Giardia Lamblia
Giardia Lamblia
Giardia Lamblia
Giardiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia lamblia .
atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis atau Lamblia intestinalis. .
.
.
Giardia lamblia berasal dari famili Hexamitidae, subfilum Mastigophora, filum Sarcomastigophora. .
. .
Patogen ini hidup berkoloni di lumen usus halus manusia dan lebih sering menyerang anak usia balita .
...
dan sekolah dibandingkan orang dewasa.
Siklus Hidup
G. lamblia hidup di rongga usus halus, yaitu duodenum dan proksimal yeyunum,
dan
kadang-kadang saluran dan kandung empedu. Infeksi terjadi setelah
teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara terpajan oleh HCl
dan enzim pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskitasi merupakan
aktivasi kista berinti empat dorman untuk mengeluarkan parasit motil yang
membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di
permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada
sel epitel, organisme tersebut akan berkembang biak dengan cara belah pasang
longitudinal. Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi
yang dapat menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti tetapi secara in
vitro, enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan peningkatan
pH. Setelah enkistasi, parasit tersebut akan keluar bersama tinja. Kista resisten
terhadap penggunaan kimia ringan seperti air berklorin dan pendidihan air serta
tahan dalam air dingin hingga berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan
pembekuan atau pengeringan.
Patogenesis
Melekatnya G. lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala.
Bila ada, hanya berupa iritasi ringan. Perubahan histopatologi pada mukosa dapat
minimal atau berat hingga menyebabkan atrofi vilus, kerusakan enterosit, dan
hiperplasia kriptus, seperti tampak pada sindrom malabsorbsi. Terdapat korelasi
antara derajat kerusakan vilus dengan malabsorbsi. Tekanan hisapan dari
perlekatan
tropozoit menggunakan batil isap dapat merusak mikrovili dan
mengganggu proses absorbsi makanan. Selain itu, multiplikasi tropozoit dengan
belah pasang longitudinal akan menghasilkan sawar antara sel epitel usus dengan
lumen usus yang mengganggu proses absorbsi makanan dan nutrien. Tropozoit
tidak selalu penetrasi ke epitel tetapi dalam kondisi tertentu, tropozoit dapat
menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih.
Gejala Klinis
Kira-kira setengah dari orang yang terinfeksi G. lamblia asimtomatik dan
sebagian besar dari mereka menjadi pembawa. Gejala yang sering terjadi adalah
diare berkepanjangan; dapat ringan dengan produksi tinja semisolid atau dapat
intensif dengan produksi tinja cair. Jika tidak diobati, diare akan berlangsung
hingga berbulan-bulan. Infeksi kronik dicirikan dengan steatore karena gangguan
absorbsi lemak serta terdapat gangguan absorbsi karoten, folat, dan vitamin B12.
Penyerapan bilirubin oleh Giardia menghambat aktivitas lipase pankreatik.
Kelainan fungsi usus halus ini disebut sindrom malabsorpsi klasik dengan gejala
penurunan berat badan, kelelahan, kembung, dan feses berbau busuk. Selain itu,
sebagian orang dapat mengeluhkan ketidaknyamanan epigastrik, anoreksia dan
nyeri.
Diagnosis
Diagnosis definitif terhadap giardia ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopik
dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan duodenum atau
bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam
tinja segar. Dalam sediaan basah dengan larutan iodin atau dalam sediaan yang
dipulas dengan trikrom morfologi G. lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari
protozoa lain.
Pengobatan
Pengobatan infeksi pada manusia secara konvensiaonal yaitu melalui metronidazole, tinidazole atau
nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan
mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus putih sehingga harus dihindari selama
kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur
oregon, goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek entimicrobial dan
antipyretic, Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil karena dapat merangsang rahim untuk
berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah),