HandOut RL AC Unit2
HandOut RL AC Unit2
HandOut RL AC Unit2
RANGKAIAN R, L, DAN C
02
1
Pertemuan ke: 3
Topik Belajar :
1. Rangkaian R, L, C
2. Rangkaian seri-paralel Impedansi
3. Daya dan Energi
Alokasi waktu : 6 x 50 menit
Tujuan Pembelajaran:
1. Mengidentifikasi arus dan tegangan dalam rangkaian R, L, C: Persamaan
arus dan tegangan, kurva arus dan tegangan , vektor arus dan tegangan,
sudut fasa dan faktor kerja
2. Mengidentifikasi segitiga impedansi dan segitiga daya dalam rangkaian
RL, dan RC
3. Menganalisa arus dan tegangan dalam rangkaian seri-paralel impedansi
4. Mengidentifikasi segitiga impedansi dan segitiga daya dalam rangkaian
seri-paralel impedansi
A. PENDAHULUAN
Dalam unit belajar 2 ini dibahas hubungan arus dan tegangan dalam
rangkaian dasar arus bolak-balik yakni rangkaian R, L, C, seri RL dan seri RC.
Dilanjutkan dengan konsep impedansi, sudut fasa dan faktor kerja. Pemahaman
konsep ini harus sangat baik mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk
memperlajari bahan ajar berikutnya yakni rangkaian seri-paralel impedansi.
Konsep operasi bilangan komplek, bilangan eksponensial dan fungsi
trigoneometri merupakan kompetensi prasarat yang harus sangat dikuasai oleh
mempelajari materi yang disajikan dalam unit belajar 2 ini.
B. RANGAKAIAN RESISTIF
Rangkaian resistif dianggap tidak mempunyai induktansi dan kapasitansi,
maka rangkaian resistif tidak dipengaruhi oleh perubahan medan magnet
disekitarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pada rangkaian resistif, arus dan
tegangan bolak-balik mempunyai fase yang sama atau beda fasenya nol. Keadaan
ini dapat digambarkan dengan kurva arus dan tegangan seperti ditunjukkan pada
gambar 2.1.
1
Gambar 2.1
..........................................................................(2.1)
V
R
i=I m . sin
dimana
m=
..........................................................................(2.2)
Vm
R
I
Berdasarkan persamaan (2.1 dan 2.2) dapat disimpulkan bahwa
17
di
dt
L.
d (. sin . t)
dt
L . . cos t
................................................................(2.3)
(2.4)
()
(Hz)
(rad/s)
18
L = koefisien induktansi
(H)
GGL dalam persamaan (2.3) akan mencapai maksimum jika cos .t sama
dengan 1. Oleh karena itu faktor (.L.Im) menyatakan ggl maksimum (Em ).
Selanjutnya hubungan ggl dan arus (2.3) dapat dinyatakan dengan
= Em cos t
atau
v=
1
i. dt
C 0
....................................................(2.6)
cost
.C
19
v=
Faktor
. sin(t 90)
.C
....................................................(2.7)
1
C dalam persamaan (2.7) disebut reaktansi kapasitif (Xc ):
X c=
1
C
.........................................................................(2.8)
CONTOH 01
20
a)
b)
SOLUSI:
Gambar 2.4 a: Arus dan tegangan dalam kurva tersebut sefasa (berubah
bersamaan) jadi komponen tersebut adalah resistor. Dari kurva dapat dilihat
bahwa Vm = 100 Volt dan Im = 10 Amper, sehingga besarnya resistansi dapat
dihitung dengan
R=
Vm
=10
Gambar 2.4 b: Tegangan mendahului arus dengan sudut fasa 90, sehingga dapat
disimpulkan arus tersebut mengalir dalam sebuah induktor. Dari kurva dapat
dilihat Vm = 377 Volt dan arus maksimum Im = 10 Amper, sehingga reaktansi
induktifnya
X L=
Vm
=37,7
Ohm.
E. RANGKAIAN SERI RC
Pada pembahasan sebelumnya telah diperoleh konsep bahwa:
21
Oleh karena itu jika resistor dan kapasitor dihubung seri maka vektor tegangan
dapat ditunjukkan pada gambar 2.5.c. Sesuai dengan hukum kirchoff-II, maka
pada rangkaian RC dapat dinyatakan bahwa tegangan sumber sama dengan
jumlah tegangan-tegangan pada pemakai. Karena tegangan bolak-balik adalah
besaran vektor maka penjumlahannya harus secara vektor:
Z R jX c
Z 2 R 2 X C2
Z R 2 X C2
Perbandingan antara R terhadap Z disebut sudut fasa ().
22
cos =
R
Z
................................................................... 2.9
1
Dalam rangkaian RC arus mendahului
.C
Z R jX C tegangan dengan sudut fasa 0 < < 0,5
XC
V R I .R
VC I .. X C
V s V R jX C
Cos
R
Z
CONTOH 02
SOLUSI
XC
1
15.923
2. . f .C
Reaktansi kapasitif:
23
Impedansi:
15,9
o
57,86
10
tan 1
Sudut phasa:
Tegangan sumber
F. RANGKAIAN SERI RL
Pembahasan rangkaian seri RL identik dengan pembahasan rangkaian seri RC,
bedanya bahwa pada kapasitor arus mendahului tegangan sedangkan pada
induktor arus mengikut tegangan.
