Tugas Manajemen Data

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 67

KUISONER Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan

karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara. Penggunaan kuesioner tepat bila : 1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan. 2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan. 3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu. 4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut. JENIS PERTANYAAN DALAM KUISONER Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan direncanakan secara mendetail. Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah : 1. Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan dengan benar. 2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihanpilihan respons yang tersedia bagi responden. Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut :

Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana. Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik. Pertanyaan harus singkat. Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan pertanyaan yang menyulitkan. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum menggunakannya. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.

SKALA DALAM KUISONER Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :

Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner. Agar respoden memilih subjek kuesioner.

*Ada empat bentuk skala pengukuran , yaitu : 1. Nominal : Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-mail 2. Ordinal Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya. 3. Interval Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap. 4. Rasio Skala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan. MERANCANG KUISONER

Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik. 1. Format kuesioner sebaiknya adalah :

Memberi ruang kosong secukupnya, Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian lainnya. Memberi ruang yang cukup untuk respons, Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas. Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format. Konsisten dengan gaya.

2. Urutan Pertanyaan Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting. Item-item cluster dari isi yang sama. Menggunakan tendensi asosiasi responden. Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.

KUISONER Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara. Penggunaan kuesioner tepat bila : 1. Responden (orang yang merenpons atau menjawab pertanyaan) saling berjauhan. 2. Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui suatu fitur khusu dari sistem yang diajukan. 3. Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-petunjuk tertentu. 4. Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam sistem yang ada bisa diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara tindak lanjut. JENIS PERTANYAAN DALAM KUISONER Perbedaaan pertanyaan dalam wawancara dengan pertanyaan dalam kuesioner adalah dalam wawancara memungkinkan adanya interaksi antara pertanyaan dan artinya. Dalam wawancara analis memiliki peluang untuk menyaring suatu pertanyaan, menetapkan istilah-istilah yang belum jelas, mengubah arus pertanyaan, memberi respons terhadap pandanmgan yang rumit dan umumnya bisa mengontrol agar sesuai dengan konteksnya. Beberapa diantara peluang-peluang diatas juga dimungkinkan dalam kuesioner. Jadi bagi penganalisis pertanyaan-pertanyaan harus benar-benar jelas, arus pertanyaan masuk akal, pertanyaan-pertanyaan dari responden diantisipasi dan susunan pertanyaan direncanakan secara mendetail. Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah : 1. Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka antisipasilah jenis respons yang muncul. Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan dengan benar. 2. Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihanpilihan respons yang tersedia bagi responden. Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk kuesioner adalah sebagai berikut :

Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-katanya tetap sederhana. Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan spesifik. Pertanyaan harus singkat. Jangan memihak responden dengan berbicara kapada mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah. Hindari bias dalam pilihan kata-katanya. Hindari juga bias dalam pertanyaan pertanyaan yang menyulitkan. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang-orang yang mampu merespons). Jangan berasumsi mereka tahu banyak. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup akurat sebelum menggunakannya. Gunakan perangkat lunak untuk memeriksa apakah level bacaannya sudah tepat bagi responden.

SKALA DALAM KUISONER Penskalaan adalah proses menetapkan nomor-nomor atau simbol-simbol terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau karakteristik tersebut. Alasan penganalisis sistem mendesain skala adalah sebagai berikut :

Untuk mengukur sikap atau karakteristik orang-orang yang menjawab kuesioner. Agar respoden memilih subjek kuesioner.

*Ada empat bentuk skala pengukuran , yaitu : 1. Nominal : Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala nominal merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua analis bisa menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap klasifikasi. Contoh : Apa jenis perangkat lunak yang paling sering anda gunakan ? 1 = Pengolah kata, 2 = Spreadsheet, 3 = Basis Data, 4 = Program e-mail 2. Ordinal Skala ordinal sama dengan skala nominal, juga memungkinkan dilakukannya kalsifikasi. Perbedaannya adalah dalam ordinal juga menggunakan susunan posisi. Skala ordinal sangat berguna karena satu kelas lebih besar atau kurang dari kelas lainnya. 3. Interval Skala interval memiliki karakteristik dimana interval di antara masing-masing nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa ditampilkan dalam data-data kuesioner, sehingga bisa dilakukan analisis yang lebih lengkap. 4. Rasio Skala rasio hampis sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol. Skala rasio paling jarang digunakan. MERANCANG KUISONER

Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik. 1. Format kuesioner sebaiknya adalah :

Memberi ruang kosong secukupnya, Menunjuk pada jarak kosong disekeliling teks halaman atau layar. Untuk meningkatkan tingkat respons gunakan kertas berwarna putih atau sedikit lebih gelap, untuk rancangan survey web gunakan tampilan yang mudah diikuti, dan bila formulirnya berlanjut ke beberapa layar lainya agar mudah menggulung kebagian lainnya. Memberi ruang yang cukup untuk respons, Meminta responden menandai jawaban dengan lebih jelas. Menggunakan tujuan-tujuan untuk membantu menentukan format. Konsisten dengan gaya.

2. Urutan Pertanyaan Dalam menurutkan pertanyaan perlu dipikirkan tujuan digunakannya kuesioner dan menentukan fungsi masing-masing pertanyaan dalam membantu mencapai tujuan.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya bagi responden untuk terus, pertanyaan harus berkaitan dengan subjek yang dianggap responden penting. Item-item cluster dari isi yang sama. Menggunakan tendensi asosiasi responden. Kemukakan item yang tidak terlalu kontroversial terlebih dulu.

Metode Pengumpulan Data


Metode Pengumpulan Data by Hendry

A. Sumber Data Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya. B. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket, observasi dan wawancara. 1. Angket

Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :

Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban. Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb. Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.

2. Observasi Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Participant Observation Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb. Non participant Observation Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.

Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera photo, dll. 3. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif) Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. 1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara. 2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden. Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:

Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain : Pertama. Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku

tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan seseorang; Kedua. Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan. 2. Metode Wawancara Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon. Wawancara Tatap Muka Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :

Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru Bisa membaca isyarat non verbal Bisa memperoleh data yang banyak

Sementara kekurangannya adalah :


Membutuhkan waktu yang lama Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan Pewawancara perlu dilatih Bisa menimbulkan bias pewawancara Responden bias menghentikan wawancara kapanpun

Wawancara via phone Kelebihan


Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka Bisa menjangkau daerah geografis yang luas Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)

Kelemahan

Isyarat non verbal tidak bisa dibaca

Wawancara harus diusahakan singkat Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel

3.Metode Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun sebelumnya. Pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka). Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email. Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut. Etika dalam Pengumpulan Data Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain : 1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu tanggung jawab peneliti. 2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas. 3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian. 4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek tidak boleh dilanggar 5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati. 6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi. 7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik secara fisik maupun mental. 8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan data yang dikumpulkan selama study.

Referensi : Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

Sumber Data Dan Metode Pengumpulan Data


Ada dua sumber data dan metode pengumpulan data, dua hal tersebut yaitu : 1. Data Primer Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui Wawancara, Observasi, Tes, Kuesioner (Daftar Pertanyaan) Pengukuran Fisik Percobaan Laboratorium 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari sumber kedua, dokumentasi lembaga Biro Pusat Statistik (BPS) Rumah sakit Lembaga atau institusi
Metode Pengumpulan Data

1.

Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam 2. Observasi

Pengamatan melibatkan semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau, perasa). Pencatatan hasil dapat dilakukan dengan bantuan alat rekam elektronik 3. Wawancara

Pengambilan data melalui wawancara /secara lisan langsung dengan sumberdatanya, baik melalui tatap muka atau lewat telephone, teleconference. Jawaban responden direkam dan dirangkum sendiri oleh peneliti. 4. Dokumen

Pengambilan data melalui dokumen tertulis mamupun elektronik dari lembaga/institusi. Dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain. Dalam pengumpulan data penelitian membutuhkan suatu instrumen. Instrumen ini dibutuhkan untuk pengambilan data untuk penelitian baik penelitian kualitatif maupun penelitian kuantitatif. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sekian dulu informasi tentang metode pengumpulan data penelitian, semoga bermanfaat.

Read more: PENGUMPULAN DATA : Metode Pengumpulan Data

Pengertian pengumpulan data


A . Pengertian pengumpulan data Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket[1] ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan sebaginya. Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan hipotesis [2]. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran. B. Wawancara Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton[3] dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998)

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan. Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu : a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. b. c. d. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

C. Pengertian Kuesioner( Angket ) Daftar pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi prtanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang telah dipilih[4]. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka. Kebaikan dan kejelekan teknik daftar pertanyaan[5] Keuntungan angket : 1. Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket. 2. Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak. 3. Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab. 4. Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa. Kelemahan angket : 1. Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah kurang tepat. 2. Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.

3. Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor. 4. Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakag sudah responden sudah terjawab atau belum. 5. Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner D. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991)[6] observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsurunsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998)[7] tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena : a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari. d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

Macam-macam observasi[8]: a. Observasi Partisipatif Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti[9] Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990) Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

Partisipasi Moderat :Peneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja, tidak semua kegiatan. Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum sepenuhnya lengkap Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber

b. Observasi Terus Terang atau Tersamar Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.

Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang dirahasiakan narasumber. c. Observasi tak Berstruktur Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas

Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi Manfaat Observasi Menurut Nasution (1988) Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh. Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara. Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.

Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

Obyek observasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Space : Ruang dalam aspek fisiknya Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu Act : Perbuatan / Tindakan tertentu Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang Time : Urutan Kegiatan Goal : Tujuan yang ingin dicapai Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang

Tahapan Observasi Observasi Deskriptif : 1. Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas 2. Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua yang didengar, dll. 3. Observasi Terfokus : 4. Observasi dipersempit pada aspek tertentu 5. Observasi Terseleksi : 6. Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori E. Dokumentasi Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi. Dokumentasi adalah: Semua kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.

Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan.kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan[10]. Arsip kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain. Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.

Pengunaan Dokumen Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social, misalnya majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa. F. TEST Secara harfiah kata test berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan. Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Sedangkan menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan maksud untuk membandingkan kecapan antara satu dengan yang lain[11]. Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat digunakan atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi. Fungsi test Secara umum test memiliki dua fungsi yaitu:

Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu[12]

Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.

Macam-macam test Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:

Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik. Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.

Menurut fungsinya test terbagi atas:

Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah: Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum. Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.

Menurut waktu diberikannya test tergagi atas:

Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain:

Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu. Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik. Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test.

Menurut kebutuhannya, macam test antara lain:

Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik). IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik). Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.

Menurut jenisnya tes terbagi menjadi:

Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik. Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru. Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas: Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi. Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Metode penelitian komunikasi

Metode & Instrumen Pengumpulan Data

Dari arti kata kedua istilah tersebut segera dapat diartikan "Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan olph peneliti untuk mengumpulkan data".
"Cara" menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya. Terdaftar sebagai metode-metode penelitian adalah: angket (questionnaire), wawancara atau interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi (documentation), dan lain sebagainya. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

"Instrumen penelitian" yang diartikan sebagai "alat bantu" merupakan saran yang dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questionnaire), daftar cocok (checklist) atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), lembar pengamatan atau panduan pengamatan (observation sheet atau observation schedule) soal tes (yang kadang-kadang hanya disebut dengan "ter" saja, inventors (invertory), skala (scale), dan lain sebagainya. Melihat daftar jenis-jenis metode dan daftar jenis-jenis instrumen tersebut diatas, terdapat istilah-istilah yang sama, yaitu angket dan tes. Dengan demikian ada metode angket dan instrumen angket. Demikian juga ada metode tes dan instrumen tes. Memang instrumen angket digunakan sebagai alat bantu dalam penggunaan metode angket; demikian juga halnya dengan tes. Namun ada kalanya peneliti memilih metode angket tetapi menggunakan daftar cocok sebagai instrumen. Menurut pengertiannya, angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis. Daftar cocok, menunjuk pada namanya, merupakan kumpulan dari pernyataan atau pertanyaan yang pengisiannya oleh responder dilakukan dengan memberikan tanda centang atau tanda cocok () pada tempat-tempat yang sudah disediakan. Jadi "daftar cocok" sebenarnya merupakan semacam angket juga tetapi cara pengisiannya dengan memberikan tanda cocok itulah yang menyebabkan ia disebut demikian. Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di dalam menggunakan metode pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu

jenis metode pengumpulan data kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen. Sebaliknya satu jenis instrumen dapat digunakan untuk berbagai macam metode. Jika daftar metode dan daftar instrumen tersebut dipasangkan, akan terlihat kaitan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Pasangan Metode dan Instrumen Pengumpulan Data No. 1 Jenis Metode Angket (questionnaire) Jenis Instrumen Angket (questionnaire) Daftar cocok (checklist) Skala (scala), inventori (inventory) 2 Wawancara (interview) Pedoman wawancara (interview guide) Daftar cocok (checklist) 3 Pengamatan/Observasi (Observation) Lembar Pengamatan, panduan pengamatan, panduan observasi (observation sheet, observation schedule), (checklist). Soal ujian, soal tes atau tes (test), inventori (inventory). Daftar cocok (checklist) Tabel Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa: 1. Inventors dapat digunakan sebagai angket (tidak digunakan untuk mengetahui sesuatu yang sifatnya "ketat" seperti tes, (misalnya angket minat) tetapil ada yang berkedudukan seperti tes. 2. Daftar cocok (checklist) dapat digunakan dalam berbagai metode, karena nama "daftar cocok" lebih menunjuk pada cara mengerjakan dan wujud tampiIan instrumen dibandingkan dengan jenis instrumen sendiri. Mengenai jenis-jenis instrumen yang disebutkan di atas, penulis yakin bahwa para pembaca telah mengenalnya. Dalam buku-buku penelitian sudah banyak diuraikan. Meskipun demikian untuk memperoleh penjelasan menyeluruh tentang metode dan instrumen pengumpul data ini, dalam bagian berikut diberikan sekadar gambaran singkat tentang pengertian dan contoh-contoh instrumen terutama dalam mengenai persamaan dan perbedaannya. 1. Angket

Ujian/Tes (test)

Dokumentasi

Angket, seperti telah dikemukakan pengertiannya di atas, merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan pengguna. Orang yang diharapkan memberikan respons ini disebut responden. Menurut cara memberikan respons, angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu: angket terbuka dan angket tertutup. a. Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikan rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Angket terbuka digunakan apabiia peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan altematif jawaban yang ada pada responden. Contoh pertanyaan angket terbuka: Penataran apa saja yang pernah Anda ikuti yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Tuliskan apa, di mana, dan berapa lama! Jawab: No. Jenis Penataran 1. 2. 3. 4. ............................... ............................... ............................... Tempat Penataran ............................... ............................... ............................... Berapa Hari ....................... ....................... .......................

dan seterusnya kira-kira 5-7 nomor

Menggali informasi mengenai identitas responden biasanya dilakukan dengan membuat pertanyaan terbuka. Keuntungan pertanyaan terbuka terdapat pada dua belah pihak yakni pada responden dan pada peneliti: (1). Keuntungan pada responden: mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan atau keadaannya. (2). Keuntungan pada peneliti: mereka akan memperoleh data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena sudah diasumsikan demikian. b. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (x) pada kolom atau tempat yang sesuai. Contoh pertanyaan angket tertutup:

1) pernahkan Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jawab: .................................. ....a. Pernah ....b. Tidak 1. Jika pernah, penataran tentang apa saja? (dapat memberikan centang lebih dari satu) ....a. materi bidang studi ....b. metode mengajar/strategi belajar-mengajar ....c. memilih dan penggunaan media/alat pelajaran ....d. menyusun alat evaluasi c. Angket campuran yaitu gabungan antara angket terbuka dan tertutup. Contoh pertanyaan angket campuran: 1) Pernahkah Anda memperoleh penataran yang menunjang tugas Anda mengajarkan bidang studi yang sekarang Anda ajarkan? Jika pernah berapa kali? ....a. Tidak pernah (langsung ke nomor 3) ....b. Pernah, yaitu ...kali (teruskan nomor 2) 2) Penataran tentang apa saja yang Anda ikuti dan berapa hari lamanya? 1. 2. 3. 4. Materi pelajaran Metode mengajar Pemilihan dan penggunaan media Penyusunan alat evaluasi .....hari .....hari .....hari .....hari

2. Daftar Cocok (Checklist) Di dalam penjelasan mengenai angket dikemukakan juga bahwa dalam mengisi angket tertutup responden diberi kemudahan dalam memberikan jawabannya. Di lain tempat, yakni di dalam penjelasan umum mengenai instrumen disebutkan bahwa daftar cocok adalah angket yang dalam pengisiannya responden tinggal memberikan tanda cek (). Dengan keterangan tersebut tampaknya angket tertutup dapat dikategorikan sebagai checklist. Namur demikian angket bukan khusus merupakan daftar. Daftar cocok mempunyai pengertian tersendiri. Daftar cocok bukanlah angket. Daftar cocok mempunyai bentuk yang lebih sederhana karena dengan daftar cocok peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Berta mempermudali responden dalam memberikan respondennya. Daftar cocok memuat beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk membaca, maka disusunlah daftar cocok tersebut sebagai pengganti.

Contoh: Berikan tanda silang tepat pada kolom yang menunjukkan kebiasaan Anda melakukan pekerjaan di rumah yang tertera di bawah ini. No. Jenis kegiatan di rumah Dikerjakan oleh Anda Dikerjakan bersama Dikerjakan pembantu

1. 2. 3. 4.

Menyiapkan makan pagi Membersihkan rumah Mencuci pakaian sendiri Mencuci sprei, korden, dan seterusnya. Mencuci alat-alat ...dan seterusnya makan

5.

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus diberikan oleh responden hanya empat macam yakni:. "Dikerjakan oleh Anda", Dikerjakan bersama", dan "Dikerjakan pembantu". Dengan daftar cocok ini barang kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada memakan tempat padahal responden sudah tahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi oleh responden terlihat adanya daftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah "daftar cocok" juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan. 3. Skala (scale) Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. Di dalam Encyclophedia of Educational Evaluation disebutkan: The term scale in the measurement sense, comes from the Latin word scale, meaning "ladder" or flight of stairs". Hence, anything with gradation can be thought of as "scaled". Contoh: Peneliti ingin mengungkapkan bagaimana seseorang mempunyai sesuatu kebiasaan. Alternatif yang diajukan berupa frekuensi orang tersebut dalam melakukan suatu kegiatan. Gradasi frekuensi dibagi atas: "Selalu", "Sering",. "Jarang", "Tidak pernah". Skala yang diberikan kepada responden adalah sebagai berikut:

No. 1. 2. 3. 4. 5.

Jenis kegiatan di rumah Bangun sebelum jam 5 pagi Menyiapkan makan pagi Membersihkan rumah Mencuci pakaian sendiri Mencuci perabot rumah tangga... dan seterusnya

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

Skala banyak digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepribadian atau aspek kejiwaan yang lain. Selain skala, penelitian yang berhubungan dengdn aspek-aspek kejiwaan memerlukan jenis instrumeninstrumen pengumpul data lain, baik yang berupa tes, inventori untuk hal-hal umum (general inventories, misalnya Minnesota Multiphasic Personality Inventory - MMPI, dan inventori untuk aspekaspek khusus (Specific Inventories seperti: Rokeach Dogmatism Scala, Fundamental Interpersonal Relations Orientation - Behavior - FIRO - B, Study of Values, dan lain-lain). Untuk penelitian pendidikan, walaupun dapat dikatakan tidak terlalu sering menggunakan instrumen-instrumen seperti disebutkan, tetapi bagi penelitinya perlu juga mengenal ragam alat pengumpul data aspek-aspek psikologi tersebut. Problematika pendidikan seperti kerancuan dalam mengikuti pelajaran, lambatnya siswa menyelesaikan studi serta masalah-masalah yang berhubungan dengan proses belajar, menjadi topik yang tetap aktual di kalangan pendidikan sekolah formal. Selain penelitian yang tidak terlalu menyangkut aspek-aspek kejiwaan secara langsung, masih banyak problem pendidikan yang terkait dengan aspek kejiwaan tersebut, misalnya rendahnya prestasi disebabkan rendahnya harga diri siswa. Lemahnya semangat belajar dikarenakan adanya lesu kreativitas dan seterusnya. Itulah sebabnya dalam bagian ini akan disajikan pula beberapa contoh instrumen untuk mengungkap aspek-aspek kejiwaan agar para peneliti pendidikan dapat terperinci menggali penyebab timbulnya masalah pendidikan melalui aspek kejiwaan siswa dan guru yang terlibat di dalam kegiatan pendidikan tersebut. Namun demikian untuk dapat menggunakan alat-alat pengungkap gejala kejiwaan seperti tes, inventori khusus dan lain-lain, diperlukan suatu kemampuan khusus. Pada umumnya mahasiswa lulusan faktultas Psikologi dapat diminta untuk membantu melaksanakan pengumpulan data yang diungkap melalui instrumeninstrumen tersebut. Skala seperti dicontohkan di atas merupakan skala bentuk gradasi dari satu jenis kualitas. Dalam contoh di atas, alternatifnya ada empat sehingga terdapat empat tingkatan kualitas kes eringan. Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala Likert ini biasanya menggunakan lima tingkatan. Tentu saja peneneliti dapat membuat variabel dengan menyingkat menjadi tiga tingkatan: Selalu Baik - Kadang-kadang - Cukup - Tidak Pernah - Jelek

Besar Jauh

- Sedang - Cukup

- Kecil - Dekat

dan dapat pula memperbesar rentangan menjadi lima tingkatan: Selalu Selalu - Sering Sekali - sering sekali - Sering - Sering - Cukup - Cukup - Jarang - Jarang Sekali - Jarang - Tidak Pernah - Jelek - Kecil - Jelek Sekali - Kecil Sekali

Baik Sekali - Baik Besar Sekali - Besar Misalnya: Sangat setuju (SS) Setuju (S)

Abstain (A)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptaka instrumen tersebut. Ada Jenis lain yang telah dikembangkan oleh Inkels, bukan menyajikan alternative jenjang kualitas untuk sesuatu predikat, tetapi jenjang dari kualitas mini suatu perbuatan. Bentuk skala model. indeks ini menyerupai tes objektif bentuk pilihan ganda, tetapi alternatifnya menunjuk pada gradasi. Langkah-Langkah Dalam Menyusun Instrumen Secara umum penyusunan instrumen pengumpul data dilakukan dengan penahapan sebagai berikut: 1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam problematika penelitian. 2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel. 3. Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel. 4. Menderetkan deskriptor dari setiap indikator. 5. Merumuskan setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen. 6. Melengkapi instrumen dengan (pedoman atau instruksi) dan kata pengantar. Semoga bermanfaat.

PENGERTIAN DATA Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. CARA PENGUMPULAN DATA 1.Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian.metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara: a.WAWANCARA Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998). b.OBSERVASI Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsurunsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan

makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. MACAM-MACAM OBSERVASI a. Observasi Partisipatif Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti b. Observasi Terus Terang atau Tersamar Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian. c. Observasi tak Berstruktur Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas c.Angket atau kuesioner (questionnaire) Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam. MACAM-MACAM KUISIONER 1. Kuesioner tertutup Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. 2. Kuesioner terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri. 3. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.

4. Kuesioner semi terbuka Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. JENIS-JENIS DATA Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya : Data Primer Data primer adalah secara langsung diambil dari objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi konsumen bioskop. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data : Data Internal Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb. Data Eksternal Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luarorganisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan sua tu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya : Data Cross Section Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya. Data Time Series / Berkala Data berkala adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll. Data dengan Variabel bebas dan variabel terikat : Variabel bebas adalah data unit atau ukuran yang diubah dalam suatu pengamatan. Dalam hubungan sebab-akibat, variable terikat berperan sebagai sebab sementara variable bebas adalah akibat. Data dengan variabel terikat adalah data unit atau ukuran yang berubah sesuai dengan berubahnya variable lain. Variabel terikat menjadi hal yang diperhatikan dalam suatu pengamatan.

Data Berkala Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/peristiwa/kegiatan. Biasanya jarak dari waktu ke waktu sama. Data berkala disebut juga time series data. Dengan analisis data berkala kita dapat mengetahui perkembangan satu atau beberapa keadaan serta hubungan atau pengaruhnya terhadap keadaan lain. PENGERTIAN SAMPLE Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian SYARAT SAMPLE YANG BAIK Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat: a. Harus meliputi seluruh unsur sampel b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali c. Harus up to date d. Batas-batasnya harus jelas e. Harus dapat dilacak dilapangan Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi) Ciri-ciri sample yang ideal adalah: a. dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti b. Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh c. Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang rendah CARA / TEKNIK PENGUMPULAN SAMPLE Ada beberapa teknik dalam pengambilan sampel, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi dua: a. Probability Sampling atau Random Sampling 1) Simple random sampling, pengambilan sample secara acak sederhana, ialah sebuah sample yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elemen dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sample. Metode yang digunakan dengan cara (1) undian (digoncang seperti arisan), (2) ordinal (angka kelipatan), (3)tabel bilangan random 2) Proportionate stratified random sampling, misal dengan siswa sebagai sampelnya,maka perlu ada kalsifikasi siswa berdasar strata (misal kelas I, II dan III) 3) Disproportional stratified random sampling,.. 4) Area Sampling, teknik pengambilan sample berdasar wilayah 5) Kluster sampling, teknik pengambilan sample berdasar gugus atau clusters, misal: sebuah penelitian ingin mengetahui pendapatan keluarga dalam suatu desa, dengan berbagai klaster, missal dari segi pekerjaan: Tani, Buruh, PNS, Nelayan b. Non-Probability Sampling. Non probability sampling terdiri dari:

1) Sampling sistematis, yaitu memilih sampel dari suatu urutan daftar menurut urutan tertentu, missal tiap individu urutan no ke-n (10, 15, 20 dst) 2) Sampling kuota, (quota sampling), teknik sampling yang didasarkan pada terpenuhinya jumlah sample yang diinginkan (ditentukan) 3) Sampling aksidental, sample yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada, misalnya dengan menanyai siapa saja yang ditemui dijalanuntuk meminta pendapat tentang kenaikan harga sembako 4) Purposive sampling, teknik pengambilan sample didasrkan atas tujuan tertentu. (orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel) 5) Sampling jenuh (sensus), 6) Snowball sampling, dimulai dari kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan masing-masing. Kemudian kawan tesrebut diminta untuk menunjukkan kawannya lagi dan seterusnya sampai secukupnya. 4. Teknik Penentuan Jumlah Sampel Salah satu cara untuk menentukan jumlah sample adalah dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane: n= Jumlah sample, N= Jumlah Populasi, d = Presisi yang inginkan (misal 5 % atau 10 %) JENIS-JENIS SAMPLE Menurut Rath & Strongs, ada dua jenis sampel, yaitu * Sampel judgemental yaitu sampel dipilih berdasarkan pendapat analis dan hasul penelitian digunakan untuk menarik kesimpulan tentang item-item di dalam sampel yaitu pada observasi sesungguhnya. * Sampel statistical yaitu sampel dipilih secara acak/random dari seluruh populasi dan hasil penelitiannya dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. SUMBER: http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenisdata-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/ http://wahyubudiutami.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-data.html http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/pengertian-populasi-dan-sampel.html http://jam-analyst.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-sampel.html#!/2012/03/jenis-jenissampel.html
About these ads

Dalam metode ilmiah, ada beberapa cara Metode Pengumpulan Data Penelitian yang umum digunakan : 1. Observasi observasi atau pengamatan melibatkan semua indera penglihatan, penciuman, pendengaran,pembau dan perasa. Observasi itu digunakan untuk mengumpulkan informasi yang didapat baik dari buku maupun pengalaman. jadi,observasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti untuk mencatat kejadian atau peristiwa dengan menyaksikannya. Menurut (Djumhur dan Moh. Surya) selain memiliki kelebihan, observasi juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu: 1. Banyak data pribadi yang tidak terungkap, misalnya kehidupan pribadi yang rahasia 2. Memungkinkan terjadi ketidak-wajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi 3. Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol 4. Subjektifitas observer sukar dihindarkan Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi yaitu : A. Data-data yang belum terungkap bisa kita resume guna menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya, sahabat dekatnya. B. Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang nantinya akan menghambat proses observasi.

Kelebihan dari observasi adalah sebagai berikut : Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.

2. Wawancara wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi dari responden. Teknik wawancara memakan waktu dan biaya yang sangat besar untuk sampel yang cukup besar dan tersebar. Wawancara berarti komunikasi antara pewawancara dan orang yang diwawancara, hal ini cenderung menimbulkan perbedaan interpretasi antara keduanya. Namun dengan wawancara dapat diperoleh informasi lebih lengkap. Wawancara terbagi menjadi 2 : a. Wawancara Terstruktur b. Wawancara Tidak Terstruktur Ada bermacam-macam jenis wawancara sesuai dengan tujuannya ataupun sifat-sifat yang lain yang ada dalam wawancara, seperti jumlah orang yang diwawancarai dan menurut peranan yang dimainkan.

Menurut Bimo Walgito (2005) jenis dan tujuannya, wawancara dapat dibedakan menjadi : 1. The employment interview, 2. Informational interview, 3. Administrative interview, 4. Counseling interview, konselor dapat dengan menggunakan (wawancara ketenagakerjaan) The employment interview karena hal ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran sampai mana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kreteria yang diminta oleh suatu employment. Informational interview yaitu interview yang ditujukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Interview yang dijalankan untuk keperluan administrasi atau biasa disebut dengan Administrative interview, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam tindakannya ( change in behavior ). Dalam konseling bisa juga menggunakan Counseling interview yaitu interview yang dijalankan untuk keperluan konseling. Interview ini khas dipergunakan dalam proses konseling untuk membantu mencari solusi yang terbaik. Komponen dan faktor yang mempengaruhi suatu wawancara :

Menurut Bimo Walgito (2005) jumlah orang yang diinterview, wawancara dapat dibedakan menjadi : 1. Interview perorangan (individu), 2. Interview kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan secara kelompok. Menurut Menurut Bimo Walgito (2005) peranan yang dimainkan, wawancara dapat dibedakan menjadi : 1. The non directive interview, 2. The focused interview, 3. The repeated interview, Menurut Bimo Walgito ( 2005:82) Berdasarkan sifatnya, wawancara dibedakan menjadi : 1. Wawancara langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang tersebut. 2. Wawancara tidak langsung, yaitu wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain. 3. Wawancara insidentil, yaitu wawancara yang dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu.

4. Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilakukan secara berencana pada waktu yang telah ditetapkan. kelemahan dan kelebihan wawancara Manurut (Djumhur dan Moh. Surya) Selain memiliki kelebihan, wawancara juga mempunyai kelemahan - kelemahan, yaitu: 1. Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar 2. Sangat tergantung pada individu yang akan diwawancarai 3. Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar 4. Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer 5. Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara 6. Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara Upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam wawancara yaitu : A. Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang kurang baik. B. Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan faham. C. Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada. 3. Kuesioner Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Metode kuesioner dan angket sering disebut dengan metode survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data yang mengunakan kuesioner dan wawancara untuk mendapatkan tanggapan dari responden yang disampel. Kelebihan Survei : Data yang diperoleh autentik, obyektif dan jujur karena berasal dari sumber data (responden) secara langsung Dapat diterapkan untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas Dalam hal tertentu, efisien dalam penggunaan waktu pengumpulan data Kelemahan Survei : Ada informasi terselubung dari responden khususnya untuk informasi yang

berkaitan dengan sifat, motivasi atau perilaku responden Responden terkadang tidak menjawab apa adanya tetapi apa yang sebaiknya Responden terlalu dibatasi pada jawaban-jawaban tertentu Responden sering tidak mengembalikan kuesioner Sering muncul jawaban-jawaban yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan yang diinginkan Unsur - unsur kuesioner terdiri dari : a. Jenis Pertanyaan b. Bentuk Pertanyaan c. Isi Pertanyaan d. Urutan Pertanyaan Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu: A. Kuesioner tertutup Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai. Dalam kuesioner ini jawaban sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tinggal memilih saja. Bagaimanakah pendapat anda tentang harga barang di supermarket ini ? a. Sangat mahal d. Murah b. Mahal e. Sangat murah c. Cukup

B. Kuesioner terbuka Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri. C. Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka. D. Kuesioner semi terbuka Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban. Berikut ini keuntungan dari kuesioner adalah : Tidak memerlukan hadirnya si peneliti Dapat dibagikan serentak Dapat dijawab oleh rensponden sesuai dengan waktu yang ada Dapat dibuat anomin Kuesioner dapat dibuat standar

4. Teknik Sampling Adalah teknik pengambilan sample yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/10/metode-pengumpulan-data.html http://localheroes-jogja.blogspot.com/2009/03/metode-pengumpulan-data.html

MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN


Jan 24 Posted by hendry Instrumen baku yang digunakan untuk penelitian di bidang sosial, keperilakuan, SDM umumnya sulit ditemukan sehingga peneliti perlu membuat sendiri instrumen yang akan digunakan dalam penelitiannya. Proses penyusunan instrumen ini juga terkait erat dengan konseptualisasi, operasionalisasi dan empirikal variabel A. Tahapan Konseptualisasi variabel (definisi konseptual) Tahapan ini merupakan langkah awal untuk menyusun instrumen dimana peneliti merumuskan konsep atau definisi yang masih bersifat umum dari berbagai sumber. Contohnya :

Motivasi didefinisikan sebagai kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan perusahaan (Mangkunegara, 2005:61). Motivasi juga didefinisikan oleh Nawawi (2001 : 351), bahwa sebagai motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dari dua definisi ini, motivasi dapat disimpulkan sebagai energi, daya dorong, atau penyebab seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kaitannya dengan kerja, maka motivasi kerja merupakan energi, daya dorong, atau penyebab seseorang untuk bekerja. B. Tahapan Operasionalisasi Pengertian yang dijelaskan oleh Neuman (2000:161) tentang operasionalisasi variabel adalah proses mengaitkan definisi konseptual dengan seperangkat teknik pengukuran. Lebih lanjut, Neuman menyatakan bahwa operasioalisasi variabel dapat dinamakan constructs operational definition (definisi operasional) yang dapat berupa kuesioner. Tahap operasionalisasi merupakan langkah lanjutan setelah peneliti mendapatkan suatu definisi yang jelas pada tahap konseptualisasi. Sehingga, tahap operasionalisasi adalah tahap dimana definisi konseptual tersebut dikembangkan lebih spesifik dalam bentuk indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur variabel. Contohnya : (Operasionalisasi variabel oleh Sekaran, 2003:179) Setelah diperoleh definisi konseptual mengenai motivasi kerja, maka motivasi kerja dioperasionalisasikan ke dalam lima dimensi pengukuran yaitu :
1. 2. 3. 4. 5. Perilaku digerakkan oleh kerja Tidak suka bersantai Tidak suka ketidakefektivan Menyukai tantangan moderat Menyukai umpan balik

Lima dimensi ini selanjutnya dipecah lagi meliputi :


1. Perilaku digerakkan oleh kerja, indikatornya adalah : 1. Bekerja secara konstan 2. Tidak menyukai cuti 3. dst 2. Tidak suka bersantai, indikatornya adalah : 1. Memikirkan pekerjaan meski sedang dirumah 2. Tidak memiliki hobi 3. dst 3. dst

C. Tahapan Mengembangkan Pertanyaan

Setelah tahapan konseptual dan operasional dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan pertanyaan dari butir-butir dimensi dan indikator yang dijelaskan dalam operasionalisasi variabel (dalam bentuk kisi-kisi). Artinya, jika tahap operasionalisasi sudah dilakukan maka pembuatan pertanyaan akan mudah dilakukan. D. Tahap Ujicoba Kuesioner Tahap ujicoba perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kuesioner yang sudah dibuat. Artinya sebelum kuesioner benar-benar disebarkan perlu diujicobakan untuk mengetahui tingkat kesulitan, lamanya waktu, validitas dan reliabilitas variabel.

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KUESIONER Diposkan oleh Fajar Rabu, 09 Juni 2010 Label: Tips Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.

1. Kuesioner Terstruktur Yang Terbuka Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan diajukan dengan susunan katakata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika mengumpulkan data. Contoh:

Apakah anda merasa bahwa Negara kita membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit peraturan perundang-undangan mengenai antipolusi? o o o o Membutuhkan lebih banyak Membutuhkan lebih sedikit Tidak lebih maupun kurang Tidak memberikan pendapat

Pertanyaan diatas merupakan contoh yang baik tentang pertanyaan terstruktur yang terbuka, karena: pertama, tujuannya jelas, pertanyaan diatas berusaha untuk menentukan sikap subjek terhadap peraturan perundang-undangan antipolusi dengan cara yang langsung. Kedua, pertanyaan diatas menggunakan format yang sangat terstruktur, para responden dibatasi untuk memilih salah satu diantara empat jawaban.

2. Kuesioner Tak Terstruktur Yang Terbuka

Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka.

Perhatikan pertanyaan berikut: Bagaimana pendapat anda mengenai polusi dan perlunya lebih banyak lagi peraturan perundangundangan antipolusi?

Pertanyaan diatas mempunyai tujuan yang jelas. Selanjutnya pewawancara mencoba untuk membuat subjek berbicara dengan bebas mengenai sikapnya terhadap polusi. Hal ini merupakan pertanyaan dengan tujuan terbuka, dan seringkali berakhir dengan wawancara yang sangat tidak terstruktur.

3. Kuesioner Tidak Terstruktur Yang Tersamar Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.

Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau respon. Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.

4. Kuesioner Terstruktur Yang Tersamar Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban. Sebagai contoh, salah satu teori menyatakan bahwa pengetahuan, persepsi, dan ingatan individu akan suatu subjek disesuaikan oleh sikapnya terhadap subjek tersebut. Jadi untuk mendapatkan informasi mengenai sikap seseorang apabila pertanyaan langsung akan menghasilkan jawaban yang bias, teori ini menyarankan agar kita hanya menanyakan hal-hal yang mereka ketahui, bukan apa pendapat mereka. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang lebih banyak mungkin mencerminkan kekuatan dan arah dari suatu sikap. Misalnya, para pendukung partai demokrat mungkin mengetahui lebih banyak tentang calon-calon dari partai demokrat dan platform partai itu daripada mereka yang akan memilih partai golkar.

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai