Prostodonsia - Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Prostodonsia - Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Prostodonsia - Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Bab 11
TERMINOLOGI
HaryantoA.G.
"The beginning
of
wisdomisthe callings
of
things
by their right names"(Ancient ChinaProverb)
PENDAHULUAN
Kiranya dapat disepakati, bahwa dalam mempelajari tiap hal, apa lagi
suatu cabang ilmupengetahuan, perludigunakan satubahasa yangjelas dan
tegas. Dengan cara ini, kemungkinan teijadinya salah pengertian dan pe-
nafsiran akan dapat dihindari. Masalah ini berkaitan, langsung atau tidak,
dengan kenyataan dalam bidang kedokteran gigi, khususnya Prostodonsia
di Indonesia dimana banyak ragamistilahyang digunakanuntukmenggam-
barkan satu hal yang sama. Sebagai contoh, untuk istilah "clasp" dikenal
sebutan cengkeram, cangkolan, cengkeraman. Contoh lain yang tak kalah
menarik, misalnya Prosthodontics, yang diteijemahkan sebagai prostodonti
atauprostodonsia atauilmugeligi tiruanatauilmugigi tiruan.
Dari satu segi, keadaan seperti ini menunjukkan adanya ketidak sepa-
katan. Namun, dari segi lain, hal ini juga memberikan kesempatan kepada
pengguna bahasa untuk menyebut nama sesuatu dengan beberapa sebutan
bermakna sama. Dari aspek penulisan karangan atau buku, fenomena ini
mungkin pula membuat pembaca tidak merasa bosan, karena pengulangan
katasama beberapa kali dalamsatu kalimat atau paragraf.
Dalamhal seperti tersebut di atas, para penyusunmenganut pahamyang
pernah dikemukakan Prof. Anton M. Muliono. Pada suatu kesempatan, be-
,liaumengungkapkan, bahwa pada hakekatnya yang membentuk istilahbu-
kanlahpara ahli bahasa, melainkanpara penggunabahasa itusendiri.
10
TERMINOLOGI
Itulah sebabnya dalam buku ini, untuk istilah denture umpamanya,
dipakai istilah geligi tiruan, protesa, prostesis, atau restorasi. Istilahgeligi
tiruan sengaja dipakai untuk membedakanprotesa sebagai suatu kesatuan
alat, dari gigi tiruan yang dalamterminologi bahasa Inggeris dikenal sebagai
elemen (dentureelement).
Dalam kaitan dengan hal-hal tadi, pembahasan mengenai Terminologi
menjadi penting dan perlu dilakukan. Sampai saat ini ada istilah-istilah da
lambidangProstodonsia yangbelumada terjemahannya. Untukitu,parape
rivusun berusaha menggunakanistilahyang kiranya dapat dianggap padan.
?ada pemunculan pertama istilah sejenis ini, disertakan pula istilah asli/
isingnya.
Penyetagamanistilah-istilahProstodonsia sebetulnya pernah diupayakan
:lehIPROSI (Ikatan Prostodonsia Indonesia), tetapi sayang sekali upaya po-
sitif ini tidak berhasil baik, dalamarti bahwa kumpulanistilah tadi tidak se-
cara konsistendigunakanolehpara anggotanya.
PENGERTIAN
IstilahTerminologi yang dikenal pulasebagai Nomenklatur adalah suatu
:Inuyang berkenaan dengan penelitian, pengaturan dan pembentukan isti-
sehingga dengan demikian seseorang atau suatu benda dapat dikenali
itaudigambarkan.
ISTILAH-ISTILAH PROSTODONSIA TERPAKAI
Pembahasan istilah-istilahProstodonsia terpakai dalambuku ini disusun
seJemikian rupa sehingga sesuai dengan tahap-tahap pekeijaan yang biasa
diialani dalam proses pekeijaan prostodontik. Hal ini dimaksudkan supaya
r :ra pembaca dapat mengikuti uraiandenganlebihruntut dantidak bosan.
Dengan Protesa (=
prosthesis) dimaksudkan suatu penggantian buatan
tiruan yang dibuat untuk menggantikan salah satu bagian tubuh yang
-_ang atau memang sejak lahir tidak ada; misalnya tangan, kaki, mata, gigi,
itnsebagainya. Dalampada itu, seni dan ilmu yang bersangkutan dengan
r-rnbuatan, pemasangan, dan perawatan dengan suatu protesa, disebut
~r stetik (prosthetics). Orang yang keahliannya dalambidangini,dinamakan
Ahli Prostetik (= prosthetist
).
11
1LMUGE11GI T1RUANSEBAGIANLEPASAN
Bila hal ini diterapkan dalambidang kedokteran gigi, maka bagian seni
dan ilmu kedokteran gigi yang bersangkutan dengan pekeijaan memper-
baiki serta mempertahankan fungsi mulut dengan suatu penggantian tiruan
bagi satu atau lebih gigi yang hilang serta jaringan sekitarnya, termasuk
jaringan orofasial, dinamakan Prostodonsia atau Prostodonti (= prosthodon-
tics = ilmugeligi tiruan). Dikenal pula istilah Prosthetic Dentistry atau Dental
Prosthetics, istilah-istilahyangsekarang sudahjarang dipakai lagi.
Menurut definisi 'ADA' (American Dental Association), prostodonsia ada-
lahilmu dan seni pembuatansuatu penggantian yang padan (= sesuai) bagi
hilangnya bagian koronal gigi, satu atau lebih gigi asli yang hilang serta ja
ringan sekitarnya, agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kese-
hatan yang terganggu karenanya, dapat dipulihkan. Istilah ini sangat luas
artinya dan dapat digunakan untuk semua bagian restoratif dalam ilmu ke
dokteran gigi. Dalam hal ini, alat tiruannya sendiri disebut Geligi Tiruan
(atauprotesa, prostesis, restorasi) (denture).
Jadi
dapat dikatakanbahwa geli
gi tiruan adalah protesa yang menggantikan gigi yang hilang serta jaringan
sekitarnya.
Prostodonsia secara garis besar dibagi dalamtiga cabang ilmu, yaitu:
Prostodonsia Lepasan (Ilmu Geligi Tiruan Lepasan =
'Removable Prostho-
dontics')
ProstodonsiaCekat (IlmuGeligi Tiruan Cekat ='FixedProsthodotics')
Prostetik Maksilo Fasial ('Maxillo Facial Prosthetics' = Prostetik yang me-
ngenai wajah dantulang rahang)
12
Gambar 11-1 :ProtesaMaksiloFasial menutupi
Defek
Nasopalatal
MILI
K 1
!
uxive:,f
t
S u ,
yn
ci
. j
TERMINOLOGI
Prostodonsia Cekat merupakancabang ilmugeligi tiruanyang menyang-
kut penggantiandanperbaikangeligi dengansuatupenggantiantiruan yang
tak dapat dilepas-lepas dari tempatnya oleh si pemakai. Cabang ilmuini di-
sebut pula FixedPartial Prosthodontics atau Crown and Bridge Prosthodontics .
Prostodonsia Lepasan atau Ilmu Geligi Tiruan Lepasan dibagi lagi men-
jadi Prostodonsia Lepasan Lengkap (Ilmu Geligi Tiruan Lengkap) dan Pros
todonsia LepasanSebagian (IlmuGeligi TiruanSebagianLepasan).
u
Gambar II-2 :Geligi Tiruan
DalamIlmuGeligi Tiruan Lengkap, yang disebut pula Pull Denture Pros
thetics atau Complete Denture Prosthetics, dibuat suatu restorasi bila satu atau
kedua lengkung rahang sudah tak ada giginya lagi. Di lain pihak, dalam
Hmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, dilakukanperawatanuntuk penggan
tian satu atau lebih, tetapi tidak semua gigi yang hilang dari satu atau dua
lengkung gigi. Penggantian ini dimaksudkan untuk mencegah perubahan
degeneratif yang timbul sebagai akibat hilangnya gigi dan karenanya kese-
hatanmulut yangoptimal termasuk fungsi geliginya dapat dipertahankan.
IlmuGeligi Tiruan Sebagian Lepasandikenal pula sebagai Partial Denture
ProstheticsatauRemovablePartialProsthodontics .
Bagian jaringan mulut yang menahan komponen vertikal dari gaya ku-
nyah, merupakanbagian yang memberikan Dukungan (support) bagi geligi
tiruan sebagian dan dapat meliputi beberapa atau semua gigi yang masih
ada, serta Sisa Tulang Alveolar (= lingir sisa). Sisa Tulang Alveolar, disebut
pula residual ridge atau edentulous ridge adalah bagian tulang alveolar yang
masih ada setelah alveoli tertutup atau menghilang dari prosesus alveolaris
beberapa waktu setelah pencabutangigi. Gigi yang memteri dukungan tadi,
disebut Gigi Pendukung atau Gigi Penyangga atau Gigi Penahan (= abut
ment tooth ).
13
11MUGEUGl TIRUANSEBAGIANLEPASAN
Geligi tiruan yang dicekatkan kepada geligi penyangganya disebut Geligi
Tiruan Cekat atau
Jembatan
Cekat (= bridge =
fixed
bridge =
fixed
partial den
ture). Berbeda dengan geligi tiruan sebagian lepasan, geligi tiruan jembatar
ini mendapat dukungan sepenuhnya dari geligi pendukungnya (Gambar II
3).
DUKUNGANGIGI
DUKUNGAN KOMBINASI DUKUNGAN
JARINGAN
Gambar 11-3: Macam-macamDukunganpada Geligi Tiruan
Geligi tiruan yang menggantikansatu atau lebih, tetapi tidak semua g
serta jaringan sekitarnya dan didukung oleh gigi dan atau jaringan di I
wahnya, serta dapat dikeluar-masukkan ke dalam mulut oleh pemakain;
dikenal sebagai Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
(= removable partial dentun
Bila dukungannya diperoleh dari geligi semata, alat tiruan ini kadang-1
dang disebut
Jembatan
Lepasan f=
removable bridge). Disebut demikian, ka
na protesa semacam ini menyalurkan gaya kepada geligi yang masih a<
jadi serupa denganyang terjadi padasebuahjembatan cekat.
Geligi tiruan yang seluruh dukungannya diperoleh dari geligi disel
Geligi Tiruan Dukungan Gigi
(= 'tooth borne partial denture atau tooth s
ported partial denture )(Gambar II-3). Dilain pihak ada geligi tiruan sebag
14
TERMINOLOGI
yang seluruh dukungannya berasal dari jaringan yang berada di bawahnya
dan karenanya disebut Geligi TiruanDukunganJaringan (= tissue bornepar
tial denture atau tissue supported partial
denture).
Sebaliknya, bila dukungan
berasal dari gigi maupunjaringan, akan diperoleh Geligi TiruanDukungan
Kombinasi (= tooth tissue borne partial denture ). Bentuk semacamini kadang-
kadang disebut juga Geligi Tiruan Sebagian dengan FerluasanDistal (~ dis
tal extension partial denture) (Gambar II-4).
Gambar II-4:Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
Pada umumnyaprotesa sebagianlepasan, baik yangberupa Geligi Tiruan
Sebagian Plat (= plate denture), yang menutupi sebagian besar jaringan mu-
lut, maupun Geligi Tiruan Kerangka Logam(= skeleton denture) yang menu
tupi hanya sebagian kecil saja jaringan lunak, biasanya terdiri dari elemen,
basis, konektor danpenahan(Gambaf II-4).
15
ILMUGEI1GI TIRUANSEBAGIANLEPASAN
Elemengeligi tiruan adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan
gigi asli yang sudahhilang. Yang dimaksud Basis atau Sadel (= base atau sad
dle) adalahbagian protesa yang berhadapan denganjaringan lunak mulut di
bawahnya. Selain berfungsi memperbaiki kontur jaringan sehingga kembali
menjadi seperti asalnya, basis juga merupakan tempat bagi elemen tiruan
danmenerima dukungan dari gigi pendukung dan ataujaringan sisa tulang
alveolar. Dilihat dari letaknya, sebuah sadel bisa Berujung Tertutup ( =
bounded = paradental) bila ke dua ujung atau sisinya dibatasi gigi asli. Sadel
dikatakanBerujungBebas (=
free
end) bila gigi asli hanya menjadi batas pa-
da salahsatu sisinya saja, biasanyadibagianposterior (Gambar II-5).
Gambar II-5:Sadel BerujungTertutup dan Bebas
DenganPenahan(= retainer) dimaksudkanbagiangeligi tiruan, baik yang
berbentuk Cengkeram(=cangkolan, cengkeraman = clasp ),Kaitan(= attach
ment) maupun alat-alat lain yang digunakan dengan tujuan mendapatkan
stabilitas atau fiksasi bagi geligi tiruan. Semua bagian geligi tiruan tersebut
di atas digabungkan menjadi suatu kesatuan (- 'unit') oleh suatu Konektor
(=penghubung= connector) (Gambar II-6).
Suatu karakteristik (= sifat) geligi tiruan, yaitu kemampuan menahanga-
ya-gaya yang cenderung mengubah hubungan antara geligi tiruan dengan
jaringan lunak mulut dimana protesa tersebut berada, baik pada saat istira-
hat maupunberfungsi, disebut Retensi (= retention). Contoh gaya-gaya se
perti ini, umpamanya gaya gravitasi, otot kunyah, proses pengunyahan, ber-
bicara, makan lengket, dsb. Tetap cekat serta tidak berubahnya posisi geligi
tiruanterhadap suatu gaya, dinamakan Stabilitas (=stability ).
16
TERM1NOLOGI
1. Gigi Tiruan (elemen)
2. Sandaranoklusal
3. Cengkeram('direct retainer')
4. Konektor utama ('major connector')
5. Konektor Tambahan ('minor connector')
6. Retensi tak langsung('indirect retainer')
7. Basis dari resin
8. Konektor Utama
Gambar 11-6 :Bagian-bagian Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
Dalamproses pembuatan geligi tiruan sebagian lepasan, biasanya peker-
jaan diawali dengan tindakanDiagnosis, suatuproses yang dilakukanuntuk
menetapkan adanya suatu keadaan yang tidak wajar, meneliti abnormalitas
serta menentukan penyebabnya. Tahap diagnosis ini dapat dibantu dengan
Pencetakan Rahang (= jaw impression) yang akan menghasilkan Cetakan
Rahang, yaitu bentuk negatif lengkunggigi danjaringan sekitarnya yang ki-
ta cetak.
Sebuah cetakan yang dicor dengan salah satu jenis gips akan menghasil
kan reproduksi positif berupa Model Rahang (= cast). Denganbantuan mo
del ini, ditambah hasil pemeriksaan klinis sebelumnya, keadaan mulut pen-
derita dapat dipelajari tanpa kehadiran pasien sekali pun, untuk menentu
kan rencana perawatan selanjutnya. Karena itulah, model rahang semacam
ini disebut ModelDiagnostik (= diagnostic cast atau study cast).
Pasien prostodontik tidak selalu berada dalam keadaan siap menerima
geligi tiruan yang diharapkannya. Bila hal ini terjadi, maka mulut penderita
tadi harus dipersiapkan agar ia siap menerima,mendukung serta menahan
geligi tiruan yang akan dibuat.Tahapan persiapan ini disebut Preparasi Mu
lut (= mouth preparation ). Dalam
perawatan persiapan ini bisa dilaksanakan
perawatan dan penambalan gigi yang sudah karies, tindakan bedah terma-
suk pencabutangigi, perawatanortodontik, periodontik, endodontik dan se~
bagainya. Setelah semua
perawatan pendahuluan ini selesai, sesuai dengan
rencana desain, dapat dilakukan tindakan persiapanselanjutnya berupa pre
parasi gigi penahan untuk sandaran oklusal, perubahan kontur gigi untuk
penempatanlengancengkeramdanlain-lain.
17
11MUGEUG1TIRUANSEBAGIANLEPASAN
Sebelumdesain geligi tiruan ditetapkan, terlebih dahuluharus dilakukan
Survei (= sigi = surveying ), suatu prosedur penentuan lokasi dan garis luar
(= outline ) dari kontur dan posisi geligi penahan, serta jaringan mulut lain-
nya, pada model rahang. Hal ini dilaksanakan dengan bantuan Alat Survei
atauSurveyor.
Kedudukan dan hubungan rahang atas dan bawah sesuai seperti dalam
mulut dapat ditentukan pada model, setelah dilakukan penentuanHubung
anRahang Atas danBawah(= maxillo-mandibular relationship). Untukmeme-
nuhi maksud ini, kadang-kadang dibutuhkan GalenganGigit atau Tanggul
Gigit (= occlusion rims atau bite rims), yaitugalenganatau tanggul yang ter-
buat dari malamdan diletakkan di atas basis, untuk menentukan hubungan
oklusi gigi atas dan bawah. Pada tempat bekas galengan malamini, kemu-
diandisusunelemengigi tiruan.
Hubunganrahang atas danbawah ditentukan dalamjurusan vertikal dan
horisontal. Hubungan vertikal akan menghasilkan Dimensi Vertikal Oklu-
sal (= occlusal vertical dimension). Dalammenentukan hubungan ini, galang-
angigit dimasukkan ke dalammulut dan penderita diminta untukmenutup
mulutnya. Dengan cara ini, hubungan geligi diusahakan berada dalam ke-
adaan Oklusi Sentrik (= centric occlusion), yaitu keadaan oklusi gigi-gigi di-
mana mandibula berada dalam Relasi Sentrik (= centric relation) dengan
maksila.
Pada relasi sentrik ini, terdapat hubungan:
1. palingposterior mandibula terhadap maksila pada hubunganvertikal ter-
tentu.
2. mandibula terhadap maksila dimana kondil berada pada posisi paling
posterior dan tidak dipaksakan (= unstrainedposition ) dalam Ceruk Sen-
di (=
fossa
glenoidalis), dari mana gerakan lateral dapat dilakukan pada
hubunganoklusi vertikal yang normalbagi seseorang.
Relasi sentrik merupakan hubungan yang dapat terjadi pada setiap
tingkat pembukaan rahang; suatu gambaran hubungan horisontal antara ke
dua rahang.
Setelah hubungan ke dua rahang diperoleh, model rahang kemudian
dipasang pada Artikulator atauOkludator (= articulator atauoccludator).
Cengkeram, elemen tiruan dan lain-lain bagian protesa
disusun dan di-
buat di atas model, sehingga menghasilkan Geligi Tiruan Malam (= trial
denture). Geligi tiruan malamini lalu dicoba dalammulut dalam tahap Per-
cobaan DalamMulut (= try in). Dalamtahapan ini dilakukan pengecekan
faktor-faktor estetik, retensi, stabilitas, oklusi, artikulasi dsb. Bila semua su-
18
TERMINOLOGl
dahbaikdan betul, geligi tiruan malamtadi laludieor denganResinAkrilik
(= acrylic resin). Dalampengecekanoklusi daiartikulasi biasanya digunakan
Kertas Artikulasi (= articulatingpaper).
Setelah proses laboratorium, seperti Penanaman Model dalam Kuvet (=
flasking), PenghilanganMalam(=
boilingout ), PenanamanResin (= packing),
Pemasakan Resin (= curing), Pelepasan Geligi Tiruan dari Kuvet (=
deflask-
ing), akhirnya sampailah tahap Penyelesaian (=
finishing) dan Pemolesan (=
polishing).
Geligi tiruan resinkini siap dipasang dalammulut pasien, suatu tahapan
yang disebut PemasanganGeligi Tiruan (=fittingthe denture). Prosedur ker-
ja iniberlakuuntuk protesa resin, sedangkan untukpembuatangeligi tiruan
kerangkalogam, dibutuhkantahapan kerja yang lebihpanjangserta rumit.
Dalamproses pemakaian, protesa lama kelamaan akan menjadi tidak ce-
kat (pas) lagi, bukansaja karena perubahanbentuk atau dimensional protesa
itusendiri tetapi juga karena berubahnya jaringan mulut. Karena itu, tak ja-
rangdilakukan tindakan PencekatanKembali (= refitting). Perbaikanseperti
ini bisa meliputi Pelapisan Basis saja (relining), atau Penggantian Basis
(rebasing).
Pada pelapisanbasis, dilakukanperbaikan terhadap permukaangeligi ti
ruanyang menghadapjaringan, dengan suatu bahandasar baru. Denganca-
ra ini diharapkan geligi tiruan kembali berkontak dengan tepat lagi dengan
permukaanjaringan di bawahnya. Bilayang dibutuhkanadalahpenyesuaian
terhadap perubahanresorptif yang terjadi padajaringan di bawahgeligi tiru
andan
tanpa mengubahoklusi yang sudahada, maka dilakukansuatu Peng
gantianBasis.
Jadi
dalamhal ini,seluruhbasis diganti baru.
Sebagai penutup bab ini, perlu kiranya dijelaskan bahwa istilah-istilah
yang menyangkut bagian dan pokok bahasan yang tidak termasuk dalam
materi untuk Pendidikan Strata Satu tidak dibicarakan dalam bab ini. Bila
hal tersebut, karena suatu sebab, muncul dalamsuatu bahasan, maka penje-
lasansingkat akanlangsungdisampaikandalambabyangbersangkutan.
19
Bab IV
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN
DALAM
PERAWATANPROSTODONTIK
HaryantoA.G. dan IndraSetiabudi
"
PretnutnEstNonNocere"(Robert Clark)
PENDAHULUAN
Selama ini dikenal ungkapan "premumest nonnocere". Ungkapan yang
lebihbersifat etik dalambidangkedokterangigi ini berarti "dalam memberikan
perawatan, upayakan supaya kita tidak membahayakan pasien yang dirawat". Bila
hal ini ingindilaksanakan secara konsekuen maka sebelumperawatanpros-
todontik diberikanseyogyanyalahkitamawas diri terhadap efek yang dalam
jangka waktu panjangdapat timbul sebagai akibat pemakaiangeligi tiruan.
Untuk melengkapi uraiandalambab ini, selain fungsi geligi tiruan akan
dikemukakan pula faktor-faktor positif maupun negatif pemakaian protesis
sebagian lepasandan kapanserta kepada siapa pula perawatan semacamini
laikdiberikan.
Bila seorang dengan kehilangan gigi datang kepada dokter gigi sebetul-
nya ada tiga pilihanyang dapat dilakukan. Pertama, tidak melakukanpeng-
gantianatas gigi yang hilangtadi; kedua, memberikangeligi tiruancekat dan
pilihan ketiga membuatkangeligi tiruansebagian lepasan.
Walaupun disepakati bahwa geligi bukanlah bagian tubuh terpenting
untuk mempertahankan hidup, banyak orang menganggap bahwa jumlah
gigi yang memadai akan membantu mereka mengunyah makanan dengan
30
PERTIMBANGAN-PERT1MBANGANDALAMPERAWATANPROSTODONT1K
mudah. Pada orang yang sehat, umumnya makanan akan dicernakan de-
ngan cara serupa selama proses pencernaan melalui saluran pencernaan,
baik itudikunyahatau tidak, sebelummakanantersebut ditelan.
Dalampada itu, bagi banyakorang pada masa ini, makananbukansema-
ta-mata dibutuhkan kehidupan saja, tetapi juga merupakan bagian dari ke-
nikmatan hidup mereka. Itulah sebabnya, sarana pelengkap kehidupan ini
mungkin saja terganggu bila kemampuan mastikasi menjadi kurang. Selan-
jutnya, bila seseorang telah menderita kesukaranatau gangguan pencernaan,
efisiensi mastikasi jadi terasa makinpenting dan perbaikan atas kelainanini
menjadi sangat vital.
Berbagai akibat yang biasanya terasa karena hilangnya gigi dan dibiarkan
tanpa penggantian, tampak pada kenyataan-kenyataanberikut ini.
AKIBAT-AKIBAT KEHILANGAN GIGI
TANPA PENGGANTIAN
Migrasi dan Rotasi Gigi
Hilangnya kesinambungan pada lengkunggigi dapat menyebabkan per-
jeseran, miringatau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati
posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengu-
lyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi
vang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat me-
ningkat.
Erupsi Berlebih
Bilagigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erup
si berlebih (= cvereruption). Erupsi berlebihdapat terjadi tanpa atau disertai
?ertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang
ilveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga
pgi mulai extrusi. Bila teijadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveo-
ar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitanjika pada suatu hari pende-
itaperludibuatkangeligi tiruan lengkap.
'enurunanEfisiensi Kunyah
Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang bela-
cang, akan merasakanbetapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok
31
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGANDALAMPERAW/TANPROSTODONTIK
5. Pembuatan post dam yang tidak tepat akan menyebabkan udara masuk
ruang antara jaringan lunak dan basis geligi tiruan pada waktu pengu
inhuruf s. Sebaliknya, post dam yang terlalu menekan menyebabkan
ngguanpengucapanhuruf k,g .
6. Geligi tiruanyang tidak stabil ataulonggar menyebabkanpenderita ter-
ksa menahan protesanya dengan lidah, sehingga ia tak bebas lagi mengu-
?kankata-kata.
7. Dukungansayap labial. Untuk pengucapan huruf p, b dibutuhkan du-
nganotot pipi dan bibir; karena ituketebalansayap labial harus sesuai de
an derajat resorpsi tulang alveolar.
8. Model yang tidak tepat lagi dimensinya, karena terjadinya distorsi ce-
:anrahang.
9. Distorsi basis geligi tiruanpadasaat pembuatandi laboratorium.
rbaikandan PeningkatanFungsi Pengunyahan
Sudah menjadi pendapat umumbahwa makanan haruslah dikunyah le-
ldahulu, supaya pencernaandapat berlangsung dengan baik. Sebaliknya,
icernaan yang tidak sempurna dapat menyebabkan kemunduran kese-
:ansecara keseluruhan. Namundemikian, penelitianFarrell menunjukkan
lwa jenis makanan tertentu, dalam hal ini diet masa kini, dapat dicer-
can dengansempurna tanpa perludikunyahsama sekali.
Gambar TV-3: PemulihanFungsi Mastikasi
37
:L\UGELIGl TIRUANSEBAGIANLEPASAN
Bila demikian halnya, lalu timbul pertanyaan: "Apa gunanya geligi tiru-
an?"
Jawaban
yang dijumpai dalambanyak kasus, ternyata menunjukkanbe-
tapa bermanfaatnyageligi tiruandalammembantupengunyahan.
Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya
mengalami perubahan.
Jika
kehilanganbeberapa gigi terjadi pada ke dua ra-
hang, tetapi pada sisi sama, maka pengunyahanakan dilakukan semaksimal
mungkin oleh geligi asli pada sisi lainnya. Dalam hal seperti ini, tekanan
kunyah akan dipikul satu sisi atau bagian saja.Setelah pasien memakai pro-
tesa, ternyata ia merasakan perbaikan. Perbaikanini terjadi karena sekarang
tekanan kunyah dapat disalurkan secara lebih merata ke seluruh bagianja-
ringan pendukung. Dengan demikian protesa ini berhasil mempertahankan
ataumeningkatkanefisiensi kunyah.
PelestarianJaringan Mulut yang MasihTinggal
Pemakaiangeligi tiruansebagian lepasanberperandalammencegah atau
mengurangi efek yang timbul karena hilangnyagigi.
Pencegahanmigrasi gigi
Bilasebuahgigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat beigerak me-
masuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya me-
nyebabkan renggangnya gigi-gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesem-
uf
38
Gambar IV-4:Migrasi Gigi Tetangga
PERTIMBANGAN-PERT1MBANGANDALAMPERAWATANPROSTODONTIK
patanmakananterjebak disitu, sehingga mudahterjadi akumulasi plak inter
dental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta de-
kalsifikasi permukaanproksimalgigi.
Membiarkanruangbekas gigi begitusaja akan mengakibatkanpula terja-
dinya overerupsi gigi antagonis denganakibat serupa. Bilaovererupsi ini su-
dah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang la-
wannya, maka akan terjadi kesulitanuntuk pembuatanprotesa di kemudian
hari.
PeningkatanDistribusi Beban Kunyah
Hilangnyasejumlahbesar gigi mengakibatkanbertambahbgratnya beban
oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini akan memperburuk kon-
disi periodontal, apa lagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal.
Akhirnya gigi menjadi goyang dan miring, terutama ke labial untuk gigi
depan atas. Bila perlekatanperiodontal gigi-gigi ini kuat, bebanberlebihtadi
akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada permukaan oklusal/insisal
atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatanrestorasi pada kasus seperti
ini menjadi rumit danperluwaktu lama.
Overerupsi gigi pada keadaan tertentu dapat pula mengakibatkan teija-
dinya kontak oklusi prematur atau interferensi oklusal. Pola kunyah jadi
berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak prematur ini. Walau-
pun beban oklusal sekarang jadi berkurang, pengubahan pola ini mungkin
saja menyebabkandisfungsi otot-otot kunyah.
V|
Gambar IV-5:Overerupsi Gigi Antagonis
39
ILMUGEUG1T1RUANSEBAGIANLEPASAN
DAMPAKPEMAKAIANGELIGI TIRUAN
SEBAGIANLEPASAN
Pada bagian depan bab ini telah dikemukakan akibat-akibat kehilangar
gigi tanpa penggantian, scrta keuntungan pemakaian protesa.
Dari berbaga;
penelitian yang selama irvl dilakukan, ternyata pemasangan geligi tiruari se
macamini, bila dilakukan tidak hati-hati dan desain kurang sempurna, da
pat pulamenyebabkankerusakanjaringan-jaringan organpengunyahan.De
mikian merisaukan hal ini, sehingga ada suatu pomeo yang berbunyi: "A
partial denture isadevice
for
losingone's teeth slowly, painfully and ...expensively".
Mengingat hal ini, alangkah baiknya untuk meninjau pula kemungkinar
dan efek buruk yang dapat terjadi karena pemakaian geligi tiruan sebagiar
lepasan.
PeningkatanAkumulasi Plak
Banyak hasil penelitianyang mengungkapkanhubunganpemakaianpro
tesa sebagian dengan meningkatnya akumulasi plak dalam segi kualitas, te
tapi yang pasti dalam segi kuantitas. Akumulasi ini tidak saja terjadi pad.
gigi-gigi di sekitar protesa, tetapi juga pada geligi antagonisnya, kecuali pad;
pasienyang telah mengikuti instruksi pemeliharaankebesihanmulut dengai
betul.
Sudah dipahami bahwa penimbunan plak yang dibiarkan akan menye
babkan inflamasi, yang pada tahap lanjut menyebabkanperiodontitis kronis
Dengan sendirinya perlekatan periodontal akan cepat
rusak, timbul poke
danakhirnya resorpsi tulangalveolar berlebih.
Trauma Langsung
Mukosa mulut amat rentan terhadap trauma langsung yang diterimany;
dari komponen protesa. Bar lingual yang ditempatkan terlalu dekat kepad,
tepi gingiva, cengkeramkontinuyang kurangmendapat dukungan gigi, tex
benamnya protesa pada gusi, merupakan beberapa contoh yang sering di
jumpai. Demikian pula, lengan cengkeramyang terlalu menekan email gigi
sehingga jaringan seolah-olahsengaja dikikis.
PenyaluranGaya Kunyah
Gaya-gaya fungsional disalurkanolehprotesa kejaringan yang berkontal
danberada di bawahnya. Pada geligi tiruan dukungan gigi, hampir selurul
40
PERT1MBANGAN-PERTIMBANGANDALAMPERAWATANPROSTODONTIK
gaya ini diteruskan ke tulang alveolar melalui ligamen periodontal. Meng-
ingat karakteristik serat-serat ini, hendaknya selalu diusahakan agar semua
gaya bersifat regang (tensile) dan disebarkan kepada seluas mungkinpermu-
kaanyang dapat menerimanya.
Masalahnya menjadi lebih sulit pada geligi tiruan dukungan jaringan
atau kombinasi, sebab dalam hal ini gaya-gaya lebih bersifat kompresif dan
permukaanyang dapat menahannyarelatif kurangluas.
PermukaanOklusal
Pada geligi tiruan sebagian lepasanyang permukaanoklusalnya tidak di-
desain dengan betul, gerak penutupan rahang mungkin terhalang oleh ada-
nya kontak oklusi prematur.
Hal ini dapat mengakibatkan :
1. kerusakan pada gigi ataujaringan periodontalnya, bila kontak prema
tur itumengenai gigi tadi ataujaringan periodontalnya.
.2. teijadinya peradangan mukosa dan resorpsi tulang di bawahnya, bila
kontakprematur diterima olehsadel protesa.
3. disfungsi otot kunyah dan wajah, bila pasien berusaha menghindari
kontak, dengancara mengubahpolagerak kunyahnya.
UPAYANETRALISASI
Melihat kenyataan-kenyataan tersebut di atas, jelas bahwa geligi
tiruan
bukanlah sesuatu yang bisa diletakkan begitu saja di dalam mulut tanpa
memperhatikan semua faktor yang terkait. Pemakaian protesa
terbukti ber-
kaitanerat dengan pemeliharaan kesehatan mulut. Dalamhal ini, hasil yang
optimal
amat teigantung dari kerja sama dan upaya dari tiga pihak yang ter-
libat, yaitu dokter gigi, tekniker danpasienpemakai protesa
sendiri.
Upaya
Dokter Gigi
Tanggung jawab utama dokter gigi adalah menjamin bahwa gigi dan ja
ringan yang
masih tinggal telah dirawat dalam keadaan sehat. Selanjutnya
pasiensudah diyakinkan, bahwa pertama,
keadaan mulutnya bukanlahsua-
tu hal yang tetap. Selain itu, bila ia responsif terhadap instruksi pemeliha
raankesehatandan kebersihanmulutnya, resiko pemakaianprotesa menjadi
minimal.
41
BabVIII
DUKUNGAN
GELIGI TIRUANSEBAGIANLEPASAN
Anton Margo
PENDAHULUAN
Pada saat proses pengunyahan berlangsung, akan timbul berbagai gaya
yang bekerja pada basis geligi tiruan. Salah satu gaya tersebut adalah Gaya
Oklusal yang sering pula disebut Gaya Vertikal. Gaya yang timbul pada
saat mastikasi mula-mula diterima oleh elemen tiruan, lalu diteruskan ke
basis untuk disalurkan kejaringan pendukung. Akhirnya seluruhgaya oklu
sal diterima oleh tulang rahang.
Dengan dukungan bagi geligi tiruan sebagian lepasan dimaksudkan se-
mua dukungan yang diterima dari jaringan mulut untuk melawanatau me-
nahan atau menyangga gaya oklusal yang diterima protesa. Dukungan se-
perti ini penting dan karena ituharus ditentukan secara cermat. Bila tidak,
pemasangan protesa lepasan ini bukan saja tidak akan berfungsi dengan
baik, tetapi yang lebih membahayakan adalah menjadi rusaknya jaringan
gigi maupunlunak mulut dantulang alveolan
Dalambab ini akan dibahas macam-macam dukungan, mekanisme kerja
gaya oklusal dan reaksi jaringan penyangga terhadapnya, serta faktor-faktor
yang sebaiknya diperhatikan.
MACAM
-
MACAMDUKUNGAN
Ditinjaudari segi daerah takbergigi pada rahangpenderita, jaringan pen
dukung geligi tiruan dapat berupa gigi asli ataujaringan mukosa atau kom-
134
DUKUNGANGEUGI TIRUANSEBAGIANLEPASAN
binasi antara ke duanya. Di lain pihak, bagian-bagian protesa sebagian le-
pasanyangberperanmenyalurkangaya oklusal adalah:
1. Sandaran Oklusal yang menyalurkan gaya oklusal langsungke gigi asli dimana
sandaran tersebut berada.
2. Basis dan konektor utama yang berfungsi meneruskan gaya oklusal kejaringan
lunak atau mukosapada daerah tak bergigi.
Jika
semua gaya oklusal didukung oleh gigi-gigi penyangga yang mem-
batasi daerah tak bergigi, maka geligi tiruanini disebut geligi tiruansebagian
lepasan dukungan gigi (tooth supported or tooth borne removable partial den
ture).
Sebaliknya, bila dukunganberasal dari jaringan lunak dan tulang yang
berada di bawahnya, protesa ini dikenal sebagai geligi tiruan sebagian le
pasan dukungan jaringan (tissue supported or tissue borne removable partial
denture). Geligi tiruan yang dukungannya diperoleh dari gigi dan jaringan
lunak serta tulang disebut geligi tiruan sebagian lepasan dukungan kombi-
nasi (tooth and tissue supported or tooth and tissue borne or dento-gingivally
removablepartial
denture).
GELIGI TIRUANSEBAGIANLEPASAN
DUKUNGANGIGI
Mekanisme tentang dukungan gigi telah diteliti lebih dari 20 tahun, baik
pada manusia maupunhewanpercobaan dan sejumlah kesimpulantelah di-
ambil. Sesaat setelah gigi asli erupsi dan terjadi kontak oklusi, maka serat
Gambar VIII-1:GTSL Dukungan Gigi dengan Sandaran
135
1LMUGEUGI TIRUANSEBAGIANLEPASAN
periodontal yang tadinya tidak aktif, segera memulai fungsinya. Serat inilah
yang akan memberikanstabilisasi maksimal pada gigi dalamsoketnya, serta
memungkinkan kebebasan bergerak secara fisiologik sejauh 0.05 mmke se-
gala arah.
Gaya oklusal yang dibebankankepada gigi asli dikontrol olehmekanisme
refleks neuromuskular dari sistem mastikasi. Mekanisme ini terjadi karena
adanya reseptor refleks di dalam jaringan otot tendon, sendi dan jaringan
periodontal. Sisteminilahyang mengatur pergerakanmandibula.
Karakteristik atau ciri khas gaya oklusal adalah sifatnya yang terputus-
putus
(intermittent), berirama dan dinamis. Selama proses tumbuh-kembang
seseorang, terlihat perubahan demi perubahan pola gaya oklusal, umpama-
nya pada saat gigi tumbuh, erupsi, kehilangangigi antagonis danpemakaian
geligi tiruan.
Besar dan lama kerjanya suatu gaya dapat menyebabkan perubahan da
lamstruktur jaringan periodontal. Perubahan ini dapat terlihat, umpamanya
pada pembebanan gaya sampai batas tertentu akan terjadi pembesaran atau
pelebaran membrana periodontal, karena jumlah serat dan kepadatannya
bertambah. Besar gaya oklusal yang dapat ditahan oleh suatu gigi asli ter-
gantung pada kesehatan gigi itusendiri; gigi yang sehat dengan sendirinya
dapat memikul beban yang lebih besar, dibanding gigi yang kurang atau
tidak sehat. Selanjutnya, kesehatan gigi asli dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut :
1. Besar, kecepatan dan lamanyagaya bekerja padagigi.
2. Status biologik dari ligamen periodontal, yang berkaitan dengan penerimaan
gayaper hari sebelumnya.
3. Umur dan keadaan sistemik penderita.
4. Kebersihanmulut, seperti adanyaplak dsb.
Reaksi Jaringan Penyangga Gigi terhadap Gaya Oklusal
Mekanisme penyanggaan gaya oklusal olehjaringan periodontal dan tu-
langalveolar berbeda satusama lain.
Reaksi MembranaPeriodontal
Dalamhal ini terdapat dua sifat fisik yang khas :
1. Seperti diketahui, dalam membrana periodontal terdapat serat periodon
tal atau serat kolagen yang masuk ke dalam lapisan sementum gigi asli
136
DUKUNGANGEUGl TIRUANSEBAGIANLEPASAN
Gambar VIII-2: PenampangGigi
dan lamina dura tulang alveolar. Dengancara ini, gigi asli seolah-olah di-
ilcat dalam soket tulang alveolar. Bila permukaan oklusal gigi asli mene-
rima iekanan, maka serat-serat periodontal akan menegang karena gaya
tersebut. Besarnya gaya yang dapat diterima secara fisiologik oleh serat
periodontal ini teigantung pada kualitas dan kuantitas serat-serat kola-
gennya. Artinya, tergantung dari susunan,jumlah serta kepadatannya.
2. Adanya cairan ekstraselular dalammembrana periodontal. Cairanjaring-
an ini terbendung dengan baik oleh dua macamjaringan keras, yaitu gigi
dan tulang alveolar, karena itu tidak mudah masuk ke dalamjaringan di
sekitarnya. Kalau ada gaya oklusal bekerja, yang cenderung mengurangi
volume cairan ekstraselular, gaya ini akan dilawan oleh gaya hidraulik.
Mekanisme seperti ini mirip dengan cara kerja peredam kejut
(shock
breaker)
pada sebuah mobil.
Bila terjadi kelainan periodontal, mekanisme penyanggaan gaya oklusal
jadi teiganggu danberkurang, sebab pada kelainanseperti ini, jumlah serat
periodontal berkurang karena toksin kuman-kuman, demikian pula berat
molekulnya. Gejala ini serupa dengan yang terjadi pada penderita gangguan
hormonal dan kehamilan. Kerusakan seperti ini tidak hanya terjadi pada se
rat periodontal, tetapi juga pada lamina dura; sehingga aksi atau mekanisme
kerja hidrauliknyajadi berkurang.
Faktor usia juga berpengaruh pada kemampuan membrana periodontal
dalam menahan gaya oklusal. Pada usia muda, dimana keseimbangan ana-
137
IIMUGEUGITIRUANSEBAG1ANLEPASAN
bolik masih optimal, di samping kemampuan menahan gaya oklusal lebih
besar, gigi punya potensi penyembuhan dan regenerasi kerusakanjaringan
lebih cepat dan baik. Sebaliknya pada usia tua, ketidak-seimbangan antara
kemampuanperbaikandankerusakanyang terjadi sudah terganggu, sehing-
ga kesanggupan gigi asli menahan gaya pada usia tua ini juga sudah ber-
kurang.
Reaksi TulangAlveolar
Sudahdijelaskansebelumnya bahwa di dalammembrana periodontal ter-
dapat serat kolagen yang masuk ke dalam sementumgigi dan lamina dura.
Bila gigi menerima gaya oklusal, secara kompresif gaya ini akan diteruskan
ke tulang alveolar. Seperti halnya membrana periodontal, tulang alveolar ju
ga dipengaruhi faktor genetik, kondisi umumdan lokal. Keseimbangan hor
monal, diet dan penyakit sistemik merupakan contoh faktor-faktor kondisi
umum, sedangkan faktor lokal adalahadanya rangsangandaninfeksi lokal.
Faktor-faktor yang patut diperhatikan pada sadel tertutup
(bounded sad
dle).
