Makalah Bangunan Pantai

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai Negara maritim mempunyai lebih dari 3700 pulau
berpenghuni dan garis pantai sepanjang 80000 km. Pantai merupakan daerah di
tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah.
Daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaaan daratan dimulai dari garis
batas pasang tertinggi disebut dengan daratan.daerah lautan adalah dsaerah yang
terletak diatas dan dibawah permukaan air laut dimulai dari sisi laut pada garis
sudut terendah termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya. Sedangkan
garis batas pertemuan antara daran dan air laut dimana posisinya tidak tetap dan
berpindah sesuai pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi disebut
dengan garis pantai.
Wilayah pantai pada umumnya digunakan oleh penduduk untuk melakukan
berbagai aktifitas untuk memenuhi kebutuhannya, seperti sebagai kawasan
industry, pelabuhan, aktifiras perikanan/pertanian, kawasan pemerintahan dan
kawasan pariwisata. Dengan adanya beberapa kegiatan dibutuhkan berbabagai
prasarana dan sarana yang akan dibangun sepanjang pesisir pantai.
Pembangunan prasarana dan sarana yang ada menimbulkan dampak dan
masalah-masalah baru.
Masalah-masalah baru tersebut antara lain:
1. Erosi pantai yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota yang
berupa mudurnya garis pantai. Ini dapat disebabkan oleh penyebab alami
seperti serangan gelombang atau akibat pengrusakan lingkungan akibat ulah
manusia sendiri se[erti penebangan hutan bakau yang tidak terkendali dan
berbagai bentuk eksplitasi lainya.
2. Tanah timbul akibat endapan pantai sehinggan memajukan garis pantai.
Pemajuan garis pantai yang teejadi dapat memberikan keuntungan dan dan
kerugian.
3. Pembelokan dan pendangkalan dapat menyebabkan tersumbatnya muara
sungai. Hal ini akan menyebabkan banjir di daerah hulu.
4. Penurunan tanah dan intrusi air asin akibat pemompaan air tanah yang
berlebihan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai:
1. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan serangan gelombang,
2. Mengubah lajur transport sedimen sepanjang pantai,
2

3. Mengurangi eneregi gelombang yang sampai kepantai,
4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen kepantai,atau dengan cara lain
Dengan bebrbagai masalah diatas, maka kita kenal dengan bangunan pantai
yang dibuat khusus agar pemabngunan tetap dapat dijalankan sambil
meminimalkan masalah-masalah yang ditimbulkanakibat pembangunan itu sediri.
Selain itu penempatan banguna panntai dapat membantu juga untuk mengurangi
masalah yang telah ada. Bangunan pantai itu sendiri dapat mampu mengatasi
masalah erosi yang diakibatkan untuk menambah suplai sedimen.

1.2. Maksud dan tujuan
Dalam penulisan makalah penulis bermaksud untuk menunjukan jenis dari
bangunan pantai yang kita kenal untuk mengatasi persoalan dari erosi yang terjadi
pada pemabgunan kawasan pinggir pantai.
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar dapat menjelaskan dengan baik
fungsi dari bebrbagai jenis bangunan pantai dan mengenalkan berabagai jenis
bangunan pantai yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
di dalam pembanguna suatu kawasan pantai denga berbagai tujuan tertentu.





















3





BAB II
BANGUNAN PANTAI


2.1. Pengertian Bangunan Pantai

fungsi utama dibangunnnya bangunan pantai adalah menagtasi erosi yag
diakibatkan oleh egelombang laut. fungsi bangunan pantai tersebut dapat
dijabarkan antara lain antara lain
1. memperkuat dan melindungi panati dari serangan gelombang
2. bangunan pantai yang dibangun mampu mebgubah lajur transportasi sedimen
sehingga erosi ynag terjadi dapat dikendalikan.
3. banguna pantai dibangun untuk mengurangi energy gelombang yang sampai
kepantai.
4. menambah suplai sedimen ke pantai untk memperluas sempadan pantai.


2.2. Klasifikasi Bangunan Pantai

sesuai dengan fungsinya bangunan pantai dapat diklasifikasikanmenjadi tiga yakni;
pertama bangunan pantai dengan konstruksi yang dibangun dipantai dan sejajar
dengan garis pantai. Bangunan yang termasuk dalam kelompok pertama ini adalah
dinding pantai atau revetment yang dibangun pada garis pantai atau di daratan
yang digunankan untuk melindungi pantai langsung dari serangan gelombang.
Kedua, bangunan panati yang konstruksinya kira-kira tegak lurus pantai dan
sambung ke pantai. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah groin dan jetty.
Groin adalah bangunan yang ang menjorok dari panati kea rah laut yang
digunakan untuk menangkap sedimen sepanjang pantai sehingga transport
sedimen spanjang pantai semakin berkurang dan berhenti. Jetty ada;ah bangunan
tegak lurus garis pantai yang ditempatkan dikedua sisi muara sungai. Bangunan ini
digunakan untuk menahan sedimen pasir yang bergerak sepanjang pantai masuk
dan mengendap si muara sungai.
Ketiga, konstruksi yang dibangun di lepas pantai kira-kira sejajar dengan garis
pantai. bangunan pemecah gelombang (break water) termasuk dalam kelompok
ini. Pemecah gelombang (break water) dibagi menjadi dua macam yaitu pemecah
4

gelombang lepas pantai yang digunakan sebagai pelindungan panati teharadap
erosi dengan menghancurkan gelombang sebelum mencapai pantai dan yang
kedua adalah bangunan pemecah gelombang sambunag panrtai. Pemecah
gelombang sambung pantai digunakan untuk melindungi daerah perairan
pelabuhan dari gangguan gelombang sehingga kapal dapat masuk ke pelabuhan
dan melakukan bongkar muat barang dan menaikan serta menurunkan
penumpang.
Berdasarkan bentukkya bangunan panati dibedakan atas dua yaitu bangunan sisi
miring dan bangunan sisi tegak. Tang termasuk dalam bnagunan siisi miring
adalah bangunan berupa tumpukan batu yang bagian luarnya diberi lapis
pelindung dari batu-bau ukuran besar, blok beton atau batu bautan dari beton
berbentuk tetrapod, quadripods, tribars, dolos dan sebagainya.
Utuk tipe bangunan sisi tegak merupakan bangunan yang terbautdari pasangan
batu, kaison batu tupukan buis beton didinding turap baja atau beton.

2.2.1. Dinding Pantai Dan Revetment

Revetment atau perkuatan lereng merupakan bangunan yang ditempatkan
pada suatu lereng yang berfungsi melindungi suatu tebing alur pantai atau
permukaan lereng dan secara kesuluruhan berperan meningkatkan stabilitas
alur pantai atau tubuh tanggul yang dilindungi. Secara khusus,dinding pantai
ataurevetment juga dapat didefinisikan sebagai bangunan yang
memisahkandaratan dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai
dinding pelindung pantai terhadaperosi dan limpasan gelombang
(overtopping ) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratantepat di
belakang bangunan. Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya
gelombangdapat berupa sisi vertikal atau miring.
Dinding pantai biasanya berbentuk dinding vertikalsedangkan
revetment mempunyai sisi miring. Revetment ditempatkan di tebing pantai
untuk menyerap energi air yang masuk guna melindungisuatu tebing alur
pantai atau permukaan lereng tanggul terhadap erosi dan limpasan gelombang
(overtopping ) ke darat.

Berikut ini adalah beberapa penampakan dari revetment.

5






6






2.2.2. Groin

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif
tegak lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja,
beton (pipa beton), dan batu. Pemasangan groins menginterupsi aliran arus
pantai sehingga pasir terperangkap pada upcurrent side, sedangkan pada
downcurrent side terjadi erosi, karena pergerakan arus pantai yang berlanjut .
7


Penggunaan Groin dengan mneggunakan satu buah groin tidaklah
efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri
bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak
tertentu. Hal ini dimaksudkan agar perubahan garis pantai tidak terlalu
signifikan.

