SP Risiko Bunuh Diri
SP Risiko Bunuh Diri
SP Risiko Bunuh Diri
Ibu Susi, 40 tahun, saat ini dirawat di RSJ Bahagia. Ibu Susi dibawa oleh keluarganya beberapa
hari yang lalu karena sering berteriak dan mengancam bahwa ia akan mengakhiri hidupnya
sambil memegang pisau. Diketahui, beberapa saat yang lalu, Ibi Susi terlibat dalam sebuah
kepanitiaan kegiatan di kotanya, namun karena sesuatu dan lain hal, kegiatan tersebut dibatalkan
sepihak oleh Walikota. Ibu Susi yang awalnya berperan sebagai ketua pelaksana sangat terkejut
mendengar keputusan tersebut. Ia merasa bersalah atasnya batalnya kegiatan itu. Ia selalu
merasa bahwa ia penyebab dari itu semua. Beberapa kali, Ibu Susi mengatakan bahwa ia ingin
mengakhiri hidupnya karena merasa tidak berguna lagi. Perawat Zahra adalah perawat yang
bertugas merawat Ibu Susi.
A. Pertemuan ke-1
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien: Klien berteriak dan mengatakan bahwa ia ingin mati; klien berpenampilan
tidak rapi; klien tidak suka bersosialisasi.
b. Diagnosa Keperawatan: Risiko Bunuh Diri.
c. Tujuan Khusus: Klien tetap aman dan selamat.
d. Tindakan Keperawatan:
1. Melindungi pasien dengan menemani dan menjauhkan klien dari benda berbahaya.
2. Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri.
3. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan membuat daftar
positif diri sendiri dan latihan afirmasi.
2. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
i.
Salam
Assalamualaikum, selamat pagi, Ibu, perkenalkan nama saya perawat Zahra, saya
perawat yang bertugas di ruangan ini dari pukul 08.00 14.00. Nama Ibu siapa? Ibu
senang dipanggil apa?
ii.
Evaluasi Validasi
Bagaimana keadaan Ibu hari ini?
Apa yang Ibu rasakan?
iii.
Kontrak
Tadi saya lihat Ibu berteriak sambil mencari pisau. Apa yang Ibu lakukan? Apa yang
menyebabkan Ibu melakukan hal itu?
Ibu, baiklah sekarang dari pukul 08.00 sampai 08.15 di ruangan ini, kita akan bercakapcakap tentang apa yang Ibu rasakan. Tujuannya agar Ibu merasa lebih lega dan
menemukan solusi dari permasalahan yang sedang Ibu alami. Bisa kita mulai, Bu?
b. Fase Kerja
1) Ibu, tolong Ibu ceritakan kepada saya hal-hal apa yang membuat Ibu
sering berniat mengakhiri hidup.
2) Baiklah, tampaknya Ibu membutuhkan pertolongan segera karena
ada keinginan untuk mengakhiri hidup.
1
3) Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar Ibu untuk memastikan tidak
ada benda-benda yang membahayakan Ibu. Baiklah, saya sudah
mengamankannya.
4) Ibu, sekarang kita akan berlatih cara mengendalikan diri dari
dorongan bunuh diri yaitu dengan membuat daftar aspek positif diri
sendiri dan kemudian latihan afirmasi/ berpikir aspek positif yang
dimiliki.
5) Nah, coba Ibu sebutkan apa saja aspek positif dalam diri Ibu. Wah,
Ibu senang berpidato ya? Bagus sekali, Ibu. Lalu apa lagi? Ibu ramah
kepada setiap orang. Iya. Ibu juga bisa mengkoordinir suatu
kegiatan.
6) Ternyata banyak sekali aspek positif yang ada dalam diri Ibu. Mari
sama-sama kita pikirkan kelebihan-kelebihan Ibu tadi.
7) Apa yang terpikirkan oleh Ibu? Iya, memang tidak semua orang
mampu melakukan apa yang Ibu lakukan. Lalu apa lagi, Bu?Masih
banyak orang yang membutuhkan Ibu. Jadi, belum waktunya Ibu
mengakhiri hidup. Bagaimana nasib orang-orang yang biasanya Ibu
koordinir nanti kalau Ibu tidak ada lagi?
i.
c. Fase Terminasi
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1.1.Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang dan berlatih
memikirkan aspek positif yang ada dalam diri Ibu?
1.2.Evaluasi objektif
Baiklah, Ibu tampak lebih tenang sekarang. Coba Ibu sebutkan apa saja
kelebihan Ibu.
ii.
iii.