Theory Rosemarie Rizzo Parse

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada
keperawatan,

dalam

ilmu

perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti

perkembangan ilmu lain. Hal ini dikarenakan ilmu keperawatan merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan jaman.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan
teori dan model konseptual keperawatan merupakan bagian penting dalam
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan
pendekatan proses keperawatan. Perapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas
asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan
berkembang bila didukung

oleh teori dan model keperawatan

serta

pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek


keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang
dilakukan tersebut bentuk penyelesaian masalah keperawatan dapat terarah dan
terencana dengan baik, dimana dalam asuhan keperawatan terdapat beberapa
tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan, implimentasi
tindakan, dan evaluasi.
Perkembangan teori keperawatan perlu didukung oleh teori keperawatan.
Banyak teori yang telah diperkenalkan oleh para ahli bidang keperawatan. Salah
satu ahli bidang keperawatan yang mengembangkan teori keperawatan adalah
Rosemari Rizzo Parse.Rosemarie mengemukakan adanya teori Human
Becoming. Human becoming merupakan human science dasar. Teori ini
berfokus pada pengalaman manusia. Inti dari teori ini adalah manusia dalam

proses mutualisme dengan alam, memiliki arti multidimensional, bebas memilih


hal-hal yang akan datang dan bergerak maju dalam setiap momen dengan
harapan dan impian. Berdasarkan hal tersebut maka dalam makalah ini akan
dibahas tentang human becomings theory secara lebih rinci
B. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memahami hal-hal yang berkaitan
dengan teori human becoming.

1. Untuk mengetahui sejarah dari Rosemarie Rizzo Parse.


2. Untuk mengetahui paradigma keperawatan Rosemarie Rizzo Parse.
3. Untuk mengetahui Teori human becoming yang dikembangkan Rosemarie
Rizzo Parse
4. Untuk mengetahui asumsi dasar dari Rosemarie Rizzo Parse
5. Untuk mengetahui aplikasi theory Rosemarie Rizzo Parse

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. SEJARAH TEORI
Rosemarie Rizzo Parse lulus dari Duquesne University di Pittsburgh, dan
meraih Master dan gelar Doktor dari University of Pittsburgh. Antara 1983 dan
1993, beliau adalah seorang profesor dan koordinator Pusat Penelitian
Keperawatan di Universitas Hunter College Kota New York. Dia juga seorang
profesor dan Ketua Niehoff di Loyola University di Chicago dari 1993 sampai
2006. Dimulai pada Januari 2007, ia telah bekerja sebagai konsultan dan sarjana
tamu di Universitas New York College of Nursing. Parse adalah pendiri dan
editor saat Triwulanan Ilmu Keperawatan, dan sebagai presiden dari Discovery
International, Inc. Dia juga merupakan Fellow aktif dalam American Academy
of Keperawatan. Sepanjang karirnya, Parse telah menerbitkan sembilan buku
dan lebih dari 100 artikel dan editorial tentang bidang keperawatan.
Penghargaannya termasuk dua Penghargaan Lifetime Achievement diberikan
dari Society Riset Keperawatan Midwest dan Asosiasi Amerika Asia Pasifik
Kepulauan Perawat. Perhimpunan Cendekiawan Rogerian memberinya Martha
Rogers E. Penghargaan Emas Slinky. Kemudian, pada tahun 2008, ia menerima
New York Times Pendidik Perawat of the Year Award.
B. Paradigma Keperawatan Menurut Rosemarie R. Parse
1. Manusia
Manusia merupakan kompanen terbuka, unik

dan berbeda dari

komponen yang lain secara terpisah. Parse memandang konsep manusia


universal dan kesehatan sebagai suatu kesatuan. Parse mengatakan bahwa
walaupun tiap hal ini dideskripsikan secara terpisah tetapi mereka
berhubungan dalam suatu proses. Manusia mempengaruhi dan dipengaruhi
orang lain. Manusia menjadi tau dan mengerti saat mereka bekerja dengan
alam melalui orang lain dengan ide-ide, sejarah, budaya dan harapanharapan

