KTI
KTI
KTI
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
Diajukan Oleh :
ENDRA
NIM : P0713306423
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan Lingkungan
Diajukan Oleh :
ENDRA
NIM : P0713306423
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Menyetujui,
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Pengaruh Penambahan Campuran Larutan Kunyit dan Bawang Merah
Terhadap Masa Simpan Ikan Kembung, dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan serta terima kasih kepada :
1.
Hj. DR. Lucky Herawati, SKM, M.Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Yogyakarta.
2.
3.
4.
Indah
Werdiningsih,
SKM,
selaku
dosen
pembimbing
pendamping
Iswanto, S.Pd, M.Kes, selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah ini.
6.
7.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
ii
iii
INTISARI ................................................................................................
iv
ABSTRACT ............................................................................................
MOTTO ..................................................................................................
vi
vii
viii
xiii
xiv
xv
xvi
1
0
Halaman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................
A. Ikan ...........................................................................................
B. Pengawet ..................................................................................
13
C. Kunyit ........................................................................................
13
15
17
F. Hipotesis ....................................................................................
17
18
18
20
20
23
23
24
27
29
29
30
C. Pembahasan .............................................................................
41
44
44
1
1
Halaman
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................
45
A. Kesimpulan ...............................................................................
45
B. Saran ........................................................................................
46
47
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konsep .................................................................
Gambar 2. Hubungan antar variabel ......................................................
13
17
23
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
30
30
31
32
32
34
35
36
37
38
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil uji statistik : Uji normalitas data, One way anova, dan
Post Hoc
Lampiran 2
Lampiran 3
Jadwal Penelitian
Lampiran 4
Anggaran Penelitian
Lampiran 5
Lampiran 6
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perairan laut Indonesia terdapat berbagai jenis ikan yaitu sekitar
3000 jenis ikan. Ikan laut segar merupakan bahan makanan yang banyak
digemari masyarakat, karena ikan mengandung vitamin dan lemak tak jenuh
cukup tinggi serta dapat meningkatkan gizi masyarakat. Tingkat konsumsi
ikan laut menurut survey Dinas Pertanian mencapai 57% dibandingkan
dengan tingkat ikan darat segar (Meylani, 2008).
Ikan merupakan bahan pangan yang cepat mengalami proses
pembusukan dari pada daging unggas dan mamalia, karena pada saat
ditangkap ikan selalu memberontak sehingga banyak kehilangan glikogen.
Glikogen pada hewan yang mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam
piruvat yang selanjutnya diubah menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu
banyak berontak pada saat ditangkap makan akan banyak kehilangan
glikogen sehingga asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai
pH-nya menjadi mendekati normal, kondisi ini sangat cocok untuk
pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik
agar layak untuk dikonsumsi (Rahma Nuraini, 2008)
Salah satu ikan laut yang cepat mengalami
pembusukan,
Indonesia (Anonim, 1990). Kandungan nilai gizi pada daging ikan yaitu
protein 16-81%, lemak 0,2-25%, karbohidrat < 0,5%, air 66-81% (Burhan,
2006). Ikan mempunyai ukuran panjang tubuh rata-rata 15,80 cm, tebal 2,23
cm, lebar 5,4 cm, berat 80,0 gram (Asdi Prabowo, 2003).
Selain itu, ikan perlu diawetkan karena jumlah populasi ikan yang
banyak atau melimpah, sehingga para nelayan dan pedagang ikan
memerlukan suatu bahan pengawet yang dapat mengawetkan ikan untuk
memperbaiki cita rasa dan peningkatan daya tahan ikan.
Bahan pengawet dapat berupa bahan alami atau sintetik (bahan
kimia), yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai pengawet karena tidak
berbahaya atau aman untuk kesehatan sesuai Undang-Undang RI No.7
Tahun 1996 tentang perlindungan pangan.
Pengawetan yang umum dipakai oleh pedagang ikan dan nelayan
adalah pengawetan ikan dengan menggunakan es batu dan garam. Es batu
merupakan medium pendingin yang paling baik bila dibandingkan dengan
medium pendingin lain, karena es batu dapat menurunkan suhu tubuh
dengan cepat tanpa merubah kualitas ikan.
