Analisis Dan Pembahasan Klor, Brom, Dan Iod
Analisis Dan Pembahasan Klor, Brom, Dan Iod
Analisis Dan Pembahasan Klor, Brom, Dan Iod
warna
ini
larutan
menunjukan
KI
pada
positif
perlakuan
terbentuknya
diatas
gas
berfungsi
klor.
untuk
membuktikan adanya gas klor yang mereduksi ion I - pada KI menjadi I2.
Hal ini dikarenakan klor lebih reaktif dibandingkan iod. Sedangkan
penambahan amilum berfungsi sebagai indikator. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Cl2(g) + KI(aq) KCl(aq) + I2(g)
Langkah selanjutnya pada percobaan ini adalah pembuatan gas brom.
Prosedur percobaan yang digunakan hampir sama dengan pembuatan gas
klor hanya mengganti penggunaan butiran NaCl dengan butiran KBr yang
berupa kristal berwarna putih. Setelah seujung sendok kecil batu kawi,
MnO2 abu-abu kehitaman direaksikan dengan butiran KBr berupa kristal
putih dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan dengan larutan H 2SO4
0,1 N tak berwarna dihasilkan larutan berwarna hitam. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 KBr(aq) + 2 H2SO4(aq) MnSO4(aq) + 2 H2O(aq) + Br2(g)
+K2SO4(aq)
Berdasarkan reaksi diatas dapat diketahui bahwa MnSO 4 (batu kawi)
sebagai oksidator yang mengoksidasi ion Br - pada garam KBr menjadi Br 2.
Sedangkan Mangan(IV) pada MnO2 mengalami reduksi menjadi Mangan(II),
yaitu dari bilangan oksidasi +4 menjadi +2. Penambahan asam sulfat,
H2SO4 berfungsi sebagai pembawa suasana asam agar reaksi dapat
berjalan dengan baik. Setelah itu larutan dipanaskan perlahan-lahan dan
timbul gas brom berwarna putih. Kemudian untuk menguji kebenaran
adanya gas brom maka diidentifikasi dengan meletakan kertas saring
yang telah dibasahi dengan larutan KI dan larutan amilum sehingga
dihasilkan kertas saring yang berubah dari warna putih menjadi ungu
kehitaman. Timbulnya warna ini menunjukan positif terbentuknya gas
brom. Penggunaan larutan KI pada perlakuan diatas berfungsi untuk
membuktikan adanya gas brom yang mereduksi ion I - pada KI menjadi I2.
Hal ini dikarenakan brom lebih reaktif dibandingkan iod. Sedangkan
penambahan amilum berfungsi sebagai indikator. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Br2(g) + KI(aq) KCl(aq) + I2(g)
jernih
tak
berwarna
yang
berdasarkan
persamaan
reaski
penambahan
HCl
menjadikan
pemudaran
warna
kertas
dapat
terhubung dengan selang ke dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit
air.
indikator. Dan dihasilkan kertas saring putih berubah menjadi ungu, hal ini
menunjukan bahwa gas HCl benar-benar terbentuk. Warna ungu terbentuk
karena reaksi I2 hasil oksidasi klor terhadap I- dengan amilum.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan gas HBr, dengan prosedur yang
hampir sama. Seujung sendok NaCl pada langkah pertama diganti dengan
seujung sendok serbuk putih Kbr dan direaksikan dengan larutan H 2SO4
tak berwarna. Dari perlakuan ini dihasilkan larutan berwarna kuning dan
ada gelembung gas.
dapat
terhubung dengan selang ke dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit
air.
yang
dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat. Uji menguji apakah gas HBr
benar-benar terbentuk, maka diuji dengan kertas lakmus pada air yang
sudah dialiri gas lewat selang dan dihasilkan kertas lakmus merah tetap
merah sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah. Hal
inimenunjukan bahwa air sudah dialiri dengan gas HBr, karena HBr
bersifat asam maka kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan kertas
lakmus merah tetap merah. Kemudian gas yang keluar di uji warna nya
dengan menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan KI dan
amilum. Penambahan KI bertujuan untuk membuktikan adanya gas HBr
yang mereduksi ion I- pada KI menjadi I2. Hal ini dikarenakan brom lebih
reaktif dibandingkan iod. Sedangkan penambahan amilum berfungsi
sebagai indikator. Dan dihasilkan kertas saring putih berubah menjadi
ungu, hal ini menunjukan bahwa gas HBr benar-benar terbentuk. Warna
dapat
terhubung dengan selang ke dalam gelas kimia yang telah berisi sedikit
air.
yang
dihasilkan lebih banyak dan lebih cepat. Uji menguji apakah gas HI benarbenar terbentuk, maka diuji dengan kertas lakmus pada air yang sudah
dialiri gas lewat selang dan dihasilkan kertas lakmus merah tetap merah
sedangkan kertas lakmus biru berubah menjadi merah. Hal inimenunjukan
bahwa air sudah dialiri dengan gas HI, karena HI bersifat asam maka
kertas lakmus biru berubah menjadi merah dan kertas lakmus merah
tetap merah. Kemudian gas yang keluar di uji warna nya dengan
menggunakan kertas saring yang telah dibasahi dengan KI dan amilum.
Penambahan KI bertujuan untuk membuktikan adanya gas HI
yang
kedalam masing-masing
untuk mengetahui
sedangkan air
Kemudian pada tabung reaksi 2 menunjukkan iodin sangat larut dalam KI,
hal ini disebabkan karena KI merupakan
larutan
(s)
+KI
(aq)
KI3 (aq)
Kemudian pada tabung 3 iodin sedikit larut dalam HCl karena HCl
merupakan pelarut polar dan iodin merupakan molekul-molekul polar,
sehingga terjadi reaksi sebagai berikut:
I2(s) + 2 HCl(aq)
KESIMPULAN
1. Di labolatorium gas Cl2 dapat di buat melalui reaksi antara batu kawi
(MnO2), NaCl dengan H2SO4. Sedangkan Br2 dapat di hasilkan melalui
reaksi antara KBr dengan H2SO4
2. Ion Cl- dan ion Br- apabila membentuk garam dengan kation golongan
1 (Ag, Hg, dan Pb) maka akan terbentuk endapan putih.
3. Gas Cl2 mempunyi sifat pengelantang yaitu dapat memudarkan
kertas berwarna
4. Pembuatan gas
HCl
di
laboratorium
dapat
dilakukan
dengan