Pro Dan Kontra AFTA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Kesiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi AFTA

PRO

Sudah terdapat pengaturan terkait tenaga kerja asing di Indonesia.


o Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
o UU No. 44 tahun 2009 tentang RS ((1)Rumah Sakit dapat mempekerjakan
tenaga kesehatan asing sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pendayagunaan
tenaga kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan
dengan mempertimbangkan kepentingan alih teknologi dan ilmu pengetahuan
serta ketersediaan tenaga kesehatan setempat. (3) Pendayagunaan tenaga
kesehatan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan bagi
tenaga kesehatan asing yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat
Ijin Praktik
o UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (psal 21)
o UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran(Pasal 30)
o Perkonsil No. 17/KKI/KEP/IV/2008 tentang pedoman tata cara registrasi
sementara da registrasi bersyarat dokter dan dokter gigi WNA
o Permenkes No 317 tahun 2010 tentang pendayagunaan TK-WNA di
Indonesia.
o Kepmenkes No. 2574/Menkes/SK/XII/2011tentang koordinasi perizinan TKWNA di Indonesia
o Permenkes No. 2052 tahun 2011 tentang izin praktek dan pelaksanaan
kedokteran
o Permen No. PER. 02/MEN/III/2008 tentang tata cara penggunaan TKA
o Menurut BPPSDMK Kemenkes RI (2013) Pendayagunaan TKWNA di
Indonesia harus melalui pengguna dan harus didampingi oleh tenaga
kesehatan Indonesia, selain itu juga harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Untuk dapat mendayagunakan TKWNA di Indonesia, harus mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia yaitu izin penyelenggaraan kegiatan atau rekomendasi
RPTKA dan Rekomendasi Izin masuk TK-WNA.
Untuk memperoleh izin Pendayagunaan TK-WNA, pengguna harus
melampirkan dokumen, sebagai berikut (BPPSDMK Kemenkes RI) :
Untuk memperoleh Izin penyelenggaraan kegiatan harus
melampirkan:
o Akte Badan Hukum
o Proposal Kegiatan
o Uraian Pekerjaan yang akan dilakukan oleh TK-WNA
o Instansi dan organisasi lain serta badan/lembaga sosial
kesehatan Nasional dan Internasional yang di akui oleh
pemerintah Indonesia
Untuk memperoleh Rekomendasi RPTKA harus melampirkan:
o Sertifikasi akreditasi rumah sakit
o Surat Izin Operasional rumah sakit yang masih berlaku
o Uraian pekerjaan (job description) sesuai dengan
jabatan TK-WNA
o Bagi pengguna Instansi dan organisasi lain serta
badan/lembaga sosial kesehatan Nasional dan
Internasional yang di akui oleh pemerintah Indonesia

TK-WNA, selain harus melengkapi persyaratan umum juga harus


melengkapi persyaratan yang ditentukan berdasarkan jenis bidang
kegiatan yang akan dilakukan oleh TK-WNA. Persyaratan umum yang
harus dipenuhi oleh setiap TK-WNA adalah:
Daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae) mencakup data
pribadi, riwayat pendidikan dan pekerjaan, serta daftar
publikasi, karya ilmiah, karya penelitian dan/atau tindakan
medis yang pernah dilakukan.
Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh institusi pendidikan
tenaga kesehatan yang menerbitkan di negara asal.
Fotokopi Sertifikat Kompetensi maupun Sertifikat Kualifikasi
Tambahan lain yang telah dilegalisir oleh Organisasi Profesi
dan instansi atau badan hukum yang diakui oleh pemerintah di
Negara asal.
Surat Tanda Registrasi sebagai tenaga kesehatan yang masih
berlaku dari negara asal.
Surat keterangan pengalaman kerja dalam 5 (lima) tahun
terakhir berturut-turut sesuai dengan kompetensi di bidangnya.
Surat keterangan terdaftar sebagai anggota profesi dan aktif
melakukan praktik kedokteran untuk dokter/dokter gigi, atau
kegiatan di bidang kesehatan serta mengikuti pendidikan/
pelatihan profesi berkelanjutan (CPD);
Letter of goodstanding dari organisasi profesi negara asal.
Surat keterangan sehat fisik dan mental dari negara asal.
Membuat surat pernyataan bersedia mematuhi peraturan
perundang-undangan, sumpah profesi kesehatan, dan kode etik
profesi kesehatan yang berlaku di Indonesia.
Membuat surat pernyataan bersedia melakukan alih ilmu
pengetahuan dan teknologi dan ilmu pengetahuan kepada
tenaga pendamping.
Fotocopy paspor calon TK-WNA.
Mampu berbahasa Indonesia dengan baik.
Surat pernyataan akan bekerja sesuai uraian jabatan (job
description) yang telah ada.
Surat atau dokumen sebagaimana tersebut dalam butir b, c, d, e,
f, g, dan h yang menggunakan bahasa selain Bahasa Inggris
atau Bahasa Indonesia harus diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris oleh instansi yang menerbitkan dokumen tersebut.
Sudah terdapat alur yang jelas untuk pendayagunaan TK-WNA di Indonesia.
o Menurut BPPSDMK Depkes RI (2013) terdapat 4 (empat) jenis bidang
kegiatan pendayagunaan tenaga kesehatan asing yang akan melakukan
kegiatan di Indonesia, yaitu:
Pemberi Pelayanan Kesehatan
Alih Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Bakti/Kerja Sosial
Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan

Tenaga kesehatan warga negara asing yang akan didayagunakan di Indonesia


harus berasal dari negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan
Indonesia. (BPPSDMK Depkes RI, 2013)
Tenaga kesehatan warga negara asing (TK-WNA) yang akan didayagunakan di
Indonesia, harus memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan tenaga
kesehatan kita dan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di negara kita (BPPSDMK Depkes RI).
TK-WNA harus didampingi oleh tenaga kerja Indonesia dalam rangka
meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia
o Pendayagunaan tenaga kesehatan warga negara asing di Indonesia adalah
dalam rangka alih ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga harus memiliki
tenaga pendamping yang merupakan tenaga kesehatan Indonesia dengan
kompetensi yang sama
Kementerian Kesehatan telah membentuk Tim Koordinasi Perizinan
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Asing yang tertuang dalam keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 2574/MENKES/SK/XII/2011 tentang Tim Koordinasi
Perizinan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia.
Sesuai alur pendayagunaan TK-WNA, terdapat syarat khusus untuk
mendayagunakan TK-WNA di bidang Kesehatan di wilayah Indonesia
(BPPSDMK, Depkes RI 2013)
o Untuk Pengguna yang akan mendayagunakan TK-WNA harus:
Rumah sakit kelas A atau rumah sakit kelas B yang terakreditasi
Fasilitas pelayanan kesehatan lain
o Untuk TK-WNA harus:
Tenaga medis minimal dokter spesialis atau dokter gigi spesialis; atau
Tenaga kesehatan lain, minimal S1 atau yang setara.
Serta harus melampirkan dokumen-dokumen persyaratan tambahan
berikut:
Memiliki surat pernyataan dari fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia dengan menunjukkan bukti bersedia dan mampu
menanggung biaya hidup minimal untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun di Indonesia.

Memiliki STR Sementara yang ditetapkan oleh KKI bagi


dokter/dokter gigi, STR-A Khusus yang ditetapkan oleh KFN
bagi tenaga farmasi dan MTKI bagi tenaga kesehatan lainnya.
Sesuai alur pendayagunaan TK-WNA, terdapat syarat khusus untuk
mendayagunakan TK-WNA di bidang bakti/kerja sosial di wilayah Indonesia
(BPPSDMK, Depkes RI 2013)
o Pendayagunaan TK-WNA di bidang bakti/kerja sosial diselenggarakan atas
dasar pertimbangan sosial atau keadaan khusus dalam waktu tertentu berkaitan
dengan:
Pelayanan kesehatan dalam waktu tertentu atas dasar kerjasama
Goverment to Goverment.
Pelayanan kesehatan dalam waktu tertentu atas dasar kerjasama antar
badan pemerintah dengan organisasi internasional yang di akui oleh
Pemerintah Indonesia.
o Pengguna bidang bakti/kerja sosial kesehatan meliputi:
Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi.
Rumah sakit pendidikan.
Organisasi profesi.
Rumah sakit non pendidikan yang bekerjasama dengan institusi
pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi, rumah sakit
pendidikan dan organisasi profesi.
Instansi dan organisasi lain serta badan/lembaga sosial kesehatan
internasional yang di akui oleh pemerintah Indonesia dan bekerjasama
dengan institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi, rumah
sakit pendidikan dan organisasi profesi.
o Untuk TK-WNA yang akan melakukan kegiatan di bidang bakti/kerja sosial
harus:
Tenaga medis minimal dokter spesialis atau dokter gigi spesialis; atau
Tenaga kesehatan lain, minimal S1 atau yang setara.
Serta harus melampirkan dokumen-dokumen persyaratan tambahan
berikut:
Memiliki surat pernyataan dari fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia yang akan bertanggung jawab terhadap kegiatan dan
pasca kegiatan bakti/kerja sosial.
Memiliki surat pernyataan dari dokter dan/atau dokter gigi
Indonesia yang memiliki kompetensi setara sebagai
penanggung jawab kegiatan bakti/kerja sosial.
Memiliki surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat.
Memiliki surat rekomendasi dari kolegium terkait.
Memiliki surat rekomendasi dari badan kesatuan bangsa dan
politik setempat untuk pelaksanaan kegiatan bakti/kerja sosial.
Fotocopy STR dan SIP dokter dan/atau dokter gigi penanggung
jawab kegiatan bakti/kerja sosial.
Fotocopy STR dan SIP dokter dan/atau dokter gigi pendamping
kegiatan bakti/kerja sosial.
Melampirkan daftar obat dan nomor registrasi obat yang
digunakan serta tanggal kadaluarsa obat untuk kegiatan
bakti/kerja sosial yang menggunakan obat-obatan dari luar
negeri.
Sesuai alur pendayagunaan TK-WNA, terdapat syarat khusus untuk
mendayagunakan TK-WNA di bidang bakti/kerja sosial di wilayah Indonesia
(BPPSDMK, Depkes RI 2013)
o Untuk Pengguna yang akan mendayagunakan TK-WNA harus:

Institusi pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi.


Rumah sakit pendidikan.
Organisasi profesi.
Rumah sakit non pendidikan yang bekerjasama dengan institusi
pendidikan tenaga kesehatan yang terakreditasi, rumah sakit
pendidikan dan organisasi profesi.
Instansi dan organisasi lain serta badan/lembaga sosial kesehatan
Nasional dan Internasional yang di akui oleh pemerintah Indonesia.
o Untuk TK-WNA harus:
Tenaga medis, minimal dokter sub-spesialis atau konsultan, dokter gigi
sub-spesialis atau konsultan atau yang setara,
Tenaga kesehatan lain, minimal S2 kecuali bagi tenaga kesehatan yang
belum mempunyai kualifikasi S2.
Serta harus melampirkan dokumen-dokumen persyaratan tambahan
berikut:
Untuk yang memiliki dokumen tambahan surat pernyataan dari
pengguna di Indonesia dengan menunjukkan bukti bersedia dan
mampu menanggung biaya hidup minimal untuk jangka waktu
2 (dua) tahun di Indonesia.
Untuk yang memiliki rekomendasi RPTKA melampirkan
dokumen tambahan Dokumen bukti kerjasama dengan
kolegium terkait dan Surat pernyataan dari pengguna untuk
menyediakan fasiltas, sarana dan prasarana dalam menunjang
penyelenggaraan kegiatan.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
Indonesia cukup tinggi. Akreditasi nasional Rumah sakit di Indonesia telah
digencarkan pada tahun 2008 masih 40-50% rumah sakit yang terakreditasi
nasional dan pada tahun 2012 sudah sebanyak 60-70% Rumah Ssakit yang
memiliki akreditasi nasional
Meningkatkan persaingan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau
Meningkatnya lapangan kerja bagi pelayanan kesehatan domestik swasta (RS
swasta yang mempekerjakan TK-WNA dan butuh tenaga kerja lokal untuk
mendampingi ataupun RS Luar negeri
TKA hanya pada spesialisasi (tergantung tujuan pendayagunaan) dan pada
hakikatnya hanya pada jabatan tertentu UU Ketenagakerjaan nomor 13
pasal 46 (Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi personalia
dan/ataujabatan-jabatan tertentu. Jabatan-jabatan tertentu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diatur dengan Keputusan Menteri) diperkuat dengan lampiran
kepmenakertrans RI No. 40 tahun 2012 tentang jabatan tertentu yang dilarang
diduduki TKA
Memfasilitasi pergerakan/perpindahan profesional nakes
Menjadi kesempatan untuk memperoleh informasi tentang sistem dan kualifikasi
tenaga kesehatan di negara anggota ASEAN (Melli, @Portal Nasional RI, 2013)

Kontra

Sebelum Pasar Bebas masih belum dilaksanakan pun, sudah menjadi rahasia
umum bahwa begitu banyak warga Indonesia yang berobat ke negeri jiran
tersebut, terutama untuk mencari pelayanan kesehatan profesional yang
memuaskan. Masih banyak rumah sakit di Indonesia yang belum mampu
memberi layanan berkualitas dan efisien sehingga dapat bersaing dengan rumah
sakit-rumah sakit negara tetangga.
Sistem kesehatan Singapura juga diakui oleh WHO sebagai yang terbaik di Asia,
yang kemudian diikuti oleh Hong Kong dan Jepang. Pada tahun 2003, the
Political and Economic Risk Consultancy (PERC) memberikan Singapura
ranking ketiga sebagai sistem kesehatan terbaik sedunia. Padahal Singapura
hanya memiliki 12 rumah sakit dan fasilitas medis lain. Tetapi semuanya telah
terakreditasi oleh the Joint Commission International (JCI), suatu badan yang
telah mengakreditasi administrasi akuntansi sepertiga institusi medis di seluruh
Asia. Sistem kesehatan di Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan sistem
kesehatan negara tetangga Indonesia masih kalah dan pasien indonesia akan
lebih memilih berobat ke negara dengan kualitas yang lebih baik
Distribusi tenaga kesehatan di Indonesia masih kurang baik, dengan berlakunya
AFTA maka fokus tenaga kesehatan akan berada di kota-kota besar dan
memperburuk distribusi kesehatan di Indonesia. (Herbani, 2013)
Terdapat perubahan paradigma tenaga kesehatan yang awalnya tenaga
kesehatan merupakan abdi kemanusiaan dan bekerja dengan kepentingan sosial
tenaga kesehatan merupakan alat demi mencapai keuntungan (Melli, Portal
Nasional RI, 2013)
o Kesehatan adalah HAM berorientasi pada pasar dan konsumen
o Sosial komersial
Keterbatasan dari tiap individu tenaga kesehatan dimana belum ada
standarisasai nasional lulusan mahasiswa pendidikan dokter umumnya
ditujukan untuk mengisi kebutuhan di puskesmas atau fasilitas kesehatan di
daerah serta kesulitan pengambilan spesialisasi (Melli @Portal Nasional RI,
2013)
Pengembangan pendidikan kesehatan di Indonesia belum merata
Akan terjadi persaingan yang tidak sehat demi menarik customer
Investasi serta tenaga kesehatan asing tidak merata dan terkapitalisasi
pelayanan kesehatan tidak merata
Meningkatnya migrasi tenaga kesehatan RI keluar negri yang lebih menjamin
tingkat penghasilannya
Ketidakadilan bagi tenaga kesehatan lokal dokter, AK3, perawat yang
diwajibkan mengabdi ke masyarakat di Indonesia tenaga kesehatan
Indonesia tergempur oleh tenaga kesehatan asing meski pada peraturannya TKWNA wajib didampingi tenaga kesehatan lokal
Pendidikan tenaga kesehatan lokal yang masih dibawah standar regional
FKG masih belum terakreditasi oleh lembaga standarisasi luar dan sulit
mencari pekerjaan diluar

Anda mungkin juga menyukai