0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
369 tayangan24 halaman
Biosfer
Dokumen tersebut membahas tentang perasaan siswa duduk di kelas XI dan kunjungan ke kebun binatang serta keanekaragaman jenis fauna di Indonesia. Dokumen juga menjelaskan bahwa persebaran flora dan fauna berbeda di setiap wilayah karena pengaruh faktor lingkungan.
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
369 tayangan24 halaman
Biosfer
Dokumen tersebut membahas tentang perasaan siswa duduk di kelas XI dan kunjungan ke kebun binatang serta keanekaragaman jenis fauna di Indonesia. Dokumen juga menjelaskan bahwa persebaran flora dan fauna berbeda di setiap wilayah karena pengaruh faktor lingkungan.
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 24
Bagaimana perasaan Anda duduk di Kelas XI? Menyenangkan bukan?
Anda telah berhasil melewati jenjang sebelumnya yaitu Kelas X melalui
kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh. Pada waktu liburan sekolah, pernahkah Anda menyempatkan diri untuk mengunjungi suaka margasatwa atau kebun binatang? Lokasi tersebut yang berada di sekitar lingkungan Anda merupakan objek wisata dan media bagi konservasi serta perlindungan jenis-jenis binatang yang terdapat di alam. Jenis-jenis binatang (fauna) yang terdapat di kebun binatang sangat beragam. Terdapat jenis harimau, beruang, zarapah, gajah, dan fauna lainnya. Keberagaman jenis fauna tersebut didatangkan dari berbagai daerah yang tersebar di Indonesia, atau bahkan mungkin ada yang didatangkan dari luar wilayah Indonesia. Dalam benak Anda akan muncul pertanyaan, mengapa jenis fauna dari setiap wilayah atau negara berbeda-beda? Pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya pada Bab 1 mengenai kajian Biosfer. Selain jenis-jenis fauna, pada bab ini akan dikaji pula mengenai persebaran beraneka ragam tumbuhan (ora) dan usaha pelestariannya. Biosfer A. Pengertian Biosfer B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kehidupan Makhluk Hidup C. Persebaran Flora dan Fauna di Permukaan Bumi D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia E. Usaha Pelestarian Flora dan Fauna Bab 1 1 Kata Kunci Ekosistem, biosiklus, bioma, Garis Weber, dan Garis Wallace Manfaat Anda Mempelajari Bab Ini Setelah mempelajari Bab 1 Anda diharapkan dapat mendeskripsikan pengertian biosfer serta persebaran ora dan fauna di permukaan bumi dan di Indonesia. Sumber: Plants, 2000 Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 2 A. Pengertian Biosfer Pada waktu Anda duduk di Kelas X, Anda telah mendapatkan materi tentang ruang lingkup geogra. Dalam pembahasan tersebut dijelaskan bahwa objek material geogra adalah geosfer. Salah satu unsur geosfer adalah biosfer. Istilah biosfer berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata bio yang artinya hidup dan sphere artinya lapisan (bulatan). Jadi, secara sederhana biosfer dapat diartikan sebagai lapisan tempat makhluk hidup. Makhluk hidup (organisme) yang ada di permukaan bumi terdiri atas tiga golongan, yaitu tumbuhan (ora/vegetasi), hewan (fauna), dan manusia (antropo). Tempat atau bagian dari permukaan bumi yang dapat mendukung kelangsungan hidup organisme dinamakan biosfer. Biosfer di permukaan bumi meliputi lapisan udara (atmosfer) sampai ketinggian 810 m dpl, lapisan air (hidrosfer) sampai kedalaman sekitar 200 meter, maupun pada litosfer sampai kedalaman beberapa meter di bawah tanah tempat organisme masih dapat ditemukan. Secara umum biosfer dapat dikelompokkan menjadi dua biosiklus (lingkungan hidup), yaitu biosiklus daratan dan perairan. Biosiklus daratan terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut bioma, yaitu bentang lahan (landscape) yang memiliki karakteristik khas yang berdasarkan keadaan iklimnya didominasi oleh ora dan fauna tertentu. Setiap zona dan subzona di permukaan bumi memiliki jenis ora dan fauna yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungannya. Flora dan fauna yang hidup pada suatu bioma disebut biota. Bagian yang lebih kecil dari bioma yang merupakan tempat berlangsungnya kehidupan organisme disebut habitat. Bentuk penyesuaian diri suatu organisme terhadap lingkungan- nya disebut adaptasi. Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) yang berbeda. Nisia (Niche) adalah status fungsional suatu organisme dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam arti lain, ekosistem adalah kesatuan tatanan antara segenap komponen biotik maupun abiotik yang saling memengaruhi. Berdasarkan pengertian tersebut, suatu ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan tersebut terjadi karena adanya arus materi dan energi yang terkendali oleh adanya arus transportasi dan transformasi antar komponen dalam ekosistem. Setiap komponen memiliki fungsi (relung) tertentu. Selama setiap komponen tetap melakukan fungsinya dan bekerjasama dengan baik, keteraturan ekosistem akan tetap terjaga. Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut. 1. Komponen Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup (nonhayati), yang meliputi komponen sik dan kimia, seperti tanah, air, matahari, udara, dan energi. 2. Komponen Biotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan yang bersifat hidup yang meliputi organisme autotrof dan heterotrof. a. Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorol terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Horison Bentang lahan adalah permukaan tanah yang dapat Anda amati se- tiap saat. Bentang lahan di suatu kota dapat berwujud bangunan dan jalan. Bentang lahan di pedesaan dapat berwujud ladang dan hutan. Te landscape is the land surface you can see at anytime. In a city the landscape will be buildings and roads. In the country-side it will be elds and woodland. Teropong Dalam suatu ekosistem ada yang dinamakan rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Uraikan apa perbedaan mendasar antara rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Kerjakan dalam buku tugas Anda, kemudian kumpul- kan hasilnya kepada guru. 3 Biosfer Fokus Produsen Heterotrof Autotrof Dekomposer Detritivor Konsumen b. Organisme Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman faat kan bahan- bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut. 1) Konsumen, yaitu organisme heterotrof yang secara langsung memakan organisme lain, seperti manusia dan hewan. 2) Pengurai (perombak atau dekomposer), yaitu organisme het- erotrof yang mendapatkan makanan berupa bahan organik dengan cara merombak sisa-sisa organisme mati atau produk dari organisme hidup, seperti bakteri dan jamur; 3) Detritivor, yaitu organisme heterotrof yang memakan partikel- partikel organik atau remukan jaringan organik yang telah membusuk, seperti cacing tanah, siput, dan tripang. B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kehidupan Makhluk Hidup Tidak semua bagian di permukaan bumi dapat dijadikan tempat tinggal makhluk hidup. Hanya sebagian kecil saja dari bumi yang berfungsi sebagai biosfer, yaitu bagian permukaan bumi sampai pada ketinggian dan kedalaman tertentu. Faktor-faktor yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup dapat diklasikasikan menjadi empat, yaitu faktor klimatik, edak, siogra, dan biotik. 1. Faktor Klimatik Faktor klimatik yaitu faktor iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, dan curah hujan. a. Suhu dan Sinar Matahari Sumber panas bagi bumi dan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya (solar system) adalah energi matahari. Tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi. Intensitas penyinaran matahari di suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya berbeda-beda. Hal ini meng akibatkan suhu udara di setiap wilayah berbeda-beda. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbu- han dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya. Batas suhu maksimum dan minimum bagi persyaratan tumbuh tanaman dan hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu. Sumber: Pembelajaran Ekologi, 2002 Spesies A Tidak Dapat Hidup Suhu Maksimum Suhu Optimum Suhu Minimum Spesies A Tidak Dapat Hidup Spesies A Dapat Hidup Bagan 1.1 Toleransi Spesies Tumbuhan dan Hewan Terhadap Suhu Sumber: Plants, 2000 Gambar 1.1 Jamur termasuk organisme pengurai atau disebut juga dekomposer. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 4 Analisis Geogra 1.1 Bentuklah kelompok yang terdiri atas 56 orang. Kemudian, diskusikanlah dengan anggota kelompok Anda mengenai hubungan antara sudut datang sinar matahari, letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan penutupan lahan oleh vegetasi dengan tinggi rendahnya intensitas penyinaran matahari. Setelah itu, presentasikan hasilnya di depan kelas untuk mendapatkan penilaian dari guru Anda. b. Kelembapan Udara Kelembapan udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan (ora). Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah kering, di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang hanya hidup di wilayah-wilayah yang sangat basah. Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut. 1) Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau dengan kondisi kelembapan udara yang sangat rendah, seperti kaktus. 2) Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di lingkungan yang lembap tetapi tidak basah, seperti anggrek dan cendawan. 3) Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah yang basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air. 4) Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap daerah yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan ora khas wilayah iklim musim tropis, seperti pohon jati dan ekaliptus. c. Angin Angin merupakan udara yang bergerak. Angin sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Di daerah terbuka hanya tumbuhan berakar dan berbatang kuat yang dapat bertahan hidup dari embusan angin yang sangat kencang. Dalam proses alami yang terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar di atas permukaan bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai tempat di permukaan bumi dapat terus berlangsung. Angin sangat membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat Sumber: www.anggrek.org Gambar 1.2 Anggrek termasuk jenis tumbuhan mesophyta. Bagi tumbuh-tumbuhan, suhu merupakan faktor pengontrol per- sebarannya sesuai dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh karena itu, penamaan habitat tumbuhan biasanya sama dengan nama- nama wilayah lintang bumi, seperti vegetasi hutan hujan tropis dan vegetasi lintang sedang. Wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas merupakan habitat yang sangat sesuai bagi kehidu- pan sebagian besar organisme, baik tumbuhan, hewan, maupun manusia. Kondisi suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah merupakan salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup. 5 Biosfer Teropong Bentuklah kelompok yang terdiri atas 56 orang (laki-laki dan perempuan). Diskusikanlah dengan anggota kelompok Anda mengenai hubungan curah hujan dengan pembentukan karakter ora dan fauna di suatu tempat. Setelah itu, presentasikan hasilnya di depan kelas. Sumber: Plants, 2000 berlangsung. Tumbuh-tumbuhan tertentu penye baran benihnya dilakukan oleh kekuatan angin, seperti spora yang di ter bang kan oleh angin pada tumbuhan paku-pakuan (pteridophyta). d. Curah Hujan Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan makhluk hidup. Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan, sumber air yang utama bagi pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan sangat bergantung pada curah hujan dan kelembapan udara. Intensitas curah hujan di suatu tempat akan membentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan adanya fenomena fauna yang khas di lingkungan vegetasi tertentu. Hal ini dikarenakan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Sebagai contoh, di wilayah vegetasi padang rumput terdapat hewan khas, seperti rusa, biri-biri, dan sapi. 2. Faktor Edak Selain kondisi iklim, faktor lain yang juga berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah faktor edak atau tanah. Tanah merupakan media utama khususnya bagi pertumbuhan jenis vegetasi. Kebutuhan-kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan vegetasi, seperti mineral (unsur hara), kebutuhan bahan organik (humus), air, dan udara keberadaannya disediakan oleh tanah. Oleh karena itu, faktor edak sangat memengaruhi pertumbuhan jenis vegetasi dalam suatu wilayah. Faktor-faktor sik tanah yang memengaruhi pertumbuhan vegetasi, antara lain sebagai berikut. a. Tekstur (Ukuran Butiran Tanah) Tanah-tanah yang butirannya terlalu kasar, seperti kerikil dan pasir kasar, atau yang butirannya terlalu halus, seperti lempung kurang sesuai bagi pertumbuhan vegetasi. Tanah yang baik bagi media pertumbuhan vegetasi adalah tanah dengan komposisi perbandingan butiran pasir, debu, dan lempungnya seimbang. Pasir adalah jenis butiran tanah yang kasar, debu butirannya agak halus, sedangkan lempung merupakan bu- tiran tanah yang sangat halus. Gambar 1.3 Akar dan batang yang kuat dapat berfungsi sebagai penahan pohon dari pengaruh angin. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 6 b. Tingkat Kegemburan Tanah-tanah yang gembur jauh lebih baik jika dibandingkan dengan tanah-tanah yang padat. Tanah yang gembur memudahkan akar tumbuhan untuk menembus tanah dan menyerap mineral-mineral yang terkandung dalam tanah. Oleh karena itu, para petani sering membajak tanahnya dengan tujuan agar tanah tetap gembur dan tingkat kesuburan nya dapat tetap terjaga. c. Mineral Organik Humus merupakan salah satu mineral organik yang berasal dari jasad renik makhluk hidup yang dapat terurai menjadi tanah yang subur dan sangat diperlukan bagi pertumbuhan suatu vegetasi. d. Mineral Anorganik (Unsur Hara) Mineral anorganik adalah mineral yang berasal dari hasil pelapukan batuan yang terurai dan terkandung di dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan, seperti Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O 2 ), Nitrogen (N), Belerang (S), Fosfor (P), dan Kalsium (K). e. Kandungan Air Tanah Air yang terdapat di dalam tanah terutama air tanah permukaan dan air tanah dangkal merupakan salah satu unsur pokok bagi per tumbuhan dan perkembangan vegetasi. Air sangat membantu dalam melarutkan dan mengangkut mineral-mineral yang terkandung dalam tanah sehingga mudah diserap oleh sistem perakaran pada tumbuhan. f. Kandungan Udara Tanah Kandungan udara di dalam tanah antara tanah di lahan tertentu dengan lahan lainnya berbeda-beda. Hal tersebut terjadi karena adanya tingkat kegemburan tanah yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kegemburan suatu tanah, semakin besar kandungan udara di dalam tanah. Kandungan udara di dalam tanah diperlukan tum buhan dalam respirasi melalui sistem perakaran pada tumbuhan. 3. Faktor Fisiogra Faktor siogra yang memengaruhi kehidupan makhluk hidup me- liputi ketinggian tempat dan bentuk lahan. Ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap perubahan suhu udara. Anda tentu masih ingat mengenai proses terjadinya penurunan suhu udara setiap terjadi kenai- kan tinggi tempat yang disebut gradien thermometrik. Perbedaan suhu di tempat yang satu dengan tempat yang lainnya mengakibatkan perbedaan corak tumbuhan di wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya dan jenis. Relief muka bumi atau bentuk lahan memengaruhi pola penyinaran matahari dan hujan. Daerah lereng yang menghadap ke utara dari suatu pegunungan di belahan bumi utara kurang mendapatkan intensitas sinar matahari dibandingkan dengan lereng yang menghadap ke sela- tan. Akibatnya, terjadi perbedaan vegetasi yang hidup di kedua lereng tersebut. Contoh lainnya, daerah lembah lebih lama dan lebih lambat menerima sinar matahari jika dibandingkan dengan daerah punggung pegu nungan. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan suhu sehingga terjadi perbedaan jenis vegetasi berdasarkan ketinggian tempat. Demikian pula dengan jenis fauna yang hidup di dataran rendah tentu berbeda dengan fauna di dataran tinggi ataupun di wilayah pegunungan tinggi. Teropong Manakah yang terbaik menurut Anda, membajak tanah dengan menggunakan hewan, atau membajak tanah dengan menggunakan mesin, seperti traktor? Apa alasan Anda? Tulis jawaban Anda dalam buku tugas, kemudian laporkan hasilnya kepada guru untuk mendapatkan penilaian. Sumber: CD Image Gambar 1.4 Adanya perbedaan ketinggian dan relief antara daerah pantai dan gunung memengaruhi kehidupan makhluk hidup. 7 Biosfer 4. Faktor Biotik Faktor biotik yang berpengaruh paling dominan terhadap tatanan kehidupan makhluk hidup di permukaan bumi adalah manusia. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat membudi dayakan beberapa jenis tumbuhan dan binatang di luar habitat aslinya. Bentang alam yang ada juga dapat diubah oleh manusia, seperti hutan alami menjadi daerah pertanian atau permukiman. Selain manusia, faktor biotik yang memengaruhi tatanan kehidupan adalah tumbuhan. Dalam hal ini, tumbuhan yang lebih besar merupakan tempat perlindungan bagi tumbuhan yang lebih kecil yang menempel maupun yang hidup di bawahnya, dan juga tempat perlindungan bagi binatang yang hidup di daerah tersebut. Adapun binatang juga memiliki peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran berbagai jenis vegetasi. Sebagai contoh, serangga menjadi media yang membantu dalam penyerbukan tumbuhan berbunga, sedangkan kelelawar, tupai, dan burung membantu dalam penyebaran tumbuhan berbiji. C. Persebaran Flora dan Fauna di Permukaan Bumi Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, setiap zona dan subzona pada biosfer memiliki ora dan fauna yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi kehidupan ora dan fauna sehingga persebarannya di permukaan bumi berbeda-beda. 1. Persebaran Flora di Dunia Secara garis besar, kehidupan organisme baik ora maupun fauna di permukaan bumi terdapat pada dua biosiklus, yaitu daratan dan perairan. a. Biosiklus Daratan Biosiklus daratan dapat diklasikasikan menjadi bagian-bagian yang lebih spesik yang didominasi oleh jenis ora tertentu yang memiliki karak teristik yang khas. Biosiklus daratan secara umum terdiri atas bioma hutan, sabana, steppa, dan gurun. 1) Bioma Hutan Hutan (forest), adalah bentang lahan (landscape) yang sangat luas yang ditumbuhi beraneka ragam pohon-pohonan. Jenis-jenis hutan dibagi menjadi lima macam, antara lain sebagai berikut. a) Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest) Hutan hujan tropis merupakan hutan yang terdapat di daerah tropis, yaitu suatu daerah yang terletak pada lintang 23,5 LU23,5 LS. Jenis hutan ini dicirikan dengan pohon-pohon yang tinggi dan rapat serta selalu hijau sepanjang tahun. Pada bagian bawahnya, tumbuh pohon-pohon yang lebih rendah dan di bagian paling bawah ditumbuhi semak, perdu, serta vegetasi penutup sehingga sinar matahari hampir tidak dapat menembus sampai ke permukaan tanah. Ciri lain dari hutan ini antara lain ditumbuhi beragam jenis epit. Misalnya, cendawan, lumut, dan berbagai jenis anggrek, serta tumbuhan pemanjat seperti rotan. Hutan ini sangat rapat dengan vegetasi yang heterogen (lebih dari 300 spesies). Pohon-pohon di hutan ini tinggi dan berdaun lebar sehingga mengakibat kan terbentuknya kanopi (tajuk) yang menyebabkan dasar hutan menjadi lembap dan gelap. Contoh vegetasi di daerah hutan hujan tropis antara lain meranti dan damar. Gambar 1.5 Serangga dapat membantu proses penyerbukan. Sumber: Plants, 2000 Fokus Forest Landscape Tropical rain forest Kanopi Summer Spring Winter Autumn Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 8 Analisis Geogra 1.2 Bentuklah kelompok yang terdiri atas 56 orang. Komposisi disesuaikan dengan kondisi kelas Anda. Analisislah oleh Anda, mengapa Indonesia yang dikenal sebagai negara yang kaya akan potensi hutannya disebut sebagai Paru-Paru Dunia? Setelah itu, presentasikan hasilnya di depan kelas. Sumber: Microsoft Encarta , 2003 Wilayah penyebaran hutan hujan tropis meliputi wilayah Amerika Selatan (Lembah Amazon), Semenanjung Amerika Tengah, Afrika ba- gian tengah, Madagaskar, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan daerah-daerah di Asia Tenggara lainnya. Ketinggian Tempat (a) Tinggi Tumbuhan Garis Lintang (b) Tinggi Tumbuhan Gambar 1.6 Ciri hutan hujan tropis adalah pada bagian bawahnya tumbuh pohon- pohon yang lebih rendah, seperti perdu dan semak. Grak 1.1 Prol penampakan bioma: (a) semakin tinggi suatu tempat, tumbuhan semakin pendek; (b) semakin tinggi garis lintang, tumbuhan semakin pendek. b) Hutan Musim di Daerah Iklim Tropis Hutan musim di daerah tropis, yaitu jenis hutan yang terdapat di daerah yang memiliki pola musim hujan dan kemarau yang jelas. Ciri khas dari hutan ini antara lain terdiri atas satu atau dua spesies pohon berkayu dengan ketinggian sekitar 25 meter. Pohon tersebut cenderung meng gugurkan daunnya pada musim kemarau, yaitu pada saat curah hujannya kurang dari 60 mm/tahun atau sama sekali tidak mendapatkan curah hujan. Gugur atau rontoknya daun-daunan tumbuhan di hutan ini merupakan bentuk adaptasi siologis untuk mengurangi tingkat penguapan. Akibatnya, sinar matahari dapat mencapai bagian dasar dari hutan musim di daerah tropis ini sehingga di bagian dasar hutan ini tumbuh dengan subur dan lebat berbagai vegetasi semak belukar dan rumput-rumputan. Contoh dari vegetasi hutan musim di daerah tropis adalah jati. Wilayah penyebaran jenis hutan musim di daerah tropis, antara lain di sebagian wilayah Indonesia, Tailand, Kamboja, dan Myanmar. c) Hutan Musim di Daerah Iklim Sedang Hutan musim di daerah iklim sedang merupakan suatu jenis hu- tan yang terdapat di wilayah iklim yang memiliki empat musim, yaitu musim panas (summer), gugur/rontok (spring), dingin/salju (winter), dan semi (autumn). Vegetasi di hutan ini pada umumnya berupa tumbuhan berkayu yang memiliki daun lebar, perakaran yang dalam, dan kulit yang kasar. Bentuk adaptasi dari tumbuhan di hutan ini adalah adaptasi siologis dengan cara yang berbeda pada setiap musimnya. Pada musim semi, tumbuhan mulai berbunga dan berbuah, pada musim panas mulai 9 Biosfer tumbuh biji, pada musim rontok menggugurkan daunnya, sedangkan pada musim dingin tumbuhan mengu rangi penyerapan air inltrasi melalui sistem perakarannya. Jenis vegetasi di hutan ini didominasi oleh dua atau tiga spesies. Misalnya, oak, elm, beach, dan maple. Wilayah penyebaran hutan ini meliputi wilayah Amerika Serikat bagian timur, sebagian besar Eropa Tengah, Australia bagian timur, Selandia Baru, Cina, Korea, Jepang, dan Argentina. d) Hutan Mangrove (Hutan Bakau) Hutan mangrove merupakan jenis hutan di daerah tropis yang ditumbuhi berbagai jenis vegetasi khas rawa-rawa pantai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Ciri-ciri dari vegetasi hutan mangrove antara lain ditandai dengan sistem perakaran vegetasi yang sebagian berada di atas permukaan air. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai alat respirasi dan penangkapan lumpur dari peristiwa pasang surut air laut. Jenis-jenis vegetasi di hutan mangrove antara lain nipah dan bakau. Wilayah penyebaran hutan mangrove terutama di pantai-pantai landai berlumpur di wilayah Australia Utara, Afrika Barat, Amerika Selatan terutama Brazilia, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. e) Hutan Berdaun Jarum (Conifer) Hutan berdaun jarum merupakan jenis hutan yang banyak terdapat di daerah iklim sedang sampai dingin. Ciri hutan ini vegetasinya ber daun jarum (conifer), memiliki ketinggian yang relatif sama, berbatang lurus, dan berbentuk kerucut, seperti pinus, cemara, dan cedar. Di Eropa terutama di sekitar daerah Siberia, hutan conifer banyak ditumbuhi jenis vegetasi yang disebut larix yang menggugurkan daunnya pada musim dingin (winter). Adapun di Amerika Serikat sekitar daerah Columbia dan California tumbuh jenis vegetasi berdaun jarum raksasa yang disebut sequoia yang ketinggiannya dapat mencapai lebih dari 75 meter. Fokus Mangrove Conifer Taiga Sequoia Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006 Gambar 1.7 Oak merupakan salah satu jenis vegetasi hutan musim di daerah iklim sedang. Sumber: Microsoft Encarta , 2003 Gambar 1.8 Sequoia merupakan jenis vegetasi hutan conifer yang ketinggiannya dapat mencapai lebih dari 75 meter. f) Hutan Taiga Hutan taiga merupakan jenis hutan yang terdapat di daerah iklim dingin di belahan bumi utara dan di pegunungan tinggi. Sebagian besar pohon utamanya adalah jenis-jenis tusam yang tetap berdaun serta tahan terhadap suhu dingin dan kekeringan dengan daun seperti jarum dan berlapis zat lilin. Taiga merupakan wilayah yang sangat minim akan jenis tumbuhan. Dalam ribuan hektar mungkin hanya terdiri atas dua atau tiga jenis saja, antara lain pinus merkusi dan cemara. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 10 2) Bioma Sabana Sabana merupakan suatu wilayah vegetasi di daerah tropis atau subtropis yang terdiri atas pohon-pohon yang tumbuh dengan jarang dan diselingi oleh semak belukar serta rumput-rumputan. Jenis pohon yang terdapat di daerah sabana Australia terutama ekaliptus, sedangkan di daerah Kenya, Afrika terutama baobab (adansonia digitata) yang memiliki ciri antara lain daun dan cabang membentuk tajuk yang berbentuk seperti payung yang melebar, batangnya tebal, dan relatif kasar. Vegetasi yang tumbuh dengan jarang disebabkan oleh kondisi bulan kering yang lebih lama jika dibandingkan bulan basah dan rendahnya curah hujan di daerah tersebut. Wilayah penyebaran sabana terutama di Australia, Afrika Timur, Brazilia, dan Indonesia terutama di Kepulauan Nusa Tenggara. 3) Bioma Padang Rumput Padang rumput terdiri atas steppa dan prairi. Steppa merupakan suatu wilayah yang ditumbuhi oleh rumput-rumputan pendek. Istilah steppa digunakan untuk menyebutkan padang rumput di Eurasia. Adapun padang rumput tinggi di Amerika Utara dinamakan prairi yang didominasi oleh jenis rumput Indian Grasses, di Argentina disebut Pampa, dan di Hongaria disebut Puszta. Terbentuknya padang rumput secara alami lebih banyak disebabkan rendahnya tingkat curah hujan, yakni hanya sekitar 30 mm/tahun. Curah hujan yang rendah mempersulit tumbuhan untuk menyerap air. Akibatnya, hanya jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup dan me- nyesuaikan diri (adaptasi) dengan kondisi lingkungan alam yang kering. Wilayah penyebaran padang rumput di daerah tropis terdapat di Afrika, Amerika Selatan, dan Australia Utara. Adapun di daerah iklim sedang terdapat di bagian barat Amerika Utara, Argentina, Australia, dan Eropa terutama Rusia Selatan dan Siberia. 4) Bioma Gurun Gurun terdiri atas dua perwujudan, yaitu gurun panas-kering (hot/arid desert) dan gurun dingin (cold/ice desert). a) Bioma gurun panas dan kering identik dengan padang pasir (gurun pasir), yaitu suatu wilayah di daerah iklim subtropis sampai sedang yang didominasi oleh hamparan pasir dengan kondisi vegetasi yang sangat terbatas, suhu udara rata-rata tinggi, amplitudo suhu harian tinggi, curah hujan rendah (< 25 mm/tahun), dan penguapan tinggi. Jenis vegetasi yang dapat tumbuh dan beradaptasi terhadap kondisi padang pasir pada umumnya memiliki ciri-ciri akar yang sangat panjang, berdaun kecil dan tebal atau bahkan tidak berdaun, batang pohon relatif tebal, dan bagian tubuhnya seringkali berduri. Contoh jenis vegetasi di daerah padang pasir, antara lain Kaktus Saguaro dan semak berduri. Wilayah padang pasir terdapat di Afrika Utara (Sahara), Afrika Barat Daya (Kalahari dan Namib), Afrika Timur Laut (Ogaden), Jazirah Arab (Rubal Khali), Asia Barat Daya (Kara Kum, Taklamakan, dan Iran), Asia Selatan (Tar), Asia Tengah (Gobi), Australia (Gibson dan Simpson), Amerika Serikat bagian tengah dan barat (Te Great America Desert, meliputi Arizona dan California), Meksiko bagian utara, dan Amerika Selatan (Atacama dan Patagonia). Fokus Sabana Steppa Gurun Sumber: Microsoft Encarta, 2003 Gambar 1.9 Cemara merupakan jenis vegetasi yang terdapat di hutan taiga. Sumber: www.kaktus.net Gambar 1.10 Kaktus Saguaro merupakan veg- etasi khas daerah padang pasir. 11 Biosfer b) Bioma gurun dingin atau salju identik dengan tundra, yaitu wilayah di daerah iklim dingin sampai kutub (terutama lingkaran Arktik) yang bagian permukaannya ditutupi oleh es (salju), dan memiliki jenis vegetasi (ora) yang didominasi oleh jenis lumut (lichenes) dan semak (spaghnum). Sumber: Heinemann Outcomes Geography 1, 2000 Suhu pada musim dingin di daerah tundra dapat mencapai sekitar 57 C dan suhu maksimum musim panas sekitar 15 C. Walaupun air mencair di permukaan tanah selama musim panas (summer), tetapi ada juga lapisan es yang tetap membeku (permafrost). Musim tumbuh vegetasinya cukup pendek berkisar antara 30120 hari pertahun dan hanya jenis tumbuhan yang mampu bertahan dalam suhu dingin yang dapat bertahan hidup. Wilayah penyebaran tundra antara lain di Alaska, Kanada bagian utara, Siberia, Greenland, dan Tierre del Fuego (Tanah Api) di ujung Amerika Selatan. Gambar 1.11 Vegetasi lumut banyak terdapat di daerah tundra. Sumber: Childrens Encyclopedia, 1997 Hutan Hujan Tropis Sabana Hutan Conifer Steppa Gurun Panas Tundra Hutan Musim Gurun Dingin Peta 1.1 Peta Persebaran Flora Daratan di Dunia Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 12 b. Biosiklus Perairan Selain pada biosiklus daratan, ora juga dapat hidup pada biosiklus perairan. Biosiklus perairan terdiri atas dua bagian, yaitu biosiklus air asin (lautan) dan biosiklus air tawar (daratan). 1) Biosiklus Air Asin Lautan merupakan cekungan (basin) yang berukuran relatif sangat luas yang terisi oleh massa air asin. Di dalamnya terdapat berbagai makhluk hidup berupa jenis tumbuhan maupun hewan yang telah ber adaptasi dengan kondisi perairan laut dengan berbagai karakteristiknya. Tumbuhan laut hanya tersebar dan terdapat di tempat-tempat yang terkena penyinaran matahari. Hal ini disebabkan tum buhan hanya dapat mem produksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Oleh karena itu, persebaran dan keberadaan tumbuhan laut hanya terdapat di Zona Fotik, yaitu daerah yang terkena penyinaran matahari, yaitu sekitar pantai (Zona Litoral), permukaan laut, dan di dasar laut dangkal sampai kedalaman kurang lebih 200 meter (Zona Neritik). Adapun di Zona Afotik yang merupakan daerah yang tidak terkena penyinaran matahari, keberadaan tumbuhan laut sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Secara garis besar, makhluk hidup di laut dapat diklasikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu plankton, nekton, dan bentos. a) Plankton adalah organisme kecil yang hidup terapung-apung (berpindah tempat secara pasif ) di permukaan atau dekat permukaan laut. Plankton terdiri atas fitoplankton (plankton yang bersifat tumbuhan), seperti diatoaeme, dan zooplankton (plankton yang bersifat binatang), seperti radiolaria dan foraminifera. Horison Lautan adalah cekungan yang berukuran relatif sangat luas, terisi oleh massa air asin yang terdapat di permukaan bumi. Sea is a large basin relative, have content from salty water which be found in the earth surface. Sumber: http://shing.agrino.org Gambar 1.12 Fitoplankton merupakan jenis plankton yang bersifat tumbuhan. b) Nekton adalah kelompok hewan laut yang berenang (berpindah tempat secara aktif ), seperti ikan dan cumi-cumi. c) Bentos adalah kelompok organisme laut baik tumbuhan maupun hewan laut yang hidupnya dengan cara menempel atau merayap di dasar laut, seperti rumput laut, bunga karang, siput, kerang, bulu babi, dan bintang laut. 2) Biosiklus Air Tawar Air tawar yang ada di permukaan bumi diklasikasikan dalam bentuk sungai, danau, kolam, dan rawa. Setiap bentuk perairan darat tersebut merupakan habitat hidup bagi berbagai jenis kehidupan yang di dalamnya terdiri atas ora dan fauna yang telah beradaptasi dengan lingkungan perairan tawar. 13 Biosfer Jenis vegetasi yang hidup di air tawar antara lain eceng gondok dan teratai. Vegetasi-vegetasi jenis ini banyak terdapat di Indonesia. 2. Persebaran Fauna di Dunia Fauna atau hewan yang ada di permukaan bumi penyebarannya di pengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup yang sesuai untuk tempat hidupnya. Jika suatu kelompok fauna sudah tidak sesuai lagi untuk menempati suatu daerah tertentu, kelompok fauna tersebut akan melaku kan migrasi atau perpindahan ke daerah lain. Secara garis besar, daerah persebaran fauna di dunia dapat diklasikasikan menjadi delapan wilayah persebaran, yaitu sebagai berikut. a. Fauna Paleartik Daerah persebarannya meliputi wilayah Siberia, Rusia, sebagian besar Benua Eropa, daerah sekitar Laut Mediterania sampai Afrika bagian utara, Cina, dan Asia bagian timur laut termasuk Jepang. Jenis fauna yang termasuk wilayah Paleartik antara lain berbagai spesies anjing, termasuk srigala, tikus, kelinci, beruang kutub, panda, dan rusa kutub. b. Fauna Neartik Daerah persebarannya meliputi Amerika Utara sampai dengan Meksiko. Jenis faunanya antara lain antelop bertanduk cabang, tikus ber kantung, kalkun, berbagai jenis spesies burung, anjing, kelinci, ular, kura-kura, dan tupai. c. Fauna Neotropik Daerah persebarannya meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko bagian selatan, dan India bagian barat. Jenis Fauna Neotropik antara lain armadillo, piranha, belut listrik, ilama (unta Amerika Selatan), buaya, kadal, kura-kura, dan berbagai jenis spesies kera. Fauna di wilayah Neotropik sebagian besar terdiri atas vertebrata (bertulang belakang) sehingga daerah ini seringkali disebut wilayah vertebrata. d. Fauna Ethiopia Daerah persebarannya meliputi sebagian besar Afrika, Jazirah Arab bagian selatan, dan Madagaskar. Jenis Fauna Ethiopia antara lain kuda nil (yang terdapat hanya di Sungai Nil, Afrika), gorila, simpanse, unta, trenggiling, lemur, zebra, cheetah, singa, dan zarafah. Alfred Russel Wallace membagi persebaran fauna di dunia menjadi delapan wilayah penyebaran, yaitu Paleartik, Neartik, Neotropik, Ethiopia, Oriental, Australia, Selandia Baru, dan Antartika. Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006 Prol Sumber: Wild Animals, 2000 Gambar 1.14 Zebra merupakan salah satu fauna yang termasuk ke dalam wilayah Fauna Ethiopia. Sumber: www.owerpictures.com Gambar 1.13 Teratai merupakan jenis vegetasi yang hidup dalam biosiklus air tawar. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 14 e. Fauna Oriental Daerah persebarannya meliputi Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Jenis Fauna Oriental antara lain gajah, badak, orangutan, gibbon, harimau, rusa, banteng, berbagai jenis unggas, ikan, reptil, dan serangga. f. Fauna Australia Daerah persebarannya meliputi Papua, Kepulauan Aru, Australia, dan Tasmania. Jenis faunanya antara lain kanguru, platypus (cocor bebek), kuskus, koala, wallaby, cendrawasih, kasuari, ular piton, buaya, kadal, kakatua, dan merpati. g. Fauna Selandia Baru (Oceania) Daerah persebarannya meliputi Selandia Baru (New Zealand) dan pulau-pulau kecil di sekitar Oceania. Jenis Fauna Oceania antara lain kiwi dan sphenodon. h. Fauna Antartika Daerah persebarannya meliputi Benua Antartika dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis Fauna Antartika antara lain pinguin dan anjing laut. Analisis Geogra 1.3 Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5-8 orang (laki-laki dan perempuan). Buatlah kliping mengenai jenis-jenis satwa dalam bentuk gambar dari setiap wilayah fauna dunia. Kemudian, lakukan analisis mengenai faktor pemicu adanya keberagaman jenis fauna tersebut. Kumpulkan hasilnya kepada guru Anda. Sumber: Wild Animals, 2000 Gambar 1.15 Pinguin termasuk ke dalam wilayah Fauna Antartika. Sumber: www.pohnpeiheaven.com D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia 1. Flora Indonesia Indonesia merupakan suatu negara berbentuk kepulauan yang terdiri atas lebih dari 17.000 pulau dan sebagian besar wilayahnya berupa lautan. Kondisi wilayah yang berbentuk pulau-pulau dan dikelilingi oleh laut mengakibatkan keadaan ora di Indonesia menjadi sangat beragam. Keadaan ora di Indonesia dapat diklasikasikan menjadi dua subregion, yaitu subregion Indonesia-Malaysia di wilayah Indonesia Barat dan subregion Australia di wilayah Indonesia Timur. Secara garis besar, ora Indonesia terdiri atas empat kawasan ora, yaitu Flora Sumatra-Kalimantan, Flora Jawa- Bali, Flora Kepulauan Wallacea, dan Flora Irian Jaya (Papua). Jenis-jenis vegetasi yang tersebar di empat kawasan ora tersebut terdiri atas vegetasi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan pe gunungan, sabana tropis, dan hutan pinggiran atau hutan bakau (mangrove). a. Flora SumatraKalimantan Sebagian besar wilayah Sumatra dan Kalimantan merupakan wilayah iklim hutan hujan tropis atau tipe Af berdasarkan klasikasi Iklim Koppen. Iklim di wilayah ini dicirikan dengan adanya tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang selalu tinggi sepanjang tahun. Oleh karena itu, tipe vegetasi yang mendo minasi wilayah ini ialah hutan hujan tropis, yaitu tipe hutan lebat dengan jenis tumbuhan yang sangat heterogen. Pohon- pohonnya tinggi dan sangat rapat, di bawahnya ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan yang lebih rendah dan tanahnya ditumbuhi perdu dan Gambar 1.16 Mangrove (hutan bakau) meru- pakan jenis vegetasi yang terdapat di Indonesia. 15 Biosfer rumput-rumputan sebagai penutup. Beberapa jenis ora khas daerah Sumatra-Kalimantan adalah tumbuhan meranti (dipterocarpus), berbagai jenis epit, seperti anggrek, berbagai jenis lumut, cendawan (jamur), dan paku-pakuan, serta tumbuhan endemik yang sangat langka, seperti Raesia arnoldi yang penyebarannya hanya di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan dari mulai Nanggroe Aceh Darussalam sampai Lampung. Teropong Kunjungilah perpustakaan sekolah Anda. Carilah referensi mengenai keberadaan ora khas Kepulauan Wallacea. Lakukan analisis singkat dalam buku tugas Anda. Kumpulkan hasilnya kepada guru. b. Flora JawaBali Kondisi iklim kawasan Pulau Jawa sangat bervariasi dengan tingkat curah hujan dan kelembapan udara semakin berkurang ke arah timur. Wilayah Jawa Barat didominasi oleh Tipe Iklim Hutan Hujan Tropis (Af ) dan Iklim Musim Tropis (Am). Semakin ke timur, tipe iklim bergeser ke arah tipe iklim yang lebih rendah curah hujannya. Akhirnya ditemui beberapa wilayah Iklim Sabana Tropik (Aw) di Pulau Bali. Keadaan ini membawa pengaruh terhadap pola vegetasi alam yang ada. Kawasan hutan hujan tropis di wilayah ini sebagian besar terdapat di Jawa Barat, seperti di Gede-Pangrango, Cibodas, dan Pananjung. Adapun wilayah utara Pulau Jawa yang memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur merupakan kawasan hutan musim tropis yang meranggas atau menggugurkan daunnya pada musim kemarau. Jenis ora khas hutan musim tropis antara lain pohon jati. Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa bagian timur dan Pulau Bali adalah vegetasi sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup tinggi di Pulau Jawa maupun di Pulau Bali banyak ditutupi oleh vegetasi hutan pegunungan tinggi. c. Flora Kepulauan Wallacea Wilayah Kepulauan Wallacea adalah pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah yang terdiri atas Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Wilayah-wilayah ini memiliki sifat iklim yang lebih kering dan kelembapan udara yang lebih rendah di ban - ding kan dengan wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Sumber: www.emp.pdx.edu Gambar 1.17 Raesia arnoldi merupakan salah satu ora khas Sumatra-Kalimantan. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 16 Corak vegetasi yang terdapat di Kepulauan Wallacea meliputi: 1) vegetasi sabana tropis di wilayah Nusa Tenggara; 2) vegetasi hutan pegunungan di wilayah pegunungan yang terletak di Pulau Sulawesi; 3) vegetasi hutan campuran di wilayah Maluku, yang terdiri atas berbagai jenis rempah-rempah (pala, cengkih, kayu manis), kenari, kayu eboni, dan lontar sebagai tanaman khas di daerah ini. d. Flora Papua (Irian Jaya) Kondisi iklim Papua (Irian Jaya) sebagian besar merupakan tipe hutan hujan tropis atau Af sehingga jenis vegetasi yang menutupi kawasan tersebut adalah hutan hujan tropis. Berbeda dengan wilayah Indonesia bagian barat, vegetasi di wilayah ini memiliki corak hutan hujan tropis tipe Australia Utara, dengan jenis ora yang khas yaitu ekaliptus. Sumber: www.beekeeping.co.za Wilayah pegunungan Jaya Wijaya ditumbuhi jenis vegetasi pegunungan tinggi, sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai vegetasi hutan bakau (mangrove). Berdasarkan persebarannya, ora di Indonesia dari daerah pantai ke pegunungan tinggi adalah sebagai berikut. a. Hutan Bakau (mangrove), terletak di daerah pantai landai dan berlumpur yang berada dalam jangkauan pasang surut air laut. Vegetasi hutan mangrove terdiri atas jenis vegetasi homogen, serta memiliki akar penyangga dan napas yang terletak di atas permukaan air. Hutan ini sangat berperan dalam mengurangi laju erosi oleh air laut (abrasi) dan untuk perkem bangbiakan ikan, antara lain bandeng dan berbagai jenis udang. Hutan bakau (mangrove) tersebar di Pantai Papua, Sumatra bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan pantai utara Pulau Jawa. b. Hutan Rawa, terletak lebih jauh ke daratan daripada hutan bakau. Hutan ini banyak terdapat di Sumatra bagian timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Jawa bagian utara. Gambar 1.18 Ekaliptus merupakan ora khas Papua (Irian Jaya). 17 Biosfer c. Hutan Musim, terdapat di daerah yang panas, serta memiliki per- bedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Jenis pohonnya, seperti jati, kapuk, dan angsana. Hutan ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara. d. Hutan Hujan Tropis, jenis hutan ini terdiri atas pohon-pohon tinggi yang sangat rapat membentuk kanopi lebar yang selalu hijau sepanjang tahun, dan terdiri atas berbagai jenis vegetasi yang sangat heterogen. Di dalamnya tumbuh jenis tanaman epit, seperti anggrek dan cendawan, serta tumbuhan merambat, seperti rotan dan liana. Jenis hutan hujan tropis di Indonesia terdapat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, sebagian Jawa Barat, dan Papua. Sumber: www.forestry.gov.gy e. Sabana (Savana), yaitu padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di daerah yang curah hujannya rendah, seperti di Nusa Tenggara sehingga daerah ini sangat sesuai untuk dijadikan daerah peternakan. f. Steppa atau padang rumput, banyak terdapat di daerah yang mengalami musim kemarau yang panjang dan curah hujan rendah. Penyebaran steppa di Indonesia yaitu di daerah Kepulauan Nusa Tenggara terutama di Nusa Tenggara Timur (NTT). g. Hutan Pegunungan Tinggi, adalah jenis hutan yang pada umumnya terdiri atas vegetasi berdaun jarum (conifer), sedangkan pada daerah yang lebih tinggi jenis vegetasinya berupa pohon-pohon pendek yang diselingi semak belukar. Pada pegunungan yang sangat tinggi dengan kondisi suhu sangat rendah dan berkabut, jenis vegetasi yang dapat tumbuh hanyalah lumut. Daerah penyebaran hutan pegunungan tinggi antara lain di pegunungan tinggi Jaya Wijaya (Papua), Bukit Barisan (Sumatra), serta pegunungan tinggi di Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. 2. Fauna Indonesia Pola persebaran fauna di Indonesia sangat dipengaruhi oleh per- sebaran tumbuhan, kondisi geogras Indonesia yang berada di antara Benua Asia dan Australia, serta kondisi geologis Indonesia yang berada pada dua landas kontinen (continental shelf) yaitu landas kontinen Asia di bagian barat dan landas kontinen Australia di Indonesia bagian timur. Fokus Epit Liana Gambar 1.19 Salah satu ciri hutan hujan tropis adalah tumbuhnya liana. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 18 Pola persebaran Fauna di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok wilayah, yaitu wilayah Fauna Indonesia Tipe Asiatis, Fauna Indonesia Tipe Peralihan (Asia-Australis), serta Fauna Indonesia Tipe Australis. a. Fauna Indonesia Tipe Asiatis Wilayah Fauna Indonesia Tipe Asiatis sering pula disebut Wilayah Fauna Indonesia Barat atau Wilayah Fauna Tanah Sunda. Wilayah fauna Indonesia yang bercorak Asiatis terdapat di Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah fauna Indonesia bagian barat (Tipe Asiatis) dengan wilayah fauna Indonesia bagian tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Wallace. Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Asiatis, antara lain sebagai berikut. 1) Mamalia, terdiri atas gajah, badak bercula satu, rusa, tapir, banteng, kerbau, monyet, orangutan, harimau, macan tutul, macan kumbang, tikus, bajing, beruang, kijang, anjing hutan, kelelawar, landak, babi hutan, kancil, dan kukang. Sumber: Heinemann Outcomes Geography 1, 2000 2) Reptilia, terdiri atas biawak, buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, bunglon, dan trenggiling. 3) Burung, terdiri atas elang bondol, jalak, merak, ayam hutan, burung hantu, kutilang, dan berbagai jenis unggas lainnya. 4) Ikan, terdiri atas mujair, arwana, dan pesut (mamalia air tawar), yaitu sejenis lumba-lumba yang hidup di Sungai Mahakam. 5) Serangga, terdiri atas berbagai jenis kumbang dan kupu-kupu, serta berbagai jenis serangga yang bersifat endemik. b. Fauna Indonesia Tipe Asia - Australis Wilayah Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis sering pula disebut Wilayah Fauna Indonesia Tengah atau Wilayah Fauna Kepulauan Wallacea. Wilayah ini meliputi Pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Asia-Australis, antara lain sebagai berikut. 1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, tapir, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet seba, kuda, sapi, dan banteng. 2) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air. 3) Reptilia, terdiri atas ular, buaya, biawak, dan komodo. Sumber: Microsoft Encarta Premium DVD, 2006 Gambar 1.21 Komodo adalah jenis satwa khas Asia-Australis (Kepulauan Wallacea) yang terdapat di Pulau Komodo. Fokus Mamalia Reptilia Amphibia Gambar 1.20 Orangutan yang berada di Pulau Kalimantan termasuk fauna Indonesia Tipe Asiatis. 19 Biosfer 4) Berbagai macam burung, antara lain burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakatua, merpati, dan angsa. c. Wilayah Fauna Indonesia Tipe Australis Wilayah Fauna Indonesia Tipe Australis disebut juga Wilayah Fauna Indonesia Timur atau Wilayah Fauna Tanah Sahul, meliputi Pulau Irian Jaya (Papua), Kepulauan Aru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Wilayah Fauna Indonesia Timur (Tipe Australis) dengan Fauna Indonesia Tengah (Tipe Asia-Australis) dibatasi oleh Garis Weber. Jenis-jenis Fauna Indonesia Tipe Australis, antara lain sebagai berikut. 1) Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi, beruang, koala, nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat berkantung), kuskus, biawak, kanguru pohon, dan kelelawar. 2) Reptilia, terdiri atas buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura. 3) Amphibia, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air. 4) Burung, terdiri atas kakatua, beo, nuri, raja udang, cendrawasih, dan kasuari. 5) Ikan, terdiri atas arwana dan berbagai jenis ikan air tawar lainnya yang jumlah spesiesnya relatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan wilayah Fauna Indonesia Barat dan Tengah. E. Usaha Pelestarian Flora dan Fauna Akibat adanya bencana, seperti kebakaran hutan dan gunung meletus, serta kebutuhan hidup manusia yang terus meningkat, jumlah maupun jenis ora dan fauna semakin lama semakin berkurang, atau bahkan punah sama sekali keberadaannya di alam. Untuk menghindari kelangkaan dan kepunahan jenis tumbuhan (flora) dan satwa (fauna) tertentu maka diperlukan berbagai upaya pelestarian dari berbagai pihak, antara lain dengan dikeluarkannya undang-undang dan berbagai peraturan tentang pelestarian tumbuhan dan satwa. Per lindungan dan pelestarian tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa dan Tumbuhan, Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 301/Kpts- II/1991 tentang Daftar Satwa yang Dilindungi di Indonesia, SK Menteri Pertanian No. 82/Kpts-II/1992 tentang Penetapan Tambahan Beberapa Jenis Satwa yang Dilindungi oleh Undang-undang, serta beberapa Surat Keputusan (SK) pemerintah lainnya. Salah satu pasal yang berhubungan dengan usaha perlindungan dan pelestarian satwa di Indonesia, tercantum dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam pasal 21 dinyatakan bahwa setiap orang dilarang menangkap, membunuh, memiliki, memelihara, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup atau mati termasuk bagian- bagian tubuhnya. Pelanggaran terhadap ketentuan ini merupakan kejahatan dan dapat dikenakan hukuman penjara maksimal lima tahun dan denda maksimal Rp100.000.000. Selain usaha-usaha tersebut, usaha lain yang tidak kalah pentingnya adalah dengan didirikannya bermacam-macam perlindungan alam seperti Taman Wisata, Taman Nasional, Kebun Raya, Hutan Buru, Hutan Lindung, dan Taman Laut. Sumber: Wild Animals, 2000 Gambar 1.22 Koala merupakan jenis fauna Indonesia Tipe Australis. Browsing Informasi lebih lanjut menge- nai pelestarian ora dan fauna dapat Anda peroleh melalui penjelajahan internet di situs www.conservation.or.id. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 20 Analisis Geogra 1.4 Bentuklah kelompok yang terdiri atas 5-6 orang. Diskusikan dengan anggota kelompok Anda mengenai pengertian Taman Wisata, Taman Nasional, Kebun Raya, Hutan Buru, Hutan Lindung, dan Taman Laut. Lakukan analisis dan studi literatur mengenai pengertian tersebut. Presentasikan hasilnya di depan kelas untuk mendapatkan penilaian. Secara garis besar, perlindungan alam diklasikasikan menjadi dua, yaitu perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu. 1. Perlindungan Alam Umum Perlindungan alam umum adalah suatu bentuk perlindungan ter hadap suatu kesatuan ora, fauna, dan lingkungannya. Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. a. National Park atau Taman Nasional, merupakan keadaan alam yang menempati suatu daerah yang luas dan tidak diperkenankan ada rumah tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi atau taman wisata tanpa mengubah ciri-ciri mendasar dari ekosistem. Misalnya, Taman Safari di wilayah Cisarua Bogor dan Way Kambas di Lampung. Sumber: www.fao.org Pada 1982 diadakan Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali (World National Park Congress). Dalam kongres tersebut pemerintah Indonesia mengumumkan 16 taman nasional yang terdapat di Indonesia. Untuk lebih jelasnya mengenai taman nasional di Indonesia, dapat Anda lihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 No. Taman Nasional Provinsi Taman Nasional di Indonesia 1. Kerinci Seblat Sumatra Barat 1.485.000 Ha 2. Gunung Leuser Sumatra Utara, NAD 793.000 Ha 3. Barisan Selatan Lampung, Bengkulu 365.000 Ha 4. Tanjung Puting Kalimantan Tengah 355.000 Ha 5. Drumoga Bone Sulawesi Utara 300.000 Ha 6. Lore Lindu Sulawesi Tengah 231.000 Ha 7. Kutai Kalimantan Timur 200.000 Ha 8. Manusela Wainua Maluku 189.000 Ha 9. Kepulauan Seribu DKI Jakarta 108.000 Ha Luas Gambar 1.23 Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung menjadi wilayah konservasi gajah. 21 Biosfer b. Perlindungan Alam Terbimbing, merupakan perlindungan keadaan alam yang dibina oleh para ahli. Misalnya, Kebun Raya Bogor. c. Perlindungan Alam Ketat, merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa adanya campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan kepentingan ilmiah. Misalnya, perlindungan badak bercula satu di Ujung Kulon. 2. Perlindungan Alam dengan Tujuan Tertentu Perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah suatu bentuk perlindungan yang hanya ditujukan pada aspek tertentu saja (khusus). Macam-macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu antara lain sebagai berikut. a. Perlindungan Geologi, merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi formasi geologi di wilayah tertentu. Misalnya, formasi Karst Rajamandala (masih dalam wacana) yang merupakan formasi batuan kapur di daerah Jawa Barat yang memiliki nilai-nilai geogra, geologi, dan antropologi, serta nilai sejarah yang sangat tinggi berkaitan dengan ditemukannya bentukan alam gua-gua dan fosil manusia Sunda Purba di daerah tersebut. b. Perlindungan Alam Botani, merupakan perlindungan alam dengan tujuan untuk melindungi komunitas jenis tumbuhan tertentu. Misalnya, Kebun Raya Bogor. c. Perlindungan Alam Zoologi, merupakan perlindungan alam yang bertujuan untuk melindungi dan mengembangbiakkan hewan-hewan (fauna) langka. d. Perlindungan Monumen Alam, merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi benda-benda alam tertentu, seperti stalaktit, stalagmit, gua, dan air terjun. Fokus Perlindungan Geologi Perlindungan Alam Botani Perlindungan Alam Zoologi Perlindungan Alam Antrop- ologi Perlindungan Monumen Alam Perlindungan Hutan Perlindungan Ikan Perlindungan Pemandangan Alam Perlindungan Suaka Marga- satwa 10. Ujung Kulon Jawa Barat 79.000 Ha 11. Besakih Bali 78.000 Ha 12. Komodo Nusa Tenggara Timur 75.000 Ha 13. Bromo Tengger, Semeru Jawa Timur 58.000 Ha 14. Meru Betiri Jawa Timur 50.000 Ha 15. Baluran Jawa Timur 25.000 Ha 16. Gede Pangrango Jawa Barat 15.000 Ha Sumber: Planet Earth, 2000 Gambar 1.24 Gua yang di dalamnya terdapat stalaktit dan stalagmit harus dilindungi kealamian dan kelestariannya. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 22 e. Perlindungan Alam Antropologi, merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi suku bangsa yang terisolir. Misalnya, Suku Asmat di Papua dan Suku Badui di daerah Banten Selatan. Sumber: www.icca-corporateaccountability.org Gambar 1.25 Suku Asmat di Papua termasuk perlindungan alam antropologi. f. Perlindungan Hutan, merupakan bentuk perlindungan yang ber- tujuan untuk melindungi dan melestarikan tanah, air, dan udara. g. Perlindungan Ikan, merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi jenis ikan yang terancam punah. h. Perlindungan Suaka Margasatwa, merupakan perlindungan dengan tujuan melindungi hewan-hewan yang terancam punah, seperti badak, gajah, dan harimau Sumatra. i. Perlindungan Pemandangan Alam, merupakan perlindungan yang bertujuan untuk melindungi keindahan alam. Misalnya, Ngarai Sianok di Sumatra Barat yang menjadi salah satu potensi wisata dengan fenomena alamnya yang indah. Sumber: http://n.1asphost.com Gambar 1.26 Ngarai Sianok di Sumatra Barat termasuk pada perlindungan pemandangan alam. Untuk menambah pemahaman Anda mengenai bentuk-bentuk konservasi jenis fauna yang tersebar di Indonesia, pada tabel berikut ini disajikan nama suaka margasatwa, beserta lokasi dan jenis satwa yang dilindunginya. Perhatikan Tabel 1.2 berikut. 23 Biosfer Tabel 1.2 No. Provinsi Nama Suaka Margasatwa/Lo- kasi Suaka Margasatwa di Indonesia 1. NAD Kluet/Gunung Leuser Orangutan dan gajah 2. Sumatra Utara Sikindur/Langkat Gajah, orangutan, dan macan. 3. Sumatra Barat Rimbo Pantai Siamang, tapir, dan harimau 4. Riau Kerumutan/Pulau Berkah Gajah, tapir, dan burung- burung laut 5. Sumatra Selatan Way Kambas Gajah, badak sumatra, dan Lampung Orangutan, mawas, tapir, dan harimau 6. Jawa Barat Pulau Panaitan dan Rusa, badak bercula satu, Peucang Ujung Kulon Babi hutan, banteng, dan rusa. 7. Kalimantan Barat Gunung Palung Bekantan 8. Kalimantan Tengah Kotawaringin Bekantan, orangutan, Banteng, dan babi hutan 9. Sulawesi Utara Maspepaya Roja Penyu laut 10. Sulawesi Tengah Pati-pati, Lore, Rusa dan anoa Kalamantan, dan Lombuyan 11. Bali Bali Barat Banteng dan jalak putih 12. Nusa Tenggara Barat Pulau Moyo Rusa, babi hutan, ayam hutan, dan burung 13. Nusa Tenggara Timur Padar, Rinca, Komodo, rusa, dan kerbau dan Komodo hutan Nama Satwa yang Dilindungi Adanya suaka margasatwa dan cagar alam menjadi media dan sarana bagi pelestarian serta perlindungan jenis ora dan fauna khas di Indonesia. Melalui adanya upaya konservasi diharapkan keberadaan ora dan fauna tersebut tetap terjaga dari ambang kepunahan sehingga kelestarian keaneka ragaman hayati ora dan fauna Indonesia tetap terjaga pada masa yang akan datang. Geogra: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas XI 24 1. Ruang di permukaan bumi yang ditempati makhluk hidup dinamakan biosfer, terdiri atas biosiklus daratan dan biosiklus perairan. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi persebaran ora dan fauna di dalam biosiklus, yaitu faktor klimatik (meliputi suhu, kelembapan udara, angin, dan curah hujan), faktor edak, faktor siogra, dan faktor biotik. 2. Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungan habitat- nya, dunia tumbuhan (ora) dapat dikelompok kan menjadi empat jenis, yaitu jenis Xerophyta, Mesophyta, Hygrophyta, dan Tropophyta. 3. Faktor edafik (fisik tanah) yang memengaruhi pertumbuhan tanaman, antara lain tekstur tanah, tingkat kegemburan tanah, kadar bahan organik atau humus, kadar kandungan mineral hara, air tanah, dan kandungan udara tanah. 4. Ekosistem merupakan suatu sistem yang meliputi dunia tumbuh-tumbuhan (flora), binatang (fauna), serta lingkungan sikal tempat hidupnya. Terdapat beberapa komponen dalam ekosistem, yaitu sebagai berikut. a. Komponen Biotik, meliputi organisme autotrof dan heterotrof. b. Komponen Abiotik, yaitu meliputi iklim (klimatologis), tanah (edak), dan air (hidrosfer). 5. Bioma adalah unit-unit geografis besar yang perbedaannya didasarkan pada tipe-tipe vegetasi di bawah pengaruh iklim. Bioma terdiri atas bioma hutan, sabana, steppa, dan gurun. 6. Berdasarkan persebarannya, fauna di dunia terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu Paleartik, Neartik, Neotropik, Ethiopia, Oriental, Australia, Selandia Baru, dan Antartika. 7. Berdasarkan wilayah persebarannya, ora Indonesia terbagi atas empat wilayah, yaitu sebagai berikut. a. Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan. b. Wilayah Flora Jawa-Bali. c. Wilayah Flora Kepulauan Wallacea. d. Wilayah Flora Papua (Irian Jaya). Ikhtisar 8. Berdasarkan wi l ayah persebarannya, fauna Indonesia terbagi atas tiga kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Wilayah Fauna Tipe Asiatis (Tanah Sunda). b. Wilayah Fauna Tipe Asia-Australis (Kepulauan Wallacea). c. Wilayah Fauna Tipe Australis (Tanah Sahul). 9. Perlindungan alam diklasikasikan menjadi dua bagian, yaitu perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu. 10. Perlindungan alam ketat merupakan bentuk perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa adanya campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Misalnya, Taman Nasional Ujung Kulon. 11. Perl indungan al am terbimbing merupakan perlindungan keadaan alam yang dibina oleh para ahli. Misalnya, Kebun Raya Bogor. 12. Taman Nasional merupakan keadaan alam yang menempati suatu daerah yang luas dan tidak diperkenankan adanya rumah tinggal maupun bangunan industri. Misalnya, Taman Nasional Way Kambas di Provinsi Lampung. 13. Macam-macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu meliputi sembilan jenis, yaitu sebagai berikut. a. Perlindungan geologi. b. Perlindungan alam botani. c. Perlindungan alam zoologi. d. Perlindungan alam antropologi. e. Perlindungan pemandangan alam. f. Perlindungan monumen alam. g. Perlindungan hutan. h. Perlindungan ikan. i. Perlindungan suaka margasatwa.