Pengantar Perpetaan
Pengantar Perpetaan
Pengantar Perpetaan
PETA
PETA INDUK :
- Hasil survei lapangan
- Dapat dijadikan peta dasar untuk pemetaan topografi/tematik
PETA TURUNAN :
- Dihasilkan dari peta yang sudah ada : digambar ulang, dikecilkan
- Dapat dijadikan peta dasar untuk pemetaan tematik
- Kurang akurat dibandingkan dgn peta induk
PETA TOPOGRAFI :
- Menggambarkan semua unsur yang nampak di perm. bumi, menurut sekala
- Menggambarkan unsur relief perm. Bumi
PETA TEMATIK :
- Menyajikan data tertentu (kualitatif/kuanti) sesuai dengan tema peta
- Contoh : peta geologi, peta geofisika, peta kebencanaan, dll
PETA SEKALA BESAR :
- 1:1000 S/D 1:10.000
PETA SEKALA KECIL :
- 1:25.000 S/D 1:50.000
BUMI
-
ELIPSOID
-
Elipsoid Referensi
Elipsoid Referensi
a (m)
1/f
Bessel (1841)
6.377.397
299,150
Clark (1866)
6.378.206
294,180
Helmert (1906)
6.378.200
298,300
Hayford (1909)
6.378.338
297,000
Krassovski (1942)
6.378.245
298,300
Fischer (1960)
6.378.166
298,300
6.378.160
298,247
WGS1972
6.378.135
298,260
6.378.137
298,257
WGS 1984
6.378.137
298,257
Geoid
-
SISTEM KOORDINAT
-
PENGUKURAN TOPOGRAFI
Barometris barometer
PEMETAAN SITUASI
TEODOLIT
STATIP /TRIPOD/KAKI3
T2
PENGUKURAN SUDUT
Pengukuran sudut - teodolit :
1. Sentisimal : 1 lingk. = 400grade
2. Seksagesimal : 1 lingk. = 360 der.
1 lingk = 400grade = 360 derajat
PENGUKURAN JARAK :
1. Kayu ukur
2. Pita ukur
4. Rumus Pitagoras
PENENTUAN POSISI
Metoda teristris :
1. Jarak kedua titik pendek
2. Kedua titik harus saling terlihat
3. Kedua titik terletak ditempat yang stabil, dan
dapat ditempati alat ukur
4. Contoh : poligon, triangulasi, pengi-katan
kemuka/kebelakang
POLIGON :
Syarat : X.akhir X.awal = Jml.dsina
Y.akhir Y.awal = Jml.dcosa
a.akhir-a.awal = Jml.sdt + n.180
TRIANGULASI :
- Titik terletak di puncak bukit, dengan jarak yang relatif jauh
- Dibangun pilar beton, tinggi dan besar
- Diperlukan alat ukur yang teliti, dengan daya bidik yang jauh
- Hanya dilakukan pengukuran sudut di setiap titik dan pengukuran satu
sisi sebagai garis basis
Syarat :
- Jml. Sdt = 180
- Punya satu sisi yang sudah diketahui panjangnya secara teliti
- Diketahui azimuth dan koordinat awal.
Segmen satelit :
1.
2.
3.
4.
Segmen pemakai :
1. Berupa receiver, untuk menerima dan
memproses sinyal guna menentukan
posisi, kecepatan, waktu
2. Dua jenis : navigasi dan geodetik
Secara vektor : R = r r
Namun data yang diukur r bukan vektor,
tapi besaran skalar
- Karena besaran skalar, maka harus
dilakukan pengukuran jarak r terhadap
min 4 sat GPS
- Sinyal GPS :
1. Penginformasi jarak (P-code , C/A-code)
2. Penginformasi posisi satelit (navigation
message)
3. Gelombang pembawa (carrier wave) L1 &
L2
PENGINFORMASI JARAK :
1. Menggunakan data C/A-code : d = dt x C,
jarak (d) tersebut sangat kasar, karena
dipengaruhi perbedaan ketelitian jam
receiver dgn jam sat, Ketelitian jarak ini
adalah 1% dari l (= 300m)
PESAN NAVIGASI :
- Terdiri atas : koefisien koreksi jam satelit, ephemeris sat.
(parameter waktu & orbit satelit), almanak satelit, UTC, par.
kor. Ionosfer, dan status konstelasi & kesehatan satelit
- Pesan ini ditentukan oleh segmen sistem kontrol, dan dikirimkan ke pemakai melalui satelit GPS
GELOMBANG PEMBAWA L1 & L2 :
- Membawa P-code & C/A-code dan Pesan Navigasi dari satelit
ke pengamat
1.
2.
3.
4.
5.
