Rana Cancrivora
Rana Cancrivora
Rana Cancrivora
Oleh: Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : : : : : Katherin Ananda Putri B1J010146 I 4 Arfian Hananta F.
2011 I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya hidup. Amphibia berarti hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu dari kehidupan air menuju kehidupan darat. Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air (Radiopoetro, 1977). Menurut Walter & Sayles (1959) hewan yang dapat hidup di dua habitat yang berbeda, pasti akan menjumpai dua kelompok musuh, di air dan di darat. Hewan ini juga memiliki dua kesempatan untuk melarikan diri, air dan darat pada waktu yang sama. Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di dalam perairan dalam, tetapi menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Katak tidak mempunyai leher. Kulitnya lunak dan agak berlendir. Katak tidak mempunyai ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat. Fungsi kulit pada katak yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan luar dan sebagai alat pernafasan. Pernapasan melalui kulit, kulit katak dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir agar permukaan kulit selalu basah. Bentuk kelenjar kulit pada katak seperti piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melalui epidermis yang bermuara di permukaan kulit. Katak sawah (Rana cancrivora) dipilih untuk mewakili kelas amphibia karena mudah didapat, ukuran besar, dan dapat menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk dan fungsi dengan vertebrata tinggi termasuk manusia. Susunan
tubuh mudah dipelajari, cara hidup sederhana, dan mudah dipelajari. Badan katak bisa tumbuh mencapai 10 cm, dan dapat dikenali dengan melihat bercak-bercak coklat pada punggung dari depan ke belakang. Daging yang berwarna putih akan tampak, jika kulit dibedah (Susanto, 1989).
B.
TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati anatomi tubuh katak sawah (Rana cancrivora ).
II.
KERANGKA PEMIKIRAN
Amphibia merupakan hewan yang hidup dengan bentuk kehidupan yang mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksi masak, keadaan ini merupakan fase larva disebut berudu. Kedua fase ini struktur dan fungsinya menunujukkan sifat antara pisces dan reptilia serta menunjukkan bahwa amphibia merupakan suatu kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan dalam air. Ada beberapa pola menunjukkan pola baru yang disesuaikan dengan kehidupan darat, misalnya : kaki, paru-paru, nares (nostril), yang mempunyai hubungan dengan cavum oris dan alat penghidupan yang berfungsi baik dalam air maupun di darat (Jasin, 1989). Katak sawah (Rana cancrivora) termasuk ordo Anura. Kepala dan tubuhnya bersatu, tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai ekor. Katak tidak mempunyai ekor, karena menghalang-halangi gerak meloncat. Anggota gerak depan lebih pendek dan kecil dibandingkan yang belakang. Jari-jarinya hanya ada empat buah. Jari-jari anggota belakang ada lima buah. Anggota gerak bagian belakang ini jauh lebih besar dan panjang. Otot pahanya besar dan kuat untuk meloncat. Selaput renang berada di antara jari-jari kaki belakang, yang berfungsi untuk memudahkan berenang. Fertilisasinya eksternal. Larva ( berudu) dengan ekor dan sirip-sirip median. Metamorfosis nyata dan mencolok. (Mahardono,1980). Menurut Parker and Haswell (1951), kulit katak banyak mengandung kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang kutanea magna dari arteri kutanea. Kulit katak memegang bagian penting dalam pernapasan.
Katak bernapas dengan berbagai cara. Bernapas dengan kulit tipis dan lembab juga dengan selaput mulutnya, sehingga katak sering tampak memompa udara ke mulut, dengan menggerakkan rahang bawah. Cara lain dengan paru-paru. Paru-parunya mirip suatu percabangan usus belaka. Bentuknya panjang, tipis, dan meruncing ke ujung. Lubang hidung pada katak terdapat saluran yang langsung ke rongga mulut, maka katak sawah (Rana cancrivora) tidak mempunyai farink, tetapi langsung ke laring (Mahardono, 1980). Kaki depan pendek dan kaki belakang panjang berguna untuk melompat. Katak termasuk hewan poikilothermis, dimana suhu katak dipengaruhi oleh lingkungan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan poros usus. Panjang usus relatif pendek , hal ini bersesuaian dengan makanannya yaitu serangga (Tjitrosoepomo, 1974). Keseluruhan amphibia berkembangbiak dalam air. Sebagian besar bersifat ovipar, fertilisasi terjadi di luar dan telur berkembang menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Fertilisasi katak termasuk fertilisasi eksternal. Katak sawah betina memiliki tubuh yang lebih besar dari kodok jantan. Katak menghasilkan ribuan atau ratusan telur yang memenuhi sebagian besar rongga tubuh (Claude,1988).
III.
A.
Alat
Alatalat yang digunakan adalah bak preparat, gunting bedah, pinset, dan alat penunjuk preparat.
B.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah Katak Sawah (Rana cancrivora ), air kran, kloroform dan tissue.
C.
Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Katak yang masih hidup mula-mula dibius dengan larutan chloroform. 2. Setelah mati lemas katak diletakkan dengan bagian dorsalnya pada bak preparat. 3. Pengguntingan dimulai dari medio-posterior ke arah anterior kemudian seluruh kulit ventral dilepaskan. 4. Bagian-bagian tubuh katak diamati dan gambar yang ada diberi keterangan
b. PEMBAHASAN Hasil pengamatan anatomi Katak Sawah didapatkan hasil bahwa tubuh katak tersusun atas caput, truncus, extrimitas anterior (kaki depan), extrimitas posterior (kaki belakang). Katak mempunyai kulit yang berlendir. Menurut Mahardono (1980) bahwa tubuh katak tersusun atas bagian kepala, badan, dan anggota gerak, sebagaimana halnya dengan jenis ikan, katak tidak memiliki leher. Katak tidak mempunyai ekor karena dapat menghalangi gerak melompat. Kepala katak lebar dan pipih, mempunyai lidah yang panjang, lubang hidung tertutup katup pada saat katak menyelam di air. Matanya menonjol di sisi kepala, sisi belakang mata terdapat selaput gendang telinga. Tubuh katak menunjukkan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam ordonya (Anura), menjadi diperpendek. Katak tidak mempunyai cauda. Hewan-hewan yang berenang dalam air antara caput dan truncus tidak jelas (Radiopoetro, 1991). Kepala katak sawah menyatu pada badan, lubang hidung, dan mata terletak pada bagian atas kepala. Katak mengalami metamorfosis dari insang dan paru-paru untuk bernapas di darat, selain itu kulit juga digunakan untuk bernapas. Katak hidup di air, oksigen diabsorbsi dengan menggunakan pundi-pundi kulit. Modifikasi pada kulit meningkatkan area permukaan respirasi (Halliday, 1994). Rana cancrivora mempunyai dua pasang extrimitas yaitu extrimitas
anterior dan posterior. Susunan musculusnya berhubungan dengan kompleks dari extrimitas posterior (Radiopoetro, 1977). Masa berkembang biak katak jantan dapat dikenali melalui extrimitas posterior, yaitu pada medio ventral jari pertama terdapat penebalan kulit dengan hyperpigmentasi. Penebalan berguna untuk
memegang hewan betina pada waktu meletakkan telur-telurnya dalam fertilisasi (Yatim, 1990). Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris), faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan cloaca. Bangunanbangunan yang berada di dalam cavum oris ialah dentes dan lingua. Cavum oris sebelah anterior berpangkal lingua dengan ujung yang bebas di sebelah posterior. Ujungnya berlekuk sehingga tampak bercabang dan oleh karena itu disebut bifida. Lingua dapat dijulurkan keluar dengan cepat yang berfungsi untuk menangkap dan memasukkan mangsanya ke dalam mulut (Radiopoetro,1977). Kerongkongan adalah salah satu organ pencernaan makanan yang terletak di sebelah dorsal dari tenggorokan. Kerongkongan pada bangsa ikan dan amphibian lebih pendek daripada bangsa reptilian karena pada bangsa ikan dan amphibian tidak mempunyai leher (Kent,1983). Lubang Choane (rongga mulut berhubungan dengan rongga hidung melalui nares interna) pada amfibi, dimana lubang choane terletak di bagian depan dari langit-langit primer. Mekanisme pernapasan meliputi dua fase,yaitu inspirasi atau menghisap udara ke dalam pulmo dan ekspirasi atau mengeluarkan udara dari pulmo,keduanya dilaksanakan dalam keadaan mulut tertutup. Pernapasan melalui kulit pada katak dapat berlangsung baik di darat maupun di air. Pernapasan berlangsung melalui insang yang terbentuk dari perluasan epithelium pharynx pada stadium larva (Radiopoetro,1977). Saluran reproduksi betina pada katak, tiap oviduk merupakan suatu saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di sekitar
telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi selain itu oviduk tidak mengalami spesifikasi. Katak fertilisasi di dalam air, maka fertilisasi terjadi di luar. Induk katak betina yang bunting namun tidak mendapatkan pejantan yang bersedia mengawininya biasanya akan menyerap kembali telurnya (Susanto,1994). Menurut Radiopoetro (1977), katak betina memiliki sepasang ovaria yang besar, berupa kantong yang melipat-lipat, terdiri atas banyak lobi. Ovarium yang sudah masak menempati hampir seluruh bagian celom. Telur-telur katak kecil, membulat, berpigment, dan diameternya 1,6 mm. Telur bersifat teloecithal. Telur-telurnya dikeluarkan ke dalam air dalam kelompok-kelompok. Sistem muscularia pada katak terdiri dari banyak otot. Yaitu ototsubhioideus, deltoideus ( episternalis, episternum, dan akapularis), ototsubmaxillaris, otot pektoralis ( bagian epikorakoid, sternal, abdominal), ototrektus abdominis ( terdapat linea alba), otot korakoradialis, otot obliquseksterna(Djuhanda, 1982)Otot-otot anggota dapat dibagi menjadi dua kelompok( Young), yaitu otototot ventrolateral yang bekerja menarik anggota ke depan ke arah sumbu tengah tubuh, dan membengkokkan ruas-ruas anggota; dan otot-otot dorsomedial yang bekerja untuk menarik anggota ke belakang menjauhi sumbu tengah tubuh danmerentangkan ruas-ruas anggota. Kelompok ventral dari otot-otot proksimalanggota depan, origonya terdapat pada sternum dan otot-otot hiraksial, sedangkaninsertionya pada humerus.otot korakoradialis. ventral tubuh yaitu: otot-otot deltoideus, pektoralis,dan
Otot peroneus.Amphibia mempunyai susunan otot lidah mula-mulanya berfungsi untuk menyemprotkan hasil sekresi dari kelenjar lidah (linguales) yang dilengkapipapilla pada lidahnya dan indera pengecap. Disini juga terdapat kelenjar tunggalglandula intermaksilaris yang terletak di depan rongga hidung diantarapremaksilla dan bermuara di depan ronga mulut yang berfungsi untuk membasahi lidah. Gigi dapat ditemukan pada tulang spinal, premaksilla, dandentale serta beberapa tulang dari langit-langit (Djuhanda, 1982). Klasifikasi Rana cancrivora menurut Jasin (1989) adalah Phylum Subphylum Class Ordo Familia Genus Spesies : Chordata : Vertebrata : Amphibia : Anura : Ranidae : Rana : Rana cancrivora
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tubuh katak terdiri dari caput, trucus, cauda, extrimitas anterior, extrimitas posterior. 2. Katak Sawah (Rana cancrivora) merupakan hewan amphibia yang dapat hidup di dua habitat air dan darat, dengan menggunakan insang, paru-paru, dan kulit. 3. Katak tidak mempunyai cauda karena dapat menghalangi sewaktu melompat. 4. Fertilisasi pada katak termasuk fertilisasi eksternal.
DAFTAR REFERENSI
Claude A. Vilee, dkk. 1988. Zoologi Umum edisi 6. Jakarta: Erlangga. Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amico, Bandung. Halliday, et al. 1994. The Encyclopedia of Reptiles and Amphibian. Andromeda Oxford, Inggris. Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Kent, George C.1983. Comparative Anatomy of the Vertebrata. C.V. Mosby Company St. Louis. Mahardono, A. 1980. Anatomi Katak. PT Internusa, Jakarta. Manter, H.W. dkk. 1959. Introduction to Zoology. Harper dan Row Publisher, New York. Parker, T. J, and W. A. Haswell. 1951. A Text Book of Zoology II. Mac Millan and Co., Ltd., London. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Tjiptrosoepomo, G. 1974. Makhluk Hidup II. Yayasan Usaha Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Walter, H, E & Sayles, L, P. 1959. Biology of The vertebrates. The Macmillan company, Floral Park, N. Y. Yatim, W. 1990. Biologi Modern: Histologi. Tarsito, Bandung.