Hendaknya dimaklumi bahwa tidak semua daerah tak bergigi yang pa
da ke dua sisinya dibatasi gigi asli, harus mendapat dukungan gigi. Hal ini
tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
1. Kondisi periodontal gigi asli.
2.
Jumlah
dan lokasi gigi-gigi yangakan diganti.
3. Keadaangigi-gigi antagonis: gigi asli ataugigi tiruan. Bilagigi tiruan, bahannya
perluditinjauporselenatauplastik.
4. Adanya gigi penyanggayangmembatasi daerah tak bergigi.
5. Gaya kunyahyangberhubungan dengan kebiasaan makan.
6. Estetik.
Sampai saat ini geligi tiruan sebagian lepasan yang mendapat dukungan
gigi asli masihdianggap terbaik, denganalasan :
1. Gaya perpindahan kurangbelcerja pada geligi tiruan semacam ini, karena pada ke
dua ujungdaerah tak bergigi terdapat penahan langsung
(direct retainer).
2. Praktis tidak terjadi pergerakan protesa ke arah jaringan lunak, sehingga tidak
terjadi trauma pada jaringan di bawah basis. Dengan demikian pelapisan basis
tak perludilakukan.
3. Fungsi utama gigi asli memang untuk menahan beban kunyah dan gaya oklusal
akan disalurkan ketulangalveolar melalui akar gigi.
4. Serat-serat periodontal bertindak sebagai peredamkejut.
5. Reseptor
refleks
yangterdapat padamembranaperiodontal, otot, tendon dan sendi
rahang berfungsi mengatur pergerakan mandibula.
Jika
ada gaya oklusal yang
melebihi gayafisiologik, makagigitanpenderita akan terhenti secara
refleks.
138
DUKUNGANGEUGl TIRUANSEBAGIANLEPASAN
GELIGI TIRUANSEBAGIANLEPASAN
DUKUNGAN
JARINGAN
Jaringan lunakataumukosa yang membungkus prosesus alveolaris terdi-
ri dari tiga lapisan, yaitu mukosa, submukosa dan periosteum.
Mukosa terdiri dari epitel berlapis gepeng. Epitel mukosa ini terbagi atas
tiga lapis; bagian luar disebut Stratum Corneum, bagian tengah Stratum Me
dium yang terdiri dari S. Spinosum dan S. Granulosum, sedangkan bagianba-
salnya adalah Stratum Germinativum. Epitel berlapis gepeng ini merupakan
lapisantipis denganketebalanbervariasi, baik secara individumaupunloka-
sinya.
Submukosa dimana terdapat pembuluhdarah, syaraf dan limfe, serta se-
rat kolagen yang masuk ke dalam lapisan periosteal tulang terdiri dari ja
ringanikat. Pada bagianini terdapat cairanekstraselular.
Gambar VIII-3: GTSL DukunganJaringan; cengkeram tanpa sandaran.
Reaksi Jaringan Lunak terhadap Gaya Oklusal
Gaya oklusal yang diterima elemen pada waktu mastikasi akan diterus-
kan basis protesa ke jaringan di bawahnya secara kompresif. Bila ada kom-
presi pada permukaanjaringan mukosa, maka cairan ekstraselular akan ter-
desak ke jaringan sekitarnya. Besar gaya yang mendesak cairan ini sama
besar dengan gaya kompresi tadi. Karena cairan ekstraselular terdesak keja
ringansekitarnya, maka tekanan hidraulikbekeija kuranj sempurna; akibat-
nya jaringan mukosa tidak dapat menyangga gaya oklusal sesuai dengan
kemampuantoleransi jaringan secara alamiah.
139
1LMUGEUGITIRUANSEBAGIANLEPASAN
3.
4.
Pendistribusian gaya oklusal kepada permukaan seluas mungkin. Dengan per-
luasan basis selebar mungkin, biasanya ke arah distal, pada kasus berujungbebas,
protesa ini sering disebut geligi tiruan sebagian lepasan dengan perluasan basis
distal.
Pendistribusian gaya oklusal dapat juga dilakukan dengan memperluas konektor
utama dan menggunakan sebanyak mungkin sandaran oklusal.
A
c
ti
142
B a bIX
GAYA-GAYA
DANPERGERAKANROTASI
PADA PROTESA SEBAGIANLEPASAN
AntonMargo
PENDAHULUAN
Protesa sebagian lepasan hanya dapat berfungsi dengan baik dan mem-
buat si pemakai merasa nyaman, bila si pembuat memahami berbagai gaya
yang terjadi pada sebuah geligi tiruan dan pergerakan rotasi yang berlang-
sung selama fungsi. Gaya-gaya ini meliputi Gaya Oklusal atau Vertikal,
Gaya Lateral, Gaya Antero-posterior dan Gaya Perpindahan.
Di lainpihak pergerakanrotasi yang mungkintimbul, bisa berupa Rotasi
di sekeliling Garis Fulkrum, Rotasi pada Sumbu Longitudinal dan Rotasi pada
Sumbu Imajiner yangtegak luruspadapusat rahang.
Dengan pemahaman gaya-gaya dan pergerakan yang mungkin terjadi,
seorang dokter gigi dapatlah diharapkan membuat desain yang memenuhi
persyaratan dukungan, retensi, stabilisasi dan pelestarian jaringan gigi dan
mulut yangmasihada.
MACAM-MACAMGAYA
Gaya Oklusal
Gaya oklusal yang sering pula disebut gaya vertikal, adalah gaya yang
timbul pada waktu bolus makanan berada di permukaan oklusal geligi
143
1LMUGEUGITIRUANSEBAGIANLEPASAN
lit
Gambar DC-1:Gayaoklusal disalurkan melalui sartdaran kegigi penyangga.
Gambar IX-2:Gaya oklusal disalurkan kegigi penyangga dan mukosa.
tiruan sebelumdan pada saat berfungsi atau oklusi. Gaya oklusi ini hendak-
nya disalurkankepadagigi asli.
Pada geligi tiruan yang pada kedua sisinya masih dibatasi gigi asli
(bounded saddle),
gaya oklusal akan disangga oleh sandaran oklusal ceng-
keram. Dengan cara ini, gaya oklusal tadi akan disalurkan ke akar gigi lalu
ke membrana periodontal sampai akhirnya diterima olehtulang alveolar.
Pada geligi tiruan berujung bebas (free end) sebagian gaya oklusal akan
diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya oleh jaringan mukosa di
bawahbasis protesa (Gambar XI-2).
Besar gaya kunyahyang teijadi pada saat mastikasi tergantung pada usia,
jenis kelamin, kekuatanotot mastikasi, macamgigi antagonis, kebiasaan ma-
kan serta lokasi gigi yang diganti. Pada penderita usia lanjut, gaya kunyah
144
GAYA-GAYA DANPERGERAKANROTASI
lebih kecil dibanding mereka yang masih muda, begitu pula gaya kunyah
laki-laki lebihbesar dari pada wanita.
Jika
gigi antagonis masihasli, gaya ku
nyahlebihbesar dari pada yang palsu. Gaya kunyahpada gigi tiruan metal
dan porselen lebih besar dibanding yang plastik. Penderita dengan otot
kunyahkuat akan menghasilkan gaya kunyahlebihbesar dari pada mereka
yang otot kunyahnya lemah. Dalam pada itu, kebiasaan makan makanan
keras juga menghasilkangaya lebihbesar pula, seperti halnya gigi Molar bila
dibandingPremolar.
