RAHMAT JANUAR NOOR Aliran Energi Siklus Materi Dan Jaring Makanan Pada Ekosistem Terumbu Karang
RAHMAT JANUAR NOOR Aliran Energi Siklus Materi Dan Jaring Makanan Pada Ekosistem Terumbu Karang
RAHMAT JANUAR NOOR Aliran Energi Siklus Materi Dan Jaring Makanan Pada Ekosistem Terumbu Karang
Aliran Energi
Energi di dalam ekosistem terumbu karang diperoleh dari cahaya matahari. Cahaya matahari
diproses oleh Zooxantela yang merupakan fitoplankton. Zooxantela ialah fitoplankton yang
bersimbiosis secara mutualistik terhadap polip pada terumbu karang. Peranan Zooxantela
sangat penting karena merupakan pengonversi energi matahari menjadi energi yang kemudian
dimanfaatkan oleh karang pembentuk terumbu ataupun organisme lain di ekosistem terumbu
karang.
Energi yang masuk ke dalam suatu ekosistem secara umum, selain dikonversi menjadi bahan
organik, sebahagian besar mengalami degradasi dan keluar dari sistem sebagai energi panas
dan sebagaian lainnya tersimpan didalam ekosistem. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah,
Gambar 1.
Aliran energi dalam suatu
ekosistem
Pada ekosistem terumbu karang, secara detail, energi cahaya yang telah difotosintesis oleh
Zooxantela digunakan untuk aktifitas Zooxantela (respirasi dan pertumbuhan) dan energi
lebihnya dimanfaatkan oleh polip karang, pertumbuhan polip, kalsifikasi, dan reproduksi karang.
Sisa dari energi yang digunakan oleh aktifitas Zooxantela dan kegiatan karang kemudian
terserap menjadi panas. Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram berikut,
ENERGI
MATAHARI
ZOOXANTELA
KARANG
Respirasi
Pertumbuhan
polip
Pertumbuhan
ENERGI PANAS
Reproduksi
Kalsifikasi
Gambar 2. Aliran energi dalam ekosistem terumbu karang
Siklus Materi
Pada ekosistem terumbu karang terdapat dua siklus materi utama yaitu siklus karbon dan siklus
nutrien. Siklus karbon merupakan siklus materi yang penting bagi ekosistem terumbu karang
karena merupakan unsur utama yang dimanfaatkan untuk fotosintesis. Siklus nutrien dalam
ekosistem terumbu karang terdiri atas siklus nitrogen dan siklus posphor.
Siklus Karbon
Karbon
adalah
unsur
utama
yang
manusia
dan
hewan,
erupsi
vulkanik,
pembakaran batubara, asap pabrik, dan lainlain. Karbon diikat menjadi senyawa organik oleh tumbuh-tumbuhan dan diserap oleh hewan
herbivora dan pemangsaan (predasi) dan dikembalikan ke atmosfer melalui pernapasan dan
kegiatan bakteri.
Pada ekosistem terumbu karang karbondioksida dimanfaatkan oleh Zooxantela karang untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Hasil fotosintesis Zooxantela ialah oksigen yang
dimanfaatkan karang untuk respirasi, pertumbuhan, dan kalsifikasi karang. Karbondioksida
yang berada di badan air kemudian kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi.
Siklus Nitrogen
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 78 % dari udara. Gas nitrogen masuk ke
perairan dengan fiksasi (pengikatan) nitrogen melalui bakteri, alga, dan halilintar. Ledakan petir
yang melalui udara memberikan cukup energi untuk menyatukan nitrogen dan oksigen di udara
membentuk nitrogen dioksida, NO2. Bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara
langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob.
Nitrogen akan disintesis menjadi protein nabati. Organisme herbivora mengubah protein nabati
menjadi protein hewani.
Protein pada tanaman dan hewan yang mati didekomposisi oleh dekomposier menjadi amoniak
dan senyawa amonium. Amoniak dirubah oleh bakteri menjadi nitrit, bakteri lain melanjutkan ke
nitrat. Selain mengubah nitrat menjadi nitat terdapat bakteri dan jamur yang mengubah nitrit
kembali ke nitrogen bebas. Nitrat, yang merupakan nutrien, merupakan materi yang dapat
mempercepat pertumbuhan plankton yang merupakan makanan bagi beberapa ikan herbivora.
Siklus Phosfor
Pada daur phosfor, cadangan utama ialah dalam bentuk batuan posfat. Dari bentuk cadangan
utamanya dapat diduga bahwa posfor masuk ke perairan melalui peristiwa erosi. Dalam
perairan, terdapat tiga bentuk posfor yaitu senyawa posfor anorganik seperti ortoposfat,
senyawa organik dalam protoplasma dan sebagai senyawa organik terlarut yang terbentuk
karena kotoran atau tubuh organisme yang mengurai. Air biasanya mengandung posfat
anorganik terlarut. Fitoplankton dan tanaman lain akan mengabsorbsi fosfat ini dan membentuk
senyawa adenosine trifosfat (ATP). Herbivora yang memakan tanaman itu akan memperoleh
posfor itu. Jika tanaman dan hewan itu mati, maka bakteri pengurai mengembalikan posfor itu
kedalam air sebagai zat organik terlarut. Demikian pula dengan kotoran sisa metabolisme
hidup.
Akhirnya
bakteri
menguraikan
(heterotrof).
secara