Bahan Ams 1 8-19

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Mendidik di Tengah Arus Zaman (Amsal 1:8-19)

MENDIDIK DI TENGAH ARUS ZAMAN Amsal 1:8-19 PENDAHULUAN Pendidikan adalah hal yang penting bagi anak karena keberhasilan anak dimasa mendatang, salah satunya dapat ditentukan dari seberapa baik pendidikan yang diberikan kepadanya. Akan tetapi seringkali ada konsep yang keliru dari para ortu mengenai pendidikan. Mrk hanya menyerahkan pendidikan kepada pihak sekolah ataupun kepada bimbel2 yang ada sedangkan ortu hanya disibukkan dg bekerja mencari uang. Padahal bimbingan atau nasehat dari ortu mrp pendidikan yang paling erat dan paling dekat dalam mendidik anak2. Bahkan ams 1:9 menuliskan bahwa ajaran ortu bagaikan karangan bunga bagi kepalamu dan kalung bagi lehermu. Hal ini menandakan bahwa nasehat ortu sll melekat dan membekali sang anak kemanapun dia pergi, dan mll nasehat itu pula anak2 mmlk dasar yang benar dalam mengambil setiap keputusan di dalam hidupnya. Oleh karenanya, sesuai dg ayat ke 8, maka pendidik dalam keluarga adalah ke 2 ortu bukannya hanya ibu atau bpknya saja. Dalam meresponi tawaran dunia untuk hidup dalam kenikmatan dosa, maka disinilah pentingnya bagaimana peranan ortu dalam memberikan pendidikan yang benar dan sesuai dengan nilai2 firman Tuhan mutlak diperlukan. Jikalau melihat ayat ke 11-14, maka bs diketahui bgm dunia ini menawarkan kehidupan yang disertai dengan ketidakjujuran, pembunuhan, perjudian, mendapatkan uang atau jabatan dalam pekerjaan dengan cara yang salah, memperoleh kesenangan dengan cara2 yang dibenci oleh Tuhan. Dengan kata lain, dunia ini menawarkan kenikmatan2 meskipun harus ditempuh dengan cara2 yang tidak benar dan sgt bertentangan dg firman Tuhan. Itu sebabnya ada pepatah yang mengatakan ora melu edan ora keduman. Inilah tantangan yang besar yang hrs dihadapi oleh anak2 Tuhan saat ini, yaitu bgm tetap menikmati berkat2 dan penyertaan Tuhan dalam dunia ini meskipun tetap berada di jalur yang benar. Di sisi yang lain, seringkali cinta ortu kpd anak2 hanya diluapkan dengan menyekolahkan anak di sekolah yang terkenal dan memberikan les matematika, bahasa inggris, mandarin, renang, gitar, piano, nyanyi, nari, dsb. Akan tetapi, tanpa adanya rasa takut akan Tuhan dalam diri anak tsb, maka apa yang telah dipelajari oleh anak tsb akan digunakannya untuk menyenangkan dirinya sendiri dan bukan untuk menyenangkan Tuhan. Kalau anak tsb pandai menyanyi maka kepandaian menyanyinya akan dipersembahkan kepada dunia ini dan bukannya kepada Tuhan, kalau anak itu pandai dalam bidang hukum maka kepandaiannya pun akan digunakan sbg alat iblis untuk menyenangkan dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain, dan bukan untuk kemuliaan Tuhan. Itulah sebabnya kenapa ortu hrs menekankan nilai2 firman Tuhan kepada setiap anak2nya. Ams 1:7 dituliskan bahwa hanya takut akan Tuhanlah terdapat segala pengetahuan yang benar. Dan di dalam ams 3:5 dituliskan percaya lah kepada Tuhan dan bukan kepada pengertianmu sendiri. Dengan kata lain, diperlukan secara mutklak tentang hidup takut dihadapan Tuhan dalam menjadikan seorang anak menjadi manusia yang berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karenanya, janganlah ortu mmlk pandangan yang remeh thd pendidikan kekristenan, baik itu yang disampaikan kepada anak di dalam rumah, sekolah, ataupun gereja. (ex: ironis sekali kalau ortu akan marah kalau anaknya bolos sekolah, tetapi ortu tidak marah ketika anaknya tidak pergi sekolah mgg). Sebagai kesimpulan, apa yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak di tengah arus zaman: 1). Peranan ortu yang sesunguhnya thd anak2. Bahwa ortu adalah wakil Tuhan maka secara tidak langsung Tuhan menuntut para ortu utk menjalankan peranan mrk secara benar, dan tidak bs memberikan tanggungan kepada suami atau istri saja dalam mendidik anak2, begitu pula dengan sekolah ataupun bimbel2 yang ada. Jangan sampai pula anak merasa lebih dekat kpd pembantu daripada ke 2 ortunya, krn banyak anak sejak pagi sampai tdr di malam hari tdk bs lepas dr pembantunya. Anak manusia bukanlah spt anak penyu dimana stl ditelurkan maka bs langsung ditinggal, ttp mrk memerlukan pendidikan ataupun nasehat ortu untuk mjd manusia yg benar dan berkenan di hadapan Tuhan. 2). Pembekalan nilai2 firman Tuhan sejak dini kepada anak2. Hal ini dapat sebagai bekal bagi anak2 dalam membedakan nasehat dunia dg nasehat ortu yang takut akan Tuhan sehingga masa depan anak2 pun pasti akan selaras dg nilai2 firman Tuhan. selain itu, Tuhan juga akan memandang gagal terhadap ortu yang lalai

