Tugas Keluarga Usia Lansia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Tugas Keluarga Usia Lansia

I.Defenisi dan Batasan Lanjut


Sebelum masuk pada pembahasan keluarga pada tahap lansia akan dikemukakan
defenisi lansia dan batasan-batasan seseorang dapat dikatakan lansia. Di Indonesia
batasan lanjut usia tercantum dalam Undang-undang No. 12/1998 tentang
Kesejahteraan Usia Lanjut asalah sebagai berikut :
Usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Depsos,
1999); batasan ini sama dengan yang dikemukakan oleh Burnside dkk. Menurut
WHO :
- Elderly (64-74 tahun)
- Old (75 90 tahun)
- Very Old (> 90 tahun)
II.Keluarga dalam Masa Lansia
Dilihat dari sistem keluarga, lansia juga merupakan tahap perkembangan dari
keluarga yang merupakan tahap terakhir. Duvall dan Miller pada 1985 menyatakan
tahap terakhir siklus kehidupan keluarga di mulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal .
Persepsi terhadap tahap ini sangat berbeda di kalangan lansia. Beberapa orang
mengatakan menyedihkan namun ada juga yang berpendapat hal ini merupakan
tahun-tahun yang menyenangkan dalam hidup mereka. Hal ini sangat dipengaruhi
oleh keadaan finansial, status kesehatan mereka dan penyesuaian diri lansia
terhadap perubahan-perubahan pada siklus ini.
Lanjut usia memasuki tahap ini dituntut untuk mengadakan penyesuaian diri baik
secara biologis, psikologis, sosial budaya dan spiritual. Penyesuain baik sebagai
individu maupun sebagai keluarga pada tahap lansia Penyesuaian terhadap
kehilangan-kehialangan lazim terjadi pada lansia dan keluarga meliputi :
ekonomi- menyesuaikan terhadap pendapatan yang turun secra substansial,
mungkin kemudian penyesuian terhadap ketergantungan ekonomi pada keluarga
atau subsidi pemerintah.
Perumahan- harus berpindah ketempat yang lebih kecil ataupun pindah ke rumah
anak dan panti werda.
Sosial- kehilangan (kematian) pasangan, saudara teman-teman.
Pekerjaan- keharusan pensiun dan hilangnya peran dan kesempatan serta
perasaan produtivitas.
Kesehatan- Menurunya fungsi fisik, mental dan koghnitif; memberikan perawatan
pada pasangan yang kurang sehat.
Beberapa kendala yang bisa muncul pada proses penyesuaian ini antara lain :
sikap dan pandangan masyarakat terhadap usia lanjut dapat memicu munculnya
prilaku/sikap tidak berdaya ,tidak berguna, tidak bisa membantu apapun.
keadaan yang sulit berkomunikasi disebabkan berkurangnya daya pendengaran,
kurangnya kemampuan mengingat, kesulitan menangkap isi pembicaraan orang lain
menyebabkan usia lanjut akan memperlihatkan perilaku menjauh dan menjaga jarak
dengan oran
sekitarnya.ketidakmampuan-ketidakmampuan yang menyebabkan lansia sangat
tergantung kepada orang lain.

III.Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas keluarga pada tahap ini harus menyesuaikan dengan keadaan-keadaan yang
terjadi dengan harapan agar kesejahteraan tercapai baik secara individu maupun di
pandang dari sisi keluarga secara utuh. Tugas tugas tersebut anatara lain :
Mempertahan kan pengaturan hidup yang memuaskan
Pengaturan hidup seseorang merupakan suatu prediktor kesejahteraan yang ampuh
dikalangan lansia (Lopata, 1973). Perumahan setelah pensiun sering menjadi
masalah, dikarenakan keterbatasan sumber penghasilan lansia biasanya harus
berpindah kerumah yang lebih sederhana ataupun harus ikut dengan anak mereka
yang sudah berkeluarga, bahkan ada yang harus tinggal di panti werda. Lansia yang
tinggal dirumah mereka sendiri, umumnya menyesuaikan diri lebih baik dari pada
yang tinggal dengan anak-anak mereka ataupun yang tinggal di panti werda. Banyak
temuan yang menyatakan bahwa ketika orang-orang lansia pindah, sering
mengakibatkan kemorosotan kesehatan (Lawton, 1985).
Penyesuaian tehadap pendapatan yang menurun
Ketika pensiun pendapatan lansia semakin menurun dengan tajam dan seiring
dengan bertambahnya tahun semakin meningkat biaya hidup terutama untuk biaya
pengobatan dan perawatan kesehatan dalam menghadapi masalah-masalah
penuaan.
Mempertahankan hubungan perkawinan
Riset membuktikan bahwa perkawinan mempunyai kontribusi yang besar bagi moral
dan aktivitas yang berlangsung dari kedua pasangan lansia (Lee,1978). Perkawinan
yang dirasakan memuaskan pada tahun-tahun ini menunjukkan keberhasilan
pasangan itu pada perkembangan keluarga sebelumnya. Komunikasi yang baik dan
mempertahankan suasana yang hangat serta saling merawat merupakan hal-hal
yang sangat baik diciptakan pada keluarga dengan lansia.
Mempertahankan diri terhadap kehilangan pasangan
Kehilangan pasangan merupakan hal sangat traumatis, hasil dari statistik
menunjukkan lansia wanita lebih banyak mengalami traumatis di bandingkan pria
lansia. Janda-janda yang ditinggal mati pasangannya biasanya akan mengalami
penurunan kesehatan. Sangat dibutuhkan koping diri yang baik dari lansia dan
dukungan dari anggota keluarga yang lain baik anak-anak dan teman-teman. Tidak
menutup diri dan mau berbagi merupakan kunci agar tetap dapat bertahan dengan
kondisi traumatis ini.
Memertahankan ikatan keluarga antar generasi
Meskipun ada suatu kecendrungan lansia menarik diri dari hubungan sosial,
keluarga tetap menjadi fokus interaksi-interaksi sosial lansia dan sumber utama
dukungan sosial dan menjadi sesuatu yang sangat penting. Oleh karena itu anggota
keluarga lansia biasanya akan memberikan bantuan satu sama lain semampu
mereka.
Meneruskan dan memahami eksistensi lansia
Berbicara tentang kehidupan masa lalu seseorang yang disebut juga penelaahan
kehidupan (Life Review), merupakan suatu aktivitas yang vital dan umum dan
merupakan tugas perkembangan tipe koghnitif. Penalaahan kehidupan ini
menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang sulit dan memberikan pandangan
terhadap kejadian-kejadian masa lalu.
IV.Peran Perawat dalam Perkembangan Keluarga

Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber finansial


yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian, dan banyak kehilangan lainnya yang
dialami oleh lansia menunjukan adanya kerentanan psikofisologi dari lansia (Kelley
et al, 1977). Kompleknya perubahan yang terjadi pada lansia menimbulkan masalahmasalah yang multiple, sehingga pasangan lansia tersebut banyak membutuhkan
bantuan secara medis.
Perawat perlu melakukan pengkajian respon lansia terhadap sakit dan pengobatan
serta koping dalam menghadapi masalah-masalah lansia. Pendekatan perawatan
pada lanjut usia dilakukan secara holistik meliputi :
1.Pendekatan fisik
2.Pendekatan psikis
3.Pendekatan sosial
4.Pendekatan spritual
Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
A.Perawatan pada pendekatan ini bertujuan agar lansia mampu mandiri melakukan
kegiatan sehari-hari dengan cara :
a.peningkatan kesehatan ( Health Promotion)
b.pencegahan penyakit
c.pemeliharaan kesehatan,
sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hidup.
B.Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah
lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan.
C.Membantu mempertahankan serta meningkatkan daya hidup atau semangat hidup
klien lanjut usia (Life Support).
D.Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau mengalami
gannguan tertentu (kronis maupun akut)
E.Merangsang petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, jika mereka menjumpai suatu kelainan
tertentu.
F.Mencari upaya maksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita
suatu penyakit /gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang
maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal).
Peran perawat secara khusus dalam mengoptimalkan tugas-tugas perkembangan
keluarga dalam fase ini antar lain:
1.Promosi kesehatan khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pencegahan cedera,
penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif, dan berhenti
merokok. Perawat mengkaji respon klien terhadap sakit dan pengobatan serta
kemampuaan koping.
2.Melakukan pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga atau
individu. Pengkajian ini mengenali dan mengatasi masalah-masalah isolasi sosial,
depresi, gangguan koghnitif dan masalah-masalah psikologis.
3.Perawat bekerjasama dengan pemerintah dan petugas kesehatan keluarga lainya
mengoptimalkan pelayanan bagi lansia di komunitas, misalnya konseling keluarga,
posyandu lansia dan lain-lain.
4.Melakukan riset-riset yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan lansia
dan keluarga dalam menyesuaikan diri pada fase

Anda mungkin juga menyukai