Pengertian Kepribadian Dan Kebudayaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN KEBUDAYAAN

Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dalam. perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.

Berdasarkan Pengertian diatas maka perilaku individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan akan berbeda-beda. Semua perilaku tersebut bersifat khas artinya hanya dimiliki oleh individu itu meskipun orang lain memiliki perilaku yang sama mungkin pemaknaannya berbeda , misalnya ada yang makan karena belum sarapan , ada yang makan karena ikut teman atauada yang makan karena mengisi waktu saja .

Kepribadian adalah ciri , karakteristik , gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita sendiri . Bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan yang kita terima dilingkungan jadi yang disebut kepribadian itu adalah campuran dari yang bersifat psikologis , kejiwaan dan juga fisik.

Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut : a. Yinger Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

b. M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

c. Cuber Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

d. Theodore R. Newcombe Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

Pengertian Kebudayaan

kebudayaan berasal dari kata budh- budhi- budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia Definisi Kebudayaan Menurut para Ahli Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli :

1. Edward B. Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. 2. M. Jacobs dan B.J. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, Ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial. 3. Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar. 4. Dr. K. Kupper Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. 5. William H. Haviland Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota

masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat. 6. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

7. Francis Merill Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social o Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.

8. Bounded et.al Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu. 9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy) Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.

10. Robert H Lowie Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.

11. Arkeolog R. Seokmono Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. Kesimpulan Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh kesimpulan mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah

benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. SEJARAH TEORI BIG FIVE

1. SEJARAH TEORI BIG FIVE Teori Big Five pertama sekali diperkenalkan oleh Lewis R. Goldberg pada tahun 1981. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori Big Five ini adalah Allport. Allport melakukan penelitiannya dengan bergantung pada hipotesis Lexical. Orang yang pertama kali mengemukakan hipotesis ini adalah Sir Francis Galton. Beliau menyatakan bahwa perbedaan individual yang paling penting akan ditandai dalam bahasa. Selain Sir Francis Galton maupun Allport, istilah trait-deskriptif dari Allport dan Odbert digunakan sebagai awal analisis struktur kepribadian oleh Raymond Cattell. Goldberg juga menyatakan bahwa Cattell adalah bapak intelektual dari teori Big Five. Terdapat 3 tokoh yang mempelopori teori Big Five ini, yaitu : Paul T. Costa, Jr. Paul T. Costa lahir di Franklin New Hampshire pada tahun 1942. Dia dan Robert McCrae mulai berkolaborasi pada tahun 1976. Dia menerima gelar sarjana Psikologi nya dari Universitas Clark dan gelar dokter di Human Development Universitas Chicago. Setelah posisi akademik nya di Harvard dan Universitas Massachusetts di Boston, dia bergabung dengan NIA untuk meresmikan Stress and Coping section. Dari tahun 1985 sampai 2009 ia adalah Kepala Laboratorium Kepribadian dan Kognisi (Sekarang Laboratorium Behavioral Neuroscience). Minat penelitiannya termasuk pengembangan dewasa, penilaian kepribadian, dan penyakit Alzheimer. Robert R. McCrae Robert R. McCrae lahir di Maryville, Missouri pada tahun 1949, anak bungsu dari 3 bersaudara. Adalah seorang psikolog kepribadian yang melakukan penelitian penuh di Program Intramural dari National Institute on Aging. Minat penelitiannya termasuk struktur kepribadian, penilaian, dan umur pengembangan; pengaruh ciri kepribadian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan, dan universalitas lintas budaya dari ciri kepribadian. Dia menerima gelar BA dalam bidang Filsafat dari Michigan State University dan gelar Ph.D di Psikologi Kepribadian dari Universitas Boston. Lewis R. Goldberg

Lewis R. Goldberg adalah seorang psikologis kepribadian dari Amerika dan seorang emeritus di Universitas Oregon yang sangat erat kaitannya dengan teori Big Five taksonomi kepribadian. Pada tahun 1953 dia menerima gelar A.B dalam hubungan sosial dari Universitas Harvard. Ia mendapatkan gelar Ph. D dari psikologi di Universitas Michigan pada tahun 1958. Setelah menerima gelar dokternya, dia menjadi asisten professor dan bekerja di Universitas Stanford. Sejak 1960 dia mengajar di Universitas Oregon, dimana dia adalah Professor Emeretus. Dan Goldberg juga sudah menerbitkan lebih dari 100 artikel penelitian. Zaman sekarang, trait-trait pada teori Big Five yang masih berlaku adalah : Openness (O) Conscientiousness (C) Ekstraversion (E) Agreeableness (A) Neuroticism (N) Trait tersebut dikemukakan oleh Robert R. Mccrae dan juga Paul T. Costa. Kelima trait tersebut biasanya disingkat menjadi OCEAN.

2. DEFINISI KEPRIBADIAN Lewis Goldberg Manusia dibedakan kepada karakter-karekter serta kepribadian yang dipunyai oleh setiap individu. Masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri, sikap, dan pola berfikir sendiri yang banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan mereka dibesarkan dan bentuk pendidikan yang diperoleh. Teoriteori kepribadian yang ditonjolkannya adalah dimensi-dimensi kepribadian yang mungkin dipunyai oleh semua manusia di dunia ini, yaitu OCEAN; Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness. Paul T.Costa. Jr Kepribadian merupakan penentu penting dari cara-cara orang menghadapi stres. Robert R.McCrae Kepribadian adalah dimensi perbedaan individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari pikiran, perasaan, dan tindakan. Mereka mempengaruhi interaksi pribadi dan dukungan sosial, kebiasaan kesehatan dan keluhan somatik, sikap dan nilai-nilai, cara mengatasi, kepentingan kerja dan rekreasi, dan banyak lagi.

3. STRUKTUR KEPRIBADIAN Perkembangan kepribadian big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-trait dalam kepribadian big five. Ciri-ciri kepribadian yang diklasifikasikan ke dalam lima faktor: 1. Extraversion (Ekstraversi) Menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk berbahagia. Dimensi ini menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Kaum ekstravert cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktu untuk mempertahankan dan menikmati sejumlah hubungan. Sementara kaum introvert cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian.

2. Agreeableness (Keramahan) Menilai kualitas orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut sampaiantagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku.Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk tunduk kepada orang lain. Orang yang mampu bersepakat, jauh lebih menghargai harmoni daripada ucapan atau cara mereka. Mereka tergolong orang yang kooperatif dan percaya pada orang lain. Orang yang menilai rendah kemampuan untuk bersepakat, memusatkan perhatian lebih pada kebutuhan mereka sendiri ketimbang kebutuhan orang lain.

3. Conscientiousness (Kesadaran) Menilai kemampuan individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. Dimensi ini merujuk pada jumlah tujuan yang menjadi pusat perhatian seseorang. Orang yang mempunyai skor tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam satu cara yang terarah dan cenderung bertanggung jawab, kuat bertahan, tergantung, dan berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah, ia akan cenderung menjadi lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebih edonistik (Robbins, 2001).

4. Neuroticism (Neurotisme)

Trait ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi.Mengidentifikasi kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami stres, mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping responseyang mal adaptif. Dimensi ini menampung kemampuan seseorang untuk menahan stres. Orang dengan kemantapan emosional positif cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Sementara mereka yang skornya negatif tinggi cenderung tertekan, gelisah dan tidak aman.

5. Openness to experience (Keterbukaan akan pengalaman baru) Menilai usahanya secara proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri. Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini mengarah tentang minat seseorang. Seseorang yang terpesona oleh hal baru dan inovasi, ia akan cenderung menjadi imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orang yang disisi lain kategori ini keterbukaannya terlihat lebih konvensional dan menemukan kesenangan dalam keakraban.

4. DINAMIKA PROSES KEPRIBADIAN TEORI THE BIG Allport percaya bahwa sifat merupakan unit dasar kepribadian. Menurutnya, sebenarnya sifat itu ada dan berkedudukan di sistem saraf. Mereka mempresentasikan disposisi kepribadian umum yang menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu situasi ke situasi yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain. Baik teori Eysenck maupun Cattell memiliki asumsi yang sama tentang karakteristik alamiah sifat kepribadian dan kegunaan analisis faktor dalam mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga tokoh pendekatan trait terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisa, mengenai jumlah dan dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian. Dari sini big five personality mulai ditemukan. Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg. Mulamula hanya ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism, extraversion, openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa dan Robert R McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima trait yang sesuai dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu agreeblesness dan conscientiousness.

5. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN TEORI THE BIG FIVE Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh unsur nature dan nurture. Hal inilah yang menyebabkan setiap individu memberikan respons yang berbeda pada setiap stimulus atau tindakan yang dilakukan kepadanya. Secara umum periset Big five telah memfokuskan karya mereka pada stabilisasi dan perubahan-perubahan kepribadian.

Extraversion(ekstrafensi), agreeableness(persetujuan),conscientiousness (hati nurani), neuroticism(neoritisme), danopeness(keterbukaan) adalah sifat-sifat yang ada dalam teori Big five. Traits ini ada karena banyak analis muncul dari kepribadian manusia yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Model ini muncul dari analisis faktor kata sifat yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian dan dari analisis faktor berbagai tes dan skala kperibadian yang setara. Pendekatan big five terhadap kepribadian kebanyakan didasarkan pada penelitian-penelitian, yang didasarkan pada teori pendekatan induktif terhadap kepribadian yang memiliki arti bahwa teori dihasilkan jika tidak dikumpulkan dengan cara yang baik dan komprehensif, hasil yang didapatkan akan memiliki validitas yang terbatas. Banyak peneliti yakin bahwa dasar biologis dari Big Five biasanya akan ditemukan, sebaliknya dimensi big five kebanyakan berasal dari pendekatan leksikal terhadap trait.

6. PSIKOPATOLOGI DAN PERUBAHAN PERILAKU Skala Trait Extraversion Mengukur kuantitas dan itensitas dari interaksi interpersonal, tingkatan aktivitas, kebutuhan akan dorongan, dan kapasitas dan kesenangan. Agreeableness Mengukur kualitas dari apa yang dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan terhadap orang lain. Neuroticism Menggambarkan stabilitas emosional dengan cakupancakupan perasaan negative yang kuat termasuk kecemasan, kesedihan, irritability dan nervous tension. Karakteristik skor tinggi Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan social, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesame, optimis, fun loving, affectionate. Karakteristik skor rendah Tidak ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.

Lembut hati, dapat dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut.

Sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif, pedendam, kejam, manipulative.

Tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah.

Cemas, gugup, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik.

Openness Gambaran keluasan, kedalaman,dan kompleksitas mental individu dan pengalamannya. Conscientiousness Mengukur tingkat keteraturan seseorang, ketahanan dan motivasi dalam mencapai tujuan. Berlawanan dengan ketergantungan, dan kecenderungan untuk menjadi malas dan lemah.

Ingin tahu, minat luas, kreatif, original, imajinatif,untraditional.

Konvensional, sederhana, minat sempit, tidak artistic, dan tidak analitis.

Teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun.

Tidak bertujuan, tidak dapat dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono, tidak disiplin, keinginan lemah, suka bersenang-senang.

7. ISU-ISU PENTING PSIKOLOGI KEPRIBADIAN THE BIG FIVE THEORY Defenisi Cattel mengenai kepribadian memberi kita petunjuk tentang pandangannya terhadap sifat manusia. Dia menyatakan bahwa Kepribadian adalah suatu yang memungkinkan akan sebuah prediksi tentang apa yang akan manusia lakukan dalam situasi-situasi tertentu. Untuk membuat prediksi tentang hal-hal yang memengaruhi perilaku, maka hal itu harus sah dan benar-benar baik. Suatu prediksi akan menjadi sangat sulit jika dibuat tanpa keteraturan dan konsistensi dalam kepribadian. 1. Free will vs Determunisme

Cattel menyatakan bahwa spontanitas dalam prilaku manusia itu sedikit karena spontanitas akan membuat prediksi terhadap prilaku manusia menjadi sulit sebab kita tidak akan pernah tahu apa yang akan manusia lakukan jika semua manusia melakukan segala hal dengan spontan. Sehingga, Cattel menyadari bahwa sifat-sifat manusia lebih cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada prilaku yang free will (tidak terbatas).

Free Will vs Determinism

2.

Nature vs Nurture

Menurut McCrae dan Costa, mereka lebih menekankan pada sifat yang diturunkan secara biologi (nature) sebagai hal yang mempengaruhi kepribadian daripada hal-hal yang didapatkan melalui pengalaman (nurture). Namun, Cattel berpendapat bahwa baik nature (faktor keturunan) maupun nurture (lingkungan sosial) sama-sama memengaruhi kepribadian seseorang.

Nature vs Nurture

3.

Past vs Present

Cattel mengatakan kita tidak akan memperoleh prediksi perilaku secara utuh bila hanya dilihat dari pengaruh kejadian-kejadian kehidupan yang baru (present experiences). Tetapi Cattel percaya bahwa kejadian-kejadian masa lalu, termasuk masa kanak-kanak kita (past experiences) juga memengaruhi prediksi kepribadian seseorang secara permanen.

Past Experiences vs Present Experiences

4.

Uniqueness vs Universality

Cattel berpandangan bahwa uniqueness dan universality memiliki posisi yang seimbang. Tidak ditemukan ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya dan ciri sifat unik (uniqueness) yang biasanya menggambarkan setiap individu.

Uniqueness vs Universality

5.

Equilibrium vs Growth

Equilibrium vs Growth

6.

Optimistic vs Pesimistic

Cattel memandang sifat manusia dengan lebih jelas. Di tahun-tahun permulaannya, dia sangat optimis tentang adanya suatu kemampuan dalam setiap orang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Cattel memperkirakan bahwa kita seharusnya memiliki kesadaran besar untuk mengontrol lingkungan hidup kita. Ia mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan intelegensi manusia bersamaan dengan perkembangan kehidupan komunitas yang lebih ramah sebagai kreatifitas warga negara yang menduduki suatu tempat. Pada kenyataannya, harapan Cattel tersebut tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus percaya bahwa sifat perilaku manusia dan masyarakat mengalami kemunduran.

Optimism vs Pessimism

8. ASSESSMENT THE BIG FIVE Setiap individu tentu memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Lima dimensi kepribadian yang dinamakan dengan The Big Five Trait, diantaranya terdiri dari openness, conscientiousness, extraversion, agreeableness, dan neuroticism. Terdapat beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur Big Five Trait Factors, diantaranya yaitu : BFI (Big Five Inventory) NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised) PCI (Personality Characteristic Inventory) AB5C (Abridged Big Five Circumplex) IPIP (International Personality Item Pool) Dll

BFI (Big Five Inventory) Big Five Inventory merupakan tes yang terdiri dari empat puluh empat item sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan akan tes yang praktis dan singkat yang dapat mengukur dan mengidentifikasi komponen dari Big Five Personality. Empat puluh empat item dari Big Five Inventory dikembangkan dan menjadi representasi dari kelima Public Big Five Personality. Tujuan dari tes ini adalah terciptanya inventori yang ringkas, flexible, dan efisien dalam melakukan penilaian terhadap 5 dimensi dari Big Five Personality. NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised) NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka membedakan masingmasing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh 8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda. IPIP (International Personality Item Pool)

IPIP website merupakan suatu usaha secara internasional untuk mengembangkan sebuah set inventori kepribadian yang berasal dari item-item domain publik daan skala tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah maupun tujuan komersil.

9. INTERVENSI THE BIG FIVE Menggunakan metode faktor-analitik, sifat kepribadian Cattell dan Eyesenck diperoleh angka yang bervariasi. Hal ini tidak menunjukkan adanya kelemahan bawaan, malah merefleksi cara para teoris memilih untuk mengukur kepribadian. Beberapa peneliti kepribadian menunjukkan ketidakpuasan terhadap kedua teori, menunjukkan bahwa Eyesenck mempunyai terlalu sedikit dimensi dan Cattell mempunyai terlalu banyak. Banyak pekerjaan dimasa kini pada umumnya menghasilkan lima faktor luas kepribadian. Dari sinilah Robert McCrae dan Paul Costa memulai program penelitian mereka sebagai upaya untuk menjelaskan kepribadian dari kecil hingga meninggal, yang diidentifikasi 5 yang disebut kuat atau Big Five Factors, yaitu: OCEAN (Openness, Conscientiousness, Extravertion, Agreeableness, Neuroticism) Faktor tersebut dikonfirmasi melalui teknik penilaian yang bervariasi yang termasuk penilaian diri, tes objektif, dan laporan pengamat. Peneliti tersebut lalu mengembangkan tes kepribadian, NEO Personality Inventory (NEO-PI). Penemuan yang sejalan dengan faktor yang sama dari prosedur penilaian yang berbeda menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut bisa diandalkan sebagai pembedaan aspek-aspek dari kepribadian. Perlu diketahui bahwa walaupun tes-tes yang lain diusulkan sebagai cara untuk mengukur Big Five Factors, NEO-PI tetap menjadi teknik yang sering digunakan. Akan tetapi, para peneliti juga menunjukkan bahwa NEO-PI, seperti tes kepribadian yang lainnya, dapat juga dibuat menyimpang oleh partisipan peneliti behavioristik yang ingin membuat kesan penyesuaian psikologis positif.

Anda mungkin juga menyukai