dalam menekankan nilai2 kebenaran firman Tuhan thd anak2. perlu juga diketahui bahwa jikalau anak mmlk rasa takut akan Tuhan, maka dia pasti akan hormat kpd ortu, tidak akan membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak saksi dusta, dan tidak akan mengingini milik org lain. Dengan kata lain, keberadaan firman Tuhan yang kuat dalam diri si anak akan menjadikan anak tersebut siap menghadapi tantangan2 dunia yang bobrok ini. A. Salomo menulis kitab Amsal ini, seperti yang kita lihat dalam kehidupan Salomo yang gagal membesarkan anaknya. 1. Firman Tuhan bukan sebuah konsep tapi kebenaran yang harus dihidupi. 2. Firman Tuhan bukan sekedar pengetahuan tapi menjadi mentor. 3. Makin hari kebenaran tidak menjadi suatu hal yang sangat kruasial atau mutlak. B. Ada beberapa ayat yang berbicara mengenai pendidikan anak yaitu Amsal 22:6; 29:17. Kedua ayat ini jelas sekali menceritakan tanggung jawab orang tua untuk mendidik. Mendidik bukan menguasai atau mendominasi anak kita. Kesalahan orang tua adalah dalam mendidik anak sesuai dengan impian mereka atau cara dari mereka memperoleh didikan dari pendahulu mereka. Tujuan pendidikan adalah supaya anak kita tidak menyimpang melainkan memperoleh makna dalam hidup anak kita. Kita harus mendidik mereka karena mereka tidak tahu menjalani kehidupan ini. Karena itu sejak masih muda kita harus mendidik mereka. Dan ini harus dilakukan oleh kedua orang tua (ayah dan ibu). Mendidik anak bukan satu arah tapi menjadi rekan bagi anak kita. C. Kuasa orang tua terdapat dari teladan mereka, karena anak mereka yang melihat teladan orang tua akan memiliki modal yang sangat kuat di masa yang akan datang. D. Ayat 8, merupakan teguran atau peringatan kepada orang tua agar anak-anak mereka mengikuti apa yang mereka ajarkan. Survey menemukan bahwa orang tua hanya menghabiskan waktu selama 2 menit untuk berbincang-bincang dengan anaknya. Sedangkan survey yang lain menemukan bahwa anak-anak menghabiskan 2 jam untuk menonton televisi. Jadi, mana mungkin orang tua dapat mempengaruhi dan mengajar anak-anaknya bila hanya memiliki waktu 2 menit untuk anak-anaknya. Makanya tidak mengherankan bila anakanak zaman ini lebih banyak diajar oleh media daripada oleh orang tua. Karena itu, orang tua harus menyediakan waktu untuk anak-anaknya. E. Fakta tentang anak anak : Anak-anak lebih mendengarkan apa kata teman temannya Anak anak lebih mementingkan apa kata dunia dari pada orang tuanya Anak-anak berani menentang orang tua demi sebuah penerimaan di dunia ini Anak-anak suka tantangan yang mereka hadapi tapi tidak berhasil untuk melaluinya Fakta tentang orang tua : Banyak yang mengurung anak anaknya agar lebih baik Membatasi anak anak tidak pulang malam agar lebih baik Memarahi dan menghajar anak anak agar lebih disiplin, ternyata tidak Fakta pendidikan : Kebenaran firman Tuhan harus diberitakan, dilakukan, diterapkan, dan juga dilakukan dimulai oleh orang tua sebagai teladan, agar anak anak dapat mengenal kasih Tuhan dari keluarga mereka dan tumbuh menang atas arus zaman yang dipenuhi dosa ini. F. Robert Kiyosaki bercerita suatu kali ada seorang guru mengajar muridnya. Guru ini bertanya: lebih untung mana 5 tepung roti dengan harga 3500 atau 2 tepung roti dengan harga 2000? Kebanyakan anak memilih 5 tepung roti dengan harga 3500, tapi ada satu anak memilih

untuk 2 tepung roti dengan harga 2000. Guru ini memarahi muridnya, tapi muridnya berkata bahwa yang dibutuhkan dirumahnya hanya 2 tepung roti. Seringkali kita kurang sabar untuk mendidik anak-anak kita dan tidak memberikan alasan-alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan anak-anak kita (lih. ayat 8 . . . yaitu memberikan pengertian dalam mengajar anak-anak kita). Intinya mendidik anak dengan hati dan akal budi. G. Ada 3 bagian dalam bagian ini yaitu konteks (8-9), point 1 (10-17), point 2 (18-19). Konteks (ayat 8-9) untuk mendidik anak, karena itu: 1. Didikan untuk tidak hidup sama seperti dalam dunia ini, karena orang dunia ini dapat mempengaruhi kita menjadi orang yang jahat (10-17) 2. Kehidupan sama seperti orang dunia itu akan hanya akan membawa kehancuran (18-19) H. Pendidikan dalam rumah itu merupakan satu hal yang penting untuk menghadapi tantangan yang ada di luar rumah. Ayat 8 sangat penting yaitu, orang tua harus memiliki wibawa di dalam reward dan punishment dengan memberikan dialog untuk memberikan pengertian kepada anak-anak kita. I. Ayat 8, Salomo sungguh mengerti Firman Tuhan karena dia orang yang paling bijaksana tapi ia sulit mempraktekkannya karena hatinya condong kepada istri-istrinya yang tidak percaya sehingga ia tidak dapat mengajar anak-anaknya karena tidak memiliki dasar yang sama. Di dalam mengajar kebenaran bukan hanya sama imannya tapi juga memiliki hati yang sama untuk takut akan Tuhan. Di dalam mendidik anak, orang tua harus melakukan pengajaran ini secara konsisten dan berulang-ulang. J. Zaman ini adalah zaman yang bebas yang berpegang pada pengetahuan. Karena itu anakanak dibiarkan oleh orang tua untuk menyenangkan anak-anaknya. Namun Firman Tuhan mengatakan dengan tegas untuk mendidik anak-anak kita. Karena itu, seorang bapa harus mendidik dan memberikan prinsip kepada anak-anaknya, sedangkan ibu mengajar untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Suami istri menjadi satu kesatuan di dalam mendidik anak, bukan untuk membingungkan anak. Saat ini banyak ayah yang tidak mengambil peran untuk memberikan pendidikan, semuanya diambil alih oleh ibunya, sehingga feminisme kuat di dalam diri seorang anak. Seorang anak harus memiliki gentle dan feminis, karena wibawa seorang ayah dibutuhkan dalam mendidik anak. Orang tua juga menjadi teladan, terbuka dihadapan anak-anaknya sehingga apa yang dipahami dan dilakukan orang tua dimengerti oleh anak-anaknya. K. Anak itu penting dan berarti, tapi bukan segala-galanya. Dalam keluarga, anak harus melihat posisi mereka di bawah orang tua. Dan orang tua harus memberikan pendidikan ini kepada anak-anaknya. 1. Pentingnya pendampingan orang tua kepada anak-anaknya. Kehadiran orang tua sangat dibutuhkan khususnya ketika anak membutuhkan orang tua (pendampingan dapat dinyatakan melalui nasihat, kehadiran, teladan, ketegasan). 2. Pentingnya kesatuan hati orang tua di dalam mendidik anak. Pertentangan dalam mendidik anak akan menghasilkan kebingungan kepada anak-anaknya. L. link : http://kevinjthompson.wordpress.com/2008/03/24/my-philosophy-of-christianeducation/ http://hdr.undp.org/en/statistics/index.html#hdirank M. Hari ini kita belajar satu tema: Mendidik ditengah arus zaman. Raja Salomo memberikan kita

