Dasar Teori Salmonella Pada Makanan
Dasar Teori Salmonella Pada Makanan
Dasar Teori Salmonella Pada Makanan
1 Morfologi Salmonella
Salmonella merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang fakultatif. Genus
Salmonella dinamai oleh seorang ahli patologi hewan Amerika yang bernama Daniel Elmer
Salmon, namun Theobald Smith adalah penemu sebenarnya dari jenis bakteri ( Salmonella
enterica var. choleraesuis) pada 1885,yang menyebabkan penyakit enterik pada babi(Pratiwi,
2011).
permukaan sel), kecuali pada jenis Salmonella gallinarum dan Salmonella pullorum.
6. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak pernah
memfermentasikan laktosa atau sukrosa.
7. Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan manosa.
8. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau brilian, natrium
tetrationat,natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik lain, oleh karena itu
senyawa senyawa tersebut berguna untuk inklusi isolate salmonella dari feses pada
medium.
9. Struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus), sitoplasma, dan dinding sel.
Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka memiliki struktur kimia yang
berbeda dengan bakteri Gram positif.
Menurut Jawetz et al (dalam Bonang,1982) mengemukakan bahwa dinding sel
bakteri gram negatif mengandung 3 polimer senyawa mukokompleks yang terletak diluar
lapisan peptidoglikan (murein). Ketiga polimer ini terdiri dari :
1. Lipoprotein adalah senyawa protein yang mempunyai fungsi menghubungkan antara
selaput luar dengan lapisan peptidoglikan.
2. Selaput luar adalah selaput ganda yang mengandung senyawa fosfolipid dan sebagian
besar dari senyawa fosfolipid ini terikat oleh molekul-molekul lipopolisakarida pada
lapisan atasnya (Pratiwi, 2011).
2.2 Klasifikasi Salmonella
2.
Salmonellanon-tifoid
yaitu
Salmonelladublin
(sapi),Salmonella
cholera
suis
berbagai uji yang mencakup uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji
mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan
simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau
indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji kuantitatif
untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, dan uji kualitatif bakteri patogen
untuk menentukan tingkat keamanannya, serta uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat
sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).
Dalam hal ini, metode analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya
bakteri Salmonella adalah metode analisa secara kualitatifyakni bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya suatu bakteri Salmonella dalam suatu makanan (Sugianto, 2012).
a.
metode analisa secara kualitatif. Pada metode analisa kualitatif ini memiliki tahapan tahapan
tertentu dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme dalam
makanan(Sugianto, 2012).
Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri (Salmonella) pada metode ini
adalah untuk mengetahui mutu ataupun kualitas dari suatu produk berdasarkan kemasan atau
sifat mikrobiologinya. Pengujian mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu
kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan. (Sugianto, 2012).
Prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA
PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi adanya Salmonella (Sugianto,
2012) :
1.
Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 371C selama
18+2jam.
2.
Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1 C selama 24 3
jam dalam RVS cair dan 371 C selama 243 jam MKTTn cair.
3.
Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama diinkubasi
pada 371 C selama 243 jam dan dengan media yang digunakan.
4.
Uji Salmonella
Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya
Salmonella dalam