Gaya Lateral
Kontak oklusi antara gigi-gigi dan aktivitas otot-otot di sekitar geligi tiru
an pada saat pengunyahan akan menimbulkangaya horisontal. Berdasarkan
arahnya, gaya horisontal dapat dibagi menjadi Gaya Lateral dan Gaya
Antero-posterior.
Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi kontak
oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya
yang palingmerusakgigi asli maupuntulang alveolar pada daerah tak bergi-
gi, karena hanya sebagian serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi
menyangganya.
Gambar IX-3:Gaya oldusal dapat disangga se-
cara baik oleh seluruh serat periodontal. Gaya
horizontal (A, B) hanya disangga oleh
sebagian serat periodontal saja. Terlihat serat
periodontal (D, G)
menegang dan (C, F) ter-
tekan pada waktu gaya horizontal bekerja. E
adalah titik pusat rotasigigi.
145
IIMUGEUGl TIRUANSEBAGIANLEPASAN
I
1
Gambar IX-4:Gayahorisontal dan aktivitas otot di sekitar geligi tiruan
Gambar IX-5:Gaya lateral padarahangatas (A) dan bawah (B)
Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berle-
bih, gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara ber-
ikut ini :
1. Penyalurangaya lateral sebanyak mungkinkepadagigi asli.
2. Pengurangansudut tonjol gigi.
3. Pengurangan luaspermukaanbidangoklusal elemen tiruan.
4. Pemakaiandesain cengkerambilateral.
5. Penmyusunanoklusi dan artikulasi yangharmonis.
GayaAntero-Posterior
Gaya ini terjadi pada pergerakanrahangdimana gigi depanada pada po-
sisi edge to edge atau oklusi protrusif ke oklusi sentrik dan sebaliknya. Pada
146
GAYA-GAYA DANPERGERAKANROTAS1
pergerakan ini ada kecenderungan geligi tiruan rahang bawah bergerak ke
arah posterior dangeligi tiruanrahangatas keanterior.
Pergerakan semacam ini pada protesa rahang bawah dapat diatasi de-
ngan:
1. Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial,jika cengkeram
berasal dctri sandaran distal.
2. Penempatan sandaran dan konektor minor di sisi mesial gigi penyangga.
3. Perluasanbasis sampai retromolar pad.
4. Pengurangansudut tonjol gigi.
5. Penyusunanoklusi dan artikulasi harmonis.
Pada rahangatas, pergerakanantero-posterior dapat diatasi dengan :
1. Perluasan basis sampai tuber maksilaris.
2. Penempatan cengkeram pada gigi posterior atau sandaran dan konektor minor
padapermukaan distal.
3. Perluasan konektor utama sampai gigi anterior.
4. Pengurangansudut tonjol gigi.
5. Penyusunanoklusi dan artikulasi harmonis.
Gaya Pemindah
Gaya pemindahatau pelepas (displacingor dislodgingforces) tinibul karena
pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada permukaan oklusal ge
ligi tiruan danpada saat mulut terbuka protesa akantertarik ke arahoklusal.
*
**
A B
Gambar 1X-6: GayaAnteroposterior pada (A) protesa atas dan (B)
protesa bawah.
147
ILMUGEUG1T1RUANSEBAG1ANLEPASAN
Gambar IX-7:Gayaperpindahan karena makanan lengket atau aktivitas otot.
Selanjutnya pergerakan otot perifer, kekuatan tak terkontrol seperti ba-
tuk, bersin dan gaya berat untuk
protesa rahang atas, termasuk dalam ke-
lompok gaya-gaya ini.
Perbedaan antara gaya perpindahan dan rotasi terletak pada ada tidak-
nya sumbu rotasi. Pada gaya perpindahan, sandaran akan terangkat dari ke-
dudukannya, sedangkan pada rotasi masih ada bagian sandaran yang ber-
kontak dengangigi danmerupakantumpuanuntuk rotasi.
Gaya perpindahanini ditahan olehlengan retentif cengkeramdan bagian
retentif lainnya dari geligi tiruanpsebagianlepasan.
Pada geligi tiruan sebagian lepasanberujungbebas akan terjadi Pergerak
an Rotasi pada saat fungsi. Dalamhal ini, ada tiga kemungkinan pergerakan
rotasi, masing-masing rotasi pada garis fulkrum, pada sumbu longitudinal
dan pada sumbuimajiner yang tegak lurus pusat rahang.
MACAM
-
MACAMPERGERAKANROTASI
PergerakanRotasi pada garis Fulkrum
Pergerakan ini terjadi sekeliling sumbu putar yang terbentuk oleh dua
buahsandaran utama. Garis ini disebut Garis Fulkrumatau Garis Rotasi dan
148
GAYA-GAYA DANPERGERAKANROTASI
Gambar LX.-8 :PergerakanRotasi sekelilinggaris
fulkrum.
merupakanpusat rotasi geligi tiruandalamarahvertikal. Bila ada gaya oklu-
sal yang diterima protesa, maka geligi tiruan akanbergerak ke arahjaringan
mukosa. Besarnya pergerakan ini tergantung pada besarnya kompresibilitas
mukosa yang bersangkutan. Garis fulkrumjuga merupakan pusat rotasi ba
sis protesa menjauhi jaringan mukosa, bila yang bekerja adalah gaya perpin-
dahan. Kalau lengan cengkeram cukup retentif dan efektif menahan san-
daran oklusal
tetap pada kedudukannya, maka disini hanya terjadi perge
rakanrotasi saja.
Pergerakan ke arah mukosa dapat ditanggulangi dengan cetakan fung-
sional, ketepatan basis dan teigantung pada kualitas jaringan pendukung.
Pergerakan ke arah oklusal, sementara itu dapat diimbangi dengan retensi
tak langsung (indirect retention).
PergerakanRotasi pada SumbuLongitudinal
Pergerakan rotasi ini terjadi pada sumbu longitudinal yang melalui pusat
sandaran dan puncak lingir. Pada saat geligi tiruan berfungsi, basis ujung
bebas akan berotasi pada puncak lingir. Pergerakan iotasi ini dapat ditang
gulangi dengan ketegaran konektor utama dan lengan retentif cengkeram
pada sisi rahanglainnya.
Jadi
penempatanlengancengkeramsebaiknya bila
teral.
Pada desainunilateral, ke dua lengancengkeramharus retentif.
149
1LMUGEUGITIRUANSEBAGIANLEPASAN
Gambar IX-9:PergerakanRotas: pada Sumbu Longitudinal.
Gambar IX-10:Pergerakan Rotasi padaPusat Rahang
PergerakanRotasi padaSumbuImajiner
Pergerakanpada sumbu imajiner tegak lurus pusat rahang terjadi karena
gaya kunyahhorisontal dandiagonal bekerja pada protesa. Pergerakanrotasi
jenis ini dapat ditanggulangi oleh lengan pengimbang atau stabilisasi dari
geligi tiruan, dan konektor minor yang berkontak dengan permukaanverti-
kal gigi asli. Seperti halnya lengan retentif cengkeram, lengan pengimbang
juga sebaiknya bilateral.
150