Aliran Filsafat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Kelebihan, Kelemahan, dan Tanggapan Terhadap Berbagai Teori Pengetahuan Ilmiah

RASIONALISME Kelebihan 1. Mampu menyusun sistemsistem kefilsafatan yang berasal dari manusia. Umpamanya logika, yang sejak zaman Aristoteles, kemudian matematika dan kebenaran rasio diuji dengan verifikasi kosistensi logis. 2. Dalam menalar dan menjelaskan pemahamanpemahaman yang rumit, kemudian Rasionalisme memberikan kontribusi pada mereka yang tertarik untuk menggeluti masalah masalah filosofi. 3. Menjelaskan dan menekankan budi pekerti sebagai karunia lebih yang dimiliki oleh semua manusia. Kelemahan 1. Doktrindoktrin filsafat rasio cenderung mementingkan subjek daripada objek, sehingga rasionalisme hanya berpikir yang keluar dari akal budinya saja yang benar, tanpa memerhatikan objekobjek rasional secara peka. 2. Memahami objek di luar cakupan rasionalitas sehingga titik kelemahan tersebut mengundang kritikan tajam, sekaligus memulai permusuhan baru dengan sesama pemikir filsafat yang kurang setuju dengan sistemsistem filosofis yang subjektif tersebut. 3. Pengetahuan yang dibangun oleh Rasionalisme hanyalah dibentuk oleh ide yang tidak dapat dilihat dan diraba. Eksistensi tentang ide yang sudah pasti maupun yang bersifat bawaan itu sendiri belum dapat didukung oleh semua orang dengan kekuatan dan keyakinan yang sama. 4. Kebanyakan orang merasa kesulitan untuk menerapkan konsep Rasionalisme ke dalam kehidupan keseharian yang praktis. 5. Rasionalisme gagal dalam menjelaskan perubahan dan pertambahan pengetahuan manusia. Banyak dari ide yang sudah pasti pada satu waktu kemudian berubah pada waktu yang lain. Tanggapan Menurut saya, paaham rasionalisme ini mampu menyeimbangkan antara hal yang bersifat rasional dengan logis. Karena suatu kebenaran/rasional akan diuji secara ilmiah/logis terlebih dahulu. Tetapi paham ini tidak menjangkau hal-hal yang berada di luar cakupan kebenaran rasional, itulah kenapa banyak ide-ide yang berubah suatu saat nantinya.

II

EMPIRISME Kelebihan 1. Pengalaman indera merupakan sumber pengetahuan yang benar, karena faham empiris mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. 2. Metode yang digunakan bersifat logis, sistematik, dan ilmiah. Kelemahan 1. Indra terbatas. Keterbatasan kemampuan indera ini dapat melaporkan objek salah. 2. Indera menipu. Misalnya, pada orang yang sakit malaria, gulara rasanya pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.

3. Objek yang menipu. Contohnya ilusi, fatamorgana. Jadi, objek itu sebenarnya tidak sebagaimana ia tangkap oleh alat indera; ia membihongi indera. Ini jelas dapat menimbulkan inderawi yang salah. 4. Indera dan objek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sini mata) tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan, dan kerbau itu juga tidak dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan. Jika melihatnya dari depan, yang kelihatan adalah kepala kerbau, dan kerbau pada saat itu memang tidak mampu sekaligus memperlihatkan ekornya. Tanggapan Menurut saya, paham empirisme ini termasuk paham yang lemah, karena indera manusia pada hakekatnya memiliki fungsi yang terbatas, sehingga persepsi suatu obyek yang ditangkap dapat saja keliru. Dan bahwa pengalaman itu bukan semata-mata sebagai tangkapan pancaindera saja, sebab seringkali pengalaman itu muncul yang disertai dengan penilaian. Lalu, kebenaran yang dihasilkan dari metode ilmiah bukanlah satusatunya kebenaran, tetapi ada kebenaran lain semisal yang berasal dari seni, etika dan agama.

III

REALISME Kelebihan 1. Program pendidikan terfokus sehingga peserta didik dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam hidup, dan dapat melaksanakan tanggung jawab sosial dalam hidup bermasyarakat. 2. Peranan peserta didik adalah penguasaan pengetahuan yang handal sehingga mampu mengikuti perkembangan Iptek. 3. Dalam hubungannya dengan disiplin, tatacara yang baik sangat penting dalam belajar. Artinya belajar dilakukan secara terpola berdasarkan pada suatu pedoman. Karena peserta didik perlu mempunyai disiplin mental dan moral untuk setiap tingkat kebaikkan. 4. Kurikulum komprehensif yang berisi semua pengetahuan yang berguna dalam penyesuaian diri dalam hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsurunsur pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja. Kelemahan 1. Pada tingkat pendidikan yang paling rendah, anak akan menerima jenis pendidikan yang sama. Menurutnya pembawaan dan sifat manusia sama pada semua orang. Oleh karena itulah, metode, isi, dan proses pendidikan harus seragam. Namun, tidak semua manusia itu sama dalam menangkap pelajaran karena kemampuan tiap orang berbeda-beda sehingga harus disesuaikan dalam proses pendidikan. 2. Kekeliruan menilai persepsi, tidak ada penjelasan mengenai objek khayalan/halusinasi, semua persepsi tergantung konteks visual. Tanggapan Saya beranggapan bahwa paham ini memberikan metode yang logis, bertahap dan berurutan.dan psikologis, semua kegiatan belajar berdasarkan pengalaman baik langsung maupun tidak langsung. Akan tetapi, paham ini menjadi kurang baik karena menyamakan kemampuan setiap individu, sehingga apa yang diberikan pada setiap individu haruslah sama. Inilah yang saya anggap sebagai kekeliruan paham realisme.

IV

MATERIALISME Kelebihan 1. Paham materialisme berpegang pada kenyataan-kenyataan yang mudah dimengerti, bukan pada dalil-dalil abstrak. 2. Teori-teorinya jelas berdasarkan teori-teori pengetahuan yang sudah umum. 3. Semua perubahan yang terjadi bersifat kepastian semata. 4. Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku. 5. Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi, pelajaran berprogram dan kompetensi. 6. Memberikan semangat hidup untuk mengakui bahwa ada kebenaran yang bersifat material di wilayah jangkauan kapasitas manusia yang juga harus diakui. Sikap radikal tidak percaya pada hal-hal yang material sama dengan sikap radikal yang tidak percaya pada hal-hal yang metafisik. Kelemahan 1. Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri, padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan. 2. Aliran materialisme tidak mencakup keseluruhan, aliran materialisme bersifat detotalisasi artinya mengingkari manusia secara total, materialisme berpendapat yang terpenting bagi manusia adalah usaha, bukan hanya akalnya. 3. Materialisme mengingkari faktor penting dalam kehidupan, misalnya cinta dan kebaikan, karena kadua faktor ini juga merupakan faktor penting dalam keberhasilan usaha manusia. 4. Dalam Agama islam, aliran ini dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama, karena tidak mengakui adanya Yang Mutlak dan unsur metafisika. Karena dalam islam, kehidupan bukan semata yang terlihat, namun juga ada kehidupan yang tak terlihat. 5. Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun. 6. Dalam dunia pendidikan aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar. 7. Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk pengetahuan material, baik dalam buku-buku teks maupun proses belajar mengajar. Yang terjadi adalah proses pengayaan pengetahuan kognitif tanpa upaya internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi kesenjangan yang jauh antara apa yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehar-hari anak didik. Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu mengubah sikap-perilaku mereka. 8. Tidak mengakui hal-hal yang bersifat metafisik, sehingga menemui jalan buntu jika dihadapkan pada hal-hal yang tidak terjangkau oleh kapasitas manusia. Contoh : Adanya Tuhan dan jiwa tidak dipercayai keberadaannya. Sementara hal-hal yang bersifat material diperlakukan sebagaimana memperlakukan Tuhan. Sementara materi dapat rusak, Di sisi lain konsekuensi penilaian pada meteri harus dibarengi dengan pengetahuan terhadap sifat Tuhan dan jiwa yang salah satunya adalah abstak. 9. Teori-teori dalam materialisme kebudayaan tidak operasional sehingga teri-teori tersebut tidak dapat diuji. Materialisme kebudayaan dengan pendekatan perilaku emik dianggap hanya cocok untuk menganalisis masyarakat berburu dan meramu. 10. Materialisme kebudayaan terlalu mekanis dan deterministik, karena hanya memusatkan perhatian pada faktor-faktor teknologi dan lingkungan, sehingga menganggap bahwa individu tidak memainkan peran dalam proses sosiokultural.

Tanggapan Menurut saya, paham materialisme itu ada salahnya, yaitu materialisme menganggap bahwa agama sebagai perusak struktur masyarakat. Contoh: Ada orang kaya berasal dari Allah, demikian juga ada orang yang miskin berasal dari Allah. Itu merusak struktur masyarakat.

PRAGMATISME Kelebihan 1. Pendidikan yang mengikuti pola filsafat pragmatisme akan berwatak humanis, dan pendidikan yang humanis akan melahirkan manusia yang humanis pula. 2. Pragmatisme mampu mendorong dan memberi semangat pada seseorang untuk berlomba-lomba membuktikan suatu konsep lewat penelitian-penelitian, pembuktianpembuktian dan eksperimen-eksperimen sehingga muncullah temuan-temuan baru dalam dunia ilmu pengetahuan yang mampu mendorong secara dahsyat terhadap kemajuan di bidang sosial dan ekonomi. 3. Pandangan pragmatisme dalam model kurikulum yang digunakan setiap pelajaran tidak boleh terpisah-pisah antara satu dengan yang lain, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terkait. 4. Pengalaman di sekolah selalu dipadukan dengan pengalaman anak di luar sekolah atau di tempat lingkungan kehidupan anak. 5. Masalah yang dijadikan pusat kegiatan oleh guru di kelas adalah masalah-masalah aktual yang menarik minat anak atau menjadi pusat perhatian anak. 6. Metode yang diterapkan oleh guru adalah metode disiplin bukan kekuasaan, karena metode kekuasaan cenderung memaksakan anak untuk mengikuti kehendak guru. Cara yang demikian itu tidak mungkin dapat membangkitkan perhatian dan minat anak. Sedangkan metode disiplin, semua kemauan dan minat datang dari dalam diri anak sendiri, dan anak akan belajar apabila ia memiliki minat terhadap suatu hal untuk dipelajari. 7. Model pembelajaran pragmatisme adalah anak belajar di dalam kelas dengan cara berkelompok, dengan berkelompok anak akan merasa bersama-sama terlibat dalam masalah dan pemecahanya. Anak akan terlatih bertanggung jawab terhadap beban dan kewajiban masing-masing. Model pembelajaran ini berupaya membangkitkan hasrat anak untuk terus belajar, serta anak dilatih berpikir secara logis. 8. Guru menyesuaikan bahan ajar sesuai dengan minat dan kebutuhan anak tersebut, dan kurikulum pendidikan pragmatisme serta-merta menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan. 9. Guru dalam pendidikan pragmatisme adalah mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan kebutuhannya. 10. Dalam situasi chaos/kacau cocok untuk diterapkan pada pengambilan keputusan. Kelemahan 1. Pragmatisme tidak mau mengakui sesuatu yang bersifat metafisika dan kebenaran absolut (kebenaran tunggal), hanya mengakui kebenaran apabila terbukti secara alamiah, dan percaya bahwa duna ini mampu diciptakan oleh manusia sendiri, oleh sebab itu secara tidak langsung pragmatisme sudah mengingkari sesuatu yang transendental (bahwa Tuhan jauh di luar alam semesta). 2. Pragmatisme sangat mendewakan kemampuan akal dalam mencapai kebutuhan kehidupan, maka sikap-sikap semacam ini menjurus kepada ateisme. 3. Karena yang menjadi kebutuhan utama dalam filsafat pragmatisme adalah sesuatu yang nyata, praktis, dan langsung dapat di nikmati hasilnya oleh manusia, maka pragmatisme menciptkan pola pikir masyarakat yang matrealis. Manusia berusaha secara keras untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang bersifat ruhaniah. Maka dalam otak masyarakat pragmatisme telah di hinggapi oleh penyakit matrealisme.

4.

5.

Untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi kebutuhan materinya, maka dalam struktur masyarakatnya manusia hidup semakin egois individualis. Sehingga masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme. Membawa orang terjebak pada hal-hal yang bersifat untuk sementara tidak memikirkan jangka panjang.

Tanggapan Menurut saya, paham pragmatisme ini sangat berbahaya karena terlalu mengagungkan kemampuan/usaha yang dilakukan seseorang itu sendiri, padahal segala sesuatunya selalu ada yang telah mengatur. Misalnya, dalam hal rejeki, manusia yang menganut pragmatism meyakini bahwa rejeki itu hanya merupakan hasil keringat saja, mereka tidak mengakui bahwa rejeki itu sudah Tuhan tentukan jatahnya. Ini bisa menjurus pada ketidakyakinan terhadap hal gaib.

VI

PROGRESIVISME Kelebihan 1. Nilai-nilai yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan. 2. Toleran dan terbuka sehingga menuntut untuk selalu maju bertindak secara konstruktif, inovatif dan reformatif, aktif serta dinamis. 3. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangakan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. 4. Menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru. Kelemahan 1. Progresivisme terlampau menekankan pada pendidikan individu. 2. Kelas sekolah progresif artifisial/dibuat-buat dan tidak wajar. 3. Progresivisme bergantung pada minat dan spontan. 4. Siswa merencanakan sesuatu sendiri dan mereka tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan. Tanggapan Menurut saya, aliran progresivisme ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, sehingga aliran ini jauh dari sifat otoriter.

VII

REKONSTRUKSIONISME Kelebihan 1. Rekonstruksionisme menekankan pada pengalaman yang dimiliki para siswa dengan interaksi ekstensif antara guru dan siswa dan diantara para siswa itu sendiri. 2. Membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

3.

4. 5.

Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum disusun untuk menyoroti kebutuhan akan beragam reformasi sosial. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial. Melalui suatu pendekatan rekonstruksionis sosial pada pendidikan, para siswa belajar metode-metode yang tepat untuk berhadapan dengan krisis-krisis signifikan yang melanda dunia.

Kelemahan 1. Karena tujuan sekolah adalah mengembangkan rekayasa sosial, beban dan tanggung jawab sekolah sangatlah berat. 2. Tawaran pemikiran yang direkomendasikan oleh rekonstruksionisme seperti keterlibatan aktif dunia pendidikan pada dunia politik akan berdampak buruk pada aktivitas pendidikan yang secara akdemik terlalu sakral yang kemudian untuk dicemari oleh intrik-intrik poloitik yang kotor dan menghalalkan segala cara untuk memuaskan nafsu kekuasaan sebuah kelompok politik tertentu. 3. Rekonstruksionisme bersifat makro, dan kurang menitikberatkan pada individu, padahal pendidikan seharusnya bertujuan untuk membangun kepribadian yang didalamnya terdapat kebagusan akal budi dan moralitas individu (ahlak). Pendidikan tidak hanya ingin melahirkan para aktivis sosial, akan tetapi juga manusia yang bermoral, berkarakter, dan memiliki spiritualitas cukup. Tanggapan Menurut saya dalam paham ini, gagasan-gagasan yang ada sangat teoritik dan cenderung tidak realistik, karena mengabaikan kondisi individu yang sebenarnya. Namun, paham ini mampu mengajarkan metode-metode kritis dalam pembelajaran terhadap siswa.

VIII

ESENSIALISME Kelebihan 1. Memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. 2. Pendidikan berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. 3. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah. 4. Eensialisme berpendapat bahwa perubahan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Mereka mengakui evolusi manusia dalam sejarah, namun evolusi itu harus terjadi sebagai hasil desakan masyarakat secara terus-menerus. Perubahan terjadi sebagai kemampuan intelegensi manusia yang mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan amandemen cara-cara bertindak, organisasi, dan fungsi sosial. Kelemahan 1. Menurut esensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakankebijakan sosial. Hal ini mengakibatkan adanya orientasi yang terikat tradisi pada pendidikan sekolah yang akan mengindoktrinasi siswa dan mengenyampingkan kemungkinan perubahan. 2. Para pemikir esensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda. Misalnya beberapa pemikir esensial memandang seni dan ilmu sastra sebagai embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan teknik serta kejuruan yang sukar adalah hal-hal yang benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada masyarakat.
6

Tanggapan Menurut saya, aliran ini mengajarkan bahwa ide-ide dan gagasan yang dibuat oleh manusia sebaiknya diuji kebenarannya terlebih dahulu berdasarkan ajaran-ajaran agama, sehingga akan mencapai suatu kebenaran yang berdasarkan kepada sumber yang ada pada Allah SWT.

IX

POSITIVISME Kelebihan 1. Positivisme menempatkan akal pada tempat yang sangat tinggi. 2. Bersifat teologis. Manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut. 3. Bersifat metafisika. Dalam tahap ini dewa-dewa hanya diganti dengan kekuatankekuatan abstrak, dengan pengertian atau dengan benda-benda lahiriah, yang kemudian dipersatukan dalam sesuatu yang bersifat umum, yang disebut dengan alam. 4. Bersifat positif. Manusia tidak lagi mau mencari asal dan tujuan terakhir seluruh alam semesta ini, atau melacak hakekat yang sejati dari segala sesuatu yang berada di belakang segala sesuatu, tetapi berusaha menemukan hukum-hukum kesamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang disajikan kepadanya, yaitu dengan pengamatan dan dengan memakai akalnya. 5. Berdasarkan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah yang berpedoman pada kejadian revolusi prancis, bahwa manusia tidaklah dapat keluar dari krisis sosial yang terjadi itu tanpa melalui pedomanpedoman berpikir yang bersifat scientifik. 6. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut. 7. Hasil dari rangkaian tahapan yang ada didalamnya, maka akan menghasilkan suatu pengetahuan yang mana manusia akan mempu menjelaskan realitas kehidupan tidak secara spekulatif, arbitrary, melainkan konkrit, pasti dan bisa jadi mutlak, teratur dan valid. 8. Dengan kemajuan dan dengan semangat optimisme, orang akan didorong untuk bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak hanya terbatas menghimpun fakta, tetapi juga meramalkan masa depannya. 9. Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan di sektor fisik dan teknologi. 10. Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada epistemologi ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar pemikirannya. Kelemahan 1. Muncul pada ruang lingkup yang terbatas dan bukan berdasarkan fenomenafenomena masyarakat dunia secara keseluruhan. 2. Filsafat positivisme masih belum sempurna. Pada kenyataannya sekarang, ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai sesuatu yang abstrak. 3. Paham positivesme dalam usaha memecahkan suatu masalah di masyarakat bertitik tolak dari konsep, teiori, dan hukum yang sudah mapan yang mungkin tidak relevan untuk situasi sosial yang khas dari masyarakat yang diteliti dan kurang memikirkan kepentingan praktis. 4. Penelitian lebih bersifat verifikasi terhadap teori-teori yang sudah ada sehingga manfaat terapan untuk perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat di rasakan sangat terbatas. 5. Kaum positivis mencari fakta-fakta atau sebab-sebab dari gejala sosial di masyarakat tanpa memperhatikan keadaan individu seecara utuh.

6.

Metode positivisme biasanya menggunakan pendekatan cross sectional studies adalah penelitian yang dilakanakn pada waktu tertentu. Contoh penelitian cross sectional adalah pelaksanaan sensus penduduk. 7. Responden dibagi dalam kategori-kategori tertentu atau kelas-kelas tertentu berdassarkan pada klasifikasi yang sudah di tentukan sebelumnya. Keutuhan responden sebagi individu di abaikan. Jadi pengelompokan responden tanpa melihat latar belakang mereka. 8. Dalam pengumpulan data dan informasi sering melibatkan banyak peneliti. 9. Analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai sebagai akar terpuruknya nilai-nilai spiritual dan bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan manusia tereduksi ke dalam pengertian fisik-biologik. 10. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic semua hal itu dinafikan. 11. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat menemukan pengetahuan yang valid. Tanggapan Paham positivisme menurut hemat saya termasuk paham yang menyeimbangkan hal yang bersifat rasional dengan kajian ilmiah, serta mempercayai bahwa di balik dari suatu kejadian yang berlangsung, ada Dzat yang telah mengatur segala urusan itu.