4. Multipath : karena sinyal melalui dua media yang berlainan (ionosfer dan
troposfer), maka sinyal akan mengalami pembiasan dan pemantulan akibat
benda-benda di sekitar titik ukur, sehingga receiver akan menerima sinyal
dari beberapa lintasan (sinyal langsung dan sinyal pantulan). Untuk
menghindarinya : jauhkan titik ukur dari benda-benda pemantul, gunakan
antena yang tahan terhadap efek multipath, jangan mengamati satelit
rendah karena sinyalnya lebih rentan multipath, gunakan receiver yang tahan
multipath.
5. Cycle slip : ketidak kontinuan dalam jumlah gelombang penuh dari fase gel
pembawa, disebabkan oleh matinya secara mendadak receiver yang sedang
on, sehingga pengamatan terputus sementara. Hal ini disebabkan oleh :
receiver tiba-tiba mati, terhalangnya sinyal oleh sesuatu, adanya kerusakan
komponen dari receiver.
PETA TOPOGRAFI
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar, menurut
sekala tertentu.
Denah adalah gambaran yang menyatakan lokasi suatu tempat secara
relatif terhadap lingkungan di sekitarnya, tanpa disertai dengan
sekala
Sekala peta adalah angka perbandingan antara panjang ukuran di peta
dengan ukuran sebenarnya di alam. Sekala disajikan di peta dalam
bentuk :
1. Skala numeris, dinyatakan dalam bentuk angka perbandingan :
1:50.000
2. Skala grafis, dinyatakan dalam bentuk gambar mistar
Peta Topografi adalah peta yang menyajikan :
1. Semua unsur alam (sungai, gunung, danau, hutan dll.) dan unsur
buatan (jalan raya, pemukiman, pasar, dll) yang nampak di permukaan bumi
2. Relief permukaan bumi (naik turunnya permukaan bumi)
INFORMASI PETA
Secara garis besarnya, lembar suatu peta
dapat dibagi ke dalam 2 bagian :
1. Muka peta, yaitu bagian yang menyajikan
gambaran permukaan bumi
2. Tepi peta, yaitu bagian yang berada diluar
muka peta
Lembar peta mempunyai bentuk dan ukuran
tertentu :
1. Bentuk A dan B (lihat gambar), sebaiknya
dipilih bentuk A
2. Ukuran lembar peta dipengaruhi oleh
ukuran maksimal kertas yang ada, ukuran
mesin cetak peta, efisiensi jumlah lembar
peta (makin kecil jumlahnya, makin efisien)
10. Diagram lokasi : diagram yang menyatakan hubungan antara daerah yang
dipetakan dengan daerah di sekitar lokasi pemetaan tersebut.
11. Keterangan lain : sistem proyeksi peta, datum pemetaan, selang kontur,
parameter translasi
12. Pembacaan koordinat : merupakan petunjuk tentang bagaimana caranya
menentukan koordinat suatu titik di peta, baik dalam sistem koordinat
geodetik maupun dalam sistem koordinat proyeksi peta (UTM)
13. Diagram utara : menyatakan petunjuk arah utara sebenarnya, utara
peta, dan utara magnet, serta besaran sudut yang dibentuk oleh araharah tersebut (deklinasi magnet dan konvergensi meridian)
14. Riwayat peta : menerangkan tentang metode, sumber data, pelaksana
survei, tahun pelaksanaan
15. Lain-lain : keterangan garis batas, keterangan penerbit, catatan hak
cipta, keterangan pelaksana pemetaan, dll.
Graticule : adalah jaringan garis-garis (lurus atau lengkung) yang dibangun oleh
garis proyeksi lingkaran paralel dan lengkungan meridian menurut sistem
proyeksi peta tertentu, sehingga jaringan garis tersebut akan saling
berpotongan secara garis lurus.
- membangun sistem koordinat geodetis (L,B)
- bentuknya tergantung kepada sistem proyeksi peta
- titik-titik yang terletak pada grs horizontal yang sama, mempunyai
lintang yang sama
- titik-titik yang terletak pada grs vertikal yang sama, mempunyai bujur
yang sama
Grid : adalah jaringan garis-garis lurus yang dibangun oleh garis-garis seja-jar
sumbu Y dan garis-garis sejajar sumbu X, sehingga garis-garis tersebut akan
saling berpotongan secara tegak lurus
- membangun sistem koordinat proyeksi peta tertentu (X,Y)
- bentuknya tdk tergantung kepada sisten proyeksi peta tertentu
- titik-titik yang terletak pada grs hor. yang sama, mempunyai ordinat sama
- titik-titik yang terletak pada grs vertikal yang sama, mempunyai absis sama
KONSTRUKSI PETA
Desain suatu peta ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Tujuan menyajikan data topografi/tematik secara : akurat,
benar, jelas, indah/menarik
2. Sekala peta sangat menentukan kelengkapan data (topografi
/tematik) yang dapat disajikan di atas peta. Menentukan sekala
peta tergantung kepada wilayah yang akan dipetakan, misalnya
untuk pemetaan suatu kota harus dipilih sekala besar, sedangkan
untuk pemetaan suatu gurun dapat dipilih sekala kecil. Mengapa
? (Tugas I)
3. Proyeksi peta harus dipilih berdasarkan lokasi & tujuan pemetaan. Untuk wilayah Indonesia digunakan proyeksi peta UTM (Universal Transverse Mercator)
4. Penyajian data di atas peta dapat dilakukan dengan pemilihan
simbol, warna, jenis/style huruf (fond), tata letak tertentu
untuk pemetaan topografi sudah ada ketentuannya (spesifikasinya), akan tetapi untuk pemetaan tematik dapat ditentukan
sendiri (bebas)
KONTUR
- Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang
mempunyai ketinggian sama di atas bidang datum tertentu
bidang datum yang umum digunakan : muka laut rata-rata
- Interval kontur : selisih nilai antara dua nilai kontur yang berdampingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi interval kontur :
1.Sekala peta Interval kontur = 1/2000 x sekala peta
2.Kondisi lapangan :
Semakin terjal suatu daerah akan semakin rapat garis kontur
yang harus disajikan di peta, sehingga akan mengganggu penam
-pilan unsur topografi lainnya maka pemecahannya :
interval konturnya diperbesar.
