula dari hobi dan pertemanan. Awalnya gw jodohin teman gw ama teman cewe gw namanya nia. Bla bla bla dan jadian lah mereka. Karena sering keluar double date akhirnya semakin dekatlah kita ber empat semakin dekat. Gw akhirnya ga segan untuk meminta nia menjadi model phtography gw. Ntah karena apa temen gw diemin gw kaya bencong tapi si nia masih deket ama gw. mungkin karena sering gw minta jadi model gw kali ya. akhirnya bis pulang ngantor gw bete di apartemen gw dan memutuskan untuk singgah di apartemen dya. untung punya mujur ternyata dya di apartemen. woww gw disambut pake daster tipis ampe bra dan cdnya si nia keliatan. cdnya g string booo. akhirnya gw masuk dan duduk disamping dya sambil nonton dan ngobrol ngobrol panjang lebar. Ketika pembantunya keluar gw nyuruh pembantunya untuk membeli kue ulang tahun buat temen gw,, ga pake bego gw suruh sekalian di toko kue yang jauh dengan alasan udah dipesan. untung dya bego nurut nurut aja. selang lima menit tuh pembokat cAbut,, gw minta nia untuk mengambil usb gw yang ada dikamarnya. Tanpa pikir panjang nia beranjaak dari sofa dan menuju ke kamarnya. Dengan sigap gw menunggu didepan pintu kamarnya dan ketika dya keluar tanpa babibu gw menindih badannya ke tombok dan menjambak rambutnya dan mengantukkan tuh kepala ke dinding.
AAAAUUU ton taik loo!! langsung gw sergap bibir merah mudanya dan mengenyot tuh bibir. nia berusaha membuang muka menjauhi bibirnya dari gw. gw tarik tuh rambut biar nurut ama mau gue,, akhirnya dya nyerah dan gw menguasai bibirnya. gw enyot bibir bawahnya dan bibir atasnya gw jilatin. Lidah gw menari bermain dengan lidahnya yang lembut banget. ooohhhh ton.. jangaann ton.. ga ton.. ton.. tonohhh seketika itu juga tangan gw ngeremas dadanyaa.. ooohhh..ohhh..ohhh..tonn sadar ton..aku nia temenmu.. ohhhh tanganku mulai meremas pantatnya. gw putusin tuh tali dasternya dan membuat diposisi setengah bugil. Nia udah ga tau mesti ngapain akhirnya dya menampar gw dan mencoba lari. Tanpa ampun gw kejer dan gw tampar balik pipinya berkali kali ampe akhirnya air matanya bercucuran deras menahan sakit. JANGAN PERNAH MELAWAN gw!! PLAK!! PLAK!! PLAK!! PELACURRRRR MURAHAN!! PLAK!!! ton ampuuunn huuuhuuhuu.. ampuuunnn tonnn tanpa ampun gw buka branya dan mutusin g-stringnya. sejenak gw memandangi tubuhnya yang bugil. Toketnya yang 34B ituh langsung membuat gairah tak tertahankan. gw lepas celana kantor gw dan bokser yang gw pake dan tegaklah si peny tepat didepan mukanya. Sambil ngeremas teteknya nia gw paksa kontol gw masuk kemulutnya nia. PLAAAKK BUKAAA!!!! akhirnya nia menurutinya dan mengulum kontol gw sedalam-dalamnya. Gw menjambak rambutnya mengatur tempo, tangan yang satu lagi menjamah teteknyaa. ooohh,, ouuuuuuhhhhh,,, niaaa.. ohhhh..ohhhohhh enak banget mulutmu ini ga berapa lama diemut gw pencet tuh pentil sekuat tenaga sampe akhirnya dya teriak kesalitaaann dan gw tarik kontol gw. AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH HH dalam keadaan kesakitan seperti itu akhirnya gw menghujamkan kontol gw yang udah maksimal ini ke memeknya tanpa ampun. gw genjot sekuat tenaga ampee mentok dan tanpa ampun. AAAARRRRGGGHHHH ton ahhhh tonn.. ahhh.ahhhhhahhhhh.. tega loo tonn.. aahhhh..ahhh..ahhh gw cewe ahhhhtemen lo doni tonn aahhhhh..aaahhhhh tonnn sakiiiiiittttttahhhahhh. .ahhh basah ko sakiitt.. dasar muna looo!!! bilang aja loo menikmatinya pelacur!! .. memerah dan membuang muka.aaaahhhhh..aaaahhhh h.aaaaahhhh. sambil gw menggenjot mekinya sesekali gw mengulum teteknya gw gigitin dan gw tampar-tamparin tuh tetek. tidak lupa diikutin remesan dahsyat. dan akhirnya badannya kejang kejang seperti mauu puasss. semakin gw genjotlah tu mekinyaa dan semakin liar gw mencumbunya dengan jilatan jilatan erotis disekitar wilayah dadanya. ooooohhhohhhhh..ohhhhhh .ooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhh hhhhhh!!ooohhhhh ohhhhhohhhhhhtonn gw ga kuat tonn gw mau gw mauuu OOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHHH!!!! seketika itu juga dya menempelkan teteknya dimulut gw buat gw jilatin.. hahahhaha puas juga loo pelacur!! kali ini giliran gw.. ga membalikkan badannya dan memaksa kontol gw yang lebarnya cuman 5 cm ini masuk anusnya.. wowwww sempiittt bangeettt,, mana pink lagi! aaaaauuuuuuucccchhh toonnn sakiiiittttt.. ton jangaannn disiituu. saaakiiitt
tanpa ampunn gw tetep menggenjot dan melihat darah keluar berceceran dispreinya.. masih perawan ya anus mu mbak,, sempiitttt aduuuuhhhh tonnnn sakiiitttT karena masih sempit akhirnya kontol gw dah ga tahan niaaa oohhh niaa ohhhh..ohhh..ohhh..ohhh.ahh hh..ahhhh.ahhh.ahh.aaahhh AA AAAAHHHHHHH NIAAAAAA!!! croooottt crrrroottttt.. niaaa ohhhhhhhhhh.. tonnn aaahhh tonn tonnnnahhhhhh. gw tahan tuh kontol dianusnya dan melihhat sperma gw ampe meluber keluar dari anusnya yang pink itu.. dan setelah beberapa gw detik gw tarik keluar.. dan gw arahin kontol gw ke mulutnya buat dibersihinnya.. KULUM DAN JILATIN SPERMA GW SEMUANYA SAMPE BERSIH!! gw jambak rambutnya dan nia pun mulai menjilatin dan mengulum kontol gw. pas saat saat ini gw ngambil blackberrynya dan memfoto dan mereka aksi kulumannya.. tidak lupa rekaman di handphone gw buat kenang kenangan.. jangan gegabah loo,, ne gambar bisa kesebar di forum internet ampe kantor loo bahkan ampe kampus s2 loo.. kalo lo mau tinggal gw tunjukin k doni dan tentunya bokap loo dan adek loo yang mulus putih itu!! huhuhuuuuu tonn tegaaa looo tonnn huuuhuhuhuhuuu setelah semua selesai gw pakein nia baju dan celana tidur yang baru.. setelah minta maaf dan mengancam untuk tidak memberitahu siapa siapa gw meninggalkannya dalam posisi tertidur..daster bra serta gstringnya gw bawa pulang buat oleh oleh.. Cerita Seks Pemerkosaan Ayah dari Janin Perutku Entah Siapa Written on September 10, 2009 4:07 pm | by admin |
Cerita Seks Pemerkosaan Ayah dari Janin Perutku Entah Siapa. Aku dibilang anak dari keluarga broken home sepertinya tidak bisa, walaupun ayah dan ibuku bercerai saat aku baru saja diterima di perguruan tinggi. Adanya ketidakcocokan serta pertengkaran-pertengkaran yang sering kali terjadi terpaksa meluluhlantakkan pernikahan mereka yang saat itu telah berusia 18 tahun dengan aku sebagai putri tunggal mereka. Keluargaku saat itu hidup berkecukupan. Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tidak seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya. Dari segi materi, memang aku tidak memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung bangir, serta dada yang membusung walau tidak terlalu besar ukurannya. Semua itu ditambah dengan tubuhku yang tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yang lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus. Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yang ketat, di samping pendidikan agamaku yang cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tidak seperti remajaremaja pada umumnya, aku tidak pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu. Namun setelah perceraian itu terjadi, dan aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian dengan duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yang cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali. Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu juga setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok. Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sudah merasakan pusing, tidak tahan dengan suara musik disko yang bising berdentam-dentam, ditambah dengan bau asap rokok yang memenuhi ruangan diskotik tersebut. Don, kepala gue pusing. Kita pulang aja yuk. Alaa, Mer. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang.
