Struktur Kristal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

ALFU NEIZHELA

(4201410058)
Pendidikan Fisika

Resume : Difrasi sinar X : Hukum Bragg

Difraksi sinar-x merupakan proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal.
Pembahasan mengenai difraksi sinar-x mencakup pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal
berikut ini:

Hukum Bragg
Bila atom-atom pada kristal ditumbuk oleh partikel yang
ukurannya seorde dengan ukuran atom, maka partikel
tersebut akan dipantulkan dengan sudut yang tidak dapat
dipastikan arahnya. Sehingga yang terjadi adalah
peristiwa hamburan atau difraksi.

Agar terjadi interferensi maksimum maka beda jalan yang ditempuh oleh berkas-berkas sinar adalah
merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombangnya. Ini berarti:
Beda jalan = n, n = 1,2,3, (2.1)
Dengan adalah panjang gelombang dan n adalah bilangan bulat positif. Beda jalan antara berkas 1
dan 2 dalam gambar adalah
CB + BD = n atau

u n = sin d 2
hkl
(2.2)
Bilangan bulat n = 1, 2, 3, menentukan orde refleksi Bragg.
Persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang dihamburkan merupakan berkas difraksi
dikenal sebagai Hukum Bragg. Hukum Bragg menyatakan bahwa perbedaan lintasan berkas difraksi
sinar-X harus merupakan kelipatan panjang gelombang.


1. Pembentukan sinar-x
Tahun 1895, W.C. Rntgen menghasilkan penemuan yang sangat vital dalam perkembangan
sains modern. Rntgen menemukan sejenis radiasi yang keluar dari sebuah tabung muatan
(discharge tube), yang karena misteriusnya diberi nama sinar-x.

Sinar-X adalah gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang berorde ~1 . Sinar-X dibangkitkan
dalam tabung hampa sinar-X (Gambar 2.2). Pemanasan
pada filamen di katoda mengakibatkan elektron keluar dari
katoda. Elektron ini akan dipercepat oleh sumber tegangan
tinggi menuju logam anoda.

Sinar-x dimanfaatkan untuk membantu menunjukkan sifat-sifat material. Salah satu contoh
dari yang terakhir adalah penggunaan sinar-x dalam difraksi yang bertujuan membantu
menunjukkan sifat-sifat dasar material kristal. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila
difraksi sinar-x merupakan salah satu metode standar dalam karakterisasi material.
Ada dua kejadian saat elektron dengan kecepatan tinggi sampai di anoda yaitu:
Radiasi kontinyu. Radiasi Diskrit.

Setiap muatan yang mengalami
percepatan atau perlambatan akan
mengeluarkan radiasi yang beragam
panjang gelombangnya. Karena proses
bremsstrahlung dapat dialami elektron
berulang kali maka spektrumnya bersifat
kontinyu.

Interaksi elektron dalam (kulit K) dari atom
bahan anoda berupa tumbukan tak lenting
sempurna, akan mengakibatkan elektron-K
terlepas dari kulitnya sehingga atom berada
dalam keadaan tereksitasi dan bersifat tidak
stabil.
Dalam waktu 10
-8
sekon akan terjadi
pengisian kembali kekosongan itu oleh
elektron-elektron dari kulit-kulit yang lebih
luar. Perpindahan elektron dari kulit luar ke
kulit dalam ini akan disertai pancaran radiasi
dengan panjang gelombang tertentu atau
diskrit


Vektor-vektor kekisi Balik
3 2 1
3 2
1
a x .a a
a x a
2 b =
3 2 1
1 3
2
a x .a a
a x a
2 b =
3 2 1
2 1
3
a x .a a
a x a
2 b = (2.3)
a
1
, a
2
, a
3
vektor-vektor primitif kekisi kristal
b
1
, b
2
, b
3
vektor-vektor kekisi baliknya.

Karena vektor kekisi balik tegak lurus terhadap dua vektor kekisi primitifnya, maka b
1
, b
2
, b
3
bersifat
ij
to 2
j i
= .a b (2.4)
dengan o
ij
=1 jika i = j dan o
ij
= 0 jika i j.
Jadi, setiap struktur kristal memiliki dua kekisi yaitu kekisi primitif kristal (a
1
, a
2
, a
3
) dan kekisi
balik (b
1
, b
2
, b
3
). Vektor-vektor satuan kekisi primitif berdimensi [L], sedangkan kekisi balik
[1/L].
Konsep kekisi balik sangat berguna di dalam fisika zat padat. Salah satunya adalah dalam
difraksi sinar-X, sebagai syarat terjadinya difraksi maksimum. Syarat ini tidak boleh
bertentangan dengan hukum Bragg. Untuk membuktikan pernyataan itu diperlukan dua sifat
kekisi balik yaitu:
a. G
hkl
// d
hkl

b.
hkl
hkl
d
G
t 2
=
dengan G
hkl
= hb
1
+ kb
2
+ lb
3
adalah vektor translasi kekisi balik, sedangkan h, k, dan l adalah
bilangan bulat.
2. Hamburan (scattering) gelombang elektromagnetik
Atom-atom yang tersusun dalam sel satuan ternyata sel satuannya tidak selalu berupa sel
primitif, sehingga sinar-X hasil difraksi pada kristal yang diterima detektor merupakan hasil
interferensi dari tiga kawasan:
a. interferensi kawasan atom, diperhitungkan melalui faktor hamburan atom fa
b. interferensi kawasan sel satuan, dengan faktor struktur geometris F
c. interferensi kawasan kristal, dengan faktor struktur kekisi S.
Ketiga faktor di atas dapat dihitung dengan ketentuan bahwa interferensi yang dihasilkan berasal
dari pusat hamburan berupa titik, seperti diperlihatkan pada gamabar 2.3. Dan faktor interferensi
sistem N pusat hamburan dihitung berdasarkan rumus:

=
A
=
N
j
k r i
j
e fe f
1
.

(2.5)

Gambar 2.3 Pusat hamburan, (a)
hamburan titik (b) vektor
gelombang.

Faktor Hamburan Atom fa
dV e r f a
atom
V
k r i
}
A
=

.
) ( (2.6)
dengan (r) adalah rapat muatan dalam atom dan dV adalah elemen volume. Persamaan (2.8)
mempunyai arti fisis bahwa interferensi dalam kawasan atom selalu terjadi atau tidak pernah nol
untuk semua jenis atom.
Faktor Struktur Kekisi S dan Geometri F
faktor hamburan kristal f
kr



A A
=
s
k i
t
k R i
kr
s t
e fa e f

. .
.
o
(2.7), dengan

A
=
s
k i
s
s
e fa F

.
.
o
adalah faktor struktur geometri dan

A
=
t
k R i
t
e S

.
adalah faktor struktur kekisi.
Bila kita menghitung S, akan menghasilkan syarat maksimum dari Van Laue. Tahun 1912 Laue
melakukan eksperimen untuk membuktikan keteraturan susunan kristal. Syarat supaya di suatu arah
terjadi maksimum adalah:
o o . ) cos (cos h a
o
= (2.8)
dengan: a jarak kekisi, o sudut datang, o
o
sudut difraksi dan h adalah bilang bulat. Generalisasi
persamaan (2.8) untuk kekisi 3D pada sistem kubus akan menghasilkan:

a
h
o

o o
1
cos cos =
a
h
o

| |
2
cos cos = (2.9)
a
h
o


3
cos cos =
Setelah mengkuadratkan dan menjumlahkan persamaan (2.9) maka akan didapatkan persamaan:

2
3
2
2
2
1
2
sin h h h
a
+ + =

u (2.10)
dengan 2v adalah sudut antara sinar masuk dan sinar defraksi.

Perbandingan Metode Laue dan Bragg
Arah suatu maksimum pada tafsiran Laue ditentukan oleh tiga tingkat h
1
h
2
h
3
sedangkan
tafsiran Bragg oleh tingkat n dan indeks Miller d
hkl
dari bidang pantul kekisi. Bila dipersuaikan
maka ketiga besaran tigkat lenturan Laue sama dengan ketiga indeks bidang pemantul pada Bragg,
sehingga: nh h =
1
; nk h =
2
dan nl h =
3
. Dapat pula dituliskan sebagai:
l k h h h h : : : :
3 2 1
=
Dalam penurunan hukum Bragg dan syarat maksimum Van Laue dapat disimpulkan bahwa
difraksi maksimum ditentukan oleh adanya satu pusat hamburan dalam sel satuan, jadi sel satuan
bersifat primitip. Bagaimana bila sel satuannya bersifat non primitip atau didalamnya terdapat lebih
dari 1 pusat hamburan bahkan lebih dari 1 atom?
Pada kasus ini harus diperhitungkan interferensi dalam kawasan sel dan atom. Oleh karena itu
rumus yang digunakan adalah:

A
=
s
k i
s
s
e fa F

.
.
o

dengan:
c b a

s s s s
w v u + + = dan
C B A k

l k h + + = A .
Sehingga rumusnya menjadi:
] ) C B A ).( c b a [( exp .

+ + + + =
s
s s s s hkl
l k h w v u i fa F

atau
] ) ( 2 exp[ .

+ + =
s
s s s s hkl
l w k v h u i fa F t . (2.11)
Bila F
hkl
= 0 berarti bahwa bidang-bidang (hkl) di dalam struktur kristal itu tidak menghasilkan
difraksi. Intensitas yang semestinya ada menurut hukum Bragg, ternyata hilang. Hilangnya
beberapa garis difraksi ditentukan oleh struktur kristal yang bersangkutan. Kita dapat mempelajari
pola garis-garis difraksi yang hilang dan yang tampak untuk menentukan struktur kristal, sehingga
rumus ini dapat digunakan sebagai dasar Analisis Kualitatif dengan XRD.

Anda mungkin juga menyukai