Semakin landai suatu daerah akian semakin jarang kontur yang
harus disajikan di peta, bahkan akan semakin hilang maka
pemecahannya : interval konturnya diperkecil.
TITIK TINGGI
- Titik tinggi merupakan titik di permukaan bumi yang mempunyai
ketinggian tertentu diatas suatu bidang datum tertentu. Titik ini
umumnya ditempatkan di puncak gunung, titik terendah di suatu
cekungan, titik-titik lainnya yang ditempati alat ukur
- Titik tinggi ini diukur dengan tujuan untuk dapat menarik garis
kontur, sehingga dapat menggambarkan keadaan relief dari
daerah pengukuran tersebut.
PROYEKSI PETA
BIDANG PROYEKSI
Jenis bidang proyeksi : -bidang datar
- kerucut
- silinder
Misalnya : pada suatu segitiga, salah satu unsurnya dapat dipertahankan tidak
berubah, tetapi unsur yang lainnya akan berubah
Dengan demikian, berdasarkan jenis unsur yang bebas dari distorsi , Proy. Peta
dapat dibagi atas :
7. Proyeksi konform : merupakan jenis proyeksi peta yang mempertahankan
besarnya sudut, artinya sudut pada bidang elipsoid = sudut pada bidang datar
(bidang proyeksi)
8. Proyeksi equidistant : merupakan jenis proyeksi peta yang mempertahankan
panjang jarak, artinya panjang jarak pada bidang elipsoid = panjang jarak
pada bidang datar (bidang proyeksi)
9. Proyeksi Equivalent : merupakan jenis proyeksi peta yang mempertahankan
besarnya luas, artinya luas pada bidang elipsoid = luas pada bidang datar
(bidang proyeksi)
D. Berdasarkan gabungan sifat A, B, C, Proyeksi Peta dapat pula dibagi atas
beberapa jenis, seperti :
10. Proyeksi silinder normal conform, yaitu jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang proyeksi silinder, kedudukan bidang proyeksi normal, dan sifat
distorsi conform.
11. Proyeksi kerucut normal conform, yaitu jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang proyeksi kerucut, kedudukan bidang proyeksi normal, dan sifat
distorsi conform.
12. Proyeksi silinder transversal conform, yaitu jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang proyeksi silinder, kedudukan bidang proyeksi transversal, dan
sifat distorsi conform.
13. Proyeksi azimuthal normal conform, yaitu jenis proyeksi peta yang menggunakan bidang proyeksi bidang datar, kedudukan bidang proyeksi normal, dan
sifat distorsi conform.
Di Indonesia, pernah digunakan beberapa jenis proyeksi peta, antara lain :
1. Proyeksi Polyeder, merupakan sistem proyeksi krucut normal conform, yang
bidang proyeksinya disinggungkan dengan elipsoidnya, sehingga terjadi satu
garis singgung yang disebut sebagai lingkaran paralel standard.
2. Proyeksi Mercator, merupakan proyeksi silinder normal conform, yang bidang
proyeksinya disinggungkan dengan elipsoid, sehingga terjadi satu garis singgung yang disebut sebagai lingkaran paralel standard.
3. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM), merupakan proyeksi silinder
transversal conform.
Proyeksi Polyeder :
- Termasuk sistem proyeksi krucut normal
conform
- Mempunyai satu lingkaran paralel standar
Proyeksi Mercator :
- Termasuk sistem proyeksi silinder normal
conform
- Mempunyai satu lingkaran paralel standar
Proyeksi UTM :
- Termasuk sistem proyeksi silinder transversal conform
ELIPSOID
lengkungan meridian
lingk. ekuator
GRATICULE 3D
GRATICULE 2D