Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan membangun
masa depan. Menurut bahasa, sejarah atau history dalam bahasa inggris berarti pengalaman
masa lampau umat manusia.Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana
perkembangan islam pada masa lampau.
Disnilah sejarah berfungsi untuk memperjelas Perkembangan Islam pada zaman Nabi
Muhammad SAW dan Para Sahabatnya terutama pada zaman khulafaurasyidin. Disini
Agama Islam berada pada zaman keemasan, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam
itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW. Kemudian
pada zaman selanjutnya yaitu zaman para sahabat, terkhusus pada zaman Khalifah empat atau
yang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin. Hal itu tentunya tidak terlepas dari
para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam menyebarkan islam
sebagai agama Tauhid yang diridhoi.
Perkembangan islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban
kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa islam pada zaman
Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan islam yang luar biasa pengaruhnya.
2. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana :
1)Islam masa Rasulullah di Mekkah
2)Rasulullah SAW Membangun Masyarakat Islam di Madinah
3)Pengertian Khulafaur Rasyidin
4)Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
5)Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khottob
6)Kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan
7)Kepemimpinan Khalifah Ali Bin abi Thalib
BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
A.ISLAM MASA RASULULLAH DI MEKKAH
Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal, tahun gajah,
kira-kira 571 masehi. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu kelahiran beliau, ada
seorang gubernur dari keraan Nasrani Abisinia yang memerintah di Yaman bermaksud
menghancurkan Kabah dengan bala tentaranya yang mengendarai Gajah. Belum tercapai
tujuannya tentara tersebut, Allah telah menghancurkan mereka dengan mengirimkan burung
Ababil. Karena pasukan itu menggunakan Gajah, maka tahun tersebut dinamakan tahun
Gajah.
Pada tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat Al-Alaq
ayat 1-5. Pada saat itu pula Nabi dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah SWT
kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan risalah-Nya. Ini terjadi menjelang usia
Rasulullah yang ke 40 tahun. Setelah sekian lama wahyu kedua tidak muncul, timbul rasa
rindu dalam dada Rasulullah SAW. Akan tetapi tak lama kemudian turunlah wahyu yang
kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1-7. Dengan turunnya surat tersebut mulailah Rasulullah
berdakwah.
Adapun dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW antara lain:
1.Penyiaran Islam secara Sembunyi-Sembunyi
Pada saat sedang menunggu wahyu selanjutnya, kemudian turun wahyu yang kedua
(Qs. Al-Mudatstsir:1-7) yang menjelaskan akan tugas Rasulullah SAW yaitu menyeru ummat
manusia untuk menyembah dan mengesakan Allah SWT. Dengan perintah tersebut
Rasulullah SAW mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dakwah pertama beliau
adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya
ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin
Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar
(sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-orang yang
masuk Islam.
2.Menyiarkan Islam secara Terang-Terangan
Penyiaran secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Kemudian
turunlah firman Allah SWT, surat Al-Hijr:94 yang memerintahkan agar Rasulullah berdakwa
secara terang terangan. Pertama kali seruan yang bersifat umum ini beliau tujukan pada
kerabatnya, kemudian penduduk Makkah baik golongan bangsawan, hartawan maupun
hamba sahaya. Setelah itu pada kabilah-kabilah Arab dari berbagai daerah yang datang ke
Makkah untuk mengerjakan haji. Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk
Agama Islam. Akan tetapi, kebanyakan orang-orang kafir Qurais di Mekkah menentang
ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut.
B. Peradaban Pada Masa Rasulullah Saw
1.Mendirikan Masjid
Setelah agama Islam datang Rasulullah SAW mempersatukan seluruh suku-suku di
Madinah dengan jalan mendirikan tempat peribadatan dan pertemuan yang berupa masjid dan
diberi nama masjid Baitullah. Dengan adanya masjid itu, selain dijadikan sebagai tempat
peribadatan juga dijadikan sebagai tempat pertemuan, peribadatan, mengadiliperkara dan lain
sebagainya.
2. Mempersaudarakan antara Anshor dan Muhajirin
Orang-orang Muhajirin datang ke Madinah tidak membawa harta akan tetapi
membawa keyakinan yang mereka anut. Dengan itu Nabi mempersatukan golongan
Muhajirin dan Anshor tersebut dalam suatu persaudaraan dibawah satu keyakinan yaitu
bendera Islam.
3.Perjanjian bantu membantu antara sesama kaum Muslim dan non Muslim
Setelah Nabi resmi menjadi penduduk Madinah, Nabi langsung mengadakan
perjanjian untuk saling bantu-membantu atau toleransi antara orang Islam dengan orang non
Islam. Selain itu Nabi mengadakan perjanjian yang berbunyi kebebasan beragama terjamin
buat semua orang-orang di Madinah.Kerjasama antar komponen penduduk madinah
(muslim dan non muslim). Dimana dimana saat itu non muslim yang tinggal di Madinah
terdiri dari Nasrani dan Yahudi (Banu Nadzir dan Banu Quraidzah).Untuk menjaga keutuhan
perdamaian antar komponen Nabi Saw memprakarsai pembentukan Piagam Madinah.
Adapun pokok-pokok ketentuan Piagam Madinah antara lain :
1. Seluruh masyarakat yang menandatangi harus bersatu padu di bawah paying
perdamaian.
2. Jika salah satu kelompok yang turut menandatangi piagam tersebut diserang, maka
kelompok yang lain harus membelanya
3. Tidak boleh pada suatu kelompokpun yang menggalang kerjasama dengan kafi
Quraisy atau membantu mereka melakukan perlawanan terhadap msyarakat Madinah.
4. Orang Islam, Nasrani dan Yahudi serta seluruh masyarakat Madinah yang lain bebas
memeluk agama dan keyakinan masing-masing dan mereka dijamin kebebasannya
dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.
5. Urusan pribadi atau perseorangan, atau perkara-perkara kecil kelompok non muslim
tidak harus melibatkan pihak-pihak lain secara keeluruhan.
6. Setiap bentuk penindasan dilarang
7. Mulai hari ini segala bentuk pertumpahan darah, pembunuhan dan penganiayaan
diharamkan diseluruh negeri Madinah.
8. Muhammad Saw menjadi kepala perintahan Madinah dan memgang kekuasaan
peradilan yang tinggi.
4.Melaksanakan dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
a)Beliau berusaha menetapkan dan menegakkan hukum-hukum privat seperti hukum
keluarga, baru kemudian masalah-masalah publik seperti interaksi sosial.
b)Dalam masalah sosia-politik, Nabi Saw membangun dasar-dasar sistem musyawarah.
c)Dalam sistem ekonomi, munculnya sistem baru dalam perdagangan yakni sistem dagang
non ribawi yang melarang adanya eksploitasi, monopoli dan rentenir.
d)Dalam bidang kemasyarakatan dibuatlah dasar-dasar sistem social seperti al ukhuwah
(persaudaraan), al musawah (persamaan), at tasamuh (toleransi), al musyawarah
(perundingan), dan al muawanah (kerjasama)
C. Dinamikan setelah pembentukan konstitusi
Usaha-usaha awal yang telah dilakukan Nabi Saw di Madinah ternyata melahirkan
dinamikan masyarakat yang luar biasa, baik yang bersifat positifa maupun negatif. Yang
positif adalah suatu keadaan dimana masyarakat mencapai taraf hidup yang harmonis dan
beradab, sehingga memungkinkan misi Nabi Saw berjalan lancar. Sedangkan yang negatif
adalah pelanggaran-pelanggaran atas perjanjian yang pernah dibuat bersama, khususnya hal
itu dilakukan oleh oknum-oknum golongan Yahudi sehingga melahirkan peperangan demi
peperangan antara kaum Muslimin dengan kaum Musyrikin dan kafirin, antara lain:
Perang Badar (+ 1H); terjadi antara kaum Muslim Madinah dengan kaum kafir Quraisy
di Mekah, atas dasar kecemburuan kaum musyrikin Mekah atas kesuksesan dakwah Nabi di
Madinah, dan keinginan mereka untuk balas dendam terhadap penduduk Madinah yang telah
menerima Nabi Saw secara terbuka.
Perang Uhud (+ 3H); antara kaum Muslimin dengan kafir Mekah. Latar belakangnya
adalah keinginan balas dendam atas kekalahan mereka di perang badar. Dalam perang ini
kaum kafir dipimpin oleh Abu Sufyan dengan pasukan tempurnya yang berjumlah 3000
tentara, 700 pasukan tameng dan 200 pasukan kuda. Kaum kafir memenangkan perang ini,
dengan 70 tentara muslim gugur, sedangkan kaum kafir hanya 23 yang mati.
. Perang Khandaq (tahun 627 M);dilatarbelakangi oleh ketakutan kaum kafir Mekah
akan semakin kuatnya Muslimin di Madinah, sementara suku-suku Badui di Madinah merasa
terancam sumber ekonominya karena Nabi Saw telah menghancurkan para penjarah serta
perampokan di jalan-jalan, dank arena Yahudi dari Banu Nadzir setelah Perang Uhud diusir
dari Madinah lantaran pengkhianatan mereka atas perjanjian yang pernah dibuat serta sikap
mereka yang membelot dari pasukan Madinah. Mereka selalu bekerjasama dengan kafir
Quraisy Mekah untuk memata-matai kaum muslimin di Madinah.
Perang Khaibar; biasa disebut dengan peristiwa penaklukan tanah khaibar. Perang ini
dilatarbelakangi oleh karena kaum Yahudi yang terusir dari Madinah sering mengganggu
kaum Muslimin di Khaibar dengan berbagai macam cara. Mereka sering merampas hewan
ternak yang digembalakan diperbatasan Madinah.
Perang Mutah; terjadi antara pasukan Muslimin dengan pasukan Kristen yang
dipimpin oleha Surahbil di Mutah (perbatasan kekuasaan Romawi saat itu). Dalam perang
ini Zaid, Jafar dan Abdullah gugur. Akhirnya Nabi memerintahkan Khalid bin Walid untuk
menyerang Surahbil, dan berhasil memenangkan pertempuran tersebut.
Penaklukkan Mekah (1 Januari 630 M);semula Nabi Saw menawarkan perdamaian
kepada kafir Quraisy Mekah namun merekea menolaknya. Maka Nabi Saw mengirimkan
10.000 pasukan yang beliau pimpin sendiri dan akhirnya mampu menguasai kota Mekah
tanpa pertumpahan darah, sebab meskipun pasukan Muslimin sangat besar Nabi Saw tetap
menawarkan perdamaian.
Perang Hunain; dilatarbelakangi oleh suku Hawazin yang melepaskan diri dari kota
Mekah dan mendirikan pemerintahan sendiri. Namun pemerintahan mereka mengancam
kedamaian kaum Muslimin.
. Perang Tabuk; terjadi antara kaum Muslimin Madinah dengan Raja Romawi
Heraclius. Latarbelakangnya adalah karena raja Heraclius merasa terancam atas
kesuksesan dakwah Nabi Saw di Madinah. Namun Heraclius mengurungkan penyerangan
karena merasa takut, sebab jumlah pasukan yang sudah disiapkan Nabi Saw sangatlah besar
yakni 40.000 pasukan. Setelah itu akhirnya banyak kelompok-kelompok dari berbagai
wilayah yang menawarkan perdamaian dan masuk Islam pada Nabi Saw.
D. Berakhirnya kepemimpinan Nabi Saw
Nabi Saw wafat di usia 63 tahun, tepatnya pada tanggal 18 Juni 632 M. Penutupan
kepemimpinan Nabi yakni dengan berangkatnya Nabi Saw untuk melakukan haji Wada pada
tahun kesepuluh hijriyyah.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN
PENGERTIAN KHULAFAUR RASYIDIN
Khulafaur Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun adalah wakil-wakil atau khalifah-
khalifah yang benar atau lurus. Mereka adalah waris kepemimpinan Rasulullah selepas
kewafatan junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Para tokoh ini merupakan orang-orang
yang arif bijaksana, jujur dan adil dalam memberikan keputusan dan menyelesaikan masalah-
masalah yang timbul dalam masyarakat. Pada saat perlantikan mereka dibuat secara syura
yaitu perbincangan para sahabat atau pilihan khalifah sebelum.
Adapun Khulafaur Rasyidin dalam sejarah islam yang dimaksud terdiri daripada
empat orang sahabat sebagai berikut:
1. Saidina Abu Bakar ( 632-634 M )
2. Saidina Umar bin Khatab ( 634-644 M )
3. Saidina Uthman bin Affan ( 644-656 M )
4. Saidina Ali bin Abi Talib ( 656-661 M )
1. Abu Bakar As Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
a. Biografi
Beliau termasuk dalam golongan as saabiqun al-awwalun (golongan pertama yang
masuk Islam). Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamimi. Pada masa
kecilnya beliau bernama Abdul Kabah. Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi
zadzar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi Saw menjadi
Abdullah. Sedangkan gelar as-shiddiq diberikan oleh Nabi Saw karena keteguhan imannya
dan pembenarannya pada peristiwa isra dan miraj Nabi Saw. Ayahnya bernama Utsman bin
Amr bin Saad bin Taim bin Murra bin Kaab bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin
Malik. Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakr yang berasal dari keturunan Quraisy.
Garis keturunan ayah dan ibunya bertemu pada kakeknya yang bernama Kab bin Saad bin
Taim bin Murra.
b. Masa Pemerintahan
1) Kebijaksanaan pengurusan terhadap agama
Pada awal pemerintahannya, beliau diuji dengan adanya ancaman yang datang dari
umat Islam sendiri yang menentang kepemimpinannya. Diantaranya perbuatan makar
tersebut ialah timbulnya orang-orang yang murtad, orang-orang yang tidak mau
mengeluarkan zakat, orang-orang yang mengaku menjadi nabi, dan pemberontakan dari
beberapa kabilah.
2) Kebijakan kenegaraan
Diantara kebijakan beliau pada bidang kenegaraan antara lain:
a) Bidang eksekutif
Pendelegasian terhadap tugas-tugas pemerintahan di Madinah maupun daerah.
Misalnya untuk pemerintahan pusat menunjuk Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, dan
Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris negara dan Abu Ubaidah bendaharawan. Untuk daerah-
daerah kekuasaan Islam, dibentuklah provinsi-provinsi, dan untuk setiap provinsi ditunjuk
seorang amir.
b) Pertahanan dan keamanan
Dengan mengorganisasikan pasukan-pasukan yang ada untuk mempertahankan
eksistensi keagamaan dan pemerintahan. Pasukan itu disebarkan untuk memelihara stabiilitas
di dalam maupun di luar negeri. Diantara panglima yang ada ialah Khalid bin Walid,
Musanna bin Haritsah, Amr bin Ash, Zaid bin Abi Sufyan, dan lain-lain.
c) Yudikatif
Fungsi kehakiman dilaksanakan oleh Umar bin Khattab dan selama masa
pemerintahan Abu Bakar tidak ditemukan suatu permasalahan yang berarti perpecahan. Hal
ini karena kemampuan dan sifat Umar sendiri, dan masyarakat pada waktu itu dikenal alim.
d) Sosial ekonomi
Sebuah lembaga mirip Bait Al Mal, didalamnya dikelola harta benda yang didapat
dari zakat, infaq, sedekah, ghanimah, dan lain-lain. Penggunaan harta tersebut digunakan
untuk gaji pegawai negara dan kesejahteraan umat sesuai dengan aturan yang ada.
c. Peradaban pada Masa Abu Bakar
Bentuk peradaban paling besar dan luar biasa dan merupakan satu kerja besar yang
dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah penghimpunan Al-Quran. Abu Bakar
As Shiddiq memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari
pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hapalan kaum muslimin. Hal ini dilakukan sebagi
usaha untuk menjaga kelestarian Al-Quran setelah syahidnya beberapa penghapal Al-Quran
pada perang Yamamah. Umarlah yang mengusulkan pertama kali penghimpunan Al-Quran
ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-
Quran dihimpun.
Selain itu peradaban Islam yang terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar terbagi
dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.
1) Mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial rakyat.
2) Menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikannya.
d. Wafatnya Abu Bakar
Tatkala Abu Bakar merasa kematiannya telah dekat dan sakitnya semakin parah dia
ingin melimpahkan kekhalifahan yang tidak meniimbulkan konflik internal bagi kaum
muslimin. Maka dipilihlah Umar bin Khattab sebagai penggantinya kelak. Setelah
pembaiatan Umar beberapa hari kemudian Abu Bakar wafat, yaitu pada hari Senin, 23
Agustus 624 M.
2. Umar bin Khattab (13-24 H/634-644 M)
a. Biografi
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abd Al-Uzza bin Ribaah
bin Abdillah bin Qart bin Razail bin adi bin Kaab bin Luay. Dilahirkan di kota Mekah,
empat tahun sebelum Perang Fijar sebagaimana yang ditulis oleh Muhammad Al-Khudari
Bek, tiga belas tahun lebih muda dari Nabi Muhammad Saw. Ayahnya bernama Khattab bin
Nufail al-Mahzumi al-Quraisi dari suku Adi dan Ibunya bernama Hantamah binti Hasyim.
Suku Adi merupakan salah satu suku terpandang di kalangan Arab dan termasuk rumpun
Quraisy.Umar memiliki kecerdasan dan kekuatan tubuh yang luar biasa. Pada tingkat
kecerdasannya, ia mampu memprediksi dan memperkirakan hal-hal yang mungkin terjadi di
masa yang akan datang. Maka iapun ditunjuk oleh Kabilahnya untuk mewakili setiap
diplomasi antar kabilah di Arab. Diplomasinya diakui oleh bangsa Arab saat itu. Namun
diapun diakui sebagai pribadi yang gagah berani dan perkasa, tidak sedikit orang-orang
quraisy yang jatuh tersungkur dikalahkan oleh Umar dalam setiap laga pertandingan gulat
dan adu otot antar kabilah.
b. Ide Pengumpulan ayat-ayat Al-Quran
Umar adalah orang pertama dari kalangan sahabat yang mencetuskan ide tentang
perlunya dilakukan pengumpulan ayat-ayat Al-Quran. Ketika itu ayat-ayat Al-Quran yaang
telah ditulis oleh para sahabat tersebar diberbagai lempengan batu, pelepah kurma, tulang-
tulang dan sebagainya. Tempatnyapun berserakan ditangan para sahabat, tidak terkumpul
dalam satu tempat.
Pada masa Khalifah Abu Bakar terjadi banyak peperangan yang didalamnya gugur
banyak sahabat penghafal Al-Quran. Diantaranya dalam perang Yamamah saja 70 orang
penghafal Al-Quran gugur. Oleh karena itu Umar khawatir para penghafal Al-Quran akan
habis. Dengan alasan itu ia mengusulkan kepada Abu Bakar agar segera dikumpulkan semua
tulisan ayat-ayat Al-Quran. Pada mulanya Abu Bakar keberatan menerima usul Umar itu,
karena Nabi Saw tidak pernah melakukan hal serupa. Namun atas desakan Umar usul itupun
disetujuinya. Abu Bakar lalu mempercayakan tugas pengumpulan itu kepada Zaid bin Tsabit,
karena dia adalah penulis wahyu pada masa Rasulullah Saw.
c. Pengangkatan Umar sebagai Khalifah
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 13 H/634 M., menunjuk Umar bin Khattab
sebagai penggantinya. Kendatipun hal ini merupakan perbuatan yang belum pernah terjadi
sebelumnya, tampaknya penunjukkan ini bagi Abu Bakar merupakan hal yang wajar untuk
dilakukan guna menghindari perselisihan diantara umat Islam.
d. Masa pemerintahan dan usaha-usaha yang dilakukan
1.) Penaklukan wilayah-wilayah di luar Islam
Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar sebagaian besar ditandai oleh penaklukan-
penaklukan untuk melebarkan pengaruh Islam ke luar Arab. Sejarah mencatat, Umar telah
berhasil membebaskan negeri-negeri jajahan Imperium Romawi dan Persia yang dimulai dari
awal pemerintahannya, bahkan sejak pemerintahan sebelumnya (Khalifah Abu Bakar). Pada
masanya terjadi ekspansi kekuasan Islam secara besar-besaran sehingga periode ini lebih
dikenal dengan nama periode Futuhaat al-Islamiyyah (perluasan wilayah Islam). Berturut-
turut Islam berhasil menduduki Suriah, Irak, Mesir, Palestina dan Persia.
2.) Madinah sebagai Negara Adikuasa
Semenjak penaklukan Romawi dan Persia, pemerintahan Islam menjadi adikuasa
dunia yang memiliki wilayah kekuasaan luas, meliputi semenanjung Arabia, Siria, Irak,
Persia dan Mesir. Umar bin Khattab yang dikenal sebagai negarawan, administrator terampil
dan pandai, dan seorang pembaharu membuat berbagai kebijakan mengenai pengelolaan
wilayah kekuasaan yang luas, ia menata struktur kekuasaan dan administrasi pemerintahan
negara Madinah berdasarkan semangat demokrasi.
e. Peradaban Pada Masa Khalifah Umar
Peradaban yang paling signifikan pada masa Umar, selain pola administratif
pemerintahan, peperangan dan sebagainya adalah pedoman dalam peradilan. Umar
melakukan pembenahan dalam peradilan Islam. Dialah yang mula-mula meletakkan prinsip-
prinsip peradilan dengan menyusun sebuah risalah yang kemudian dikirmkan kepada Abu
Musa al-Asyari. Risalah itu disebut dengan Risalah al-Qada.
3. Utsman bin Affan (24-36 H/644-656 M)
a. Biografi
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abu ash bin Umayyah bin Abdu
Syams bin Abdu Manaf bin Qushai. Nasabnya bertemu dengan Nabi pada kakeknya yang
keenam.Ayahnya adalah Affan bin Ash yang meninggal pada masa Jahiliyyah sebelum
diutusnya Nabi. Dan Ibunya bernama Arwa binti Kuraib bin Rabiah. Dia telah masuk Islam
dan hidup di Madinah. Rasulullah telah membaiatnya dan ia meninggal pada masa
kekhalifahan puteranya. Sedangkan neneknya bernama Ummu Hakim binti Abdul Muthalib,
bibi Nabi Muhammad SAW.
b. Periode Kehidupan Utsman yang Paling Menonojol
Beliau dilahirkan enam tahun setelah tahun gajah (artinya lebih muda enam tahun
dari Nabi SAW). Berhijrah tatkala berusia 47 tahun dan diangkat menjadi khalifah pada usia
70 tahun, yang saat itu menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun. Beliau meninggal saat
berusi 82 tahun, tepatnya pada tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 H.
Semasa hidup beliau di Zaman Nabi, Utsman bin Affan mengkuti beberapa
peperangan diantaranya, Perang Uhud, Khaibar, Pembebasan kota Mekah, Perang Thaif,
Hawazin, dan Perang Tabuk. Beliau tidak ikut perang Badar karena diperintah Rasulullah
SAW untuk menunggui isterinya yang sedang sakit, sampai akhirnya meninggal.
Kesalehan sosialnya begitu tinggi, sehingga suatu ketika beliau pernah membeli
sumur dari seorang Yahudi untuk kaum muslimin seharga 12.000 dirham dan
menghibahkannya kepada Kaum muslimin pada saat hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Mewakafkan tanah seharga 15.000 dirham untuk perluasan Masjid Nabawi. Menyerahkan
940 ekor unta, 60 ekor kuda, 10.000 dinar untuk keperluan Jaisyul Usrah pada Perang Tabuk.
Dan setiap hari Jumat beliau membebaskan seorang budak laki-laki dan perempuan di masa
pemerintahan Abu Bakar As-Syiddiq.
c. Keadaan Umat Islam tatkala Utsman diangkat menjadi Khalifah
1) Menguasai Negara Persia secara sempurna
2) Tentara Romawi berhasil diusir dari Syam dan Mesir
3) Menghukum segala bentuk kezaliman dan membedakan bentuk masyarakat
4) Kaum Muslim dan Non Muslim dapat hidup dengan tenang karena Islam menjamin
kebebasan beragama mereka
5) Hilangnya sifat mengutamakan kelompok (kabilah) dan golongan serta membangga-
banggakan kabilah
6) Kaum muslimin menjadi Umat yang gemar membantu, karena Utsman telah
mencontohkannya demikian.
d. Masa Pemerintahan
Beliau menjadi Khalifah menggantikan Umar bin Khattab, yakni 24-36 H./644-656
M. Pada masa pemerintahannya perluasan Islam telah mencapai Asia dan Afrika, seperti
daerah Heart, Kabul, Ghazni, dan Asia Tengah, juga Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan
bagian yang tersisa dari Persia, dan berhasil menumpas pemberontakan yang dilakukan orang
Persia.
Roda pemerintahan Utsman tidak jauh berbeda dengan Umar. Dalam pidato
pembaiatannya ia tegaskan akan meneruskan keiasaan yang dibuat pendahulunya. Pemegang
kekuasaan tertinggi ada di tangan Khalifah dan pelaksanaan tugas eksekutif dipemerintahan
pusat di bantu oleh pejabat sekretaris Negara yakni Marwan bin Hakam. Selain itu dalam
pemerintahannya ia dibantu oleh pejabat pajak,pejabat kepolisian, pejabat keuangan atau
Bitul Mal. Sedangkan untuk urusan di daerah Utsman mempercayakan seorang Gubernur
sebagai pengatur di daerah.
Adapun kekuasaan legislatif dipegang oleh Dewan Penasehat atau Majelis Syura,
tempat Khalifah mengadakan musyawarah atau konsultasi dengan para sahabat terkemuka.
Majelis ini memberikan saran, usul dan nasehat kepada Khalifah tentang berbagai masalah
penting yang dihadapi Negara. Akan tetapi pengambilan keputusan ada di tangan Khalifah.
e. Peradaban Pada Masa Utsman bin Affan
Karya monumental Khalifah Utsman selama menjabat sebagai pemimpin umat Islam
waktu itu adalah pembukuan Mushaf Al-Quran, yang kemudian di kenal dengan nama
Mushaf Utsmani. Pembukuan itu didasari oleh munculnya berbagai perbedaan dari car abaca
Al-Quran sehinggan terjadi perpecahan dikalangan sahabat. Pembukuan itu diketuai oleh
Zaid bin Tsabit, dengan kepanitiaan tersendiri.
