Essay For Sustainable

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Sustainability

Sejak dulu pada tahun 1980an, dunia telah menekankan akan pentingnya
pembangunan berkelanjutan , yang dimana menghasilkan 2 konsep utama oleh
World Commission on Environment and Development(WCED) yang disebut
Brundtland Report; pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
membahayakan kemampuan generasi masa mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka (RIddel, 2005:13).
Setelah itu, pada tahun 2000 dunia melalui organisasi PBB(Perserikatan
Bangsa-Bangsa) selain telah menetapkan prioritas utama dunia (MDGs )yaitu
kemakmuran,

pendidikan,

kesejahteraan,

kesehatan,

dan

environmental

sustainability(keberlanjutan lingkungan). Target dari environmental sustainability


mencakup beberapa hal yaitu:
1. Mengintegrasikan

prinsip-prinsip

environmental

sustainability

pada

kebijakan dan program dari Negara-negara dunia.


2. Melestarikan hutan-hutan dan menyeimbangkan antara jumlah hutan dan
3.
4.
5.
6.
7.
8.

permukiman.
Menekan angka jumlah emisi gas CO2.
Mengurangi pemakaian zat perusak ozon.
Mengurangi penangkapan ikan dengan alat-alat tidak ramah lingkungan.
Menyeimbangkan pemakaian air secukupnya.
Menyediakan tempat pelestarian alam.
Mengurangi setengah dari jumlah populasi dunia yang masih
mengkonsumsi air tidak layak minum dan mengurangi jumlah penduduk
yang tergolong hidup di tempat kumuh.

Seiring dengan berakhirnya MDG pada tahun ini, 2015, maka pada tahun ini
telah disepakati gol-gol baru yang disebut SDG, yaitu Sustainable Development
Goals. Target maupun gol dari SDG adalah:
1. Mengakhiri kehidupan rakyat sangat miskin di seluruh dunia.
2. Mengakhiri kelaparan di seluruh dunia dan juga mengembangkan nutrisi
makanan dan mempromosikan pertanian organik.
3. Memastikan kehidupan yang sehat untuk semua umur.
4. Memastikan pendidikan yang setara untuk semua.
5. Kesetaraan hak antara pria dan wanita.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan dari air
dan sanitasi yang diperuntukkan untuk masyarakat.
7. Memastikan akses masyarakat ke penggunaaan energy yang layak dan
terjangkau.

8. Memastikan kota-kota dan permukiman masyarakat di dunia menjadi


aman, sejahtera, dan berkelanjutan.
9. Memastikan pola konsumtif masyarakat yang memiliki sifat berkelanjutan.
10.Memerangi dampak dari iklim global yang tidak menentu dengan cara
mengambil tindakan yang bersifat darurat. Dan lain-lain.
Jika dilihat dari tujuan dan gol-gol dari SDG, maka diketahui bahwa SDG
merupakan kelanjutan dari program MDG. Pada saat sebelum MDG, diketahui
bahwa

pembangunan

telah

dengan

maraknya

berlangsung

tanpa

memperhatikan aspek keberlanjutan. Oleh karena itu, dunia melalui PBB atau
UN(United Nation) telah melancarkan program dan gol untuk menekan angka
kemiskinan dunia dan juga pelestarian alam/ environmental sustainability. Poin
yang menyinggung sustainability, yaitu hanya sekedar mengurangi pemakaian
zat berbahaya dan melestarikan alam lingkungan.Pada tahun ini(2015), program
MDG akan digantikan dengan SDG, yang merupakan kelanjutan dari gol-gol awal
dan menekankan pentingnya penghematan. Hal yang utama dari SDG sendiri
adalah sustainable itu sendiri. Sustainable yang menjadi tujuan utama pengganti
MDG dari banyaknya topik yang ada tentunya dikarenakan oleh banyak masalah
yang berkaitan dengan sustainable. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya isu
sustainable dalam tahun ini dan kedepannya.
Sustainable sendiri memiliki banyak arti yang berbeda-beda. Salah satu arti
yang saya yakin akan kebenarannya adalah arsitektur yang memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kebutuhan dan kemampuan generasi
yang akan datang, dalam memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan itu
berbeda dari satu masyarakat ke masyakarat lainnya, dan dari satu kawasan ke
kawasan lainnya(james steele, sustainable architecture). Jika dilihat secara
makro/ garis besar, sustainable ataupun pembangunan berkelanjutan ternyata
tidak

hanya

umum

dikenal

di

dunia

arsitektur,

melainkan

dapat

diimplementasikan ke berbagai bidang, seperti ekonomi berkelanjutan , sosial


berkelanjutan dan lingkungan berkelanjutan. Hasil dari intervensi sustainable
ke dalam bidang tersebut adalah mampu menciptakan pembangunan yang
meningkatkan kualitas sosial suatu daerah dan mempertahankan karakter asli
suatu karakter, menjaga potensi lingkungan alam, dan juga memberikan peluang
untuk meningkatkan kualitas masyarakat golongan menengah dan kebawah.
Sebenarnya, masalah sustainable, selain merupakan concern utama dunia saat
ini, ternyata telah diakomodasi di UUD Negara Indonesia, yaitu tentang

sustainable development/pembangunan berkelanjutan yang telah diatur dalam


UUD no.26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Akan tetapi, kenyataannya
terutama di konteks lokal, yaitu Kota Medan, Sumatera Utara, pembangunan
maupun rencana penataan sangatlah amburadur dan tidak sesuai dengan
konteks sustainable. Hal tersebut tidak terlepas dari banyaknya pelanggaran
terhadap peraturan-peraturan namun tidak terdapat adanya penegakan hukum
yang jelas. Misalnya pelanggaran terhadap garis GSB, maraknya pembakaran
hutan illegal, perubahan fungsi RTH menjadi tempat komersial, maupun
masyarakat yang sembarangan membuang sampah. Akan tetapi, hal yang paling
utama dalam menerapkan sustainable yang sesungguhnya, yang bukan hanya
kata-kata

semata,

adalah

kesadaran

arsitek,

pemborong,

investor,

dan

masyarakat suatu kawasan sendiri. Padahal, prospek dari sustainable kedepan


tergolong baik dan menjanjikan:
1. Jika dilihat dari sisi pemakaian energi, maka akan mampu menurunkan
pemakaian listrik dengan memaksimalkan penggunaan tenaga matahari
dan pengurangan penggunaan penghawaan buatan(AC).
2. Menjanjikan kehidupan yang bersih, indah dan bersatu dengan alam.
3. Menghemat penggunaan air, sehingga kesejahteraan penduduk dapat
dicapai.
4. Memperbaiki dan mengembangkan kualitas suatu lingkungan, dan juga
mengurangi permukiman yang kumuh.
5. Menghemat dan mengurangi penggunaan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui.
6. Mengurangi beban

kehidupan

masyarakat,

dan

juga

berpeluang

menciptakan lapangan kerja yang baru.

Walaupun

prospek

utama

dari

sustainable

umumnya

lebih

banyak

memberikan dampak positif ke sisi kualitas kehidupan, dan juga dikatakan untuk
kehidupan masa depan yang lebih baik, tetapi hal tersebut tidaklah merugikan
kehidupan sekarang. Tantangan yang dihadapi untuk mencapai sustainable
tidaklah susah dan tidak merugikan, hanya menuntut tiap anggota masyarakat
untuk mengambil bagian dalam melakukan penghematan dan kesadaran
masyakarat sendiri akan pentingnya kualitas kehidupan yang lebih baik, yang
hanya akan memberikan manfaat apabila diterapkan dalam kehidupan seharihari, bukannya hanya sebatas teoritis. Adapun tantangan yang sulit pada

pendapat saya adalah minimnya penguasaan teknologi yang dimiliki oleh


arsitek, khususnya arsitek lokal Kota Medan.
Untuk kalangan arsitek, terdapat berbagai cara dan solusi sederhana dalam
menerapkan sustainable dalam pembangunan, yaitu:
1. Dapat memanfaatkan matahari sebagai pencahayaan alami dengan
maksimal. Indonesia merupakan Negara tropis dengan cahaya matahari
yang berlimpah, tetapi pada kenyataannya masih banyak rumah yang
menggunakan energi listrik yang tinggi pada siang hari.
2. Menggunakan teknik-teknik ventilasi alami, maupun teknik lainnya untuk
mengurangi pemakaian penghawaan udara buatan (AC).
3. Memanfaatkan teknologi menampung hujan dan filterisasi air hujan,
sehingga menjadi air yang layak dipakai.
4. Pada suatu proyek, menyisakan lahan ataupun tempat untuk tanaman
maupun pohon, ataupun cara lainnya untuk mendapatkan udara yang
alami.
5. Menerapkan desain ruang-ruang terbuka, sehingga panas suhu ruangan
menjadi ideal dan mendapatkan pencahayaan maksimal.
6. Memanfaatkan material yang didaur ulang, seperti plastik daur ulang,
kayu, dll.
7. Memanfaatkan material bekas.
8. Memanfaatkan material alami dalam suatu desain. Tubuh manusia akan
merasakan perubahan yang signifikan, antara berlindung di bawah
dedaunan dari pohon yang rindang daripada beton.
9. Memanfaatkan material yang dapat tumbuh dengan cepat, seperti bambu
yang kini telah banyak dipakai.
Langkah-langkah yang telah dipaparkan merupakan keharusan bagi
seorang arsitek untuk menjalaninya. Hal tersebut mengingat keadaan cuaca
sekarang yang tidak menentu dan sumber daya alam yang semakin menipis.
Seperti yang telah disebutkan diatas, perlunya kesadaran diri sendiri dalam
melakukan segala sesuatu, akan tetapi, seorang arsitek seharusnya concern dan
peduli terhadap lingkungan hidupnya dan berani mengatakan tidak terhadap
berbagai godaan yang ada.
Simbiosis jika dilihat dari arti bahasa yunaninya, yang memiliki arti, sym=
dengan, biosis= kehidupan. Jika digabungkan, maka memiliki makna interaksi
antar 2 kehidupan yang hidup berdampingan. Oleh karena itu, kedua hal
tersebut mampu menerima yang lainnya dan membentuk sebuah simbiosis yang

menguntungkan(mutualisme), hal tersebut dilihat dari penerapan arsitektur


berkelanjutan yang saling menguntungkan kepada manusia dan alam.
Menurut pendapat saya, simbiosis yang menjadi dasar dari konsep
rancangan

arsitektur

menguntungkan

berkelanjutan

antara

desain

adalah

berkelanjutan

hubungan
dan

yang

penerapan

erat

dan

teknologi

terbarukan yang mendukung. Desain berkelanjutan merupakan suatu hal yang


menyongsong pembangunan berkelanjutan, seperti arsitektur berkelanjutan.
Hasil dari simbiosis kedua hal tersebut akan menghasilkan sustainable living
ataupun

kehidupan

yang

berkelanjutan,

dimana

dilakukan

pengurangan

penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, mengurangi jumlah biaya


kehidupan, mengurangi karbondioksida, dan mengubah gaya hidup konsumtif
yang didukung dengan teknologi yang baru. Simbiosis ini akan menjaga
keseimbangan alam dan membuat manusia menghargai hubungan simbiosis
antara manusiadan lingkungan. Contoh dari simbiosis ini adalah arsitektur
berkelanjutan yang didukung oleh sosial dan budaya masyarakat sekitar ataupun
bisa juga penerapan ilmu bidang lain yang mendukung perkembangan. Hal ini
akan menghasilkan produk akhir, yaitu lingkungan dan arsitektur yang memiliki
kemampuan sustainability yang menarik bagi masyarakat lokal.
Jika dilihat dari simbiosis pada paragraf diatas, maka diketahu bahwa
pentingnya hubungan antara manusia, lingkungan dan bangunan. Untuk
mengetahui hubungan dari manusia, lingkungan dan bangunan tersebut, maka
terlebih dahulu akan dijabarkan tentang pengertian masing-masing. Setiap
manusia berbeda satu

dengan lainnya,

baik dari segi rohani, jasmani,

kebudayaan, dll, namun manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa
berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Terutama di zaman ini, peran sosial
media merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Lingkungan
mempunyai arti sebagai tempat untuk manusia dan sekitarnya yang dapat
mempengaruhi kualitas kehidupan seorang manusia ataupun masyarakat.
Sedangkan bangunan merupakan tempat manusia melakukan kegiatannya dan
sebagai tempat perlindungan.
Jika dilihat dari hubungan ketiga hal tersebut, maka dapat dikatakan
ketiga elemen tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.manusia
membutuhkan bangunan sebagai tempat berlindung dan juga kerja, tetapi tanpa
didukung oleh lingkungan sekitar yang mendukung akan membuat bangunan
tersebut menjadi sebuah dunia yang terasingkan. Bangunan dengan lingkungan

yang mendukung akan memiliki view yang cantik dan kehidupan sosial yang
sehat. Arsitektur merupakan suatu hal yang menggabungkan ketiga hal tersebut
menjadi satu kesatuan, dengan perancangan yang tepat dari ketiga hal tersebut.
Untuk mempelajari hubungan antara manusia, bangunan dan lingkungan
terhadap sustainable, maka saya akan memaparkan sebuah contoh studi kasus,
yaitu Klong Toey community garden. Ini adalah sebuah proyek terletak di
Thailand, tim ini akan me-redevelop sebuah area kumuh tertua dan terbesar di
Bangkok. Daerah ini diliputi banyak masalah, seperti sanitasi, pendidikan,
kesehatan, pelayanan publik, listrik, tingkat pengangguran tinggi, kekerasan,
kejahatan, maupun masalah narkoba yang marak. Disini terdapat 140ribu
penduduk miskin yang ditelantarkan oleh negaranya sendiri.
Dalam pengerjaan proyek ini, arsitek dibantu mahasiswa lokal untuk
memberikan hidup kembali pada masyarakat dengan membangunan kembali
sebuah komunitas serba-guna. Komunitas klong-toey ini memiliki berbagai fungsi
yang lain selain sebagai tempat hunian warga, yaitu sebagai panggung kesenian,
pusat

komunitas,

ruang

baca,

memiliki

lapangan,

area

pendakian

dan

merupakan tempat perkumpulan komunitas disana. Diharapkan proyek ini akan


menjadi inspirasi dari awal pembangunan berkelanjutan di daerah tersebut.

Tim

arsitek

TYIN

memulai

proyek

dengan

cara

pembangunan

berkelanjutan/ sustainability, yang pertama yaitu social sustainability. Dimana


cara ini dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan
sosial masyarakat, yaitu kemiskinan, air kotor, kekukangan rumah yang layak
maupun polusi. Cara kedua yaitu environmental sustainability. Yaitu cara

berkelanjutan yang digunakan untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan,


seperti masalah banjir, siklus udara, sampah, maupun masalah cahaya.

Solusi tim arsitek dalam mengatasi masalah ini, yaitu melalui proses
identifikasi masalah dan wawacara ataupun berbincang dengan warga sekitar,
yang dimana pada akhirnya menghasilkan sebuah desain. Akan tetapi, dalam
proses desain ini juga dibutuhkan kerja dan keseriusan dari masyarakat untuk
ikut membenahi diri mereka sendiri demi mencapai program pembangunan dan
revitalisasi

yang

nyata

dan

positif.

Pemikiran

ini

bukan

hanya

untuk

pembangunan itu sendiri, melainkan sebagai fungsi konstruktif terhadap


perubahan pola berpikir masyarakat dan sebagai solusi jangka panjang untuk
pembangunan yang berkelanjutan. Bangunan ini memakai material daur ulang
dan berkelanjutan, tanpa adanya pemakaian material yang mahal. Ruang-ruang
yang tersedia mampu dioperasikan tanpa adanya pekerja, dan diperuntukkan
sepenuhnya untuk kepentingan publik.
Menurut pendapat saya, salah satu daerah di Kota Medan yang perlu di renovasi
atau dibangun kembali adalah daerah-daerah kumuh ataupun slums, seperti di
daerah Kampung Aur, medan, kecamatan Medan maimun, kelurahan Aur.
Diharapkan contoh studi kasus diatas, mampu ditiru dan diterapkan dalam
mengembangkan pembangunan berkelanjutan di kota medan.

Anda mungkin juga menyukai