Organisasi Perkantoran

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

ORGANISASI KANTOR

Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ayub Petrijon Cahyo Subarkah Chris N. C. Sagala Dewi Puspitasari Dinar Ayu Nastiti Dwi Sagesti Putri Farid Kharisma Fatimatuz Zahro D2A008016 D2A008017 D2A008018 D2A008019 D2A008020 D2A008021 D2A008023 D2A008024 D2A008025

Fadia Hanum FristiannisaD2A008022

10. Fikry Subhi Rasyidi

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2009
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Organisasi memiliki dua pengertian, yang pertama oraganisasi dalam arti lembaga atau kelompok fungsional. Yang kedua berkaitan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara di dalam kegiatan organisasi di alokasikan dan dtugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta menbagi tugas-tugas dan pekerjaan kepada apra anggota organisasi. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas kepada individu agar setiap individu menjalankan tanggu jawabanya untuk melaksanakan kegiatan yang terbatas. Semua ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam organisasi kantor setiap kantor mencakup SDM yang terikat dalam interaksi sosial. Dalam system sosial itu tersusun dalam sebuah struktur yang menjamin perintah dan laporan, baik berhubungan dengan arus pekerjaan maupun arus informasi; Sebagai suatu system terbuka, setiap organisasi perkantoran mempunyai hubungan timbal balik baik dalam organisasi intern ataupun ekstern. Setiap orang dalam organisasi perkantoran memiliki tujuan individu, sebagian daripadanya merupakan alasan tindakannya; mereka masing-masing mengharapkan organisasi dapat membantu mencapai tujuannya. Interaksi sosial yang terjadi dalam menejemen perkantoran tersebut juga dapat membantu pencapaian tujuan bersama, walaupun mungkin berbeda, namun berkaitan dengan tujuan-tujuan individi tersebut. 2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan organisasi dan organisasi perkantoran? 2. Apa saja prinsip-prinsip yang terdapat dalam organisasi perkantoran?

3. Bagaimana struktur organisasi itu sendiri? 4. Bagaimana jalannya sentralisasi dan desentralisasi dalam perkantoran? BAB III PEMBAHASAN 1. Pengertian Organisasi Kantor Ada lima buah fakta yang jamak terdapat dan berlangsung dalam organisasi perkantoran yaitu : a. Setiap organisasi perkantoran pasti mencakup SDM yang terlibat dalam interaksi sosial, baik disebabkan oleh struktur formal atau informal. b. Interaksi dalam system sosial itu tersusun dalam sebuah struktur yang menjamin perintah dan laporan, baik berhubungan dengan arus pekerjaan maupun arus informasi. c. Sebagai suatu system terbuka, setiap organisasi perkantoran mempunyai hubungan timbal balik baik dalam organisasi intern ataupun ekstern. d. Setiap orang dalam organisasi perkantoran memiliki tujuan individu, sebagian daripadanya merupakan alasan tindakannya; mereka masingmasing mengharapkan organisasi dapat membantu mencapai tujuannya. e. Interaksi sosial yang terjadi dalam menejemen perkantoran tsb juga dapat membantu pencapaian tujuan bersama, walaupun mungkin berbeda, namun berkaitan dengan tujuan-tujuan individi tsb. Berdasarkan ke lima fakta tsb, dapat dikemukakan bahwa: a. Organisasi perkantoran adalah suatu proses yang menjadi tempat orangorang berinteraksi untuk mencapai tujuan kantor. b. Organisasi perkantoran adalah suatu rangka dasar yang menjadi tempat orang-orang melangsungkan kegiatannya untuk menerima, menyimpan, mengolah, dan menyajikan informasi dan merawat aktiva. c. Organisasi perkantoran mencalup susunan staf dan alokasi tugas dan tanggung jawab dalam mengolah data, memasok informasi untuk pembuatan keputusan dan merawat aktiva.

2. Pengorganisasian Terhadap Office Service Organisasi secara umum adalah setiap system kerjasama yang dijalankan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu apa pun. Organisasi adalah suatu system. Sistem yang berupa organisasi ini terdiri dari 3 unsur yang saling berhubungan, yaitu sekelompok orang, kerjasama dan tujuan tertentu. Setiap organisasi tersusun dari sekelompok orang. Orang-orang ini melakukan kerjasama. Kerjasama ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang mereka setujui bersama. Dari perpaduan ketiga unsur itu lahirnya suatu kebulatan yang disebut organisasi. Tetapi kebulatan ini sebagaimana halnya dengan system apapun tidak bias ditangkap oleh pancaindera manusia seakan-akan suatu barang berwujud. Kalaupun dapat dilihat, maka yang tampak mungkin hanyalah kelompok orang-orang yang merupakn unsure kebulatan itu atau kegiatan-kegiatan kerjasama yang sedang mereka lakukan. Tetapi dalam kenyataannya di masyarakat, setiap organisasi diberi sebutan tertentu, digolongkan dalam suatu jenis, dan dianggap mempunyai suatu wujud yang nyata seperti misalnya perkumpulan sepak bola, perhimpunan mahasiswa, serikat buruh, partai politik, koperasi, perusahaan, instansi pemerintah sampai pada suatu negara atau sebuah badan internasional. Luasnya dan perilaku organisasi yang satu berlainan dengan organisasi lain (misalnya antara partai politik dengan perusahaan industri) disebabkan karena perbedaan pada unsur-unsurnya itu. Organisasi yang tersusun dari 25 orang akan berbeda luasnya dengan organisasi yang mencakup 5.000 orang. Kerjasama yang erat dan ketat akan mewujudkan organisasi yang berlainan coraknya dengan kebulatan yang pertalian kerjasamanya sangat longgar. Demikian pula tujuan bersama yang sederhana seperti misalnya memindahkan sebatang pohon roboh akan menimbulkan rangkaian kegiatan organisasi yang jauh berbeda dengan kepentingan besar yang sangat rumit seperti misalnya mengembangkan ilmu penerbangan angkasa luar. Tetapi walaupun demikian, asas tata tertib yang menyatupadukan ketiga unsur itu menjadi suatu system adalah sama saja pada organisasi manapun. James Mooney berpendapat bahwa

asas yang melandasi semua organisasi ialah the principle of Coordination (asas Koordinasi). Kerjasama di antara orang-orang dalam organisasi menyangkut beberapa segi lainnya di samping bidang kerja. Untuk dapat bekerjasama orang-orang itu harus dapat berkomunikasi satu sama lain. Agar tujuan organisasi tercapai dengan sebaik-baiknya, maka dalam pelaksanaan kerjasama itu harus ada koordinasi, yaitu kontak dan keselarasan di antara orang-orang maupun kegiatan-kegiatannya sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama ke arah tercapainya tujuan organisasi. Dengan adanya koordinasi dapatlah dihindarkan adanya kekacauan, percekcokan, kekembaran kerja, atau kekosongan kegiatan. Untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan mencapai tujuan sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing, orang-orang dalam organisasi itu harus mempunyai wewenang-wewenang tertentu. Demikian pula harus ada wewenang memberi perintah dan menyelenggarakan koordinasi dalam setiap organisasi. Wewenang-wewenang itu pada tingkat teratas sebagai sumbernya berada di tangan sutu pihak yang disebut pemimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam organisasi. Jadi, kerjasama itu harus pula mengikuti pembagian wewenang dan di bawah kepemimpinan sesuatu pihak dari antara orang-orang itu. Jadi, empat unsur kerjasama dari segenap organisasi adalah komunikasi, koordinasi, wewenang dan kepemimpinan. Organisasi sebagai proses kegiatan ataupun sebagai wadah kegiatan, mempunyai prinsip-prinsip tertentu yang harus dianut,agar pemanfaatannya benar-benar mendukung bagi tercapainya sasaran yang dikehendaki.Prinsipprinsip organisasi yang sering ditemukan dalam organisasi kantor adalah : 1. Perumusan Tujuan (Formulation of Objective) Dalam membentuk organisasi pertama sekali harus diketahui tujuan yang hendak dicapai dan tujuan tersebut harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan ini merupakan landasan bagi organisasi dan menjadi pedoman terpenting dalam menjalankan suatu kebijkan,serta harus dilaksanakan. Selain itu tujuan memberikan arah (sense of direction) terhadap anggota organisasi.

2. Pembagian Pekerjaan (Division of Work) Setelah tujuan yang telah ditetapkan,untuk melaksanakan tujuan itu perlu ada berbagai kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tersebut. Pekerjaan yang bermacam-macam tadi harus digolong-golongkan/ dikelompokkan, agar setiap orang mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya. Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri.Kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang bekerjasama secara kooperatif dan dikoordinasikan agar mendapat hasil lebih baik dari kerja perseorangan. Konsep ini disebut sinergi. Tiang dasar pengoraganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi. 3. Pelimpahan Wewenang (Delegation of Authority) Pucuk pimpinan bertanggung jawab pada semua akibat yang dilakukan dalam organisasi. Pada saat organisasi membesar,ia seorang diri tidak menjalankan tugas dengan baik. Oleh karene itu perlu melimpahkan wewenangnya kepada orang lain yang menjadi bawahannya. Meski demikian ia bertanggung jawab terhadap keseluruhan organisasi yang dipimpinnya. Beberapa contoh pedoman tentang pelimpahan wewenang: a) Batas wewenang, tanggung jawab dan tugas harus jelas serta seimbang. b) Memperhatikan pendapat pegawai yang akan menerima wewenang. c) Percaya bahwa menerima wewenang akan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab. d) Pemberi wewenang tetap harus melakukan pengarahan, pembimbingan dan pengontrolan sehingga tugas dapat dijalankan dengan baik. 4. Kesatuan Komando Artinya bahwa dalam struktur organisasi,sejumlah orang memiliki seorang pemimpin,demikian seterusnya samapai jenjang paling atas,dimana pucuk pimpinan memegang komando.seluruh organisasi dengan melalui beberapa pimpinan dibawahnya

Kalau kita lihat dilingkungan kantor, maka beberapa orang bekerja di bagian pengetikan memiliki kepala/pimpinan,bagian pun memiliki kepala/ pemimpin dan seterusnya. Adanya kesatuan komando atau kesatuan pimpinan memudahkan hubungan, koordinasi dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kerja. Bilamana orang-orang yang bekerjasama besar jumlahnya dan tujuan bersama yang ingin dicapai juga cukup luas., maka terjadilah hubunganhubungan dalam organisasi yang sangat banyak dan mungkin ruwet sekali. Hubungan-hubungan kerja ini baik di antara orang-orang maupun fungsifungsi harus ditetapkan, diatur, dan disusun sehingga merupakan suatu kerangka yang mempunyai pola tetap, susunan logis, dan bentuk teratur. Suatu kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, wewenang, dan tanggungjawab masing-masing dalam suatu system kerjasama disebut tataraga organisasi (organization structure). Struktur organisasi adalah pokok-pokok untuk membagi-bagi atau mengelompokkan bidang-bidang kerja serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja antar orang. Setiap organisasi dibentuk tentulah karena adanya tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan ini menentukan macam-macam luasnya pekerjaan yang harus dicapai. Segenap pekerjaan itu dengan penertiban akan menjadi berbagai fungsi. Suatu fungsi atau sekelompok aktivitas atau pekerjaan yang tergolong pada jenis yang sama berdasarkan sifatnya, pelaksanaannya, ataupun karena merupakan suatu urutan atau secara praktis saling tergantung sama lain. Fungsi yang telah dibebankan kepada suatu pihak tertentu dan dengan demikian terikat pada perorangan lalu menjadi tugas. Adanya tugas dari satu atau sekelompok orang sekaligus mengandung pengertian bahwa petugas tersebut diberi wewenang yang sepadan untuk mengerjakan tugas itu. Pelimpahan wewenang kepada petugas untuk melakukan tindakan-tindakan dalam rangka menunaikan tugasnya serentak mengakibatkan adanya permintaan tanggung jawab dari pihak yang

