Presentasi Kasus DHF Grade II
Presentasi Kasus DHF Grade II
Presentasi Kasus DHF Grade II
OLEH : SUCI ASNATASIA RAMADHINI 1102009276 PEMBIMBING : dr. Donny Gustiawan Sp.PD
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. TT Umur : 43 thn Jenis Kelamin : Wanita Status : Menikah Agama : Islam Alamat :Jl. Kaperpu 34 Blok: E/41 Rt 006/006 Sumur Batu Bantar Gebang Pekerjaan : Ibu rumah tangga Masuk RS : 1 Juli 2013 Tanggal pemeriksaan : 1 Juli 2013
ANAMNESA
Autoanamnesa pada tanggal 1 Juli 2013. Keluhan utama Pasien mengeluh demam sejak 4 hari SMRS
Riwayat penyakit dahulu Pasien mengaku memiliki riwayat maag sejak kecil dan sering mengkonsumsi obat obatan warung berupa promag. Pasien juga pernah operasi usus buntu 4 tahun yang lalu. Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan sekitar Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini , tetapi tetangganya ada yang menderita gejala penyakit seperti ini.
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 1 Juli 2013 pada pukul 23.15 WIB
Status Generalis
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang Kesadaran : Composmentis GCS : E4M6V5 Tekanan Darah : 110/70mmHg Nadi : 76x /menit Pernafasan : 24x /menit Suhu : 36 oC Berat Badan : 65 kg
KEPALA
Bentuk
Rambut
Mata
Telinga
: Normal simetris : Hitam dengan distribusi yang merata dan tidak mudah dicabut. : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik Pupil isokor kanan dan kiri sama Refleks cahaya positif : Bentuk normal, simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
KEPALA
Hidung
:Bentuk normal Tidak ada deviasi septum, Tidak krepitasi, tidak hiperemis Tidak ada sekret yang keluar dari hidung. :Faring tidak hiperemis :Bentuk normal, tidak sianotik : Tidak terdapat pembesaran KGB
Thoraks
Inspeksi : Bentuk dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis Iktus kordis tidak terlihat Tidak ada kelainan kulit Tidak ada pelebaran sela iga Fremitus taktil dan vokal kanan dan kiri sama Iktus kordis teraba pada ICS V Linea midclavicularis sinistra Tidak ada nyeri tekan , tidak ada krepitasi , tidak teraba massa
Palpasi
Thoraks
Perkusi : Terdengan suara sonor diseluruh lapang paru Batas kanan jantung pada ICS V linea parasternalis dekstra. Batas kiri jantung pada ICS V linea midklavikularis sinistra. Pinggang jantung pada ICS III linea parasternalis sinistra. Batas paru hati pada ICS VI linea midclavicularis dextra , dan peranjakan paru positif.
Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang paru, dan tidak terdengar suara nafas tambahan Bunyi jantung I-II reguler murni, tidak ada suara tambahan
ABDOMEN
Inspeksi : Auskultasi : Palpasi : Perut cembung, simetris Bising usus terdengar dalam batas normal Supel nyeri tekan epigastrium dan perut kanan atas Pembesaran hepar dan lien tidak teraba Ballotement negatif Timpani di 4 kuadran abdomen Pemeriksaan Shiftting Dullnes negatif Tidak ada pembesaran lien
Perkusi
Ekstremitas
: Akral hangat , turgor kulit baik Tidak ada edema dan tidak sianotik
: Baik : Kaku kuduk, Babinski dan Babinski Grup Negatif :5 : Baik kanan dan kiri
PEMERIKSAN PENUNJANG
A. LABORATORIUM (25 Mei 2013) Pemeriksaan Hematologi Hemoglobin : 14,9 g/dl (P:14-16, W:12-16) g/dl Leukosit : 3200 /mm (3500-10.000)/mm Eritrosit : 4,86 (3,8 5,8) jl/mm3 Hematokrit : 43,6 % (35-50) Trombosit : 43.000 /mm3 (150-400) ribu/mm3
Pemeriksaan Faal Hati: SGOT : 55 U/dl ( P: <38 ; W: <32 ) U/L SGPT : 37 U/dl ( P: <41 ; W: <31 ) U/L Pemeriksaan Faal Ginjal: Ureum : 26 mg/dl ( 15-45 ) mg/dl Kreatinin : 0,8 mg/dl ( P: 0,7 1.2 ; W: 0,5-0,9 ) mg/dl Glukosa sewaktu : 85 mg/dl ( <170 )
2 07 2013
3 07 2013
4 07 - 2013
5 07 - 2013
06 07 - 2013
Gusi berdarah
06.00 15 3200
4500 4800 47,1 62rb CM 38.1 42rb CM 100/70mmhg 80x/mnt 20x/mnt 370 C
Mata Conjungtiva Anemis Sklera Ikterik Toraks Abdomen (+/+) (-/-) Vesikuler ka=ki Rh - / -Wh - / BJ I/II Reguler NT (+) BU (+) (+/+) (-/-) Vesikuler ka=ki Rh - / -Wh - / BJ I/II Reguler NT (+) BU (+) (-/-) (-/-) Vesikuler ka=ki Rh - / -Wh - / BJ I/II Reguler NT (+) BU (+) (-/-) (-/-) Vesikuler ka=ki Rh - / - Wh - / BJ I/II Reguler NT (+) BU (+) (-/-) (-/-) Vesikuler ka=ki Rh - / - Wh - / BJ I/II Reguler NT (+) BU (+)
Diagnosa
DHF Grade II
DHF Grade II
DHF Grade II
Hepar teraba 1 jari Hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae dibawah arcus costae DHF Grade II DHF Grade II
RESUME
Seorang wanita, 43 tahun datang ke IGD RSUD Kabupaten Bekasi dengan keluhan demam . Demam dirasakan terus menerus sepanjang hari sejak 4 hari SMRS, namun saat pasien tiba dirumah sakit demam sudah mulai turun. Pasien juga mengeluh kepala pusing, lemas, mual. Sejak 2 hari SMRS gusi pasien berdarah. Nyeri ulu hati dan perut kanan atas dirasakan terus menerus baik sesudah atau sebelum makan. . BAB berwarna hitam, dan BAK tidak ada keluhan. Sebelumnya pasien sudah berobat ke klinik dan diberi obat berupa paracetamol, amoxilin , ranitidin serta sodium diklofenak tetapi tidak kunjung sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu aksila 36o C , tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 76x /menit, pernafasan 24x /menit. Nyeri tekan didaerah epigastrium dan perut kuadran kanan atas. Hepar teraba 1 jari dibawah arcus costae dextra. Pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopenia . SGOT dan SGPT mengalami peningkatan. Hb dan hematokrit dalam batas normal.
Medikamentosa
IVFD RL 500cc per 8 jam Ranitidin IV 2 x 1 ampul per 12 jam Ceftriaxon IV 2 x 1gr per 12 jam Antacida 3 x 1 tab
PEMERIKSAAN ANJURAN Kultur virus dengue Imunoserologi IgG dan IgM anti dengue Pemeriksaan sel darah tepi USG abdomen PROGNOSIS Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam Quo ad sanactionam : ad bonam
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik. (1)
ETIOLOGI
Demam dengue dan demam berdarah dengue
disebabkan oleh virus virus dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae.
Epidemiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis
Kriteria denuge tanpa tanda bahaya Bertempat tinggal di/berpergian ke daerah endemik Tanda bahaya Kriteria dengue berat Kebocoran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok (DSS), akumulasi cairan dengan distrees pernafasan. Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinis. Gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT > 1000, gangguan kesadaran, gangguan jantung, dan organ lain) (3)
Diagnosis
Isolasi virus dengue sulit. Metode PRC tersedia
untuk identifikasi dan penentuan serotipe secara cepat. Antibodi penetral dan antibodi penghambat hemaglutinasi terbentuk dalam 7 hari setelah awitan demam dengue. Antibodi hemotipik cenderung mencapai titer yang lebih tinggi dari pada antibodi heterotipik. (2)
Diagnosis
Diagnosa pasti didapatkan dari hasil isolasi virus
dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT PCR (Reverse transcriptase polymerase chain reaction), namun karena teknik lebih rumit, saat ini tes serologi yang menditeksi adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgM maupun IgG (1) Radiologi
Wolume cairan kritaloid yang dibutuhkan per hari Dengan Rumus : 1500 + 20 x ( BB - 20) = ... ml
Penderita infeksi Dengue yang harus dirawat inap adalah seperti berikut. Bila ditemukan tanda bahaya (warning sign), keluhan dan tanda hipotensi, perdarahan, gangguan organ (ginjal, hepar, jantung dann nerologik), kenaikan hematokrit pada pemeriksaan ulang, efusi pleura, asites, komorbiditas (kehamilan, diabetes mellitus, hipertensi, tukak petik dll), kondisi social tertentu (tinggal sendiri, jauhdari fasilitas kesehatan, transportasi sulit).
DAFTAR PUSTAKA
Suhendro dkk. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; Juni 2006. Hal. 170913. Wahyono Tri Yunis Miko, dkk. Buletin Jendela Epidemiologi. Volume 2. Pusat data dan surveilans epidemiologi Kementrian Kesehatan RI : Agustus 2010. World Health Organization. Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. New edition. Geneva. 2009.
Pohan herdiman T, dkk. Diagnosis dan terapi cairan pada demam berdarah dengue. Medicinus Scientific Journal of Parmaceutical Development and Medical Application. Jakarta : Maret 2009