Pertumbuhan Ekonomi - Solow
Pertumbuhan Ekonomi - Solow
Pertumbuhan Ekonomi - Solow
DIPLOMA IV AKUNTANSI
9D REGULER
2014
PERTUMBUHAN EKONOMI
A. PENDAHULUAN
Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka taraf hidup masyarakat juga akan
mengalami kenaikan. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa
yang lebih banyak dan beragam. Untuk memenuhi kenaikan permintaan atas barang dan
jasa, produsen akan meningkatkan volume produksinya sehingga barang dan jasa yang
beredar di masyarakat akan bertambah. Kondisi inilah yang disebut sebagai pertumbuhan
ekonomi.
1.
Secara
umum
pertumbuhan
ekonomi
didefinisikan
sebagai
perubahan
kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu yang ditunjukkan dengan peningkatan kapasitas produksi. Berikut
ini beberapa definisi pertumbuhan ekonomi menurut para ahli ekonomi:
Prof. Simon Kuznets
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan jangka panjang dalam kemampuan
suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya.
Sadono Sukirno
Pertumbuhan ekonomi
adalah
dalam masyarakat
adalah
2.
tahap-tahap
pertumbuhan
ekonomi
suatu
bangsa
dari
segi
bila
dibandingkan
dengan
tahapan
pertumbuhan
berikutnya.
Masyarakat ini dicirikan oleh struktur hirarkis sehingga mobilitas sosial dan
vertikal rendah.
Tahap prasyarat tinggal landas
Selama tahapan ini, tingkat investasi menjadi lebih tinggi dan hal itu memulai
sebuah pembangunan yang dinamis. Model perkembangan ini merupakan
hasil revolusi industri. Konsekuensi perubahan ini, yang mencakup juga pada
perkembangan pertanian, yaitu tekanan kerja pada sektor-sektor primer
berlebihan. Sebuah prasyarat untuk pra-kondisi tinggal landas adalah revolusi
industri yang berlangsung dalam satu abad terakhir.
Tahap tinggal landas
Tahapan ini dicirikan dengan
pertumbuhan ekonomi
yang
dinamis.
Pertumbuhan penduduk
Jumlah penduduk akan meningkatkan tingkat upah yang berlaku lebih tinggi
dari tingkat upah subsistem yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup.
jika tingkat upah di atas tingkat subsistem, maka orang-orang akan kawin
pada umur muda, tingkat kematian menurun, jumlah kelahiran meningkat.
Laju permintaan akan tenaga kerja akan ditentukan oleh laju pertumbuhan
stok modal dan laju pertumbuhan output.
Unsur pokok dari sistem produksi suatu negarra menurut Smith ada tiga yaitu
; SDA, SDM, barang modal yang ada. Semakin besar stok modal, menurut
Smith,
semakin
besar
kemungkinan
dilakukannya
Spesialisasi
dan
Y/L F(K/L, 1)
y = f(k)
Apabila digambarkan dalam bentuk grafik, maka fungsi produksi yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Kemiringan fungsi produksi menunjukkan nilai Produk Marjinal Modal (MPK), yaitu
jumlah output tambahan yang dihasilkan seorang pekerja ketika memperoleh satu
unit tambahan modal. Ketika jumlah modal meningkat, kurva fungsi produksi menjadi
lebih datar. Hal ini mencerminkan produk marjinal modal yang kian menurun.
c = (1 s) y
s
merupakan tingkat tabungan dengan nilai antara nol dan satu. Pada
nasional.
Namun,
untuk
keperluan
perhitungan,
saat
ini
kita
Model tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap nilai k, jumlah output ditentukan
oleh fungsi produksi f(k), dan alokasi output di antara konsumsi dan tabungan di
tentukan oleh tingkat tabungan s.
c. Pertumbuhan Persediaan Modal dan Kondisi Mapan
Persediaan modal sangat dipengaruhi oleh investasi dan depresiasi. Investasi
mengacu pada pengeluaran untuk perluasan usaha dan peralatan baru, dalam hal ini
menyebabkan persediaan modal bertambah. Sementara depresiasi mengacu pada
penggunaan modal yang menyebabkan persediaan modal berkurang.
Pada bagian sebelumnya telah kita ketahui bahwa investasi per pekerja merupakan
fungsi dari persediaan modal per pekerja. Untuk memasukkan fungsi depresiasi ke
model, perlu diasumsikan bahwa sebagian tertentu dari persediaangan modal
menyusut setiap tahunnya dengan tingkat depresiasi sebesar . Jumlah modal yang
terdepresiasi adalah sebesar k. Kita dapat menyatakan dampak investasi dan
depresiasi terhadap persediaan modal dengan persamaan:
Perubahan
Persediaan = Investasi
k
= i - k
Karena investasi i sama dengan sf(k), kita dapat menuliskan rumusnya menjadi:
k = sf(k) k
Solow menggambarkan bahwa akan ada suatu masa ketika jumlah investasi sama
dengan jumlah depresiasi. Jika perekonomian telah sampai pada tingkat tersebut,
maka persediaan modal tidak akan berubah karena investasi dan depresiasi beraksi
secara seimbang. Kondisi ini disebut sebagai kondisi mapan (steady-state level of
capital).
Kondisi mapan signifikan karena dua penyebab. Pertama, perekonomian yang
mencapai kondisi mapan akan tetap stabil. Kedua, perekonomian yang tidak beradap
pada kondisi mapan akan berusaha menuju ke sana. Tanpa memperhatikan tingkat
modal pada awal perekonomian, perekonomian akan berakhir dengan tingkat modal
dengan
kondisi mapan.
