Agar Darah CTH

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LATAR BELAKANG

Uji kualitas media merupakan satu-satunya upaya dalam penjaminan mutu media atauhasil (output).
Jaminan mutu atau kualitas adalah seluruh rangkaian kegiatanlaboratorium untuk meyakinkan hasil-hasil
yang dikeluarkan denganmempertimbangkan segi-segi reabilitas, kecepatan, biaya dan relevansinya
terhadapklinis serta lingkungan.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil laboratorium digunakan untuk penetapan
diagnosis, pemberian pengobatan, serta penentuan prognosis. Olehkarena itu hasil pemeriksaan
laboratorium harus selalu terjamin mutunya.Masalah kualitas pada bidang kimia klinik agak lebih
sederhana dibanding bidang mikrobiologi. Karena kualitas hasil akhir dapat diukur dengan parameter
secara obyektif terutama akurasi dan presisi, dimana kedua-duanya dapat dipertanggung jawabkan,serta
penilaian berupa angka atau statistik.
Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu yang kurang kuantitatif sehingga pengertiankualitas hasil
akhir lebih ditekankan kepada kesempurnaan teknis. Untuk mencapai,menjaga, melakukan perbaikan
berkesinambungan dan meningkatkan kualitas hasilakhir, mutlak perlu dilaksanakan pemantapan mutu
(Quality Assurance) yang mencakupkomponen: Pemantapan Mutu Internal, Pemantapan Mutu Eksternal,
Akreditasi, Audit,Validasi Hasil, Diklat Berkelanjutan. Pelaksanaan pemantapan mutu bidang
mikrobiologimerupakan
manajemen
pengendalian
mutu
laboratorium
mikrobiologi
mencakup:Pengendalian mutu tahap pra analitik, Pengendalian mutu tahap analitik danPengendalian mutu
tahap pasca analitik.
Kualitas pemeriksaan bidang mikrobiologi sangat bergantung kepada kualitas mediayang dipakai. Media
kultur dapat disediakan baik dalam bentuk base(dasar) kering secara komersial, dari racikan bahan-bahan
baku yang berbeda atau dari media yang siap pakai yang dikemas dalam tabung dan cawan plastik.
Walaupun media siap pakaiini masih diperdebatkan penggunaannya, kebanyakan ahli sangat setuju
terutamadalam bentuk cairan karena lebih efisien dan ekonomis.Perusahaan-perusahaan komersial yang
ternama itu juga mempunyai programquality controlsendiri dan dapat membuat media dengan hasil jauh
lebih baik, serta kepekaanyang lebih tinggi dibanding yang dibuat sendiri oleh laboratorium pemakai.Jika
biaya tenaga kerja meningkat dan waktu yang dibutuhkan untukquality controlbertambahmaka
penyediaan media dari ramuan bahan-bahan mentah tidak dianjurkan.
Bakteri seperti mahluk hidup lainnya memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan.Pengetahuan akan nutrisi
pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi(penanaman), mengisolasi dan mengidentifikasi
mikroorganisme. Mikroorganismememiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda di dalam persyaratan
pertumbuhannnya.Ada mikroorganisme yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur
danada pula yang tidak mampu, dan hal lain seterusnya.Karakteristik persyaratanpertumbuhan
mikroorganisme.
Bakteri atau mikroorganisme lainnya agar dapat dibiakkan didalam laboratoriummemerlukan media yang
memungkinkan tumbuh dan berkembang secara optimal.Olehkarena itu media pembiakan harus
mengandung cukup nutrien untuk pertumbuhanmikroorganisme, selain suhu dan pH. Meskipun
persyaratan nutrien bakteri amatberagam, namun sebagai mahluk hidup, mereka mempunyai kebutuhan
dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral.

Untuk itu hasil laboratorium mikrobiologi yang berkualitas tinggi dapat diartikan sebagaisuatu laporan
yang sangat membantu dalam pencegahan atau penanggulanganpenyakit.Tes laboratorium yang
dikerjakan dengan sempurna diharapkan akanberkualitas tinggi, jika didukung media dan bahan dasar
yang baik pula.Oleh karenanyapenulisan panduan ini memiliki sasaran yaitu standar yang baik pada
media.

MEDIA
Media/ media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi ( nutrient) yang dipakai untuk
menumbuhkan mikrobia.
Supaya mikrobia dapat tumbuh dengan baik dalam suatu media, perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia.

2. Harus mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan dan pH yang sesuai.


3. Tidak mengandung zat-zat penghambat.
4. Harus steril.

Jenis media dapat digolongkan berdasarkan:


a. Susunan kimia
Berdasarkan susunan kimianya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Media anorganik : media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, misalnyasilika gel.
2) Media organik : media yang tersusun dari bahan-bahan organik.
3) Media sintetis : media buatan, dengan ramuan yang tertentu, baikready for use maupun ramuan
sendiri.
4) Media non sintetis : media alamiah, misalnya media wortel, media kentang danlain-lain.
b. Konsistensi/ kepadatan
Berdasarkan konsistensinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Media cair (liquid medium), yaitu media bentuk cair (broth) misalnya; air pepton,Nutrient
Broth, Tarozzi dan lain-lain.
2) Media setengah padat ( semi solid medium), misalnya; SIM, Carry & Blair, danlain- lain.
3) Media padat ( solid medium), yaitu media bentuk padat/ beku misalnya;PotatoDextrose
Agar ,Nutrient Agar,Blood Agar, serta media-media lainnya yang berbasis agar.
c. fungsi
Berdasarkan fungsinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Transport media: perbenihan yang digunakan untuk mengirimkan spesimendari suatu tempat ke
laboratorium.
Contoh : Carry and Blair untuk tinja/rectal swab
Stuartdan medium Amiesuntuk usap nasofaring
2) Enrichmentmedia: perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak bakteri,baik yang ada di
dalam spesimen maupun koloni-koloni yang kecil-kecil.
Contoh :Brain Heart Infussion Brothuntuk darah (aerob)
Thioglycolate Brothuntuk darah (anaerob)
3) Enrichment exclusivemedia: perbenihan yang dapat memperbanyaksegolongan bakteri
sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak dapat tumbuh.

Contoh : Alcalis pepton water untukVibriospp.


Selenite Broth,Tellurite Broth, Azide brothuntukSalmonellaspp.
4) Exclusive media: perbenihan yang hanya dapat ditumbuhi segolongan bakterisaja, sedangkan
bakteri lainnya tidak tumbuh dan dapat dibeda-bedakan kolonispesies satu dengan lainnya.
Contoh : Blood Tellurite plateuntukVibrio cholera Azide agaruntuk Salmonella
5) Selective media: perbenihan yang dapat digunakan untuk membedakangolongan satu dengan
lainnya, sehingga dapat dipilih koloni-koloni bakteriyang akan dicari.
Contoh : Blood agar, Brain Heart Infussion agarSalmonella Shigella Agaruntuk
Salmonella Shigellad.

d. Cara pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya, terdapat 2 jenis media yaitu:
1) Media buatan sendir i
a)dari bahan dasar
b)dari media dehidrasi (dehydrated)
2)Media jadi/ instan (komersial)

Penyimpanan bahan dan reagen media

Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat denganmempertimbangkan:

1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah: pertama masuk-pertamakeluar (FIFO=


first in - first out ), yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masukpersediaan harus digunakan lebih
dahulu. Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalulama.

2. Tempat penyimpanan.
3. Suhu/ kelembaban.
4. Lama/ waktu penyimpanan dengan melihat masa kadaluarsa.
5. Incompatibility

Pemilihan media serta reagen


Bahan media serta reagen yang akan digunakan sebaiknya merupakan bahan yang baik, tepat dan sesuai dalam
peruntukannya. Oleh karenanya diperlukan upayapemilihan bahan yang benar pula.Pada umumnya untuk
memilih bahan laboratorium yang akan dipergunakan harusmempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kebutuhan
2. Produksi pabrik yang telah dikenal
3. Deskripsi lengkap dari bahan atau produk
4. Mempunyai masa kadaluarsa yang panjang

5. Volume atau isi kemasan


6. Digunakan untuk pemakaian ulang atau sekali pakai
7. Mudah diperoleh di pasaran
8. Besarnya biaya tiap satuan (nilai ekonomis)
9. Pemasok/ vendor
10. Kelancaran dan kesinambungan pengadaan
11. Pelayanan purna jual

Hal-hal khusus yang harus diperhatikan pada media dan reagen adalah:
Media
a.

Media dehidrasi
1. Media yang didehidrasi tidak dapat disimpan untuk waktu yang tak
terbatas, terutama bila penutup wadah telah dibuka.
2. Jumlah keseluruhan harus dikemas dalam wadah yang akan habis digunakandalam 1-2 bulan
3. Saat diterima, semua wadah tertutup rapat.
4. Tanggal penerimaan harus dicatat pada setiap wadah.
5. Semua media dehidratasi harus disimpan di tempat gelap, sejuk (suhu < 25 C)dan berventilasi
baik. Rak-rak penyimpanan tidak boleh ditempatkan di dekatautoklaf atau tempat pencucian
karena suhu dan kelembaban yang tinggi
6. .Tanggal membuka kemasan harus dicatat pada wadah tersebut.

b.

Media yang telah dilarutkan:


1.

Hindari terkena cahaya matahari langsungatau panas.

2.

Media yang diperkaya dengan darah, bahan organik atau antibiotik harusdisimpan di dalam
lemari es.

3.

Harus dijaga agar media tidak mengalami kekeringan. Untuk media dalampetridish sebaiknya
disimpan dalam kantong plastik tertutup dan disimpan didalam lemari es.

4.

Harus diperhatikan batas lama penyimpanannya, yaitu:

Tabung dengan sumbat kapas : 1 minggu


Tabung dengan sumbat longgar : 1 minggu

Cawan petri (dalam bungkus plastik) : 3 minggu


Botol dengan tutup ulir ( screw cap) : 3 bulan

ReagenAdapun beberapa reagen yang dibutuhkan dalam proses pembuatan media disimpandan diusulkan dalam
logistik secara berkala oleh penanggung jawab ruangan.Penyimpanan reagen didasarkan atas sifat reagen;
berbahaya, korosif, eksplosif, dll.Reagen-reagen tersebut dibuatkan buku log reagen yang mencakup; nama
jenisreagen, merek, fungsi, tanggal pengadaan (produksi), tanggal kadaluarsa.

Aquadest
Akuadestilata/ aquadest kemungkinan merupakan bahan termurah dari semua bahanyang digunakan di laboratorium,
tetapi tetap merupakan bahan penunjang utamadalam pembuatan media. Akuades yang merupakan bahan terpenting dan
yang paling sering digunakan, karenanya kualitas air yang digunakan harus memenuhi standarseperti halnya bahan lain yang
digunakan dalam analisis.Laboratorium harus menetapkan tingkat kualitas air yang diperlukan sesuai dengan jenis
pemeriksaan yang dilakukan.

Syarat:
1. pH sekitar 7 (bisa turun karena terpapar dengan udara)
2. Bebas materi
3. Kekeruhan
4. DHL (Daya Hantar Listrik)

UJI KUALITAS MEDIA


Agar media mempunyai kualitas seperti yang diharapkan perlu dilakukan uji kualitas,seperti uji
sterilitas dan uji spesifitas. Uji sterilisasi di lakukan untuk mengetahuiapakah bahan atau
sediaan yang harus steril, sudah memenuhi syarat atau tidak.Ujisterilitas dapat dilakukan
dengan mengeramkan (inkubasi) media selama 2-3 hari didalam inkubator.Pada media idealnya
tidak boleh ditemukan pertumbuhan bakteri.Akan tetapi koloni yang tumbuh < 2 dapat
diterima.

Sedangkan uji spesifitas dilakukan dengan menggunakan bakteri kontrol yang sesuaidengan
jenis dan fungsi media yang dibuat.Hal ini bermanfaat untuk membantumengetahui kelompok
dan jenis serta fungsi media yang dibutuhkan.Uji kualitas media mencakup aspek yang luas,
baik media buatan sendiri maupunmedia jadi, oleh karena itu penyiapan media harus
mendapat perhatian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan media:


a. Sampel media dehidrasi ditimbang dan ditambahkan ke dalam air suling danbebas
mineral, lalu dicampur untuk membuat suspensi yang homogen.Kemudian panaskan
untuk melarutkan zat-zat dalam medium. Jumlah panasyang digunakan harus diatur
hanya cukup sampai membuat larutan yang sempurna, kecuali dinyatakan lain dalam
prosedur. Agitasi yang tetap selamaproses pemanasan penting sebab bongkahan kecil
agar, kecuali dalamsuspensi, dapat turun ke dasar wadah dan pemecahannya
memerlukan jumlahpanas yang tinggi. Pemanasan lebih lama akan mengakibatkan
denaturasiprotein, karamelisasi karbohidrat, inaktivasi zat-zat gizi dan kehilangan
kadarair yang berarti karena penguapan.
b. Media dilarutkan ke dalam wadah yang berukuran cukup dan sterilisasi denganautoklaf,
setelah selesai harus segera dikeluarkan dari autoklaf untukmenghindari pemanasan
yang lebih lama. Wadah berisi media agar harusdipindahkan ke penangas air
(waterbath) bersuhu 48-50 C sampai mencapaisuhu yang diperlukan. Penyimpanan
lebih lama di penangas air harus dihindari.
c. pH setiapbatchmedia harus diperiksa dengan pH meter setelah mediadibiarkan dingin
sampai suhu kamar. Untuk menguji media agar, dapatdigunakan elektrode permukaan
atau permukaan biasa. Media yang menyimpang > 0,2 unit pH dari pH optimum harus
dibuang.
d. Media dapat dituang ke dalam tabung atau cawan petri dalam ruangan bersihatau di
bawah aliran udara laminar. Ruangan tersebut harus dijaga cukup terang, bebas dari

bahan-bahan lain (kecuali yang diperlukan untuk prosedurpenuangan media) dan bebas
dari lalu lalang selama proses pembagian. Setiapusaha harus dilakukan untuk mencegah
kontaminasi media pada tahap ini.

Oleh karenanya selama proses pembuatan media sebaiknya diawasi oleh seorang
pengawas, agar dapat terjamin kualitasnya. Kualitas media harus diperiksa dahulusebelum
media digunakan. Ada bermacam-macam cara untuk menguji mutu mediayang telah dibuat,
yaitu:
a. Secara visual
Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain.
Contoh:
1)Media gula-gula yang dilengkapi tabung Durham bila terlihat gelembung
udara berarti sudah tidak dapat dipergunakan lagi.
2)Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus
dicurigaiadanya perbedaan pH, untuk itu periksalah dengan pH meter.Bila pH
media berbeda 0,2 satuan, tambahkan asam atau basa atau dibuatbaru.
b. Uji sterilitas
Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkayadengan
bahan-bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat.
Cara: 1) Ambil sejumlah 5 % dari tiapbatchmedia yang dibuat.
2)Inkubasi selama 1-2 hari pada suhu 35 C.
3)Bila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni mikroorganisme/ cawan petriatau
lebih, berarti seluruh media daribatchtersebut tidak dapat dipakai.

c. Uji spesifitas dengan penanaman mikroorganisme kontrol positif dan kontrolnegatif


Mikroorganisme kontrol kualitas (strain kuman) adalah mikroorganisme spesifikyang
seharusnya tumbuh pada media tertentu. Mikroorganisme tersebutmemiliki ciri
morfologi, biokimia, serologi yang dapat diuji dan mampumenunjukkan stabilitas
reproduksi yang tetap bilamana ditempatkan padakondisi yang sesuai.
Uji media dengan menggunakan mikroorganisme kontrol positif dan kontrolnegatif ini dapat
dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Uji media dengan menggunakan kuman

PENYIMPANAN MEDIA JADI


Setelah pembuatan media instan (siap pakai) selesai, media serta bahan pendukung yang
ditempatkan dalam wadah-wadah petridish (dalam posisi terbalik) segeradisimpan di dalam
kantung-kantung plastik bening yang telah diberi keteranganberupa; Nama media dan tanggal
pembuatan, disimpan dalamrefrigeratordengansuhu yang relatif stabil 4C.
Adapun media yang menggunakan wadah tabung-tabung reaksi bertutupkan kapas,sebaiknya
ditutup lagi denganaluminium foilatauplastic wrapatau parafilm. Agarmenghindari evaporasi
atau penguapan dari media selama penyimpanan, serta dapatmenghindarkan media dari
kontaminasi.Hal tersebut mampu menjamin kualitasmedia dan masa simpan yang relatif lebih
lama. Tetapi banyaknya volume media yang dibuat disesuaikan kembali dengan kebutuhan
laboratorium atau trend pemeriksaan.Sehingga media siap pakai yang dibuat sifatnya akan
selalufreshbagi spesimen uji.

HOT PLATE-STIRER

Alat ini berguna untuk melarutkan (memanaskan) atau menghomogenkan media sertareagen.
Pemeliharaan dan Pencegahan
1. Gelas piala atau erlenmeyer yang digunakan upayakan pada bagian bawahnyakering.
2. Usahakan alat selalu dalam keadaan bersih, hindari panas yang berlebihan
danmeninggalkan

media

yang

sedang

dipanaskan

agar

tidak

menyebabkan

mediagosong.
3. Catat penggunaannya; Nama pengguna, NoHot plateyang digunakan, sertasistem data
alat yang dijalankan (% panas dan kecepatan putar).
4. Gunakanmagnetic stirreryang sesuai dengan standar untuk menghindarigesekan pada
gelas piala maupun erlenmeyer.
5. Sebelum alat dimatikan, pastikan pada setiap tempat pemanas tidak dalamkeadaan ON
dengan meng-NOL-kan semua tempat pemanas
NERACA ELEKTRIK
1. Periksalah selalu selalu jarum penunjuk angka (angka menunjuk 0) setiap kaliakan
menimbang.
2. Gunakan selalu pinset untuk mengangkat anak timbangan.
3. Bahan yang akan ditimbang harus sesuai suhu kamar.
4. Mengurangi atau menambah beban dilakukan pada saat timbangan dalamkeadaan
istirahat.
5. Pintu kotak selalu tertutup pada waktu menimbang.

a. Timbangan Elektrik (Electrical Balance)


Kalibrasi timbangan dilakukan setiap hari dengan memakai anak timbangan standaryang
bersertifikasi kelas S.

Cara kalibrasi anak timbangan:


1) Lakukan penimbangan anak timbangan standar.
2) Catat hasil penimbangan.
3) Ulangi sampai 5 kali, hitung nilai rata-rata toleransi perbedaaan berat yang masih dapat
diterima adalah:
Untuk berat 1 50 mg = 0,014 mg
Untuk berat 100 500 mg = 0,025 mg
Untuk berat 1 5 mg = 0,054 mg

b. Timbangan Analitik ( Analytical Balance)


Kalibrasi anak timbangan dilakukan dengan anak timbangan standar yang bersertifikasi
kelas M, yang memperlihatkan nilai nominal setiap anak timbangan,deviasi sistematik dari
nilai nominal, kelas ketelitian, ketidak pastian, nilai massa danmassa jenis bahan atau
volume.
Cara kalibrasi anak timbangan:
1) Periksalah titik nol, jarum penunjuk angka harus menunjukkan angka nol.
2) Letakkan anak timbangan standar yang teringan.Timbang anak timbangan yang dipakai
sehari-hari.Baca dan catat hasilnya.
3) Ulangi penimbangan dengan anak timbangan standar yang lebih berat.
4) Anak timbangan dianggap masih tepat bila berat yang ditunjukkan oleh anak timbangan
tidak menyimpang lebih dari 0,1 % dari berat masing-masing anak timbangan standar.
Pemeliharaan dan Pencegahan
Bersihkan alas timbang dan layar digital dari debu, ceceran zat yang ditimbang setiaphabis
menggunakan

AUTUKLAV / AUTOCLAVE
Penggunaan

autoklaf

dengan

prinsip

penguapan

dalam

kondisi

jenuh

dan

bertekanan(autoclaving ) adalah cara yang paling efektif dan terbaik untuk mensterilkan
bahanatau

alat-alat

laboratorium.

Untuk

berbagai

tujuan,

siklus

berikut

akan

memastikansterilisasi yang terpat bagi proses penggunaan autoklaf:


Waktu tinggal 3 menit pada 134C
Waktu tinggal 10 menit pada 126C
Waktu tinggal 15 menit pada 121C
Waktu tinggal 25 menit pada 115C
Bahan atau alat yang akan didesinfeksi atau sterilisasi di dalam ruang autoklaf
harusdibungkus

dan

tidak

dikencangkan

atau

tetap

longgar

agar

untuk

kemudahanperpindahan udara dan penetrasi uap. Penggunaan kantong harus dilakukan


denganbenar agar uap air tetap dapat menjangkau isinya.

Aturan

berikut

dapat

memperkecil

resiko

yang

mungkin

terjadi

ketika

mengoperasikanbejana bertekanan.
1. Tanggung jawab untuk pengoperasian dan pemeliharaan rutin harus diserahkankepada
operator yang terlatih dan program pencegahan yang meliputi pemeriksaanreguler pada
ruang autoklaf, lapisan pintu dan semua gaugesserta kontrol olehpersonil yang
berkompeten.

2. Uap air harus dijenuhkan dan terbebas dari bahan-bahan penghambat atau korosif atau
bahan kimia lain, yang bisa mencemari materi yang telah disterilkan.
3. Semua bahan yang akan diautoklaf harus berada di dalam kontainer yang memudahkan
perpindahan udara dan penetrasi panas yang baik: ruang dalamautoklaf jangan terlalu
padat sehingga uap air tidak bisa menjangkau bahan ataualat yang disterilisasi dengan
merata.
4. Untuk autoklaf tanpa alat keselamataninterlockingyang mencegah pintu dibukaketika
ruang autoklaf diberi tekanan, saluran uap utama harus tertutup dan temperatur
dibiarkan untuk turun dibawah 80C sebelum pintu dibuka.
5. Operator perlu memakai sarung tangan dan perlindungan wajah perlindunganwajah
pelindung muka (visor) yang sesuai untuk perlindungan ketika membukaautoklaf,
bahkan ketika temperatur telah turun dibawah 80C.
6. Pada setiap monitoring rutin untuk menjaga kinerja autoklaf, indikator biologi atau
Thermocouplesseharusnya ditempatkan di pusat dari setiap beban. Monitoring reguler
denganThermocouplesdan alat perekam dalam kasus terburuk sangatdiperlukan
untuk menentukan siklus operasional yang sesuai.
7. Saringan saluran ruang autoklaf (jika tersedia) harus dikeluarkan dan dibersihkansetiap
hari.
8. Perawatan yang baik harus dikerjakan untuk memastikan bahwa klep untuk udarakeluar
dari autoklaf panci bertekanan tidak terhalangi oleh kertas, dan bendalainnya yang
dimasukkan.

Pemeliharaan dan Pencegahan


Bersihkan alat, serta mengganti air (akuades) dalam autoklaf sekali dalam sebulan.
Uji Sterilitas Autoclave

Secara berkala yaitu sekali dalam sebulan autoclave yang biasa digunakan untukpembuatan
media diuji kesterilannya. Adapun uji sterilitas yang paling sederhanaadalah dengan
menggunakanautoclave tape indicator, yang biasa ditempelkan padasetiap kemasan bahan
yang akan disterilisasi. Uji sterilitas autoklaf lainnya bisamenggunakanthermocouplesseperti
yang telah dijelaskan diatas, yaitu dengan caraberikut.
Meletakkanthermocouplestepat ditengah bahan yang akan disterilisasi
Kemudian setelah turut disterilisasi bersama bahan,thermocouplesdiinkubasidalam inkubator
(37

C,

24

jam),

jika

terjadi

kekeruhan

maka

bahan

yang

disterilisasi

bersamaThermocouplesdianggap tidak streril dan autoklaf perludibersihan dengan desinfektan


kemudian diulang proses sterilisasinya.
Cara lain yang juga sederhana untuk dilakukan adalah dengan membungkus sekitar10 gr tanah
denganaluminium foildan kertas, kemudian turut disterilisasi bersamabahan. Lalu tanah
tersebut diinkubasi ke dalam larutan media penyubur (37 C, 24 jam), jika terjadi kekeruhan
dalam media tersebut maka bahan yang disterilisasibersama tanahdianggap tidak steril dan
autoklaf perlu dibersihkan dengandesinfektan kemudian diulang proses sterilisasinya

KESALAHAN-KESALAHAN YANG TERJADI SELAMA PROSES PEMBUATAN MEDIA


Di setiap pembuatan media, dapat terjadi beberapa kesalahan yang disebabkan olehbeberapa
faktor berikut.

1. Penimbangan yang tidak benar serta pengukuran volume pengencer yang kurang tepat.
2. Kualitas akuades yang tidak standar. Karena terdapat beberapa kendaladibeberapa area
di Indonesia contohnya Kalimantan Timur, sumber air memilikipH yang cukup rendah
sehingga akuades yang dihasilkan terkadang masihbersifat asam. Sehingga perlu dicek
kembali akuades yang akan digunakan,baik itu akuades didapatkan dengan cara
penyulingan sendiri maupun produkkemasan siap pakai. Adapun pilihan beberapa nama
produsen akuades cukupmenjaga kualitasnya.
3. Wadah yang tercemar, baik petridish maupun tabung reaksi. Hal ini membuatmedia siap
pakai menjadi terkontaminasi.
4. Terlalu panas (overheating ) pada proses pembuatannya; sebagai contoh, terdapat
instruksi pembuatan pada kemasan yang menunjukkan pada suhuberapa media
tersebut dipanaskan. Hal tersebut bertujuan agar kerusakanbahan-bahan yang terdapat
dalam komposisi media dapat dihindari.Overheatingdapat menghilangkan daya gel agar,
memecah karbohidrat,mengubah pH, membentuk endapan dan merubah warna. Hal ini
dapat terjadidisebabkan oleh pengamatan yang kurang teliti terhadap waktu dan
tekanan didalam autoklaf, kelalaian mengeluarkan uap dari dalam autoklaf
padawaktunya, terlalu lama menempatkan bahan-bahan media yang larut dalampanas
di dalam waterbath atau karena melarutkan bahan atau media denganpemanasan yang
berulang-ulang.Terkadang

media

yang

mengandung

agarjuga

dibatasi

suhu

pemanasannya,sehingga membuat proses melarutkanagarberlangsung lama. Hal ini


dapatdiatasi dengan memanaskan media tersebut pada suhu yang lebih tinggidengan
waktu yang relatif singkat, dapat menggunakanwaterbathataupunmicrowave
5. Terlalu lama disimpan pada suhu 50 C. Media yang disterilisasi dalamautoklaf
terkadang memakan waktu yang cukup lama untuk membuat kondisi tekanan dalam
autoklaf menjadi 0. Kemudian tindakan meninggalkan media didalam autoklaf tanpa
mengeluarkan dan mendinginkannya akan berakibatmedia mengalami karamelisasi.
Sehingga media tidak akan dapat digunakanlagi.

6. Cara melarutkan beberapa jenis media yang mengandung agar yang kurang sempurna.
Hal ini akan menyebabkan media tidak dapat memadat dengansempurna, sehingga
media tidak dapat digunakan.
7. Kesalahan penyimpanan media/ bahan baku.
Akibat dari kesalahan pembuatan media:
Terjadi kekeruhan/ pengendapan
Warna terlalu gelap (kadang media menjadi gosong)
Agar-agar/media terlalu lunak
Pertumbuhan kuman yang jelek atau bahkan tidak tumbuh

Anda mungkin juga menyukai