Adapun pembangunan yang dilakukan pada masanya meliputi pembangunan daerah-
daerah pemukiman, jembatan, jalan, masjid, wisma tamu, pembangunan kota-kota baru yang
kemudian tumbuh pesat. Semua jalan menuju madinah dilengkapi dengan khfilah dan
fasilitas bagi para pendatang. Masjid Nabawi diperluas, tempat persediaan air di bangun di
Madinah, di kota-kota padang pasir dan di lading-ladang peternakan unta serta kuda.
f. Usaha Pengumpulan Al Qur-an
1) Penumpulan Al Quran merupakan usaha yang sangat berpengaruh guna menghindari
konflik diantara umat Islam. Sahabat Utsman mengirim seorang sahabat untuk menemui
Ummu Hafsah binti Umar untuk meminta mushaf yang disimpannya. Beliau juga meminta
empat orang sahabat untuk menyalin mushaf ini.
2) Utsman menyalin mushaf yang sudah ditulis menjadi tujuh salinan dan mengirimkannya
ke Syam, Kufah, Bashrah, Yaman dan Madinah. Dan beliau menyuruh untuk membakar
salinan mushaf yang tidak sama dengan salinan tersebut, untuk menghindari perselisihan.
4. Ali bin Abi Thalib (36-41 H/656-661 M)
a. Biografi
Ali adalah putera Abi Thalib bin Abdul Muthalib. Ia adalah sepupu Nabi Muhammad
SAW yang kemudian menjadi menantunya karena menikahi puteri Nabi SAW yakni
Fatimatuz Zahra. Ali ikut dengan Nabi SAW sejak kelaparan melanda kota Mekah untuk
menghindari ancaman kelaparan tersebut (Syed Mahmudunnasir: 1981).
Beliau masuk Islam saat masih berusia 13 tahun, hal ini menurut A.M. Saban.
Sedangkan menurut Mahmudunnasir, Ali masuk Islam saat berusia 9 tahun. Beliau memiliki
beberapa saudara antaralain Thalib, Uqail, Jafar dan Ummu Hani.
Mahmudunnasir selanjutnya menulis bahwa Ali termasuk salah seorang yang sangat
lihai dalam memainkan pedang dan pena, bahkan ia dikenal sebagai seorang orator. Ia juga
seorang yang pandai dan bijaksana, sehingga menjadi penasihat pada jaman Khalifah Abu
Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan.
b. Keadaan Umat Muslim Pada Masa Ali
1) Pengikut Utsman, yaitu yang menuntut balas dendam atas kematian Utsman dan
mengajukan Muawiyah sebagai Khalifah.
2) Pengikut Ali, yakni yang mengajukan Ali sebagi Khalifah.
3) Kaum Moderat, tidak mengajukan calon, menyerahkan urusannya pada Allah.
4) Golongan yang berpegang pada prinsip Jamaah, diantara Saad bin Abi Waqas, Abu
Ayub Al-Anshari, Usamah bin Zaid, dan Muhammad bin Maslamah yang diikuti oleh 10.000
sahabat dan tabiin yang memandang bahwa Utsman dan Ali sama-sama sebagai pemimpin.
c. Periode kehidupan Ali yang paling menonjol
Ali merupakan seorang pemuda yang pandai, maka pada masa Nabi SAW beliau
mendapat julukan Baabul Ilmi (pintunya Ilmu).Suatu hari Ali diuji oleh beberapa orang
sahabat, yang meragukan keilmuannya. Mereka menanyakan satu persoalan yang sama,
namun Ali mampu menjawabnya dengan berbagai macam jawaban. Pertanyaan itu adalah
tentang perbedaan antara Ilmu dan Harta. Salah satu kutipan jawaban beliau adalah, bahwa
perbedaan Ilmu dan harta adalah, harta perlu di jaga tapi ilmu justru yang menjaga kita.
Ilmu membuat pemiliknya tenang, tapi harta membuat pemiliknya gusar. Ilmu ketika
diberikan pada orang lain akan mengalir dan bertambah, sedangkan harta ketika diberikan
pada orang lain akan berkurang, dll.
d. Pengangkatan Ali Menjadi Khalifah
Ali adalah calon terkuat untuk menjadi Khalifah setelah kekhalifahan Utsman bin
Affan. Pada saat itu Ali banyak mendapatkan dukungan dari para sahabat senior dan bahkan
para pemberontak pada masa Khalifah Utsman, seperti Abdullah bin Saba.
e. Usaha-usaha yang dilakukan selama memerintah
1) Menarik kembali semua tanah yang dibagikan oleh Khalifah Utsman kepada kaum
kerabatnya, lalu mengembalikannya ke Negara.
2) Mengganti semua gubernur yang tidak disenangi rakyat, diantaranya; Ibnu Amir
penguasa Bashrah, diganti oleh Utsman bin Hanif. Abdullah gubernur Mesir, diganti oleh
Qays. Muawiyah bian Abi Sufyan, sebagai guebrnur Suriah diminta meletakkan jabatan
tetapi ia menolak, bahkan ia tidak mengakui kekhalifahan Ali.
3) Penumpasan para pemberontak seperti apa yang dilakukan oleh Thalhah dan Zubair tahun
36 H.
4) Memindahkan pusat pemerintahan ke kufah untuk menghindari hasutan dari Muawiyah.
Dan setelah itu Madinah tidak pernah lagi dijadikan pusat Ibu Kota.
5) Melakukan usaha penumpasan pemberontakan oleh Muawiyah yang akhirnya terjadi
perang Siffin pada tahun 37 H.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
1. Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal, tahun gajah, kira-
kira 571 masehi.
2. Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama
yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra
paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu
beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar
banyak orang-orang yang masuk Islam.
3. Khulafa ar-Rasyidin atau Khulafa ar-Rasyidun (jamak kepada Khalifatur Rasyid) berarti
wakil-wakil atau khalifah-khalifah yang benar atau lurus Adapun maksudnya disini adalah
empat Khalifah Shahabat Nabi yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra.
4. Bahwa Nabi Saw telah meletakkan pola dasar pembangunan peradaban manusia diawali
dengan pembangunan masjid Kuba.
5. Nabi Saw telah membuat sistem perundang-undangan dalam menata kemasyarakatan di
Madinah dalam upaya menegakkan sendi-sendi kenegaraan, yakni dengan membuat
kesepakatan tidak saling mengganggu dan Nabi Saw melindungi penduduk Mekah dan
menjamin hak-haknya meskipun mereka beragama Yahudi dan Nasrani.
6. Nabi Saw mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar mempunyai peran strategis
dalam upaya membangun Negara yang kokoh dan kuat.
7. Berakhirnya pemerintahan Nabi Saw, Khulafaurrasyidin menggantikan peran beliau. Abu
Bakar adalah Khalifah pertama yang meneruskan kepemimpinan Nabi Saw dengan sistem
yang diwarisi dari nabi Saw.
8. Peran Abu Bakar sebagai Khalifah sangat besar, beliau berupaya mengumpulkan Al
Quran agar tidak punah, membangun baitul Mal, menumpas nabi-nabi palsu dan
pembangkang zakat dan lain-lain.
9. Khalifah kedua adalah Umar bin Khattab, yang merupakan seorang yang gagah berani
dan cerdas juga diplomatis.
10. Umar menjadi khalifah ke dua atas dasar penunjukkan Abu Bakar yang diwarnai dengan
musyawarah antar para sahabat.
11. Utsman berperan sangat besar dalam upaya menyatukan umat Islam, dengan mengambil
kebijakan penulisan kembali Al Quran dengan menghilangkan perbedaan-perbedaan cara
baca yang menuju arah perpecahan umat.
12. Khalifah Ali bin Abi Thalib menggantikan kekhalifahan Umar dengan sebuah proses
yang panjang, dalam pemerintahannya banyak ditemukan ganjalan-ganjalan sehingga roda
pemerintahannya tidak berjalan lancar. Akan tetapi beliau tetap mengemban amanah
kekahalifahan dengan baik.
13. Ali bin Abi Thalib mengambil kebijakan yang baik untuk pemerintahannya, yakni
mengambil kembali hak rakyat yang dikuasai oleh beberapa orang yang pernah memerintah
sebelumnya.
14. Sebagai Khalifah Ali merupakan pribadi yang cerdas dan tegas, beliau mengganti
beberapa gubernur yang dianggap tidak layak menjadi pemimpin karena sikap arogansi atau
otoriter dan merugikan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://jamilkusuka.wordpress.com/2010/04/16/perkembangan-agama-islam-pada-masa
nabi-muhammad-saw-sampai-masa-khulafaur-rasyidin/
2. http://elfat5.wordpress.com/2011/07/30/baru-terbit/
3. Ghalib Achmad, Study Islam, Jakarta:2005,hlm.135