Referat Tindakan Phacoemulsifikasi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
Bedah katarak telah mengalami perubahan dramatis selama 30 tahun terakhir ini dengan
diperkenalkannya mikroskop operasi dan peralatan bedah mikro, perkembangan lensa
intraokular, dan perubahan-perubahan tekhnik anestesi lokal. Perbaikan lanjutan terus berjalan,
dengan peralatan otomatis dan berbagai modifikasi lensa intraokular yang memungkinkan
dilakukannya operasi melalui insisi kecil.1
Metode operasi yang umum dipakai untuk katarak dewasa atau anak-anak adalah meninggalkan
bagian posterior kapsul lensa sehingga dikenal sebagai ektraksi katarak ekstrakapsular.
Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat pada limbus atau
kornea perifer, bagian superior atau temporal. Pada ekstraksi katarak ekstrakapsular bentuk
ekspresi nukleus, nukleus lensa dikeluarkan dalam keadaan utuh, tetapi prosedur ini
memerulukan insisi yang relatif besar. Dengan berkembangnya tekhnologi yang semakin cepat,
ditemukanlah tekhnik dengan menggunakan fakoemulsifikasi dan mengalami perkembangan
yang cepat dan telah mencapai taraf bedah refraktif oleh karena mempunyai beberapa
kelebihan,yaitu rehabilitasi visus yang cepat, komplikasi post operasi yang ringan, dan astigmat
akibat operasi yang ringan. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan
kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan
incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun
sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui
incisi kecil seperti itu.1

BAB II
Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 1

PEMBAHASAN
1. Definisi
Phacoemulsifikasi berasal dari 2 kata, yaitu

phaco (lensa) dan emulsification

(menghancurkan menjadi bentuk yang lebih lunak)


Phacoemulsifikasi adalah teknik operasi pembedahan katarak dengan menggunakan
peralatan ultrasonic yang akan bergetar dan menghancurkan lensa mata yang mengeruh,
kemudian lensa yang telah hancur berkeping-keping akan dikeluarkan dengan
menggunakan alat fako, diikuti dengan insersi lensa buatan intraocular pada posisi yang
sama dengan posisi lensa mata sebelumnya.2
2. Indikasi dan KontraIndikasi
Indikasi teknik fakoemulsifikasi :
a. Tidak mempunyai penyakit endotel
b. Bilik mata dalam
c. Pupil dapat dilebarkan hingga 7mm.
Kontraindikasi teknik Fakoemulsifikasi:
a. Terdapat tanda-tanda infeksi
b. Luksasi atau subluksasi lensa
3. Keuntungan dari Tekhnik Operasi Phacoemulsifikasi
Phacoemulsification termodern memiliki kelebihan sebagai berikut :2
1. Kinder cut
Pemotongan yang lebih nyaman untuk pasien.
2. Smaller incision
Insisi terdahulu biasanya 2.7 mm, dengan

MICS

hanya

1.8

mm.

Implikasinya:
a. Insisi tersebut terlalu kecil untuk dapat menyebabkan kornea melengkung
dengan abnormal, dan menyebabkan astigmatisme (efek samping yang biasa
terjadi pada operasi katarak).
Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 2

b. Kecilnya insisi tersebut juga sangat menekan resiko terhadap infeksi


3. Easy to operate
Karena sedikit sekali cairan yang mungkin keluar dari insisi mikro tersebut maka
tekanan pada mata cenderung stabil, sehingga memudahkan para dokter melakukan
tindakan operasi.
4. Heals faster
Setelah 1-2 hari tindakan, pasien sudah bisa kembali beraktivitas. Rasa tidak nyaman
setelah operasi, hilang dalam 3 hari.
Kerugian : Kerve pembelajaran lebih lama, biaya tinggi, dan komplikasi lebih serius
Fakoemulsifier menggunakan sebuah jarum titanium berongga untuk memecah-mecah
nucleus lensa yang keras, sekaligus membilas dan menyedot debris pecahan tersebut ke
dalam mesin. Karena ukuran ujungnya, ECCE dapat dilakukan melalui sebuah insisi
3mm dengan trauma minimal terhadap mata. Namun, karena menggunakan mesin maka
harus dilakukan pemeriksaan keamanan praoperatif terhadap system irigasi dan aspirasi,
dan ujung ultrasonic harus diatur fungsinya secara tepat. Gelombang suara ultra yang
digunakan untuk mengemulsifikasi lensa adalah energy listrik yang diubah menjadi
gerakan lancer (maju-mundur), yang mengenai bahan lensa 40.000 kali setiapdetiknya
(40.000 Mhz). Ujung ultrasonic dikelilingi oleh sebuah selubung silicon sehingga cairan
irigasi dapat terus mengalir agar kamera anterior tetap mengembang serta ujung tersebut
dapat dipertahankan tetap dingin.2,3
3. Persiapan Pre-Operasi3
1.Pasien sebaiknya dirawat di rumah sakit semalam sebelum operasi
2.Pemberian informed consent
3. Bulu mata dipotong dan dibersihkan dengan povidone-iodine 5%
4. Pemberian tetes antibiotik tiap 6 jam
5.Pemberian sedatif ringan (Diazepam 5 mg) pada malam harinya bila pasiencemas
6.Pada hari operasi, pasien dipuasakan.
7.Pupil dilebarkan dengan midriatika tetes sekitar 2 jam sebelum operasi.
Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 3

5.

Prosedur Tindakan Tekhnik Operasi Phacoemulsifikasi


Terdapat beberapa hal penting pada bedah katarak fakoemulifikasi dengan
penanaman lensa intraokuler, yang sangat erat kaitanya dengan reaksi inflamasi pasca
bedah. Adapun beberapa hal tersebut adalah : 4
a.

Pemberian asam mefenamat 500 mg atau indometasin 50 mg peroral 1 2 jam


sebelum operasi.

b. Anastesi local pada mata yang ingin dioperasi dengan cara menyuntukkan langsung
melalui palpebra bagian atas dan bawah
c. Operator kemudian menekan bola mata dengan tanggannya untuk melihat apakah ada
kemungkinan perdarahan, dan juga dapat merendahkan tekanan intraokuler.
d. Operator melihat melalui sebuah mikroskip dan membuat insisi sepanjang kira-kira
3mm pada sisi kornea yang teranestesi.
e.

Kapsulotomi anterior dengan menggunakan jarum kapsulotomi melalui insisi kecil


pada kornea.

f. Setelah insisi dilakukan, suatu cairan viscoelastik dimasukan untuk mengurangi


getaran pada jaringan intraokuler.
g.

Dilakukan hidrodiseksi dan hidrodilemenesi untuk memisahkan inti lensa dari korteks
kemudian dilakukan fakoemulsifikasi dengan teknik horizontal choop menggunakan
mesin fako unit.

h.

Korteks lensa dikeluarkan dengan cara irigasi aspirasi menggunakan mesin fako unit .

i.

Insersi lensa intraokuler foldauble pada bilik mata belakang dilakukan secara in the
bag, setelah sebelumnya diberikan bahan viskoelastik untuk mengurangi komplikasi.

j. Bahan viskoelastik dikeluarkan dengan cara irigasi aspirasi menggunakan mesin fako
unit.
k. Luka operasi ditutup tanpa jahitan.
l. Diberikan suntikan antibiotika (Gentamisin) 0,5 ml dan kortikostroid (Kortison Asetat)
0,5 ml, subkonjutiva.
m. Pasca bedah diberikan tetes mata antibiotika (Neomycin-Polymixin B) dan anti
inflamasi (Deksametason) 0,1 ml., setiap 8 jam sekali.

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 4

Gambar1. Insisi kornea

Gambar2. Tindakan kapsulorhexis

Gambar3. Hidrodiseksi

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 5

Gambar4. Pembuatan alur pada Nukleus

Gambar5. Pemecahan Nukleus

Gambar6. Pecahan nukleus diaspirasi

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 6

Gambar 7. Aspirasi Korteks Lensa

Gambar 8. Injeksi Vibroelastic pada Kapsul

Gambar 9. Insisi diperlebar

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 7

Gambar 10. Pemasukan Intraokular lensa

Gambar 11. Proses pemasangan IOL

Gambar 12. IOL disesuaikan dengan posisi lensa sebelumnya

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 8

6. Inflamasi Pasca Bedah Phaecoemulsifikasi


Pada setiap tindakan bedah katarak fakoemulsifikasi, bahkan pada pembedahan yang
sangat hati-hati sekalipun, akan selalu diikuti oleh beberapa komplikasi sebagai berikut.
Iritis atau iridosiklitis
Hal ini terjadi akibat adanya manipulasi iris, lisis dari zonula, adanya tindakan
irigasi pada bilik mata depan, serta adanya kemungkinan sisa Materi lensa yang
tertinggal. Biasanya iritis terjadi minimal dan dapat menghilang dengan
sendirinya, tanpa meninggalkan bekas yang permanen. Tetapi pada beberapa
kasus dapat terjadi dimana reaksi tersebut tidak cepat menghilang dan cendrung
menjadi kronis atau bertambah berat, sehingga dapat menimbulkan berbagai
penyulit yang lain seperti penurunan tajam penglihatan, pembentukan membrane
pada pupil, terjadinya sinekia anterior atau posperior, glaucoma skunder dan lainlain.
Inflamasi pasca bedah katarak fakoemulsifikasi ditandai dengan rasa tidak
nyaman (discomfort) pada mata hingga rasa nyeri, hiperemi konjungtiva dan
prikornea, serta adanya flare dan sel pada bilik mata depan.3,4

Ruptur Kapsula lensa Posterior2


Tanda :

COA yang dangkal atau dalam secara mendadak, dan dilatasi pupil yang
hanya sementara.

Jatuhnya nukleus lensa dan tidak dapat didekati oleh ujung dari alat fako

Vitreus yang ikut teraspirasi kedalam alat fako ditandai dengan bahan material
lens yang ikut terasspirasi perlahan-lahan.

Cairan vitreus yang dapat dilihat secara langsung

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 9

Management:tergangung dari besarnya, ukuran, dan tipe dari sisa material lensa,
dan presentasi kemungkinan dari prolaps vitreus. Prinsipnya adakah sebagai
berikut:

Bahan vibroelastik (Viscoat) disuntikkan di bagian posterior dari nukleus


dengan tujuan bahan tersebut masuk ke COA dan mencegah herniasi dari
vitreus ke arah anterior. Jika inti nukleus masih dalam keadaan utuh perlu
dipertmbangkan untuk melakukan EKEK penggunaan alat vitrektor juga
diketahui dapat menghilangkan sisa dari cairan vitreus yang masih berada
pada fragmen nukleus.

Sayatan dapat diperbesar tergantung dari ukuran lensa Glide yang


diletakan dibelakang dari fragmen lensa untuk mencegah terjadinya defect
pada kapsul..

Sisa dari fragmen nukleus di bersihkan dengan menggunakan alat fako


dengan ketinggian botol yang rendah dan tekanan aspirasi flow rate (AFR)
yang rendah., atau jika sisa dari fragmennya berukuran besar bisa
digunakan tekhnik viscoexpression.

Setelah sisa dari nukleus dibersihkan, ruang COA diisi dengan bahan
viscoelastik dan dilakukan manual aspirasi cannula dengan cara irigasi.
Sisa dari korteks di bersihkan,

Semua cairan vitreus harus dibersihkan dari COA dengan menggunakan


alat vitrektor yang dimasukan melalui sayatan menuju robekan pada
kapsular posterior. Dengan tekhnik bimanual dilakukan pemisahan dengan
menggunakan infus dan alat pemotong khusus. Dalam beberapa kasus
sering dibantu dengan visualisasi dari cairan vitreus dengan menggunakan
trypan blue 0,06% (vision Blue) atau 0,1mg Triamsinolon.

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 10

Jika robekan pada kapsular posterior kecil, perlu tindakan yang hati-hati
dalam

mengimplantasi

IOL posterior

karena

dapat

terjadinya

capsulorhexis.

Penggunaan asetilcolin (miochol) dapat membuat dilatasi pupil sehingga


mempermudah implantasi IOL di COP atau menginsersi IOL pada COA.

Pada kasus kebocoran kapsular, dibutuhkan implantasi dari IOL di COA.


Dapat dilakukan iridektomi untuk mencegah terjadinya blok pupil.

Penjahitan dari bekas sayatan, walaupun dapat tertutup dengan sendirinya.

Gambar 13. Ruptur Kapsula Posterior

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 11

Gambar 14. Pemasukan IOL kedalam COA

Fragmen Lensa terlepas ke Posterior2

Dislokasi dari material lensa ke arah area vitreus akibat dari ruptunrya kapsula
posterior sering terjadi. Tetapi untukasus yang serius sering diakibatkan oleh
glaucoma, uveitis kronik, robeknya retina, atau udem cystoid makular kronik.

Sebelum pengobatan, perlu ditangani adanya uveitis atau peningkatan TIO


terlebih dahulu. jika fragmen kecil, cukup digunakan pengobatan konservatif,
tetapi jika fragmen besar dapat digunakan pengambilan dengan tekhnik pars
plana vitrektomi.

Dislokasi Posterior dari IOL2


Dislokasi dari IOL kedalam daerah vitreus sebenarnya jarang terjadi tetapi dapat
menimbulkan komplikasi yang serius jika disertai dengan lepasnya material dari
Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 12

lensa. Jika IOL terlepas ke arah posterior dapat menyebabkan pedarahan pada
vitreus, robekan retina, uveitus, dan udemcystoid makular kronik. Penanganannya
dengan cara dilakukan pars plana vitrectomi untuk mengambil, mereposisi atau
mengganti dari IOL tersebut.

Gambar 15. IOL didalam Retina

Gambar 16.

IOL dan Fragmen


nuklear dalam vitreus

Perdarahan Suprachoroidalis2
Disebabkan oleh karena ruptur dari arteri ciliaris posterior. Pada kasus yang berat
mungkin disebabkan oleh karena tekanan dari intraokular. Insidens dari
komplikasi ini sudah jarang terjadi (0,04%) dengan adanya phacoemulsifikasi.
Faktor yang mendukung terjadinya komplikasi ini adalah dari usia, adanya
glaucoma, penyakit cardiovaskular sistemik, robeknya vitreus, dan tindakan
EKEK tanpa Phacoemulsifikasi.
Tanda:

COA yang dangkal dan progresif, pem=ningkatan Tekanan Intraokuler,


prolaps iris.

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 13

Tekanan vitreus yang meninggi, pada funduskopi terlihat partikel bebas


dan tampak titik hitam dibelakang dari pupil.

Dalam kasus yang berat, segmen posterior tertekan kearah COA melalui
robekan yang terjadi.

Penanganan segera:

COA diisi dengan bahan viscoelastik jenis cohesive lalu tempat insisi
dijahit kembali.

Bahan viscoelastic harus ditempatkan dalam bola mata untuk menjaga


Tekanan Intraokular dan menyumbat perdarahan.

Menurunkan Tekanan Intraokular dengan obat asetazolamide .

Pengobatan postoperatif dengan menggunakan topikal dan sistemik


steroid dapat mengurangi peradangan intraokular.

Penanganan lanjut:

Jika tidak dapat terjadi absorpsi spontan, perlu dilakukan tindakan


oengkentian perdarahan pada 7-14 hari kemudian dimana harus
menunggu dari pencairan bekuan darah. Prognosis dari penglihatan
tergantung dari besarnya perdarahan yang terjadi. Mungkin dibutuhkan
pars plana vitrectomi untuk menghentikan perdarahan akibat dari
robeknya retina. Jika penanganan tepat, dapat dilakukan operasi
katarak setelah 1-2 minggu kemudian.

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 14

BAB III
PENUTUP
Metode operasi yang umum dipakai untuk katarak dewasa atau anak-anak adalah meninggalkan
bagian posterior kapsul lensa sehingga dikenal sebagai ektraksi katarak ekstrakapsular.
Penanaman lensa intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat pada limbus atau
kornea perifer, bagian superior atau temporal. Dibuat sebuah saluran pada kapsul anterior, dan
nukleus serta korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraokular ditempatkan pada :kantung
kapsular yang sudah kosong, disangga oleh kapsul posterior yang utuh. Pada ekstraksi katarak
ekstrakapsular bentuk ekspresi nukleus, nukleus lensa dikeluarkan dalam keadaan utuh, tetapi
prosedur ini memerulukan insisi yang relatif besar. Korteks lensa disingkirkan dengan
penghisapan manual atau otomatis. Saat ini, Phacoemulsifikasi adalah tekhnik ekstraksi katarak
ekstrakapsular yang paling sering digunakan. Tekhnik ini menggukanan vibrator ultrasonic
Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 15

genggam untuk menghancurkan nukleus yang keras hingga substansi nukleus dan korteks dapat
diaspirasi melalui suatu insisi berukuran sekitar 3mm. Ukuran insisi tersebut cukup untuk
memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (foldable intraocular lens). Jika digunakan
lensa intraokular yang kaku, insisi perlu dilebarkan hingga kira-kira 5mm. Keuntungankeuntungan yaang didapat dari tindakan bedah insisi kecil adalah kondisi intraoperasi lebih
terkendali, menghindari penjahitan, perbaikan luka yang lebih cepat dengan derajat distorsi
kornea yang lebih rendah, dan mengurangi peradangan intraokular pasca operasi- yang semua
berakibat pada rehabilitasi penglihatan yang lebih singkat. Walaupun demikian, tekhnik
fakoemulsifikasi menimbulkan resiko yang lebih tinggi terjadinya pergeseran materi nukleus ke
posterior melalui suatu robekan kapsul posterior, kejadian ini membtuhkan tindakan bedah
vitreoretina yang kompleks.1-4

DAFTAR PUSTAKA
1. Riordan-Eva P, Whitcher J P. Vaughan & Asbury Oftalmologi umum; alih bahasa:
Brahm U Pendit. Edisi 17. Jakarta: EGC; 2009.
2. Kanski JJ. Bowling B. Clinical Ophtalmology a systemic approach. 7 th edition. Elsevier
Saunders. P.281-9.
3. Phacoemulsification
With
Intraocular
Lens
Implantation
diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/1844198-overview. 7 Juli 2013.
4. Phacoemulsification for cataracts. Diunduh dari http://www.surgeryencyclopedia.com/PaSt/Phacoemulsification-for-Cataracts.html#ixzz2YJAR1Pl8. 7 Juli 2013

Management Komplikasi Operasi Katarak dengan Phaecomulsifikasi

Page 16

Anda mungkin juga menyukai