QBD 4

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

QBD 4

Efek Bencana pada Korban dan Arti Relawan


oleh : Hesti Munawaroh, 1306378142
PB-12
1. Jelaskan prinsip kode etis yang harus diterapkan selama bencana
Selama bencana, relawan akan memberikan pertolongan kepada korban dengan skill
yang mereka miliki bukan hanya soal keikhlasan. Namun dalam pelaksaannya relawan harus
berpedoman pada kode etik relawan. Hal ini agar relawan tetap melaksanakan kewajibannya
dengan baik. Berikut beberapa prinsip kode etik berdasarkan ICRC (The International
Comittee of the red Cross) sebagai berikut:
1. Memprioritaskan kemanusiaan
2. Pertolongan yang diberikan tidak memandang ras, keyakinan, ataupun kebangsaan
dari korban.
3. Bantuan yang diberikan tidak mewakili aspek politik maupun agama tertentu.
4. Relawan bertindak bukan sebagai alat kebijakan luar negeri pemerintah
5. Relawan harus menghargai budaya dan adat
6. Relawan berusaha membangun respon bencana berdasarkan kapasitas lokal
7. Mengupayakan berbagai cara agar korban menerima bantuan.
8. Berusaha mengurangi kerentanan dan memenuhi kebutuhan dasar
9. Relawan bertanggung jawab kepada bantuan yang diterima.
10. Dalam kegiatan informasi, relawan memperlakukan korban sebagai manusia
bukan hanya objek.
2. Jelaskan efek bencana terhadap korban
Bencana merupakan kejadian yang tidak di inginkan oleh setiap orang. Hal tersebut karena
bencana selalu memberikan dampak negatif kepada yang terkena bencana. Berikut beberapa
efek bencana pada korban berdasarkan Koenig dan Schultz (2010) :

3. Jelaskan kesehatan mental dan psikososial berdasarkan aspek bencana

Kesehatan mental dan psikososial pada aspek bencana diakitkan dengan adanya stressor dan
faktor protektif (Hopkins, 2008). stressor merupakan faktor-faktor yang mengakibatkan
stress. Beberapa contoh penyebab stress yang dialami korban bencana seperti kehilangan
tempat tinggal, kekurangan kebutuhan dasar, gangguan sosial. Sedangkan faktor protektif
merupakan suatu hal dalam diri seseorang atau lingkungan yang melindungi seseorang dari
akibat buruk pada saat bencana seperti kemampuan diri sendiri menanggapi bencana dan
dukungan keluarga. Perubahan status emosi korban pada saat bencana disebabkan oleh
beberapa faktor berdasarkan (Hopkins, 2008) antara lain:
- Penyebab bencana
Jika penyebab bencana karena ulah manusia maka berkurang rasa percaya ke orang
-

lain. Jika bencana karena alam maka biasanya korban akan pasrah.
Kemungkinan bencana terulang
Potensi untuk bencana terulang kembali dapat mengakibatkan perubahan pada
individu dan masyarakat. Perubahan yang terjadi dapat berupa rasa cemas, khawatir,

dan stres ataupun adanya rasa waspada.


Skala bencana
Jika skala bencananya semakin besar maka dampak yang diberikan juga semakin

besar.
Dampak personal
Dampak psikososial lebih terasa jika yang mengalami bencana adalah keluarga atau

saudara dekat.
Karakteristik korban
Semakin kuat mental seseorang maka semakin sedikit pengaruh psikososial dari
bencana.

4. Jelaskan arti relawan


Dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun
2011

tentang

Pedoman

Relawan

Penanggulangan

Bencana

menjelaskan

relawan

penanggulangan bencana adalah seseorang atau sekelompok orang yang memiliki


kemampuan dan kepedulian untuk bekerja secara sukarela dan ikhlas dalam upaya
penanggulangan bencana. Relawan sendiri melakukan pekerjaannya berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Berikut prinsip kerja relawan berdasarkan Peraturan
Kepala BNPB Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana
antara lain: cepat dan tepat, prioritas, koordinasi, berdaya guna dan berhasil guna, transparasi,
akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, non-deskriminasi, tidak menyebarkan agama,
kesetaraan gender, dan menghormati kearifan lokal.
5. Jelaskan dilema etis relawan dalam pengelolaan bencana

Dilema etik pada pengelolaan bencana dibagi menjadi yaitu


Relawan pasien (tingkat mikro)
1. Memberikan perawatan terhadap pasien cemas ataupun dapat berjalan yang meminta
perhatian lebih.
2. Melakukan perawatan terhadap pendatang, orang asing, militer, tahanan, atau pelaku
teror saat bencana.
3. Memprioritaskan perawatan VIP, PNS, militer, pejabat, hubungan darah, teman, dan
personil kesehatan.
4. Menjaga privasi di tengah kerumunan dan tekanan
5. Pelaporan dan pengawasan yang berdampak pada kebebasan individu dan kerahasiaan
pasien.
6. Melakukan penelitian atau pemberian informed consent kepada pasien di tengan
tekanan.
7. Mengobati korban yang terkontaminasi atau menular, ataupun bekerja di lingkungan
dengan ancaman keamanan bagi relawan.
8. Melakukan triage dengan cepat, objektif, akurat dan etis dalam waktu yang terbatas,
9. Standar masalah perawatan
10. Menyamakan peran antara penyelamat korban sebagai agen negara dan kesehatan
masyarakat.
11. Tekanan stres dan godaan untuk mendorong lingkup amplop
Relawan relawan (tingkat Meso)
1. Membantu teman, anggota kesehatan masyarakat, dan staff rumah sakit, namun dapat
membahayakan diri sendiri.
2. Pergeseran peran, kesalahpahaman, hirarki, dan perebutan kekuasaan dalam kerja tim.
3. Berurusan dengan gangguan relawan seperti kecerobohan, tidak profesional, dan
4.
5.
6.
7.
8.
9.

ketidakhadiran.
Keselamatan / kesehatan fisik atau mental sebelum, selama, dan sesudah bencana.
Pelaporan dan masalah privasi.
Mengoptimalkan komunikasi antar penyedia layanan kesehatan di semua tingkatan.
Konflik kepentingan di antara organisasi
Niat baik terhadap rekan-rekan kerja di bawah tekanan
Mengatasi keamanan dan kesehatan mental bagi diri sendiri dan penyedia pelayanan

kesehatan lain.
10. Menerima tugas dengan rendah hati yang menantang tanpa adanya kompensasi yang
jelas, asuransi, wewenang, dan kontrol.
Relawan masyarakat (tingkat makro)

1. Menetukan tugas dan batas dalam menanggapi bencana, baik lokal, domestik, asing
2.
3.
4.
5.

maupun global.
Tetap melaksanakan tugas sesuai kode etik walaupun penuh tekanan.
Meminimalkan konflik kepentingan dalam pengalokasian sumber daya.
Kepengurusan prudent, seperti manfaat menimbun obat.
Lingkup MAL PRAKTIK (misal, kesehatan disediakan oleh bukan dokter atau tenaga

ahli)
6. Transparansi triage.
Referensi
Hopkins, B J. (2008). Public health guide in emergencies. International federation of Red
Cross and red Crescent Societies.
Koenig, K L., & Schultz, C H. (2010). Koenig and schultzs disaster medicine
comprehensive principles and practice. Cambridge: Cambridge University Press.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 17 Tahun 2011
tentang Pedoman Relawan Penanggulangan Bencana

Anda mungkin juga menyukai