Selain tipe lurus seperti yang ada pada gambar ada juga groin tipe L dan tipe
T, yang kesemuanya dibangun berdasarkan kebutuhan

2.2.3. Jetty

Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi
muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran,
pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan
8

tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar sedimen
sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap pembentukan endapan
tersebut. Pasir yang melintas didepan muara geelombang pecah. Dengan jetty
panjang transport sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur
pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal
masuk kemuara sungai.

Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan
untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan
pengendalian banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir
engan gelombang yang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara
oleh endapan pasir.karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir
terbentuk di muara. Transport akan terdorong oleh gelombang masuk kemuara
dan kemudian diendapkan. endapan yang sangat besar dapat menyebabkan
tersumbatnya muara sungai. penutupan muara sungai dapat menyebabkan
terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara. Pada musim penghujan air
banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit muara sungai
terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan kembali tersebut
biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah yang sama
dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut,
mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat
digunakan salah satu dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang,
jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang
pecah.tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen kemuara, tetapi
biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk
penaggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali
apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty
sedang dimana ujungnya berada anatar muka air surut dan lokasi gelombang
pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur
9

diujung jetty masih memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty
pendek, kaki ujung bangunan berada pada permukaan air surut.fungsi utama
bnagunan ini adalah menahan berbeloknya muara sungai dan
mengkonsentrasikan aliran pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa
mengerosi endapan, sehingga apada awal musim penghujan di mana debit
besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah terbuka.



Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang
ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satusisi tebing muara yang tidak
menjorok kelaut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya
endapan dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu
mencegah berbeloknya muara sungai degan mengkonsentrasikan aliran untuk
mengerosi endapan.

2.2.4. Pemecah gelombang

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai
adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu
dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk
perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang
sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan.
Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.

10



Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan
tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi
perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci
mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan
dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi.
pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak
tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada panjang pantai yang
dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah
gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah
gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi
karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang
bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas
pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka
11

bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan
meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya
dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam
gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian
diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya
gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian
besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan
tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air),
tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan
tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan
puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil
dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.



Pemecah Gelombang Lepas Pantai

Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai
adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu
dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk
perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang
12

sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan.
Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka
tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas
pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan
yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh
celah.

FUNGSI

Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi
karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang
bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas
pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka
bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan
meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya
dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam
gelombang sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian
diteruskan (transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya
gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian
besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan
tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air),
tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan
tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan
puncak bangunan)

Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil
dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.


MATERIAL

13

Untuk material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu
sendiri. Seperti halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang
lepas pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe
yaitu: sisi tegak dan sisi miring.
Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material
seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau batu,
tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain
sebagainya.


Gbr 1. Berbagai jenis breakwater sisi tegak

Dari beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang
paling umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison
beton pada pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk
kotak dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada
pemecah gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu
yang berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi
maka dibuat perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton :
Sementara untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang
lepas pantai bisa dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di
bentuk sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan
melintangnya membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah
gundukan besar batu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran
butiran sangat besar.

14




Gbr 2. Breakwater sisi miring




Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa
lapisan yaitu:
1) Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa
partikel-partikel halus dari debu dan pasir.
2) Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan
penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti(core) terhadap
penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu
dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
3) Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya,
merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan
gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan
berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton
dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod,
quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain
Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang
konvensional kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang
menggunakan perkuatan serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti
Dolos dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi
dan beton bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil
baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan
struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum kurang
hemat biaya, dan jarang digunakan.
15





Gbr 3. Beberapa macam material batu buatan



Seiring perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang
lepas pantai juga mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal
konstruksi pemecah gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan
bangunan sisi tegak dan bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun
dikombinasikan misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai
pondasinya.

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Ada berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan
konstruksi pemecah gelombang lepas pantai baik itu sisi tegak maupun sisi
miring. Untuk sis tegak ada sebuah metode pelaksanaan yang cukup unik
pada sebuah konstruksi pemecah gelombang kaison. Metode ini agak berbeda
dan sempat mejadi pertentangan pada saat ditemukan.

Adapun gambaran umum metode pelaksanannya adalah sebagai berikut:
Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan
bagian dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur
tekanan udara didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat
dikendalikan untuk memastikan stabilitas dan mengatur aliran udaranya
selama pemindahan ke lokasi pemasangannya.

16



Gbr 4. Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara

Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan didorong
menggunakan sebuah tugboat.



Gbr 5. Ilustrasi pemindahan kaison dengan cara didorong tugboat
Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison
dikeluarkan dan kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan
beratnya sendiri. Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada
posisi yang telah direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi
untuk meningkatkan kekuatan strukturnya.

Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya
hanya mempunyai luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan
dengan area yang dicakup oleh kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang
kecil ini digabungkan dengan berat kaison yang besar mengakibatkan kaison
lebih mudah ditenggelamkan hinga menancap ke dasar laut dengan dengan
kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan kaison dapat menahan
pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang. Disamping itu juga
17

dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan kaison
dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu
solusi menghemat pemakaian material pengisi.

Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung
kaison selama pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar
laut sampai kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah
dengan memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.

Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material
kerukan melalui suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur
dan/atau pasir dipompa masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa
dalam kaison itu dikurangi seperti yang dilakukan pada air yang mengisi
kaison, sehingga struktur itu berada dibawah dukungan hidrolik sementara.

Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat,
maka lubang-lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material
lain.

Gb5 6. Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi dengan
material pengisi


Sedangkan untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya
tidak jauh berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan
jeti yang juga menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya
cara pemindahan material dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah
gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu
dari garis pantai maka untuk pemidahan material dan alat berat ke lokasi
pemasangan menggunakan alat transportasi air misalnya kapal atau tongkang
18

pengangkut material. Adapun metode pelaksanaannya dapat dipilah per
lapisan sebagai berikut:
Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan
dump truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian
inti(core) idealnya mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan
kira-kira 0,5 meter di atas level menengah permukaan laut, ketika ada suatu
daerah pasang surut yang besar, sebaiknya berada diatas level tertinggi air
pasang.





Gbr 7. Pengurugan lapisan inti dengan dump truk

Lapisan bawah pertama(under layer) yang terdiri dari potongan-
potongan tunggal batu. Penempatan batu-batu lapisan ini dapat dilakukan
menggunakan ekskavator hidrolis, selain itu juga bisa dengan menggunakan
sebuah mobile crane normal jika tersedia ruang yang cukup untuk
landasannya. Jangan pernah menggunakan crane dengan ban karet pada
lokasi yang tidak rata tanpa landasan yang cukup luas. Ekskavator harus
menempatkan batuan yang lebih berat secepat mungkin sehingga bagian
inti(core) tidak mengalami hempasan ombak. Jika suatu ombak badai
mengenai lokasi dimana terlalu banyak bagian inti(core) yang mengalaminya,
maka ada suatu bahaya yang serius pada bagian inti(core) yaitu penggerusan
material. Gambar 9 menunjukkan susunan lapisan bawah. Dalam hal ini
kemiringan lerengnya adalah 2,5/1 dan jarak H, adalah ketinggian dari puncak
lapisan bawah ke dasar laut. Suatu tiang dari kayu harus ditempatkan pada
bagian atas inti (core) dan disemen untuk meperkokohnya. Pada jarak sama
dengan 2,5 x H, sebuah batu ladung yang berat dengan sebuah pelampung
penanda harus ditempatkan di dasar laut. Sebuah senar nilon berwarna terang
akan direntangkan dari batu ladung ke ketinggian yang diperlukan (H) pada
tiang. Prosedur ini harus diulangi setiap 5 m untuk membantu operator crane
atau ekskavator untuk menempatkan puncak lapisan di tingkatan yang benar.
19

Seorang perenang dapat memastikan bahwa masing-masing batu batuan yang
terpisah ditempatkan di dalam profil yang dibatasi oleh senar nilon.


Gbr 7. Penempatan batuan lapisan bawah menggunakan ekskavator


Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan
penempatan batu maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane
(crane penggerak roda kelabang) atau tracked crane (crane dengan rel).
Crane jenis tersebut adalah alat berat yang paling cocok untuk pekerjaan
menempatkan batuan berukuran besar. Batu-batu yang besar harus diangkat
satu demi satu menggunakan sling atau pencengkram dan harus ditempatkan
didalam air dengan pengawasan dari seorang penyelam. Ia harus ditempatkan
satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan ia saling
berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak tidak bisa menarik
satu batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas longsor,
menerobos lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah
yang batuannya lebih kecil.


Gbr 8. Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane.jpg

Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik,
penyelam tadi perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu
ditempatkan sampai lapisan pelindung ini menerobos permukaan air. Sama
seperti lapisan bawah, diperlukan dua lapisan pelindung untuk menyelesaikan
20

lapisan pelindung utama. Profil kemiringan dapat diatur pada interval tetap 5 m
menggunakan prosedur yang sama.



2.3. Bangunan Pelindung pantai lainnya
2.3.1. Seawall
Seawall hampir serupa dengn revetment (stuktur pelindung pantai
yang dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu
dibuat sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau lengkung.
Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai
pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya
dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu
atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi
gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan
menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya.


2.3.2. Artificial Headland
Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang
ujung pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang
memungkinkan proses-proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian
depan yang tersisa. Hal ini secara signifikan lebih murah daripada melindungi
seluruh bagian depan dan dapat memberikan perlindungan sementara atau
jangka panjang dengan aktif dari berbagai macam resiko. Tanjung sementara
dapat dibentuk dari gabions atau kantong pasir, namun umurnya biasanya
tidaklah panjang antara 1 sampai 5 tahun
21


Tanjung buatan berfungsi menstabilkandaerah pesisir pantai,
membentuk garis pantai semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok
sehingga energi gelombang akan hilang pada daerah shoreline dan akhirnya
membentuk pesisir rencana yang lebih stabil dan dapat berkembang. Stabilitas
akan tergantung pada panjang dan jarak dari tanjung. struktur pendek dengan
celah panjang akan memberikan perlindungan lokal tetapi tidak mungkin
mengizinkan bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. Jika erosi
berlangsung terus-menerus tanjung mungkin perlu diperpanjang atau
dipindahkan untuk mencegah kegagalan struktural, meskipun tanjung buatan
akan terus memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan dekat
pantai.

2.3.3. Beach Nourishment

Beach Nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk
memindahkan sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga
menjaga pantai tetap stabil.
Kita ketahui erosi dapat terjadi jika di suatu pantai yang ditinjau
terdapat kekurangan suplai pasir. Stabilitasi [antai dapat dilakukan dengan
penambahan suplai pasir ke daerah yang terjadi erosi itu. Apabila erosi terjadi
secara terus menerus , maka suplai pasir harus dilakukan secara berkala
dengan laju sama dengan kehilangan pasir . Untuk pantai yang cukup panjang
maka penambahan pasir dengan cara pembelian kurang efektif sehingga
digunakan alternatif pasir diambil dari hasil sedimentasi sis lain dari pantai.
22