2. Lingkungan

Lingkungan dipandang sebagai pemberi stimulus dalam proses timbal


balik dalam hubungan dengan manusia.
3. Kesehatan
Kesehatan dipandang sebagai proses yang berubah secara terus
menerus untuk menjadi tetap sehat. Kesehatan manusia berhubugan erat
dengan bagaimana perilaku dalam hidupnya mengembangkan powering,
originating, dan transforming.
4. Keperawatan
Keperawatan dilihat sebagai komponen yang harus ada (dihadirkan)
untuk dapat memfasilitasi proses menjadi sehat dari setiap komponen
yang lain. menulis secara luas tentang keyakinan mengenai keperawatan
sebagai ilmu pengetahuan dasar selama lebih dari 30 tahun. Parse telah
mengembangkan

keyakinannya

bahwa

keperawatan

adalah

ilmu

pengetahuan dasar dan bahwa perawat memerlukan teori yang berbeda dari
disiplin ilmu lain
C. TINJAUAN TEORI MODEL KONSEPTUAL ROSEMARIE R. PARSE
Human Becoming Theory dalam keperawatan dihadirkan oleh Rosemary
R Parse sebagai alternatif dalam pendekatan biomedis dan bio-psycho-socialspiritual. Pada tahun 1992 Human Becoming Theory di popularkan teori ini
berasal dari Man-living-health theory pada tahun 1981. Teori ini dikembangkan
berdasarkan teori keperawatan tradisional mengacu pada teori pakar keperawatan
Eropa yaitu dari Heidegger, Sartre, Merleau-Ponty, dan Gadamer yang bekerja
sama dengan pakar keperawatan dari Amerika Martha Rogers.
3 prinsip pada teori Human Becoming. Setiap prinsip berisi 3 konsep
yang diperlukan untuk mengeksplorasi pengertian yang lebih mendalam tentang
theory human becoming.
Teori ini terdiri dari 3 bagian besar yaitu: structuring, cocreating
rhythmical pattern, and cotranscendence (Parse, 1998). Penjelasan dari 3 bagian
besar teori Parse adalah:

Prinsip 1 : Structuring

Tujuan prinsip utama adalah struktur manusia, atau pilihan maksudnya,


mereka bekerja sama dalam menciptakan sesuatu yang nyata melalui ekspresi
diri dalam hidup berdasarkan nilai-nilai mereka dari jalan/cara yang dipilih.
Structuring Meaning merupakan prinsip pertama teori, " Structuring ini
memiliki 3 konsep, yaitu : languaging, valuing dan imaging.
a. Imaging
Pandangan individu terhadap realita. Maksudnya adalah bentuk
pengetahuan personal secara eksplisit dan implisit. Bagi Parse manusia
memiliki sifat rasa ingin tahu dan mencari jawaban atau menduganya. Jawaban
dari pertanyaan muncul dari penggalian manusia terhadap realita dan
pandangannya. Imaging adalah intepretasi personal dari arti, kemungkinan dan
konsekuensi. Perawat tidak dapat mengetahui imaging secara lengkap tetapi
perawat mampu mengungkap, menghormati, dan memberi kesaksian sebagai
pertahanan manusia dengan proses membentuk, mencari, mengintegrasi,
menolak dan mengintepretasi
b. Valuing
Valuing adalah konsep kedua dari konsep

pertama, konsep ini

menceritakan bagaimana seseorang menegaskan dan tidak menegaskan


kepercayaan dalam perspektif personal atau pandangan dunia. Manusia
menegaskan secara berkelanjutan tidak menegaskan pada pilihan pada
pilihan yang mereka buat tentang bagaimana manusia berpikir, betindak dan
merasakan dan pilihan mereka mungkin menjadi menetap sebagai pilihan
utama dan mereka mungkin berbeda secara radikal dan mencari perpindahan
nilai.
c. Languaging
Languaging adalah konsep hubungan simbol menjadi manusia dan
mengekspresikan pandangan nyata mereka dan prioritas nilai. Languaging
adalah terlihat ketika sesorang berbicara dan megingat dengan tak bersuara dan
ketika berpindah masih mengingat. Languaging bersifat multidimensi ketika
ketika gambaran seseorang dalam suatu situasi mereka yang sudah pernah
alami atau dalam situasi yang hanya kemugkinan. Ketika Languaging terlihat
oleh orang lain, maka dapat menjadi pola bahwa mereka akan sharing yang
dianggap orang terdekat. Anggota keluarga dan teman-teman dekat sering
menjadi pola untuk berbagi, seperti berbicara, bergerak/berpindah, dan

ketenangan(Parse, 1981, 1998). Manusia memperlihatkan sesuatu tentang


dirinya ketika mereka berbahasa, bahkan ketika mereka diam dan masih
mengingatnya. Perawat dapat menyaksikan beberapa bahasa dimana manusia
tersebut memperlihatkan, tetapi mereka tidak mampu mengetahui arti dari
bahasa tersebut. Untuk mengerti bahasa, perawat harus bertanya kepada orang
tersebut apa maksud dari kata-kata, tindakan dan gerak-gerik tersebut. Sesuatu
yang mungkin terjadi ketika seseorang belum mengetahui maksud dari bahasa
mereka, dimana perawat menghormati proses yang sedang berjalan untuk
mengerti maksud dari situasi tersebut. Jelaslah bahwa untuk mengerti itu
membutuhkan waktu, dan manusia tahu kapan untk menjelaskan arti yang
sesuai pada saat itu.
Prinsip 2 : Cocreating
Prinsip yang kedua dari Human becomig adalah menciptakan pola yang
ritmik yang berhubungan dengan kehidupan dimana saling berlawanan yaitu :
mengutarakan-menyembunyikan, tidak ada batasan terbatas, serta berhubugan
terpisah (Parse, 1981, p. 41). Maksud dari prinsip ini adalah kehidupan
manusia menciptakan pola-pola dari hari ke hari dan pola-pola tersebut
memberitahukan tentang arti dan nilai secara personal. Dalam pola yang saling
berhubungan manusia menciptakan, banyak kebebasan dan pembatasan pada
pilihan; semua pola terlibat dalam ikatan yang komplek dan tidak terikat dengan
manusia, pikiran dan pilhan. Prinsip kedua ini memiliki 3 konsep yaitu : (1)
mengutarakan-menyembunyikan, (2) tidak ada batasan terbatas, serta (3)
berhubungan terpisah.
a. Revealing-Concealing (Mengutarakan-Menyembunyikan)
Mengutarakan-membunyikan

adalah

cara

seseorang

untuk

memperlihatkan dan sembunyi, sekaligus, untuk menjadi manusia (Parse,


1981, 1998). Juga selalu digunakan lebih untuk menceritakan dan lebih
mengenal tentang diri sendiri dan orang lain. Parse mengidentifikasi
dugaan/pikiran adalah mystery sebagai central untuk mengerti konsep sesutu
yang berlawanan. ini adalah sangat misterius bagaimana seseorang memilih
untuk memberi dan menyembunyikan suatu pesan tentang siapa mereka, apa
yang mereka pikirkan dan ketahui. Kadang-kadang manusia mengetahui apa

yang ingin dikatakan dan mereka menyalurkannya dengan begitu jelas dan,
kadang-kadang, manusia memiliki hal yang mengejutkan diri merka sendiri
dengan kata-kata yang mereka lontarkan. Beberpa lapisan dari kenyataan dan
pengalaman mengingatkan untuk disembunyikan. Manusia juga sembunyiutarakan berbeda dalam segala situasi dan berbeda oarang. Selanjutnya, pola
dari sembunyi-utarakan diciptakan dan

dengan baik sekali hadir dalam

kehidupan dan saling bersama-sama berproses.


b. Enabling-Limiting (Memungkinkan-Terbatas)
Memungkinkan terbatas melambangkan dari kebebasan dan
kesempatan dari sesuatu yang sifatnya membatasi dan penuh dengan rintangan
dari kehidupan sehari-hari. Setiap pilihan, bahkan yang telah dibuat merupakan
cerminan, kesempatan dan pembatasan yang muncul ke permukaan. Tidak
mungkin untuk mengetahui semua konsekuen/tindakan diberikan pilihan, oleh
karena itu, manusia membuat keputusan ditengah-tengah antara kenyataan dan
ambigu. Setiap pilihan adalah penuh dengan kemungkinan antara kesempatan
dan pembatasan. Dalam praktek sehari-hari ketika pasien dan keluarganya
berkata Ini adalah hal yang terburuk dan dapat terjadi pada anggota keluarga
kita, tetapi ini membantu kami untuk

menemukan beberapa jalan.

Kemungkinan keterbatasan adalah tentang memilih dari kemungkinan dan


hidup dengan konsekuen

pada pilihan yang telah dipilih. Perawat dapat

membantu untuk oranglain seperti merenungkan pilihan dan antisipasi dari


konsekuen pada pilihanyang sulit.
c. Connecting-Separating (Berhubungan-Terpisah)
Konsep ketiga adalah berhubungan dan terpisah. Konsep ini memiliki
lapisan dari arti yang saling bertentangan. Konsep ini berhubungan dengan
bagaimana manusia menciptakan pola dari yang berhubungan dan terpisah
antara manusia dan

proyek. Pola ini menciptakan nilai prioritas yang

diungkapkan. Saling berhubungan dan terpisah ini adalah tentang komunitaskesendirian dan orang yang terpisah dari perkumpulan untuk bergabung
bersama. Berhungan-terpisah juga menjelaskan antara 2 orang dapat lebih
dekat dan belum terpisahkan antara 2. Kadang-kadang terhubungkan ketika
orang terpisah karena seseorang dapat menghuni/ mendiami dengan kehadiran
seseorang dengan kedekatan yang besar, terutama ketika berduka untuk orang
lain. (Burnes, 200a; Cody, 1995b; Pilkington, 1993). Nurses belajar mengenai

pola

seseorang

dari

terhubung-terpisah

dengan

menanyakan

tentang

pentingnya arti suatu hubungan dan proyek.


PRINSIP 3 : COTRANSCENDING
Cotranscending merupakan tema ketiga dari teori menjadi manusia.
"Cotranscending with the possibles adalah cara-cara unik yang berasal dalam
proses transformasi" (Parse, 1981). Makna dari prinsip ini adalah bahwa
dengan orang-orang selalu terlibat dan memilih kemungkinan yang tidak
terbatas tentang bagaimana menjadi, sikap apa atau pendekatan untuk
memiliki, untuk berhubungan dengan siapa, minat apa atau keprihatinan untuk
diganggu. Pilihan mencerminkan cara orang bergerak dan berubah dalam
proses menjadi. Tiga konsep prinsip ini adalah sebagai berikut: (1) powering,
(2) originating, dan (3) transforming
a.

Powering

Powering adalah sebuah konsep yang menyampaikan makna tentang


kehidupan dan perjuangan dan kemauan untuk terus berjuang meskipun
menemui

kesulitan dan ancaman.

Parse (1981, 1998) menggambarkan

powering sebagai proses mendorong - menolak yang selalu terjadi dan yang
menegaskan keberadaan kita dalam kemungkinan ketidakberadaan. Orang
secara

terus-menerus terlibat dan ketidakberadaan. Ketidakberadaan/

nonbeing

adalah tentang hilang dan risiko kematian dan penolakan.

Powering adalah gaya yang diberikan, yang mendorong untuk bertindak dan
kemungkinan hidup dengan tujuan di tengah untuk menegaskan dan
memegang apa yang disayangi, sementara secara bersamaan hidup dengan
kehilangan dan ancaman ketidakberadaan/ nonbeing. Selalu ada perlawanan
dengan kekuatan mendorong powering, karena orang-orang yang hidup
dengan orang lain yang juga menghadapi terhadap berbagai kemungkinan.
konflik, menurut Parse (1981, 1998), menyajikan peluang untuk memperjelas
arti dan nilai-nilai dan perawat dapat meningkatkan proses ini dengan cara
menghadirkan orang-orang yang mengeksplorasi masalah, konflik, dan
pilihan
b. Originating

Originating adalah konsep tentang keunikan manusia dan memegang


dua paradoks berikut: (1) sesuai-tidak sesuai dan (2) kepastian-ketidakpastian
Orang berjuang untuk menjadi seperti orang lain, namun mereka juga
berusaha untuk menjadi unik. Pilihan tentang originating terjadi dengan
realitas kepastian-ketidakpastian. Tidak mungkin mengetahui semua yang
mungkin datang dari memilih untuk menjadi berbeda atau dari memilih untuk
menjadi seperti orang lain. Untuk beberapa, ada bahaya yang lebih besar
untuk menjadi terlalu banyak seperti yang lain, beberapa orang mungkin
mengatakan bahaya yang lebih besar untuk menjadi berbeda. Setiap orang
mendefinisikan dan hidup dalam pandangan dunia dan nilai-nilai mereka.
Originating dan menciptakan lagi adalah pola yang berdampingan dengan
keteguhan dan kesesuaian (Parse, 1981, 1998). Pola originating kerajinan
manusia yang unik ketika kemungkinan mereka terlibat kehidupan seharihari. Perawat saksi originating bersama orang-orang yang sedang dalam
proses memilih bagaimana mereka akan dengan mengubah pola kesehatan.
c. Transforming
Transforming, konsep ketiga dari prinsip ketiga, adalah tentang
perubahan yang disengaja dan pergeseran pandangan bahwa orang-orang
memiliki

tentang

hidup

mereka.

Orang

selalu

berjuang

untuk

mengintegrasikan yang tidak biasa dengan yang biasa terjadi dalam


keseharian kehidupan mereka. Ketika penemuan-penemuan yang baru dibuat,
orang mengubah

pemahaman mereka, kadang-kadang, pola hidup dan

pandangan dunia dapat bergeser dari wawasan misteri dan situasi yang sering
terjadi dalam kehidupan mereka. Transformasi adalah perubahan yang
berkelanjutan dengan karakteristik mutual process dan kecerdikan manusia
sebagai orang-orang yang menemukan cara untuk mengubah arah harapan
dan impian mereka (Parse, 1981, 1998). Perawat, dengan cara mereka hadir
dengan orang lain, membantu atau menghalangi upaya orang untuk
mengklarifikasi harapan, impian, dan arah yang diinginkan mereka.

D. ASUMSI DASAR

10

Parse (1998) mensintesis prinsip, dogma, dan konsep dari Rogers,


Heidegger, Merleau-Ponty, dan Sartre, bahwa dalam kreasi asumsi-asumsi
tentang manusia dan prosesnya, mendorong pandangan perawat yang berakar
dari ilmu manusia. Masing-masing asumsi sangat unik dan mewakili dari 3
postulat dan konsep yang diturunkan dari Rogers dan dari penomena yang
ada. Ini menggarisbawahi hanya bagaimana teori Parse secara halus sebagai
sumber yang mendorong perkembangan pemikiran tentang sekolah proses
menjadi manusia. Parse menggambarkan pada teori-teori lain untuk
membangun dasar yang kuat tentang ilmu keperawatan. Pada dasarnya,
asumsi-asumsi ini mendorong teori proses manusia yang berfokus pada
keyakinan dan bagaimana manusia terjadi dan juga dari segi kesehatan. Parse
tidak memisahkan secara spesifik asumsinya tentang alam semesta karena dia
yakin bahwa alam semesta adalah multidimensi dan proses yang saling
menguntungkan pada manusia dan juga tidak dapat dipisahkan dari manusia.
Kejadian ini membuktikan bahwa asumsi tentang manusia dan prosesnya
adalah sebagai berikut :
1. Manusia adalah ada selama pola secara teratur dari pembentukan (proses)
alam semesta (keberadaan, pembentukan, dan pola).
2. Manusia adalah mahluk terbuka, menentukan makna situasi secara bebas,
bertanggung jawab untuk keputusan (situasi bebas, terbuka, dan energi).
3. Manusia adalah unit terkecil, terjadi pola hubungan yang teratur (energi,
pola, dan pembentukkan).
4. Manusia adalah mempunyai cakupan yang luas (melihat lebih jauh) secara
multidimensi terhadap berbagai kemungkinan-kemungkinan (terbuka,
pandimensional, dan situasi yang bebas).
5. Menjadi unit terkecil dari kehidupan kesehatan manusia (terbuka, situasi
bebas dan pembentukkan).
6. Menjadi bagian proses pembentukkan manusia-alam semesta secara terarur
(pola pembentukan dan pandimensional).
7. Menjadi adalah pola yang terbentuk dari prioritas nilai dari hubungan (siatusi
bebas, pola, dan keterbukaan).
8. Menjadi adalah proses dalam diri terhadap berbagai kemungkinan
(keterbukaan, situasi bebas, dan keberadaan).

11

9. Menjadi adalah proses menjadi manusia sebagai suatu unit (keberadaan,


energi, dan pandimensional).
Parse (1998) mensintesis 9 asumsi dasar tentang manusia dan prosesnya
menjadi 3 asumsi dasar, yaitu :
1. Proses menjadi manusia adalah pilihan setiap individu secara bebas terhadap
makna akan suatu situasi dalam proses nilai kehidupan manusia.
2. Proses manusia menjadi adalah pola yang diciptakan secara teratur dalam
hubungan proses menguntungkan antara manusia dan alam semesta.
3. Proses menjadi manusia adalah proses multidimensi yang menggabungkan
berbagai kemungkinan-kemungkinan.
Tiga tema diatas dihubungkan dengan teori proses pembentukan manusia
menjadi kemaknaan, keteraturan, dan melihat lebih jauh (Parse, 1998).
Kemaknaan lahir dari pesan yang manusia terima dan berikan pada orang lain
dalam percakapan, bertingkah laku, dan diam. Kemaknaan diindkasikan pada
kemaknaan terhadap sesuatu atau kemaknaan yang dipilih oleh individu. Diluar
individu tidak dapat memutuskan kemaknaan dari sesuatu untuk orang lain.
Perawat tidak dapat mengetahui bahwa ini akan berarti bagi keluarga bila
mendengar berita penyakit yang tidak disangka-sangka atau perubahan
kesehatan sampai keluarga belajar bahwa kemaknaan itu timbul dari pandangan
keluarga itu sendiri. Terkadan orang tidakk tahu kemaknaan terhadap sesuatu
sampai kemaknaan itu tergali dan diujikan. Kemaknaan seseorang dapat
bertukar pikiran dengan yang lainnya dengan mengemukakan pandangan,
perhatian, harapan, dan impiannya. Mengacu pada Parse (1998), adanya
kemaknaan untuk memberikan petunjuk terhadap proses manusia dan alam
semesta, kemaknaan dihubungkan dengan kejadian keseharian sebagai makna
atau tujuan hidup seseorang.
Keteraturan adalah tentang pola, kebalikan, dan kemungkinan. Parse
(1998) mendorong bahwa kehidupan manusia adalah pola tidak dapat diulang
kembali dan pola ini berubah secara teratur bila manusia terintegrasi dengan
pengalaman dan ide-ide baru. Pengalaman hidup adalah kontradiksi, dari
pandangan Parse, dan mengacu pada Mitchell (1993) kontradiksi kehidupan
adalah pengalaman kontradiksi dari kebalikan. Parse mengatakan manusia

12

dikumpulkan dengan pola yang unik antara kemaknaan konsistensi dan


perubahan.

Perubahan

pada

pola

manusia

terjadi

ketika

mereka

mengintegrasikan prioritas baru, ide baru, dan impian baru dan mereka
menunjukkan pola yang konsisten untuk melanjutkan kehidupan mereka.
Kemampuan melihat lebih jauh adalah asumsi dasar ketiga dalam proses
menjadi manusia. Ini adalah tentang perubahan dan kemungkinan, terlalu
banyak kemungkinan dalam proses menjadi manusia ini. Kemungkinan
meningkat dengan proses manusia dan alam semesta sebagai pilihan dari
manusia untuk memilih jalannya sendiri (Parse, 1998). Untuk mempercayai satu
hal atau lainnya, untuk melihat pada satu petunjuk atau yang lainnya, untuk
menjadi kuat atau menghindar/pergi, untuk bertahan atau mundur, untuk
harapan dan keputusasaan, semuanya adalah pilihan dalam kehidupan.
Pertimbangan dan dan pemilihan dari berbagai pilihan ini adalah kemampuan
melihat lebih jauh terhadap berbagai kemungkinan.
E. KEPERAWATAN
Konsisten terhadap keyakinannya, Parse tidak menggambarkan atau
menuliskan tentang keperawatan sebagai konsep dalam disiplinnya dengan
metaparadigma keperawatannya. Meskipun begitu, Parse menuliskan keyakinan
dan perhatiannya secara luas terhadap keperawatan sebagai ilmu dasar. Parse
(2000) menulis bahwa ini adalah harapan dari banyak perawat bahwa perawat
sebagai disiplin akan menikmati memiliki berbagai dasar ilmu pengetahuan
yang unik dan profesi yang berbeda dari medis (pengobatan), orang-orang akan
melihat secara aktual bahwa perawat untuk pelayanan keperawatan, bukan
diagnosa medis. Manusia dan phenomenilogical eksistensial-pikir. Dengan
intuisi, Parse secara metodis diperoleh asumsi, konsep, prinsip, dan praktik dan
metodologi penelitian menjadi manusia sekolah pemikiran.

13

F. Penerimaan oleh Masyarakat keperawatan


Praktek
Para pengikut bibliography menunjukkan dalam lingkup luas dari penerimaan
oleh komunitas perawat. Yang kuat dan kelompok berpengaruh sarjana perawat
adalah menjadi manusia maju dalam praktek, penelitian, dan pendidikan. Teori
menginformasikan perawat yang bekerja dengan orang tua dan anak-anak. Teori
praktek panduan bagi perawat yang bekerja dengan orang tua dan anak-anak.
Teori praktek panduan bagi perawat yang bekerja dengan keluarga dengan orangorang dalam pengaturan rumah sakit, klinik, dan pengaturan masyarakat. Seorang
kesehatan berbasis masyarakat model tindakan, misalnya, telah dikembangkan
dan mendapat dukungan dari masyarakat setempat dan lembaga pendanaan
lainnya (Crane, Josephson & Letcher, 1999). Teori menjadi manusia juga telah
membantu untuk menghasilkan kontroversi dan dialog ilmiah tentang perawat
seperti pada discipkine berkembang dan berbeda ilmu pengetahuan manusia.
Menariknya, teori menjadi manusia menyediakan seperangkat keyakinan yang
dapat hidup oleh perawat yang telah oppertion apakah teori atau tidak bekerja
dalam pengaturan tertentu. Teori telah tinggal oleh perawat dalam teater bedah,
di paroki-paroki, di tempat penampungan, di rumah sakit perawatan akut, dan
dalam jangka panjang lainnya dan pengaturan masyarakat. Pertanyaan yang lebih
penting bagi perawat mungkin: pengaturan apa yang secara konsisten
memberikan kesempatan bagi perawat untuk memiliki hubungan sedikit pun
orang-orang dan keluarga?
G. Pendidikan
Sekolah menjadi manusia pemikiran dan asumsi-asumsi filosofis dan teoritis
keyakinan ditentukan oleh Parse telah membantu bahan bakar banyak dialog dan
perbandingan ilmiah tentang hasil dalam praktek, penelitian, dan pendidikan
ketika teori yang berbeda panduan kegiatan profesional. Dalam Ilmu
Keperawatan Quartelyand jurnal lain, perawat onformed oleh teori menjadi
manusia telah memajukan dialog dan perdebatan tentang peranan teori dalam
praktik keperawatan. Keterbatasan dan kontribusi dari model medis, etika
keperawatan diagnosa dan hubungan perawat-orang, paternalisme dan
perawatan kesehatan, yang knowlage praktik keperawatan lanjut, isu-isu
paradigmatis keperawatan, keterbatasan bukti berbasis perawatan, kemungkinan

14

dan politik ilmu pengetahuan manusia, kebebasan dan pilihan, fokus dari
perawatan berbasis masyarakat, sifat thruth, kepemimpinan dan teori
keperawatan,

dan

lingkup

keliru

mengambil

keperawatan.

Guru di bidang akademik dan pengaturan praktik telah memberikan kontribusi


pemahaman baru dan proses baru belajar mengajar, dan Parse "teori s telah
digunakan

sebagai

model

untuk

explicating

pro

dan

kontra

dari

teleapprenticeship (Norris, 2002). Menjadi manusia pemikiran menyusui juga


memberi

kuliah

schoolamenyusui.

di

tingkat

Dalam

sarjana

teks,

dan

pascasarjana

Man-hidup-Kesehatan:

dalam
Sebuah

banyak
teori

Keperawatan, Parse (1981) disajikan contoh master keperawatan kurikulum


yang memasukkan asumsi, prinsip, konsep, dan struktur teoretis teori menjadi
manusia. Dia diuraikan proses ini berbasis kurikulum secara detail, termasuk
deskripsi dan tentu saja sequencing. Rencana kurikulum diperbarui pada teks
tahun 1998, menjadi manusia aliran pemikiran: sebuah Perspektif untuk Perawat
dan Ahli kesehatan lainnya, di mana sebuah program diuraikan Parse filsafat dan
tujuan, kerangka kerja konseptual dengan tema untuk kurikulum, indikator
program, budaya saja konten , dan proses evaluasi dan menyediakan sampel
rencana kurikulum konsisten dengan menjadi manusia.

15

Gambar 2.1 Hubungan antara prinsip, konsep dan strutur human


becomings theory

16

BAB III
APLIKASI NURSING THEORY HUMAN BECOMING
KASUS
Ny. A usia 45 tahun, di rawat diruang bangsal bedah RSU Dr. H.Abdul
Moelek didiagnosis Ca. Ovarium dan akan dilakukan BSO (Bilateral Salfingo,
Oofarektomy) totalis. Ny. A mempunyai suami Tn.B usia 50 tahun dan 2 orang anak
yang telah remaja. Ny.A diminta untuk menandatangani informed consent setelah
diberikan

penjelasan

oleh

dokter

tetapi

Ny.

selalu

menunda

untuk

menandatanganinya dengan alasan yang tidak jelas. Perawat melihat ada keraguraguan pada wajah Ny. A Saat dilakukan rounde keperawatan perawat melihat Ny. A
berkomunikasi secara serius dengan pasien lain Ny. M post kuretase menggunakan
bahasa yang tidak dimengerti oleh perawat. Ny. A mengungkapkan pada Ny. M jika
ia menerima untuk dilakukan BSO, ia takut perannya sebagai istri akan terganggu
dan akan mempengaruhi perannya sebagai ibu bagi anak-anaknya juga dilain pihak
tindakan ini merupakan satu-satunya jalan keluar terhadap permasalahan yang ada
pada dirinya. Perawat dengan sabar menunggu Ny. A untuk mengungkapkan
permasalahannya sehingga dia dapat memberi keputusan dengan menandatangani
informed consent, karena perawat tahu ini merupakan keputusan yang berat yang
harus dijalani oleh Ny. A dimana ia harus kehilangan semua alat reproduksinya. Jika
Ny. A tidak dapat beradaptasi maka ia akan mengalami stress. Untuk menangani
kemungkinan yang terjadi pada Ny. A perawat sudah mempunyai strategi untuk
mngikutsertakan Tn. B untuk mensupport Ny. A karena perawat mempunyai
pandangan bahwa orang terdekatlah yang bisa mengerti kepribadian seseorang.
Untuk itu sambil menunggu Ny. A menandatangani informed consent

perawat

melakukan penjelasan terlebih dahulu kepada Tn. B bagaimana menghadapi Ny. A


bila muncul tanda-tanda dampak dari tindakan BSO tersebut dan perawat juga
mempersiapkan keluarga untuk dapat menerima perubahan kondisi Ny. A.

1
6

17

A
C

Keterangan:
A (Image)
Ny. A masih ragu-ragu untuk dilakukan BSO
B (Valuing)
Ny. A mempunyai keyakinan yang salah terhadap tindakan BSO
walaupun sudah diberi penjelasan oleh dokter.
C (Language)
Ny. A mengungkapkan keragu-raguannya terhadap pasien lain dengan
diagnose berbeda dengan menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh
perawat
D (Revealling-Concealing)
Ny. A berusaha mengutarakan apa yang menjadi keragu-raguannya
untuk dilakukan BSO kepada kepada klien lain secara terbuka, dilain pihak
Ny. A menyembunyikan perasaannya dari perawat.

18

E (Enabling-Limiting)
Ny. A takut perannya sebagai istri akan terganggu dan akan
mempengaruhi perannya sebagai ibu bagi anak-anaknya juga dilain pihak
tindakan ini merupakan satu-satunya jalan keluar terhadap permasalahan
yang ada pada dirinya.
F (Connecting-Separating)
Ny A ingin tetap berperan dalam keluarganya, dan selalu bersama
dengan suami dan anak-anaknya .
G (Powering)
Perawat sudah mempunyai strategi untuk mengikutsertakan Tn. B
untuk memberikan support pada Ny. A. Keinginan Ny A untuk tetap
bersama dengan suami dan anak-anaknya
H (Originating)
Perawat sadar bahwa manusia itu unik dan untuk melihat bahwa Ny.
A mengalami suatu masalah atau tidak setelah dilakukan tindakan perlu
melibatkan orang terdekat.
I (Transforming)
Perawat memfasilitasi agar Ny.A dan Tn B dapat mengetahui
konsekuensi dari pilihannya dan memiliki mekanisme koping yang
adaptif.

19

BAB IV
PENUTUP
Teori

Human Becoming berisi 3 konsep yang diperlukan untuk

mengeksplorasi pengertian yang lebih mendalam tentang theory human


becoming,

yaitu:

structuring,

cocreating

rhythmical

pattern,

and

cotranscendence.
Konsep Structuring memiliki 3 konsep, yaitu : languaging, valuing dan
imaging. Konsep cocreating rhythmical pattern memiliki 3 konsep yaitu : (1)
mengutarakan-menyembunyikan, (2) tidak ada batasan terbatas, serta (3)
berhubungan terpisah.
Konsep cotranscendence memiliki tiga konsep: (1) powering, (2)
originating, (3) transforming.
Teori Human Becoming dapat diterapkan dalam aplikasi praktek
keperawatan secara umum.
pemahaman tentang

Kelebihan teori ini membantu meningkatkan

konsep Human Becoming. Disisi yang lain teori ini

memiliki kelemahan karena terlalu abstrak dan kompleks sehingga membutuhkan


kemampuan perawat untuk menfasilitasi kebutuhan klien.

1
9

20

DAFTAR PUSTAKA

Parse, R R. The Art of the Human Becoming Theory. Diakses tanggal 18


November 2013 dari http://www.discoveryinternationalonline.com/site/ihbhome.html
Parse, R R. The Human Becoming School of Thought. Diakses tanggal 18
November 2013 dari http://www.discoveryinternationalonline.com/site/ihbhome.html
Tomey, A.M. & Alligod, M.R. (2006). Nursing Theories and Their Works. Sixt
Ed. St.Louis; Mosby Elsevier

21

Berbeda dengan model yang lain yang sudah establish, Human Becoming
belum digunakan secara luas dalam prakteknya.
Bagaimanapun juga sebuah teori tentunya mempunyai kelemahan dan
kelebihan, seperti halnya teori Human Becoming dari parse ini :
b.

Kekuatan

1)

Membedakan keperawatan dari disiplin lain

2)

Praktek - Menyediakan pedoman perawatan dan administrasi yang

berguna
3)

Berguna dalam Pendidikan

4)

Model ini menyediakan metodologi penelitian

5)

Menyediakan kerangka kerja untuk membimbing penyelidikan

teori lain
c.
1)
2)

Kelemahan
Penelitian dianggap berada dalam "lingkaran tertutup"

Jarang kuantitatif hasil - Sulit untuk membandingkan dengan studi


penelitian lain, tidak ada kelompok kontrol, pertanyaan standar, dll
3)

4)

Tidak dimanfaatkan proses keperawatan / diagnosa


Meniadakan gagasan bahwa setiap orang terlibat dalam pengalaman hidup

yang unik
5)

Tidak dapat diakses oleh perawat pemula

6)

Tidak berlaku untuk akut

Anda mungkin juga menyukai