Rugi kan. Lagian kan masih sore. Tapi gue udah tidak tahan lagi. Gini deh, Mer. Gue kasih elu obat penghilang pusing. Temanku itu memberikanku tablet yang berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya. Gimana sekarang rasanya? Enak kan? Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sudah mulai tidak sakit lagi. Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku. Antara sadar dan tidak sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. Ini cewek lagi mabuk, katanya kepada petugas keamanan diskotik yang menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yang tidak begitu jauh dari tempat itu. Setiba di motel, temanku memapahku yang terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yang tampak menggeliat-geliat di atas ranjang. Kemudian ia menindih tubuhku yang tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dengan gemas mencium bibirku yang merekah mengundang. Kedua belah buah dadaku yang ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. Ouuhhh Don! desahku. Temanku meraih tubuhku yang ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yang ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yang kupakai. Kemudian dengan sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi. Tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang berukuran cukup besar itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika buah dadaku dipermainkan olehnya. Don Ouuhhh Ouuhhh rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah buah dadaku. Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di buah dadaku sebelah kiri, kini berpindah ke buah dadaku yang satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yang penuh desakan nafsu yang semakin menjadi-jadi. Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yang putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yang berwarna kuning muda. Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yang memang montok itu. Ouh Ouuh Jangan, Don! Jangan! Ouuhhh jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku. Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit. Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan buah dadaku yang laksana lembah di antara dua buah gunung yang menjulang tinggi. Aku yang seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung buah dadaku yang kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yang tidak terlalu tinggi tapi mulai mengeras dan tampak menggiurkan. Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar. Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tidak akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi. Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rio, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas. Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut. Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rio. Sepeninggal ibuku, sikap Rio dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rio. Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku. Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rio malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Ia hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rio sering kutangkap basah mengintip tubuhku
yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi. Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor. Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besarbesaran. Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya. Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya. Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi. Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap. Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tibatiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremasremas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok. Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku. Aahh! Jangaann! Aaahh! aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya. Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya. Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya. Rio Kamu Rio hanya menyeringai buas. Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus! Astaga Rio menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat. Rio! Jangan, Rio! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan! Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu! Rio! Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong! Iya, Rio. Tapi bukan begini caranya! Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak! Errgh Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rio secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. Akh! Rio kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras. Tapi, Plak! Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar. Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rio mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur. Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah. Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rio tambah menyalang-nyalang bernafsu. Tangan Rio mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas. Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya. Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum! Rio langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rio sebebas yang ia suka. Aku
hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini. Aaarrghh Rio! Jangaannn..! Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rio mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentaksentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rio. Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan. Urrgh Akhirnya Rio sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku. Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rio langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah. Braak! Aku dan Rio terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya. Papa! Rio! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry! Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rio mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku. Sudahlah, Mer. Maafin Rio ya. Itu kan sudah terjadi, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya. Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh Papaa! tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku. Aaahh Papaa Jangaaan! Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri. Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rio yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku. Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang. Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rio dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu. Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung? Kebingungan-kebingungan terusmenerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rio. Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku? Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri? Tolongkah aku, wahai pembaca yang budiman! Gay Story Kisah Asmara Orang Gay Posted by admin on July 30, 2008 2:30 pm Filed under Cerita Dewasa Hari ini kita akan mencatat resensi buku puisi, kata guru bahasa siang itu. Aduh saya lupa bawa bolpoint, nih! ucapku pada Abi, teman sebelahku. Nih.. pake punya saya aja! Abi menawarkan padaku. Terus kamu sendiri pake apa? aku balik tanya. Udah.. tenang saja! Abi menjawab sambil tersenyum, senyuman biasa tapi dibalik senyuman itu ada sesuatu yang membuat Abi nampak menarik. Seperti biasa, aku makan siang sendiri sebab kalau siang begini orang tuaku sedang bekerja dan kebetulan kakakku lagi ada pentas musik ke luar kota, tinggal aku sendiri saja siang itu di rumah. Setelah kutanggalkan pakaian sekolahku, kini hanya celana pendek dan t-shirt tanpa lengan yang membungkus 178 cm tinggi tubuhku. Selesai makan siang, aku beristirahat sambil mendengarkan musik dari tape yang melantunkan lagu manis berirama R&B dan vokal yang bagus dari tenggorokannya Whitney Houston yang melantunkan Saving All My Love For You Tok.. tok.. tok, suara pintu yang diketuk dari luar. Siapa.. ya? dengan malas saya beranjak ke pintu.
Hai.. siang, jawaban itu keluar setelah pintu kubuka, dan Abi dengan senyuman manisnya berdiri di hadapanku. Dan aku membalasnya sambil mempersilakan masuk. Abi sudah biasa ke tempatku, entah itu main, ngobrol atau lainnya. Abi anaknya baik, tidak begitu cakep, perawakannya pun biasa saja bila dibandingkan dengan postur tubuhku yang tinggi 178 cm dan berat 75 kg serta wajah yang gimana.. ya? Abi sering memuji kalau aku sebenarnya tampan. Ah, tapi itu hanya Abi saja yang memuji tapi menurutku Abi lah yang kalau dipandang terus kayaknya ada sesuatu yang menarik atau semacam kharisma, apalagi kalau Abi tersenyum dengan memperlihatkan susunan giginya yang rapi, putih hal seperti ini yang sering membuatku memikirkan Abi. Eh.. nih aku bawa film bagus, Abi menawarkan VCD kepadaku. Flim apaan sih, sambil aku perhatikan sampul VCD, yang ternyata itu adalah Blue Flim, dan aku tersenyum sambil mengajak Abi ke kamarku untuk memutar flim itu, kebetulan di kamarku ada VCD-Player dan Abi mengikutiku masuk ke kamar. Setelah beberapa saat melihat adegan demi adegan berlangsung dengan panasnya sampai-sampai membangkitkan nafsu birahi yang semestinya enak dinikmati pada malam hari. Aku melirik Abi yang duduk di sampingku dan secara bersaman Abi juga melirikku, dan pada saat pandangan kita beradu, aku merasakan ada suatu sentuhan di atas kulit pahaku yang ternyata itu adalah tangan lembut Abi yang terus memancing birahiku, sedang nafsu birahiku sudah terbakar sejak Abi masuk ke kamarku. Kamu tampan sekali, Abi membisikkan kata itu di telingaku dan aku hanya bisa diam sambil memejamkan mata dan setelah itu Abi terus menciumku dari telinga, pipi terus menyatukan bibirnya dengan bibirku. Aku pun membalasnya dengan melumat bibir Abi yang lembut, sementara bagian bibir kami saling memberikan kenikmatan. Tangan Abi mulai bergerilya menyentuh setiap bagian tubuhku hingga tangan Abi kini sudah berada di balik celanaku dan mulai meremas-remas batang penisku yang sudah mulai tegang sehingga hanya rintihan-rintihan birahi yang keluar dari mulutku, yang membuat Abi semakin terbakar nafsu. Hingga tanpa sadar Abi sudah mulai melepaskan pakaianku, dan kini aku terlentang di atas kasur tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhku dan Abi kini mulai menanggalkan pakaiannya hingga aku dengan jelas melihat seluruh tubuh Abi yang ternyata berpostur bagus dengan warna kulit coklat khas Indonesia. Kini posisi Abi menindih tubuhku dan Abi mulai menyerangku dengan melumat bibirku dan aku pun membalasnya dengan melumat bibir Abi. Abi mulai menurunkan kepalanya dan dengan menggoyangkan lidahnya Abi menjilati seluruh tubuhku, mulai dari bibir, leher, dada, perut sampai akhirnya lidah Abi menyentuh lubang kencing tepat di ujung penisku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara tersebut sambil tubuhku meliuk-liuk bagai ular begitu kurasakan kenikmatan yang di berikan Abi. Belum habis rasa itu, kini Abi memberikan rasa lain yaitu bagian kepala sampai batang penisku mulai dimasukkan ke dalam mulut Abi hingga goyangan kepala Abi turun naik dalam melakukan oral sex. Akh.. akh.. ah.. hanya itu suara yang bisa kukeluarkan sambil mataku terpejam menikmati permainan oral sex yang disuguhkan Abi. Abi kemudian menghentikan permainannya, dan kini Abi tidur terlentang di sampingku sambil menyuruhku untuk menindih tubuhnya. Sekarang posisinya, aku yang meninidih tubuh Abi. Masukkan.. ya.. pinta Abi sambil memegang penisku dan mulai di arahkan ke lubang pantatnya dengan posisi kakinya terbuka lebar. Oke.. kalau itu yang kamu inginkan, sambil mendesah kujawab permintaan Abi, sebelum aku mulai menyerang terlebih dahulu Abi mengolesi penisku dengan air liurnya, aku pun mulai menurunkan pantatku untuk mulai penyerangan tapi begitu bagian kepala penisku mulai masuk. Aduuh.. jangan teruskan.. Abi menjerit sambil tangannya meremas pantatku agar aku tidak meneruskan seranganku dan tanpa kulepas bagian kepala penisku yang sudah masuk, aku merunduk mencium dan melumat bibir Abi dan Abi membalasnya sambil merangkulkan kedua tangannya ke leherku sambil memejamkan mata dan begitu Abi terbuai dengan permainan bibirku, aku pun perlahan-lahan mulai menurunkan pantatku untuk meneruskan seranganku tanpa melepaskan lumatan bibir, sulit memang tapi akhirnya aku berhasil memasukkan seluruh penisku ke organ vital Abi, dan Abi pun mengeluarkan rintihan manja. Dan kini aku mulai mendayung sebuah perahu birahi menuju pantai kenikmatan bersama Abi yang sesekali merintih melantunkan irama birahi. Keringatku pun mulai menghujani tubuh Abi yang berada di bawah tubuhku. Nampaknya jauh sudah kami berlayar di lautan kenikmatan hingga seluruh sendi-sendi dan pembuluh darahku mulai menyatukan protein-protein dan mengirimkannya melalui urat-urat untuk segera dikeluarkan melalui penisku dan pada saat aku berada diujung kenikmatan, seluruh otot-ototku menegang dan aku mulai menghimpit tubuh Abi. Kudekap tubuh Abi kuat-kuat sambil berbisik ke telinga Abi, Akh.. Bi.. aku mau.. belum habis kata itu kuucapkan, aku langsung melumat bibir Abi sambil menghimpit tubuhnya, dan begitu cairan spermaku membasahi sanubari Abi, aku pun mengatur nafasku setelah mengarungi samudera birahi yang membuat nafasku terengah-engah.
Puas..? bisik Abi. Hmm.. yah,sambil senyum kubalas Abi. Aku mohon jangan di copot dulu, pinta Abi. Yah.. aku membiarkan penisku yang masih dalam keadaan tegang, tertanam di organ vital Abi, dan kini Abi melakukan onani, dengan posisi masih di bawahku. Aku pun membantu Abi mencapai klimaks dengan cara melumat dan sekekali kugigit puting susu Abi hingga Abi mendesah-desah nikmat hingga akhirnya Abi mulai menegang, mengerang karena Abi mulai mencapai klimaks. Dengan jelas aku melihat bagaimana mimik muka Abi pada saat mengerang menahan kenikmatan yang teramat sangat. Abi begitu manis, jantan, tampan dan kharismanya keluar berbarengan dengan sperma yang ia curahkan hingga membasahi bagian perutnya. Begitu Abi selesai organisme, kucium dan kubisikkan, Bi.. aku sayang kamu.. dengan lembut kuucapkan itu dan Abi tersenyum sambil merangkul leherku menurunkannya dan mencium bibirku dengan lembut, sementara lagu Whitney Houston terus bergema melantunkan lagu, I Still Believe You And Me dan sayup-sayup masuk ke kamarku membuai kami yang masih berpelukan tanpa ditutupi sehelai benang pun. Ditengah-tengah alunan musik itu Abi berbisik, Iqi.. jangan pernah tinggalkan aku ya?! lirih ucapan itu keluar dari mulut Abi yang ditempelkan di kuping kananku, dengan mendekap Abi ke dalam pelukanku yang paling dalam dan dengan memberikan rasa kasih sayang tinggi itulah jawaban yang kuberikan. Dan mulai saat itu resmilah hubungan kami sebagai sepasang merpati yang saling memberikan kasih dan sayang, serta cinta yang sejati sehingga hari-hari yang kami jalani berdua selalu penuh dengan warna-warna syahdu yang membiaskan lukisan cinta diatas kanvas asmara yang kami lukis di dalam hati kami berdua. Hingga detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, bulan, tahun dan terus berjalan sesuai dengan hitungannya sehingga membuat kami tersadar bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Saat-saat berpisah memang sakit tapi itulah kenyataannya. Abi memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita yang dicintainya, sedangkan aku menyimpan duka dan lara sehingga kuputuskan untuk pergi dari kota kelahiranku dengan membawa kisah romansa asmara merah jambu yang kami ukir pada saat masa-masa romatis hingga kini kuputuskan untuk menetap di kota Yogyakarta sambil berharap datangnya seorang gembala cinta yang menawarkan cintanya padaku walaupun hal itu belum juga datang hingga sekarang, tapi kenangan manis bersama Abi selalu menghiasi bingkai lamunanku. Ah.. Abi andai sekarang kau ada di sini.. Heey.. mikirin apa sih? tiba-tiba tepukan teguran dari belakangku yang membuyarkan lamunanku. Oh.. nggak mikir apa-apa! spontan kujawab pertanyaan itu sambil membalikkan tubuhku, yang ternyata itu teguran dari Tony teman sekerjaku. Aku lalu tersenyum kepada Tony dan Tony pun sepertinya ngerti apa yang kupikirkan. Kemudian dengan menyisakan senyuman yang kuberikan pada Tony, aku beranjak pergi untuk melanjutkan pekerjaanku. Selamat malam, Bapak mau pesan apa? dengan ramah aku memberikan pelayanan, untuk memperlihatkan keprofesionalanku sebagai seorang waitter di salah satu cafe di kota Yogyakarta. Nafsuku Terlampiaskan bersama Tukang Becak Cerita Gay
lebih dua jam sekitar pukul 21.00, sampailah aku diterminal bus BanyuanggaProbolinggo, aku pindah kebus yang ada di depannya bus yang baru kutumpangi agar tidak antri terlalu lama, kebetulan bus yang ada di depan bus yang baru kutumpangi adalah bus Tjipto dengan jurusan Jember, dalam perjalanan kali ini aku dapat tempat duduk paling depan sendiri sebelah kiri dekat pintu depan sehingga tempat di depanku agak luang sehingga aku dapat meluruskan kakiku. Dan aku segera terlelap dalam perjalanan kali ini setelah terlebih dulu aku membayar ongkos tiket ke Jember. Perjalanan berlalu selama kurang lebih dua jam pula, sekitar pukul 23.00 sampailah aku di terminal Tawangalun-Jember dan akupun segera ikut menunggu dengan beberapa orang yang juga ingin melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi. Tidak berapa lama kemudian datanglah bus Akas dengan tujuan Denpasar lewat Banyuwangi, aku segera naik bus tersebut dengan perasaan yang sudah ngantuk, lelah akan tetapi aku ingin rasanya segera sampai ditempat tujuan. Dalam perjalanan ini cukup banyak juga penumpangnya dan rata-rata tujuan mereka adalah Denpasar atau Banyuwangi, setelah menikmati perjalanan yang tidak begitu menyenangkan sekitar dua jam, maka sampailah kekota tujuanku yaitu Genteng, maka aku segera bersiap-siap untuk turun diterminal Genteng, karena hari sudah menjelang pagi maka bus tidak masuk ke dalam terminal akan tetapi hanya berhenti ditepi jalan depan terminal. Pada saat itu yang turun disana hanya beberapa orang saja termasuk diriku, setelah kakiku menginjakkan tanah maka beberapa abang becak datang menyerbu untuk saling berebut penumpang yang baru turun dari bus, mungkin ada sekitar lima atau enam orang abang becak yang mengerubuti aku, akan tetapi aku hanya menggelengkan kepala yang berarti bagi mereka aku tidak berniat untuk naik becak mereka, akan tetapi ada satu abang becak yang dengan gigihnya mengikuti aku walaupun aku sudah melangkahkan kakiku beberapa langkah dari kerumunan abang becak tersebut. Kulihat sepintas abang becak yang mengejarku tadi, masih muda, berbadan kekar dan lumayan ganteng untuk ukuran abang becak, maka aku mengiyakan saja ketika dia menawarkan diri untuk mengantarkan aku mencari tempat menginap. Dalam perjalanan menuju hotel yang menjadi tempat tujuanku, maka terjadi percakapan yang biasa-biasa saja sebagai basi-basi, hingga sampailah di depan hotel yang menjadi tempat tujuanku, segera kubayar ongkosnya, dan pada saat itulah aku baru menyadari kalau tampilan abang becak yang satu ini begitu seksi dengan celana jeans belelnya yang lutut kiri dan kanan sengaja disobek dan yang terlebih membuatku dag dig dug adalah disebelah bawah kantong kirinya juga sobek yang lumayan lebar sehingga aku bisa melihat pangkal pahanya yang kekar itu dan hal ini makin membuatku jadi salah tingkah dan segera ada perasaan yang berdesir dalam hatiku untuk mencari berbagai cara dan alasan untuk bisa menggaetnya malam itu. Maka aku bertanya kepadanya. Abis ini mau kemana? tanyaku sekenanya. Yah, mau balik di depan terminal lagi sambil nunggu penumpang Kalau aku mau pakai kamu lagi gimana? Sebabnya tadi aku belum makan Yah, nggak apa-apa saya tunggu saja Gini aja aku pesan kamar dulu ke dalam, kamu tunggu dulu di depan yaa Hmm, gumannya tidak jelas. Setelah aku menemui resepsionis dan sudah mendapatkan kamar yang kuinginkan maka aku kembali keluar untuk menemui abang becak tadi dan dia kuajak masuk dengan alasan aku mau mandi dulu. Dengan rada segan-segan akhirnya dia mau juga masuk ke dalam kamarku setelah sebelumnya dia memarkir becaknya dihalaman hotel dan kepada room boy yang mengantarkan aku kekamar kubilang kalau aku mau keluar lagi untuk cari makan dengan menggunakan jasa becaknya sehingga aku dengan leluasa mengajaknya masuk ke dalam kamar. Setelah sampai di kamar, kusuruh dia untuk mandi, akan tetapi dia menolak dengan alasan sudah malam dan dingin airnya, maka segera kubuka keran air hangat dan kusuruh dia untuk merasakan hangatnya air dan dengan sedikit rayuan gombal kalau air hangat dapat menyegarkan tubuh yang sedang capek, kemudian dia mau. Dengan segera dia memasuki kamar mandi dan aku segera membereskan barang bawaanku setelah sekitar lima menit dia didalam kamar mandi, aku mengetoknya dari luar dengan alasan biar cepet selesai kalau mandinya bersamaan dan ternyata dia tidak keberatan dengan segera dibukanya slot kamar mandi dan aku segera masuk. Kudapati dia sudah telanjang bulat sambil menggosok badannya dengan sabun yang tersedia disana. Karena pada waktu itu dia menghadap ketembok maka aku tidak bisa melihat penisnya yang ingin segera kulihat karena dengan panampilannya yang seksi itu membuatku merangsang, maka aku segera melangkahkan kaki menuju bak mandi yang berarti aku membelakanginya setelah kuguyur badanku dengan beberapa gayung air hangat, kubalikan tubuhku menghadapnya untuk meminta sabun dari darinya dan barulah pada saat itu aku bisa melihat penisnya yang lumayan panjang dalam keadaan biasa, sehingga tanpa terasa penisku langsung tegak lurus dan diapun juga melihatnya dan komentarnya penuh dengan arti.
Pada suatu hari aku dapat tugas mendadak keluar kota yaitu ke kota Genteng Banyuwangi, dengan catatan besok sudah harus ada dikota tersebut, entah bagaimana caranya untuk bisa sampai kesana. Maka dengan berat hati dan penuh dengan keterpaksaan, setelah pulang kerja sekitar pukul 18.00 aku pulang dari tempat kerjaku menuju ketempat kostku yang jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dengan tubuh lunglai, lemas, males yang semuanya bercampur aduk, apalagi aku harus berangkat seorang diri tanpa ada rekan yang menyertaiku. Setelah sampai ditempat kost, aku mandi dan segera ganti baju untuk siap berangkat dan sebelumnya aku berkemas dengan membawa beberapa potong pakaian untuk berjaga-jaga kalau tugasku disana tidak dapat selesai dalam waktu sehari. Setelah semuanya beres, maka segera kukunci kamar tempat kostku dan segera kulangkahkan kakiku menuju jalan raya untuk menyetop angkot yang akan membawaku ke terminal bus Arjosari-Malang, setelah sampai diterminal bus antar kota sekitar pukul 19.00 malam, aku segera memilih bus jurusan Probolinggo, dan sebelumnya dalam hati aku juga penginnya berniat untuk naik bus secara estafet yaitu dari Malang ke Probolinggo, Probolinggo ke Jember dan Jember baru ke Genteng. Setelah kupilih bus dengan tujuan yang kuinginkan, maka segera aku naik bus Akas dengan tujuan Probolinggo, aku memang sengaja tidak memilih bus Patas karena perjalanan malam hari tidak seberapa pengap disamping itu tidak seramai kalau perjalanan siang hari. Setelah aku menikmati perjalanan kurang
Lho, koq ngaceng penis sampeyan? katanya. Iyoo, ndelok penismu sing dowo itu opo, jawabku juga sekenanya. Hehehehe Koq iso dowo koyok ngene iki diapakno sih, tanyaku lagi. nDisik sering dikom karo teh anget, jawabnya lagi. Dengan penuh ketidak sabaran segera kuraih penisnya yang panjang menggantung itu dan dia diam saja, sambil kukocok perlahan-lahan dan mulai terlihat reaksinya dengan sedikit mengeras dan makin mengeras dan terlihat makin panjang lagi sampai diatas pusarnya beberapa mili. Ah, wong podo lanange koq dulinan penis, katanya lagi. Enggak opo-opo, aku seneng nek ndelok penis sih dowo ngene, jawabku. Nek gelem emuten pisan opoo, katanya lagi. Tanpa dikomando dua kali maka segera jongkok di depan selakangannya dan kuselomot tuh penis yang sudah tegang mengacung itu sambil sesekali kusiran dengan air hangat dari bak kamar mandi. Dan dia hanya berdiri sambil diam mematung sambil sesekali mendesis keenakan dan mengelus-elus kepalaku Setelah permaian berjalan sekitar seperempat jam didalam kamar mandi dan itu baru pemanasan saja, karena belum ada tanda-tanda dia akan mencapai puncak kenikmatannya. Maka kamipun meraih handuk yang tersedia didalam kamar mandi dan segera mengeringkan badan kami masing-masing dan menuju ketempat tidur dengan ukuran yang cukup besar untuk dipakai bergulingguling dua orang. Setelah kutelentangkan dia ditempat tidur dan dia menurut saja tanpa ada perlawanan dan penolakan, maka segera kucumbui dia mulai dari cuping telinganya, ke arah pipinya kemudian bibirnya, mula-mula dia diam saja akan tetapi lama kelamaan dia mulai merespon semua kegiatanku untuk mencumbuinya, kemudian kuturunkan lagi kelehernya, dan terus menjulur kebawah lagi ke arah ketiaknya dan kucium aroma yang membuatku makin terangsang, yaitu aroma laki-laki jantan dengan baunya yang sangat khas sekali. Mungkin kalau dalam keadaan biasa aku akan merasa jijik untuk menjilati ketiak yang berbulu dan berbau, akan tetapi pada pagi hari itu hilang sudah perasaan jijik dan lain sebagainya yang ada hanya rangsangan demi rangsangan yang makin membuatku mabuk kepayang. Terus cumbuanku kuteruskan ke arah putingnya yang berwarna hitam kecoklatan dan ditumbuhi beberapa bulu yang cukup panjang-panjang, kemudian kuteruskan lagi ke arah pusarnya dengan cara memasukan lidahku ke dalam lubang pusarnya dan dia mengelinjang-ngelinjang kegelian sambil mendesah penuh dengan kenikmatan. Kemudian kuarahkan cumbuan bibirku ke arah pinggangnya dan terus turun kebawah lagi ke arah jembutnya yang tumbuh dengan kasar dan kaku itu terus kukulum ujung penisnya yang hitam tegar itu dan menjulang tegak sepanjang sejengkal tanganku yang kukira-kira panjangnya sekitar 20 cm. Kuemut dengan memasuk-keluarkan dengan mulutku terus dan kudengar rintihan makin keras dan mendesis-desis seperti ular yang sedang mencari mangsa. Setelah cukup lama aku menyelomoti penisnya, segera kuambil lotion yang sudah kupersiapkan disebelah tempat tidur, kemudian kuolesi lubang anusku dengan lotion dan segera aku merangkak ke atasnya dan mulai berusaha untuk memasukan penisnya yang panjang itu ke dalam lubang kenikmatanku, setelah semua penisnya masuk sampai pangkalnya aku segera menaik turunkan bokongku dan dia rupanya masih menikmati permainan sex yang sebelumnya belum pernah dia dapatkan, setelah cukup lama aku naik turun diatas penisnya yang tegak mengacung itu, akhirnya dia memintaku untuk melepaskannya dan menyuruhku untuk telentang dan sambil mengangkat kedua belah kakiku ke atas pundaknya kemudian dia mulai menunduk dan memasukkan penisnya yang masih tegang mengacung itu ke dalam lubang kenimatanku sambil terus mengenjotnya dan kurasakan batang penisnya yang panjang itu sampai ke dalam perutku yang menyodok-nyodok dengan liarnya sambil melenguh-lenguh diantara desisan kenikmatan yang dia rasakan. Aaahh, aauucchh Ayoo teruss ggooyaanngg Yaahh Uuuhhaahh AAaauucchh Dan gerakan maju mundurnya makin lama makin cepat sampai akhirnya dia tersungkur diatas dadaku sambil merasakan puncak kenikmatannya dengan mengeluarkan pejuh yang sangat banyak dalam lubangku yang sampai kurasakan meleleh keluar dari antara lubang anusku dan penisnya yang masih tertancap dalam lubangku, cukup lama dia memeluk aku dan sambil tersenyum dia berkata, Enak ee, katanya.