memberikan tugas kepada orang yang menerima tugas. Permintaan tanggung jawab itu wajib diikuti oleh pemberian tanggung jawab dari penerima tugas kepada pihak yang memberikan tugas dan melimpahkan wewenang. Tanggungjawab adalah perikatan adanya keharusan pada setiap pihak untuk melaksanakan tugas yang dibebankan secara sepatutnya sesuai wewenang yang diterima. Orang yang mau memikul dan memberikan tanggung jawab itu dapatlah disebut petugas yang bertanggungjawab. Demikian tujuan organisasi dengan tahap kelanjutannya merupakan serangkaian ketergantungan yang untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut : Tujuan Pekerjaan Fungsi Tugas Pelimpahan Wewenang Permintaan Tanggungjawab Kewajiban Bertanggungjawab Tanggungjawab terakhir mengenai penunaian secara sepatutnya dari seluruh tugas yang berarti tercapainya tujuan organisasi berada di atas pundak pihak pimpinan. Jadi, pemimpin organisasi bertanggungjawab atas tercapainya tujuan organisasinya. Pengorganisasian kantor merupakan proses untuk menetapkan, mengelompokkan, dan mengatur atas berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu termasuk penyediaan barang dan fasilitas menuju

pelaksanaan tugas perkantoran. Kekuatan organisasi terletak pada kemampuan mengorganisasi sumber daya menusia dan non manusia untuk diarahkan pada pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan kantor. Kantor yang berfungsi adalah kantor yang mampu menjadikan tiga faktor yaitu : sarana, manusia, dan tugas sebagai kesatuan yang dapat mendukung kegiatan pokok organisasi secara efisien. 3. Bagan Organisasi Bagan organisasi adalah suatu sarana untuk memvisualisasikan keadaan formil organisasi, agar anggota organisasi mengetahui dimana mereka berada pada tangga atau tata jaring organisasi tersebut. Bagan organisasi juga dapat didefinisiikan sebagai gambar struktur organisasi yang berbentuk kotak atau bentuk lain yang dihubungkan dengan garis,garis hubungan tersebut dapat berupa hubungan perintah,koordinasi atau fungsi lainnya. Dari bagan tersebut dapat diketahui besar organisasi, banyaknya unit kerja,macam-macam aktivitas, bahkan pangkat dari pejabat yang bersangkutan. Tiga macam bagan organisasi yang terpenting adalah : a. Bagan Struktur Organisasi Yang diutamakan adalah menampakkan unit-unit atau kelompokkelompok yang telah dibentuk serta tata hubungan hierarkinya satu sama lain. b. Bagan Organisasi Fungsional Yang diutamakan adalah memperlihatkan fungsi, tanggung jawab dari setiap unit organisasi. c. Bagan Organisasi Personal Yang diutamakan adalah menampakkan orang-orang yang menjadi warga atau peserta di dalam organisasi, dan sekaligus memberikan informasi mengenai pangkat dan jabatan. Dari bagian organisasi yang menggambarkan semua aktivitas, banyaknya unit kerja dan pangkat serta jabatan biasanya dapat dinyatakan

sebagai struktur organisasi. Struktur organisasi juga dapat didefinisikan melalui empat komponen, yaitu : 1. Struktur Organisasi menjelaskan/menggambarkan alokasi tugas dan tanggung jawab pada individu maupun departemen atau bagian-bagiannya. 2. Struktur organisasi menggambarkan hubungan pelaporan formal mencakup jumlah hierarki dan rentang kendali. 3. Struktur organisasi mengelompokkan individu dalam bagian organisasi menjadi organisasi. 4. Struktur organisasi mencakup perencanaan sistem untuk menjamin komunikasi yang efektif, koordinasi, integrasi baik vertikal maupun horizontal. Pada setiap kantor tentu terdapat pimpinan yang memegang wewenang yang dalam hubungannya dengan pelayanan perkantoran adalah seorang office-manager. Manager itu melakukan koordinasi dan komunikasi sehingga semua petugas dalam kantor itu menunaikan tugasnya mencapai tujuan yang ditentukan. Kantor atau lebih tepat unit organisasi yang berada di bawah pimpinan seorang office-manager dapat mempunyai macam-macam sebutan, misalnya Bagian Tata Usaha, Biro Administrasi Umum, Departemen Pelayanan Perkantoran (Office Service Departement), Sekretariat, atau Kantor Tata Usaha. Penampilan dan pemakaian kantor itu juga bisa bermacammacam dalam pemakaiannya. Dalam organisasi yang sudah maju dan menyadari sepenuhnya peranan manajer perkantoran atau kini manajer administratif modern sebagai pimpinan seluruh office service, kedudukan manajer itu biasanya setingkat dengan para manajer lainnya yang melakukan tugas-tugas operatif. Sebagai contoh sebuah perusahaan dapat mempunyai struktur organisasi yang dapat digambarkan sebagai berikut :

10

PUCUK PIMPINAN

Bagian Produksi

Bagian Marketing

Bagian Accounting

Unit Office Manager

Mengenai pola pembagian kerja di antara para pegawai dalam bidang tatausaha, pada umumnya menurut C.L. Littlefielddan R.M. Peterson (Modern Office Management, 1956) dikenal dua macam rencana : a. Rencana urutan (serial plan) Dengan pola ini setiap pekerjaan tatausaha dibagi-bagi menjadi unit-unit yang lebih kecil secara berurutan dan setiap unit ditugaskan kepada seorang juru tatausaha. Contohnya, pekerjaan membuat surat tagihan dapat dibagi-bagi menjadi pekerjaan menyusun konsep, kerja mengetik, kerja memeriksa hasil pengetikan, dan membubuhi tanggal, cap sampai memberi amplop sehingga siap dikirim. b. Rencana sejajar (parallel plan) Dalam hal ini volume pekerjaanlah yang dibagi-bagi kepada para pegawai yang masing-masing mengerjakannya dari awal sampai selesai. Dengan contoh pekerjaan membuat surat tagihan itu, masing-masing juru tata usaha dari keempat pegawai itu diberi tugas sejumlah tagihan untuk diselesaikan sendiri-sendiri secara berbarengan. 4. Sentralisasi dan Desentralisasi Pekerjaan Kantor. Berhubung dengan perkembangan segenap pekerjaan perkantoran dewasa ini yang menjadi amat luas, begitu rumit, dan melibatkan aneka perlengkapan sangat mahal, maka dalam organisasi perkantoran timbul persoalan-persoalan yang berkisar pada sentralisasi dan spesialisasi.

11

a.

Sentralisasi Pekerjaan Kantor Pada sistem sentralisasi semua kerja perkantoran dalam organisasi yang bersangkutan dibebankan dan dilaksanakan oleh satuan organisasi yang berdiri sendiri di samping satuan-satuan organisasi yang memikul pekerjaan operatif. Dalam hal jni satuan organisasi yang melaksanakan tugas-tugas induk dibebaskan dari kegiatan-kegiatan seperti mengetik surat-surat, menyalin data, atau memelihara arsip.

b.

Desentralisasi Pekerjaan Kantor Masing-masing satuan organisasi dalam seluruh organisasi di samping melaksanakan tugas-tugas induknya juga melakukan semua kerja ketatausahaan yang terdapat dalam lingkungannya sendiri. Asas-asas sentralisasi dan desentralisasi mempunyai kebaikan dan

kelemahan sendiri-sendiri. Kalau semua kerja ketatausahaan dipusatkan pada sebuah satuan organisasi yang dipimpin oleh tenaga ahli, sudah pasti bidang tatausaha itu dapat senantiasa disempurnakan, misalnya mengenai cara-cara bekerja yang efisien, perancangan formulir seragam, pemakaian alat yang tepat, dan pengawasan yang cermat. Sebaliknya asas desentralisasi mempunyai kebaikan tersendiri. Apabila misalnya sebuah organisasi tersebar di beberapa gedung sehingga kalau tatausahanya dipusatkan, hanya akan memperlambat jalannya pekerjaan pokok, maka lebih tepat dipakai asas desentralisasi. Demikian pula ada segi-segi tertentu dari tatausaha yang mau tak mau harus dikerjakan sendiri oleh masingmasing satuan organisasi seperti misalnya menelepon atau menyusun laporan mengenai suatu pekerjaan pokok yang bersifat teknis. Memang dalam prakteknya tidak ada sebuah organisasi pun yang semua kerja ketatausahanya dipusatkan sepenuhnya atau dipancarkan seluruhnya. Asas sentralisasi dan asas desentralisasi kedua-duanya harus dipergunakan. Asas sentralisasi bagi pekerjaan perkantoran berkaitan dengan spesialisasi, pengkhususan dalam pelaksanaan sesuatu segi tata usaha oleh seorang petugas tertentu secara terus-menerus. Dengan spesialisasi itu maka kemahiran kerja setiap petugas akan meningkat dan pada akhirnya hasil

