Pro Dan Kontra AFTA
Pro Dan Kontra AFTA
Pro Dan Kontra AFTA
PRO
Kontra
Sebelum Pasar Bebas masih belum dilaksanakan pun, sudah menjadi rahasia
umum bahwa begitu banyak warga Indonesia yang berobat ke negeri jiran
tersebut, terutama untuk mencari pelayanan kesehatan profesional yang
memuaskan. Masih banyak rumah sakit di Indonesia yang belum mampu
memberi layanan berkualitas dan efisien sehingga dapat bersaing dengan rumah
sakit-rumah sakit negara tetangga.
Sistem kesehatan Singapura juga diakui oleh WHO sebagai yang terbaik di Asia,
yang kemudian diikuti oleh Hong Kong dan Jepang. Pada tahun 2003, the
Political and Economic Risk Consultancy (PERC) memberikan Singapura
ranking ketiga sebagai sistem kesehatan terbaik sedunia. Padahal Singapura
hanya memiliki 12 rumah sakit dan fasilitas medis lain. Tetapi semuanya telah
terakreditasi oleh the Joint Commission International (JCI), suatu badan yang
telah mengakreditasi administrasi akuntansi sepertiga institusi medis di seluruh
Asia. Sistem kesehatan di Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan sistem
kesehatan negara tetangga Indonesia masih kalah dan pasien indonesia akan
lebih memilih berobat ke negara dengan kualitas yang lebih baik
Distribusi tenaga kesehatan di Indonesia masih kurang baik, dengan berlakunya
AFTA maka fokus tenaga kesehatan akan berada di kota-kota besar dan
memperburuk distribusi kesehatan di Indonesia. (Herbani, 2013)
Terdapat perubahan paradigma tenaga kesehatan yang awalnya tenaga
kesehatan merupakan abdi kemanusiaan dan bekerja dengan kepentingan sosial
tenaga kesehatan merupakan alat demi mencapai keuntungan (Melli, Portal
Nasional RI, 2013)
o Kesehatan adalah HAM berorientasi pada pasar dan konsumen
o Sosial komersial
Keterbatasan dari tiap individu tenaga kesehatan dimana belum ada
standarisasai nasional lulusan mahasiswa pendidikan dokter umumnya
ditujukan untuk mengisi kebutuhan di puskesmas atau fasilitas kesehatan di
daerah serta kesulitan pengambilan spesialisasi (Melli @Portal Nasional RI,
2013)
Pengembangan pendidikan kesehatan di Indonesia belum merata
Akan terjadi persaingan yang tidak sehat demi menarik customer
Investasi serta tenaga kesehatan asing tidak merata dan terkapitalisasi
pelayanan kesehatan tidak merata
Meningkatnya migrasi tenaga kesehatan RI keluar negri yang lebih menjamin
tingkat penghasilannya
Ketidakadilan bagi tenaga kesehatan lokal dokter, AK3, perawat yang
diwajibkan mengabdi ke masyarakat di Indonesia tenaga kesehatan
Indonesia tergempur oleh tenaga kesehatan asing meski pada peraturannya TKWNA wajib didampingi tenaga kesehatan lokal
Pendidikan tenaga kesehatan lokal yang masih dibawah standar regional
FKG masih belum terakreditasi oleh lembaga standarisasi luar dan sulit
mencari pekerjaan diluar