Kemudian dia bangkit dari pelukanku dan kemudian dia menuju kekamar mandi untuk membersihkan diri dan mandi lagi dengan air hangat, kalau sebelumnya dia masuk ke dalam kamar mandi dengan mengunci pintunya maka untuk kali ini pintu kamar mandi dibiarkannya dalam keadaan terbuka dan kulihat dia sedang mencuci penisnya dengan air hangat dan kuawasi dia dari tempat tidur, sedangkan aku pada saat itu masih belum mendapatkan kepuasan dengan mengecrotkan pejuhku. Aku maklum akan hal itu karena yang kuhadapi sekarang itu bukanlah seorang gay akan tetapi seorang lekong asli yang sama sekali tidak mengenal hubungan sesama jenis, sehingga mungkin dia tidak mengerti kalau dalam hubungan seperti harus take and give atau harus saling memuaskan lawan mainnya. Kemudian akupun bangkit dari tempat tidurku dengan penisku masih ngaceng penuh karena belum keluar pejuhku, kususul dia kekmar mandi untuk mengguyur tubuhku dengan air hangat pula dan kulihat dia sudah selesai mandi dan sudah mengeringkan badannya dan mulai memakai celdalnya atau Cd-nya dan celana pendek kolor warna abuabu, kemudian dia rebahan diatas tempat tidur sambil telentang. Setelah selesai dari kamar mandi aku menyusulnya rebahan diatas tempat tidur namun aku masih dalam keadaan telanjang bulat dan penisku sudah mulai surut dari ngacengnya. Kamipun mengobrol sambil menanyakan identitas kami masing-masing. Dari obrolan itu baru kuketahui kalau namanya adalah Giman, dia adalah orang asli kota itu dan dia sudah beristri dan mempunyai seorang anak yang baru berumur sekitar tiga tahun dan dia memulai pengalaman sexnya dengan seorang wanita sejak kelas dua SMU yaitu sekitar umur 16-17 tahun, dan kadang-kadang dia juga suka jajan dengan perempuan jalanan kalau dia mempunyai kelebihan uang dari hasil narik becaknya. Dan ketika kutanya tentang bagiamna rasanya pengalaman sek yang baru dia rasakan tadi lalu katanya, Luwih enak, katanya. Enak apane, tanyaku penasaran. Luwih seret, luwih keset dibandingno main karo wong wedok, katanya polos. Nek ngono gelem maneh yoo? pancingku. Hmm, gumamnya. Dia tidak mengatakan sesuatu akan tetapi pandangan matanya mempunyai arti tersendiri bagiku, maka segera kuraih kembali penisnya yang sudah lemas dibalik celana pendeknya yang cukup ketat itu dan kuelus-elus lagi dengan perlahan-lahan, sambil kugesek-gesek dan mulai tampak reaksinya dengan makin bertambah panjang dan mengerasnya kembali penisnya, kemudian kulorot celana pendeknya dan ketika itu penisku kembali tegang mengacung kembali kemudian kuraih tangannya untuk memegang penisku. Mulanya dia canggung dan segan akan tetapi akhirnya dia mau juga mengocok penisku akan tetapi tidak seprofesional sparing partnerku yang benar-benar gay, terus kulorot kembali CD-nya dan kulihat penisnya yang panjang menjulang sudah mengacung kembali, kuemot kembali dengan posisi 69, walaupun begitu aku tidak memintanya untuk menghisap penisku karena aku tahu dia pasti akan menolaknya karena belum biasa, akan hal itu tidak menjadi masalah bagiku, dengan kocokan yang tidak teratur pada penisku hal itu sudah cukup untuk membuat rangsangan pada diriku makin meningkat, setelah cukup lama aku mengemotnya maka segera kuminta dia untuk bangkit dari tidurnya dan segera menindih tubuhku dan kubimbing penisnya yang panjang tegak mengacung itu memasuki lubang anusku. Aaahh Aaayyoo teeruss genjot, pintaku. Hmm Makin lama gerakannya makin cepat dan menggila kekanan kekiri sehingga kurasakan desakan penisnya menusuk kekanan dan kekiri didalam anusku sampai akhirnya kembali kudengar lenguhannya diiringi dengan muncratnya pejuhnya. AAaaoocchh enaakk, katanya. Ssseeddaapp Aaahh nniikkmmaatt Sebelum dia melepaskan penisnya dari lubangku dan masih kurasakan kehangatan dan denyutan penisnya, maka segera aku mengocok penisku makin lama makin cepat sambil diawasinya sampai aku akhirnya melenguh. Aaauucchh Jrot.. Jrot.. Jrott Pejuhku muncrat diatas dadaku, kemudian kudekap dia, sampai cukup lama sambil penisnya yang sudah mulai melemas tertancap dilubangku, dua ronde sudah permainan yang dilakukannya pada diriku, setelah dia bangkit dari dekapanku kulihat pejuhku yang tadinya muncrat didadaku, terlihat pula lelerannya didadanya karena dekapanku tadi kemudian segera dia menuju ke kamar mandi lagi dan kudengar siraman air mengguyur tubuhnya.
Sejenak kemudian aku menyusulnya ke dalam kamar mandi dan kami mandi bersama saling menggosok, saling menyabun dan sekali-kali tangan nakalku memegang penisnya yang sudah tidak tegang lagi akan tetapi masih cukup panjang, setelah selesai berpakaian kami ngobrol sebentar, waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi lebih, dan diapun mohon pamit sambil kuberikan tips tambahan dan kubisikkan. Aku pengin main ngene maneh, kataku. Kapan? tanyanya. Nek, aku nang kene maneh, jawabku. Iyoo, tak enteni yoo, sambungnya lagi. Dia segera keluar dari kamarku dan aku segera mengunci kamarku dari dalam dan merebahkan badanku dengan rasa yang sangat puas dan segera tertidur dengan pulasnya sambil tersenyum dan sekitar pukul 07.00 pagi aku segera bangun, mandi dan bersiap-siap untuk menuju tempat tugasku. Ketika sebulan berikutnya aku ke Genteng lagi dengan jam yang sama dan aku berharap dapat bertemu kembali dengannya, akan tetapi tidak kutemukan dia, walaupun aku berdiri ditepi jalan di depan terminal cukup lama. Dimanakah kamu Gimanku? Apakah kamu sudah lupa dengan janjimu atau mungkin kamu tak ingin menemuiku lagi karena memang kamu bukan gay? Kisah Asmara Sesama Pria ( Gay / Homo ) Cerita Dewasa Posted by admin in March 31st 2009 Cerita dewasa kali ini berkisah tentang seorang pasangan homo / gay sedang menonton adegan blue film, jadi bagi rekan-rekan pembaca setia situs cerita dewasa ini pasti akan sangat terhibur dengan kisah yang satu ini. Hari ini kita akan mencatat resensi buku puisi, kata guru bahasa siang itu. Aduh saya lupa bawa bolpoint, nih! ucapku pada Abi, teman sebelahku. Nih.. pake punya saya aja! Abi menawarkan padaku. Terus kamu sendiri pake apa? aku balik tanya. Udah.. tenang saja! Abi menjawab sambil tersenyum, senyuman biasa tapi dibalik senyuman itu ada sesuatu yang membuat Abi nampak menarik. Seperti biasa, aku makan siang sendiri sebab kalau siang begini orang tuaku sedang bekerja dan kebetulan kakakku lagi ada pentas musik ke luar kota, tinggal aku sendiri saja siang itu di rumah. Setelah kutanggalkan pakaian sekolahku, kini hanya celana pendek dan t-shirt tanpa lengan yang membungkus 178 cm tinggi tubuhku. Selesai makan siang, aku beristirahat sambil mendengarkan musik dari tape yang melantunkan lagu manis berirama R&B dan vokal yang bagus dari tenggorokannya Whitney Houston yang melantunkan Saving All My Love For You Tok.. tok.. tok, suara pintu yang diketuk dari luar. Siapa.. ya? dengan malas saya beranjak ke pintu. Hai.. siang, jawaban itu keluar setelah pintu kubuka, dan Abi dengan senyuman manisnya berdiri di hadapanku. Dan aku membalasnya sambil mempersilakan masuk. Abi sudah biasa ke tempatku, entah itu main, ngobrol atau lainnya. Abi anaknya baik, tidak begitu cakep, perawakannya pun biasa saja bila dibandingkan dengan postur tubuhku yang tinggi 178 cm dan berat 75 kg serta wajah yang gimana.. ya? Abi sering memuji kalau aku sebenarnya tampan. Ah, tapi itu hanya Abi saja yang memuji tapi menurutku Abi lah yang kalau dipandang terus kayaknya ada sesuatu yang menarik atau semacam kharisma, apalagi kalau Abi tersenyum dengan memperlihatkan susunan giginya yang rapi, putih hal seperti ini yang sering membuatku memikirkan Abi. Eh.. nih aku bawa film bagus, Abi menawarkan VCD kepadaku. Flim apaan sih, sambil aku perhatikan sampul VCD, yang ternyata itu adalah Blue Flim, dan aku tersenyum sambil mengajak Abi ke kamarku untuk memutar flim itu, kebetulan di kamarku ada VCD-Player dan Abi mengikutiku masuk ke kamar. Setelah beberapa saat melihat adegan demi adegan berlangsung dengan panasnya sampai-sampai membangkitkan nafsu birahi yang semestinya enak dinikmati pada malam hari. Aku melirik Abi yang duduk di sampingku dan secara bersaman Abi juga melirikku, dan pada saat pandangan kita beradu, aku merasakan ada suatu sentuhan di atas kulit pahaku yang ternyata itu adalah tangan lembut Abi yang terus memancing birahiku, sedang nafsu birahiku sudah terbakar sejak Abi masuk ke kamarku. Kamu tampan sekali, Abi membisikkan kata itu di telingaku dan aku hanya bisa diam sambil memejamkan mata dan setelah itu Abi terus menciumku dari telinga, pipi terus menyatukan bibirnya dengan bibirku. Aku pun membalasnya
dengan melumat bibir Abi yang lembut, sementara bagian bibir kami saling memberikan kenikmatan. Tangan Abi mulai bergerilya menyentuh setiap bagian tubuhku hingga tangan Abi kini sudah berada di balik celanaku dan mulai meremas-remas batang penisku yang sudah mulai tegang sehingga hanya rintihanrintihan birahi yang keluar dari mulutku, yang membuat Abi semakin terbakar nafsu. Hingga tanpa sadar Abi sudah mulai melepaskan pakaianku, dan kini aku terlentang di atas kasur tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhku dan Abi kini mulai menanggalkan pakaiannya hingga aku dengan jelas melihat seluruh tubuh Abi yang ternyata berpostur bagus dengan warna kulit coklat khas Indonesia. Kini posisi Abi menindih tubuhku dan Abi mulai menyerangku dengan melumat bibirku dan aku pun membalasnya dengan melumat bibir Abi. Abi mulai menurunkan kepalanya dan dengan menggoyangkan lidahnya Abi menjilati seluruh tubuhku, mulai dari bibir, leher, dada, perut sampai akhirnya lidah Abi menyentuh lubang kencing tepat di ujung penisku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara tersebut sambil tubuhku meliuk-liuk bagai ular begitu kurasakan kenikmatan yang di berikan Abi. Belum habis rasa itu, kini Abi memberikan rasa lain yaitu bagian kepala sampai batang penisku mulai dimasukkan ke dalam mulut Abi hingga goyangan kepala Abi turun naik dalam melakukan oral sex. Akh.. akh.. ah.. hanya itu suara yang bisa kukeluarkan sambil mataku terpejam menikmati permainan oral sex yang disuguhkan Abi. Abi kemudian menghentikan permainannya, dan kini Abi tidur terlentang di sampingku sambil menyuruhku untuk menindih tubuhnya. Sekarang posisinya, aku yang meninidih tubuh Abi. Masukkan.. ya.. pinta Abi sambil memegang penisku dan mulai di arahkan ke lubang pantatnya dengan posisi kakinya terbuka lebar. Oke.. kalau itu yang kamu inginkan, sambil mendesah kujawab permintaan Abi, sebelum aku mulai menyerang terlebih dahulu Abi mengolesi penisku dengan air liurnya, aku pun mulai menurunkan pantatku untuk mulai penyerangan tapi begitu bagian kepala penisku mulai masuk. Aduuh.. jangan teruskan.. Abi menjerit sambil tangannya meremas pantatku agar aku tidak meneruskan seranganku dan tanpa kulepas bagian kepala penisku yang sudah masuk, aku merunduk mencium dan melumat bibir Abi dan Abi membalasnya sambil merangkulkan kedua tangannya ke leherku sambil memejamkan mata dan begitu Abi terbuai dengan permainan bibirku, aku pun perlahan-lahan mulai menurunkan pantatku untuk meneruskan seranganku tanpa melepaskan lumatan bibir, sulit memang tapi akhirnya aku berhasil memasukkan seluruh penisku ke organ vital Abi, dan Abi pun mengeluarkan rintihan manja. Dan kini aku mulai mendayung sebuah perahu birahi menuju pantai kenikmatan bersama Abi yang sesekali merintih melantunkan irama birahi. Keringatku pun mulai menghujani tubuh Abi yang berada di bawah tubuhku. Nampaknya jauh sudah kami berlayar di lautan kenikmatan hingga seluruh sendi-sendi dan pembuluh darahku mulai menyatukan protein-protein dan mengirimkannya melalui urat-urat untuk segera dikeluarkan melalui penisku dan pada saat aku berada diujung kenikmatan, seluruh otot-ototku menegang dan aku mulai menghimpit tubuh Abi. Kudekap tubuh Abi kuat-kuat sambil berbisik ke telinga Abi, Akh.. Bi.. aku mau.. belum habis kata itu kuucapkan, aku langsung melumat bibir Abi sambil menghimpit tubuhnya, dan begitu cairan spermaku membasahi sanubari Abi, aku pun mengatur nafasku setelah mengarungi samudera birahi yang membuat nafasku terengah-engah. Puas..? bisik Abi. Hmm.. yah,sambil senyum kubalas Abi. Aku mohon jangan di copot dulu, pinta Abi. Yah.. aku membiarkan penisku yang masih dalam keadaan tegang, tertanam di organ vital Abi, dan kini Abi melakukan onani, dengan posisi masih di bawahku. Aku pun membantu Abi mencapai klimaks dengan cara melumat dan sekekali kugigit puting susu Abi hingga Abi mendesah-desah nikmat hingga akhirnya Abi mulai menegang, mengerang karena Abi mulai mencapai klimaks. Dengan jelas aku melihat bagaimana mimik muka Abi pada saat mengerang menahan kenikmatan yang teramat sangat. Abi begitu manis, jantan, tampan dan kharismanya keluar berbarengan dengan sperma yang ia curahkan hingga membasahi bagian perutnya. Begitu Abi selesai organisme, kucium dan kubisikkan, Bi.. aku sayang kamu.. dengan lembut kuucapkan itu dan Abi tersenyum sambil merangkul leherku menurunkannya dan mencium bibirku dengan lembut, sementara lagu Whitney Houston terus bergema melantunkan lagu, I Still Believe You And Me dan sayup-sayup masuk ke kamarku membuai kami yang masih berpelukan tanpa ditutupi sehelai benang pun. Ditengah-tengah alunan musik itu Abi berbisik, Iqi.. jangan pernah tinggalkan aku ya?! lirih ucapan itu keluar dari mulut Abi yang ditempelkan di kuping kananku, dengan mendekap Abi ke dalam pelukanku yang paling dalam dan dengan memberikan rasa kasih sayang tinggi itulah jawaban yang kuberikan. Dan mulai saat itu resmilah hubungan kami sebagai sepasang merpati yang saling memberikan kasih dan sayang, serta cinta yang sejati sehingga hari-hari yang kami jalani berdua selalu penuh dengan warna-warna syahdu yang membiaskan lukisan cinta diatas kanvas asmara yang kami lukis di dalam hati kami berdua. Hingga detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu, bulan, tahun dan terus berjalan sesuai dengan hitungannya sehingga membuat kami tersadar bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Saat-saat berpisah memang sakit tapi itulah kenyataannya. Abi memutuskan untuk menikah dengan seorang wanita yang dicintainya, sedangkan aku menyimpan duka dan lara sehingga kuputuskan untuk pergi dari kota kelahiranku dengan membawa kisah
romansa asmara merah jambu yang kami ukir pada saat masa-masa romatis hingga kini kuputuskan untuk menetap di kota Yogyakarta sambil berharap datangnya seorang gembala cinta yang menawarkan cintanya padaku walaupun hal itu belum juga datang hingga sekarang, tapi kenangan manis bersama Abi selalu menghiasi bingkai lamunanku. Ah.. Abi andai sekarang kau ada di sini.. Heey.. mikirin apa sih? tiba-tiba tepukan teguran dari belakangku yang membuyarkan lamunanku. Oh.. nggak mikir apa-apa! spontan kujawab pertanyaan itu sambil membalikkan tubuhku, yang ternyata itu teguran dari Tony teman sekerjaku. Aku lalu tersenyum kepada Tony dan Tony pun sepertinya ngerti apa yang kupikirkan. Kemudian dengan menyisakan senyuman yang kuberikan pada Tony, aku beranjak pergi untuk melanjutkan pekerjaanku. Selamat malam, Bapak mau pesan apa? dengan ramah aku memberikan pelayanan, untuk memperlihatkan keprofesionalanku sebagai seorang waitter di salah satu cafe di kota Yogyakarta. Itulah cerita sesungguhnya yang terjadi pada diriku. Cerita ini bukan karangan atau fiksi tapi ini sungguh-sungguh terjadi, dan cerita ini sudah lama saya buat tapi baru kali ini saya menemukan situs yang mau memuat cerita kisah asmara orang Gay, dan saya harap cerita saya ini bisa memberikan warna lain dari cerita-cerita yang ada di situs 17tahun.com. Saya juga membuka komunikasi kepada pembaca yang ingin berkenalan dengan saya, baik korespondensi, tukar cerita, tukar pengalaman hidup atau lainnya tapi saya hanya membenarkan korespondensi lewat alamat e-Mail saja. Saya tunggu tanggapan dari Anda.