Selain itu, dari pengamatan dilapangan banyak sekali ikan yang
diawetkan dengan bahan kimia berbahaya seperti formalin yang biasanya
digunakan sebagai pengawet mayat. Apabila pemakaian formalin pada ikan
digunakan secara terus-menerus maka akan berdampak buruk bagi
masyarakat yang mengonsumsi ikan mengandung formalin tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan
1. Pengertian Ikan
Ikan merupakan bahan pangan yang
2. Kandungan Ikan
Ikan merupakan makanan sumber protein yang sangat penting
untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18% protein terdiri dari
asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan.
Kandungan lemaknya 1-20%, lemak yang mudah dicerna serta langsung
dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian
besar adalah asam lemak tak jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
dan
dapat
menurunkan
kolesterol
darah.
Selain
itu
ikan
juga
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Post
X1
O1
X2
O2
X3
O3
X1
O1
R (Kel. eksperimen)
R (Kel. Kontrol)
Keterangan :
X1
X2
18
19
X1
tidak diberi
O2
O3
O1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Pereng Kembang, Balecatur,
Gamping, Sleman, Yogyakarta, pada tanggal 22 Juni sampai dengan 28 Juni
2009. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ikan kembung
segar yang didapat dari tempat pelelangan ikan Pantai Depok, Bantul.
Sedangkan kunyit dan bawang merah yang digunakan sebagai pengawet
ikan dalam penelitian didapat dari pasar Balecatur. Ikan kembung setelah
dibeli dari TPI langsung ditimbang dan dibersihkan jerohannya serta dicuci
bersih.
Pemeriksaan organoleptik atau sensori ikan
kembung meliputi
parameter fisik yaitu warna, bau, dan tekstur, yang terdiri dari 36
ekor
sampel ikan kembung untuk3 kali pengulangan dengan berat 50-100 gr.
Terdapat panelis sebanyak 3 orang yang ahli yaitu Mahasiswa Jurusan Gizi
Poltekkes Depkes Yogyakarta. Pemeriksaan organoleptik dilakukan setiap 3
jam sekali dengan 3 kali pengulangan dan terdapat 4 macam sampel ikan
kembung
yang
dijadikan
sebagai
penelitian
yaitu
sampel
pertama
29
30
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Data
Untuk melihat perbandingan antara pengawetan ikan kembung dengan
penambahan larutan A dan kontrol dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Data hasil masa simpan ikan kembung dengan penambahan
larutan A dan tanpa penambahan larutan
Ulangan
1.
11
16
2.
11
16
3.
11
14
33
Rata-rata
11
Data primer teroleh bulan Juni 2009
46
16,3
lama
dikatakan
1.
11
19
2.
11
19
3.
11
19
33
Rata-rata
11
Data primer teroleh bulan Juni 2009
57
19
34
8,3
8
9
7,3
7
7
5,3
5,6
5
0
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Pengaruh Penambahan
Campuran Larutan Kunyit dan Bawang Merah terhadap Masa Simpan Ikan
Kembung adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
45
46
6.
B. Saran
1.
Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga dan pedagang
ikan agar dapat memanfaatkan larutan sari kunyit dan bawang merah
untuk memeperpanjang masa simpan ikan atau dengan kata lain
larutan sari kunyit dan bawang merah dapat digunakan sebagai
pengawet ikan secara alami dan murah serta ramah lingkungan.
Apabila ikan yang telah diawetkan dengan larutan sari kunyit dan
bawang merah akan dimasak, ikan bisa langsung digoreng atau
dibakar saja karena tambahan sari kunyit dan bawang merah pada
ikan sudah memberikan rasa gurih dan lezat pada makanan serta
tambahan sari kunyit pada ikan berfungsi menghilangkan bau anyir
atau amis pada ikan.
2.
DAFTAR PUSTAKA
47
Wikipedia. 2005. Wikipedia. Bawang Merah. Diunduh tanggal 6 Juli 2009 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah
47