12

maupun kelancaran pekerjaan itu juga menjadi besar. Tetapi, spesialisasi dalam pekerjaan apapun ada batas kemanfaatnya. Spesialisasi yang berlebihan akan menimbulkan kesenadaan dan kebosanan dalam kerja, sedang pegawai yang bersangkutan tidak menjadi serba-bisa. Oleh karena itu, spesialisasi dalam pelaksanaan kerja perkantoran hendaknya hanya dijalankan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang jelas, tidak boleh dilakukan spesialisasi secara semena-mena hanya untuk memerinci pekerjaan dan membagi-bagikannya kepada sejumlah petugas. 5. Jabatan Sekretaris dan Unit Sekretaris Seseorang yang pandai menulis dan tulisannya bagus untuk mencatat wejangan atau perintah dari seseorang raja kepada rakyatnya disebut juru tulis pada jaman kuno. Sekarang disebut dengan jabatan sekretaris. Jabatan tersebut dibebani tugas surat-menyurat, penyimpanan dokumen-dokumen, dan pelayanan tamu maupun urusan-urusan rapat. Tugas-tugas sekretaris tidak lagi dibatasi dalam bidang tatausaha saja. Dewasa ini, tugas sekretaris adalah mengatur ruang kerja yang baik bagi pimpinannya, menyiapkan naskah pidato dari kepalanya, menyusun perpustakaan, mengguntingi berita-berita harian yang diperlukan sampai mengurusi perjalanan dan penginapan pimpinannya ke luar kota. Bahkan sekretaris itu kini melakukan juga aktivitas-aktivitas manajemen. Dengan demikian selain sekretaris yang berperanan semata-mata sebagai seorang pembantu terdpatlah kelompok sekretaris yang mempunyai fungsi sebagai manajer. Sebagi sekedar contoh mengenai sekretaris yang mempunyai peranan sebagai manajer dapat dikemukakan jabatan-jabatan yang berikut : a. Sekretaris jenderal pada tingkat internasional Misalnya pada PBB, terdapat Sekretaris Jenderal, merupakan pejabat penting yang bertanggungjawab memajukan perdamaian dunia. b. Sekretaris di tingkat pemerintahan nasional Amerika Serikat Pengertian ini artinya seseorang dalam anggota cabinet yang membantu presiden dalam menyelenggarakan sesuatu urusan negara dan memimpin

13

suatu departemen pemerintahan. Contohnya di Indonesia adalah Menteri Luar Negeri. c. Sekretaris di tingkat local Menurut perundang-undangan pemerintah daerah di Indonesia pada setiap daerah otonom ada jabatan Sekretaris Daerah yang mengepalai Sekretaris Daerah.

14

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Pengorganisasian adalah upaya kerjasma yang dijalankan oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai suatu kegiatan, organisasi mempunyai prinsip-prinsip yang mendukung tercapainya tujuan organisasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah perumusan tujuan, pembagian pekerjaan, pelimpahan wewenang dan kesatuan komando Kekuatan organisasi terletak pada kemampuan mengorganisasi sumber daya manusia dan non manusia, untuk diarahkan pada pelaksanaan tugas untuk mencapai tujuan. Demikian juga dengan kantor, kantor yang berfungsi adalah kantor yang mampu menjadikan sarana, manusia dan tugas, sebagai sebuah kesatuan yang dapat mendukung kegiatan pokok organisasi secara efisien. Dengan melihat hubungannya dengan organisasi secara keseluruhan maka organisasi kantor dapat dibentuk dengan sistem sentralisasi atau desentralisasi. 2. Saran Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, struktur organisasi kantor sangat penting untuk diingat. Karena dalam pembagian tugas para karyawannya sangat penting untuk pencapaian tujuan. Agar kerja karyawan menjadi maksimal.

15

DAFTAR PUSTAKA Gie, Liang.1992.Manajemen Perkantoran Modern.Liberty:Yogyakarta. Kismartini.2004.Administrasi Perkantoran dan Perbekalan.UNDIP. http://susilawati.files.wordpress.com/2007/09/tekperkantoran-blog.doc

16

Anda mungkin juga menyukai