Vs VR jVL R.I jX L .I
..................2.10
Impedansi
Z
:
Vs
R jX L
I
..................2.11
24
Faktor kerja
Cos
:
R
Z
..................2.12
CONTOH 03
Sebuah resistor 3 dihubung seri dengan sebuah kumparan yang
mempunyai reaktansi induktif 4 . Rangkaian dihubungkan ke sumber tegangan
sinusioda dengan tegangan sesaat dinyatakan dengan e = 141,4 sin t.
Tentukan impedansi rangkaian, arus, faktor kerja dan sudut fasa.
SOLUSI
2
Z R2 X L 5
Impedansi
:
cos
R
0,6
Z
25
R
XL
tan 1
Sudut fasa
Dalam rangkaian seri RLC, komponen R, C dan L dialiri arus yang sama:
Tegangan pada resistor sefasa dengan arus
Tegangan pada induktor mendahului arus dengan sudut fasa 90
Tegangan pada kapasitor tertinggal dari arus dengan sudut fasa 90
Berdasarkan hukum Kirchoff :
Vs VR jVL jX C R.I jX L .I jX C . I
Impedansi :
.
Z
Faktor kerja
Vs
R j X L X C
I
R
Z
....2.15
:
R
cos 1
....2.14
Cos
Sudut fasa
...2.13
XL XC
tan 1
atau
....2.16
Dalam rangkaian seri RLC, arus bisa mengikuti, mendahului atau sefasa
tegangan.
Jika XL = XC maka Z = R, arus sefasa dengan tegangan; sudut fasa = 0.
Dikatakan rangkaian beresonansi
26
XL XC
tan 1
XC XL
tan 1
CONTOH 04
Sebuah rangkaian seri RLC dengan R = 30 , L = 0,4 H dan C = 125 F,
dihubungkan pada sumber tegangan yang harga sesaatnya dinyatakan dengan v =
100 Sin (200.t).
27
SOLUSI
Dari persamaan harag sesaat tegangan dapat diketahui frekuensinya sebesar =
200 rad/det, sehingga reaktansi induktif dan kapasitif dapat dihitung sebagai
berikut:
Reaktansi induktif
X L .L 80
XC
1
40
.C
Reaktansi kapasitif
Impedansi rangkaian (Z) :
Z R 2 X L X C 50
2
cos
R
0,6
Z
Z
50
Arus efektif
1,41 Amper
H. SEGITIGA IMPEDANSI
Sudut yang berhubungan dengan reaktansi, reaktansi kapasitif dan
reaktansi induktif dapat dipresentasikan dengan diagram pada gambar
28
Vm
cos
2
signifikan atas tingkat daya yang dikirim adalah cos . Seberapa besar tegangan
atau arus, jika cos = 0 , daya yang dihasilkan adalah nol , jika cos = 1 .
29
Daya yang dihasilkan maksimal karena memiliki kontrol tersebut , faktor daya
didefinisikan oleh: Faktor daya = Fp = cos
Untuk beban resistif murni seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.11.
Sudut fase antara V and I adalah 0 dan Fp = cos = cos 0 Kekuatan
yang diterima adalah maksimum ( Vm. Im/2 ) cos = ( ( 100 V ) ( 5 A ) / 2 ) .
(1 ) = 250W .
Untuk beban murni reaktif Induktif seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.12 sudut fase antara v and i adalah 90 dan Fp= cos = cos 90 = 0 .
Untuk situasi di mana beban adalah kombinasi dari kedua elemen (resistif
dan induktif) maka faktor daya bervariasi antara 0 dan 1 . Semakin resistif, total
impedansi maka faktor daya mendekati 1, begitu juga semakin induktif total
impedansi maka faktor daya mendekati 0
J. SEGITIGA DAYA
Dalam rangkaian arus bolak-balik dikenal tiga macam daya:
Daya Aktif
Daya Reaktif
P = V. I. Cos
Q = V. I. Sin
(2.18)
Daya Semu
S = V. I
Watt ........................................(2.17)
VAR ........................................
VoltAmper ........................................(2.19)
30
Daya aktif, reaktif, dan semu dapat digambarkan vektornya membentuk segitiga
daya seperti pada gambar 2.13
QUIS
Dari persamaan daya aktif, reaktif dan semu diatas tunjukkan bahwa
P=
I2 R
Q=
I 2 ( X L X C )2
S=
I Z
CONTOH 05
31
SOLUSI
o=314 X L= L=157
a)
XC =
1
106
=
=7, 96
C 314 . 400
2
Z2 = R2 + (X L X C )
= 22312,9216
Z = 149,375
b) Vm = 200
200
V = 2
= 173,21 V
V
= Z = 1,159 A
c) P = I2 . R Atau P = V. I . Cos
= 134, 13281
Q = I2 (XL - XC) Atau P = V I sin
= 200, 203
S = V. I Atau S = I2 . Z
= 200,750
K. SOAL LATIHAN
2.1. Perhatikan gambar 2.14 . Tentukan :
32
33
34
35
36
A.
PENDAHULUAN
16
B.
RANGAKAIAN RESISTIF
17
C.
18
D.
19
E.
RANGKAIAN SERI RC
21
F.
RANGKAIAN SERI RL
23
25
H. SEGITIGA IMPEDANSI
28
I.
29
J.
SEGITIGA DAYA
29
K. SOAL LATIHAN
2.4.
32
33
34
34
34
37
34
35
35
TENTUKAN :
35
38