Pemeriksaan Fisik Genitalia
Pemeriksaan Fisik Genitalia
Pemeriksaan Fisik Genitalia
2)
Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises, edema.
Tumor, atau benjolan, infeksi, luka, atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah
dan sebagainya.
3)
4)
Pada wanita:
Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar dan bagian dalam.
b)
c)
2)
3)
c)
Bantu pasien melakukan posisi litotomi di tempat tidur atau meja
periksa untuk pengkajian genital eksternal.
d)
e)
Perawat harus dapt memeberi penjelasan kepada klien tentang
tujuan pengkajian sehingga klien dapat diajak bekerja sama dan tidak
merasa malu.
f)
Inspeksi
a)
Pertama tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola
pertumbuhan rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak
sama sekali.
b)
Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis.
c)
Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati
lubang uretra dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut,
benjolan, peradangan, dan rabas ( bila pasien malu, penis dapat dibuka oleh
pasien sendiri ). Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada
beberapa kelainan lubang uretra ada yang terletak di bawah batang penis
(hipospadia ) dan ada yang terletak di atas batang penis (epispadia )
d)
Inspeksi skotrum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus,
eksoriasi, atau nodular. Angkat skrotrum dan amati area di belakang skrotrum.
2)
Palpasi
a)
Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan ,
dan kemungkinan adanya cairan kental yang keluar.
b)
Palpasi stroktum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari
pertama. Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan
kelicinannya. Testis normalnya teraba elastis, licin, tidak ada benjolan atau
massa, dan berukuran sekitar 2-4 cm.
c)
Papasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang.
Normalnya epididimis teraba lunak.
d)
Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma
biasanya ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras
daripada epidedimis.
Pada Wanita
1. Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar
a)
Beri kesempatan kepada pasien untuk mengosongkan kandung kemih
sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk specimen laboratorium.
b)
Anjurkan pasien membuka celana, Bantu mengatur posisi litotomi, dan
selimuti bagian yang tidak diamati.
c)
Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan
jumlahnya, dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
d)
Amati kulit dan area pubi, perhatikan adana lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, dan ekskorasi.
e)
Buka labuia minora, klitoris, dan amati bagian dalam labia mayora, labia
minora,klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus,
rabas atau nodular.
2. Pengkajian alat kelamin bagian dalam
a)
Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril.
b)
Lumasi jari telunjuk Anda dengan air steril, masukkan ke dalam vagina,
dan identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat
untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila
sudah selesai.
c)
Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk ang sesuai dan lumasi
dengan air hangat terutama bila akan mengambil specimen.
d)
Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kea rah
perianal.
e)
Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan
speculum dengan sudut 45 dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang
satunya sehingga tida menjepit rambut pubis atau labia.
f)
Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari Anda, dan putar
speculum kea rah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi
bawah / posterior.
g)
Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap
membuka.
h)
Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan
amati ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks .
Normalnya bentuk serviks melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada
para membentuk celah.
i)
Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan
menggunakan aplikator dari kapas.
j)
Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik
keluar secara perlahan-lahan.
k)
Lakuakan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai
sarung tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian
memasukkan jari tersebut ke lobang vagina dengan penekanan ke arah
posterior, dan meraba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan
nodular.
l)
Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran,
konsistensi, regularitas, mobilitas, dan neri tekan. Normalnya serviks dapat
digerakkan tanpa terasa nteri.
m) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina
menghadap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan
c)
d)
e)
Labia minora lebih tipis dan salah satunya berukuran lebih besar
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m) Serviks: terwarna merah muda, halus, bulat, berada pada garis tengah
tanpa lesi
n)
o)
p)
Kulit parineal terdapat lesi/inflamasi membrane terlihat sangat merah
klitoris mengalami inflamasin (tumor)
q)
r)
s)
t)
Serviks;malposisi ke lateral ( dapat mengidentifikasi tumor), ada laserasi,
massa
u)
v)
w)
x)
y)
z)
aa) Testis: tidak nyeri tekan, lembut dan kenyal, bebas nodul.
bb) Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone)
cc) Kulit penis: lesi /ulkus
dd) Meatus: hypospadia/epispadia
ee) Gland penis: nyeri tekan, ulkus/lesi
ff) Pembesaran salah satu testis(karena kanker) ada benjolan keras terdapat
palpasi di bagian depan atau samping testis.
Inspeksi rectum :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Terdapat luka/inflamasi
h)
i)
j)
k)
Kesimpulan :
Dengan melakukan pemeriksaan genetalia klien dapat mendeteksi adanya
tanda/gajala penyakit menular seksal, sehingga dapat diatasi.Perawat
menyelesaikan pemeriksaan dengan mempalpasi nodus limfe inguinalis. Nodus
yang kecil, tidak nyeri tekan dan bergerak secara horisontal merupakan nodus
yang normal.Normalnya nordus tersebut tidak dapat dipalpasi. Adanya
abnormalitas dapat mengindikasikan infeksi lokal atau sistemik atau penyakit
metastatic.