Proses Penuaan Jarinagn Lunak Rongga Mulut

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Proses Penuaan pada Jaringan Periodontal Rongga Mulut

1. Pada Gingiva
a) Epithelium Gingiva.
Penipisan dan penurunan keratinisasi pada epithelium gingiva terjadi
seiring bertambahnya usia. Penemuan-penemuan yang significan tersebut dapat
berisi sebuah peningkatan dalam permeabilitas epithelium pada antigens bacterial,
penurunan resistensi pada trauma fungsional atau keduanya. Perubahan dengan
aging termasuk flattening (pendataran) atau pengumpulan retepeg dan merubah
densitas sel.
Efek aging pada daerah junctional epithelium telah menjadi subjek pada
banyak spekulasi. Migrasi junctional epithelium dari posisinya, sebagai contoh
pada enamel, ke posisi apical lainnya pada permukaan akar dengan disertai resesi
gingiva. Luas dari attached gingiva akan diharapkan berkurang dengan usia, namun
sebaliknya muncul sebagai suatu kebenaran. Migrasi pada junctional epithelium
dipermukaan akar dapat disebabkan oleh erupsi gigi melalui gingiva pada suatu
pertahanan kontak oklusal dengan gigi lawannya (erupsi pasif) sebagai suatu hasil
pada permukaan gigi yang hilang dari atrisi. Resesi gingiva bukan merupakan
proses fisiologi dari aging namun dijelaskan oleh efek kumulatif inflamasi atau
trauma pada periodonsium.
b) Jaringan Ikat Gingiva.
Meningkatnya usia menyebabkan kekasaran serta penebalan pada jaringan
ikat gingival. Perubahan kualitatif dan kuantitatif pada kolagen termasuk
peningkatan rata-rata soluble menjadi insoluble collagen. Meningkatnya mekanis,
kekuatan dan denaturasi suhu. Akibat rtersebut berindikasi pada meningkatnya
stabilisasi kolagen yang disebabkan oleh karena perubahan dalam konformasi
molekuler.
c) Ligamentum Periodontal.
Perubahan pada ligamentum periodontal karena usia tua (penuaan) atau
aging termasuk meningkatnya jumlah fibroblast dan suatu struktur irregular
berlebih membuat perubahan pada jaringan ikat gingiva. Penemuan lain
menyebutkan adanya penurunan produksi matriks organic dan resting cell
epithelium serta meningkatnya jumlah dari sabut elastic. Lebarnya celah akan
menurun apabila gigi tidak berfungsi. Hal ini bisa menyebabkan gigi menjadi
mudah tanggal dan hilang.

d) Cementum.
Penebalan cementum paling sering ditemukan. Peningkatannya bisa 5-10
kali lipat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini terjadi karena adanya deposisi
yang terus berlanjut setelah gigi erupsi. Penebalan terjadi biasanya pada permukaan
apical dan lingual.
2

Proses Penuaan pada Mukosa Mulut.


Pada mukosa terjadi perubahan baik pada struktur, fungsi dan elastisitas
jaringan mukosa mulut. Gambaran klinis jaringan mukosa mulut lansia tidak berbeda
jauh dengan individu muda, tetapi riwayat adanya trauma, penyakit mukosa,
kebiasaan merokok, dan adanya gangguan pada kelenjar ludah dapat mengubh
gambran klinis
Gambaran histologis jaringan mukosa mulut yaitu terjadi penipisan epitel,
penurunan proliferasi seluler, hilangnya lemak dan elastisitas submukosa,
meningkatnya jaringan ikat fibrotik yang disertai perubahan degenerati kolagen.
Penipisan epitel diakibatkan rendahnya kemampuan sel sel epitel untuk memperbaiki
diri. Hal ini berhubungan dengan terganggunya asupan nutrisi pada mukosa.
Pada proses penuaan, penumpukan serat kolagen akan semakin bertambah
pada pembuluh darah. Ini akan berakibat pada hilangnya elastisitas pembuluh darah,
sehingga pembuluh darah akan semakin kaku. Aliran darahpun juga akan terganggu,
sehingga asupan nutrisi untuk sel sel epitel akan memburuk.
Perubahan struktural, tampak mukosa makin pucat, tipis,halus,kering dan
hilangnya stipling. Hilangnya stipling karena behubungan dengan hilangnya keratin
akibat proses penuaan.
Karakteristik penuaan mukosa mulut :
- Terlihat pucat dan kering
- Hilangnya stippling
- Terjadinya Oedema
- Elastisitas jaringan berkurang
- Jaringan mudah mengalami iritasi dan rapuh
- Kemunduran lamina propria
- Epitel mengalami penipisan
- Keratinisasi berkurang
- Vaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi
- Penebalan serabut kolagen pada lamina propia
GINGIVA
Terjadinya penambahan papilla jaringan ikat dan menurunnya keratinisasi
epitel. Keratinisasi epitel gingiva yang menipis dan berkurang terjadi berkaitan

dengan usia. Keadaan ini berarti permeabilitas terhadap antigen bakteri meningkat,
resistensi terhadap trauma fungsional berkurang, atau keduanya. Karena itulah,
perubahan tersebut dapat mempengaruhi hasil perawatan periodontal jangka panjang.
Pergerakkan dent gingival junction ke apical meluas ke Cemento Enamel Junction
Migrasi epitel junction ke arah permukaan akar dapat disebabkan oleh erupsi
gigi melewati gingiva sebagai usaha untuk mengatur kontak oklusal dengan gigi
lawannya (erupsi pasif) akibat hilangnya permukaan gigi karena atrisi. Hal ini
kemudian berkaitan dengan resesi gingiva. Resesi gingiva yang terjadi pada lanjut
usia bukanlah merupakan proses fisiologis yang pasti, namun merupakan akibat
kumulatif dari inflamasi atau trauma yang terjadi pada periodontal (seperti menyikat
gigi yang terlalu keras).

LIDAH
Pada lidah, proses penuaan akan berakibat
berkurangnya tonus lidahh. Hal ini disebabkan
karena serabut serabut otot mulai digantikan oleh
jaringan kolagen dan lemak, sehingga kekuatan dan
kelenturan otot menurun yang nantinya akan mempengaruhi
kemampuan kontraksi pada lidah. Lidah nampak bercelah
dan beralur atau ada pula yang tampak berambut .Varikositas pada ventral lidah
tampak jelas. Manifestasi yang sering terlihat adalah atrofi papil lidah dan terjadinya
fisura-fisura. Sehubungan dengan ini maka terjadi perubahan persepsiterhadap
pengecapan. Akibatnya orang tua sering mengeluh tentang kelainan yang dirasakan
terhadap rasa tertentu misalnya pahit dan asin. Dimensi lidah biasanya membesar dan
akibat kehilangan sebagian besar gigi, lidah besentuhan dengan pipi waktu
mengunyah, menelan dan berbicara.
KELENJAR SALIVA
Pada kelenjar saliva terjadi pengurangan pada produksi saliva. Ini disebabkan
oleh adanya degenerasi sel asini, yaitu sel yang bertugas untuk sekresi saliva. Selain

itu, terjadi penumpukanfibrosa pada sel sel kelenjar saliva. Terganggunya proses
produksi saliva tentunya akan mengganggu proses pengunyahan,penelanan, dan
pencernaan,dapat pula menimbulkan xerostomia . Saliva yang mengandung enzyme
ptyalin tentunya akan mempengaruhi dari proses pemecahan polisakarida pada
makanan. Selain itu, akan mempersulit fungsi bicara,dan menaikkan angka
kemungkinan terjadinya karies gigi.

Sumber :
Amar, Nazrul. 2011. Analisa Perubahan Perubahan pada Mukosa Rongga Mulut Akibat
Proses Menua pada Manula Perempuan Kelompok Umur 45 69 tahun di Medan
Denai (Skripsi). Medan : USU.
Ian E.B ; Angus W. 1995. Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia. Jakarta : EGC.
Walton, Richard E. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia/ Richard E , Walton :
Mahmoud Torabinejad: alih bahasa, Narlina Sumawinata. Ed 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai