Tek Pram

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 147

PRAMUKA PENGGALANG Penggalang adalah sebuah golongan setelah pramuka Siaga .

Anggota pramuka penggalang berusia dari 11-15 tahun. Disebut Pramuka Penggalang karena sesuai dengan kiasan pada masa penggalangan perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia menggalang dan mempersatukan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan adanya peristiwa bersejarah yaitu konggres para pemuda Indonesia yang dikenal dengan Soempah Pemoeda pada tahun 1928 . Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Penggalang disebut Regu dan Kesatuan dari beberapa Regu disebut Pasukan. Setiap Regu beranggotakan 5-10 orang Pramuka Penggalang dan dipimpin oleh seorang Pemimpin regu ( Pinru ) yang dipilih oleh anggota regu itu sendiri. Masing-masing Pemimpin Regu ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin regu Utama yang disebut Pratama. Pasukan yang terdiri dari beberapa regu tersebut dipimpin oleh seorang Pratama. Dalam Golongan Pramuka Penggalang ada tiga tingkatan, yaitu: 1. Penggalang Ramu 2. Penggalang Rakit 3. Penggalang Terap Setiap anggota Penggalang yang telah menyelesaikan SKU ( Syarat Kecakapan Umum ) berhak mengenakan TKU ( Tanda Kecakapan Umum ) sesuai tingkatannya yang dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung berwarna dasar Merah. TKU untuk Penggalang berbentuk sebuah janur yang terlipat dua dengan gambar Manggar yakni nama bunga pohon kelapa. Kode Kehormatan bagi Pramuka penggalang, terdiri atas: 1. Janji yang disebut Trisatya, selengkapnya berbunyi: Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. - Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. - Menepati Dasadarma. 2. Ketentuan moral yang disebut Dasadarma, selengkapnya berbunyi: Dasadarma 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, trampil dan gembira. 7. Hemat, cermat dan bersahaja. 8. Disiplin, berani dan setia. 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. SEJARAH PRAMUKA DUNIA Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul Scouting For Boys. Buku ini

cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout. Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan Tahun 2003 Jambore XX di Thailand Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin

SEJARAH KEPRAMUKAAN Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan. Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang RIWAYAT BADEN POWELL Pencetus berdirinya Gerakan Pramuka sedunia adalah Lord Baden Powell. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 Februari 1857 di London, Inggris. Nama sesungguhnya ialah Robert Stepenshon Smyth. Ayahnya adalah seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford bernama Baden Powell yang meninggal ketika Stepenshon masih kecil. Lahirnya pendidikan Gerakan Pramuka diilhami oleh pengalamanpengalaman semasa hidupnya diantaranya adalah : a. Ditinggal ayahnya sejak kecil dan mendapat pembinaan watak dari ibunya. b. Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain lainnya didapat dari kakak-kakaknya. c. Lord Baden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas,

suka bermain musik, bersandiwara, mengarang dan menggambar. d. Pengalaman di India sebagai Letnan Ass (pembantu Letnan) pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang. Dan ditemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca indra kepada Kimball OHara. e. Pengalaman terkepung Bangsa Boer di Kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan. f. Pengalaman mengalahkan Kerajaaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu. Semua pengalaman hidupnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Aids to Scouting. Buku ini sebenarnya berisikan petunjuk petunjuk kepada tentara muda inggris agar dapat melakukan tugas penyelidikan dengan baik. Buku ini sangat menarik bukan hanya bagi para pemuda bahkan juga orang dewasa. Seorang pemimpin Boys Brigade di Inggris yang bernama tuan William Smyth meminta beliau untuk melatih anggotanya sesuai dengan cerita-cerita pengalaman beliau yang terdapat dalam buku Aids to Scouting. Akhirnya dipanggillah 21 pemuda dari Boys Brigade dari berbagai wilayah negeri Inggris untuk diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. Pada tahun 1901 beliau meminta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jendral. Pada tahun 1929, beliau mendapat titel Lord dari Raja George. Beliau menikah dengan Olave St Clair Soames dan dianugrahi 3 orang anak. Beliau meninggal pada tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika. SANDI MORSE Morse dapat dapat dilakukan dengan : 1. Suara / Bunyi : missal dengan peluit, terompet dsb 2. Sinar / Nyala : missal dengan senter, lampu, api dsb 3. Gerak : missal bendera, asap, lambaian tangan dsb 4. Tulisan : missal dengan sandi, kode dsb 5. Denyut Listrik : missal pada kabel telegraph Huruf Morse Untuk mempermudah menghafalkan, penulis menyusunnya dalam kelompok-kelompok tertentu. Huruf yang terdiri dari titik (.) saja, yaitu : E = . I = .. S = H = . Huruf yang terdiri dari garis (- ) saja, yaitu : T = M = O = KH = Huruf yang berlawanan, terdiri atas : A = .- berlawanan dengan N = -. U = ..- berlawanan dengan D = -.. V = - berlawanan dengan B = - W=. berlawanan dengan G = .

P = .. berlawanan dengan X = -..R = .-. berlawanan dengan K = -.Huruf yang berbalikkan, terdiri dari : Y = -. dengan Q = .L = .-.. dengan F = ..-. Huruf yang tidak ada lawannya, adalah : J = . C = -.-. Z = .. KUMPULAN SANDI SANDI Kata sandi berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya rahasia. Karena itu maka tulisan rahasia disebut sandi, atau tulisan-tulisan yang dirahasiakan. Huruf atau kata sandi sulit dimengerti kecuali kalau kita mengetahui kunci atau cara memecahkannya. Asal mula sandi ini berasal dari para pahlawan jaman dulu yang suka berkelana dan suka berpindah-pindah tempat tinggal,untuk itu mereka harus memiliki kata sandi dan bisa mempergunakannya berbagai bentuk sandi untuk mengecoh / mengelabui lawan-lawan atau musuhnya. Sekitar tahun 3000 SM, di Kerajaan Babilonia telah ditemukan tulisan cuneiform. Untuk mengirimkan berita rahasia antar kota, mereka menulis pesan di kepala para budak yang baru dicukur, lalu menunggu sampai rambutnya tumbuh. Kemudian budak itu dikirim ke tempat yang dituju. Di tempat tujuan, kepala budak dicukur kembali untuk mengetahui pesan yang tersembunyi. 1. Sandi Koordinat / Merah Putih Cara : buatlah perkataan kunci, missal GUDEP SEDIA (maka kata-kata ini yang menjadi kuncinya,ingat kata kunci harus dua kata dan jumlah hurufnya 10 buah, masing-masing kata terdiri dari 5 huruf). G U D E P S A B C

D E E F G H I J D K L M N O I P Q R S T A U V W X

Y 2. Sandi Rumput Sandinya dibuat menyerupai rumput ( rumput pendek berarti titik sedangkan rumput panjang berarti garis ) Contoh : PRAMUKA = .. / .-. / .- / / ..- / -.- / ..= = Maka PRAMUKA = 3. Sandi Abjad / Sandi Balik ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA Kunci = AZ atau ZA, bisa juga ditulis A = Z atau sebaliknya. Contoh : GUDEP akan kita tuliskan TFWVK Kita lihat G ada di atas huruf T, lalu U ada di atas F, dst. 4. Sandi AND Sandi AND adalah sandi yang huruf-hurufnya diletakkan pada kata AND,contoh : ANDA KANDU ANDA DANDA DANDI SANDI NANDI AKUADADISINI = Aku ada di sini 5. Sandi Siput Sandi yang cara membacanya berputar menyerupai rumah siput, dengan cara mencari kata yang paling tengah (ada tandanya). Contoh : UDUNIA DOWEL NPBAL ANEDB PKAPA = Baden Powell Bapak Pandu Dunia TALI TEMALI MACAM SIMPUL DAN KEGUNAANNYA 1. Simpul ujung tali Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas 2. Simpul mati Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin 3. Simpul anyam Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam

keadaan kering 4. Simpul anyam berganda Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah 5. Simpul erat Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan 6. Simpul kembar Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin 7. Simpul kursi Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan 8. Simpul penarik untuk menarik benda yang cukup besar 9. Simpul laso Macam Ikatan dan Kegunaannya a. Ikatan pangkal Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu akan tetapi ikatan pangkal ini dapat jugadigunakan untuk memulai suatu ikatan. b. Ikatan tiang Gunanya mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnyauntuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik. c. Ikatan jangkar Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk tambat Gunanya untuk menambatkan tali pada sesuatu tiang/kayu dengan erat, akan tetapi mudah untuk melepaskannya kembali. d. Ikatan tambat ini juga dipergunakan untuk menyeret balik dan bahkan ada juga dipergunakan untuk memulai suatu ikatan. e. Ikatan tarik Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada kemudian mudah untukmembukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon, dsb Semaphore Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya. Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah. PPPK KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman : a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat 2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang : a. Berhenti bernafas b. Pendarahan parah c. Shok d. Patah tulang

3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan. MATERI POKOK a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut: a. Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas b. Rahang ditarik sampai mulut terbuka c. Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya. d. Tiup ke mulut/hidung korban, kepada : 1. Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit. 2. Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit b. P3K bagi korban Sengatan Listrik 1. Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering 2. Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban 3. Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah 1. Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi. 2. Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak. 3. Pada semua kasusapendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang palingamenyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang. d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok 1. Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik

ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting. 2. Tanda-tanda Shok a. Denyut nadi cepat tapi lemah b. Merasa lemas c. Muka pucat d. Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil e. Merasa haus f. Merasa mual g. Nafas tidak teratur h. Tekanan darah sangat rendah 3. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara : a. Menghentikan pendarahan b. Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas c. Memberi nafas buatan d. Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan 4. Langkah langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok : a. Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak. Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala. b. Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin c. Usahakan pasien tidak melihat lukanya d. Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari : 1 sendok teh garam dapur sendok teh tepung soda kue 4-5 gelas air dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh e. Perlakukan pasien dengan lemah lembut f. Cepat-cepat panggil dokter MAPPING / PEMETAAN Peta Pita (Ribbon Map) Cara membuat Laporan Peta Pita : Pada halaman pertama kertas laporan, cantumkan : 1. Kepada siapa laporan ditujukan 2. Siapa yang membuat laporan (identitas yang lengkap) 3. Keterangan / data laporan seperti tanggal pembuatan,cuaca dan sebagainya. Pada halaman berikutnya, dibuat peta-pita dengan : 1. Halaman menjadi 7 ruang / kolom, untuk : a. Nomor b. Waktu Perjalanan c. Laporan Perjalanan (ditulis dari bawah) d. Jarak yang ditempuh (dalam m) e. Arah (jurusan 3 angka / kompas) f. Gambar peta-pita(untuk bagian sisi kanan dan kiri jalan) g. Menulis keterangan-keterangan.

2. Menulis laporan dibuat dari bawah ke atas 3. Setiap berbelok, kita membuat garis pembatas sebagai tanda kita berubah / berganti arah. 4. Gambar-gambar (tanda-tanda medan) diambil dari tanda-tanda peta Topografi 5. Jika ada hal-hal penting/ bangunan bersejarah yang menarik kita dapat menggambarnya di dalam kertas khusus/ halaman lain. 6. Menghitung jarak dapat menggunakan tongkat atau langkah kaki atau taksiran kita. Peta Lokasi Peta lokasi adalah peta yang menunjukan lokasi / letak suatu daerah / medan / bangunan dan lain-lainnya. Peta tersebut harus dibuat sedemikian rupa,sehingga yang terletak di atas adalah arah yang biasanya ditetapkan dengan tanda panah (menunjuk arah utara) Peta Perjalanan Peta perjalanan hampir sama dengan peta pita, tetapi dibuat dalam bentuk yang lain. Pengerjaannya dan cara-caranya tidak jauh berbeda dengan cara-cara pengerjaan laporan peta pita. Keterangan : 1. Jarak pada perjalanan diskalakan. 2. Titik sasaran harus ditetapkan sebelum bergerak 3. Mulailah membuat peta perjalanan di tengah kertas, dan tandailah tempat permulaan dengan huruf A.kemudian ke tempat kedua B, dst. 4. Hitung (taksir) jarak yang ditempuh dan rubahlahke dalam skala. 5. Cantumkan tanda-tanda peta topografi. 6. Arah utara selalu di atas.

Pengertian Lambang Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicitacitakan oleh gerakan Pramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961, pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesia yang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka. Bentuk dan Arti Kiasan 1. Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silhouelte) tunas kelapa. 2. Arti kiasan adalah Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKAL-BAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang meurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

Lambang Gerakan Pramuka

Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu. Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya. Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Bendera Gerakan Pramuka

Bendera Gerakan Pramuka berbentuk segi empat panjang dan beukuran tiga banding dua, berwarna dasar putih, ditengah-tengahnya terdapat lambang Gerakan Pramuka berwarna merah. Di bagian atas dan bawah bendera terdapat jalur merah dengan ukuran lebar 1/10 dari lebar bendera. Letaknya 1/10 dari lebar bendera, dari sisi atas dan sisi bawah. Pada bagian pinggiran tempat tali bendera terdapat jalur merah sepanjang lebar bendera dengan ukuran lebarnya 1/8 dari panjang bendera, dengan tulisan a. untuk nama Kwartir, b. untuk nama gugus depan dan nomor gugus depan. Ukuran untuk tingkat : Nasional : 200 x 300 cm Daerah : 150 x 225 cm Cabang : 90 x 135 cm Ranting : 60 x 90 cm Gugus Depan : 60 x 90 cm

Sejarah Pramuka Indonesia


Masa Hindia Belanda Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka. Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916. Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah "Javaanse Padvinders Organisatie" (JPO); berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas

dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia. Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928. Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan). PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI). Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon "Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.

Masa Republik Indonesia Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia. Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947. Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM). Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi

para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satusatunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah. Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Jakarta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi. Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957. Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen P dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan". Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina. Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden

mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka Kelahiran Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu : 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA 2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. 3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. 4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi

anggota Kwarnari. Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Morse
Morse sebenarnya nama orang Amerika yang menemukan sebuah cara agar setiap manusia dapat saling berhubungan. Cara tersebut ditemukannya pada tahun 1837 tetapi baru dapat diterima untuk dipergunakan di seluruh dunia tahun 1851 dalam Konferensi Internasional. Semboyan morse dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : 1. 2. 3. 4. Suara, yaitu dengan menggunakan peluit Sinar yaitu dengan menggunakan senter Tulisan yaitu dengan menggunakan titik (.) dan setrip (-) Bendera yaitu dengan bendera morse.

Berikut ini adalah kode morse yang telah disepakati bersama.

Semaphore

Semaphore adalah suatu cara untuk mengirim dan menerima berita dengan menggunakan 2 bendera, dimana masing-masing bendera tersebut berukuran 45 cm x 45 cm. Sedangkan warna yang sering dipergunakan adalah merah dan kuning dengan warna merah selalu berada dekat tangkainya.

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B)


PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. I )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

Apa itu Baris Baerbaris ? 1. Baris Berbaris a. Pengertian Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. b. Maksud dan tujuan 1) Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab. 2) Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. 3) Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta

ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. 4) Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. 5) Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

1. Aba-aba a. Pengertian Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut. b. Macam aba-aba Ada tiga macam aba-aba yaitu : 1) Aba-aba petunjuk 2) Aba-aba peringatan 3) Aba-aba pelaksanaan 1. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan. Contoh:

a) Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK b) Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK 2. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh: a) Lencang kanan - GERAK (bukan lancang kanan) b) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat) 3. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah: a) GERAK b) JALAN c) MULAI a. GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain. Contoh: -jalan ditempat -siap -hadap kanan -GERAK -GERAK -GERAK

-lencang kanan b.

-GERAK

JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Contoh: -haluan kanan/kiri - JALAN

-dua langkah ke depan -JALAN -satu langkah ke belakang Catatan: Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan MAJU Contoh: -maju -haluan kanan/kiri -hadap kanan/kiri maju -melintang kanan/kiri maju Tentang istilah: maju Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI. - JALAN - JALAN - JALAN -J ALAN - JALAN

Misalnya: Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK. Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK. Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK. Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK.

Tentang aba-aba : henti Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan. Contoh: Empat langkah ke depan JALAN, bukan barisan jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti. c. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut.

Contoh: -hitung -MULAI -MULAI

-tiga bersaf kumpul

4. Cara memberi aba-aba a) Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu. b) Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan. Contoh: Kepada Pembina Upacara hormat GERAK Pelaksanaanya : Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna. c) Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga)

langkah. Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari. d) Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat. e) Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara. f) g) Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan. Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan. h) Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG ! Contoh: Lencang kanan = Ulangi siap GERAK
PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. II )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI .

1. Gerakan Perorangan Gerakan Dasar

a.

Sikap sempurna Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.

b.

Istirahat Aba-aba istirahat ditempat GERAK 1) Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm) 2) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak. Catatan: a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat. b) Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului abaaba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat. c) Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan

c.

Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)

Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK Pelaksanaannya: Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna. 1) Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri 2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan. 3) Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba. 4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna. 5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu). Catatan: a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping. b) Kelurusan barisan dilihat dari tumit.

d.

Setengah lencang kanan/kiri

Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK Pelaksanaannya: Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

e.

Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar) Aba-aba : Lencang depan - GERAK Pelaksanaannya: 1) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan. 2) Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba. 3) Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan

f.

Cara berhitung Aba-aba : Hitung MULAI Pelaksanaannya: 1) Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan. 2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil

memalingkan muka ke depan. 3) 4) Pengucapan nomor secara tegas dan tepat. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.

5) Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing. 6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

1. Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti) a) Hadap kanan/kiri Aba-aba : Hadap kanan/kiri GERAK 1) Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. 2) 3) b) Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

Hadap serong kanan/kiri Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri GERAK Pelaksanaannya: 1) 2) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri Berputarlah arah 45 ke kanan/kiri

3) c)

Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri

Balik kanan Aba-aba : Balik kanan/kiri GERAK Pelaksanaannya : 1) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan. 2) 3) Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180 Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

Catatan: Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.

d)

Cara berkumpul Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI Pelaksanannya : 1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih. Contoh: Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru. 2) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih 4 langkah

3)

Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.

4)

Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.

e)

Cara latihan memberi hormat Aba-aba : Hormat - GERAK Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti) 1) Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15 serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis. 2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat. 3) Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.

4) Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI . Apa itu Baris Baerbaris ? 1. Baris Berbaris Pengertian Baris berbaris adalah suatu ujud latuhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Maksud dan tujuan Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi

yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakantindakan yang akan dapat merugikan. 1. Aba-aba a. Pengertian Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut. b. 1) 2) 3) Macam aba-aba Ada tiga macam aba-aba yaitu : Aba-aba petunjuk Aba-aba peringatan Aba-aba pelaksanaan Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan. Contoh: Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh: a) b) Lencang kanan - GERAK (bukan lancang kanan) Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat) Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah: a) b) c) GERAK JALAN MULAI

GERAK: adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakangerakan yang memakai anggota tubuh lain. Contoh: -jalan ditempat -siap -hadap kanan -lencang kanan Contoh: -haluan kanan/kiri -dua langkah ke depan -JALAN -satu langkah ke belakang Catatan: Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului - JALAN - JALAN -GERAK -GERAK -GERAK -GERAK

JALAN: adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.

dengan aba-aba peringatan MAJU Contoh: -maju -haluan kanan/kiri -hadap kanan/kiri maju -melintang kanan/kiri maju Tentang istilah: maju Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI. Misalnya: Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju - JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK. Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK. Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti-GERAK. Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti-GERAK, belok kanan/kiri-GERAK. - JALAN - JALAN - JALAN -J ALAN

Tentang aba-aba : henti Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan. Contoh: Empat langkah ke depan JALAN, bukan barisan jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut. Contoh: -hitung -MULAI -MULAI -tiga bersaf kumpul

4. a) b)

Cara memberi aba-aba Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan. Contoh: Kepada Pembina Upacara hormat GERAK Pelaksanaanya :

Pada waktu memberikan aba-aba mengahdap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan. Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna. Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, abaaba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjala, pada waktu berlari

c)

ditambah 3 (tiga) langkah. d) e) f) g) h) Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari. Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat. Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara. Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan. Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan. Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG ! Contoh: Lencang kanan = Ulangi siap GERAK 1. Gerakan Perorangan Gerakan Dasar a. Sikap sempurna Aba-aba : Siap - GERAK. Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya. b. 1) 2) Istirahat Aba-aba istirahat ditempat GERAK Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm) Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak. Catatan: a) Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat. Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului abaaba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat. Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan

b) c)

c.

Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf) Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK Pelaksanaannya: Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.

1)

Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri

2) Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.

3)

Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.

4) Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna. 5) Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu). Catatan: a) Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di smaping. Kelurusan barisan dilihat dari tumit. Setengah lencang kanan/kiri Aba-aba : Setengah lencang kanan/kiri - GERAK Pelaksanaannya: Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna. e. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar) Aba-aba : Lencang depan - GERAK Pelaksanaannya: 1) 2) Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan. Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba. Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan

b) d.

3)

f.

Cara berhitung Aba-aba : Hitung MULAI Pelaksanaannya:

1) 2) 3) 4) 5)

Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan. Pengucapan nomor secara tegas dan tepat. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.

6) Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

1. Perubahan Arah (dalam keadaan berhenti) a) 1) 2) 3) b) Hadap kanan/kiri Aba-aba : Hadap kanan/kiri GERAK Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri. Hadap serong kanan/kiri Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri GERAK Pelaksanaannya: 1) 2) 3) c) Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri Berputarlah arah 45 ke kanan/kiri Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri Balik kanan Aba-aba : Balik kanan/kiri GERAK Pelaksanaannya : 1) 2) 3) d) Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180 Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri. Catatan: Dalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna Dalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan. Cara berkumpul Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI Pelaksanannya : 1) Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih. Contoh: Sdr.Gatot sebagai penjuru. Aba-aba pelatih : Gatot sebagai penjuru. Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Gatot sebagai penjuru. 2) 3) 4) Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih 4 langkah Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan. Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru nelihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna. Cara latihan memberi hormat Aba-aba : Hormat - GERAK Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti)

e)

1)

Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15 serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat. Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.

2) 3) 4)

f)

Bubar Aba-aba : Bubar - JALAN Pelaksanaannya; Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.

g)

Jalan di tempat Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK Pelaksaannya: Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang) Dari jalan ke tempat berhenti. Aba-aba : Henti GERAK Pelaksanaannya: Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.

g)

Membuka/menutup barisan. Aba-aba : Buka barisan JALAN Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat. Catatan : Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan. Tutup barisan Aba-aba :tutup barisan JALAN Pelaksanannya : Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah Macam langkah 1. 2. 3. 4. 5. Langkah biasa Langkah tegap Langkah perlahan Langkah kesamping Langkah ke belakang Panjangnya 65cm 65cm 40cm 40cm 40cm Tempo 120 tiap menit 120 tiap menit 30 tiap menit 70 tiap menit 70 tiap menit

6. 7.

Langkah ke depan Langkah di waktu lari

60cm 80cm

70 tiap menit 165 tiap menit

A.

MAJU JALAN Dari sikap sempurna Aba-aba : Maju JALAN Pelaksanaannya:

1)

Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90, lengan kiri 30 ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45, dan ke belakang 30. Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.

2)

B. 1)

LANGKAH BIASA Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45, ke belakang 30. Jarijari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas. LANGKAH TEGAP Dari sikap sempurna Aba-aba : Langkah tegap JALAN Pelaksanaannya : Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebihlebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90 ke depan dari 30 ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

2)

C. 1)

2)

Dari langkah biasa Aba-aba : Langkah tegap JALAN Pelaksanaannya : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.

3)

Kembali ke langkah biasa Aba-aba : Langkah biasa JALAN Pelaksanaannya : Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama. Catatan : Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasaJALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).

D. 1)

LANGKAH PERLAHAN Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran) Aba-aba : Langkah perlahan maju JALAN Pelaksanaannya :

a) b)

Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna Pada aba-aba jalan, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula. Catatan : Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah langkah perlahan JALAN yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan. Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat. Berhenti dalam langkah perlahan Aba-aba : Henti GERAK Pelaksanaannya :

c)

2)

E.

LANGKAH KE SAMPING Aba-aba : ..Langkah ke kanan/kiri JALAN Pelaksanaannya : Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

F.

LANGKAH KE BELAKANG Aba-aba : ..Langkah ke belakang JALAN Pelaksanaannya : Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

G.

LANGKAH KE DEPAN Aba-aba : .Langkah ke depan JALAN Pelaksanaannya : Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

H. 1)

LANGKAH DI WAKTU LARI Dari sikap sempurna Aba-aba : Lari maju JALAN Pelaksanaannya: Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri

setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku. 2) Dari langkah biasa Aba-aba : Lari JALAN Pelaksanaannya: Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada. 3) Kembali ke langkah biasa Aba-aba : Langkah biasa JALAN Pelaksanaannya : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam. Catatan : Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna. I. 1) LANGKAH MERDEKA Dari langkah biasa Aba-aba : Langkah merdeka JALAN Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan. 2) Kembai ke langkah biasa Untuk melaksanakan gerakan ini leb ih dahulu harus diberikan .samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan. 3) Aba-aba : Langkah biasa JALAN Pelaksanaannya : Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa. J. GANTI LANGKAH Aba-aba : Ganti langkah JALAN Pelaksanaannya : Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan. Selesai Sumber/ Referensi : 1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas. 2. Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD

BENTUK BARIS BERBARIS

Lingkaran Besar

Lingkaran Kecil

Setengah Lingkaran

Angkare

Berderet

Kolone Terbuka

Berbanjar

Bersaf

Roda

Selat Balik

Selat/Kanon

Kolone Tertutup

Keterangan : {} o x panah = Pemberi Aba-aba = Pemimpin Regu = Anggota Regu = Menunjukkan arah menghadap

Menaksir Tinggi Pohon (2) MENAKSIR TINGGI POHON Pengertian. Menaksir tinggi, pohon merupakan salah satu kegiatan pramuka dimana seorang peserta didik dituntut bisa menaksir ketinggian pohon dengan menggunakan alat sederhana. Tehnik Menaksir tinggi Pohon. a. Dilakukan oleh dua atau tiga orang. b. Menggunakan alat bantu meteran/ langkah dan tongkat 2 meter. c. Perlengkapan alat tulis. Pelaksanaan. a. Salah seorang berdiri di bawah pohon, kemudian melangkahke depan sepanjang mis. 8 meter. b. Tepat dilangkah ke 8 meter salah seorang tiarap dan membidik ujung pohon. c. Seorang lagi memegang tongkat 2 meter melangkah secara perlahan ke arah pohon atas perintah komando yang membidik. d. Kalau sudah lurus bidikan antara ujung tongkat dan ujung pohon maka pembidik teriak stop. e. Setelah itu diukur jarak tongkat berdiri dengan kedudukan si pembidik (apabila diketemukan panjang 3 meter) f. Selanjutnya diketemukan kesimpulan sebagai berikut : 1. Jarak pohon dengan pembidik : 8 meter. 2. Panjang tongkat : 2 Meter. 3. Jarak tongkat dengan pembidik : 3 Meter. Dengan demikian hasilnya adalah : 2 X 8 : 3 = 5 1/3. Jadi tinggi pohon diperkirakan/ ditaksir + : 5 1/3 meter Tehnik menaksir dalam gambar :

Alat dan Cara Pengiriman Isyarat dengan Morse


Kita mengenal berbagai macam cara dan alat untuk menyampampaikan isyarat morse antara lain sebagai berikut

ALAT Peluit Bendera Api/ Cahaya Asap Telegrap Cermin dengan bantuan cahaya matahari

CARA Bunyi Panjang dan Pendek Kibaran Panjang dan Pendek Nyala Pendek dan Panjang Gumpalan Kecil dan Besar Tulisan Titik dan Garis Sinar Sebentar dan Lama

Berikut ini aneka arti untuk pengiriman tanda morse dengan menggunakan peluit atau lainnya :

Untuk menyampampaikan isyarat morse dengan alat bendera dilakukan seperti di bawah ini :

