Pedoman Pengorganisasian HPK
Pedoman Pengorganisasian HPK
Pedoman Pengorganisasian HPK
BAB 1
LATAR BELAKANG
Setiap pasien adalah unik, dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan
masing-masing. Dan semuanya ingin mendapatkan pelayanan yang terbaik dan memuaskan.
Rumah sakit perlu membangun kepercayaan dan komunikasi terbuka dengan pasien untuk
memahami dan melindungi nilai budaya, psikososial serta nilai spiritual pasien. Hasil
pelayanan pasien akan bertambah baik bila pasien dan keluarga atau mereka yang berhak
mengambil keputusan diikut sertakan dalam keputusan pelayanan dan proses dengan cara
yang sesuai dengan budaya.
Untuk meningkatkan hak pasien di rumah sakit, harus dimulai dengan mendefinisikan
hak tersebut, kemudian mendidik pasien dan staf tentang hak tersebut. Pasien diberi tahu hak
mereka dan bagaimana harus bersikap. Staf dididik untuk mengerti dan menghormati
kepercayaan dan nilai-nilai pasien dan memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan
hormat sehingga menjaga martabat pasien.
BAB II
GAMBARAN UMUM RS BUDI RAHAYU
Tahun 1934
Para Suster Notre Dame Misionaris pertama dari negeri Belanda
datang ke kota Pekalongan dan bekerja di Poliklinik Bendan ( yaitu :
Sr. M. Alfonsia, Sr. M. Reginald, Sr. M. Irma, Sr. M. Godefrida ).
Tahun 1940
Para Suster mendirikan rumah sakit dan Rumah Susteran di Jl. Veteran No.31 Pekalongan
diresmikan sebagai RS Beatrix yang sampai sekarang dikenal sebagai RSUD Kraton.
Tahun 1945
Setelah Negara kita merdeka pengelolaan Rumah Sakit diambil alih/dikelola oleh Kota
Praja Pekalongan.
Tahun 1966
Karena suster memiliki panggilan pelayanan kesehatan sehingga suster membangun Klinik
Bersalin di bawah asuhan Sr. M. Magdalena SND dan kemudian dikenal dengan Klinik
Bersalin Magdalena di Jl. Barito No.5 Pekalongan dan sebagai penanggung jawab adalah
dr. Soenaryo Said.
Tahun 1970
Sr. M. Gaudentia SND melanjutkan tugas Sr. M. Magdalena SND.
Tahun 1972
Melihat perkembangan jaman, di Pekalongan belum ada Rumah Sakit Swasta, Klinik
Bersalin mulai diurus diusahakan menjadi Rumah Sakit dan sebagai penanggung jawab
adalah dr. Joseph Rachmat (Tahun 1973).
Tahun 1975
Tepatnya tanggal 15 Mei mendapat pengakuan perubahan Status Rumah Sakit Bersalin
menjadi RSU Budi Rahayu dengan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
202/P.Kes/I.0/75 dipimpin oleh dr. Sukadis Tirtodarmo.
Tahun 1980
2
Tahun 2011
Peresmian Gedung Baru RSU Budi Rahayu
Tahun 2012
dr Th. A. Sunarto SIP M Kes menjabat direktur RSU Budi Rahayu menggantikan
dr.Yohanes Subroto MPH , periode Januari 2012 - September 2012
Tahun 2012
dr. RA. Priyowidiyanto menjabat direktur RSU Budi Rahayu menggantikan dr. Th. A.
Sunarto.SIP. MKes periode 1 Oktober 2012 s/d sekarang
Rumah Sakit Budi Rahayu Pekalongan merupakan rumah sakit umum milik Yayasan
Santa Maria Pekalongan. Rumah Sakit Budi Rahayu Pekalongan
mempunyai fungsi
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH DAN TUJUAN RUMAH SAKIT BUDI RAHAYU
PRKALONGAN
A. Visi Rumah Sakit Budi Rahayu
Visi Rumah Sakit Budi Rahayu adalah Terwujudnya pelayanan yang penuh
kasih,bermutu dan menghormati martabat manusia sehingga menjadi pilihan masyarakat
Pekalongan dan sekitarnya.
B. Misi Rumah Sakit Budi Rahayu
Misi Rumah Sakit Budi Rahayu adalah:
Menempatkan pasien sebagai sesama yang dilayani dengan ramah dan ikhlas tanpa
membedakan status sosial apapun
E. TUJUAN
Dengan pengelolaan rumah sakit secara profesional menghasilkan jasa pelayanan medis
dan non medis yang dapat memenuhi kepentingan beberapa pihak-pihak antara lain:
Pengguna jasa langsung (pasien dan keluarga)
Pelaksana (Karyawan)
Pengelola (Pimpinan dan Manager)
Pendana
Pembina (Kanwil dan Perhimpunan Profesi)
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT BUDI RAHAYU
Struktur Organisasi Rumah Sakit Budi Rahayu
Rumah Sakit Budi Rahayu dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Wakil
Direktur yang membawahi 3 (tiga) bidang dan 3 (tiga) bagian, ketiga bidang dan bagian
tersebut adalah Bidang Pelayanan Medis, Bidang Penunjang Medis dan Bidang Keperawatan,
serta Bagian Keuangan, Bagian Administrasi dan Bagian Umum. Dalam menjalankan
tugasnya Direktur dibantu oleh beberapa perangkat antara lain Komite Medis, Staf Medis
Fungsional, Komite Keperawatan, Komite Etik dan Hukum, Satuan Pengawas Intern.
Struktur Organisasi Rumah Sakit Budi Rahayu digambarkan sebagai berikut:
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI TIM HAK PASIEN DAN KELUARGA
Struktur Organisasi Tim Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Tim Hak Pasien dan Keluarga (HPK) diketuai oleh seorang dokter yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman di bidang hak pasien dan keluarga dibantu staf yang
menjalankan fungsi pemeliharaan fasilitas dan manajemen HPK. Staf HPK terdiri dari
sekretaris yang menjalankan koordinasi, pengarsipan dan mengevaluasi program HPK,
Penanggung jawab Pelayanan Kerohanian, Penanggung jawab Pendampingan Pasien kritis
dan Manajemen Nyeri, Penanggung jawab Informed Consent, Penanggungjawab Keamanan
Pasien Berisiko dan Barang Milik Pasien. Dalam melaksanakan sosialisasi program kerja di
tiap unit pelayanan dibantu oleh masing-masing penanggungjawab sosialisasi lintas unit yang
terdapat di tiap ruangan.
Struktur Organisasi Tim HPK Rumah Sakit Budi Rahayu sebagai berikut
Ketua HPK
Sekretaris
Penanggung Jawab
Pelayanan Kerohanian,
Pendampingan Pasien Kritis
dan Pelayanan Tahap
Terminal
Penanggung Jawab
Persetujuan Tindakan
Kedokteran
(Informed Consent)
& Penolakan
Tindakan Kedokteran
Penanggung Jawab
Perlindungan
Kebutuhan Privasi,
Pemberian Informasi
Pelayanan
Penyelesaian Keluhan
Penanggung Jawab
Perlindungan Harta
Dan Kekerasan Fisik
Unit unit
.................
............
.............
10
BAB VII
URAIAN JABATAN
1. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
: Ketua HPK
: Terselenggaranya visi, misi dan program Hak Pasien dan Keluarga
(HPK) di rumah sakit secara menyeluruh dan terpadu.
: 1. Memimpin rapat
2. Membuat program HPK bersama dengan penanggung jawab
masing-masing program
3. Memantau pelaksanaan program HPK
4. Membuat standar prosedur operasional (SPO)
5. Memberikan usulan-usulan yang berhubungan dengan HPK
kepada Direktur
6. Melakukan evaluasi program HPK
7. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Direktur yang
Tanggung Jawab
Wewenang
Syarat Jabatan
2. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
: Sekretaris HPK
: 1. Terkelola dan terdokumentasinya seluruh data HPK
2. Terkoordinasinya seluruh program kegiatan HPK
: 1. Membuat undangan rapat dan membuat notulen
2. Mengelola administrasi surat-surat HPK
3. Mencatat data-data yang berhubungan dengan HPK
4. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO)
5. Memberikan
bantuan-bantuan
yang
diperlukan
oleh
11
dengan HPK
: 1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan administrasi HPK
2. Bertanggung jawab kepada ketua tim HPK
1. Koordinasi dengan anggota yang lain dalam hal rapat dan
pelaksaan program tim HPK
Syarat Jabatan
3. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
yang
bertugas
masukan
terhadap
permasalahan
yang
Wewenang
4. Nama Jabatan
Hasil Kerja
Uraian Tugas
masukan
terhadap
permasalahan
yang
koordinasi
terhadap
unit-unit
kerja melalui
Wewenang
Syarat Jabatan
Uraian Tugas
masukan
terhadap
permasalahan
yang
Wewenang
Syarat Jabatan
6. Nama Jabatan
Hasil Kerja
14
Uraian Tugas
masukan
terhadap
permasalahan
yang
Wewenang
Syarat Jabatan
15
BAB IX
TATA LAKSANA TIM HAK PASIEN DAN KELUARGA
Tim Hak pasien dan keluarga mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan membangun kepercayaan, komunikasi terbuka dengan pasien dan keluarga
serta mendukung hak pasien dan keluarga dalam keputusan pelayanan dan proses dengan cara
yang sesuai dengan budaya dan mengutamakan kepuasan serta keselamatan pasien. Tim hak
pasien dan keluarga mempunyai fungsi dalam penyusunan rencana kegiatan di bidang
pelayanan kerohanian, pendampingan pasien kritis, pelayanan tahap terminal, persetujuan dan
penolakan tindakan kedokteran, perlindungan kebutuhan privasi, pemberian informasi
pelayanan, penyelesaian keluhan, perlindungan harta dan kekerasan fisik.
Pembinaan staf rumah sakit tentang hak pasien dan keluarga dilakukan oleh masingmasing tim HPK dengan pengkoordinasian dan pelaksanaan kegiatan dan program.
16
Penyusunan laporan hasil kegiatan dan program dilakukan secara berkala ataupun sewaktu
sesuai dengan kebutuhan.
Dalam menjalankan fungsi tersebut, tim hak pasien dan keluarga dipimpin oleh ketua tim
hak pasien dan keluarga yang dibantu oleh sekretaris dan penanggung jawab tim.
Tata Laksana Tim Hak Pasien dan Keluarga
a) Hak pasien dan keluarga
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pasien berhak menyetujui atau menolak atas saran
yang diberikan. Hak pasien dan keluarga disosialisasikan di semua bidang pelayanan
kesehatan.
b) Pelayanan Kerohanian
Pelayanan kerohanian adalah pelayanan di bidang rohani yang diberikan rumah sakit
kepada setiap pasien yang membutuhkan pendampingan rohani sesuai dengan agama dan
keyakinannya masing-masing, dimana disediakan pemuka agama Katolik, Kristen
protestan, Islam, Hindu, Budha, dan Konghucu yang dapat dihubungi jika diperlukan.
c) Pendampingan pasien kritis
Pasien kritis adalah pasien sakit kritis, tidak stabil, yang memerlukan perawatan intensif ,
dengan bantuan alat-alat ventilasi, monitoring, dan obat-obatan vasoakif kontinyu dan
lain-lain. Pendampingan yang dimaksudkan yaitu pemberian dukungan dari aspek
psikologi, emosional, agama dan budaya pasien terhadap pasien kritis dan keluarganya
dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup.
d) Manajemen rasa nyeri
Nyeri yang dimaksudkan adalah pengalaman yang membuat perasaan tidak enak pada
pasien yang diakibatkan oleh proses penyakit.
e) Informed consent
Informed consent adalah pernyataan persetujuan atau penolakan yang ditandatangani oleh
pasien atau keluarga (jika dianggap pasien tidak mampu membuat keputusan sendiri)
tentang pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Informed consent diberikan setelah
dilakukan sosialisasi tentang hak pasien dan keluarga oleh staf rumah sakit.
f) Keamanan pasien
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik yang tiba-tiba
oleh pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. Tanggung jawab tersebut terutama bagi
bayi, anak-anak, penyandang cacat manula dan lainnya yang tidak mampu melindungi
17
BAB IX
TATA HUBUNGAN KERJA
Instalasi Kamar
Operasi
18
Instalasi Rawat Intensif
Instalasi
Farmasi
Instalasi
Instalasi
Laboratorium
Radiologi
Instalasi
Gizi
Tim HPK
Subbagian Humas &
Urusan
Keamanan
Pelayanan
Pelanggan
Dokter
Tetap
& Tamu
Instalasi Rehabilitasi
Medis
Gambar 9.1 Tata Hubungan Kerja Tim Hak Pasien dan Keluarga
19
Dalam tata hubungan kerja ini Tim HPK dengan unit terkait adalah melakukan kerjasama
dalam hal pelaporan dan keikutsertaan kegiatan HPK dalam hal :
1. Direktur Rumah Sakit
Pelaporan dari Tim HPK tentang program pelayanan kerohanian, pendampingan
pasien kritis dan manajemen nyeri, informed consent, dan keamanan pasien
berisiko dan barang milik pasien.
2. Instalansi Rawat Jalan
a)
b)
c)
Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan
tindakan atau pengobatan medis.
b)
c)
Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan
tindakan atau pengobatan medis.
d)
e)
b)
c)
20
b)
c)
Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan
tindakan atau pengobatan medis.
d)
e)
f)
g)
6. Instalasi Farmasi
Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang manfaat obat yang
diberikan, cara pemakaian, efek samping, dan kontra indikasinya.
7. Instalasi Laboratorium
Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang prosedur pemeriksaan
yang akan diambil, kegunaannya, dan syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan.
8. Instalasi Radiologi
a)
b)
c)
9. Instalasi Gizi
Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang pemberian menu diet
pasien.
10. Instalasi Rawat Inap :
a)
Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan
tindakan atau pengobatan medis.
c)
d)
e)
f)
g)
Penyelenggaraan sosialisasi hak pasien dan keluarga tentang identitas pasien, tipe
kamar yang dipilih dan biayanya, serta fasilitas asuransi yang digunakan.
b)
c)
Pembuatan ketentuan dan prosedur penyimpanan data medis pasien yang bersifat
rahasia.
d)
Pembuatan ketentuan dan prosedur pengambilan data medis pasien sesuai dengan
indikasi tertentu yang telah ditentukan.
b)
c)
b)
Memberi beberapa solusi alternatif terapi pada pasien yang menolak dilakukan
tindakan atau pengobatan medis.
c)
22
b)
c)
b)
Pembuatan ketentuan dan prosedur keamanan pasien berisiko dan barang milik
pasien.
23
BAB X
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil Tim Pendidikan Pasien dan Keluarga
Tabel 10.1 Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
Tim Hak Pasien dan Keluarga RS Budi Rahayu
Nama Jabatan
Ketua HPK
Kualifikasi
Tenaga Yang
Dibutuhkan
1
tahun
Karyawan tetap rumah sakit
menyurat
Diploma III
pengetahuan tentang
pelayanan kerohanian,
pendampingan pasien kritis
pengetahuan tentang
kedokteran
tindakan kedokteran
24
Diploma III
pengetahuan tentang
penyelesaian keluhan
perlindungan kebutuhan
privasi,pemberian informasi
pelayanan dan penyelesaian
keluhan
Memiliki kemampuan
Penanggung jawab perlindungan
pengetahuan tentang
perlindungan harta dan
kekerasan fisik
BAB XI
25
KEGIATAN ORIENTASI
Pengembangan staf tentang hak pasien dan keluarga, termasuk kegiatan orientasi bagi
karyawan baru, merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan pemahaman
terhadap hak pasien dan keluarga
Tabel 11.1 Kegiatan Orientasi Tim Hak Pasien dan Keluarga
Waktu
Orientasi
Materi
tim HPK
Pengenalan
anggota baru
Penanggung
Jawab
Ketua Tim HPK
Visi,
Anggota
baru
tim HPK
keanggotaan
Peserta
Misi,
Pengenalan
Karyawan
RS
keanggotaan
Visi, Misi, motto,
baru
BUDI
RAHAYU
dan
Pedoman HPK
26
BAB XII
PERTEMUAN / RAPAT
Rapat Tim HPK RS Budi Rahayu terdiri dari :
1.
Jam
Tempat
Peserta
Materi
2.
3.
: Setiap Kamis
Jam
Tempat
Peserta
Materi
27
BAB XII
PELAPORAN DAN EVALUASI
1. Pelaporan
a) Pelaporan dilaksanakan oleh masing-masing anggota Tim HPK tentang tugas
dan tanggung jawab masing-masing kepada ketua tim HPK melalui sekretaris
setiap rapat rutin tim HPK.
b) Ketua tim HPK memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Direktur
rumah sakit setiap rapat rutin tim akreditasi rumah sakit.
2. Evaluasi
Untuk mengukur dan memantau keberhasilan program HPK maka dilakukan evaluasi
terhadap keseluruhan program HPK dan identifikasi setiap permasalahan yang
ditemukan untuk tindakan perbaikan.
Evaluasi yang dilakukan adalah:
a) Evaluasi program setiap tahun
b) Evaluasi standar prosedur operasional setiap 3 tahun dan setiap saat apabila
perlu untuk segera dilakukan perbaikan
28