banyak nasihat dalam kitab Amsal perihal mendidik anak. berisikanTema Amsal: Hikmat untuk hidup dengan benar. Amsal 1:1-7 berisikan 13 ajaran hikmat bagi kaum muda.prolog; Amsal 1:8-9:18 Secara khusus dalam pasal 1:8-19 berbicara tentang nasihat Salomo mengenai pentingnya mendidik anak supaya mereka tidak terjerat dalam pergaulan yang buruk yang akan merusak masa depan mereka. Ada tiga hal yang penulis tekankan: Pertama, mendidik anak adalah perintah langsung dari Tuhan (Ams. 1:8-9). Mendidik anak adalah tugas dan tanggung jawab yang Tuhan bebankan kepada orang tua. Mengapa? karena anak-anak tidak dilahirkan otomatis tahu apa yang baik dan tidak baik; yang benar dan tidak benar. Mereka belum bisa membedakan keduanya karena itu kita perlu mendidik mereka soal etika, moral, ajaran dan nasihat firman Tuhan. Dalam hal mendidik anak ada dua hal yang ditekankan Alkitab: (1) Orang tua bertanggung jawab mendidik anak. Bagaimana cara mendidik mereka? (a) Mengajar secara verbal: melalui perkataan; nasihat; berdasarkan firman Tuhan (Ul. 6:6-9; Ams. 22:6; 23:13; 29:17; Ef. 6:4). (b) Mengajar melalui contoh; teladan hidup. (c) Mengajar melalui disiplin, tatkala anaknya menolak didikan (Ams. 19:18; 23:13-14). (2) Anak-anak harus mau dididik oleh orang tua mereka, caranya: dengarkan nasihat orang tua dan taati apa yang mereka ajarkan dan nasehatkan Ams. 1:8-9). Kedua, supaya anak kita hidup menjadi berkat bagi Tuhan, orang tua dan sesama (Ams. 1:1015). Anak-anak yang Tuhan titipkan kepada keluarga kita bisa menjadi berkat dan kutuk bagi keluarga dan orang lain. Anak-anak paling mudah dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan di mana mereka berada. Bisa pengaruh yang baik dan jahat. Sebab itu, Salomo mengingatkan bahwa mendidik anak tujuannya supaya mereka tidak terjerat oleh jebakan-jebakan dosa (ay. 10, 15). Dalam kehidupan anak muda juga sering berhadapan dengan pengaruh dari temanteman untuk berbuat dosa. Tekanan dan pengaruh dari teman sebaya mereka akan menggoda mereka untuk bergabung dengan golongan mayoritas untuk menikmati kesenangankesenangan berdosa. Bagaimana menghadapi pengaruh dan godaan yang jahat itu? Orang muda dapat menolak godaan dosa dengan cara: (1) menjalin hubungan yang dekat dengan Tuhan; (2) berkomitmen hidup berdasarkan terang firman Tuhan (ay. 15-16); (3). menyadari bahwa hidup berkompromi dengan dosa dan kesenangan duniawi akan menuai sakit hati, kesukaran, malapetaka dan kebinasaan (ay. 27; Mat. 4:1-11). N. Tantangan dan arus jaman selalu mengalami perubahan dan kesulitan yang berbeda. Perubahan jaman selala membawa dampak positif dan negatif, dan hal ini perlu disikapi dengan arif bijaksana, terutama dalam soal pendidikan dan pengajaran anak. Sebab jika kita tidak mempersiapkan pendidikan serta pengajaran yang benar kepada anak dapat dipastikan anak akan tergerus oleh arus jaman ini. Arus jaman ini dapat membawa anak-anak kita ke dalam keruskan moral yang berat. Oleh karena itu, hal ini perlu diwaspadai dengan bijak dalam pola pendidikan anak-anak, apa yang harus dilakukan dalam mempersiapkan generasi muda sekarang ini? I. mendidik anak-anak takut akan Tuhan. II. Memberikan teladan yang benar sesusi dengan FT III. Melatih dan Mempersiapkan anak-anak menghadapi perjuangan hidup. Anak adalah titipan Tuhan yang harus didik, diajar dan dibimbing menjadi pribadi seperti yang Tuhan kehendaki. Supaya, anak-anak ini menjadi garam dan terang yang membawa pengaruh yang besar bagi lingkungannya. Sehingga bukan anak-anak kita yang teroengaruh oleh arus jaman ini tetapi justru mereka mempengaruhi dunia ini bisa mengenal Allah. O. Jaman ini kebutuhan finansial cukup tinggi, itulah sebabnya banyak keluarga bekerja matimatian, mengejar karier dengan berbagai cara. Namun disisi lain anak-anak butuh kehadiran orang tuanya mendampingi pertumbuhan mereka seiring dengan pesatnya perkembangan jaman ini. Tidak mudah bagi keluarga bisa menjaga keseimbangan antara pendidikan karakter dan pemenuhan kebutuhan financial bagi generasi sekarang ini. Namun Amsal sekali lagi mengingatkan peran ayah dan ibu dalam mendidik dan mengajar anak-anaknya. Orang tua harus mengajarkan kepada anak-anaknya berkata tidak terhadap hal-hal yang membawa kehancuran meskipun ada resiko, ini harus dikatakan dan diajarkan berulan

Nasihat dan Peringatan: Tabur Tuai (Amsal 1:8-19)


Amsal 1:8-19 Nasihat dan Peringatan: Tabur Tuai Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari: 8Perhatikanlah apa yang dikatakan ayah ibumu kepadamu, anakku, 9sebab ajaran-ajaran mereka menambah budi baikmu/karaktermu seperti hiasan kepala dan kalung memperindah rupamu/tingkah lakumu. 10Kalau orang berdosa membujuk engkau, anakku, janganlah turuti bujukan mereka. 11Seandainya mereka berkata, Ayo, mari kita mencari orang dan mengeroyok dia. Untuk iseng-iseng, mari kita menyerang orang yang tak bersalah. 12Sekarang mereka hidup senang dan sehat, tapi nanti mereka akan menjadi seperti orang yang setengah mati. 13Kita ambil barang-barang mereka yang berharga, supaya rumah kita penuh dengan barang rampasan. 14Mari ikut! Nanti hasil curiannya kita bagi rata! 15Janganlah ikut dengan orang-orang yang demikian, anakku! Jauhilah mereka. 16Mereka tidak dapat tinggal diam kalau belum berbuat jahat. Mereka ingin cepat-cepat membunuh. 17Sedangkan burung pun tidak akan masuk ke dalam jaring yang dibentangkan di depan matanya, 18tetapi orang-orang jahat itu malah memasang jerat untuk dirinya sendiri jerat yang akan mencelakakan mereka. 19Memang, orang yang mencari nafkah dengan memakai kekerasan akan membayarnya dengan nyawanya sendiri. Kitab Amsal adalah sebuah kumpulan dari pengajaran tentang moral dan agama/religi dalam bentuk perkataan-perkataan hikmat dan amsal. Sebagian besar dari perkataan hikmat itu harus dilakukan di dalam perbuatan/tindakan, dan menjadi perhatian setiap harinya. Hal tersebut dimulai dengan mengingat bahwa, untuk memiliki pengetahuan, kita harus terlebih dulu memiliki hati yang senantiasa mengagungkan dan memuliakan TUHAN, dan menjalani semuanya itu dengan setiap hal yang kita lakukan, bukan hanya dengan hal-hal yang bersifat rohani dan moral, tetapi juga di dalam tindakan setiap hari dan tingkah laku yang baik. Amsal-amsal ini juga mencatat perkataan-perkataan pendek dari cara pandang yang dinyatakan oleh para pengajar Israel kuno tentang apa yang akan dilakukan oleh seorang yang berhikmat/bijaksana ketika dia berada dalam situasi-situasi tertentu. Beberapa amsal ada juga yang menaruh perhatian terhadap keadaan keluarga yang sejati, sesama, perjanjian dagang/kerja. Beberapa amsal juga menaruh perhatian terhadap etika hubungan sosial, dan juga kebutuhan terhadap penguasaan diri kepada sesama. Dan banyak juga menyatakan tentang kualitas kerendahan hati, kesabaran, kepedulian kepada orang miskin, dan kesetiaan dalam bersahabat. Dalam bagian ini kita diberi nasihat dan peringatan bahwa ketika kita berelasi dengan sesama jangan sampai kita jatuh ke dalam suatu pergaulan yang menyesatkan. Kita harus memiliki filter/saringan untuk menjalani kehidupan yang benar dan menghindari kehidupan yang salah. Selama kita hidup itu adalah waktu kita untuk terus belajar dan menerapkan. Dan di dalam hidup ini penulis Amsal menganjurkan bahwa kita harus menjadikan Allah sebagai pusat hidup kita, sehingga dapat melakukan setiap hal dalam hidup ini dengan senantiasa berpadanan dengan kebenaran Allah. Di sini diberikan sebuah nasihat bahkan peringatan untuk tidak terjerumus di dalam kehidupan yang jahat. Jika kita keluar dari jalur yang benar, yaitu kebenaran firman Allah niscaya kehidupan kita akan melenceng kepada jalur yang salah. Dan jika terus berada di dalam jalur kehidupan yang salah ini maka yang akan kita alami adalah penyesalan dan kekecewaan yang dalam. Firman Allah menyatakan, pohon yang baik tidak akan menghasilkan buah yang buruk, demikian juga pohon yang buruk tidak akan menghasilkan buah yang baik. Artinya jika kita melakukan segala sesuatu sesuai dengan firman Allah dan kehendak Allah, maka kita akan menuai kehidupan yang penuh arti. Tetapi jika kita hidup dan melakukan hal-hal yang melanggar firman Allah dan ketetapan-Nya maka kita akan menuai kebinasaan.

Di sini Salomo memberikan petunjuk yang membawa kepada kehidupan. Seandainya kita tidak hidup di dalamnya maka akan mendapati kemalangan atau kematian. Tabur tuai, itulah istilah yang cocok dipakai di sini karena jika kita melihat struktur amsal ini sangat bagus, ada nasihat dan dilanjutkan dengan larangan dan konsekuensi yang akan dialami jika melanggarnya. Kenyataannya justru banyak orang Kristen yang melanggar petunjuk hidup baru yang dinyatakan oleh Salomo ini. Mereka melakukan tindakan kejahatan yang digambarkan oleh Salomo dalam bagian ini. Mereka merancangkan hal-hal yang jahat kepada sesamanya seakan-akan hal itu menjadi hal yang menyenangkan dalam diri mereka dan menyangka bahwa tidak ada seorangpun yang tahu, padahal TUHAN Mahatahu, dan Dia akan membalaskan setiap perbuatan mereka dengan kedahsyatan murka-Nya (lih. Amsal 24:12 Kalau engkau berkata: Sungguh, kami tidak tahu hal itu! Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya?) Amsal ini menasihatkan kita supaya jangan menjadi kaya dengan cara menipu orang lain, membodohi/membohongi sesamanya, menyengsarakan orang lain, merampas harta orang lain dan bahkan membunuh orang lain. Orang jahat seperti ini tidak pernah merasa cukup dengan harta kefasikan/kejahatan yang didapatkannya, orang jahat ini adalah orang yang tamak dan rakus, mau segala sesuatunya hanya untuk dia tanpa menghiraukan dan mempedulikan orang lain, dan orang jahat semacam ini tidak akan pernah bersyukur kepada Allah karena dia tahu bahwa setiap harta benda yang dia miliki bukan dari hasil usahanya yang baik tetapi dari hasil kejahatannya (ay. 13: Kita ambil barang-barang mereka yang berharga, supaya rumah kita penuh dengan barang rampasan). Ada seorang rohaniwan mendiskusikan hal ini dengan saya, dan dia mengatakan, Bagaimanakah orang seperti ini dapat berdiri dan berdoa di hadapan Allah, jika yang melatarbelakangi kehidupannya adalah kejahatan dan penipuan? Saya hanya terdiam, karena menurut saya orang semacam ini adalah orang bebal yang tidak akan mungkin menerima setiap nasihat dan didikan yang benar yang diberikan kepadanya (ay. 16: Mereka tidak dapat tinggal diam kalau belum berbuat jahat. Mereka ingin cepatcepat membunuh). Tapi tidak sampai di situ kehidupan dan kejahatan mereka, Tuhan akan memberikan ganjaran atas kejahatan mereka. Mereka telah menabur kejahatan, penipuan, perampasan, kebohongan, keserakahan, dan pembunuhan; mereka juga akan menuai semuanya itu bagi mereka diri mereka. (ay. 12: Sekarang mereka hidup senang dan sehat, tapi nanti mereka akan menjadi seperti orang yang setengah mati. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari; They may be alive and well when we find them, but theyll be dead when were through with them! (Mereka seakan-akan hidup dan baik-baik saja ketika kita berjumpa dengan mereka, tetapi pada akhirnya mereka akan mati ketika kita menjumpai mereka di hari kemudian) Todays English Version Bible; ay. 17-19: 17Sedangkan burung pun tidak akan masuk ke dalam jaring yang dibentangkan di depan matanya, 18tetapi orangorang jahat itu malah memasang jerat untuk dirinya sendiri jerat yang akan mencelakakan mereka. 19Memang, orang yang mencari nafkah dengan memakai kekerasan akan membayarnya dengan nyawanya sendiri. Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari; 17They are like a bird that sees the bait, but ignores the trap. 18They gang up to murder someone, but they are the victims. 19The wealth you get from crime robs you of your life. Contemporary English Version Bible (Mereka adalah seperti burung yang melihat perangkat, tetapi tidak menyadari bahwa mereka telah masuk kedalamnya. Mereka bangkit untuk membunuh orang lain, justru merekalah yang menjadi korbannya. Kekayaan yang mereka dapatkan dari hasil kejahatan akan merampas mereka dari kehidupan mereka.) Melalui nasihat dan peringatan Salomo ini hendaklah kita tahu, sadar dan bahkan melakukannya di dalam hidup kita: 1. Jangan tamak dan rakus; 2. Jangan menjadi kaya dengan cara menipu dan membohongi orang lain; 3. Tabur tuai: menabur kebaikan akan menuai kehidupan; tabur kejahatan akan menuai kebinasaan; 4. Bertobatlah jika kita memang masih melakukan hal ini.

Surat 1 Timotius 6:9-10 menyatakan: 9Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 10Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Biarlah pengajaran firman Tuhan ini menjadi petunjuk hidup baru bagi kita semua untuk dilakukan dengan tepat dan sungguh-sungguh di dalam hidup kita. Amin.

HIKMAT MEMBANGUN RELASI Amsal 1:8-19 Renungan hari ini memberikan kita suguhan tentang pentingnya haikmat dalam kehidupan. Hikmat tidak dapat dipelajari secara filsafat, melainkan hikmat membutuhkan tindakan praktis dalam kehidupan. Anjuran hikmat Takut Akan Tuhan yang disampaikan kepada orang muda pada bagian ini ada 3 hal 1. Mendengarkan didikan dan melakukan nasehat yang disampaikan oleh orang tua (ay 8-9). Ketaatan dan ketundukan kepada Orang Tua menjadi hal yang terpenting dalam kehidupan anak-anak terhadap relasi dengan Orang Tua. Karena Orang Tua adalah wakil Allah di dunia ini untuk mendidik anak-anak mereka. Orang Tua diberikan amanat itu oleh Allah dalam kitab Ulangan 6:4-9. Itulah sebabnya siapapun orangnya,keluarga seperti apapun mereka, Orang Tua berpendidikan maupun tidak berpendidikan mesti anak-anaknya mendengarkannya.