TEKNIK PENYEBERANGAN SUNGAI


Jika melakukan perjalanan (jalan kaki menyusuri sungai, rawa, dan pantai) pada suatu saat kita akan dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan untuk menyeberang. Sebab itu seorang penjelajah harus mempunyai kemampuan untuk menyeberangi sungai dan rawa Teknik menyeberangi sungai dapat dikategorikan menjadi dua teknik yaitu : teknik penyeberangan sungai tanpa alat dan teknik penyeberangan sungai dengan alat. Teknik penyeberangan sungai tanpa alat Di daerah pegunungan dapat terjadi perubahan yang sangat cepat pada keadaan air sungai. Air hujan dapat mengakibatkan sungai kecil seketika menjadi buas dan berbahaya, karena itu bila kita melihat cuaca yang buruk dan kemudian ragu-ragu untuk menyeberangi sungai maka penyeberangan itu sebaiknya ditunda sampai keadaan memungkinkan untuk di seberangi. Namun bila kita memutuskan untuk tetap melakukan penyeberangan sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut : Hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah keadaan tempat penyeberangan secermat mungkin sebelum memilih tempat menyeberang yang terbaik. Pada sungai yang bermuara ke danau, lebih mudah menyeberang dekat muaranya. Kira-kira 0,5 km dari muara biasanya sungai menjadi dalam, tapi arusnya menjadi tidak begitu deras. Setelah tempat teraman ditemukan lantas jangan pernah berpikir untuk mencoba kuatnya arus tanpa pengamanan dari pinggir sungai karena itu akan membahayakan dirimu sendiri. Pada saat menyeberang jangan membelakangi arus, karena arus dapat membengkokan lutut dan menjatuhkan sehingga kita terseret arus. Selain itu perhatikan pula setiap langkahmu, pastikan satu kaki telah menempati posisi tumpuan yang baik dan jangan berjalan dengan menyilangkan kaki. Pada sungai berarus agak deras dan dalam, jika menyeberang hendaknya berjalanlah dengan posisi badan serong mengikuti arus sungai dan akan sangat menolong bila pinggang membentuk sudut 45 derajat dengan arah arus. Jangan menyeberang dengan cara melompat dari batu yang satu ke batu yang lain, sebab perbuatan ini akan memperbesar kemungkinan tergelincir dan dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal. Selain itu tempatkanlah ransel setinggi-tingginya di punggung. Di arus yang deras, batu atau benda berat yang lain dapat ditambahkan kedalam ransel untuk mendapatkan kestabilan. Hal berikutnya adalah sebaiknya jangan melepas sepatu sekalipun menyeberangi sungai kecil dan berhati-hatilah dalam menyeberang apabila berada dalam kelompok yang tidak bisa berenang. Teknik penyeberangan sungai dengan alat Teknik ini biasanya dipergunakan jika melibatkan banyak orang dalam kelompok yang melakukan

perjalanan dan telah direncanakan terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan. Ada dua macam teknik penyeberangan dengan alat yaitu: penyeberangan basah yaitu penyeberangan yang sebagian badan penyeberang tercelup disungai dan penyeberangan kering dimana seluruh bagian badan penyeberang ada diatas permukaan air. Penyeberangan basah Penyeberangan basah dapat dilakukan dengan beberapa teknik yang salah satunya adalah renang survival. Dasar dari renang adalah kemampuan dan kelincahan kita bermain di air, dengan ditunjang oleh pengetahuan tentang sifat air. Dalam renang survival ini kita dapat menggunakan alat yang selalu kita bawa dalam suatu perjalanan atau penjelajahan seperti ponco atau jerigen dan botol air minum. Ponco Ponco yang kita kenal sebagai pelindung di waktu hujan, ternyata banyak sekali kegunaanya karena memang direncanakan untuk itu. Salah satu kegunaan ponco pada renang survival adalah sebagai alat pelampung yang dapat dibuat dengan cara mengisi ponco dengan rumput kering, alang-alang atau ranting, dibentuk seperti sebuah bantal kemudian diikat dengan tali. Usahakan mengikat tali serapi mungkin sehingga tidak ada celah yang dapat dimasuki air. Dengan bahan yang baik dan ikatan tali yang rapi akan menghasilkan pelampung yang baik dan tahan lama mengambang di air. Pada penyeberangan dengan ponco di sungai berarus sedang, kita harus selalu mengusahakan agar posisi ponco tetap mengarah serong ke hilir, supaya kita dapat memanfaatkan arus sungai. Tetapi jangan sampai melepaskan atau menaiki pelampung ini, karena sifatnya hanya sebagai tumpuan sementara, jadi berat badan kita tidak sepenuhnya ditumpukan pada pelampung tersebut. Jerigen dan botol air minum Seperti halnya pelampung dari ponco, maka kita juga dapat membuat pelampung dari beberapa buah jerigen dan botol yang biasanya sebagai tempat wadah air minum. Cara membuat pelampung dengan jerigen kecil tidak diikat menjadi satu melainkan di pisah menjadi dua. Jerigen yang satu dihubungkan dengan jerigen yang kedua menggunakan tali, yang gunanya untuk berpegangan sementara untuk jerigen besar (20 liter) dapat dibuat sejenis rakit kecil. Jerigen ini diatur telentang dan ujungnya diikat menjadi satu dengan yang lain. penyeberangan kering Penyeberangan kering dapat dilakukan dengan menggunakan rakit atau perahu dan menggunakan tali. Jika sungai yang akan diseberangi terlalu lebar, cara yang paling aman untuk menyeberangi sungai adalah menggunakan rakit atau perahu. Cara berikutnya adalah dengan menggunakan rentangan tali dimana cara ini digunakan jika sungai yang di seberangi terdapat pada celah sempit dan dalam. Walau cara ini jarang dipakai dalam suatu perjalanan ada baiknya untuk di pelajari. Penyeberangan dengan satu rentangan tali Pada prinsipnya pemasangan dan simpul-simpul yang dipakai seperti biasa, dengan catatan tali itu tegang dan kuat. Cara menyeberang dapat dilakukan dengan merayap diatas tali atau menggantung pada tali, tali tubuh di hubungkan pada tali penyeberangan dengan menggunakan carabiner. Penyeberangan dengan dua rentangan tali Dengan dua rentangan tali akan lebih mudahkan kita bergerak, karena kita bisa berjalan pada salah satu tali dan berpegangan pada tali lainnya. Posisi tali tidak terhimpit, tetapi letaknya berjarak sekitar satu meter, satu diatas dan satu dibawah sehingga memudahkan kita berjalan ditali. Seberangilah sungai dengan berhati-hati, meskipun menurut perkiraan bahwa sungai tersebut tidak membahayakan. Amati juga cuaca, ada kemungkinan anda harus menginap sambil menunggu air surut.

Bagaimanapun juga safety tetap diutamakan, apabila belum mampu melakukan sendiri tehnik tersebut sebaiknya didampingi orang yang ahli.

PPPK (Bag. 1 )

KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman : a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat 2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang : a. Berhenti bernafas b. Pendarahan parah c. Shok d. Patah tulang 3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.

MATERI POKOK 1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas

Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut : 1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas 2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka 3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya. 4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada : a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit. b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit

b. P3K bagi korban Sengatan Listrik 1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering 2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban 3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang

c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah 1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.

2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak. 3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.

d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok 1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting. 2) Tanda-tanda Shok a) Denyut nadi cepat tapi lemah b) Merasa lemas c) Muka pucat d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil e) Merasa haus f) Merasa mual g) Nafas tidak teratur h) Tekanan darah sangat rendah 3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara : a) Menghentikan pendarahan b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas c) Memberi nafas buatan d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan 4) Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok : a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.

Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala. b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari : - 1 sendok teh garam dapur - sendok teh tepung soda kue - 4-5 gelas air - dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah. f) Cepat-cepat panggil dokter e. P3K patah tulang 1) Tanda-tanda patah tulang a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan d) Kulit tidak terasa kalau disentuh e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang. b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :

- hentikan pendarahan serius yang terjadi - usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan - upayakan lalu lintas udara tetap lancer - jika diperlukan buatlah nafas buatan - jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang. Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.

3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya

a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan

Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga


lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada

Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku

Patah

Tulang lengan Atas (siku ke bahu)

Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin

Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan
ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah

Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk
atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai) c) Patah Tulang Lengan Bawah Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari. d) Patah Tulang di paha

Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan
pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut. f. Pembalut dan Pembalutan 1) Pembalut Macam-macam pembalut : a) Pembalut kasa gulung b) Pembalut kasa perekat c) Pembalut penekan d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran) e) Gulungan kapas f) Pembalut segi tiga (mitella) 2) Pembalutan a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki

c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi

e) Pembalutan spiral pada tangan f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.

2. Budaya Hidup Sehat Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik agar mereka dibiasakan untuk : 1) Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi, pemeliharaan gigi, dsb. 2) Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan : secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb. 3) Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb. 4) Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi. 5) Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah 6) Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

PENUTUP Kegiatan Ketrampilan P3K bagi peserta didik merupakan alat pendidikan watak yang akan dapat meningkatkan ketahanan mental-moral-spiritual, pisik, intelektual, emosional, dan social; serta dapat menambah rasa percaya diri, tanggung jawab dan kepedulian kpada orang lain.

Sebenarnya ada berbagai macam cara untuk dapat menguasai isyarat semaphore dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah salah satunya, dengan model Jarum Jam, tinggal mengingat angka dan hurufnya. Selamat mencoba..........

PERATURAN BARIS BARIS (P.B.B) ( Bag. III )

Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI . a) Bubar Aba-aba : Bubar - JALAN Pelaksanaannya; Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar. b) Jalan di tempat Aba-aba: Jalan ditempat - GERAK Pelaksaannya: Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang) Dari jalan ke tempat berhenti. Aba-aba : Henti GERAK Pelaksanaannya: Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna. c) Membuka/menutup barisan. Aba-aba : Buka barisan JALAN

Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat. Catatan : Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan. Tutup barisan Aba-aba :tutup barisan JALAN Pelaksanannya : Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

Gerakan berjalan dengan panjang tempo dan macam langkah Macam langkah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Langkah biasa Langkah tegap Langkah perlahan Langkah kesamping Langkah ke belakang Langkah ke depan Langkah di waktu lari Panjangnya 65cm 65cm 40cm 40cm 40cm 60cm 80cm Tempo 120 tiap menit 120 tiap menit 30 tiap menit 70 tiap menit 70 tiap menit 70 tiap menit 165 tiap menit

A.

MAJU JALAN Dari sikap sempurna Aba-aba : Maju JALAN Pelaksanaannya:

1)

Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.

2)

Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90, lengan kiri 30 ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 45, dan ke belakang 30.

Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku. B. LANGKAH BIASA 1) Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan. 2) Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45, ke belakang 30. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas. C. LANGKAH TEGAP 1) Dari sikap sempurna Aba-aba : Langkah tegap JALAN Pelaksanaannya : Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan, (lengan tangan 90 ke depan dari 30 ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas. 2) Dari langkah biasa

Aba-aba : Langkah tegap JALAN Pelaksanaannya : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1. 3) Kembali ke langkah biasa Aba-aba : Langkah biasa JALAN Pelaksanaannya : Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama. Catatan pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju). D. LANGKAH PERLAHAN 1) Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran) Aba-aba : Langkah perlahan maju JALAN Pelaksanaannya : a) b) Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna Pada aba-aba jalan, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri. c) Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula. :

Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN,

Catatan :

Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah langkah perlahan JALAN yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.

Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat.

2)

Berhenti dalam langkah perlahan Aba-aba : Henti GERAK Pelaksanaannya :

E.

LANGKAH KE SAMPING Aba-aba : ..Langkah ke kanan/kiri JALAN Pelaksanaannya : Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

F.

LANGKAH KE BELAKANG Aba-aba : ..Langkah ke belakang JALAN Pelaksanaannya : Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

G.

LANGKAH KE DEPAN Aba-aba : .Langkah ke depan JALAN Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah. H. LANGKAH DI WAKTU LARI 1) Dari sikap sempurna Aba-aba : Lari maju JALAN Pelaksanaannya: Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku. 2) Dari langkah biasa Aba-aba : Lari JALAN Pelaksanaannya: Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada. 3) Kembali ke langkah biasa Aba-aba : Langkah biasa JALAN Pelaksanaannya : Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam. Catatan :

Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna. I. LANGKAH MERDEKA 1) Dari langkah biasa Aba-aba : Langkah merdeka JALAN Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan. 2) Kembai ke langkah biasa Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan .samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan. 3) Aba-aba : Langkah biasa JALAN Pelaksanaannya : Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa. J. GANTI LANGKAH Aba-aba : Ganti langkah JALAN Pelaksanaannya : Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.

Selesai

Sumber/ Referensi : 1. Pedoman Penyelenggaraan Paskibraka - Depdiknas.

1. Peraturan Baris Berbaris - Pusdiklat TNI-AD Mengenali Tanda Alam

TANDA TANDA ALAM


Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan tandatandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah :

1. Kabut
Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan. 2. Awan Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras. 3. Matahari Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat. Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang. 4. Bintang Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk. 5. Bulan Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.

Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu. 6. Binatang Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain : 1. Laba-laba Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik. 2. Semut Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik. 3. Lebah Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan. 4. Lalat Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari. 5. Nyamuk Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan. Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik. Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan. 6. Cacing Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan. 7. Lintah Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang

ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya. 8. Siput Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat. 9. Ikan Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk. 9. Katak Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam. Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang. 10. Ayam Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakarcakar tanah berarti hujan akan datang. 11. Bebek / Angsa Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk. 12. Burung Kepinis Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya. Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan. Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya. 13. Kambing Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada ketika cuaca baik. 14. Kelelawar Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu. Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.

15. Asap Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung 16. Gagak Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya.

Tanda-tanda lain apabila cuaca akan buruk : 1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya. Bila bau bunga tercium semerbak sekali. Burung-burung laut terbang menuju daratan.

2. 3. 4. 5.

Dengan mengenali tanda tanda alam dan sekitar kita, akan terasa jadi lebih dekat dan nyaman sekaligus menikmati alam ciptaan Tuhan . Semoga bermanfaat di suatu hari nanti. Tehnik Mencari Air

MENCARI AIR
Bagi seorang pengembara, seperti Pramuka yang sedang melakukan kegiatan pengembaraan, jika persediaan air yang dibawa mulai menipis atau bahkan habis, maka ia harus menjaga agar tubuh tidak mengeluarkan cairan yang berlebihan. Caranya adalah sbb : 1) 2) 3) Bernafas melalui hidung secara teratur. Mengurangi berbicara. Mengurangi gerak yang berlebihan

4) 5) 6) 7)

Banyak istirahat Tidak merokok dan minum minuman berakohol Berteduh di tempat yang rindang Tidak makan makanan kering ataupun berlendir

Air yang langsung dapat diminum : 1) 2) Tampungan air hujan. Air dari dalam tanaman.

Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu : 1) 2) 3) Air yang tergenang Air dari sungai Air dari menggali tanah atau pasir

Beberapa cara untuk mendapatkan air : 1. Dari tanaman atau pohon seperti pisang, rotan, bambu muda, kantung semar, enau, nipah, umbi-umbian, akar-akaran, pakis, kaktus, kelapa. Mengumpulkan embun pagi dengan menggunakan saputangan bersih. Caranya, resapkan pada tumbuhan yang berembun lalu peras ke dalam tempat minum. 3. Tanah batu 4. Tanah kapur lebih banyak mata airnya, sebab kapur mudah dilarutkan sehingga terbentuk saluran air. Sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan berpori. Pada daerah berbatu granit. Carilah bukit berumput hijau, kemudian galilah.

2.

Tanah gembur, di tanah gembur air mudah di dapat. Carilah daerah lembah, karena permukaan air dekat dengan permukaan tanah. Kondensasi Tanah-Pohon atau Penyulingan Air. Kondensasi yaitu dengan adanya perbedaan suhu antara tanah dengan pohon, kita dapat memperoleh air murni yang merupakan hasil proses kondensasi, diperlukan alat yang sangat sederhana, yaitu plastic dan tali pengikat.

5.

Cara Penyulingan :

1. Carilah pohon yang sehat dan bersih, lalu carilah dahan ranting yang mudah dicapai dan masukkan plastic
(jangan bocor) kemudian ikat dengan tali atau benda apa saj. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadinya proses penguapan air minum. 2. Carilah pohon yang bersih dan timbuhnya di atas tanah yang tidak berbau. Galilah tanah sehingga membentuk cekungan, tapi jangan terlalu dalam dari tempat pohon tumbuh. Masukkan plastic dan atur sedemikian rupa agar air terapung dengan baik. Lalu ikat ujungnya (hingga menutupi seluruh tanaman) dan gantung pada batang kayu yang disangga dengan baik. Cara ini akan menyebabkan terjadinya penguapan yang menghasilkan air.

Bikin Sandi Tak Terbaca

PESAN RAHASIA Kadang-kadang kita perlu menyampaikan pesan yang sangat rahasia atau ingin membuat surprise kepada teman Pramuka yang lain. Sehingga orang yang tidak berkepentingan denga surat/ pesan tersebut tidak bisa membacanya karena nampak seperti tidak ada tulisannya. Caranya sebagai berikut :

1. Alat dan bahan


Mangkuk, cangkir, kertas tulis polos, pupen cina (Pit), buah jeruk nipis, obat merah atau air perasan daun pacar cina dan kapas. 2. Caranya : Tuangkan setengah cangkir air ke dalam mangkuk dan tambahkan 10 tetes obat merah atau air perasan daun pacar cina, lalu aduk sampai rata. Potong jeruk nipis dan peras ambil airnya. Ambil kertas tulis polos yang bersih dan tuliskan pesan rahasia dengan tintanya air jeruk ipis dan pulpennya adalah pit Setelah selesai menulis, keringkan tulisan tadi hingga kering benar. Cara membacanya adalah usapkan kapas yang sudah dicelup air yang dicampur obat merah tadi pada permukaan kertas.

Selamat Mencoba.
PERALATAN KEMAH

Mau berkemah ? Pahami dulu apa tujuan berkemah, apakah sekedar rekreasi atau berkemah dengan banyak acara kegiatan. Lalu apa saja yang harus dibawa ? Dan perlengkapan tersebut adalah :

1. Ransel, gunakan ransel yang ringan dan anti air. 2. Pakaian perjalanan; bawalah pakaian dengan bahan yang kuat dan mempunyai banyak kantong. 3. Pakaian tidur; selain training pack, bawa juga sarung untuk penahan dingin dan sholat, bagi yang beragama islam. 4. Jaket tebal, dari bahan nilon berlapis kain dan berponco. 5. Kantung tidur (sleeping bag) dan alas tidur (matras). 6. Pakaian cadangan; masukan dalam plastic. 7. Peralatan makan; piring, sendok, garpu, gelas/mug, tempat air. 8. Peralatan mandi; gayung, sabun, sikat gigi, pasta gigi, sandal, handuk. 9. Peralatan masak; misting, kompor spiritus, kompor paraffin. 10. Sepatu; gunakan sepatu yang menutupi mata kaki. 11. Kaos kaki; membawa cadangan kaos kaki dan simpan dalam plastic. 12. Sarung tangan; untuk pelindung dan penahan dingin. 13. Topi. 14. Senter; selain utnuk penerangan, berguna juga untuk memberi isyarat. 15. Peluit; berguna untuk berkomunikasi. 16. Korek api; baik itu korek api gas atau korek api kayu dan simpan dalam tabung bekas film agar aman. 17. Ponco; berguna untuk jas hujan, tenda darurat, alat tidur dan lain-lain. Jika tidak ada ponco, bawalah plastic tebal
selebar taplak meja. 18. Obat-obatan pribadi.

Kalo kamu berkemah, ya tentu saja harus bawa tenda dan sebelum berangkat tenda diperiksa dahulu apakah masih bagus atau sudah banyak dengan lubang/ robek. Berapa kebutuhan tali dan pasak serta tongkat/ bambo untuk mendirikan tenda. Jika Kotor tenda harus dicuci dahulu, agar dapat ditempati dengan nyaman dan sehat. Sebelum berangkat, perlengkapan/ barang di cek, jangan ada yang teringgal. Dalam berkemah harus tahu tujuan, kebutuhan, kondisi dan situasi saat ini. Waktu lama berkemah, dan lokasi tujuan ikut menentukan barang apa saja yang harus dibawa, jadi sebaiknya disesuaikan, tidal semua barang harus dibawa, nanti malah dikira orang mau pindahan rumah ?

Trik cepat hapal morse Kadang kita kesulitan menghapal atau mengingat kembali isyarat morse, padahal besok mau ikut lomba Galang apalagi jarang berlatih secara periodic. Berikut ini tips menghapal morse dengan cepat. Lihat gambar di bawah ini :

Petunjuk Penggunaan : 1. Gambar di atas terbagi menjadi dua bagian, kanan, dan kiri. 2. Cara membacanya dari atas ke bawah. 3. Blok putih menunjukkan kode titik ( . ) dan blok hitam kode strip ( - ). 4. Contoh sebelah kiri: Jika isyarat menunjukan satu kali putih sama dengan satu kali titik artinya huruf E. Contoh lain : ( dibaca dari atas, ya ) putih-putih-putih-putih artinya 4 titik ( . ) Berarti huruf H. Contoh lagi : hitam-hitam-putih artinya 2 strip 1 titik ( - - . ) berarti huruf G 5. Ingat blok sebelah kiri selalu diawali dengan blok Titik ( Putih ) dan blok kanan selalu diawali dengan blok strip ( Hitam ).

Selamat mencoba, beritahukan teman-temanmu dan ajaklah belajar morse bersama. Menara Pandang

Sebelum Mempraktekan betulan membuat menara pandang, sebaiknya Kakak pembina membimbing peserta didiknya dengan membuat maket/ menara pandang mini. Hal tersebut mengajarkan bahwa sebelum kita membuat/ membangun suatu bangunan besar atau gedung sebaiknya merancang dalam bentuk kecil/ maket. Tentu saja untuk membuat menara pandang ini dibutuhkan bambu yang sudah dipersiapkan dengan ukuran kecil dan benang kasur secukupnya. Nah untuk jenis simpul atau ikatannya tentunya anda bisa melihat di bab pionering. Membuat menara pandang termasuk salah satu kegiatan ketrampilan pionering.

Peta Lapangan

Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pensil Teknik 2B Penggaris panjang Busur derajat Kertas buffalo Kompas bidik Meja kerja

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.

1.

Penentuan Skala

Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya. 2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan

Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara. 3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya. 4. Penggambaran lapangan

Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :

Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd

Peta Pita

Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Pensil Teknik 2B Penggaris panjang Kertas pita peta Kompas bidik Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita : 1. Penentuan Skala Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada. 2. Pembuatan Keterangan

Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan. 3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu

Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan. Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut

berikut keterangan gambar pada Pita Pirta :

Peta Panorama

Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Pensil Teknik 2B Penggaris panjang Kertas buffalo Kompas bidik Meja kerja

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah : 1. Arah Pandang atau Sudut Pandang

Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya. 2. Penggambaran Batas Daerah

Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti. 3. Pembuatan Arsiran

Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak. 4. Pembuatan Arah Utara

Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas 5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas

Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.

Penulis : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd

Kompas

Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain : 1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam. 2. Visir, yaitu pembidik sasaran 3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka 4. Jarum penunjuk 5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45 6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya

North North East East South East South South West West North West

= = = = = = = =

Utara Timur Laut Timur Tenggara Selatan Barat Daya Barat Barat Laut

= = = = = = = =

0 45 90 135 180 225 270 325

Cara Menggunakan Kompas 1. Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet. 2. Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial. 3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar

Ditulis Oleh : Kakak Drs. Ringsung Suratno, M.Pd


GAMES : KAKI GAJAH KALAJENGKING ESTAFET KELERENG BOLA GILA JARING LABA2 TARZAN KOTA SUNGAI ASAM KEPERCAYAAN MUNGUT BOLA

Stick Goyang

Stick Goyang : Tujuan : 1. Menjalin Kerja sama dan toleransi antar anggota. 2. Belajar saat menerima dan kapan harus memberikan kesempatan kepada yang lain. 3. Berlatih menghadapi segala rintangan atas asas kebersamaan. Alat : 1. Tali Pramuka/ boleh rafia. Sejumlah peserta. 2. Tongkat/ Balok/ papan kayu/ Bambu . Panjang ( 2- 3 meter ) Diameter bebas. 3. Aneka Halang rintang. Pelaksanaan : 1. Tiap anggota regu berhak memegang i utas tali . boleh sebelah kanan atau kiri 2. Ditengah tarikan utas tali, diletakkan balok/ bambu dengan tali dalam kondisi kencang. ( Tampak dalam gambar ) 3. Regu Menempuh suatu perjalanan penuh rintangan dengan jarak bebas. 4. Regu dengan waktu tempuh tercepat dan balok/ bambu tidak pernah jatuh itulah yang terbaik 5. Rintangan dapat dibuat sedemikian rupa, sehingga perjalanan membawa balok/ bambu nampak penuh tantangan. ( Melebar, menyempit, lompat, naik dan turun) Selamat mencoba games ini.

Kamis, 18 November 2010


TEKNIK KEPRAMUKAAN

TEHNIK KEPRAMUKAAN

Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia

Tri Satya
Demi kehormatan aku berjanji akan bersungguh-sungguh : Menjalankan kewajiban terhadap tuhan dan negara kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat. Menepati dasa dharma Keterangan : untuk pramuka penggalang pada kalimat ikut serta diganti mempersiapkan diri.

Dasa Dharma Pramuka itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, trampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Dwi Satya Aku berjanji akan bersungguh-sungguh : Menjalankan kewajibanku terhadap tuhan dan negara kesatuan Republik Indonesia dan menuruti aturan keluarga. Setiap hari berbuat kebaikan.

Dwi Dharma
Siaga itu menurut ayah dan ibundanya Siaga itu heran dan tidak putus asa Keterangan : dwi satya dan dwi dharma diperuntukkan kepada anggota pramuka siaga.

Di dalam Tri satwa mengandung 6 kewajiban : 1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa Melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya Contoh : 1. Melaksanakan ibadah 2. Tidak mencuri, merampok dan lain-lain 2. Kewajiban terhadap negara Memelihara, menjaga dan mematuhi segala tata tertib hukum yang berlaku Contoh : 1. Mengamankan negara 2. Mentaati peraturan negara 3. Kewajiban terhadap pancasila Mengamalkan dan melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari Contoh : 1. Mengamalkan pancasila 2. Menjaga kemurnian pancasila 4. Kewajiban terhadap sesama hidup Sikap dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari terhadap sesama hidup. Contoh : 1. Memupuk rasa toleransi 2. Gotong-royong 5. Kewajiban terhadap masyarakat Menjaga kemanan dan ketertiban dalam masyarakat Contoh : 1. Menjaga ketentraman masyarakat 2. Mengadakan kegiatan yang berguna di masyarakat 6. Kewajiban terhadap Dasa Dharma Mempelajari, mengamalkan dan meresapi Dasa Dharma Contoh : 1. Menerapkan Dasa Dharma dalam kehidupan sehari-hari 2. Melaksanakan Dasa Dharma

Pengertian Pramuka Pramuka : singkatan dari praja muda karana 1. Pramuka Seorang masyarakat pemuda dan dewasa yang berkarya yang menempati negara tertentu serta memiliki tujuan tertentu. 2. Kepramukaan Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang mengenangkan bagi anak-anak dan pemudapemudi dibawah tanggung jawab orang dewasa. 3. Gerakan Pramuka Suatu nama organisasi yang merupakan wadah pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia.

Tujuan dan Tugas Pokok Gerakan Pramuka


1. Tujuan Gerakan Pramuka Gerakan pramuka bertujuan untuk mendidik anak-anak dan pemuda dengan dasar prinsip metodik kepramukaan yang pelaksanaannya di sesuaikan dengan keadaan, perkembangan bangsa, berkepribadian masyarakat Indonesia agar : a. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mentalnya, kesadarannya, keterampilannya, dan keyakinan agamanya. b. Menjadi warga negara Indonesia yang berpancasila setia dan patuh pada negara Republik Indonesia. 2. Tugas Pokok Gerakan Pramuka Gerakan pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak, pemuda Indonesia untuk membentuk kader pembangunan yang berjiwa pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.

Sifat dan Fungsi Kepramukaan 1. Sifat-sifat kepramukaan

Nasional

: beberapa negara menyelenggarakan kepramukaan menyesuaiakan keadaan, kebutuhan, pendidikan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

nternasional : organisasi kepramukaan Indonesia / dunia harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan terhadap sesama tanpa membedakan agama, golongan, tingkatan, ras, suku dan bangsa. : kepramukaan digunakan dimana saja dan untuk bangsa apa saja yang pelaksanaannya melakukan prinsip dasar metodik kepramukaan

niversal

2. Fungsi kepramukaan Kepramukaan mempunyai 3 fungsi diantaranya : 1. Kepramukaan berfungsi sebagai kegiatan yang menarik bagi anak-anak, pemuda. 2. Kepramukaan berfungsi sebagai pengabdian bagi orang dewasa. 3. Kepramukaan berfungsi sebagai alat bagi masyarakat dan organisasi.

wan

Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan : prinsip yang memberi pengertian bahwa kesukarelawan menimbulkan kesadaran untuk memberi dan menerima pada anak didik. : janji dan moral merupakan kode kehormatan bagi pramuka sebagai salah satu prinsip dasar metodik dengan maksud supaya menjadi pedoman tingkah laku dan usaha pramuka untuk membina tiap pribadinya. : pramuka memiliki sikap hidup yang dapat dilatih melalui penghayatan diri dalam latihan hidup sederhana sehingga menjadi manusia yang berwatak baja, ulet dan dalam hidupnya sanggup dan dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. : latihan swadaya dapat membentuk diri anak didik untuk berkemauan sebagai modal dalam hidupnya.

moral

aan hidup

1. Akar

Lambang Gerakan Pramuka : seorang pramuka yang memiliki kekuatan fisik, mental dan kejujuran serta tangguh dalam menghadapi cobaan hidup.

2. Buah 3. Batang

: seorang pramuka yang dapat mencetak manusia menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. : seorang pramuka yang dapat menjadi tulang punggung negara atau penerus bangsa, perkembangan seorang pramuka harus memii cita-cita tinggi.

4. Ranting : pramuka tediri dari rakyat indonesia yang datangna dari berbagai masyarakat.

Lambang Pandu Dunia (Bunga Lely)


panah : janji seorang pramuka Trisatya. : perilaku seorang pramuka Dasa dharma.

dut 10

melingkar : warna kesucian yang mengisyarat pada tingkah laku pramuka yang selalu suci dan mulya. : kepemimpinan. : kesucian. : persatuan dan kesatuan seorang pramuka/antar sesama pramuka yang tidak ada seorang pun bisa melepaskannya.

mpul mati

Lambang Jawa Timur


: gunung tertinggi di Jawa Timur (semeru) : kesuburan : pramuka bertaqwa kepda Tuhan Yang Maha Esa : tugu pehlawan yang ada di Surabaya

unung

ijau

angit

ugu

apura

: perbatasan : memiliki tekat yang bulat

itam

unas kelapa : lambang pramuka : keceriaan : Indonesia di kelilingi oleh lautan : Indonesia terdiri berbagai pulau-pulau : pancasila

uning

aut

ru

elombang

Warna Pakaian

oklat muda : seorang pramuka dapat hidup di daerah tropis/panas. : seorang pramuka dapat hidup di daerah penghujanan/dingin.

oklat tua

Salam Pramuka
Salam yang diberikan kepada semua pramuka yang lebih dahulu tahu haruslah memberi salam dan yang diberi salam harus membalasnya. Salam dalam gerakan pramuka bukannya diberikan yang berpangkat, tetapi sesama pramuka, sebab itu juga sebagai mengingat janji pramuka. Salam adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang lain atas dasar susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Salam untuk melahirkan disiplin, tata tertib yang mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun ke luar yang tanpa dapat dicapai antara lain dengan adanya saling menyampaikan penghormatan yang dilalukan dengan tertib, sempurna dan penuh keiklasan. Cara seorang anggota pramuka memberikan salam dengan memakai tapi atau tidak sama saja, sesudah ia mengambil sikap sempurna sebagai berikut :

1. Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat pelipis kanan, siku-siku 15

serong ke depan,

kelima jari lurus, dan rapat, telapak tangan serong kebawah dan ke kiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis. 2. Pergelangan tangan lurus, bahu seperti dalam sikap sempurna, pandangan muka tetap tertuju kepada yang diberi hormat. 3. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan dikembalikan secara cepat ke sikap sempurna lagi. Salam pramuka terdiri 3 macam antara lain : : salam yang digunakan kepada sesama anggota pramuka. : salam yang digunakan sebagai peghormatan Presiden dan Wakil Presiden, Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Bendera Merah Putih, jenazah pahlawan, dan lain-lain yang harus dihormati. : salam yang digunakan pada waktu upacara pelantikan pada saat pengupacapan Tri Satya.

am biasa

am hormat

am janji

Golongan dan Tingkatan Pramuka 1. Pramuka siaga umur 7 10 tahun Siaga a. Mula b. Bantu c. Tata 2. Pramuka penggalang umur 11 15 tahun Penggalang a. Ramu b. Rakit c. Terap 3. Pramuka penegak umur 16 20 tahun Penegak a. Bantara b. Laksana

4. Pramuka pandega umur 21 25 tahun Pandega a. Pandega

Kelompok Pramuka Satuan kecil dan satuan besar dalam kelompok pramuka : 1. Siaga Satuan kecil Barung dipimpin Beberapa barung : 6 10 orang : Barung : Ketua barung : Perindukan

Perindukan dipimpin : Sulung 2. Penggalang Satuan kecil Regu dipimpin Beberapa Regu Pasukan dipimpin 3. Penegak Satuan kecil Sangga dipimpin Beberapa Sangga Ambalan dipimpin 4. Pandega Satuan kecil Kelompok pandega : 6 10 orang : Regu : Ketua Regu : Pasukan : Pratama : 6 10 orang : Sangga : Ketua Sangga : Ambalan : Pradana : 10 orang atau lebih : Reka : Racana

Racona dipimpin

: Pradana

Kiasan Dasar Sesuai dengan Golongan


: masa menyiagakan masyarakat dalam menghadapi pemerintah kolonil Belanda dalam merintis kemerdekaan dan ditandai dengan Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 1908. : masa menggalang persatuan dan kesatuan pemuda/sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. : masa menegakkan negara kesatuan Republik Indonesia dengan Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945. : masa memandegani mengelolah pembangunan dan mengisinya. : membina bangsa dan negara. : para pemimpin yang bisa diandalkan.

Siaga

enggalang

enegak

andega

embina

ndalan

Macam-macam Sangga : masa Budi Utomo memperjuangkan kemerdekaan.

Perintis

Pendobrak : masa pengusiran penjajah. : masa agresi Belanda kembali ke Indonesia. : masa yang menandai sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1989.

Pencoba

Penegak

Pelaksana

: masa Indonesia merdeka yang ditandai pembangunan.

Perkemahan

erkemah :

mengadakan suatu bentuk kegiatan yang merupakan perpindahan dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan mempunyai tujuan tertentu.

B. Maksud dan tujuan berkemah Maksud berkemah : 1. Penerapan sistem berugu dan satuan terpisah. 2. Penerapan prinsip keprasahajaan dan swadaya. 3. Meningkatkan kedisiplinan dan ketertiban. 4. Penerapan hidup bertoleransi dan beragama. 5. Penerapan pembinaan jasmani dan rohani. 6. Alat untuk mengamati pribadi anak/peserta didik. Tujuan berkemah 1. Meningkatkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Membina mental dan percaya diri. 3. Membina kerja sama. 4. Memperluaskan pengetahuan. 5. Menanamkan kecintaan pada tanah air. 6. Meningkatkan daya tahan dan kesahatan tubuh. 7. Menumbuhkan hidup mandiri C. Perkemahan menurut tujuan 1. Perkemahan lomba 2. Perkemahan persahabatan 3. Perkemahan berkarya 4. Perkemahan rekreasi 5. Perkemahan pelantikan 6. Perkemahan penyelidikan alam dan lingkungan 7. Perkemahan raimuna 8. Dan lain-lain

D. Syarat memilih tempat untuk berkemah 1. Tanah yang rata 2. Ada sumber air 3. Medan terbuka 4. Terlindung angin kencang 5. Terjamin keamanannya

Perkemahan Pramuka Penegah dan pandega


1. PW (Perkemahan Wira Karya) Perkemahan pramuka dalam bentuk perkemahan yang diselengarakan penegak dan pendega. Tujuannya : a. Melaksanakan kegiatan nyata yang memberi dharma bakti pada pramuka.

b. Mengembangkan fisik, mental, pengetahuan, kecakapan, keterampilan, pengalaman seorang pramuka penegak dan pandega. c. Menumbuhkan dan mempererat rasa persaudaraan. 2. Perkemahan Raimuna Perkemahan yang berbentuk perkemahan yang diselenggarakan penegak dan pandega dengan pembina. Kegiatan dalam Raimuna : a. Lomba karya nyata (kompor darurat, pompa air, pengawetan makanan, dan lain-lain).

b. Lomba karya tulis ilmiah (penemuan-penemuan, pengalaman, pengembangan, dan lain-lain). c. Peragaan pakaian daerah. 3. Perkemahan Muspamitra Perkemahan forum musyawarah untuk membahas masalah organisasi, kegiatan, pengurus dan lain-lain. Macam-macam Muspamitra :

1. Nasional : 5 tahun sekali (munas) 2. Daerah 3. Cabang 4. Ranting 5. Gudep : 5 tahun sekali (musda) : 5 tahun sekali (muscab) : 3 tahun sekali (musran) : 3 tahun sekali (mugus)

4. Perkemahan Pesta Karya Perkemahan jenis pertemuan khusus para penegak dan pandega yang terdiri dari anggota satuan (saka) seperti : 1. Saka Bhayangkara 2. Saka Bahari 3. Saka Taruna Bumi 4. Saka Digentara 5. Saka Warna Bakti 6. Saka Bakti Husada 7. Saka Kencana 8. Saka Wira Kartika

Upacara Upcara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam peraturan wajib dilaksanakan dengan hikmat dan tertib sehingga tercipta suasana yang mengarah pada budi pekerti yang luhur serta meningkatkan kedisiplinan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan upacara Membentuk manusia berpatriot yang berbudi pekerti yang luhur serta meningkatkan kedisiplinan dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sasaran upacara : 1. Memiliki rasa cinta pada tanah air, bangsa dan negara. 2. Memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin pribadi. 3. Memiliki jiwa gotong royong dan percaya diri. 4. Dapat memimpin dan dipimpin. 5. Dapat melaksanakan upcara dengan hikmat. 6. Dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Macam-macam upacara pramuka : 1. Upacara pembukaan-penutupan perkemahan. 2. Upacara pelantikan. 3. Upacara serah terima jabatan 4. Upacara pindah golongan 5. Upacara api unggun Dalam upacara perkemahan pramuka harus ada : 1. Pengibaran dan penurunan bendera. 2. Pembacaan teks pancasila dan dasa dharma. 3. Pembacaan doa.

Pelantikan Pelantikan adalah suatu peresmian seseorang ketika ditetapkan, diangkat dalam suatu jabatan/tingkatan untuk diketahui layak oleh seseorang bahwa ia telah diangkat dalam suatu jabatan/tingkatan. Tujuan upacara pelantikan a. Agar mengerti persiapan, tata cara, dan persiapan upacara.

b. Agar para peserta memahami bahwa upacara pelantikan penting dalam pembinaan peserta didik karena :

1. Upacara pelantikan membentuk manusia berbudi luhur, cinta tanah air dan bangsa. 2. Keberhasilan pelantikan dalam upacara mendapat kesan yang mendalam dengan diucapkannya janji yang mempengaruhi hidup manusia. Ketentuan-Ketentuan Gerakan Pramuka 1. Gerakan pramuka adalah organisasi non pemerintah dan yang berbentuk kesatuan. 2. Gerakan pramuka adalah satu-satunya oragnisasi gerakan kepanduan yang boleh berdiri di Indonesia. 3. Semua gerakan kepanduan kecuali yang diselenggarakan komonis melebur diri dalam gerakan pramuka. 4. Pramuka tidak menjadi bagian dari partai politik. 5. Pramuka berdasarkan pancasila dan UUD 1945. 6. Tanggal 14 Agustus 1961 merupakan hari berdirinya pramuka yang dikenal lagi dengan Kepres RI No. 441 tahun 1961, bahwa pramuka ada di Indonesia.

Sistem Pendidikan Gerakan Pramuka A. Sistem Among Sistem pendidikan yang dilaksanakan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk bergerak dan bertindak dengan leluasa sejauh mungkin menghindari unsur perintah, keharusan, paksaan sepanjang tidak merugikan, baik pada peserta didik maupun masyarakat dengan maksud menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas, dan aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik. Sistem among yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara antara alin : ING NGARSO SUNG TULODO (Di depan memberi tauladan) ING MADYA MANGUN KARSO (Di tengah membangun kemauan) TUT WURI HANDAYANI (Di belakang memberi kekuatan) Kata Among : memelihara/menjaga/merawat.

Orang yang melaksanakan sistem among disebut Pamong.

Dalam pelaksanaan tugas, pembina harus memelihara sikap yang berdasar : Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan dan kesanggupan berkorban. Disiplin disertai inisiatif yang tinggi. Rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa.

B. Sistem Beregu Menetapkan anak dan pemuda dalam kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang anak/pemuda melalui musyawarah kelompok. Pimpinan regu bertugas : 1. Membantu pembina serta pembantu pembina (pelatih). 2. Menjadi penghubung antar regu dengan pembina. 3. Memimpin regu, memabagi tugas dan melaksanakan tugas. 4. Melatih anggota regu sesuai kemampuan. 5. Merencanakan diri melaksanakan kegiatan. 6. Membawa suara regu dalam dewan siaga, penggolong, penegak, pandega dan dewan kehormatan. Tujuan sistem beregu : 1. Membina dan mengembangkan moral pancasila. 2. Membina dan mengembangkan rasa tanggung jawab. 3. Membina dan mengembangkan kemampuan mengelola. 4. Membina dan mengembangkan demokrasi. 5. Membina dan mengembangkan rasa percaya diri. 6. Membina dan mengembangkan kerukunan dan gotong-royong. 7. Membina dan mengembangkan sikap bermusyawarah. 8. Melaksanakan prinsip Dasar Metodik Pendidikan Kepramukaan.

Manfaat sistem beregu : 1. Memberi kesempatan peserta didik mengembangkan jiwa kepemimpinan. 2. Mempermudah menggerakkan peserta didik. 3. mempermudah/memperlancar proses pendidikan bagi pendidik. 4. Mempermudah pengawasan dan pengamatan. 5. Mempermudah perkembangan pribadi peserta didik. 6. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih hidup bermasyarakat, dan lain-lain.

C. Sistem Satuan Terpisah Memisahkan satuan pramuka putra dan putri yang pembinaannya putra dipimpin pembina putra dan putri dipimpin pembina putri. Maksud dan tujuan sistem satuan terpisah. Maksud : untuk melaksanakan prinsip dasar metodik kepramukaan sesuai dengan ketentuan dasar dan ART gerakan pramuka. Tujuan : agar proses pendidikan kepramukaan untuk masing-masing jenis peserta didik lebih intensif dan lebih efektif.

Kelapa

Tokoh-Tokoh Pencetus Gerakan Pramuka : Sunarjdo Admodiro. Diresmikan pada tanggal 13 Januari 1972 seorang Pegawai Dinas Pertanian meninggal tanggal 13 Mei 1979 dimakamkan di Jeruk Purut Jakarta selatan.

Indonesia : Sri Sultan Hamengkubowono IX. : Lord Robert Boden Powell of Gilwell. : Olave St. Clair Soames.

unia

u dunia

u dunia

: W.T. Smyth. : H.G. Boden Powell.

du dunia

Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Sedunia 1. Lord Robert Boden Powell lahir di Inggris Selatan di daerah London Island pada tanggal 22 Februari 1857 dengan nama aslinya Robert Stephenson Smyth. 2. Lord Robert Boden Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames pada tahun 1912 dan dikarunia orang anak yaitu : Peter, Heather, dan Betty. 3. Lord Robert Boden Powell meninggal tanggal 08 Januari 1941 di Afrika. 4. Pendidikan Lord Robert Boden Powell : Umur 7 10 tahun : sekolah Chage of School

Umur 11 12 tahun : sekolah Rase hill Umur 13 18 tahun : sekolah Chage house Umur 19 22 tahun : P.T. Oxford

Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Indonesia 1. Sebelum adanya pramuka di Indonesia hanya mengenal istilah kepanduan yang dirintis oleh Mayjend Robert Boden Powell dari Inggris Selatan pada tahun 1908. 2. Robert Boden Powell mengarang sebuah buku yang sangat terkenal yang artinya memandu untuk putra, dengan adanya buku ini dan gagasan Robert Boden Powell sangat menarik dengan cepat sehingga cepat menyebar diseluruh dunia, juga sampai ke Indonesia dengan perantara orang Belanda, sehingga di Indonesia banyak berdiri pandu-pandu seperti : PK (Pandu Kesultanan), SPK (Sinar Pandu Kita) dan KRI (Kepanduan Rakyat Indonesia). 3. Pada tahun 1910 Robert Boden Powell mantan pensiun dari ketentaraan dengan pangkat terakhir yaitu Letnan Jendral dan tahun 1929 Robert Boden Powell mendapat titel Lord dari kerajaan Inggris George. 4. Pada zaman pendudukan Jepang gerakan kepanduan dilarang tetapi setelah Proklamasi Kemerdekaan pemuda-pemudi Indonesia bangkit kembali, dimana tanggal 28 Desember 1945

diadakan perkemahan pandu di Solo yang menghasilkan PRI (Pandu Rakyat Indonesia) dengan pengurus kwartir di Solo.

5.

6. Pada tahun 1961 gerakan kepanduan pecah menjadi 100 organisasi yang terhimpun putra dan putri seperti : IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan Organisasi Putri Indonesia), PKPI (Perserikatan Kepanduan Indonesia) dan lain-lain. Namun akhirnya Presiden / mandaritas MPRS pada tanggal : 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan Indonesia bertempat di Istana negara pada hari kamis malam itulah presiden mengungkapkan bahwa Kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi, Kepanduan yang ada melebur menjadi satu yang disebut Gerakan Pramuka, kepanduan keputusan presiden No. 238 tahun 1961 tentang

organisasi kepramukaan dan kepramukaan diresmikan pada tanggal 20 Mei 1961 dan Kepramukaan berdiri atas bantuan Ir. Juanda. Maka dari itu MPR dengan surat Kepres RI No. 238/1961 tentang : 1. Tanggal 9 Maret 1961 hari lahir gerakan pramuka. 2. Tanggal 20 Mei 1961 hari kerja gerakan pramuka. 3. Tanggal 14 Agustus 1961 hari peresmian gerakan pramuka.

um

Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka : tanda yang dipakai secara umum (tutup kepala, Asdok dan lain-lain). : tanda yang menunjukkan satuan/kwartir (T. barung, T. regu dan lain-lain). : tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab (T. pinru, T. anggota dean kerja dan lain-lain).

uan

atan

matan

: tanda yang menunjukkan jasa/penghargaan yang diberikan kepada orang atas jasa baktinya yang dianggap bermutu/berguna bagi pramuka (untuk anak didik : T. penghargaa kegiatan, bintang keberanian dan lain-lain) (untuk orang dewasa : bintang masa bakti, keberanian, jasa dan lain-lain). : tanda yang menunjukkan kecakapan, keterapilan, ketangkasan, dan kemampuan (TKU, TKK, Garuda).

akapan

S K U dan T K U A. SKU (syarat kecakapan umum): syarat yang wajib dipenuhi oleh seorang calon pramuka untuk memperoleh TKU Cara menguji SKU 1. Ujian dapat dirasakan anggota sebagai proses pendidikan. 2. Memperhatikan batas kemampuan ,mental dan fisik. 3. Memperhatikan ketekunan dan kesungguhan. 4. Memperhatikan adat istiadat, kebiasaan dan agama. 5. Memperhatikan kemauan dan keselamatan.

B. TKU (tanda kecakapan umum): tanda yang wajib diperoleh seorang pramuka setelah diuji dengan menggunakan SKU.

TKK (Tanda Kecakapan Khusus)


A. TKK digolongkan menjadi 5 yaitu : 1. Bidang agama, metal, pembentukan watak (kuning) 2. Bidang patriotisme dan seni budaya (merah) 3. Bidang keterampilan dan teknik (hijau) 4. Bidang ketangkasan dan kesehatan (putih) 5. Bidang sosial, gotong-royong, ketertiban (biru)

B. Cara untuk menempuh memperoleh TKK 1. Menjelaskan kepada peserta tentang macam-macam TKK.

2. Menyebutkan fungsi manfaat TKK. 3. Mendata dan mengklasifikasi serta menguji hobby dari peserta didik.

4. Segera melantik peserta didik yang sudah berhasil menempuh TKK. 5. Peserta didik yang sudah memperoleh TKK dibina lebih lanjut dan diberi kesempatan untuk mendorong teman-temannya agar juga menempuh TKK. 6. Bagi peserta didik memperoleh TKK diberi penghargaan khusus.

C. TKK dibagi beberapa tingkatan 1. Siaga : 1 tingkatan berwarna biru, berbentuk sagi tiga, ukuran 3 cm, tinggi 2 cm puncak ada dibawah dan tidak berbingkai. 2. Penggalang ada 3 tingkatan : warna merah, bentuk lingkaran, garis tegah 2,5 cm, tebal tinggi 2 cm. : warna merah, bentuk bujur sangkar, ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi bingkai merah setebal 2 mm. : warna merah, bentuk segi lima beraturan, ukuran sisi 2 cm, dikelilingi bingkai merah setebal 2 mm. 3. Penegak dan pandega ada 3 tingkatan T. Purwa : bentuk lingkaran, bingkai kuning garis tengah 2,5 cm, tebal bingkai 2 mm. T. Madya : bentuk bujur sangkar, ukuran sisi 2,5 cm, dikelilingi bingkai kuning setebal 2 mm. T. Utama : bentuk segi lima beraturan, ukuran sisi 2 cm, bingkai kuning setebal 2 mm.

T. Purwa

T. Madya

T. Utama

Dewan Dalam Satuan Kepramukaan 1. Dewan siaga dan penggalang terdiri : Ketua yaitu pemimpin barung/regu utama Para pemimpin barung/regu dan wakilnya

2. Dewan penegak dan pandega terdiri : Ketua yaitu pradana Wakil ketua, sekretaris, Bendera Beberapa anggota yang dipilih untuk pemimpin sangga/wakil Tugas-tugas dewan satuan 1. Mengurus, mengatur dan merencanakan kegiatan 2. Menjalankan keputusan sidang 3. Mengatur tata tertib dan administrasi satuan Api Unggun Di dalam Gerakan Pramuka Api Unggun merupakan acara rangkaian berkemah yang menggembirakan. Api unggun dapat dilaksanakan di luar (lapangan) dapat juga di dalam ruangan, apabila terjadi hujan. Dalam hal api unggun di dalam ruangan tidak dipergunakan api yang sesungguhnya melainkan kertas minyak merah digunting-gunting, lampu listrik dan kipas angin, api unggun ini disebut api unggun fantasi. Tujuan api unggun 1. Menjauhkan binatang buas. 2. Sebagai pelita diwaktu malam. 3. Berdiang (menghangatkan badan) diwaktu dingin. 4. Mempererat persaudaran. 5. Menambah rasa keberanian. 6. Membuat suasana gembira. 7. Hidup disiplin. 8. Memupuk kerja sama. Macam-mcam bentuk api unggun 1. Bentuk Piramida segitiga 2. Bentuk bujur sangkar 3. Bentuk tegak

4. Bentuk roboh 5. Bentuk kursi

Sejarah Singkat Gerakan Pramuka A. Pendahuluan Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell. Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan. B. Riwayat hidup Baden Powell Lahir tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil. Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya : Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya. Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya. Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya. A. Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball OHara. B. Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan. C. Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu. D. Pengalaman ini ditulis dalam buku Aids To Scouting yang meru pakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. E. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu. F. Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari. G. Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

C. Sejarah Kepramukaan Sedunia

Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul Scouting For Boys. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout. Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan Tahun 2003 Jambore XX di Thailand Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands Park Inggris Tahun 2011 Jambore XXII di Rikaby, Swedia

Tahun 15 Jambore XXIII di kirarahama, Jepang Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park. Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen. Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia A. Pendahuluan Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia. B. Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Gagasan Boden Powell yang cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda). Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon). Dengan adanya larangan pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim menggunakan nama Pandu atau Kepanduan. Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra)

bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938. Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA. Setelah tokoh proklamasi kemerdekaan dibentuklah Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Sala sebagai satu-satunya organisasi kepanduan. Sekitar tahun 1961 kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani oleh Pjs Presiden RI Ir Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke Jepang. Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya. C. Perkembangan Gerakan Pramuka Ketentuan dalam Anggaran Dasar gerakan pramuka tentang prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya seperti tersebut di atas ternyata banyak membawa perubahan sehingga pramuka mampu mengembangkan kegiatannya. Gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan cepat berkembang dari kota ke desa. Kemajuan Gerakan Pramuka akibat dari sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan di tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugus Depan. Mengingat kira-kira 80 % penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dan 75 % adalah petani maka tahun 1961 Kwarnas Gerakan Pramuka menganjurkan supaya para pramuka mengadakan kegiatan di bidang pembangunan desa. Pelaksanaan anjuran ini terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat menarik perhatian Pimpinan Masyarakat. Maka tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional mengeluarkan instruksi bersama pembentukan Satuan Karya Taruna Bumi. Kemudian diikuti munculnya saka Bhayangkara, Dirgantara dan Bahari. Untuk menghadapi problema sosial yang muncul maka pada tahun 1970 menteri Transmigrasi dan Koperasi bersama dengan Ka Kwarnas mengeluarkan instruksi bersama tentang partisipasi gerakan pramuka di dalam penyelenggaraan transmigrasi dan koperasi. Kemudian perkembangan gerakan pramuka dilanjutkan dengan berbagai kerjasama untuk peningkatan kegiatan dan pembangunan bangsa dengan berbagai instansi terkait. Ditulis oleh : Drs. Ringsung Suratno, M.Pd Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu. Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8). Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka. Kelahiran Gerakan Pramuka Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional,

namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan PanjiPanji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka Indonesia Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan yang dimaksud kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Sifat Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka. Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa. Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.

Fungsi Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya. Tujuan Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsipPrinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;

anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya. anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya. anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya. anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Tugas Pokok Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya. Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya. Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus

memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.

Kelompok umur dan tingkatan Kelompok umur Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya. Kelompok dibagi menjadi 4 :

Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak Kelompok umur 21 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega

Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing. Tingkatan Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.

Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata. Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana

Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan. Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya. Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsipprinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda

melalui pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan. Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:

Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya; Kepedulian terhadap diri pribadinya; Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Prinsip dasar Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Metode Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; Belajar sambil melakukan; Sistem berkelompok; Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan

Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;


Kegiatan di alam terbuka; Sistem tanda kecakapan; Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri; Sistem among.

Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode

Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan. Kode Kehormatan Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan. Satya Satya adalah :

Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan; Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji; Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.

Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya Dwisatya Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Trisatya Dwisatya Pramuka Siaga Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga. setiap hari berbuat kebajikan.

Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka. Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega. Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.

Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat 3. menepati Dasadharma

Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :

Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat 3. menepati Dasadarma. Dharma Dharma adalah :

Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur. Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota. Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.

Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma Dwidharma Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut : Dwidarma Pramuka Siaga

Siaga berbakti kepada ayah bundanya. Siaga berani dan tidak putus asa.

Dasadharma Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut: Dasadharma Pramuka itu: 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, terampil, dan gembira. 7. Hemat, cermat, dan bersahaja. 8. Disiplin, berani, dan setia. 9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10. 10.Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan Kegiatan Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut. Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia. Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan. Tanda Pengenal Macam-macam Tanda Pengenal Tanda Umum

Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri. Macamnya: Tanda tutup kepala, setangan / pita leher, tanda pelantikan, tanda harian, tanda WOSM. Tanda Satuan Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung. Macamnya: Tanda barung / regu / sangga, gugus depan, kwartir, Mabi, krida, saka, Lencana daerah, satuan dan lain-lain. Tanda Jabatan Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka. Macamnya: Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, sulung, pratama, pradana, pemimpin / wakil krida / saka, Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain. Tanda Kecakapan Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya. Macamnya: Tanda kecakapan umum / khusus, pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa. Tanda Kehormatan Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia. Macamnya: Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana. Tanda Jasa Sistem Among Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik. Sistem Tanda Kecakapan Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh anggota yang memakai tandatanda itu.

Tanda Kecakapan Umum. Tanda Kecakapan Khusus. LAMBANG GERAKAN PRAMUKA

Lambang Gerakan adalahtanda pengenal tetap yang mengkiaskan cita-cita setiap anggota Bentuk Gerakan Pramuka Lambang Gerakan Pramuka berbentuk / berupa Silluete Tunas Kelapa. (lihat gambar di samping) Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomer 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka. Arti kiasan Lambang Gerakan Pramuka mengandung arti kiasan sebagai berikut: 1. Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Ini mengandung arti Pramuka adalah inti bagi kelangsungan hidup bangsa (tunas penerus bangsa). 2. Buah nyiur tahan lama. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang jasmani dan rohaninya kuat dan ulet. 3. Nyiur dapat tumbuh dimana saja. Ini mengandung arti, Pramuka adalah orang yang mampu beradaptasi dalam kondisi apapun 4. Nyiur tumbuh menjulang tinggi. Ini mengandung arti, setiap Pramuka memiliki cita-cita yang tinggi. 5. Akar nyiur kuat. Mengandung arti, Pramuka berpegang pada dasar-dasar yang kuat. 6. Nyiur pohon yang serbaguna. Ini mengandung arti, Pramuka berguna bagi nusa, bangsa dan agama. 7. Lambang keris melambangkan senjata tradisional Jawa Tengah 8. Lambang 10 api yang berkobar melambangkan dasadarma 9. Padi dan kapas melambangkan kesuburan dibidang pangan dan sandang 10. Kode daerah melambangkan daerah kota daerah 11. Nama kabupaten melambangkan kota cabang 12. Bintang melambangakan 5 sila pancasila

Penggunaan

Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji, Bendera, Papan Nama Kwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam arti kiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiap anggota Gerakan Pramuka.

Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Sedangkan yang dimaksud kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

TANDA KECAKAPAN KHUSUS (TKK) Dalam kepramukaan, Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik sebagai bentuk apresiasi atas kemampuan seorang peserta didik dalam suatu bidang tertentu. TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK yang berbeda dari peserta didik lain. TKK jumlahnya saat ini mencapai puluhan, dan kemungkinan akan ditambah seiring dengan kemajuan teknologi. Untuk memperoleh suatu TKK, seorang Pramuka harus mampu menyelesaikan Syaratsyarat Kecakapan Khusus dalam bidang tersebut.

Pemasangan TKK TKK dipasang di lengan sebelah kanan baju seragam, dengan dua pilihan pemasangan, yaitu

Melintang, dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau Melingkari lambang Kwartir Daerah dengan komposisi dua buah disebelah kanan lambang Kwartir Daerah, dua buah disebelah kiri lambang Kwartir Daerah, dan satu buah dibawah lambang Kwartir Daerah.

Jumlah TKK yang dapat dikenakan di baju seragam, paling banyak adalah lima buah. Jika memiliki TKK lebih dari lima buah, maka seorang Pramuka harus

Pengenaan Selempang Selempang (disebut juga tetampan) secara umum hanya dikenakan pada saat upacara resmi, pelantikan, dan momen penting lainnya. Pada kegiatan-kegiatan biasa atau pada saat latihan rutin biasa, selempang tidak perlu digunakan. Selempang dipasang mengarah dari kanan atas ke kiri bawah. Pembagian TKK Tanda Kecakapan Khusus di semua tingkatan peserta didik (penggalang, penegak dan pandega), kecuali siaga, dibagi dalam lima golongan bidang kecakapan dan memiliki tiga tingkatan.

Golongan Bidang TKK Lima golongan TKK tersebut ditandai dengan warna dasar TKK yang berbeda, dan digolongkan menjadi: TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan dengan warna dasar putih, meliputi: 1. TKK Gerak Jalan 2. TKK Pengamat 3. TKK Penyelidik 4. TKK Perenang 5. TKK Juru Layar 6. TKK Juru Selam 7. TKK Pendayung 8. TKK Ski Air 9. TKK Pencak Silat 10. TKK Posyandu/TKK Keluarga Berencana TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak dengan warna dasar kuning, meliputi: 1. TKK Sholat 2. TKK Khatib 3. TKK Qori 4. TKK Muadzin 5. TKK Penabung 6. TKK Doa 7. TKK Gereja 8. TKK Pelayanan 9. TKK Saksi Kristus 10. TKK Terang Alkitab 11. TKK Suluh Gereja 12. TKK Bhakti 13. TKK Dharmapala

14. TKK Wicaksana 15. TKK Dana Punia 16. TKK Bhakti 17. TKK Pendididkan KB dan lain-lain TKK Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan dengan warna dasar hijau, meliputi: 1. TKK Penjilid Buku 2. TKK Juru Potret 3. TKK Juru Kulit 4. TKK Juru Logam 5. TKK Penenun 6. TKK Penangkap Ikan 7. TKK Juru Kebun 8. TKK Peternak Ulat Sutera 9. TKK Peternak Lebah 10. TKK Peternak Kelinci 11. TKK Filateli 12. TKK Pengumpul Lencana 13. TKK Pengumpul Mata Uang 14. TKK Pengumpul Tanaman Kering 15. TKK Pengumpul Tanaman Hidup 16. TKK Juru Masak 17. TKK Pecinta Dirgantara 18. TKK Pembuat Pesawat Model 19. TKK Pengenal Cuaca 20. TKK Komunikasi 21. TKK Penjelajah 22. TKK Juru Peta 23. TKK Juru Navigasi Laut 24. TKK Juru Isyarat Bendera 25. TKK Pelaut 26. TKK Pengembara 27. TKK Petani Padi 28. TKK Penanam Tanaman Hias 29. TKK Petani Cabai 30. TKK Juru Bambu 31. TKK Juru Anyam 32. TKK Juru Kayu 33. TKK Juru Batu 34. TKK Peternak Itik 35. TKK Peternak Ayam 36. TKK Peternak Sapi 37. TKK Peternak Merpati 38. TKK Pengumpul

39. TKK Pengumpul Benda 40. TKK Pengumpul Hewan 41. TKK Juru Semboyan 42. TKK Penjahit 43. TKK Pengendara Sepeda 44. TKK Juru Konstruksi Pesawat Udara 45. TKK Juru Mesin Pesawat Udara 46. TKK Juru Navigasi Udara 47. TKK Juru Evakuasi Mesin 48. TKK Pengenal Pesawat Udara 49. TKK Juru Isyarat Elektronika 50. TKK Juru Isyarat Optika 51. TKK Perencana Kapal 52. TKK Perahu Motor 53. TKK Berkemah 54. TKK Petani Bawang 55. TKK Petani Tanaman Jalar 56. TKK Peternak Belut 57. TKK Peternak Lele 58. TKK Statistika Keluarga Berencana 59. TKK Pengatur Ruangan 60. TKK Pengatur Rumah 61. TKK Pengatur Meja Makan TKK Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup dengan warna dasar biru, meliputi: 1. TKK Pemadam Kebakaran 2. TKK Pengatur Lalu Lintas 3. TKK Pengamanan Lingkungan 4. TKK Penunjuk Jalan 5. TKK Juru Bahasa 6. TKK Juru Penerang 7. TKK Korespondensi 8. TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 9. TKK Penyuluh Padi 10. TKK Keadaan Darurat Udara 11. TKK Keadaan Darurat Laut 12. TKK Pembantu Ibu 13. TKK Pengasuh Anak 14. TKK Penerima Tamu 15. TKK Pendaki Gunung 16. TKK Juru Ukur 17. TKK Kependudukan 18. TKK Pendataan Keluarga Berencana 19. TKK Kesejahteraan Keluarga

TKK Bidang Patriotisme dan Seni Budaya dengan warna dasar merah, meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. TKK Dirigen TKK Penyanyi TKK Pelukis TKK Juru Gambar TKK Pengarang TKK Pembaca

TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan

TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak

TKK Bidang Agama, TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Mental, Moral, Spiritua Pembentukan Pribadi, dan Pembentukan Pribadi, d Watak Watak

TKK Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan

TKK Bidang Keterampilan Teknik TKK Bidang Keterampilan TKK Bidang Keterampi Pembangunan Teknik Pembangunan Teknik Pembangunan

TKK Bidang Sosial, KK Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Perikemanusiaan, Gotong Royong, tong Royong, Ketertiban, Masyarakat, TKK Bidang Patriotisme Ketertiban, Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan Lingkungan dan Seni Budaya Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup Hidup Tingkatan TKK Tingkatan TKK dalam Gerakan Pramuka dibagi menjadi tiga. Untuk mencapai tingkatan selanjutnya, seorang Pramuka harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Setiap tingkatan SKK yang lebih tinggi akan berbeda persyaratannya dengan SKK yang memiliki tingkatan lebih rendah walaupun untuk TKK yang sama. Dari kiri ke kanan, contoh TKK Pramuka Penegak: TKK Qori tingkat Purwa, TKK Pengamat tingkat Madya, TKK PPPK tingkat Utama Tiga tingkatan tersebut ialah: 1. Purwa; merupakan tingkatan terendah dalam TKK, berbentuk lingkaran. 2. Madya; merupakan tingkatan TKK tingkat menengah, berbentuk persegi. 3. Utama; merupakan tingkatan tertinggi TKK, berbentuk segi lima. Yang membedakan TKK antar golongan peserta didik ialah warna tepian TKK yang berbeda.

Tingkat Pramuka Siaga berwarna hijau dan hanya memiliki satu bentuk yaitu segitiga Tingkat Pramuka Penggalang berwarna merah Tingkat Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berwarna kuning

Beberapa TKK juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi seorang peserta didik yang akan melanjutkan ke tingkatan Pramuka Garuda sebagai tingkatan tertinggi dalam golongannya. Tanda Kecakapan Umum TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Tanda Kecakapan Umum diberikan setelah seorang anggota Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dalam tingkatannya masing-masing. Tanda Kecakapan Umum hanya berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina, Andalan dan anggota dewasa lainnya. Bentuk, tingkatan dan pemakaian Pramuka Siaga

Berbentuk Jajar Genjang miring berwarna dasar hijau dengan gambar bunga kelapa berwarna putih. TKU Pramuka Siaga terdiri atas: TKU Siaga mula (satu susun), TKU Siaga bantu (dua susun) dan TKU Siaga tata (tiga susun). TKU Pramuka Siaga dikenakan di lengan baju sebelah kiri.

Pramuka Penggalang

Berbentuk seperti huruf V berwarna dasar merah dengan gambar bunga kelapa bertangkai tiga berwarna putih. TKU Pramuka Penggalang terdiri atas: TKU Penggalang Ramu (satu susun), TKU Penggalang Rakit (dua susun) dan TKU Penggalang Terap (tiga susun). TKU Pramuka Penggalang dikenakan di lengan baju sebelah kiri.

Pramuka Penegak

Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan Bantara atau Laksana berwarna kuning. TKU Pramuka Penegak terdiri atas TKU Penegak Bantara (bertuliskan BANTARA di bagian bawah tunas kelapa) dan TKU Penegak Laksana (bertuliskan LAKSANA di bagian bawah tunas kelapa). TKU Pramuka Penegak dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).

Pramuka Pandega

Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan Pandega berwarna coklat. Tingkatannya hanya satu tingkatan.

TKU Pramuka Pandega dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).

PENGGALANG Penggalang adalah sebuah tingkatan dalam pramuka setelah siaga. Biasanya anggota pramuka tingkat penggalang berusia dari 10-15 tahun. Tingkatan dalam Penggalang Penggalang memiliki beberapa tingkatan dalam golongannya, yaitu : 1. 2. 3. 4. Ramu Rakit Terap Penggalang Garuda

Tingkatan Penggalang juga memiliki Syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau pendapatkan Tanda Kecapakan Khusus TKK Sistem Kelompok Satuan Terpisah Satuan terkecil dalam Penggalang disebut regu. Setiap regu diketuai oleh seorang Pimpinan Regu (PINRU)yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Dalam Gugus depan Penggalang yang dapat berisi lebih dari satu regu putra/putri, terdapat peserta didik yang bertugas mengkoordinir regu-regu tersebut, peserta didik itu disebut Pratama (untuk putra) atau Pratami (untuk putri). Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama bunga, semisal anggrek, anyelir, mawar, melati. Trisatya Janji Pramuka Penggalang (Trisatya) berbeda dengan Siaga dan Penegak/Pandega. Berikut isi Trisatya Penggalang: TRISATYA Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh sungguh: 1. Menjalankan kewajibanku kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Mengamalkan Pancasila 2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat 3. Menepati Dasa Dharma Dasa Dharma adalah sepuluh janji seorang pramuka DASA DHARMA 1. Taqwa kepada tuhan yang maha esa

2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia 3. Patriot yang sopan dan kesatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin,terampil,dan gembira 7. Hemat cermat dan bersahaja 8. Disiplin,berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan

WARNA DAN ARTI KIASAN TKU a. Kelopak bunga kelapa yang mulai merekah, menggambarkan pertumbuhan tanaman, mengibaratkan Pramuka Siaga yang sedang tumbuh menjadi tunas calon bangsa. b. kelopak bunga diletakkan miring, menggambarkan bunga kelapa yang selalu memperlihatkan sudut miring terhadap batang pohonnya, mengibaratkan keterikatan Pramuka Siaga dengan keluarga dan orang tuanya. c. Mayang terurai bertangkai tiga buah, menggambarkan bunga yang sudah mulai berkembang, indah dan menarik, mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik, sebagai calon tunas bangsa yang sedang berkembang, menggladi dirinya dengan jiwa Pramuka yang berlandaskan pada Trisatya. d. Mayang terurai yang mekar ke samping, mengibaratkan makin terbukanya pandangan Pramuka Penggalang, dan menerima pengaruh yang baik dari lingkungan sekitarnya. e. Bintang bersudut lima mengibaratkan Ketuhanan Yang Mahaesa dan Pancasila. f. Dua buah tunas kelapa yang berpasangan mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri, yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi, mahluk sosial dan mahluk Tuhan, menuju cita-cita bangsa yang tinggi, setinggi bintang di langit, untuk kemudian mengabdikan dirinya ke dalam dank e luar organisasi Gerakan Pramuka. g. Tanda Penegak Bantara, Penegak Laksana dan Pandega diletakkan di atas pundak kiri dan kanan, mengibaratkan pemberian tanggung jawab yang tidak ringan yang dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan negara. Arti warna: 1) warna hijau melambangkan kesegaran hidup sesuatu yang sedang tumbuh. 2) warna merah melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang. 3) warna kuning dan kuning emas melambangkan kecerahan hidup yang menuju ke keagungan dan keluhuran budi. 4) warna coklat melambangkan kematangan jasmani dan rohani, kedewasaan dan keteguhan. POKOK POKOK PENJELASAN DAN PENJABARAN DASA DARMA

Pokok-pokok Pengertian 1. Dasadarma adalah ketentuan moral. Karena itu, Dasadarma memuat pokok-pokok moral yang harus ditanamkan kepada anggota Pramuka agar mereka dapat berkembang menjadi manusia berwatak, warga Negara Republik Indonesia yang setia, dan sekaligus mampu menghargai dan mencintai sesame manusia dan alam ciptaan Tuhan Yang Mahaesa. 2. Republlik Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan falsafah Pancasila, Karena itu, rumusan Dasadarma Pramuka berisi penjabaran dari Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari. 3. Dasadarma yang berarti sepuluh tuntunan tingkah laku adalah sarana untuk melaksanakan satya (janji, ikar, ungkapan kata haaati). Dengan demikian, maka Dasadarma Pramuka pertamatama adalah ketentuan pengamalan dari Trisatya dan kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai luhur yang bermanfaat dalam tata kehidupan. Penjelasan masing-masing Darma 1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa 1. Pendahuluan Apa yang tercantum di dalam Trisatya tentang menjalankan kewajiban terhadap Tuhan dan yang terdapat dalam Dasadarma pertama sudah harus sedikit dibedakan bahwa: Di dalam Trisatya, ungkapan itu merupakan janji (ikrar) seseorang yang diresapkan dalam hati atau dirinya sedangkan dalam hati atau dirinya sedngkan yang ada di dalam Dasadarma pertama adalah perwujudannya secara kongret dalam tingkah laku ataupun sikapnya, Atau dengan kaata lain yang ada di dalam Trisatya itu merupakan sesuatu yang ada di dalam batin dan yang terdapat di dalam darma adalah yang tampak lahiriah. Oleh karena itu yang terdapat di dalam Dasadarma bukanlah suatu pengulangan, tetapi penekan 2. Pengertian 1.Takwa 1. Pengertian takwa adalah bermacam-macam, antara lain: bertahan, luhur, berbakti, mengerjakan yang utama dan meninggalakan yang tercela, hati-hati, terpelihara, dan lain-lain. 2. Pada hakekatnya takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata dengan takwa kepada Tuhan Ynag Mahaesa, yaitu: 1. Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu. 2. Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia. 3. Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang dianggap Mahaagung itu,

2. Tuhan Di sini kita dapat mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para Nabi/ Rosul. 1. Dari segi kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia tidak dapat disamakan atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan menembus segala-galanya. 2. Dari wahyu Tuhan sendiri yang dianugerahkan kepada kita melalui firman atau sabdaNya di dalam Kitab suci, kita dapat mengetahui bahwa Dia adalah pencipta Yang Maha Kuasa, Maha Murah, lagi Maha Penyayang Tuhan menjadikan alam semesta termasuk manusia tanpa mengambil suatu bahan atau menggunakan alat. Hanya kaarena afirman-Nya, alam semesta ini menjadi ada. Yang semula tidak ada menjadi ada, dari tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi dan luhur. Dari yang tiada bernyawa kepada yang bernyawa dan berjiwa, Dari hasil karya Tuhan itu, kita dapat mengenal segala macam sifat Tuhan yang melebihi dan mengatasi apa yang terdapat di dalam alam semesta ini, terutama dari wahyu Tuhan sendiri. Kita juga dapat memahami kegaiban Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak dapat membandingkan zat kodrat sifat Ilahi dengan yang ada dalam ala mini. Hal ini juga termasuk dengan sifat Tuhan Yang Mahaesa. Namun sebagai insane manusia, kita akan berusaha memahami apa arti esa pada Tuhan itu. 3. Esa= satu/tunggal. Maksudnya bukanlah satu yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan. Tiada Tuhan selain Allah. 3. Berbicara tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan akhlak. Moral, budi pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame makhluk, dan terhadap diri sendir. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur. Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalakterhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya, Akhlak terhadap sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan.

Akhlak terhadap diri sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya. Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri. 3. Pelaksanaan 1. Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah lakkku kehidupan anak didik. Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini, tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing. Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais). Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa, sembahyang, dan bentuk peribadatan lain. Sebagai Contoh. Sikap cinta dan kasih saying, etia, patuh, adil, jujur, suci,dan lain-lain adalah merupakan pengejawantahan dan perwujudan dari ketakwaan seseorang kepada Tuhan. Sulit untuk mengatakan bahwa sebenarnya tidak jujur orang mengarahkan dia itu takwa kepada Tuhan, tetapi dalamhidupnya dia bertindak dan bersikap membenci, curang, tidak adil, dan sebagainya terhadap sesamanya. 2. Maka dari itu, dalam prakteknya, mengembangan ketakwaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dalam segala kegiatan kepramukaan mulai dari bermain dampai kepada bekerja sama dan hidup bersama. Dalam kegiatan permainan, kita sudah dapat menamkan sifat-sifat jujur, patuh, setia dan tabah. Kalau anak sudah dibiasakan bermaian seperti itu, maka dia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, berwatak luhur dan berkepribadian. Akhirnya, akan berguna bagi sesame manusia, masyarakat, bangsa dan negaranya. Semua ini tiada lain didasarkan pada takwanya kepada Tuhan.

3. Menuntun anak untuk melaksanakan ibadah, 4. Menyelenggarakan peringatan-peringatan hari besar agama. 5. Menghormati orang beragama lain. 6. Menyelenggarakan cermah keagamaan. 7. Menghormati orang tua. 2. Darma kedua: Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia a. Pengertian 1. Tuhan Yang Mahaesa telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam. Bumi, alam, hewan, dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun. Sebagai makhluk Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa. Wajar dan pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya (benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya. Kelestarian benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang. Di samping itu, sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut, perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut menduduki tempat yang penting pula. 2. Yang dimaksud dengan cinta dan kasih saying apabila manusia dapat ikut merasakan suka dan derita alam sekitarnya khususnya manusia. Kelompok-kelompok manusia ini merupakan bangsabangsa dari Negara yang terdapat di dunia ini. Bila kita ingindan mau mengerti dan bergaul dengan bangsa lain maka rasa kasih sayanglah yang dapat mendekatkan kita dengan siapa pun. Dengan demikian, akan terciptalah perdamaian dan persahabatan antar manusia maupun antar bangsa. Khususnya sebagai seorang Pramuka menganggap Pramuka lainnya baik dan Indonesia maupun dari bangsa lain sebagai saudaranya kaarena masing-masing mempunyai satya dan darma sebagai ketntuan moral. Pramuka Indonesia yang bertujuan menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur sudah sepantasnyalah jika ia berusaha meninggalkan watak yang dapat menjauhkan ia dengan ciptaan Tuhan lainnya dengan memiliki sifat-sifat yang penuh rasa cinta dan kasih saying. 3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan sila kedua dari Pancasila b. Pelaksanaan dalam hidup sehari-hari.

1) Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara tenaman di rumah masingmasing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk mencapai tanda kecakapan khusus. 2) Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki. 1.Kasih sayang sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka sedunia. 2.Siapa pun yang kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa. 3. Darma Ketiga : Patriot yang sopan dan ksatria a. Pengertian 1. Patriot berarti putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah airnya. 2. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu disukai orang lain. 3. Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan. 4. Seorang Pramuka yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi martabat bangsanya. 5. Darma ini adlah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga. b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari 1. Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk: 1. menghormati dan memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. 2. mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain. 3. Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia. 4. Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila. 2. Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia. 3. Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi. Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.

4. Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang benar. 5. Menghormati orng tua, guru dan pemimpin. 4. Darma keempaat: Patuh dan suka bermusyawarah. 1. Pengertian 1. 1. Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah disepakati dan ditentukan. 2. Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan atau dalam bentuk-bentuk organisasi. 3. Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat. 2. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari 1. 1. Membiasakan diri untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur perundang-undangan yang berlaku. Misalnya, setia mengikuti latihan membayar iuran, menaati peraturan lalu llintas dan lain-lain. 1. 1. Belajar mendengar pendapat orang, menghargai gagasan orang lain. 2. Membiasakan untuk merumuskan kesepakatan dengan memperhaaatikan kepentingan orang banyak 3. Membiasakan diri untuk bermusyawarah sebelum melaksanakan suatu kegiatan (misalnya akan berkemah, widyawisata dan lain-lain. 5. Darma kelima: Rela menolong dan tabah a. Pengertian 1. Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud, agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi. 2. Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan, tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu. 3. Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima. b. Pelaksanaan dalam Hidup sehari-hari 1. Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta 2. Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.

3. Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita. 4. Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat.. 6. Darma keenam : Rajin, terampil, dan gembira a. Pengertian 1. Rajin Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses kodrati dalam mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu tertib melaksanakan tugas. 2. Terampil Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik. 3. Gembira Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan, dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis. Sikap positif, optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan kegiatan dan bahkan rasa keberanian. 4. Rajin, terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap usaha dan kegiatan. b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haari 1) Rajin 1.Biasakan membaca buku yang baik. 2.Biasakan untuk membuaat karya tulis. 3.Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran, mengemukakan pendapat. 4.Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar. Belajar selama dua jam sehari adalah layak. 5.Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di rumah dan Gerakan Pramuka.

6.Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari. 2) Bekerja 1. Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu terdapat hal-hal yang baik dan berguna. 2. Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan. 3. Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang lain. 4. Hargai dan atonjolkan suatu prestasi kerja. 5. Berikan beban dan tugas yang terus berkembang. 6. Berusaha untuk bekerja dengan rencana. 7. Bergembiralah dalam tiap usaha. 8. Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari. 3) Terampil 1. Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan bakat. 2. Latih terus-menerus. 3. Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu. 4. Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman. 5. Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada Saudara. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada. 7. Darma ketujuh: Hermat, cermat, dan bersahaja a. Pengertian 1) Hemat 1. Hemat bukan beraaati kikir tetapi lebih terarah kepada dapatnya seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut kegunaannya. 2. Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain; (uang, mendisiplinkan diri sendiri). Menghemat bukan berarti a social tapi untuk lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain, (luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan. 3. Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna bagi dia sendiri dan ornag lain. 2) Cermat Cermat lebih berarti teliti sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada. Hal ini dapat dilakukan melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.

Ia harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan terencana dan yang bermanfaat. 3) Bersahaja Hal ini lebih berarti, sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu yang sebenarnya. b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari 8. Darma kedelapan: Disiplin, berani dan Setia a. Pengertian 1. Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan. 2. Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan mengendalikan diri. 3. Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah dan tantangan.

4. Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan. 5. Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi. b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-haaaari 1. Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin). 2. Mentaati peraaturan. 3. Menjalani ajaran dari ibadah agama, 4. Belajaaar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu keterangan (informasi). 5. Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan. 9. Darma kesembilan: Bertanggungjawab dan dapat dipercaya a. Pengertian dan Pelaksanaan dalan Hidup sehari-hari. 1.Yang dimaksud dengan bertanggungjawab ialah: Pramuka itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa, masyarakat dan keluarga misalnya : 1. Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab. 2. Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab.

3. Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut tidak dapat atau sulit dilaksanakannya, 4. Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan suatu alasan yang dicari-cari, Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu tanggungjawab yang besar kepadanya. 2. Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya.

Misalnya: 1. Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut uang, materi dan lain-lain. 2. Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat. 3. Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. 4. Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya. 5. Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan, Tujuan adalah mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan segalati ngkah lakunya. 10. Darma kesepuluh : Suci dalam pikiran Perkataan dan perbuatan a. Pengertian 1. Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan 2. Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik. 3. Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar, jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain. 4. Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga. 5. Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: . Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi pekerati dan kuat keyakinan beragamanya

b. Pelaksanaan dalam Hidup Sehari-hari 1. Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga menghargai sesame manusia dalam kehidupannya seharihari. 2. Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang lain. 3. Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. 4. Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka, tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata. 5. Usaha agar Pramuka itu satu dalam kata dan perbuatannya Kegiatan Pramuka Penggalang Kegiatan dalam tingkatan penggalang antara lain:

Jambore Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V). Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu. Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.

Dalam membuat peta, pramuka penggalang memiliki teknik tersendiri seperti peta pita. Peta pita dibuat oleh dua atau tiga orang yang biasanya mencatat posisi atau titik dari kompas bidik, kemudian orang yang lain akan mencatat kondisi sekitar dalam sebuah meja jalan. Meja lanan sendiri berbentuk papan seukuran kertas folio yang kemudian ditempel kertas yang digulung panjang

Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya. Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya. Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan sejenisnya. Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka Penggalang kepada masyarakat. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni budaya para Pramuka Penggalang. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil kreatifitas Pramuka Penggalang.

Pramuka Penegak Penegak adalah anggota gerakan Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 sampai 20 tahun. Tingkatan dalam Pramuka Penegak Ada beberapa tingkatan dalam Penegak yaitu :

Penegak bantara Penegak laksana penegak Pandega

Satuan Satuan terkecil Pramuka Penegak disebut Sangga yang terdiri atas 7 sampai 10 orang Penegak. Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsang). Setiap 4 Sangga dihimpun dalam sebuah Ambalan, yang dipimpin Pradana. Didalam Ambalan terdapat struktur organisasi yang lengkap misal : Kerani (juru tulis), Juang (Juru Uang), Juru Adat atau Pemangku Adat dan Anggota. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-

macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya. Contohnya adalah nama Ambalan SMA Negeri 1 Purwokerto adalah Pandawa (Ambalan Putra) dan Srikandi (Ambalan Putri). Kode Kehormatan Kode Kehormatan untuk Pramuka Penegak terdiri atas Satya(janji) dan Ketentuan Moral (Dharma) Janji Pramuka Penegak disebut Trisatya. Bunyi Trisatya Pramuka Penegak berbeda dengan Trisatya Penggalang. Berikut bunyi Trisatya Penegak: Trisatya Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan negara kesatuan Republik Indonesia, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Darma. Ketentuan Moral Pramuka penegak disebut Dasa Dharma. Berikut isi Dasa Dharma Penegak: DASA DHARMA 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. rela menolong dan tabah 5. patuh dan suka bermusyawarah 6. Rajin, trampil dan gembira 7. Hemat cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan Kegiatan-kegiatan Penegak Kegiatan Pramuka Penegak adalah perwujudan dari sumpah di atas. Berikut ini acara-acara pertemuan Penegak:

Lompat Tali (Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing Ambalan) Pelantikan penegak, Penegak Bantara & Laksana Gladian Pimpinan Sangga (DIANPINSA) Raimuna (Rover Moot) Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp) Perkemahan Bhakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan Karya)

Jamboree On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI) Tambahan

Bentuk barisan upacara Pramuka penegak adalah Perlombaan dimana Pinsa berada disamping kanan barisan dan anggotanya berbaris seperti umumnya(berbanjar)

Pramuka Penegak selain aktif di Ambalannya masing-masing juga dapat bergabung dalam Satuan Karya Pramuka (Saka) semisal Saka Bhayangkara (diselenggarakan oleh Polri), Saka Wanabhakti (diselenggarakan oleh Perhutani) dan lainnya.

Pramuka Siaga Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia. Kode kehormatan Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah: Dwi Satya Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh

menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga setiap hari berbuat kebajikan

Dwi Darma 1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya 2. Siaga berani dan tidak putus asa Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya. Satuan Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung setiap 4 Barung dihimpun dalam sebuah Perindukan. Barung diberi nama dengan warna semisal, Barung Merah, barung Hijau dll. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung (Pinrung) yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi. Syarat Kecakapan Syarat Kecakapan Umum

Syarat Kecakapan Umum (SKU) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu: 1. Mula 2. Bantu 3. Tata TKU dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur (ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat seseorang). Syarat Kecakapan Khusus Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). Khusus TKK tingkat Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah.

Lain-lain

Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dipanggil Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik. Bentuk barisan dalam Upacara Siaga adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik. Kegiatan untuk Siaga salah satunya adalah Pesta Siaga yang berupa Perkemahan satu hari tanpa menginab.

Kegiatan Pramuka Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatankegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.

Estafet Tunas Kelapa ETK, adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka penegak dan Pramuka Pandega. Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.

Kegiatan Pramuka Siaga Selain kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan:

Pesta Siaga

Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, Perkemahan Satu Hari (Persari). Kegiatan Pramuka Penggalang Jambore

Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.

Lomba Tingkat

Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang), LT-IV (tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat Kwartir Nasional).

Perkemahan Bhakti

Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.

Dianpinru

Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang.

Perkemahan Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal dunia luar. selain itu perkemahan juga dapat dipakai oleh penggalang muhammadiyah yang sering disebut HIZBUL WATHAN. Forum Penggalang

Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.

Penjelajahan

Penjelajahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega Raimuna Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen-papua, yang berasal dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama. Raimuna Nasional VIII yang diadakan pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar kebiasaan , Raimuna Nasional V III diadakan di Taman Candi Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPERTA WILADATIKA CIbubur-Jakarta. Untuk Raimuna Nasional yang akan datang (Raimuna Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA CibuburJakarta Timur . Gladian Pimpinan Satuan Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.kwatir daerah suk ,kwatir nasional. Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya. Perkemahan Wirakarya Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.

Perkemahan Bhakti Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat. PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka) Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka. Pengembaraan Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival. Latihan Pengembangan Kepemimpinan Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka. PPDK Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien. Kursus Instruktur Muda Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.

Penataran, Seminar dan Lokakarya Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka. Sidang Paripurna Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir. Musppanitera Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya. Ulang Janji Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka. Kegiatan Pramuka Dewasa Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Intruktur, Andalan dan anggota Majlis Pembimbing. Kegiatannya antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD) Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL) Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab), Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas) 6. Ulang Janji Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemah (kata benda) adalah tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya. perkemahan (kata benda) 1 hal berkemah; 2 himpunan kemah (pramuka, pasukan, dsb); tempat berkemah. Berkemah sebagai aktivitas rekreasi mulai populer pada awal abad ke-20. Kegiatan ini juga umumnya disertai dengan kegiatan rekreasi luar ruangan lainnya, seperti mendaki gunung, berenang, memancing, dan bersepeda gunung.

Berkemah dalam Kepramukaan Pramuka Penggalang tengah berkemah Berkemah atau Perkemahan adalah salah satu macam kegiatan dalam kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond. Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk Pramuka. Tujuan Perkemahan 1. memeberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam. 2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan. 3. Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan. Macam Perkemahan Ada beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal: Ditinjau dari Lamanya Waktu, yaitu: 1. Perkemahan Satu Hari. Yang termasuk dalam Perkemahan satu hari adalah Pesta Siaga 2. Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami) 3. Perkemahan lebih dari tiga hari Ditinjau dari Tempat Pelaksanaannya, yaitu: 1. Perkemahan Menetap 2. Perkemahan Safari (Berpindah-pindah) Ditinjau dari Tujuannya, yaitu: 1. Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW) 2. Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan Penggalang Ramu dan lain-lain 3. Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT) 4. Kemah Rekreasi 5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir Ranting/Kecamatan), Jambore Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional / se-Indonesia). 6. Kemah Riset/Penelitian

Ditinjau berdasarkan jumlah pesertanya, yaitu: 1. Perkemahan satu regu/sangga 2. Perkemahan satu Pasukan/Ambalan/Racana 3. Perkemahan tingkat Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Regional/Dunia. Tambahan Dalam berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan ideal, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung Dekat dengan sumber air Terjamin keamanannya Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan jalan raya Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos kesehatan Memiliki pemandangan menarik

Anda mungkin juga menyukai