Dapat
ditarik
kesimpulan
bahwa,
kondisi mapan
k* berada pada kondisi mapan di mana investasi sama dengan depresiasi dan
tingkat modal tidak akan berubah sepanjang waktu (k=0). Apabila perekonomian
diawali dengan tingkat modal k1,tingkat investasi lebih besar dari tingkat depresiasi
sehingga modal akan naik terus hingga mencapai kondisi mapan. Sementara itu, jika
perekonomian diawali dengan tingkat modal k2,tingkat investasi lebih kecil dari
tingkat investasi sehingga modal lebih cepat habis, persediaan modal akan turun
mendekati kondisi mapan. Ketika mencapai kondisi mapan, tidak ada tekanan
terhadap persediaan modal untuk naik atau turun.
d. Bagaimana Tabungan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Model Solow menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah determinan penting dari
persediaan modal pada kondisi mapan. Jika tingkat tabungan tinggi, perekonomian
akan mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi.
Sebaliknya, jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan memiliki persediaan
modal yang kecil dan tingkat output yang rendah.
Grafik di bawah ini menggambarkan apa yang terjadi pada perekonomian ketika
tingkat tabungannya meningkat:
suatu negara memiliki tingkat tabungan 100 persen. Hal itu memungkinkan persediaan
modal dan pendapatan menjadi yang terbesar. Namun seluruh pendapatan ditabung dan
tidak pernah dikonsumsi, apakah hal ini baik?
Bagian ini menggunakan model Solow untuk membahas apakah jumlah akumulasi
modal adalah optimal dari sudut pandang kesejahteraan ekonomi. Pada bagian berikutnya
akan dibahas bagaimana kebijakan pemerintah mempengaruhi tingkat tabungan suatu
negara. Namun, pertama-tama pada bagian ini, kita akan menyajikan teori yang melandasi
pengambilan keputusan dalam kebijakan tersebut.
Menbandingkan Kondisi Mapan
Untuk menyederhanakan analisis kita, asumsikanlah bahwa pembuat kebijakan bisa
menetapkan besarnya tingkat tabungan perekonomian. Dengan menetapkan tingkat
tabungan ini, pembuat kebijakan menentukan kondisi mapan perekonomian. Kondisi mapan
mana yang seharusnya dipilih oleh pembuat kebijakan?
Ketika memilih kondisi mapan, tujuan pembuat kebijakan adalah memaksimalkan
kesejahteraan individu yang membentuk masyarakat. Individu itu sendiri tidak peduli pada
jumlah modal dalam perekonomian, atau bahkan jumlah output. Mereka hanya peduli pada
jumlah barang dan jasa yang dapat mereka konsumsi. Jadi seorang pembuat kebijakan
yang jeli akan memilih kondisi mapan dengan tingkat konsumsi tertinggi. Nilai kondisi mapan
k yang memaksimalkan konsumsi disebut tingkat modal Kaidah Emas (Golden Rule level
of capital) dan dinyatakan dengan k*emas.
Bagaimana kita bisa menyatakan bahwa suatu perekonomian berada pada tingkat
Kaidah Emas? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama kita harus menentukan konsumsi
per pekerja pada kondisi mapan. Lalu kita bisa menentukan kondisi mapan mana yang
memberikan konsumsi paling besar.
Untuk mencari konsumsi per pekerja pada kondisi mapan, kita mulai dengan
identitas perhitungan pendapatan nasional
y=c+i
dan mengubahnya menjadi
c=yi
Konsumsi adalah output dikurangi dengan investasi. Karena kita ingin mencari
konsumsi pada kondisi mapan, maka kita ganti nilai kondisi mapan untuk output dan
investasi. Output per pekerja pada kondisi mapan adalah f(k*), di mana k* adalah
persediaan modal per pekerja pada kondisi mapan. Selanjutnya, karena persediaan modal
tidak berubah dalam kondisi mapan, maka investasi sama dengan penyusutan k*. Dengan
mengganti f(k*) untuk y dan k* untuk i. Kita bisa menulis konsumsi per pekerja pada kondsi
mapan sebagai berikut.
c* = f(k*) - k*
Menurut persamaan ini, konsumsi kondisi mapan adalah sisa dari output kondisi
mapan setelah dikurangi depresiasi pada kondisi mapan. Persamaan ini menunjukkan
bahwa kenaikan modal pada kondisi mapan memiliki dua dampak yang berlawanan
terhadap konsumsi pada kondisi mapan. Di satu sisi lebih banyak modal berarti lebih banyak
output. Di sisi lain, lebih banyak modal juga berarti lebih banyak output yang harus
digunakan untuk mengganti modal yang habis dipakai.
Gambar di atas menunjukkan output pada kondisi mapan dan depresiasi pada
kondisi mapan sebagai fungsi dari persediaan modal kondisi mapan. Konsumsi kondisi
mapan adalah perbedaan antara output dan depresiasi. Gambar ini menunjukkan bahwa
ada suatu tingkat persediaan modal tingkat kaidah emas k* - yang memaksimalkan
konsumsi.
Ketika membandingkan kondisi mapan, kita harus ingat bahwa tingkat modal yang
lebih tinggi mempengaruhi output dan depresiasi. Jika tingkat modal berada di bawah tingkat
Kaidah Emas, maka kenaikan persediaan modal akan meningkatkan output lebih banyak
ketimbang depresiasi. Sehingga konsumsi meningkat. Dalam hal ini fungsi produksi lebih
curam daripada garis k*, sehingga perbedaan di antara kedua kurva ini yang sama
dengan konsumsi tumbuh ketika k* naik. Sebaliknya, jika persediaan modal di atas tingkat
Kaidah Emas, maka kenaikan persediaan modal mengurangi konsumsi, karena kenaikan
output lebih kecil ketimbang kenaikan depresiasi. Dalam hal ini fungsi produksi lebih datar
ketimbang garis k*, sehingga perbedaan diantara kurva konsumsi mengecil ketika k*
naik. Pada tingkat modal kaidah emas, fungsi produksi dan garis k* memiliki kemiringan
(slope) yang sama, dan konsumsi berada tingkat terbesarnya.
Sekarang kita bisa mencirikan kondisi sederhana yang mencirikan tingkat modal
Kaidah Emas. Ingatlah bahwa kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal
MPK. Kemiringan garis k* adalah . Karena kedua kemiringan ini sama pada k*emas, maka
Kaidah Emas dijelaskan dengan persamaan
MPK =
Pada tingkat kaidah emas, produk marjinal modal sama dengan tingkat depresiasi.
Sebagai contoh lain, anggaplah bahwa perekonomian dimulai dengan beberapa
persediaan
modal
pada
kondisi
mapan
k*
dan
pembuat
kebijakan
sedang
Gambar di atas menunjukkan apa yang terjadi dengan output, konsumsi, dan
investasi ketika tingkat tabungan turun. Penurunan tingkat tabungan ini akan meningkatkan
konsumsi dan menurunkan investasi. Karena investasi dan depresiasi adalah sama dalam
kondisi mapan awal, maka investasi menjadi lebih kecil daripada depresiasi, yang berarti
perekonomian tidak lagi berada dalam kondisi mapan. Secara berangsur-angsur,
persediaan modal turun, yang menyebabkan penurunan output, konsumsi, dan investasi.
Variabel-variabel ini terus turun sampai perekonomian mencapai kondisi mapan yang baru.
Karena kita mengasumsikan bahwa kondisi mapan yang baru adalah kondisi mapan Kaidah
Emas, maka konsumsi harus lebih tinggi dari pada sebelum terjadi perubahan tingkat
tabungan, meskipun output dan investasi lebh rendah.
Ingatlah bahwa, dibandingkan dengan kondisi mapan yang baru, konsumsi lebih
tinggi tidak hanya dalam kondisi mapan yang baru tetapi juga di sepanjang jalur menuju
kondisi mapan itu. Ketika persediaan modal melebihi tingkat Kaidah Emas, mengurangi
tabungan jelas merupakan kebijakan hang baik, karena meningkatkan konsumsi di setiap
titik waktu.
Memulai dengan Terlalu Sedikit Modal
Ketika perekonomian dimulai dengan modal yang lebih kecil dari pada dalam kondisi
mapan Kaidah Emas, pembuat kebijakan harus menaikkan tingkat tabungan untuk
mencapai Kaidah Emas.
Gambar di atas menunjukkan apa yang terjadi. Kenaikan tingkat tabungan pada
waktu t0 menyebabkan penurunan konsumsi dan kenaikan investasi. Memang, selamanya
investasi yang tinggi akan menyebabkan persediaan modal naik. Ketika modal terakumulasi,
output, konsumsi, dan investasi secara bertahap naik, dan akhirnya mendekati tingkat
kondisi mapan yang baru. Karena kondisi mapan semula berada di bawah Kaidah Emas,
maka kenaikan tabungan akhirnya menyebabkan tingkat konsumsi yang lebih tinggi
ketimbang yang telah dicapai sebelumnya.
Apakah kenaikan tabungan yang mengarah ke kondisi mapan Kaidah Emas
meningkatkan kesejahteraan ekonomi? Hal itu pada akhirnya memang terjadi, karena
tingkat konsumsi pada kondisi mapan memang lebih tinggi. Tetapi untuk mencapai kondisi
mapan yang baru itu membutuhkan periode awal dimana konsumsi harus dikurangi. Ingatlah
kebalikan dari kasus ketika perekonomian dimulai di atas Kaidah Emas. Ketika
perekonomian dimulai di atas Kaidah Emas, mencapai Kaidah Emas menghasilkan
konsumsi yang lebih tinggi pada seluruh titik waktu. Ketika perekonomian dimulai di bawah
Kaidah Emas, mencapai Kaidah Emas perlu menurunkan konsumsi lebih dahulu untuk
meningkatkan konsumsi di masa depan.
Ketika menurunkan apakah akan berupaya mencapai kondisi mapan Kaidah Emas,
para pembuat kebijakan harus memperhitungkan bahwa konsumen sekarang dan
konsumen masa depan tidak selalu orang yang sama. Mencapai Kaidah Emas berarti
mencapai tingkat konsumsi pada kondisi mapan tertinggi dan sekaligus menguntungkan
generasi mendatang. Tetapi apabila perekonomian pada awalnya berada di bawah Kaidah
Emas, mencapai Kaidah Emas perlu meningkatkan investasi dan dengan demikian
mengurangi konsumsi dari generasi sekarang. Jadi ketika memilih apakah akan
meningkatkan akumulasi modal, para pembuat kebijakan menghadapi dilema (trade off) di
antara kesejahteraan generasi yang brbeda. Pembuat kebijakan yang lebih peduli pada
generasi sekarang ketimbang generasi mendatang mungkin tidak akan memutuskan untuk
mencapai kondisi mapan Kaidah Emas. Sebaliknya, pembuat kebijakan yang peduli
terhadap seluruh generasi akan memilih mencapai Kaidah Emas. Meskipun generasi
sekarang akan mengkonsumsi lebih sedikit, namun jumlah generasi mendatang yang tidak
terbatas akan mendapatkan manfaat dengan bergerak menuju Kaidah Emas.
Jadi, akumulasi modal yang optimal sangat bergantung pada bagaimana kit
memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Kaidah Emas ini
menyatakan, berbuatlah untuk orang lain sebagaimana Anda ingin orang lain melakukan
hal yang sam auntuk Anda, Jika kita memegang teguh nasehat ini, kita akan memberikan
perhatian yang sama pada seluruh generasi. Dalam hal ini, adalah optimal untuk mencapai
tingkat modal Kaidah Emas itulah mengapa kaidah ini disebut Kaidah Emas.
D. POPULATION GROWTH
Model dasar teori Solow menunjukkan bahwa akumulasi capital tidak dapat menjelaskan
tentang pertumbuhan ekonomi yang terus menerus. Suku bunga yang tinggi memang akan
mendorong tumbuhnya ekonomi, tapi itu hanya untuk sementara, karena ekonomi akan
kembali ke kondisi mapannya dimana capital dan outputnya adalah konstan. Untuk
menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang terjadi kita perlu memperluas model Solow dengan
memasukkan dua sumber pertumbuhan ekonomi lainnya yaitu pertumbuhan populasi dan
perkembangan teknologi. Pada bagian ini kami akan menambahkan faktor pertumbuhan
ekonomi ke dalam model Solow.
1. Kondisi mapan dengan pertumbuhan populasi
Bagaimana pertumbuhan populasi mempengaruhi kondisi mapan? Untuk menjawab
pertanyaan ini, harus diperhatikan bagaimana pertumbuhan populasi, bersama dengan
investasi dan depresiasi, mempengaruhi akumulasi dari capital per pekerja. Seperti
dijelaskan sebelumnya, investasi akan meningkatkan capital, sedangkan depresiasi akan
menurunkannya.
Tapi
sekarang
akan
diterangkan
mengenai
faktor
ketiga
yang
di
atas
menunjukkan
bagaimana
investasi,
depresiasi
dan
populasi
Persamaan ( + n)k dapat disebut juga sebagai break-even investment, yaitu jumlah
investasi yang diperlukan untuk menjaga capital stock per pekerja tetap konstan.
Persamaan itu juga menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi mengurangi akumulasi dari
capital per pekerja sama seperti depresiasi. Jika depresiasi mengurangi k dengan memakai
capital stock, pertumbuhan populasi mengurangi k dengan membagi capital stock menjadi
lebih kecil diantara populasi pekerja yang lebih banyak
Dari grafik diatas dapat kita lihat, bahwapeningkatan jumlah populasi akan
berdampak pada penurunan capital per pekerja dari k1 menjadi k2. Solow model
memprediksikan bahwa negara dengan pertumbuhan populasi lebih tinggi akan
memiliki tingkat level GDP per orang lebih rendah.
3.
sehingga setiap pekerja mendapat capital yang lebih sedikit. Berikut merupakan dua model
lain yang membahas mengenai pertumbuhan populasi.
a. The Malthusian Model
Dalam bukunya, An Essay on the Principle of Population as It Affects the Future
Improvement of Society, seorang ekonom bernama Thomas Robert Malthus, membuat
suatu prediksi yang mengerikan tentang pertumbuhan populasi. Malthus mengungkapkan
bahwa setiap peningkatan populasi akan secara berkelanjutan membatasi kemampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia memprediksikan bahwa umat
manusia akan selamanya hidup dalam kemiskinan.
Thomas Roberts Malthus menyimpulkan bahwa kekuatan dari suatu populasi itu jauh lebih
besar dibandingkan kemampuan bumi untuk memproduksi kebutuhan manusia. Model
Malthusianmungkin saja menggambarkan dunia saat dia hidup. Tapi prediksinya bahwa
manusia akan selamanya hidup dalam kesengsaraan telah terbukti salah. Saat ini populasi
dunia telah meningkat hampir 6 kali lipat dari 2 abad yang lalu, tapi standar hidup rata-rata
masyarakat sekarang jauh lebih tinggi. Selain itu dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat
kelaparan, gizi buruk jauh lebih rendah dibanding zaman Malthus hidup. Malthus gagal
memprediksi bahwa meningkatnya kecerdasan manusia akan mengalahkan efek dari
semakin bertambahnya populasi.
b. Kremerian Model
Berbeda dengan maltus, yang memandang pertumbuhan populasi sebagai ancaman
untuk meningkatkan standar hidup, ekonom Michael Kemer telah mengajukan teori bahwa
pertumbuhan populasi adalah kunci penggerak dalam meningkatnya kemakmuran ekonomi.
Kremer berpendapat, dengan semakin banyaknya orang, maka akan semakin banyak pula
munculnya scientists, inventors, dan engineers untuk berkontribusi pada kemajuan inovasi
dan teknologi.
Sebagai bukti dari hipotesisnya, Kremer mengambil contoh tingkat pertumbuhan dunia
telah meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dunia. Fakta ini konsisten dengan
hipotesis bahwa, semakin banyak orang, maka akan semakin maju teknologinya.
