Jurnal Rekayasa Turbin Crosflow

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

RANCANG BANGUN PEMODELAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)


TURBIN CROSSFLOW
Wahju Djalmono Putro
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl.Prof.H.Sudarto,SH. Tembalang,Kotak Pos 6199/SMS,Semarang 50329
Telp 7473417,7499585,7499586(Hunting),Fax. 7472396
Abstrak
Rancang bangun Pemodelan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Turbin Crossflow, bertujuan
memvariasikan sudut outlet pada sudu turbin crossflow dalam upaya meningkatkan efisiensi turbin.
Mikrohidro merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan sebagai sistem
teknologi pembangkit listrik dengan menggunakan penggerak turbin crossflow pada head rendah. Turbin
crossflow dapat divariasikan dengan sudut sudu 150 dan 00. Ditinjau dari data pengujian diperoleh
pembebanan terbesar 180 Watt, pada turbin crossflow dengan sudu 00 menghasilkan putaran sebesar 984
rpm, tekanan P1 = 1,1 bar, P2 = 0,7 bar pada tegangan 140 Volt. Sedangkan turbin crossflow dengan sudu
150 menghasilkan putaran sebesar 1048 rpm, tekanan (P1 = P2) sebesar 0,8 bar dan tegangan 150 Volt.
Maka turbin crossflow dengan sudu 150 memiliki efisiensi kinerja yang lebih tinggi dibanding dengan turbin
crossflow sudu 00. Semakin rendah beban maka akan semakin tinggi nilai tekanan, tegangan dan putaran
yang dihasilkan.
Kata kunci : mikrohidro, turbin crossflow, sudut outlet sudu

1. Pendahuluan
Sumber energi yang tersedia saat ini adalah
minyak bumi, batubara, nuklir dll. Namun
sumber energi ini sulit didapatkan karena
semakin lama semakin menipis. Oleh sebab itu
diperlukan sumber energi alternatif yang
tersedia di lingkungan masyarakat. Salah
satunya adalah mikrohidro, selain komponen
mikrohidro mudah dibuat tetapi juga mudah
didapat dipasaran.
Sumber energi mikrohidro dapat dimanfaatkan
dengan cara mengubah energi tersebut ke
dalam bentuk energi listrik melalui teknologi
sistem pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Komponen utamanya generator, turbin air dan
instalasi perpipaan. Turbin air berfungsi untuk
mengubah energi hidrolik menjadi energi
mekanik.
Kemudian energi mekanik ini
digunakan untuk menggerakkan generator
sehingga menghasilkan energi listrik.
Untuk daerah Jawa Tengah potensi energi
mikrohidro yang belum dimanfaatkan untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
contohnya di daerah Banjarnegara, Cilacap,

Kebumen, Wonosobo, dan beberapa daerah


lainnya.
Daerah berpotensi mikrohidro tersebut diatas
adalah daerah pelosok yang tidak terjangkau
PLN. Salah satu cara untuk memanfaatkan
potensi mikrohidro tersebut adalah dengan
dibuatkannya turbin crossflow
mikro.
Rancang bangun ini memvariasi beberapa
sudut outlet sudu, dengan maksud untuk
mengetahui sudut outlet sudu yang dapat
meningkatkan
efisiensi
turbin
secara
maksimal.
2. Metode Rancang Bangun
2.1. Bahan dan Alat
Merencanakan dimensi sudu crossflow sesuai
dengan diameter nosel serta memvariasi sudut
sudu crossflow, menggunakan bahan dan alat :
a. Nosel terbuat dari pipa PVC yang
dikerjakan melalui proses pemanasan
menggunakan las asetelin.
b. Sudu crossflow terbuat dari bahan
alumunium yang anti karat dikerjakan
dengan proses pengecoran dan pengeboran.
15

c. Alat uji turbin crossflow terdiri dari instalasi


pipa PVC dan rumah turbin terbuat dari
akrilik dan plat baja yang dikerjakan dengan
proses pengerolan dan pengelasan.

rb = 0,326 x R1, R1 = jari-jari luar runner (


Dietzel,1990:27 )

2.2. Pertimbangan Desain


Menjabarkan fakor-faktor perumusan masalah
yang berisi desain simulasi, prinsip kerja,
perencanaan turbin dan cara obyek desain
sebagai perancangan atau desain guna
memecahkan masalah.
2.3. Perhitungan
Menghitung dimensi sudu crossflow, dimulai
dari geometri sudu antara besaran-besaran R1,
R2, 1, 2, rb, rp dan diperlukan adanya
parameter seperti tampak pada Gambar 1, yang
memperlihatkan , , , c dan d.

Gambar 2. Konstruksi geometri sudu

Desain turbin Crossflow Mikro ditunjukkan pada


Gambar 3.

Gambar 1. Konstruksi geometri sudu


(http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)

Kemudian memperhatikan Gambar 2. Lebar


daun sudu (a) dapat dicari dengan
menggunakan rumus: a = 0,17 . D1. Panjang
daun sudu (Ps) dapat dicari dengan
menambahkan panjang penampang runner (L)
dengan tebal plat dudukan samping ( t ). s = L
+ 2t , sedangkan jumlah sudu (Zs) ditentukan
dari keliling lingkaran runner dibagi dengan
lebar penampang keluaran air ( b ) ditambah
dengan tebal plat bahan
Keliling lingkaran runner
sudu (ts) Z S =
(b + ts)
2 .R1
. Sudut antar sudu ( ) yang diukur
=
(b + ts )
360
dari poros turbin dengan rumus : =
.
Zs
Jari jari kelengkungan sudu (rb) dengan rumus

16

Gambar 3. Turbin Crossflow Mikro


3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Pompa

Digunakan untuk
menggantikan waduk
(bendungan) sebagai potensi tenaga air. Untuk
keperluan dalam membuat instalasi simulasi
PLTMH dengan turbin aliran silang ini
menggunakan pompa penggerak motor bensin
dengan daya 5,5 HP.

a. Tinggi tekan ( Head ) = 8 m


b. Kapasitas pompa = 20 m3/h
c. Rotation = 3600 rpm
d. Daya pompa = 5,5 HP
Daya sebenarnya yang dihasilkan pompa
adalah :
P = .Q.g.H = 1000 (kg/m2) . 0,005 (m3/s)
. 9,81 (m/s2) . 8 (m) = 392,4 (kgm2/s3) =
392,4 (J/s)
3.2. Runner turbin
Suatu alat yang berfungsi mengubah kecepatan
air dari nosel menjadi energi mekanik berupa
putaran.

Bentuk dari kerangka dibuat sederhana dan


sesuai dengan kebutuhannya.
3.9. Prinsip Kerja Turbin
Memperhatikan Gambar 4 dan Gambar 5.
Aliran air dilewatkan melalui sudu-sudu jalan,
kemudian aliran air dari dalam silinder keluar
melalui sudu-sudu keluaran. Jadi perubahan
energi aliran air menjadi energi mekanik putar
terjadi dua kali yaitu pada waktu air masuk
silinder dan air keluar silinder. Energi yang
diperoleh dari tahap kedua adalah 20 % nya
dari tahap pertama.

3.3. Nozel
Suatu alat yang berfungsi mengubah tekanan
air menjadi energi kecepatan.
3.4. Generator
Suatu
alat
yang
berfungsi
untuk
membangkitkan energi listrik.
Dalam penentuan generator, dibutuhkan daya
generator sebesar 3 KW yang sesuai dengan
standar pabrik, dengan keluaran tegangan
sebesar 220 V. Generator sinkron satu fasa
dapat memenuhi kebutuhan perancangan diatas
disamping itu generator jenis sinkron juga
memiliki faktor daya yang baik.

Gambar 4. Konstruksi dari turbin aliran


ossberger (Dietzel,1990:27)

3.5. Orifice

Suatu alat yang berfungsi sebagai pengukur


debit dengan parameter perbedaan tekanan air.
3.6. Poros Turbin
Poros berfungsi meneruskan putaran/tenaga
dari transmisi ke penggerak dengan sifat tahan
terhadap getaran dan puntiran.
3.7. Bantalan
Bearing atau bantalan adalah salah satu elemen
kontruksi yang berfungsi sebagai penopang
beban dan menjaga posisi dari poros yang
berputar.
3.8. Kerangka turbin
Kerangka dudukan turbin berfungsi untuk
penopang komponen komponen dari alat uji.

Gambar 5. Aliran masuk turbin ossberger


(http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf)

3.10. Debit
Untuk mengetahui tinggi air jatuh ( head )
terlebih dahulu kita melakukan pengujian
untuk mendapatkan debit secara praktek.
Adapun alat yang diperlukan adalah sebagai
berikut : Gelas ukur dan Stopwatch
Dari pengujian tersebut kita memperoleh
besarnya debit praktek sebesar 0.005 m/s
dengan luas permukaan pipa 0,002 m. Maka
tinggi air jatuh dapat diperoleh dengan rumus :
17

Qpraktek
=A.c
Qpraktek
0.005 m/s
= 2,5 m/s
c=
=
A
0,002 m.
H= c

= 2,5/2.9,81 = 0,318 m
2g
Maka ditetapkan head sebesar 1 m dengan
pertimbangan nilai estetika mesin dan
kemampuan semburan fluida yang cukup
untuk memutarkan runner.
3.11. Runner
Untuk menghitung perencanaan ukuran runner,
maka perlu terlebih dahulu dibahas segitiga
kecepatan dari sisi masukan (air masuk sudu1)
sampai sisi keluaran (air keluar sudu 2).
Memperhatikan Segitiga kecepatan pada
Gambar 6. Maka efesiensi turbin maksimum
dan sudut air masuk sudu 1 ( 1) dirancang
sekecil mungkin dengan perhtungan berikut
ini.
Untuk 1 = 15. (http://www.300-karakteristikturbin-cross-flow-html )

Maka sudut 1 dapat dicari dengan rumus :


tan 1 = 2 tan 1 = 2 tan 15 = 0,536

1 = 28,19
4 = 180 - 1 = 180 - 28,190 = 151,81

2 = 3 = 90.
Ketentuan lain pada turbin aliran silang ini
berlaku:
U1 = U4 , U2 = U3 , W1 = W4 , W2 = W3 , 2 =
3, 2 = 3
W1

Cu1

C1
1

Ca1 = Wa1

U1

a. Menyiapkan instalasi turbin mikrohidro dan


perlengkapannya.
b. Mengisi reservoir dengan air dan mengukur
temperaturnya.
c. Melakukan pengecekan perlengkapan,
bahan bakar serta melakukan kalibrasi alat
ukur.
d. Menghidupkan pompa.
e. Mengatur bypass sehingga poros generator
berputar secara maksimal.
f. Mencatat tekanan pada nosel, temperatur
pada reservoir, teganagan generator, dan
putaran generator.
g. Menaikkan beban secara bertahap pada
generator yaitu dengan cara mengatur
bypass hingga maksimal.
h. Mencatat parameter seperti langkah 6 pada
tiap beban dinaikkan.
i. Mematikan pompa pada tiap pergantian
turbin.
3.13. Data Hasil Pengujian
Data hasil pengujian karakteristik tubin pada
variasi putaran ditunjukkan pada Tabel 1,
Tabel 2 dan Tabel 3..
Tabel 1. Data hasil pengujian turbin
crossfow pada sudut outlet sudu 15
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

3.12. Pelaksanaan Pengujian


Pelaksanaan pengujian mikrohidro terdapat
beberapa langkah sebagai berikut :
18

P2
(bar)
1,50
1,45
1,40
1,30
1,15
1,10
1,15
1,05
0,90
0,80

Beban
(Watt)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180

Tegangan
(Volt)
220
220
210
210
200
190
180
170
160
150

n
(rpm)
1455
1410
1354
1315
1275
1240
1193
1170
1106
1048

Arus
(A)
0
0,065
0,1
0,12
0,15
0,18
0,22
0,26
0,3
0,32

Tabel 3. Data hasil pengujian turbin


crossfow pada sudut outlet sudu 0
No

Gambar 6. Segitiga kecepatan masuk sudu


(Edis Sudianto Sihombing,2009)

P1
(bar)
1,50
1,50
1,40
1,35
1,25
1,25
1,20
1,10
0,95
0,80

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

P1
(bar)
1,75
1,70
1,60
1,45
1,25
1,25
1,20
1,20
1,15
1,10

P2
(bar)
1,50
1,35
1,30
1,35
1,20
1,00
0,90
0,85
0,85
0,70

Beban
(Watt)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180

Tegangan
(Volt)
220
220
210
200
190
180
170
160
150
140

n
( rpm )
1427
1376
1330
1286
1243
1210
1157
1090
1032
984

Arus
(A)
0
0,05
0,09
0,1
0,14
0,16
0,22
0,25
0,28
0,31

Perhitungan Data Pengujian


Data pengujian yang telah diperoleh seperti
pada tabel hasil pengujian, selanjutnya diolah
melalui perhitungan untuk memperoleh
besarnya daya hidrolik pompa, daya mekanik,
daya generator, dan efisiensi. Contoh
perhitungan mengambil pada tabel dengan
sudu 0 dan 15 , data No. 9.
At0=At15= 0,0003 m2
D1=D2
= 0,0508 m
air = 1000 kg/m2
Pload 0
= 160 watt
Pload 15
= 160 watt
n 0 = 1032 rpm , V 0 = 150 volt
n 15 = 1106 rpm , V 15 = 160
I 0 = 0,28 A
I 15 = 0,3 A
Qpraktek = 0,0075 m3/s
3.14. Perhitungan kecepatan aliran keluar
nosel
Kecepatan aliran keluar nosel yaitu :
Qpraktek = An . V
0,0075
Qpraktek
=
= 25 m/det
V =
An
0,0003
Perhitungan kecepatan keliling turbin dihitung
dengan persamaan :
60 . u
D=
.n
, D.n 3,14 0,0508 1032
u1= u2 =
=
60
60
= 2,74 m/det

3.17. Grafik Hasil Pengujian


Grafik pengujian merupakan suatu proses
evaluasi akhir dari data pengujian mesin yang
menunjukkan suatu tingkat perbandingan
antara data hasil pengujian mesin.

Grafik 1. beban versus tekanan


Grafik 1 diatas menunjukkan bahwa hubungan
antara beban versus tekanan pada turbin
crossflow dengan sudu 90 dan 15 yaitu
semakin rendah tekanan maka semakin besar
daya yang dihasilkan. Pada turbin crossflow
dengan sudu 15, nilai P1 dan P2 adalah 1,5
bar denagan daya 0 watt, dan pada daya
terbesar 180 watt nilai P1 dan P2 adalah 0,08
bar. Untuk turbin crossflow dengan sudu 90
diperoleh nilai P1 = 1,75 bar dan P2 = 1,5 bar
dengan daya 0 watt, dan pada daya 180 watt
nilai P1 = 1,1 bar dan P2 = 0,7 bar.

3.15. Daya hidrolik


Daya Hidrolik dihitung dimana besarnya head
diukur sebelum masuk nosel yaitu sebesar : 1m
Ph = . Q . g . H
= 1000 x 0,0075 x 9,81 x 1 = 73,57 Watt
3.16. Daya generator

Pg 0 = V . I = 150 x 0,28 = 42 watt


Pg 15 = V . I = 160 . 0,3 = 48 watt
Grafik 2. beban versus tegangan

19

Grafik 2 diatas menunjukkan bahwa hubungan


antara beban versus tegangan pada turbin
crossflow dengan sudu 90 dan 15 yaitu
semakin rendah beban maka semakin tinggi
tegangan yang dihasilkan. Pada turbin
crossflow dengan sudu 15 dan 90,dengan
beban 0 watt maka tegangan yang dihasilkan
adalah 220 Volt. Pada turbin crossflow sudu
15 dengan beban 180 watt maka tegangan
yang dihasilkan adalah 150 Volt dan pada sudu
90 tegangan yang dihasilkan adalah 140 Volt.

b. Ditinjau dari data pengujian diperoleh


pembebanan terbesar yaitu 180 watt, pada
turbin
crossflow
dengan
sudu
0
menghasilkan putaran sebesar 984 rpm,
tekanan P1 = 1,1 bar, P2 = 0,7 bar, dan
tegangan
140 Volt. Sedangkan turbin
dengan sudu 15 menghasilkan putaran
1048 rpm, tekanan (P1= P2) sebesar 0,8 bar,
dan tegangan 150 Volt. Maka turbin
crossflow dengan sudu 15 memiliki
efisiensi kinerja yang lebih tinggi dibanding
dengan turbin crossflow sudu 0.
c. Spesifikasi alat :
Q = 0,0013 m3/s
L = 0,7 m
P = 1,4 m
t
= 0,8 m
W = 125 kg
4.2. Saran

Grafik 3. beban versus putaran


Grafik 3 diatas menunjukkan bahwa hubungan
antara beban versus putaran pada turbin
crossflow dengan sudu 90 dan 15 yaitu
semakin rendah beban maka semakin tinggi
putaran yang dihasilkan. Pada turbin crossflow
dengan sudu 15 dengan beban 0 watt maka
putaran yang dihasilkan adalah 1455 rpm, dan
pada sudu 90 putaran yang dihasilkan sebesar
1427 rpm. Pada turbin crossflow sudu 15
dengan beban 180 watt maka putaran yang
dihasilkan adalah 1048 rpm. dan pada sudu 90
tegangan yang dihasilkan adalah 984 rpm.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1. Kesimpulan
Dari analisa yang telah dilakukan maka dapat
diambil kesimpulan :
a. Semakin rendah beban maka akan semakin
tinggi nilai tekanan, tegangan dan putaran
yang dihasilkan.

20

a. Sebelum mengoperasikan mesin sebaiknya


perhatikan petunjuk pemakaian.
b. Periksalah perlengkapan alat.
c. Jagalah kebersihan ketika telah selesai
menggunakan mesin.
5. Daftar Pustaka
Anonym. Bulletin Pembangunan Provinsi
Lampung. 2008. Vol 3 (2) : 119 134
Friz Dietzel, Dakso Sriyono (penerjemah).
1990. Turbin Pompa da Kompresor.
Penerbit Erlangga, Jakarta
http://www.europa.eu.int/en/com/dg17/hydro/l
ayman2.pdf
http://www.tiki-pagehistory.php.html
http://www.300-karakteristik-turbin-cross-flow
html
R.S Khurmi, J.K Gupta. 2005. Machine
Design. Eurasia Publishing house
(PVT) LTD. New Delhi
Sularso, Kiyokatsu Suga, 1977. Dasar Dasar
Perencanaan dan Pemeliharaan
Elemen esin. Penerbit PT Pradnya
Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai