Refrat Isi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Epidemiologi berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti permukaan, diatas, menimpa, atau tentang, demos yang berarti orang, populasi, penduduk, manusia serta logos berarti ilmu pengetahuan. Secara etimologis, epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.1 Epidemiologi lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat, dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi dan determinandeterminan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.1 Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari hubungannya dengan penyakit. Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada kelompok manusia atau masyarakat. Artinya bila dikaitkan dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang terserang penyakit. Sehingga diharapkan dari hasil pengukuran epidemiologi akan didapat

pengetahuan yang bisa memberikan solusi, baik untuk pencegahan ataupun penanggulanggannya.2,3

I.2. Permasalahan Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana cara melakukan pengukuran epidemiologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara mengukur frekuensi masalah kesehatan yang dapat dipergunakan dalam Epidemiologi sangat beraneka ragam, karena tergantung dari macam masalah kesehatan yang ingin diukur atau diteliti. Secara umum ukuran ukuran dalam epidemiologi dibagi menjadi 3, yaitu :3 a. Ukuran Frekuensi Penyakit b. Ukuran Asosiasi c. Ukuran Efek/Dampak

2.1. Ukuran Frekuensi Penyakit Merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi. Ada 3 macam parameter matematis yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara jumlah kejadian penyakit dengan besarnya populasi dari mana kejadian penyakit terjadi. Parameter tersebut adalah :1 a) Rasio Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Rasio dinyatakan dengan persamaan :

Numerator (pembilang) -----------------------------------------Denominator (penyebut) Contoh : Jumlah kelahiran mati ---------------------------------------Jumlah kelahiran hidup b) Proporsi Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Dalam studi epidemiologi proporsi digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa (event) dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa tersebut (population at risk). Nilai proporsi tidak dibatasi oleh periode atau waktu (sekedar membandingkan). Nilai proporsi biasanya dinyatakan dalam persen (%) atau permil (o/oo). Contoh : Jumlah kelahiran mati ---------------------------------------------------------------Jumlah kelahiran hidup + kelahiran mati c) Rate Rate adalah ukuran proporsi yang memasukkan unsur periode waktu pengamatan dalam denominatornya, dan merupakan bentuk lain dari proporsi dimana ada hubungan antara pembilang dan penyebut, disamping ada elemen waktu yang merupakan bagian intrinsik dari penyebut

Contoh : Jumlah kejadian penyakit flu pada anak sekolah -------------------------------------------------------------------------------1000 anak sekolah selama selama periode 1 bulan

2.1.1 Untuk Mengukur Masalah Penyakit (Angka Kesakitan / Morbiditas) Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal morbiditas. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Di dalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi & prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan angka insidensi dan angka prevalensi.2 a. Insidensi Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu data tentang jumlah penderita baru. Jumlah penduduk yang mungkin

terkena penyakit baru (Population at Risk ). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :2,3 1). Incidence Rate Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi sakit. Rumus incidence rate :

Keterangan : K = Konstanta (100%) Contoh soal : Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 1 juli 1986 sebanyak 100.000 orang rentan terhadap penyakit dan ditemukan laporan penderita baru pada bulan Januari 50 orang, bulan Maret 100 orang, bulan Juni 150 orang, bulan September 10 orang, dan bulan Desember 90 orang. Berapakah nilai insidensi rate di daerah tersebut?

Manfaat Incidence Rate adalah : Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi. Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan. 2). Attack Rate Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit. Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut. Rumus yang digunakan :

Keterangan : K = Konstanta (100%) Contoh soal :

Lima ratus orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 100 orang diantaranya tiba-tiba menderita muntah berak setelah makan gado-gado dari kantin sekolah. Berapakah nilai Attack rate pada kasus di atas ?

3). Secondary Attack Rate Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga). Rumus :

Keterangan : K = Konstanta (100%) Contoh Soal : Jumlah Penduduk 1000 orang, dilaporkan sbb : Bulan April 2005 terjangkit penyakit X sebanyak 150 penderita.Bulan Agustus 2005 terjadi serangan penyakit yang sama dengan penderita 250 orang.

Secondary Attack rate = 250 1000-150 b. Prevalensi

X 100 % = 29,41 %

Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang / penduduk yang kebal atau penduduk dengan resiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa angka prevalensi sebenarnya bukan suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Prevalens tergantung pada 2 faktor: Berapa banyak jumlah orang yang telah sakit dan durasi/lamanya penyakit. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu:1,2 1). Period Prevalen Rate Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta (100%)

Contoh Soal : Suatu kantor dengan jumlah karyawan sebanyak 100 orang, 20 orang diantaranya sejak 2 bulan yang lalu tidak masuk kantor karena menderita penyakit A, dan selanjutnya pada hari ini 30 orang lainnya terpaksa pulang karena juga menderita penyakit A. Berapakah Period Prevalence Rate nya?

2). Point Prevalen Rate Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Rumus :

Keterangan: K = Konstanta (100%) Contoh Soal : Satu sekolah dengan murid sebanyak 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak. Berapakah Point Prevalen Rate nya?

10

c. Hubungan antara Insidensi dan Prevalensi Angka Prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit/durasi penyakit. Lamanya sakit/durasi penyakit adalah periode mulai didiagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh, mati ataupun kronis. Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus: P = I x D P = Prevalensi I = Insidensi D = Lamanya Sakit Contoh soal :

11

Pada suatu wilayah X ditemukan pola perjalanan penyakit Y untuk bulan Januari sampai Juni seperti diatas. Berapakah angka insiden & prevalen penyakit Y tersebut untuk periode Februari sampai dengan Mei ? 1.Insiden kasus baru yang ditemukan pada periode Februari Mei ialah : A+D+E+F+G=5 2. Prevalen kasus lama dan baru untuk periode Februari Mei ialah : A + B + D + E + F + G + H= 7 Rumus hubungan insidensi dan prevalensi tersebut hanya berlaku jika dipenuhi 2 syarat, yaitu :1,2 1. Nilai insidensi dalam waktu yang cukup lama bersifat konstan, tidak menunjukkan perubahan yang mencolok. 2. Lama berlangsungnya suatu penyakit bersifat stabil : Tidak menunjukkan perubahan yang terlalu mencolok. d. Manfaat Insidensi dan Prevalensi Angka insidensi dapat digunakan untuk mengukur angka kejadian penyakit. Perubahan angka insidensi menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor penyebab penyakit, yaitu fluktuasi alamiah dan program pencegahan.1 Bila fluktuasi alamiah dapat diabaikan maka penurunan insidensi menunjukkan keberhasilan program pencegahan. Manfaat lain dari pengukuran insidensi ialah :1

12

1.

Ukuran insidensi banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi untuk mencari adanya asosiasi sebab-akibat

2.

Ukuran insidensi dapat pula digunakan untuk mengadakan perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda

3.

Ukuran insidensi dapat digunakan untuk mengukur besarnya resiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunakan untuk :1

1. 2.

Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit Penyusun perencanaan pelayanan kesehatan, misalnya penyediaan sarana obat-obatan, tenaga dan ruangan

3.

Menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosis

2.1.2 Untuk Mengukur Masalah Kematian ( Angka Kematian / Mortalitas ) Dewasa ini di seluruh dunia mulai muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistik yang distandardisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandardisasi.

Mortalitas merupakan istilah epidemiologi dan data statistik vital untuk kematian. Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum yang menyebabkan kematian, yaitu : a) Degenerasi organ vital & kondisi terkait. b) Status penyakit.

13

c) Kematian akibat lingkungan atau masyarakat ( bunuh diri, kecelakaan, pembunuhan, bencana alam, dsb.) Macam macam / jenis angka kematian (Mortality Rate/Mortality Ratio) dalam Epidemiologi antara lain :1,3 a) Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate ) Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan. Istilah crude digunakan karena setiap aspek kematian tidak Rumus : memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variabel lain.

Keterangan : K= Konstanta (1000) Contoh soal : Dalam suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk pada pertengahan tahun adalah 7.241.500 jiwa sedangkan jumlah kematiannya adalah 659.000. Hitunglah angka kematian kasarnya! Jawab: CDR = 659.000 7.241.500 x 1000 = 91 jiwa

Jadi pada wilayah tersebut dalam setahun terdapat kematian sebesar 91/1000 orang. b) Perinatal Mortality Rate (PMR) / Angka Kematian Perinatal (AKP)

14

PMR adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. ( WHO, 1981 ). Manfaat PMR adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya PMR adalah : 1). Banyaknya Bayi BBLR 2). Status gizi ibu dan bayi 3). Keadaan social ekonomi 4). Penyakit infeksi, terutama ISPA 5). Pertolongan persalinan Rumus :

Keterangan : K = Konstanta 1000 Contoh soal : c) Neonatal Mortality Rate ( NMR ) = Angka Kematian Neonatal (AKN) Adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat NMR adalah untuk mengetahui :

15

1). Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal. 2). Program imunisasi. 3). Pertolongan persalinan. 4). Penyakit infeksi, terutama saluran napas bagian atas. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta 1000 Contoh soal :

d) Infant Mortality Rate (IMR) / Angka Kematian Bayi ( AKB) Adalah jumlah seluruh kematian bayi berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Manfaat IMR adalah sebagai indikator yg sensitive terhadap derajat kesehatan masyarakat. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta 1000 Contoh soal : e) Under Five Mortality Rate ( Ufmr ) / Angka Kematian Balita 16

Adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama. Manfaat UFMR adalah untuk mengukur status kesehatan bayi. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta 100 Contoh soal : f) Angka Kematian Pasca-Neonatal (Postneonatal Mortality Rate) Angka kematian pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara belum berkembang , terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya akibat malnutrisi, defisiensi nutrisi, dan penyakit infeksi. Postneonatal Mortality Rate adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta 1000 Contoh soal : g) Angka Kematian Janin / Angka Lahir Mati (Fetal Death Rate)

17

Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati. Kematian janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda tanda kehidupan biasanya ditentukan dari Pernapasan, Detak Jantung, Detak Tali Pusat atau Gerakan Otot Volunter. Angka Kematian Janin adalah proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta umumnya 1000 Contoh soal :

h) Maternal Mortality Rate ( Mmr ) / Angka Kematian Adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan : 1). Sosial ekonomi 2). Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin dan nifas 3). Pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil 4). Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

18

Rumus :

Keterangan : K = Konstanta umumnya 1000 Contoh soal : i) Age Spesific Mortality Rate ( ASMR / ASDR ) Manfaat ASMR/ASDR adalah : 1). Untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur. 2). Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah. 3). Untuk menghitung rata rata harapan hidup. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta umumnya 1000 dx = jumlah kematian yang dicatat dalam 1 tahun pada penduduk golongan umur tertentu (x) px= jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur tersebut (x) Contoh soal : j) Cause Spesific Mortality Rate ( CSMR )

19

Yaitu jumlah seluruh kematian karena satu sebab penyakit dalam satu jangka waktu tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta umunnya 1000 Contoh soal : k) Case Fatality Rate ( CFR ) Adalah perbandingan antara jumlah seluruh kematian karena satu penyebab penyakit tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama. Digunakan untuk mengetahui penyakit penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rumus :

Keterangan : K = Konstanta 1000 Contoh soal : 2.2. Ukuran Asosiasi Merefleksiakan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor resiko dan kejadian suatu penyakit. Dimana untuk mengukur asosiasi dapat dilihat

20

dari ukuran rasio, yaitu : Risk Ratio, Odds Ratio, Insidence Density Ratio, Prevalence Ratio 2,3 2.2.1 Risk Ratio (Rasio Resiko) Risk Ratio adalah rasio dari dua resiko yang terpisah. Risk ration juga disebut sebagai rasio insidensi kumulatif (cumulative incidence ratio) dan berkaitan erat dengan rate ratio.2 robabilitas pa anan suatu penyakit robabilitas suatu penyakit tanpa pa anan 2.2.2 Odds Ratio Odds ratio adalah ratio dari kemungkinan terkena penyakit di antara individu yang terpapar dibagi dengan kemungkinan terkena penyakit di antara individu yang tidak terpapar.2 dds pema an untuk kasus dds pema an untuk kontrol

21

2.2.3 Insidence Density Ratio Bila data didasarkan pada kasus-kasus insidens 2 ensitas insidens pada kelompok terpa an ensitas insidens pada kelompok tidak terpa an 2.2.4 Prevalence Ratio Bila data didasarkan pada kasus-kasus prevalens 2 revalens pada kelompok terpa an revalens pada kelompok tidak terpa an

2.3 Ukuran Efek/Dampak Merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau resiko dari suatu masalah. Dimana untuk mengukur efek/dampak dapat dilihat dari : Attributable Risk, Population Attributable Risk, Prevalence Fraction.2 2.3.1 Attributable Risk Attributable Risk adalah angka penyakit pada orang yang terpajan yang dapat secara langsung dihubungkan dengan pajanan dari penyakit tersebut. nsidens terpa an nsidens tidak terpa an nsidens terpa an 2.3.2 Population Attributable Risk Proporsi (atau fraksi) rate penyakit pada seluruh populasi yang mewakili rate penyakit dalam kelompok terpajan. nsidens populasi 2.3.3 Prevalence Fraction Prevalence fraction adalah fraksi yang dicegah dalam populasi. Proporsi jumlah beban penyakit dalam populasi yang telah dicegah oleh faktor eksposur nsidens tidak terpa an

22

nsidens tidak terpa an nsidens populasi nsidens tidak terpa an

2.4 Sumber Kesalahan dalam Pengukuran Dalam mengukur frekuensi masalah kesehatan dapat terjadi kesalahan kesalahan yang berasal dari 2 sumber yaitu :3 1) Kesalahan akibat penggunaan data yang tidak sesuai : Menggunakan sumber data yang tidak representative : Hanya data dari pelayanan kesehatan saja, padahal diketahui bahwa cakupan pelayanan kesehatan sangat terbatas dan tidak semua masyarakat datang berobat ke fasilitas pelayanan tersebut. Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang pengambilan

respondennya tidak secara acak. ( tidak memenuhi syarat Randomisasi ) Memanfaatkan data dari hasil survey khusus yang sebagian respondenya tidak memberikan jawaban ( drop out ) 2) Kesalahan karena adanya faktor BIAS : BIAS adalah adanya perbedaan antara hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Sumber BIAS : a) Dari Pengumpul Data : -Menggunakan alat ukur yang berbeda beda / tidak standar -Menggunakan teknik pengukuran yang berbeda b) Dari Masyarakat : -Adanya perbedaan persepsi masyarakat terhadap penyakit yang ditanyakan -Adanya perbedaan respon terhadap alat / test yang dipergunakan.

23

BAB III KESIMPULAN

Secara umum ukuran dalam epidemiologi terbagi menjadi 3, yaitu : ukuran frekuensi penyakit, ukuran asosiasi dan ukuran efek/dampak. Ukuran frekuensi penyakit untuk merefleksikan besar kejadian penyakit (morbiditas) atau kematian karena penyakit (mortalitas) dalam suatu populasi, dimana untuk mengukur frekuensi penyakit dapat diukur menggunakan angka insidensi dan angka prevalensi. Ukuran asosiasi untuk merefleksiakan kekuatan atau besar asosiasi antara suatu eksposur/faktor resiko dan kejadian suatu penyakit, untuk mengukur asosiasi digunakan risk ratio dan odds ratio. Ukuran efek/dampak merefleksikan dampak suatu faktor pada frekuensi atau resiko dari suatu masalah untuk mengukur efek/dampak digunakan attributable risk, attributable risk population dan prevalence fraction.

24

Anda mungkin juga menyukai