Untuk mengetahui pengaruh teknologi dalam fungsi produksi, fungsi produksi harus
dikaitkan juga dengan modal total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y. Jadi
fungsi produksinya adalah:
Y = F(K,L)
Dengan adanya kemajuan teknologi, fungsi tersebut menjadi:
Y = F(K, L x E)
E adalah variabel yang disebut variabel efisiensi tenaga kerja. Efisiensi tenaga kerja
mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode-metode produksi, yaitu ketika
teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja meningkat. Sebagai contoh, efisiensi
tenaga kerja meningkat ketika produksi lini perakitan mentransformasi sistem manufaktur
pada awal abad kedua puluh, dan meningkat lagi ketika komputerisasi diperkenalkan paa
abad kedua puluh. Efisiensi tenaga kerja juga meningkat ketika ada pengembangan dalam
bidang kesehatan, pendidikan, atau keahlian tenaga kerja.
L x E mengukur jumlah para pekerja efektif. Perkalian ini memperhitungkan n yaitu jumlah
tenaga kerja dan E yaitu efisiensi masing-masing pekerja. Dari perkalian tersebut dapat
dikatakan bahwa fungsi produksi Y bergantung pada modal total K dan jumlah pekerja
efektif L x E .
Inti dari pendekatan terhadap mode kemajuan teknologi ini adalah bahwa peningkatan
efisiensi tenaa kerja E sejalan dengan peningkatan angkatan kerja L. sebagai contoh,
anggaplah bahwa kemajuan teknologi telah melipatgandakan efisiensi tenaga kerja E antara
tahun 1980 dan 2010. Hal ini berarti bahwa dua orang pekerja di tahun 1980, sama
produktifnya dengan satu orang di tahun 2010. Artinya, meskipun jumlah pekerja actual (L)
antara tahun 1980 dan 2010 adalah sama, jumlah pekerja efektif (L x E) meningkat dua kali
lipat dan perekonomian mendapat keuntungan dari peningkatan produksi barang dan jasa.
Asumsi yang paling sederhana tentang kemajuan teknologi adalah bahwa kemajuan
teknologi menyebabkan efisiensi tenaga kerja E tumbuh pada tingkat konstan g. Misalkan
g=0,02, maka setiap unit tenaga kerja menjadi lebih efisien 2% setiap tahunnya, output
meningkat jika angkatan kerja meningkat sampai 2% tambahan tersebut (tambahan
efisiensi).
Bentuk kemajuan teknologi ini disebut pengoptimalan tenaga kerja, dan g disebut tingkat
kemajuan teknologi yang mengoptimalkan tenaga kerja (labor-augmenting technological
progress). Karena angkatan kerja L tumbuh pada tingkat n, dan efisiensi dari tiap unit tenaga
kerja E tumbuh pada tingkat g, maka jumlah pekerja efektif L x E tumbuh pada tingkat n + g.
Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi
Karena kemajuan teknologi pada model Solow menambah efisiensi tenaga kerja E, maka
hal ini memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi. Meskipun jumlah pekerja tidak
meningkat akibat kemajuan teknologi ini. Namun sebenarnya, setiap pekerja mampu
menghasilkan unit yang lebih banyak sepanjang waktu sehingga kemajuan teknologi
menyebabkan jumlah pekerja efektif meningkat. Pengertian pekerja dikatakan efektif disini
adalah:
Menurut Richard M. Steers (1980 : 1), efektivitas yang berasal dari kata efektif, yaitu suatu
pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan satu unit keluaran
(output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang dikemukakan oleh
Richard M. Steers (1980:9), yaitu:
1.
Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan tehnologi organisasi yang dapat
mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara.
2.
Karakteristik Lingkungan
Karakteristik Pekerja
Karakteristik ini merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan
semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Pekerja merupakan modal utama di dalam organisasi yang akan berpengaruh besar
terhadap efektivitas, karena walaupun tehnologi yang digunakan merupakan teknologi yang
canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka
semua itu tidak ada gunanya.
4.
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan
manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin
sulit. Hal ini disebabkan karena manajer harus secara continue melatih para pekerja untuk
beradaptasi dengan mesin-mesin baru dan sistem yang baru juga.
Jika sebelumnya kita menganalisis perekonomian dalam kuantitas per pekerja, sekarang
kita menganalisis perekonomian dalam hal kuantitas pekerja yang efektif.
k= K/ (L+E) , k= modal per pekerja yang efektif
y=Y/ (L+E), y= output per pekerja yang efektif
y= f(k)
k mengalami evolusi menjadi:
k =sf(k) ( +n +g)k
Perubahan persediaan modal k sama dengan investasi sf(k) dikurangi investasi pulangpokok (+n +g)k. Namun demikian, karena k= K/ (L x E), maka investasi pulang pokok
memiliki tiga kaidah, yaitu: untuk mejaga k tetap konstan:
k dibutuhkan untuk mengganti modal yang terdepresiasi
nk dibutuhkan untuk memberi modal kepada para pekerja baru
gk dibutuhkan untuk memberi modal bagi para pekerja efektif baru yang diciptakan
kemajuan teknologi
Penjelasan tentang kemajuan teknologi tidak secara mencolok membedakan analisis kita
tentang kondisi mapan. Ada satu tingkat k yang dinyatakan dengan k*, dimana modal
pekerja efektif dan output per pekerja adalah efektif adalah konstan. Seperti sebelumnya,
kondisi mapan ini menunjuka=kan ekuilibrum perekonomian jangka-panjang. Hal ini
ditunjukkan pada grafik di bawah ini:
Tingkat
Variabel
Simbol
k=K/(L x E)
Y/L= y x E
Pertumbuhan
Kondisi Mapan
Y=y x (L x E)
Output total
n+g
Modal per pekerja fektif k adalah konstan dalam kondisi mapan. Karena y=f(k), maka outpu
per pekerja efektif juga konstan. Variabel inilah yang menunjukkan kuantitas per pekerja
efektif yang stabil pada kondisi mapan.
Berdasarkan informasi tersebut, kita dapat menduga apa yang terjadi dengan variabel
lainnya yang tidak dinyatakan per pekerja efektif. Sebagai contoh, perhatikan output per
pekerja actual Y/L =y x E. Karena y konstan pada keadaan stabil dan E tumbuh sebesar g,
output per pekerja juga harus tumbuh sebesar g pada keadaan yang stabil. Demikian pula
total output perekonomian adalah . Demikian pula total output perekonomian adalah Y=y x
(L x E). Karena y adalah konstan pada keadaan stabil, E tumbuh pada tingkat g, dan L
tumbuh pada tingkat n, maka output total tumbuh sebesar n + g pada keadaan stabil.
Dengan adanya kemajuan teknologi, model akhirnya bisa menjelaskan kenaikan yang
berkelanjutan dalam stanar kehidupan yang kita amati. Yaitu,
menunjukkan bahwa
kemajuan teknologi bisa mengarah pada pertumbuhan yang berkelanjutan dalam output per
pekerja. Sebaliknya, tingkat tabungan yang tinggi mengarah ke tingkat pertumbuhan yang
tinggi hanya jika kondisi mapa terapai. Sekali perekonomian berada apda kondisi mapan,
tingkat pertumbuhan output per pekerja hanya bergantung pada tingkat kemajuan teknologi.
Mengacu pada Model Solow, hanya kemajuan teknologi yang bisa menjelaskan peningkatan
standar kehidupan yang berkelanjutan.
Kemajuan teknologi ini dibedakan menjadi empat, yaitu:
Kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technological
progress), seperti penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik
berkecepatan tinggi, traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios
mesin serta peralatan modern lainnya
Kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological progress),
semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di negaranegara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat
modal.
Kemajaun
teknologi
technological progress)
yang
meningkatkan
pekerja
(labor-augmenting
Kemajuan
teknologi
yang
meningkatkan
modal
(capital-augmenting
Pada kondisi mapan, output per pekerja, Y/L, dan persediaan modal per pekerja, K/L,
keduanya tumbuh pada tingkat g, yang adalah tingkat kemajuan teknologi. Ini konsisten
dengan data AS di mana g bernilai sekitar 2 persen secara konsisten sejak 50 tahun lalu.
Kemajuan teknologi juga mempengaruhi harga-harga faktor. Pertumbuhan upah riil pada
tingkat kemajuan teknologi, tapi harga sewa modal riil tetap konstan setiap saat. Lagi,
selama 50 tahun terakhir, upah riil telah meningkat 2 persen dan telah meningkat hampir
sama dengan GDP riil. Namun, harga sewa modal riil (pendapatan modal riil dibagi
persediaan modal) telah sekitar sama.
2. Konvergensi
Konvergensi pertumbuhan ekonomi adalah sebuah konsep yang menjelaskan bahwa suatu
saat tingkat pendapatan negara-negara kaya dan miskin akan bertemu pada satu titik.
Artinya negara-negara miskin akan berkembang lebih cepat dibanding negara yang sudah
mapan. Jika tidak ada konvergensi, maka negara yang miskin tidak akan mampu mengejar
negara kaya dan akan selamanya miskin.
Model Solow meramalkan kapan convergence terjadi. Menurut model tersebut kapan
pertemuan (convergence) perekenomian terjadi bergantung pada perbedaan saat mereka
memulai. Di satu sisi, jika dua perekonomian dengan kondisi mapan yang sama seperti yang
ditentukan oleh tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan efisiensi tenaga kerja,
karena kesalahan sejarah memulai dengan tingkat persediaan modal yang berbeda. Contoh
adalah negara Jepang dan Jerman setelah PD II. Negara dengan tingkat persediaan modal
yang lebih kecil diharapkan secara alami akan tumbuh lebih cepat untuk menyusul negara
yang sudah kaya.
Dalam contoh perekonomian dengan budaya dan kebijakan yang sama, studi yang
dilakukan membuktikan bahwa perekonomian negara kaya dengan negara miskin akan
berkonvergensi sebesar 2% tiap tahun. Angka ini salah satunya terbukti di AS. Setelah
perang sipil tahun 1860-an, tingkat pendapatan antara negara bagian mempunyai variasi
yang cukup besar. Namun, dengan berlalunya waktu tingkat perbedaan pendapatan ini
semakin berkurang.
Pada tingkat internasional, keadaannya lebih rumit. Ketika kita hanya melihat tingkat
pendapatan perkapita, kita kurang mendapatkan bukti mengenai terjadinya konvergensi.
Negara-negara miskin tidak berkembang lebih cepat daripada negara kaya. Penemuan ini
mengindikasikan bahwa negara yang berbeda mempunyai kondisi mapan yang berbeda
pula. Namun, jika teknik statistik digunakan untuk mengendalikan beberapa kondisi
determinan seperti tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan tingkat pendidikan,
maka data menunjukkan tingkat konvergensi sebesar 2% pertahun. Dengan kata lain,
perekonomian internasional memperlihatkan konvergensi kondisonal. Perekonomian itu
akan berkonvergen dengan kondisi mapannya sendiri-sendiri, yang akhirnya ditentukan oleh
tabungan, pertumbuhan populasi, dan pendidikan.
Pandangan Adam Smith tadi diperkuat oleh pendapat David Ricardo dalam teori keunggulan
komparatifnya dan teori perdagangan internasional lainnya yang lebih modern. Menurut teori
keunggulan komparatif, sebuah negara yang membuka diri untuk melakukan perdagangan
akan memperoleh tingkat efisiensi produksi dan standar hidup yang lebih tinggi dengan
melakukan spesialisasi pada barang-barang di mana negara tersebut memiliki keunggulan
komparatif.
Dat riil menegaskan teori di atas. Ekonom Andrew Warner dan Jeffrey Sachs meneliti
selama periode 1970-1989. Hasil penelitian menunjukkan, pada negara maju, negara yang
perekonomiannya terbuka tumbuh sebesar 2,3% pertahun. Sedangkan negara yang
perekonomiannya tertutup hanya tumbuh 0,7% pertahun. Sedangkan pada level negara
berkembang, negara terbuka tumbuh 4,5% pertahun dan negara tertutup hanya tumbuh
0,7% pertahun.
Penelitian juga dilakukan untuk meneliti apa yang terjadi jika perekonomian tertutup
membuka hambatan perdagangan. Sekali lagi, hipotesis Adam Smith benar. Berdasarkan
sejarah, negara yang membuka perekonomiannya, biasanya akan mengalami peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Contohnya adalah Jepang pada tahun 1850-an, Korsel tahun 1960an dan Vietnam tahun 1990-an. Namun, korelasi bukan berarti penyebab. Perdagangan
bebas biasanya disertai degnan reformasi lainnya, sehingga kita kesulitan membedakan
dampak dari perdagangan atau dampak dari reformasi lainnya.
Frankel dan Romer melakukan penelitian mengenai dampak dari perdagangan pada
pertumbuhan dan dilakukan dengan melihat dampak dari wilayah. Perbedaan wilayah harus
diperhitungkan. Misalnya, negara Selandia Baru ketika memulai melakukan perdagangan
bebas tentu efeknya berbeda dengan negara Belgia yang berada di tengah-tengah negara
berpenduduk padat.
Setelah menganalisis data yang diperoleh, Frankel dan Romer menyimplkan: kenaikan
persentase sebesar satu poin pada rasio perdagangan terhadap GDP meningkatkan
pendapatan perkapita sekurang-kurangnya dalam persentase 1,5 poin. Perdagangan
meningkatkan pendapatan dan memacu akumulasi modal manusia dan modal fisik serta
dengan meningkatkan output untuk setiap tingkatan modal.
F.
sumber pertumbuhan ekonomi yang berbeda, maka bisa digunakan teori tersebut untuk
membantu menuntun pemikiran tentang kebijakan ekonomi. Kebijakan ekonomi pemerintah
untuk mendorong pertumbuhan yaitu:
akan mendekati acak dan dengan demikian, lebih buruk ketimbang tidak ada kebijakan
sama sekali. Kedua, proses politis adalah jauh dari sempurna. Sekali pemerintah terlibat
dalam bisnis yang memfasilitasi industri-industri tertentu dengan subsidi dan pengahapusan
pajak, hal itu cenderung didasarkan pada kepentingan politis sebagai besaran eksternalitas.
Salah satu jenis modal yang perlu melibatkan pemerintah adalah modal masyarakat.
Pemerintah daerah, Negara bagian, dan federal selalu memutuskan apakah akan meminjam
untuk mendanai jalan raya, jembatan, dan sistem transit baru.
4. Membangun Institusi yang Tepat
Salah satu alasan mengapa setiap negara memiliki tingkat efisiensi produksi yang
berbeda-beda adalah karena mereka memiliki institusi yang berbeda dalam memberikan
petunjuk tentang pengalokasian sumber daya langka yang tersedia di negara tersebut.
Menciptakan institusi yang tepat penting untuk memastikan sumber daya yang tersedia
dialokasikan sebaik-baiknya. Tradisi hukum dari suatu negara merupakan salah satu contoh
dari institusi tersebut.
Perbedaan institusi penting lainnya yang terjadi antar negara adalah kualitas dari
pemerintahan negara itu sendiri. Suatu pemerintahan yang ideal harus berperilaku sebagai
tangan yang menolong (helping hand) pada sistem pasar, perlindungan hak milik,
pelaksanaan perjanjian yang telah disetujui, promosi kompetensi, penindakan pelaku
kejahatan dan lain sebagainya.
5. Mendorong Kemajuan Teknologi
Model Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan dalam pendapatan
per pekerja harus berasal dari kemajuan teknologi. Namun, model Solow menganggap
kemajuan teknologi sebagai variable eksogen, model Solow tidak dijelaskannya.
Sayangnya, determinan kemajuan teknologi tidak dipahami dengan baik.
Di samping pemahaman yang terbatas ini, banyak kebijakan publik dirancang untuk
mendorong kemajuan teknologi. Sebagian besar dari kebijakan ini mendorong sektor swasta
untuk menyalurkan sumber daya ke inovasi teknologi. Misalnya, sistem paten memberikan
monopoli sementara kepada investor produk-produk baur, prinsip perpajakan menawarkan
penghapusan pajak untuk perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penelitian dan
pengembangan serta kantor-kantor pemerintah secara langsung mensubsidi penelitian
dasar di universitas. Selain itu, sebagaimana telah dibahas, kebijakan industri juga
menyarankan bahwa pemerintah seharusnya mengambil peran yang lebih aktif dalam
mempromosikan industri-industri tertentu yang merupakan kunci bagi kemajuan teknologi
yang pesat.
Persamaan ini menunjukkan apa yang menentukan tingkat pertumbuhan output Y/Y.
Selama sA > , pendapatan perekonomian tumbuh selamanya, meskipun tanpa asumsi
kemajuan teknologi eksogen.
Jadi, perubahan sederhana dalam fungsi produksi bisa mengubah secara dramatis prediksi
tentang
pertumbuhan
ekonomi.
Pada model
Solow,
tabungan
akan
mendorong
pertumbuhan untuk sementara, tetapi pengembalian modal yang kian menurun pada
akhirnya akan mendorong perekonomian mencapai kondisi mapan dimana pertumbuhan
hanya
bergantung
pada kemajuan
Y = F[K, (1-u)LE]
E = g(u)E
K = sY - K
(akumulasi modal)
Dimana u adalah bagian dari angkatan kerja di universitas ( 1 u adalah bagian dalam
perusahaan manufaktur). E adalah persediaan ilmu pengetahuan (yang pada gilirannya
menentukan efisiensi tenaga kerja), dan g adalah fungsi yang menunjukkan bagaimana
pertumbuhan ilmu pengetahuan bergantung pada bagian angkatan kerja yang ebrada di
universitas. Seluruh notasi ini bersifat standar. Fungsi produksi untuk perusahaan
manufaktur
diasumsikan
memiliki
skala
pengembalian
konstan
yaitu
jika
kita
melipatgandakan kedua modal fisik (K) dan jumlah pekerja efektif dalam perusahaan
manufaktur [(1-u)LE], maka kita melipatgandakan output barang dan jasa (Y).
Model ini adalah sepupu model Y=AK. Yang terpenting, perekonomian model ini memiliki
pengembalian yang konstan (bukan kian menurun), selama modal secara luas didefinisikan
meliputi ilmu pengetahuan. Biasanya, jika kita melipatgandakan modal fisik K dan ilmu
pengetahuan E, maka kita melipatgandakan output kedua sektor dalam perekonomian.
Akibatnya, seperti model Y=AK, model ini mampu menghasilkan pertumbuhan yang
berkelanjutan tanpa pergeseran eksogen alam fungsi produksi. Disini pertumbuhan yang
berkelanjutan itu meningkat secara endogen karena penciptaan ilmu pengetahuan di
universitas tidak pernah surut.
Pada saat yang bersamaan model ini juga menrupakan sepupu model Solow. Jika u bagian
dari angkatan kerja yang berada di universitas dinyatakan konstan, maka efisiensi tenaga
kerja E tumbuh pada tingkan konstan g(u). hasil pertumbuhan konstan dalam efisiensi
tenaga kerja pada tingkat g ini adalah sama dengan asumsi yang idbuat dalam model Solow
dengan kemajuan teknologi. Keseluruhan model fungsi produksi perusahaan manufaktur
dan persamaan akumulasi modaljuga merakit kembali seluruh model Solow. Akibatnya,
untuk setiap niai tertentu dari u, model pertumbuhan endogen bekerja seperti model Solow.
Ada dua variabel keputusan penting dalam model ini. Seperti dalam model Solow, bagian
output yang digunakan untuk tabungan dan investasi, s, menentukan persediaan modal fisik
paa kondisi mapan. Bagian tenaga kerja u pada universitas menentukan pertumbuhan ilmu
pengetahuan. s
mapan.
Mikroekonomi dari Penelitian dan Pengembangan
Berbicara tenang proses penelitian dan pengembangan, terdapat tiga fakta yang muncul,
yaitu:
Meskipun ilmu pengetahuan merupakan barang public, namun banyak penelitian
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai profit.
Penelitian menjadi menguntungkan karena inovasi yang memberikan kekuatan
kepada perusahaan monopoli temporer, hal ini karena paten dan keunggulan yang
dimiliki perusahaan tersebut untuk produk terbaru.
Ketika perusahaan berinovasi, perusahaan lain secara alamiah akan ikut
mengembangkan inovasi tersebut dan menciptakan produk yang lebih unggul.
Model endogen memberikan penjelasan yang lebih lengkap tentang inovasi teknologi.
Terdapat beberapa pandangan bagaimana pengaruh inovasi teknologi (penelitian dan
pengembangan) dapat memaksimalkan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan. Ketika
satu perusahaan menciptakan suatu inovasi baru terhadap produknya, maka hal ini akan
menjadi dasar penelitian dan pengembangan inovasi bagi perusahaan lain yang sejenis
untuk menciptakan produk yang bahkan lebih baik dari sebelumnya.
Teori ini keliahatan seperti mendua terhadap pengoptimalan penelitian dan pengembangan,
naun hasil empiris di bidang ini biasanya lebih sedikit. Banyak studi yang menyatakan
eksternalitas berdiri di atas bahu adalah penting, dan akibatnya imbalan atau pengembaian
atas penelitian dan pengembangan cukup besar (lebih dari 40% per tahun).
Daftar Pustaka
Badan,
Awax.
Teori
Pertumbuhan
Ekonomi
Menurut
Para
Ahli.
http://mbegedut.blogspot.com/2010/11/teori-pertumbuhan-ekonomi-menurut-para.html (diakses
pada 17 Mei 2014)
Firmansyah,
Herlan.
Pertumbuhan
ekonomi.
http://erlan-
Yogi
Syah.
Teori
Pertumbuhan
Ekonomi
Mahzab
Historis
Pertumbuhan
Ekonomi
Di
Propinsi
Jawa
Tengah.
Naima.
Teori
Lima
Tahapan
Pembangunan
W.W
Rostow.
http://naimashare.blogspot.com/2013/01/teori-lima-tahapan-pembangunan-ww-rostow.html
(diakses pada 17 Mei 2014)