1. Jangan Berkompromi Dengan Dosa (ay 10-14). Generasi muda sekarang hidupa dalam dunia pos-moderen dimana segala informasi sangat mudah diakses dimana saja dan informasi apa saja. Kita tidak dapat menghindar dari kondisi ini, justru kondisi ini akan terus memacu kita untuk tetap hidup sesuai dengan norma-norma yang baik. Anak-anak, generasi muda diharapkan dengan selektif dapat memilah hal-hal yang positif dan yang negatif yang akan berdampak kepada kehidupannya diamsa yang sekarang maupun dimasa yang akan datang. Disinilah peranan hikmat Takut akan Tuhan sangat diperlukan. Hikmat tidak mengekang dan membatasi seseorang untuk berbuat sesuatu dalam hidupnya, namun hikmat mengantar orang melakukan sesuatu yang berarti dan bermanfaat sesuai dengan imannya kepada Tuhan.

1. Jangan Sembarangan Memilih Teman (15-19). Pergaulan akan sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Oleh sebab itu generasi muda diharapkan Amsal agar selektif dalam berteman. Generasi muda senang melakukan hal-hal yang tidak lazim, hal-hal yang spektakuler dan kontroversial dan sepertinya itu menarik. Namun tidak semua yang sepertinya menarik itu baik. Amsal mengingatkan Jangan engkau hidup menurut tingkah laku mereka,. karena kaki mereka berlari menuju kejahatan. (ay 15-16).

Semoga hikmat mengantar kita memiliki relasi yang baik.

Amsal 1:8-19

Judul: Hikmat dalam lingkaran relasi Seorang anak bergantung sekali pada orang tua. Saat beranjak remaja, teman akan berpengaruh besar hingga ia lebih suka mendengar teman dibanding orang tua. Sungguh prihatin bila remaja memiliki teman yang memberi pengaruh negatif dan sungguh tragis bila orang tua bila tidak dapat menanamkan pengaruh apa pun dalam diri anak mereka. Bagian ini menyajikan nasihat, mungkin nasihat orang tua kepada anak atau bisa juga nasihat seorang guru kepada anak didiknya mengenai relasi dengan orang di sekitarnya. Lingkaran relasi yang pertama adalah relasi di dalam rumah, yaitu antara anak dengan orang tua. Si anak dianjurkan untuk memberi perhatian serius pada ajaran orang tua karena itulah harta berharga bagi hidupnya (8-9). Maka mau memperhatikan adalah tindakan penting yang harus dilakukan si anak. Namun orang tua pun harus menyediakan waktu untuk berbagi hidup dengan anak. Lingkaran relasi yang kedua adalah antara anak dengan lingkungan pergaulannya. Namun teman dapat memberi pengaruh kuat, terutama dalam diri remaja yang tidak memiliki teladan. Bila si remaja tidak memiliki rasa aman di dalam dirinya, ia bisa mudah tertarik kepada orang-orang yang menawarkan kekuasaan atas orang lain (10-14). Memang banyak sekali terbentuk geng di dalam lingkungan remaja, yang menjurus ke arah premanisme dan belakangan berkembang menjadi jaringan perdagangan narkotika. Itu sebabnya penulis amsal menasihati si anak dalam hal memilih orang yang patut dijadikan teman (15-19). Melihat dunia yang dihadapi anak, kita tahu peranan relasi orang tua dengan anak. Maka sebagai orang tua, tanamkan rasa percaya anak terhadap Anda dan berikan teladan agar anak merasa nyaman untuk berbagi hidup dengan Anda. Sebagai anak, ketahuilah bahwa Tuhan memerintahkan kita menghormati orang tua karena Ia telah memercayakan Anda dalam pendidikan orang tua Anda. Dan bagi Anda yang melayani generasi muda, ingatlah pentingnya peranan Anda untuk merebut mereka dari pengaruh dunia berdosa dan membuat mereka mau menjalani hidup di dalam Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai