Analisis Masalah
Analisis Masalah
Analisis Masalah
Keadaan spesifik :
Kepala : napas cuping hidung (+)
Toraks : Paru : Inspeksi simetris, retraksi intercostal, subcostal
Palpasi : stem fermitus kiri=kanan (jika ada infiltrat) meningkat
Auskultasi : peningkatan suara nafas vesikuler, ronki basah halus
nyaring, tidak terdengar wheezing
a) Apa interpretasi dari keadaan spesifik diatas?
Keadaan Spesifik :
Kepala : Nafas cuping
hidung (+)
Toraks Paru :
Inspeksi:
simetris,retraksi
intercostal,subcostal
Palpasi: stemfremitus
stemfremitus
Normal
kiri = kanan
Perkusi: redup pada
kiri = kanan
Sonor
adanya
cairan
yang
mengisi
rongga
paru
paru
Auskultasi:
bagian basal.
peningkatan suara
Vesikuler
Ada infeksi yg
menimbulkan
nafas vesikuler,
penyempitan bronkus
wheezing (-)
ronki basah
halus nyaring
wheezing (-)
Normal
Udara melewati cairan
yang berada di rongga
paru
Inspeksi paru
Retraksi
Invasi mikroorganisme ke saluran napas bawah kolonisasi di
mukosa bronkus hingga alveolus hyperemia pelepasan mediator
radang inflamasi peningkatan permeabilitas kapiler paru
perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium sampai
stadium hepatisasi merah terjadi edem antar kapiler dan alveoulus
akibat konsolidasi meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh
oksigen dan karbondioksida yang akan bertukar ditambah paru yang
mengembang tidak efektif
Perkusi
Auskultasi paru
Kesan sakit
Kesadaran
Kesan status gizi
b. Tanda Vital
Tekanan Darah
Pengukuran seperti pada dewasa, tetapi memakai manset khusus untuk
anak, yang ukurannya lebih kecil dari manset dewasa. Besar manset antara
setengah sampai dua per tiga lengan atas. Tekanan darah waktu lahir 60
tahun.untuk anak
3. Aksiler
Termometer ditempelkan di ketiak dengan lengan atas lurus lebih selama
3 menit. Umumnya suhu yang diperoleh 0,5 rendah dari suhu rektal.
c. Data Antropometrik
Berat Badan
Berat badan merupakan parameter yang paling sederhana dan merupakan
indeks untuk status nutrisi sesaat.
Interpretasi :
1. BB/U dipetakan pada kurve berat badan
o BB < sentil ke 10 : defisit
o BB > sentil ke 90 : kelebihan
2. BB/U dibandingkan dengan acuan standar, dinyatakan persentase :
o 80% 120% : gizi baik
o > 120% : gizi lebih
o 60% - 80% : tanpa edema, gizi kurang; dengan edema, gizi buruk
o < 60% : gizi buruk, tanpa edema (marasmus), dengan edema
(kwasiorkhor).
Tinggi Badan
Dinilai dengan :
Krekels kasar
Terdengar selama : ekspirasi. Karakter suara : parau, basah, lemah, kasar, suara
gesekan terpotong.
Penyebab : terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin
akan berubah ketika klien batuk.
2. Wheezing (mengi)
Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari krekels.
Terdengar selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat
ekspirasi.
Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat
sebagian. Dapat dihilangkan dengan batuk.
Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang berhubungan dengan
aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan
Ronchi
disertai
adanya
mucus/secret
pada
bronkus.
Ada
yang high
pitch(menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang
meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada
waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh secret
di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan kasar.
Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada
pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada bronkiekstatis.
Perbedaan ronchi dan mengi.
Mengi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih kecil salurannya, terdengar
bersuara tinggi dan bersiul. Biasanya terdengar jelas pada pasien asma.
Ronchi berasal dari bronki dan bronkiolus yang lebih besar salurannya,
mempunyai suara yang rendah, sonor. Biasanya terdengar jelas pada orang
ngorok.
4. Pleural friction rub
Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan pada pleura
sehingga permukaan pleura menjadi kasar.
Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama :
akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan
dibatukkan. Terdengar sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.
Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas
terdengar pada akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga
dengan keluhan nyeri pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan.
Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru, dan tuberculosis.
TEMPLATE
1. Bagaimana epidemiologi pada kasus di Indonesia?
Di Indonesia, berdasarkan hasil SKRT 2001, angka prevalensi ISPA 2% dari
lima penyakit yang disurvei (ISPA, infeksi saluran nafas kronik, hipertensi,
kulit, dan sendi), dengan prevalensi tinggi pada golongan bayi (39%) dan
balita (42%). ISPA merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan balita
dengan CFR masing-masing (27,6%), dan (22,8%). Angka kematian bayi dan
balita menjadi indikator derajat kesehatan masyarakat.
Prevalensi ISPA di Indonesia berdasarkan Surkesnas (Survei Kesehatan
Nasional) 2001 masih sangat tinggi yaitu 38,7% pada umur dibawah 1 tahun
dan 42,2% umur 1-4 tahun. Cause Specific Death Rate (CSDR) pneumonia
pada anak umur <1 tahun laki-laki 940 per 100.000 penduduk dan perempuan
652 per 100.000 penduduk, pada anak umur 1-4 tahun laki-laki 44 per 100.000
penduduk dan perempuan 40 per 100.000 penduduk. Proporsi kematian balita
akibat ISPA 28% artinya dari 100 balita yang meninggal 28 disebabkan oleh
penyakit ISPA.
2. Apa saja faktor resiko pada kasus?
- Faktor anak
Umur
Jenis kelamin
Riwayat bayi berat lahir rendah (BBLR)
Pemberian ASI
Status gizi
Status imunisasi
Defisiensi vitamin A
Pemberian makanan terlalu dini
Faktor lingkungan