Terapi Psikososial
Terapi Psikososial
Terapi Psikososial
Tinjauan Pustaka
Selain bermanfaat bagi pasien, terapi psikososial juga memiliki manfaat bagi
pendamping, adapun manfaatnya yaitu pendamping mampu menjadikan terapi psikososial
ini sebagai alat untuk memahami pasien sebagai makhluk individu yang memiliki eksistensi
dan memiliki fungsi dan peran dalam masyarakat6 (Makmun, 2003).
3.Support Group
National Alliance for the Mentally Ill ( NAMI ) dan organisasi serupa merupakan
kelompok pendukung untuk anggota keluargadan teman pasien yang sakit jiwa serta untuk
pasien itu sendiri. Sebagai sumber yang bermanfaat untuk merujuk anggota keluarga,
organisasi semacam ini menawarkan nasihat praktis dan anjuran emosi tentang cara
memperoleh perawatan dari sistem pelayanan kesehatan yang terkadang kompleks 7
(Kaplan & Saddock, 2010).
4. CBT
CBT menganggap bahwa pola pemikiran terbentuk melalui proses Stimulus-KognisiRespon (SKR), yang saling berkaitan membentuk semacam jaringan dalam otak. Proses
kognitif merupakan faktor penentu bagi pikiran, perasaan dan perbuatan (perilaku). Semua
kejadian yang dialami berlaku sebagai stimulus yang dapat dipersepsi secara positif
(rasional) maupun negatif (irrasional)8 (Sudiyanto, 2007).
CBT adalah bentuk psikoterapi yang menekankan pentingnya peran pikiran dalam
bagaimana kita merasa dan apa yang akan kita lakukan. CBT adalah psikoterapi
berdasarkan atas kognisi, asumsi, kepercayaan, dan perilaku, dengan tujuan mempengaruhi
emosi yang terganggu. CBT bertujuan membantu pasien untuk dapat merubah sistem
keyakinan yang negatif, irasional dan mengalami penyimpangan (distorsi) menjadi positif
dan rasional sehingga secara bertahap mempunyai reaksi somatik dan perilaku yang lebih
sehat dan normal (Hepple, 2004) .Dalam CBT, terapis berperan sebagai guru dan pasien
sebagai murid. Dalam hubungan ini diharapkan terapis dapat secara efektif mengajarkan
kepada pasien mekanisme SKR baru yang lebih positif dan rasional, menggantikan struktur
kognitif lama yang negatif, irasional dan mengalami distorsi7,8 (Sudiyanto, 2007)
5. Psikoedukasi
Terapi ini memberikan edukasi kepada pasien dan perhatian mereka terhadap
penyakitnya. Hal ini meningkatkan pengetahuan mereka tentang gejala dan terapi,
pelayanan yang tersedia dan rencana pemulihan. Sehingga mereka dapat memonitor tanda
peringatan relaps secara dini dan membuat rencana bagaimana merespon tanda ini serta
belajar untuk mencegah relaps. Informasi dan edukasi dapat diberikan melalui video,
pamflet, websites, atau diskusi dengan dokter.2,4,5
6. Terapi Kelompok
Terapi kelompok pada pasien gangguan jiwa biasanya memusatkan pada rencana,
masalah, dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara
perilaku, terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau suportif. Terapi kelompok efektif
dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes
realitas bagi pasien7(Kaplan & Saddock, 2010). Terapi kelompok ini mencakup dari yang
usaha yang menekankan pada dukungan dan peningkatan terhadap kemampuan sosial,
penyembuhan spesifik yang bersifat simtomatis, hingga pada konflik intrapsikis yang belum
terpecahkan. Jika dibandingkan dengan terapi individual, dua kekuatan utama dari terapi
kelompok ini adalah kesempatan untuk mendapatkan umpan balik dengan segera dari
teman sebaya pasien dan kesempatan bagi masing-masing pasien dan ahli terapi untuk
mengobservasi respon psikologis, emosional, dan perilaku pasien terhadap orang-orang
yang memperoleh transferensi yang bervariasi. Baik persoalan individu dan interpersonal
dapat diselesaikan dengan psikoterapi kelompok (Kaplan & Saddock, 2010)
Terlalu banyak peserta maka tujuan terapi akan sulit tercapai karena akan terlalu
ramai dan kurang perhatian terapis pada pasien. Bila terlalu sedikitpun, terapi akan terasa
sepi interaksi dan tujuanya sulit tercapai.
Kelebihan dari cara ini adalah bisa diterapkan dalam kondisi apa pun. Disamping itu,
juga melatih seseorang untuk sedikit demi sedikit memunculkan pemikiran-pemikiran
kreatifnya sehingga tidak mudah menyerah dengan keadaan. Di sini, berbagai ide sangat
dihargai dan pasti didengarkan terutama ketika perasaan sebagai satu saudara sudah
didapat. Orang yang memiliki tipe introvert akan terpancing untuk mencurahkan dan
mengeluarkan pendapatnya dalam diskusi kelompok.2
7. Kelompok Menolong Diri Sendiri (self-help group)
Kelompok menolong diri sendiri adalah orang yang ingin mengatasi masalah atau
krisis kehidupan tertentu. Biasanya disusun dengan tugas tertentu, kelompok tersebut tidak
berusaha untuk menggali psikodinamika individu secara sangat mendalam atau untuk
mengubah fungsi kepribadian secara bermakna. Tetapi kelompok menolong diri sendiri telah
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan emosional banyak orang.
Suatu karakteristik yang membedakan kelompok menolong diri sendiri adalah
homogenitasnya. Anggota staf menderita gangguan yang sama, dan mereka berbagi
pengalaman mereka, baik dan buruk, berhasil dan tidak berhasil, satu sama lainnya.
Dengan melakukan hal tersebut, mereka saling mendidik satu sama lainnya, memberikan
kecemasan dan ketegangan timbul. Fase tersebut diikuti oleh suatu fase dimana
mekanisme memecahkan masalah digerakkan. Mekanisme tersebut mungkin berhasil,
tergantung pada apakah adaptif atau maladaptif.
Pasien selama periode kekacauan adalah reseptif terhadap bantuan minimal dan
mendapatkan hasil yang berarti. Dengan demikian semua jenis bantuan telah dianjurkan
untuk tujuan tersebut. Beberapa adalah terbuka yang lainnya membatasi waktu yang
tersedia atau jumlah sesion.2
Teori krisis membantu kita mengerti orang normal yang sehat yang berada dalam
krisis dan mengembangkan alat terapetik yang ditujukan untuk mencegah kesulitan
psikologis di masa depan.
Intervensi krisis ditawarkan kepada orang yang tidak mampu atau terganggu secara
parah oleh suatu krisis.
mengajari pasien bagaimana menghindari situasi yang membahayakan yang kemungkinn
menimbulkan krisis di masa depan; dan mengakhiri intervensi dengan segera setelah buktibukti menyatakan bahwa krisis telah terpecahkan dan pasien jelas mengerti semua langkah
yang menyebabkan perkembangan dan pemecahan krisis.2
9. Konseling
Berbicara dengan seseorang adalah salah satu penatalaksanaan gangguan jiwa
yang terpenting. Dokter tempat pasien berkonsultasi akan memberi dukungan selama dan
setelah gangguan jiwa muncul
10. Terapi Psikomotor
Terapi psikomotorik ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan gerakan tubuh
sebagai salah satu cara untuk melakukan analisa berbagai gejala yang mendasari suatu
bentuk gangguan jiwa dan sekaligus sebagai terapi. Analisa yang diperoleh dapat dipakai
sebagai bahan diskusi dinamika dari perilaku serta responnya dalam perubahan perilaku
dengan tujuan mendapatkan perilaku yang paling sesuai dengan dirinya.
kegiatan reakresi yang telah dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang dan yang buruk
dihilangkan.