STRUKTURALISME Kelebihan 1. Maybury-Lewis mengatakan bahwa pandangan-pandangan strukturalisme oleh LviStrauss telah berhasil membuka perspektif-perpektif baru dalam analisis mitos. 2. Mary Douglas juga berpendapat, analisis struktural yang dikerjakan Lvi-Strauss telah mampu mengungkap acuan-acuan tertentu, makna-makna yang sangat dalam, yang tak terduga dan menarik, dari serangkaian mitos-mitos tertentu. 3. Dimata Yalman, Lvi-Strauss juga telah berhasil memperlihatkan bagaimana pemikiran masyarakat pemilik mitos-mitos tersebut ternyata tidak berkeliaran bebas begitu saja, tetapi terus menerus disalurkan lewat pola-pola tertentu. 4. Thomas, Kronenfeld dan Konenfeld juga mengakui bahwa beberapa pendapat LviStrauss tentang makna mitos Asdiwal memang masuk akal dan seringkali menarik. 5. Ahimsa-Putra dalam bukunya juga mengatakan, bahwa analisis struktural LviStrauss tidak hanya menarik dan penting dalam perspektifnya, tetapi juga dalam metodenya. Paradigma struktural Lvi-Strauss telah memungkinkan para ahli antropologi dan mitologi memandang mitos dengan cara yang berbeda, dan karena itu pula memungkinkan mereka menampilkan makna-makna mitos yang baru, yang berbeda dengan yang sudah-sudah. Kelemahan 1. Karya Lvi-Strauss tidaklah mudah diringkas maupun di pahami. Gagasannya sering sangat abstrak da lincir (elusif), sedangkan gaya pernyajiannya sendiri acapkali menyulitkan. 2. Lvi-Strauss memilih dan merangkai kata-katanya secara amat cermat dan jelimet sehingga dalam bahasa aslinya sering terkandung sifat puitik, dalam arti bahwa suatu kalimat mungkin dapat memiliki semacam ambiguitas harmonis dibalik dan di atas hal yang tampak diungkapkan di permukaan, sehingga menimbulkan berbagai pendapat dan kesimpulan/inferensi, dan makna/tafsir yang berbeda-beda dari dari setiap orang tentang pemahaman dan pemikiran Lvi-Strauss tersebut. 3. Kelemahan lain terdapat pada kesulitan dalam bagan teori Lvi-Strauss yang menyangkut transformasi logis yang digunakannya untuk berpindah dari kaidah structural dasar ke variasi penempilan kultural. Transformasi itu cenderung sangat
8

khusus dan sewenang atau idiomistik serta sulit atau malah mustahil direplikasikan oleh antropolog lain. Tanggapan Saya berpandangan bahwa, paham ini terlalu memaksakan kehendaknya dalam menyampaikan hasil-hasil penelitian. Ia memaksakan data yang tidak sesuai agar sesuai dengan pemikirannya, sehingga kesimpulan yang dibuat terlalu melenceng jauh.

XI

POSTMODERNISME Kelebihan 1. Posmodern lebih bersifat kebudayaan dari pada pergerakan. 2. Anti totaliter yang membebaskan manusia dari totalitarisme makna; 3. Kebebasan beragama merupakan jaminan terhadap martabat manusia yang terpenting. 4. Menolak narasi besar demi narasi-narasi kecil; 5. Memberi kesempatan untuk maju sederajad dengan negara-negara maju; 6. Dalam percaturan politik dunia, menjadi penseimbang politik dan memiliki HAM yang sama seperti yang tertuang dalam Human Right Declaration; 7. Dengan faham bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak, maka ada kesempatan untuk saling berbagi dalam semua aspek hidup termasuk agama; 8. Belajar menjadi dewasa dalam berpikir, bersuara dan memberikan pendapat; 9. Belajar menghargai pendapat sesama yang berbeda; 10. Tidak lagi mengejar yang bersifat struktural oleh karena sudah berada dalam era poststruktural; 11. Yang menjadi tekanan dalam dunia pastoral adalah mengajar sesama untuk menjadi dewasa dan dapat menolong dirinya sendiri; 12. Tetap menekankan kepada kebebasan yang bertanggung jawab; 13. Setiap orang ditantang untuk mempersiapkan diri memasuki hari tua agar tetap bisa berprestasi karena terjadinya kesejangan antara orang tua dan muda; 14. Perlu dipikirkan sebuah cara atau kegiatan pastoral untuk mengembalikan keharmonisan keluarga; 15. Ketakutan memasuki hari tua hanya dapat diatasi melalui sebuah keyakinan bahwa hari tua adalah hari yang indah dan ketika menjadi tuapun masih bisa berprestasi; 16. Tuhan akan menyertai sampai akhir hayat manusia; 17. Dunia ini harus dikembalikan kepada pemilikNya yaitu Allah; 18. Tugas manusia adalah memelihara ciptaan Tuhan dalam konteks memelihara lingkungan hidup secara bertanggung jawab; 19. Karakter perorangan harus menjadi satu dalam karakter komunitas; 20. Dalarn konteks dunia semacam ini komunikasi atau pemberitaan Firman harus disampaikan secara holisiik dan dilakukan meialui kehadiran orang-orang beragama di tengah masyarakat; 21. Ternyata postmodern bukan sesuatu yang menakutkan dan harus ditolak, tetapi harus diterima secara kritis. Kelemahan 1. Posmodernisme, buta terhadap kenyataan bahwa narasi kecil mengandung banyak kebutuhan. 2. Posmodernisme tidak membedakan antara idiologi di satu pihak, dan prinsip-prinsip universal etika terbuka di lain pihak. 3. Posmodernisme menuntut untuk menyingkirkan narasi-narasi besar demi narasinarasi kecil, padahal narasi-narasi kecil sendiri merupakan narasi besar dengan klaim universal.

Tanggapan Saya secara pribadi setuju dengan paham postmodern ini, sebab dalam ajarannya mampu menyelaraskan pemikiran dalam memaknai kehidupan ini, misalnya saja paham ini memberikan kebebasan dalam banyak hal namun tetap menjunjung tanggung jawab. Paham ini juga menyatakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak, sehingga memberikan kesempataan untuk merubah dan memperbaiki segla sesuatunya. Dan yang menarik, paham ini meyakini bahwa segala sesuatu aka kembali kepada Tuhan yang memiliki semua ini.

XII

FUNGSIONALISME Kelebihan 1. Fungsionalisme bukan bukan hanya sinonim bagi ilmu sosia saja, tapi ia sinonim dengan semua ilmu. 2. Fungsionalisme mempunyai kaidah yang besifat mendasar bagi suatu antropologi yang berorientasi pada teori, yakni dictum metodologis bahwa kita harus mengeksplorasi ciri sistemik budaya. Artinya, kita harus mengetahui bagaimana perkaitan antara institusi-institusi atau struktur-struktur suatu masyarakat sehingga membentuk sistem yang bulat. 3. Dengan asumsi bahwa segala sesuatu itu mempunyai fungsi, maka dengan fungsi inilah paradigma ini bisa menjelaskan keberadaan sesuatu dalam sebuah kebudayaan. Kelemahan 1. Penjelasan fungsional berlagak pura-pura arif dan masuk akal dalam memandang institusi beserta fungsinya. Seolah ia menjelaskan lebih banyak daripada yang betulbetul ia jelaskan. 2. Analisis fungsional mempersoalkan pemeliharaan diri sistem, ia tidak dapat menjelaskan perubahan struktural. 3. Fungsionalisme terkendala oleh keterbatasan logis yang itu ke itu juga. Karena pelekatan fungsi pada suatu institusi selalu merupakan hal yang bersifat post hoc. Tanggapan Saya beranggapan bahwa paham ini tidak saja dapat menjelaskan mengenai keberadaan segala sesuatu, namun juga menyampaiakn fungsi dari sesuatu yang telah ada.

REFERENSI Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Cet. XVI; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008 Collins, James, A History of Modern European Philosophy, The Bruce Publishing Company, Milwaukee, 1954 Feibleman, James K., Understanding Philosophy :A Popular History of Ideas, Billing & Sons Ltd, London, 1986 Johnson, Doyle Paul, Teori Sosilogi : Klasik dan Modern, Jil. 1Cet. 3, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994 Laeyendecker, L. Tata, Perubahan dan Ketimpangan : Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1983 Nasoetion, A.H. 1999. Pengantar ke Filsafat Sains. Cet. Ke-3. Pustaka Litera Antar Nusa, Bogor. Suriasumantri, J.S. 1996. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Cet. Ke-10. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Taryadi, Alfons, Epistemologi Pemecahan Masalah : Menurut Karl R. Popper, PT. Gramedia, Jakarta, 1989 Walsh,W.H., Philosophy of History : An Introduction, Harper Torchbooks, USA, 1967 Wuisman, J.J.J.M, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, jilid 1, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta, 1996
10

TUGAS

KELEBIHAN, KELEMHAN, DAN TANGGAPAN TERHADAP BERBAGAI TEORI PENGETAHUAN ILMIAH

Mata Kuliah Dosen Pengampu

: Filsafat Ilmu : Prof. Dr. Irianto Widisuseno

Oleh : Nama NIM : Muhamad Akrom : 2404011100010

MAGISTER ILMU FISIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013


11

Anda mungkin juga menyukai