Klasifikasi Hukum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI HUKUM & SUMBER HUKUM

Pada Makalah ini, kami Tim Penuis telah memuat point-point sesuai instruksi yang sebagaimana mestinya yaitu; Klasifikasi Hukum dan Sumber Hukum yang disertai contoh pada setiap subpoint nya. Berikut tersajikan

TIM PENULIS: Imaya Muhammad Ade Naufal Noorasyikin Yoel Dwi Putra Gultom

Mata Pelajaran: PKN

Disusun pada 27 Januari 2014

PENGGOLONGAN HUKUM / KLASIFIKASI HUKUM


Hukum merupakan suatu kumpulan aturan atau kaidah yang didalamnya terdapat sanksi yang tegas bagi para pelanggarya. Hukum itu ada jika para subjek hukum, dalam hal ini subjek hukum itu merupakan para pemegang hak dan kewajiban yakni orang (person) dan badan hukum. Hukum banyak ragamnya. Untuk menjelaskan ragam hukum tersebut dapat ditinjau dari beberapa aspek. Hukum dapat diklasifikasikan sebagai berikut 1. Hukum berdasarkan bentuknya Tertulis Hukum tertulis adalah aturan hukum yang sengaja dibuat oleh pemerintah bersama dengan lembaga Negara lainnya (DPR). Hukum tertulis mempunyai naskah yang bersifat otentik, dapat dibaca oleh setiap orang, tersimpan dan terjaga keaslian naskahnya, pembuatannya melalui suatu prosedur yang formal. Contoh Undang- Undang Khusus : UU Perpajakan (PPh, PPN, PPnBM, Bea Materai, dll), UU Hak Cipta, UU Merk Dagang, dll. Tidak Tertulis Hukum yang tidak tertulis tumbuh dan berkembang di tengah tengah masyarakat dan di taati oleh masyarakat itu sendiri dan bersama dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat yang berlangsung terus menerus. Contohnya ialah hukum adat dan hukum kebiasaan. Antara kedua jenis hukum tersebut (hukum tertulis dan hukum tidak tertulis) masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan hukum tertulis ialah dapat menjalin terwujudnya kepastian hukum karena mempunyai naskah autentik yang dapat dibaca setiap saat oleh siapapun yang berkepentingan, sehingga tidak mudah timbul penafsiran (Interprestasi) yang berbeda. Sedangkan kelemahannya ialah sulit menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman karena terikat dengan naskah otentiknya, sehngga suatu waktu akan ketinggalan zaman jika tidak disesuaikan dengan perkembangan zaman. Kelebihan hukum yang tidak tertulis ialah tidak mudah ketinggalan zaman karena selalu berkembang mengikuti perkembangan masyarakat (zaman). Artinya kalau masyarakat (zaman) berkembang kearah yang lebih maju, maka hukum tidak tertulis langsung berkembang mengikuti perkembangan tersebut. Oleh karena itu, hukum tidak trtulis itu senantiasa cocok dengan segala zaman. Sedangkan kelemahannya ialah dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dalam implementasinya karena tidak mempunyai naskah otentik. Hal ini dapat terjadi karena kemungkinannya terjadi penafsiran dan penerapan suatu kaidah hukum tidak tertulis yang berbeda antara suatu petugas hukum dengan petugas hukum lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesan adanya ketidakpastian hukum. Contoh : Pidato Kenegaraan setiap 16 agustus, Hukum adat/kebiasaan

2. Hukum Berdasarkan Wilayah Berlakunya Nasional Hukum nasional ialah kaidah kaidah hukum yang berlaku dalam wilayah suatu Negara, misalnya hukum nasional Idonesia. Hukum nasional sifat keberlakuannya dibatasi oleh wilayah Negara yang bersangkutan, karena diluar wilayah Negara tersebut berlakulah hukum nasional dari Negara lain. Contoh: UU, TAP MPR, dsb Internasional Hukum Internasional ialah kaidah kaidah hukum yang mengatur hubungan dan persoalan yang melintasi batas batas Negara, antara Negara dengan Negara, antara Negara dengan subyek hukum lain bukan Negara, dan antara subyek hukum bukan Negara satu dengan yang lain.Contohnya Negara dengan Negara misalnya antara Negara Republik Indonesia dengan Negara Malaiysia. Contoh antara Negara dengan subyek hukum bukan Negara. Contoh: Piagam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Lokal Hukum yang hanay berlakuu didaerah (regional) tertentu saja. Pada hukum local ini tentunya bersifat seperti hukum adat dikarenakan dipengaruhi oleh orang tertentu dalam artian orang tertentu pada daerahnya itu. Contoh: Hukum suku dayak Iban Jalai Lintang Kalimantan yang disebut Ngangus, Hukum adat di Maluku Tenggara Sasi Hukum Gereja Hukum gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh gereja untuk para anggotanya. Contoh: Pembaptisan, Sidi, dsb 3. Hukum Berdasarkan Waktu Ius Constitutum (Hukum Positif) Ius Constitutum (Hukum Positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Singkatnya : hukum yang berlaku bagi suatu masyarakat pada suatu waktu, dalam suatu tempat tertentu. Ada sarjana yang menamakan hukum positif itu. Contoh : Hukum Pidana berdasrkan KUHP sekarang.

Ius Constituendum Ius Constituendum yaitu Hukum yang dicita-citakan, diharapkan, atau direncanakan akan berlaku pada masa yang akan datang Contoh: misalnya Hukum Pidana Nasional yang sampai sekarang masih terus disusun. Hukum Alam Hukum universal, hukum asasi, atau hukum alam yaitu hukum yang dianggap berlaku tanpa mengenal batas ruang dan waktu. Hukum ini tak mengenal batas waktu melainkan berlaku untuk selama-lamanya (abadi) terhadap siapapun juga di seluruh tempat,. Contoh: Hukum matematika 4. Hukum Berdasarkan isi Hukum Publik Hukum publik ialah kaidah kaidah hukum yang mengatur kepentingan umum dan yang mempertahankannya ialah pemerintah, atau kaidah kaidah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah pusat dengan alat alat perlengkapannya. Contoh: hukum publik ialah hukum Pidana, hukum tata Negara, hukum pajak dan sebaginya. Hukum Privat Hukum privat ialah kaidah kaidah hukum yang mengatur kepentingan perseorangan dan yang mempertahankannya ialah perseorangan (para pihak) yang bersangkutan. Contoh: hukum perdata, hukum dagang, hukum perkawinan, hukum kewarisan dan sebagainya. 5. Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankan Hukum Material Hukum Material, yaitu hukum yang memuat peraturan-peraturan yang mengatur kepentingankepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan. Jika orang berbicara tentang hukum pidana, hukum perdata, maka yang dimaksudkan ialah Hukum Pidana Materiil dan Hukum Perdata Material Contoh: Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Dagang, dan lain-lain. Hukum Formal Hukum Formal (hukum proses atau hukum acara) yaitu hukum yang memuat peraturanperaturan yang mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan dan mepertahankan hukum

material atau peraturan-peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara mengajukan sesuatu perkara ke muka pengadilan dan bagaimana cara-cara hakim memberi keputusan. Contoh Hukum Formal : Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata. Kesimpulan: Mengenai hubungan hukum formil dengan hukum materil itu dapat dikatakan kalau hukum materil itu menentukan isinya sedangkan hukum formil menentukan cara bagaimana perjanjain dan sebagainya tersebut dapat dilaksanakan dan dipertahankan dimuka pengadilan. 6. Hukum berdasarkan Sanksi / fifat Hukum Memaksa Hukum memaksa ialah kaidah kaidah hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harusdilaksanakan, tidak boleh ada pilihan lain, kecuali didalamnya mengandungunsur pemaafan sepertiapa yang diaturdalam Pasal 48 tentang overmacht dan Pasal 49 KUHAP tentang noodweer. Contoh: Contohnya Pasal 340 KUH Pidana yang menetapkan : Barangsiapa dengan sengaja dan direncanakan lebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain, dihukum, karena pembunuhan direncanakan (mord), dengan hukuman mati atau penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahum. Hukum Mengatur kaidah hukum yang dapat dikesampingkan oleh para pihak dengan jalan membuat ketentuan khusus dalam suatu perjanjian yang mereka adakan. Kaidah hukum semacam ini baru akan berlaku, apabila para pihak tidak menetapkan aturan tersendiri didalam perjanjian yang mereka adakan. Contoh: Pasal 1152 KUH Perdata : Hak gadai atas benda-benda bergerak dan atas piutang bahwa diletakkan dengan membawa barang gadainya dibawah kekuasaan si berpiutang atau puhak ketiga, tentang siapa telah disetujui oleh kedua belah pihak.

SUMBER HUKUM
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan-kekutatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat ditinjau dari segi : 1. Sumber hukum material, sumber hukum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang, misalnya ekonomi, sejarah, sosiologi, dan filsafat. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan menyatakan bahwa yang menjadi sumber hukum adalah peristiwaperistiwa yang terjadi dalam masyarakat. Demikian sudut pandang yang lainnya pun seterusnya akan bergantung pada pandangannya masing-masing bila kita telusuri lebih jauh. 2. Sumber hukum formal, membagi sumber hukum menjadi : 1. Undang-undang (statue), yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara. a) Dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dilihat dari isinya mengikat secara umum seperti yang diatur dalam TAP MPRS No. XX/MPRS/1966. b) Dalam arti formal adalah keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang karena bentuknya dan dilibatkan dalam pembuatannya disebut sebagai undang-undang. Misanya : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) UU No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Jalan Raya. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM. UU. No. 31 Tahun 2002 Tentang Parpol. UU No. 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU No. 22 Tahun 2003 Tentang Susduk MPR-DPR-DPRD-DPD. UU No. 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi 2. Kebiasaan (custom/adat), perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Apabila ada tindakan atau perbuatan yang berlawanan dengan kebiasaan tersebut, hal ini dirasakan sebagai pelanggaran. 3. Keputusan Hakim (Jurisprudensi); adalah keputusan hakim terdahulu yang dijadikan dasar keputusan oleh hakim-hakim lain dalam memutuskan perkara yang sama. 4. Traktat (treaty); atau perjanjian yang mengikat warga Negara dari Negara yang bersangkutan. Traktat juga merupakan perjanjian formal antara dua Negara atau lebih. Perjanjian ini khusus menyangkut bidang ekonomi dan politik.

5. Pendapat Sarjana Hukum (doktrin); merupakan pendapat para ilmuwan atau para sarjana hukum terkemuka yang mempunyai pengaruh atau kekuasaan dalam pengambilan keputusan. Sumber dari segala sumber hukum RI adalah Pancasila. SUMBER HUKUM PERUNDANGAN RI 1. 2. 3. 4. Proklamasi Dekrit Presiden Tanggal 5 Juli 1959 UUD 1945 Supersemar

Anda mungkin juga menyukai