Praktek Pdam Cepu

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM )

UNTUK LINGKUP KECAMATAN CEPU DAN SEKITARNYA

Oleh :
Maulana Aditya Yudha

( 14121032 )

Mohamad Andy Triyono

( 14121034 )

Muhammad Iqbal Riva'I

( 14121036 )

Muhammad Rafiqy

( 14121038 )

Rangga Surya Prayoga

( 14121040 )

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM
PTK AKAMIGAS-STEM

Cepu, 2014

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengamatan
proses Pengolahan air di PDAM Cepu.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas setelah melakukan
pengamatan proses Pengolahan air di PDAM cepu.
Selama menyusun laporan ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari
banyak pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Eko Budi Risetiawan, SE.MM. selaku direktur utama.
2. Bapak Singgih Utoyo selaku KA. CAB. Cepu.
3. Bapak Dudung P. selaku Pelaksana Produksi dan pembimbing.
4. Bapak Ibu dosen dan tenaga pengajar yang telah memberikan bekal
ilmu pengetahuan dan wawasan dalam menyusun laporan ini
5. Teman teman Program Studi Refinery I STEM Akamigas T.A 2014/2015
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkan, dan dapat memberikan ilmu yang berharga. Tak lupa penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
laporan ini.

Cepu,

Penulis

Desember 2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air pada awal mulanya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui.
Namun, pada masa sekarang ini banyak permasalahan yang muncul karena
keterbatasan air dari segi kuantitas maupun kualitas air sebagai air bersih. Hal itu
dikarenakan

sumber

daya

alam

yang

jumlahnya

tidak

bertambah

namun

penggunaannya yang semakin bertambah banyak. Indonesia merupakan salah satu


negara yang sedang menghadapi krisis air bersih. Sejumlah kota besar di Indonesia
menghadapi krisis air baku atau air bersih dalam beberapa tahun mendatang. Kotakota besar itu diantaranya Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar,
Medan, Makassar, dan Balikpapan. Swastanisasi dan perubahan cara pandang
masyarakat terhadap air, dianggap sebuah upaya untuk melestarikan air dan
memperpanjang daya gunanya.
Krisis air bersih di perkotaan umumnya berbentuk tercemarnya sungai-sungai
oleh limbah rumah tangga dan industri. Padahal air sungai itu dijadikan bahan baku
pengolahan air kotor oleh Perusahaan Air Minum (PAM) menjadi air bersih. Dalam
hal ini, peran dari PDAM sangatlah penting karena pemenuhan akan kebutuhan air
bersih masyarakat sangt bergantung pada kinerja dari PDAM. Semakin tercemar air
baku yang ada, semakin mahal biaya pengolahannya.
Di antara banyak hal yang harus dibiayai oleh PDAM dalam kegiatan proses
produksi dan distribusi air kepada para pelanggan, proses pengolahan air paling
banyak

membutuhkan

biaya

operasional.

Situasi

ini

memaksa

masyarakat

membayar lebih mahal air bersih yang mereka gunakan. Seiring kemajuan dan
kemampuan mengoperasionalkan peralatan dan mesin mutakhir, PDAM dalam
melakukan proses pengolahan air menggunakan teknik pengolahan lengkap yang
secara garis besar terdiri dari intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan
klorinasi. Pengolahan lengkap tersebut diberlakukan pada air baku yang berasal dari
air permukaan atau sungai.
B. TUJUAN

Tujuan dilaksanakan praktek yang yang dilaksanakan di PDAM Cepu ini


1. Untuk mengetahui proses pengolahan air dari Air baku menjadi Air bersih
2. Untuk mengetahui alur distribusi air untuk wilayah cepu dan sekitarnya
3. Untuk mengetahui kinerja alat untuk pengolahan air bersih
BAB II
PERMASALAHAN
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Air
Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air
kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat pencemaran.
Berbagai jenis pencemar air berasal dari :
a. Sumber domestik (rumah tangga), perkampungan, kota, pasar, jalan, dan
sebagainya.
b. Sumber non-domestik (pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan,
serta sumber-sumber lainnya.
Semua bahan pencemar diatas secara langsung ataupun tidak langsung akan
mempengaruhi kualitas air. Berbagai usaha telah banyak dilakukan agar
kehadiran

pencemaran

terhadap

air

dapat

dihindari

atau

setidaknya

diminimalkan.
Masalah pencemaran serta efisiensi penggunaan sumber air merupakan
masalah pokok. Hal ini mengingat keadaan perairan-alami di banyak negara yang
cenderung menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya.
2. Pengertian Air Bersih
Pengertian air bersih menurut Permenkes RI No 416/Menkes/PER/IX/1990
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan dapat diminum
setelah dimasak. Sedangkan pengertian air minum menurut Kepmenkes RI No
907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi,
radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum. Air baku adalah air yang
digunakan sebagai sumber/bahan baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air

baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih yaitu air hujan, air
permukaan (air sungai, air tanah dalam, mata air) (Hartomo, 1994; JICA, 1974;
Linsley, 1989; Martin D, 2001; Sutrisno, 2002). Standar kualitas air bersih yang
ada di Indonesia saat ini menggunakan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990
tentang Syarat Syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI No.82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sedangkan
standar

kualitas

air

minum

menggunakan

Kepmenkes

RI

No.

907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air


Minum.
Pengertian ini harus dibedakan dengan pengertian air minum, yakni air yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat langsung diminum. Pada
umumnya masyarakat mendapatkan air minum dengan cara memasak air bersih.
Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
diusahakan

memenuhi

persyaratan-persyaratan

kesehatan,

setidaknya

diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus mempunyai


persyaratan sebagai berikut:
a.Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak
berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam
kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik
ini tidak sukar.
b.Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum
terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel
(contoh) air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang
dari 4 bakteri E. coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
c. Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu didalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia
didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai
dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang

berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air
yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak
tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh
karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan
pengawasan dan perlindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang
menggunakan air tersebut.
B. Proses Pengolahan Air Bersih di PDAM
Tahapan proses pengolahan air bersih yang terjadi di PDAM mranggen dapat
dalam dibagi dalam sepuluh tahap yakni :

1. Tahap pengambilan air dari sumbernya (Intake)

Sumber air yang digunakan adalah air dari soketan sungai bengawan solo ,
yang merupakan sungai yang memiliki debit air yang cukup besar, sehingga
dapat meminimalkan resiko terhentinya proses dikarenakan tidak adanya bahan
baku atau habisnya air yang mengalir. Pengambilan air baku dari sungai
dilengkapi dengan Bar Screen atau jaring khusus yang bertujuan untuk
menyaring benda terapung sejenis sampah agar tidak sampai masuk ke intake.
Kapasitasnya berkisar 40 liter/detik. Sebab jika sampah sampai masuk instalasi
pengolahan akan mengganggu kerja pompa. Beberapa lokasi intake pada
sumber air yaitu intake sungai, intake danau dan waduk, dan intake air tanah.

2. Tahap prasedimentasi

Untuk sumber air baku yang karakteristik turbiditasnya tinggi, butuh


bangunan yang bentuknya hanya berupa bak sederhana dan fungsinya untuk
pengendapan partikel2 diskrit dan berat seperti pasir dan lain-lain.

3. Tahap koagulasi

Pada

proses

dicampur
(

koagulasi,

dengan

polialuminum

coagulan

air

tawas

chloride

PAC

selama

beberapa saat hingga merata. Setelah


pencampuran

ini,

akan

terjadi

destabilisasi koloid yang ada pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan
muatannya atau terdestabilisasi mengalami saling tarik menarik sehingga
cenderung

untuk

membentuk

gumpalan

yang

lebih

besar.

Faktor

yang

menentukan keberhasilan suatu proses koagulasi yaitu jenis koagulan yang

digunakan, dosis pembubuhan koagulan, dan pengadukan dari bahan kimia.


Kaporit

yang

digunakan

3kg/600 liter setiap

hdala

8 jam.

Jenis Pompa yang

dipakai

untuk

pemompaan

tawas

pompa

dosing

.berfungsi

untuk

meninjeksikan

bahan

dibutuhkan

untuk

kimia

yang

internal water treatment . pompa chemical ini harus dijaga agar beroperasi
normal

untuk

memastikan

bahan

kimia terinjeksi sesuai dengan dosis.

4. Flokulator

Flok-flok kecil yang sudah terbentuk di koagulator diperbesar disini. Faktorfaktor yang mempengaruhi bentuk flok yaitu kekeruhan pada air baku, tipe dari
suspended solids, pH, alkalinitas, bahan koagulan yang dipakai, dan lamanya
pengadukan.

5. Sedimentasi

Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara gravitasi setelah endapan


terbentuk

dari

proses

koagulasi

flokulasi. Pada bak

sedimentasi

tube

bertujuan mempercepat

settler

proses

yang

dilengkapi

pengendapan.

6. Pra filter
proses sedimentasi, flok yang masih terikut dapat terpisah pada
proses ini.

7. Filtrasi

Penyaring yang digunakan adalah rapid sand filter (filter saringan cepat).
Sand filter jenis ini berupa bak yang beriisi pasir kwarsa yang berfungsi untuk

menyaring flok halus dan kotoran lain yang lolos dari klarifier (clearator). Air
yang masuk ke filter ini telah dicampur terlebih dahulu dengan klorin dan tawas.
Media penyaring biasanya lebih dari satu lapisan, yaitu pasir kwarsa dan batu
dengan mesh tertentu. Air mengalir ke bawah melalui media tersebut.Zat-zat
padat yang tidak larut akan melekat pada media, sedangkan air yang jernih akan
terkumpul di bagian dasar dan mengalir keluar melalui suatu pipa menuju
reservoir.

8. Desinfektan

Proses ini disebut juga proses klorinasi yang merupakan pembubuhan zat
disenfektan (kaporit) dengan tujuan membunuh bakteri yang mungkin ada baik
di reservoir, jaringan pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan.
9. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan air bersih yang telah
disaring melalui filter, air ini sudah menjadi airyang bersih yang siap digunakan
dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian
dapat dijadikan air minum.

10.

Pompa distribusi

Jenis pompa yang dipakai yaitu pompa sentrifugal .


Pompa

sentrifugal

adalah

termasuk

kedalam

jenis

pompa

tekanan

dinamis,dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk


mengangkat fluida dari tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari
tekanan

yang

lebih

rendah

tekanan yang lebih tinggi.

BAB

III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Tahapan Aerasi ( Penghilangan ion Fe dan Mn )

ke

Pada proses pengolahan air sungai menjadi air bersih, untuk meminimalisasi
adanya kandungan Fe maupun Mn yang membahayakan kesehatan manusia,
dilakukan penambahan tahapan proses untuk penjernihannya yaitu proses aerasi.
Di alam, ion Fe berbentuk Fe2+ yang terlarut dalam air seperti FeCl2,
Fe(HCO3)2, atau anion FeSO4. Fe2+ dapat bersifat korosif pada pH rendah.
Sehingga perlu dioksidasi menjadi Fe+3 supaya mengendap. Aerasi digunakan
untuk menyisihkan gas yang terlarut di air permukaan atau untuk menambah
oksigen ke air untuk mengubah substansi yang di permukaan menjadi suatu oksida.
Dalam keadaan teroksidasi, besi dan mangan terlarut di air. Bentuk senyawa
dengan larutan ion, keduanya terlarut pada bilangan oksidasi +2, yaitu Fe+2 dan
Mn+2. Ketika kontak dengan oksigen atau oksidator lain, besi dan mangan akan
teroksidasi menjadi valensi yang lebih tinggi, bentuk ion kompleks baru yang tidak
larut ke tingkat yang cukup besar. Oleh karena itu, mangan dan besi dihilangkan
dengan pengendapan setelah aerasi.
Ada empat tipe aerator yang sering digunakan, yaitu gravity aerator, spray
aerator, air diffuser, dan mechanical aerator. Fungsi dari proses aerasi adalah
menyisihkan methana (CH4), menyisihkan karbon dioksida (CO2), menyisihkan H2S,
menyisihkan bau dan rasa, menyisihkan gas-gas lain. Pertimbangan pemilihan tray
aerator multiple tray adalah tidak memerlukan lahan yang luas dan sesuai untuk
kapasitas pengolahan kecil sampai sedang. Pada proses aerasi ini diharapkan terjadi
kontak antara air yang mengandung besi (Fe+2) dan Mangan (Mn+2) dengan udara
(O2). Efisiensi unit aerasi dalam penyisihan Fe adalah 40%. Nilai ini merupakan
besarnya Fe(OH)3 yang mengendap pada media kontak. Penambahan kapur adalah
untuk menaikkan pH agar menjadi netral (pH 7). Hal ini disebabkan oksidasi Fe lebih
efektif dilakukan pada pH netral. Pada pH tinggi, Fe+2 yang teroksidasi menjadi
Fe+3 akan menjadi senyawa kompleks.
Permasalahan lain yang timbul pada aerator di lapangan adalah besarnya
diameter butiran air tiap tray dan tidak meratanya distribusi air pada media kontak
yang menyebabkan kurang optimalnya kontak antara udara dengan Fe dan Mn.
Keadaan ini disebabkan tersumbatnya media kontak oleh endapan Fe+3 dan Mn+4.
Sehingga diperlukan pembersihan media kontak secara rutin.
B. Analisa Terhadap Air Bersih

Air bersih setelah diolah harusnya dilakukan analisa terhadap parameter


yang dianggap penting sehingga air yang didistribusikan pada masyarakat
memenuhi baku mutu. Analisa-analisa yang dilakukan pada air bersih, adalah :

BAB IV
LAMPIRAN

A. STRUKTUR ORGANISASI

Anda mungkin juga menyukai