Zero Waste
Zero Waste
Zero Waste
Limbah Cair
Pemberian limbah cair pabrik gula mampu
meningkatkan bulk density dan stabilitas agregat yang
termasuk dalam sifat fisik tanah. Hal ini diperkirakan
karena ada asupan mineral (Ca, Mg dan sebagainya)
dari limbah ke dalam pori-pori koloid tanah melalui
proses pengikatan secara kimia sehingga terjadi
perubahan sifat fisika pada tanah (Russel dalam Anwar
dan Suganda, 2009). Sedangkan sifat kimia tanah yang
meningkat dengan pemberian limbah adalah mineral P.
Pemberian limbah meningkatkan P-total maupun Ptersedia yang berasal dari P yang terlarut dalam limbah
sebagai sumber asupan P ke dalam tanah. Selain itu
limbah mampu meningkatkan kapasitas tukar kation
(KTK) pada tanah.
Limbah Gas
Belerang dioksida (SO2) merupakan limbah gas
yang keluar dari cerobong reaktor sulfitir pada
proses pemurnian nira tebu yang kurang
sempurna sehingga menyebabkan polusi udara
dan pemakaian belerang menjadi lebih tinggi dari
normal. Pemakaian bahan tambahan proses
(kapur dan belerang) yang berlebihan dapat
dikontrol dengan kontrol kondisi proses
pemurnian nira yang efektif melalui optimasi pH,
suhu dan waktu sehingga gas SO2 yang dihasilkan
dapat ditekan (Syahputra dkk, 2011).
Produk Samping
Ampas tebu disebut produk samping karena sebanyak 10,2
juta ton ampas tebu pertahun atau sekitar 97,4 % produksi
ampas digunakan bahan bakar ketel yang mampu
menghasilkan energi. Sedangkan sisanya (sekitar 0,3 juta
ton pertahun) disebut sebagai limbah padat.
Tetes (molasses) termasuk produk samping pabrik gula.
Tetes adalah sisa sirup terakhir dari stasiun masakan yang
telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali
sehingga tidak mungkin lagi menghasilkan gula dengan
kristalisasi konvensional. Diproduksi sekitar 4,5% dari tebu.
Tetes dapat digunakan sebagai pupuk, pakan ternak. Juga
sebagai bahan baku fermentasi yang dapat menghasilkan
etanol, asam asetat, asam sitrat, monosodium glutamat
(MSG), asam laktat, dll.