2.3.4. Terumbu Buatan

Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan
Amerika usaha ini telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula-mula
dilakukan dengan menempatkan material natural berukuran kecil sebagai
upaya untuk menarik dan meningkatkan populasi ikan. Di Indonesia, terumbu
buatan mulai disadari peranan dan kehadirannya oleh masyarakat luas sejak
tahun 1980-an, pada saat dimana Pemda DKI. Jakarta menyelenggarakan
program bebas becak, dengan merazia seluruh becak yang beroperasi di ibu
kota dan kemudian mengalami kesulitan dalam penampungannya, sehingga
pada akhirnya bangkai becak tersebut dibuang ke laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan
bahan telah digunakan sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan kualitas
habitat ikan dan biota laut lainnya.
Saat ini sedang terjadi pergeseran paradigma rekayasa pantai dari
pendekatan rekayasa secara teknis yang lugas (hard engineering approach)
ke arah pendekatan yang lebih ramah lingkungan (soft engineering approach).
Salah satu contoh misalnya adalah bangunan pemecah gelombang
(breakwater) yang semula ambangnya selalu terletak di atas muka air laut, kini
diturunkan elevasinya hingga terletak dibawah muka air laut.

23

BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan

Untuk Menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang harus dilkakukan
adalah mencari penyebab terjadinya erosi. Dengan mengetahui penyebabnya,
selanjutnya kita dapat menentukan cara penanggulangannya yang biasanya dapat
berupa bangunan-bangunan pelindung pantai ataupun dengan menambah suplai
seidmen.
Beberapa jenis bangunan yang dapat dibuat untuk mengatasi erosi dan
gelombang pada pantai antara lain dengan membangun susunan groin pada
pesisir pantai, jetty baik yang single maupun double jetty, seawall dan sebagainya.
Kesemua jenis bangunan pelindung pantai dibangun beradasarkan fungsinya
masing-masing. Ada yang dibangun tegak lurus dan ada pula yang dibangun
sejajar garis pantai.
Stabilisasi pantai dilakukan dengan membuat bangunan pengarah sediment
seperti tanjung buatan, pemecah gelombang sejajar pantai, dan karang buatan
yang dikombinasikan dengan pengisian pasir. Metoda ini dilakukan apabila suatu
kawasan pantai terdapat defisit sediment yang sangat besar sehingga dipandang
perlu untuk mengembalikan kawasan pantai yang hilang akibat erosi.
Namun Pope (1997) merangkum filosofi bangunan pelindung pantai sebagai berikut:
1. Tak ada satu pun bangunan pelindung pantai yang permanen. Tak satu
pun bangunan yang bisa bertahan selamanya di lingkungan pantai yang
dinamis.
2. Tak satu pun bangunan pantai yang bisa digunakan untuk
menanggulangi seluruh lokasi. Bangunan yang berfungsi baik di suatu
tempat belum tentu berfungsi dengan baik di tempat lain.
3. Tak satu pun bangunan pantai yang bekerja baik pada semua kondisi.
Setiap pelindung pantai hanya didisain untuk kondisi tertentu yang
terbatas, jika batas kondisi tersebut dilampaui, maka bangunan tidak bisa
berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
4. Tak ada bangunan pantai yang ekonomis atau murah.
24

5. Tapi, ada suatu cara/pendekatan yang mampu melindungi lokasi dalam
jangka waktu usia ekonomis bangunan yang efektif.
6. Ada upaya-upaya teknis yang bisa digunakan dengan bantuan proses-
proses pantai untuk mendapatkan hasil yang bisa diperkirakan.
7. Ada daerah-daerah dimana upaya manusia dalam melindungi pantai
tidak menghasilkan apapun.
8. Ada daerah dimana bangunan pantai (hard structures) lebih tepat
digunakan.
9. Ada daerah dimana bangunan pantai tidak layak digunakan, soft
structures lebih tepat.
10. Ada daerah dimana tidak diperlukan bangunan perlindungan pantai.

3.2. Saran
Kita sebagai Warga Negara yang baik hendaknya ikut beperan dalam proses
pengamanan pantai tersebut, yaitu dengan ikut melestarikan ekosistem laut
beserta isinya, melakukan pembangunan sesuai peraturan yang berlaku agar tidak
melewati garis pantai, serta tidak melakukan penambangan pasir atau perusakan
karang.

Anda mungkin juga menyukai