Bartholin's

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Abses kelenjar bartholin dan kista ductus bartholin merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita usia reproduktif. Hal ini berhubungan dengan aktifitas kelenjar bartholin yang berkurang pada masa menopause. Kelenjar bartholin terletak bilateral pada sepertiga bawah labia minora dan mempunyai saluran kelenjar bartholin panjangnya 2 cm- 2,5 cm dengan posisi pada jam jam !, bermuara pada "estibula Kurang lebih 2# dari seluruh wanita mengalami kista ductus bartholin atau abses kelenjar bartholin dalam kehidupannya, dimana abses kelenjar bartholin tiga kali lebih sering dibanding bartholin cyst $%&'(. )elama tahun '**', telah dirawat sebanyak +% penderita bartholinitis atau %,, -5# dari kasus-kasus penyakit menular seksual yang dirawat di ruang kulit wanita .)/0 0r )oetomo )urabaya. 1ada penelitian dengan menggunakan one case-control study menemukan wanita kulit putih dan hitam lebih sering terjadi abses kelenjar bartholin dibandingkan wanita hispanic. 1ada wanita paritas tinggi mempunyai resiko rendah terjadi bartholin abses. dan

'

1234AHA)A5 Definisi
Abses kelenjar bartholin adalah terbentuknya pus pada kelenjar bartholin yang ditandai adanya pembesaran $edem( kelenjar bartholin.

Anatomi
Kelenjar bartholin merupakan kelenjar "estibular yang terbesar homolog dengan kelenjar Cowpers $bulbourethral glands( pada laki-laki. 1ada usia pubertas kelenjar ini mulai berfungsi, memberikan kelembaban di "estibula. Kelenjar bartholin berkembang dari bud epitelium pada area posterior dari "estibula. Kelenjar bartholin terletak bilateral pada sepertiga bawah labia minora dan mempunyai saluran kelenjar bartholin panjangnya 2 cm- 2,5 cm dengan posisi pada jam dan jam !, bermuara pada "estibula. Kelenjar bartholin mempunyai besar seperti kacang polong dan ukuran jarang melebihi ' cm. pada keadaan normal kelenjar bartholin tidak teraba kecuali jika terjadi infeksi.

6ambar '. Anatomi kelenjar bartholini

Patologi Kuman masuk melalui muara saluran kelenjar kelenjar bartholin, menyerang saluran kelenjar bartholin sehingga terjadi keradangan dan edem saluran kelenjar bartholin. 7bstruksi pada distal ductus bartholin dapat menyebebkan retensi dari sekresi kelenjar bartholin, dengan adanya obstruksi terjadi dilatasi dari ductus bartholin dan berkembang menjadi kista ductus bartholin. Kista ductus bartholin menyebabkan terjadinya infeksi primer bakteri patogen $urethra,ser"ik, fecal( terbentuk abses kelenjar bartholin. 7bstruksi duktus kelenjar bartholin juga bisa disebabkan oleh trauma, persalinan,episiotomi, post infeksi yang menyebabkan penumpukan sekresi kelenjar bartholin, sehingga terbentuk kista bartholin infeksi primer bakteri patogen menjadi abses kelenjar bartholin. Kista ductus bartholin tidak harus terjadi sebagai awal timbulnya abses kelenjar bartholin. 8nfeksi pada kelenjar bartolini sering kali timbul karena bakteri N. gonorrhoeae. 9etapi bisa juga disebabkan oleh infeksi bakteri lain $table '(. Isolates from Bartholin's Gland Abscesses Aerobic organisms Neisseria gonorrhoeae Staphylococcus aureus Streptococcus faecalis Escherichia coli Pseudomonas aeruginos Chlamydia trachomatis Anaerobic organism Bacteroides fragilis Clostridium perfringens Peptostreptococcus species Fusobacterium species

Tanda dan Gejala Kista ductus bartholin tidak selalu menimbulkan keluhan, akan tetapi kadang-kadang dirasakan sebagai benda berat dan atau menimbulkan kesulitan saat coitus. Kista ductus bartholin dan abses kelenjar harus dibedakan dengan massa di "al"ular lainnya. Kelenjar bartholin biasanya akan mengacil pada masa menopause, oleh karena itu jika terjadi pembesaran di daerah "al"ular pada wanita postmenopause harus die"aluasi sebagai suatu keganasan, khususnya jika massa berbentuk irregular, nodular, dan berindurasi.

6ambar 2. Abses kelenjar 4artholin

)ymptom : : : : )ign : 5odul kemerahan pada sepertiga bawah labia mayus 5yeri "ul"a terutama waktu berjalan, duduk. 4engkak $unilateral( 0yspareunia 0emam

: : : :

9erdapat fluktuasi dan teraba lunak 5yeri tekan lebih ringan Keluar pus pada muara saluran kelenjar bartholin 4ila abses pecah tampak pus keluar melalui "estibula atau permukaan labia mayus.

Diagnosa Anamnesa $symptoms( : : : : bengkak bibir kelamin setelah coitus nyeri terutama waktu berjalan, duduk, 0emam 5yeri berkurang disertai keluar cairan nanah 1emeriksaan fisik $sign( 1emeriksaan penunjang : : : 1engecatan gram $sekret muara duktus kelenjar bartholin, hapusan dinding urethra,"agina,cer"i;, pus hasil pungsi<aspirasi<insisi( Kultur dan tes sensi"itas antibiotik Histopatologi<biopsi $menopause(.

Penatala sanaan 1enatalaksanaan dari kista duktus bartholin tergantung dari gejala pada pasien. Kista yang asimptomatik mungkin tidak memerlukan pengobatan, tetapi symptomatic kista duktus bartholin dan abses bartholin memerlukan drainage. Kecuali kalau terjadi rupture spontan, abses jarang sembuh dengan sendirinya. 8nsisi dan drainage abses : : : : 9indakan ini dilakukan bila terjadi symptomatic Bartholin s gland abscesses . )ering terjadi rekurensi =ara& 0isinfeksi abses dengan betadine 0ilakukan anastesi lokal$ khlor etil(

: :

8nsisi abses dengan skapel pada titik maksimum fluktuasi 0ilakukan penjahitan

6ambar %. 8nsisi abses 0efiniti"e drainage menggunakan >ord catheter. >ord catheter biasanya digunakan ada penyembuhan kista duktus bartholin dan abses bartholin. 1anjang tangkai catheter ' inch dan mempunyai diameter seperti foley catheter no '-. 4alon =atheter hanya bias menampung % ml normal saline. =ara& : : : : : : 0isinfeksi dinding abses sampai labia dengan menggunakan betadine. 0ilakukan lokal anastesi dengan menggunakan lidokain ' # ?iksasi abses dengan menggunakan forsep kecil sebelum dilakukan tindakan insisi. 8nsisi diatas abses dengan menggunakan mass no '' 8nsisi dilakukan "ertikal di dalam introitus eksternal terletak bagian luar ring himen. @ika insisi terlalu lebar, word catheter akan kembali keluar. )elipkan word kateter ke dalam lubang insisi : : 1ompa balon word kateter dengan injeksi normal salin sebanyak 2-% cc /jung >ord kateter diletakkan pada "agina. 1roses epithelisasi pada tindakan bedah terjadi setelah -+ minggu, word

catheter akan dilepas setelah -+mgg,meskipun epithelisasa bias terbentuk pada %minggu. 4edrest selama 2-% hari mempercepat penyembuhan. 3eskipun dapat menimbulkan terjadinya selulitis, antibiotic tidak diperlukan. Antibiotik diberikan bila terjadi selulitis $jarang(.

3arsupialisasi 4anyak literatur menyebutkan tindakan marsupialisasi hanya digunakan pada kista bartholin.5amun sekarang digunakan juga untuk abses kelenjar bartholin karena memberi hasil yang sama efektifnya. 3arsupialisasi adalah suatu tehnik membuat muara saluran kelenjar bartholin yang baru sebagai alternatif lain dari pemasangan word kateter. Komplikasi berupa dispareuni, hematoma, infeksi

=ara& : : : 0isinfeksi dinding kista sampai labia dengan menggunakan betadine. 0ilakukan lokal anastesi dengan menggunakan lidokain ' #. 0ibuat insisi "ertikal pada kulit labium sedalam -,5cm $insisi sampai diantara jaringan kulit dan kista< abses( pada sebelah lateral dan sejajar dengan dasar selaput himen. : 0ilakukan insisi pada kista dan dinding kista dijepit dengan klem pada sisi, sehingga rongga kista terbuka dan kemudian dinding kista diirigasi dengan cairan salin. : 0inding kista dijahit dengan kulit labium dengan atraumatik catgut. @ika memungkinkan muara baru dibuat sebesar mungkin$masuk 2 jari tangan(, dan dalam waktu ' minggu muara baru akan mengecil separuhnya, dan dalam waktu minggu muara baru akan mempunyai ukuran sama dengan muara saluran kelenjar bartholin sesungguhnya.

Pengg!naan antibioti

Antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab yang diketahui secara pasti dari hasil pengecatan gram maupun kultur pus dari abses kelenjar bartholin 8nfeksi Neisseria gonorrhoe& =iproflo;acin 5-- mg single dose 7flo;acin -- mg single dose =efi;ime -- mg oral $ aman untuk anak dan bumil( =efritria;on 2-- mg i.m $ aman untuk anak dan bumil(

8nfeksi Chlamidia trachomatis& 9etrasiklin A5-- mg< hari selama , hari, po 0o;ycyclin 2 A'-- mg< hari selama , hari, po

8nfeksi 2scherichia coli& =iprofo;acin 5-- mg oral single dose 7flo;acin -- mg oral single dose =efi;ime -- mg single dose

8nfeksi )taphylococcus dan )treptococcus & 1enisilin 6 1rokain injeksi ',+-',2 juta 8/ im, '-2 ; hari Ampisilin 25--5-- mg< dosis ;<hari, po. Amoksisillin 25--5-- mg<dosi, %;<hari po.

Differensial Diagnosa

9A4B2 2 Title
Lesion "#stic lesions 4artholinCs duct cyst 2pidermal inclusion cyst Location Destibule Babia majora $usually( "haracteristics /sually unilateralE asymptomatic if remains small 4enign, mobile, nontenderE caused by trauma or obstruction of pilosebaceous ducts )oft, less than 2 cm in diameter, smooth surface, asymptomatic 4enign, slow-growing, small nodule $2 mm to % cm(E arises from apocrine sweat glands

3ucous cyst of the Babia minora, "estibule area Hidradenoma papilliferum 4etween labia majora and labia minora

"estibule, periclitoral superficial locationE solitary or multipleE usually

=yst of the canal of Babia majora, mons )oft, compressibleE peritoneum entrapped within round 5uck )keneCs duct cyst pubis ligamentE may mimic inguinal hernia

Adjacent to urethral 4enign, asymptomaticE if large, may cause urethral meatus in "estibule obstruction and urinary retention

$olid lesions ?ibroma

Babia majora, perineal body, introitus

?irm, asymptomaticE may de"elop pedicleE may undergo my;omatous degenerationE potential for malignancy

Bipoma Beiomyoma Acrochordon

Babia majora, clitoris Babia majora Babia majora

4enign, slow-growingE sessile or pedunculated .areE solitary, firmE arises from smooth muscle 4enign, fleshy, "ariable siFeE usually pedunculated but may be sessileE polypoid in appearance

5eurofibroma

3ulticentric

)mall, fleshyE polypoid in appearanceE multipleE associated with "on .ecklinghausenCs disease

Angiokeratoma

3ulticentric

.are, benignE "ascularE "ariable siFe and shapeE single or multipleE associated with and aggra"ated by

'-

pregnancyE associated with ?abryCs disease )Guamous cell carcinoma 3ulticentric .elated to benign epithelial disease in older women and to human papilloma"irus infection in young women

DA%TA& PU$TA'A
4lumstein, A Howard. 2--5. 4artholin 6land

0iseases.http!""www.emedicine.com"emerg"topic#$. 7mole,?olashade3.0. 2--%. 3anagement of 4artholinCs 0uct =yst and 6land Abscess. http!""www. %afp.org"afp"&''(')'*"*(#.html. Hill Ashley, 3.0. '**!. 7ffice 3anagement of 4artholin 6land =yst and Abscess. http!""www.fpnoteboo+.com",-N *...htm >iknjosastro, Hanifa. '***. 8lmu Kandungan. @akarta& Hayasan 4ina 1ustaka )arwono 1rawirohardjo.

''

Anda mungkin juga menyukai