Perawatan WSD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Perawatan WSD

Ns. Wantiyah, M.Kep.

PENDAHULUAN
A. Definisi WSD
Water sealed drainage (WSD) didefinisikan sebagai suatu metode
penempatan selang drainase intrapleural atau penempatan selang dada
pada rongga thoraks klien kemudian dihubungkan pada sistem drainase
(Nurachmah, 2000 dan Effendy C., 2003). Pemasangan WSD merupakan
suatu tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara,
cairan (darah atau pus) dari rongga pleura ataupun rongga thorax
(mediastinum) dengan menggunakan selang penghubung dari rongga
ke botol WSD untuk mengoptimalkan fungsi paru-paru, baik pada
pasien dengan gangguan rongga pleura maupun pascaoperasi thoraks.
Prinsip kerja WSD:
1. Gravitasi: cairan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lebih rendah
2. Tekanan positif: udara dan cairan mengalir dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah.

Udara dan cairan dalam kavum pleura (+763

mmHg atau lebih ). Akhir pipa WSD menghasilkan tekanan lebih


rendah ( + 761 mmHg )
3. Suction: menarik isi kavum pleura ke botol WSD
B. Tujuan pemasangan selang dada:
1. terapi
Salah satu tujuan utama pemasangan WSD adalah untuk drainase
cairan dan udara yang terakumulasi dari rongga pleura karena
berbagai sebab (misal: trauma, penyakit primer paru, dll), sehingga
akan mengembalikan tekanan negatif intrapleura dan memulihkan
ekspansi paru sehingga kerja paru dapat kembali normal. Tindakan
ini juga untuk mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga
dada.
2. pemantauan
1

Pemasangan WSD untuk mengetahui fungsi paru dan menentukan


perlu tidaknya tindakan pembedahan thoraks.
C. Tipe atau sistem WSD
1. WSD dengan sistem satu botol
a. Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien
simple pneumothoraks
b. Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang
selang yaitu 1 untuk ventilasi, dan 1 masuk ke dalam botol
c. Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam
2 cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam pleura yang bisa
menyebabkan paru kolaps
d. Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk
memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar
e. Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi
f. Undulasi (gelembung udara) pada selang cairan mengikuti irama
pernafasan yaitu saat:
> Inspirasi akan meningkat
> Ekpirasi menurun
2. WSD dengan sistem 2 botol
a. Digunakan 2 botol: 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan
botol ke-2 sebagai botol water seal
b. Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong
dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan
dengan selang di botol 2 yang berisi water seal
c. Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara
dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2
d. Prinsip kerja sama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan
mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan
keluar melalui selang masuk ke WSD
e. Biasanya digunakan untuk mengatasi adanya cairan dan udara
pada rongga dan pada efusi pleura
3. WSD dengan sistem 3 botol
a. Sama dengan sistem 2 botol, hanya ditambah 1 botol untuk
mengontrol jumlah hisapan yang digunakan.
b. Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
c. Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol
ke-2
2

d. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang


tertanam dalam air botol WSD
e. Drainage tergantung gravitasi

dan

jumlah

hisapan

yang

ditambahkan
f. Botol ke-3 mempunyai 3 selang :
- Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada
-

botol ke dua
Tube pendek lain dihubungkan dengan suction
Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan
terbuka ke atmosfer

Gambar: WSD sistem 1 botol, 2 botol, dan 3 botol

Gambar: WSD Portable (sistem 3 botol)


D. Jenis pemasangan atau lokasi penempatan selang WSD
3

1. Pleuren tube:
Adalah digunakan untuk mengeluarkan cairan/udara dari rongga
pleura,

untuk

mengembalikan

tekanan

negative

intra

pleura,

memungkinkan terjadinya ekspansi paru setelah adanya cairan


transudat (infeksi) dan eksudat (trauma).
Area pemasangan tube pada pleura yaitu pada:
a. Bagian apex paru (apical)
1) anterolateral interkosta ke 1-2
2) fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b. Bagian basal
1) postero lateral interkosta ke 8-9
2) fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura
2. Mediastinal Tube :
Adalah digunakan untuk mengalirkan cairan dari rongga mediatinum
setelah operasi jantung atau operasi lain di mediastinum.
E. Indikasi pemasangan WSD
1. Pneumothoraks :
a. Spontan > 20% oleh karena rupture bleb
b. Luka tusuk tembus
c. Kerusakan selang dada pada sistem drainase
2. Hemopthorak:
a. Robekan pleura/trauma
b. Kelebihan antikoagulan
c. Pasca bedah thorak (Thorakotomy)
3. Efusi pleura: penumpukan cairan non fisiologis yang berlebih
4. Emfisema: ketidak elastisan paru karena penyakit obstruktif.
F. Komplikasi pemasangan WSD
1. Komplikasi

primer

perdarahan,

pneumothoraks, atrial aritmia


2. Komplikasi sekunder : infeksi

G. Pemasangan WSD
1. Pengkajian pasien
- Memeriksa kembali instruksi
- Mengecek informed consent
4

edema

paru,

tension

- Mengkaji status pasien; TTV dan status pernafasan


2. Persiapan pasien
a. Siapkan pasien
b. berikan penjelasan kepada pasien mencakup :
1) Tujuan tindakan
2) Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD: Posisi
klien dapat duduk atau berbaring
3) Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas
dalam, distraksi
4) Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena
3. Persiapan alat
a.
b.
c.
d.

Sistem drainage tertutup


Motor suction
Slang penghubung steril
Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, bistury/silet,
trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk

lubang, sarung tangan, spuit 10cc dan 50cc, kassa.


e. NaCl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain),
masker
4. Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat berperan membantu agar
prosedur dapat dilaksanakan dengan baik dan memberi dukungan
psikologis pada pasien
Cara Pemasangan WSD (dilakukan dokter bedah):
a. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada SIC ke IV dan V, di
linea aksillaris anterior dan media.
b. berikan analgesia/anestesia pada tempat yang telah ditentukan.
c. Buat insisi kulit dan subkutis searah dengan pinggir costae,
perdalam sampai muskulus interkostalis.
d. Masukkan Kelly klemp melalui pleura

parietalis

kemudian

dilebarkan.
e. Masukkan jari melalui lubang tersebut untuk memastikan sudah
sampai rongga pleura / menyentuh paru.
f. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat
dengan menggunakan Kelly forceps
g. Selang (Chest tube) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan
ke dinding dada
h. Selang (chest tube) disambung ke WSD yang telah disiapkan.
5

i. lakukan Foto X- rays dada untuk menilai posisi selang yang telah
dimasukkan.
H. Tindakan perawatan pasca pemasangan WSD
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD. Apabila undulasi tidak ada,
yakinkan penyebab dan segera periksa kondisi sistem drainage.
Tidak adanya undulasi bisa diakibatkan karena: motor suction tidak
berjalan,

selang

tersumbat,

Slang

terlipat,

Paru-paru

telah

mengembang
2. Amati tanda-tanda kesulitan bernafas
3. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang
keluar
4. Cek batas cairan seal dari botol WSD, pertahankan dan tentukan
batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2 cm
di bawah air
5. Observasi gelembung udara pada botol WSD. Untuk mengetahui
jumlah udara yang keluar:
++++
= jumlah sangat banyak dan ada gelembung udara
setiap waktu
+++ = jumlah sedang dan gelembung udara bening
++ = jumlah minimal
+
= jumlah sangat minimal dan gelembung timbul saat batuk
= tidak ada udara
6. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk
mengetahui

jumlah

cairan

yg

keluar.

Waktu

observasi

dan

pencatatan: tiap jam pada 2 jam pertama, tiap 1 jam untuk 4 jam
kedua, dan tiap 2 jam untuk 4 jam selanjutnya. Bila darah yang
keluar > 200 cc dalam 1-2 jam pertama, pikirkan adanya
perdarahan.
7. Observasi tanda-tanda vital terutama pernapasan setiap 15 menit
pada 1 jam pertama, kemudian tiap jam selanjutnya.
8. Perhatikan balutan pada insisi, amati apakah ada perdarahan
9. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan
jangan sampai slang terlipat
10.
Anjurkan pasien untuk

memegang

slang

apabila

akan

merubah posisi
11.
Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan
waktu
6

12.

Ganti botol WSD setiap 3 hari atau apabila cairan sudah

penuh (pada sistem 1 botol ganti botol jika cairan sudah melebihi
2/3 isi botol). Catat jumlah cairan yang dibuang
13.
Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran
14.
Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas,
sianosis, emphysema subkutan
15.
Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara
batuk efektif
16.
Pastikan Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
17.
Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas
WSD
18.
Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari
melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan
WSD
I. Pencabutan selang WSD
Indikasi

pengangkatan

WSD

paru-paru

sudah

reekspansi/mengembang dengan baik, ditandai dengan :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tidak ada undulasi


Cairan yang keluar tidak ada
Tidak ada gelembung udara yang keluar
Pasien tidak mengalami kesulitan bernafas
Dari foto rontgen thoraks tidak ada cairan atau udara
Dari pemeriksaan fisik tidak ada cairan atau udara

PROSEDUR PERAWATAN WSD


A. Persiapan
1. Persiapan perawat: baca catatan perkembangan, lakukan cuci
tangan dan siapkan alat.
2. Persiapan pasien: pastikan identitas klien, berikan penjelasan
mengenai prosedur, atur posisi semifowler atau fowler, buka
pakaian yang menutupi selang.
3. Persiapan alat: baki beralas bertutup, berisi:
a. Set perawatan luka steril: kom, pinset
b. Klem bergerigi halus
c. Desinfektan: Povidone Iodine
d. NaCl 0,9 %
e. Kassa steril
f. Swab alkohol
g. Sarung tangan bersih dan steril
h. Plester/Hipafik
i. Bengkok
7

j. Gunting plester
k. Perlak dan pengalas
l. Botol pengganti (k/p)
B. Tahap Kerja
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan, tujuan, dan lamanya
tindakan. Minta klien untuk tidak menyentuh area luka
3. Buka pakaian yang menutupi luka dan selang. Jaga privasi klien
4. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah
paru yg terkena & pastikan TTV stabil
5. Observasi :
a. Pembalut selang dada: Observasi selang untuk melihat adanya
tekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah, warna kulit
b. Sistem drainage: Segel air/undulasi untuk melihat fluktuasi
inspirasi dan ekspirasi klien dan gelembung udara dalam ruang
pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan
c. Tipe & jumlah drainase cairan: Catat warna dan jumlah drainase
6. Posisikan klien :
a. Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara
(pneumothorak)
b. Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)
7. Pasang perlak dan pengalas di samping klien/di bawah area insersi
selang. Letakkan bengkok di samping klien
8. Buka set steril. Tuangkan NaCl dan cairan desinfektan ke dalam kom
9. Gunakan sarung tangan bersih
10.
Pasang klem di 2 tempat: 1 dekat klien, 1 dekat botol drainage
11.
Buka balutan dengan hati-hati menggunakan sarung tangan
bersih. Gunakan swab alkohol untuk memudahkan membuka
plester. Buang balutan kotor bersamaan dengan membuka sarung
tangan.
12.
Observasi area insersi selang, jahitan. Amati tanda-tanda
infeksi serta pastikan benang jahitan dan simpul masih utuh dan
baik.
13.
Gunakan sarung tangan steril
14.
Lakukan perawatan luka sekitar insersi selang dengan kassa
steril yang dibasahi NaCl 0,9 % dengan cara melingkar
15.
Lakukan desinfeksi selang sekitar 8-10 cm dari pangkal
insersi.
16.
Bilas dengan NaCl, lanjutkan dengan kassa kering.
17.
Pasang kassa melingkar pada area luka di sekitar selang dada.
Jangan menggunting kassa
18.
Pasang plester dengan tepat
8

19.
Ganti WSD jika perlu. Cara mengganti botol WSD:
a. Siapkan set botol yang baru
b. Botol diisi cairan aquadest ditambah desinfektan
c. Selang WSD di klem dulu
d. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
e. Amati undulasi dalam slang WSD
20.
Buka kedua klem
21.
Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang
drainase utuh dan menyatu
22.
Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien.
Rekatkan dengan plester
23.
Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari
puncak matras sampai ruang drainase.
24.
Urut selang jika ada obstruksi
25.
Bereskan peralatan
26.
Buka sarung tangan dan cuci tangan
27.
Rapikan kembali klien

C. Tahap Terminasi/Evaluasi
1. Kaji kenyamanan klien
2. Pastikan kepatenan selang dan drainase
3. Berikan reinforcement positif
4. Ucapkan salam
D. Dokumentasi
1. Catat kondisi area insersi selang WSD: warna kulit, jahitan
2. Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan
klien
3. Catat jenis dan volume udara/cairan yang keluar

=Selamat belajar =

Anda mungkin juga menyukai